Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul KALIMAT
EFEKTIF EFISIEN dan KALIMAT EFISIEN EFEKTIF. Makalah ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas seminar. Pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah PKN
2. Rekan rekan mahasiswa Stikes Maharani Malang, serta keluarga yang telah
mendukung dan memberikan support untuk kami dalam membuat makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan
bagi pembaca umumnya. Akhirnya kepada Allah swt jugalah semuanya kita
kembalikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah
tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki
struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak
dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut
kalimat yang fragmentaris. Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar
pemabaca dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa
dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.
1. Kesatuan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan kesatuan pikiran yang mengandung
satu pokok pikiran. Laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang
lain yang tidak mempunyai hubungan. Adanya kesatuan pikiran berarti adanya
hubungan timbal balik antar unsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini
minimal terbentuk dalam subjek dan predikat.
2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya
ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:
a. Kesejajaran Bentuk
Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata
yang lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda. Jika kata kerja,
juga kata kerja, jika frase juga frase, begitu seterusnya. Misalnya :
(1.) Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan
berbahaya.
Dalam kalimat (1.) di atas, gagasan yang sama yaitu mengerikan dan
berbahaya, maka kata-kata tersebut harus dibuat sama atau paralel sehingga
kalimat (1.) menjadi : (1a) Demam berdarah adalah salah satu penyakit yang
paling mengerikan dan membahayakan.
b. Kesejajaran Makna
Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antar satuan dalam
kalimat. Misalnya : (2.) Selain pelajar SLTA, panitia juga memberikan
kesempatan kepada mahasiswa. Kata kepada mengandung pengertian kepada
pelajar SLTA dan kepada mahasiswa. Kalimat (2.) seharusnya : (2a) Selain kepada
pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa.
c. Kesejajaran Rincian
Kalimat yang mengandung rincian, rincian-rincian tersebut harus sejajar.
Misalnya : (3.) Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan,
kenaikan harga minyak, dan permintaan yang meningkat.
Rincian-rincian keterbatasan pasokan, kenaikan harga minyak, dan permintaan
yang meningkat haruslah sejajar sehingga rincian permintaan yang meningkat
harusnya menjadi peningkatan permintaan. Kalimat (3.) yang benar adalah:
(3a) Mahalnya harga sembako karena pengaruh keterbatasan pasokan, kenaikan
harga minyak, dan peningkatan permintaan.
3. Penekanan
Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kata atau kalimat dengan
maksud menonjolkan atau mementingkan gagasan pada kata atau kalimat yang
mendapat tekanan tadi. Misalnya : (4.) Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh
tanggung jawab. (5.) Ilmu agama harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.
Kalimat (4.) mementingkan gagasan amalkan, sedangkan kalimat (5.) mementingkan
gagasan penuh tanggung jawab.
4. Kehematan
Kehematan berarti menghemat kata-kata yang dianggap tidak perlu dalam
kalimat. Misalnya : (6.) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui inspektur
upacara memasuki lapangan. (7.) Mereka turun ke bawah melalui tangga darurat.
Kalimat (6.) dan (7.) dapat dihemat tanpa mempengaruhi makna menjadi : (6a)
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui inspektur upacara memasuki lapangan.
(7a) Mereka turun melalui tangga darurat.
5. Kevariasian
Sebuah bacaan atau tulisan yang baik merupakan suatu komposisi yang dapat
memikat dan mengikat pembaca untuk terus membacanya sampai selesai. Kevariasian
kalimat dapat membuat pembaca merasa tidak jenuh dalam membacanya. Kevariasian
dapat berwujud penempatan subjek, predikat, dan objek yang berbeda-beda, adanya
kalimat yang pendek dan panjang, dan adanya jenis kalimat yang berbeda-beda
(kalimat berita, tanya,dan seru atau kalimat langsung dan tidak langsung).
1.5 Kesimpulan
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat lengkap dan bukan
fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa
Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat
yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang
fragmentaris.
1.6 Saran
Menurut pandangan dari saya bahwa dalam menulis harus memperhatikan tanda baca
agar pemabaca dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak
bisa dipahami pembaca mengakibatkan tulisan seorang penulis tidak komunikatif.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 2001. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
Arifin, Zaenal. 1989. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa
Marini, Eko. 2008. Penggunaan Bahasa Efektif dan Efisien dalam Solopos. 14 Februari
2008. Surakarta
Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
Setiyanto, Edi. 2006. Berbahasa Pakai Nalar dalam Intisari. Edisi 512, Maret 2006. Jakarta