OLEH :
ANGGRAINI DWI CAHYANTI
Latar Belakang
Prevalensi
Tujuan
Di Indonesia, prevalensi kejadian
pneumonia pada tahun 2013 sebesar Tujuan Umum
4,5%. Selain itu, pneumonia
merupakan salah satu dari 10 besar
penyakit rawat inap di rumah sakit, Tujuan Khusus
dengan proporsi kasus 53,95% laki-
laki dan 46,05% perempuan. Manfaat
Pneumonia memiliki tingkat crude
fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu
7,6%. Berdasarkan data Riset Bagi Penulis
Kesehatan Dasar, prevalensi
pneumonia pada usia lanjut
Bagi Pendidikan
mencapai 15,5% (Kementerian
Kesehatan RI, 2013).
Bagi Rumah Sakit
Definisi
Kerangka E:\kti\Kerangka
Operasional.docx
Operasional
Pembahasan
Pengkajian
Kasus Identitas
Proses keperawatan yang dilakukan Klien
pada tanggal 25 Oktober 2016 di Identitas klien Tn. S yang berumur lima
Ruang 27 RSU dr. Saiful Anwar puluh empat tahun, berjenis kelamin
Malang. laki-laki, alamat rumah Dusun
Kampung Baru 04 / 01 Kepung Kota
Kediri, masuk rumah sakit pada tanggal
21 Oktober 2016 dengan diagnose
Pneumonia.
Saat Pengkajian klien mengatakan sesak dan
Keluhan Utama
batuk berdahak tetapi dahak sulit dikeluarkan.
Pada ekstremitas atas kiri terpasang infus NS 20 tetes per menit,. Ekstremitas bawah
bebas bergerak, capillary revile kanan dan kiri kurang dari 3 detik. Kekuatan otot
untuk ekstremitas atas 4/4 (dapat menahan tahanan minimal), ekstremitas bawah
2/2 (melawan gravitasi dengan topangan).
2. pneumonia yang dialami klien saat ini dapat menyebabkan oedema ruang kepiler
alveoli sehingga menyebabkan penurunan difusi oksigen. Hal ini dapat dibuktikan
dengan klien mengatakan sesak nafas dan batuk. Data objektifnya yaitu suara nafas
rhonki: ada, wheezing: ada, batuk: ada, secret: ada, sianosis: ada, program
nabulazer: ada 3xsehari, terpasang rebreathing mask dengan aliran 5 l/menit,
pemerikaaan tanda - tanda vital: Nadi 119x/m, tekanan darah: 130/70mmhg,
pernapasan: 25x/m, S: 36,5 C, pemeriksaan analisa gas darah menunjukan PH:
7,42, PCO2: 40,7mmhg, PO2: 139,5mmhg, HCO3: 26,8mmol/L.
3. penumpukan fibrin, eksudat dan leukosit
menyebabkan peningkatan penggunaan energy
karena metabolisme meningkat, sehingga masalah
yang muncul adalah intoleransi aktifitas. Hal ini
dapat dibuktikan dengan klien mengatakan bahwa
semua aktifitas dan ADLnya dibantu oleh keluarga.
Data objektifnya yaitu kekuatan otot ekstremitas atas
4/4, ektremitas bawah 2/2, sianosis: ada, klien
tampak keletihan, keadaan umum lemah,
pemerikaaan tanda - tanda vital: Nadi 119x/m,
tekanan darah: 130/70mmhg, pernapasan: 25x/m, S:
36,5 C.
Diagnosa Keperawatan