Hari : Senin
Tanggal : 8 Mei 2017
Jam : 08.00
A. Keluhan utama
Nyeri dada
B. Diagnosa Medis
Akut Miokard infark Anterior
C. Diagnosis keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya suplai O2 koroner
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : klien mengatakan nyeri dada sebelah kanan
P: Nyeri bertambah bila beraktivitas
Q : Nyeri seperti diremas-remas
R: Nyeri pada dada kanan
S: Skala Nyeri 3
T: Nyeri hilang timbul
DO : - TD : 130/80, Nadi 96x/mnt, RR 28x/mnt
- Hasil EKG : ST elevasi di V1-V3
E. Dasar pemikiran
AMI merupakan salah satu sindrom koroner akut. Gejala subyektif
seperti nyeri dada kiri timbul karena jaringan otot jantung kekurangan
oksigen karena adanya infark, sehingga terjadi metabolisme anaerob dan
menimbulkan produksi asam laktat. Asam laktat tersebutlah yang
1
menimbulkan nyeri. Pada AMI terdapat penurunan aliran darah dan
penggunaan oksigen. Jika iskemia hanya berakhir beberapa menit, tidak
terdapat efek pada otot jantung. Iskemia yang lama mengakibatkan
nekrosis jaringan jantung. Masalah pada jantung mungkin menyebabkan
jantung untuk berdenyut terlalu cepat atau terlalu perlahan. Sehingga
dibutuhkan terapi oksigen dalam jumlah cukup untuk mencukupi tubuh.
F. Prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
PROSEDUR
Alat :
1) Tabung oksigen beserta isinya
2) Regulator dan flow meter
3) Nasal kanul
Pasien :
1) Pasien diberikan penjelasan tindakan yang akan dilakukan
2) Pasien ditempatkan pada posisi yang sesuai
Perawat :
1) Amati tanda – tanda vital sebelum selama dan sesudah pemberian
2) Jauhkan hal – hal yang dapat membahayakan, misalnya : api yang
menimbulkan kebakaran
3) Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas yang ada
pada botol
4) Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering bila
tidak dipakai
2
5) Nasal kanul atau masker harus dibersihkan, di desinfeksi dan disimpan
kering
6) Pemberian oksigen harus hati – hati terutama pada penderita penyakit
paru konis karena pemberian oksigen yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan hipoventilasi, hypercarbia diikuti penurunan kesadaran
7) Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1 – 2 liter/menit,
kemudian dinaikkan pelan – pelan sesuai kebutuhan
Cara kerja
1) Mengucapkan salam
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Tabung oksigen dibuka dan diperiksa isinya
4) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
5) Hubungkan nasal kanul dengan selang oksigen ke botol pelembab
6) Pasang ke pasien
7) Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
8) Pasien dirapikan kembali
9) Peralatan dibersihkan
10) Mencuci tangan
11) Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan
G. Analisis Tindakan
Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu
dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan
cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan
mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke
dalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan nasal
kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relatif
nyaman, mudah digunakan cocok, untuk segala umur, cocok untuk
3
pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam
mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu
klien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan.
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensupport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2.
Dengan mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan
masalah gangguan pemenuhan oksigen di miokard dapat teratasi. Faktor
yang menentukan oksigenasi jaringan termasuk konsentrasi oksigen
alveolar, difusi gas (oksigen) pada membran alveokapilar, jumlah dan
kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin, dan curah jantung.
Pemberian oksigen merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam
diagnosa nyeri akut yaitu mengurangi faktor predisposisi dengan pemberian
tindakan yang nyaman.Dengan pemberian oksigen diharapkan akan
menurunkan tingkat nyeri dada pada klien AMI.
4
mukosa dan membantu untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan
klien.
O : skala nyeri 0
P : intervensi stop
K. Evaluasi Diri
Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon pasien terhadap terapi oksigenasi.
L. Daftar Pustaka
Docterman et all. (2016). Nursing Intervention Classifications (NIC). Edisi
keenam. Elsevier Singapore Pte Ltd Academic
Gallo & Hudak, (2007). Keperawatan Kritis, edisi VI. Jakarta : EGC
Maas et all. (2016). Nursing Out Comes (NOC). Edisi Kelima. Elsevier
Singapore Pte Ltd Academic
5
Nanda International (2012). Diagnosis Keperawatan: definisi &
Klasifikasi. 2015-2017. Edisi 10. Jakarta : EGC
Noer Staffoeloh et all, (2012). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Mengetahui
Mahasiswa Pratikan Pembimbing Klinik/CI