Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN ASTRUP / ANALISA GAS DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


62 -KM/DIR-PS/III-2005 1 1.2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Medik
Prosedur Tetap Plt

5 Maret 2005 dr. Murti W. Wirawan, M. Kes


Direktur Utama

Pengertian Adalah suatu pemeriksaan analisa gas darah yang diambil dari darah arteri perifer.

Tujuan Mengetahui keadaan oksigenisasi, ventilasi dan status asam – basa pasien.
Kebijakan INDIKASI :

 Evaluasi ventilasi (PaCO2), asam – basa (pH) dan oksigenasi (PaO2, SaO2).
 Evaluasi respons pengobatan, misal terapi oksigen, ventilasi mekanik.
 Evaluasi berat dan perjalanan penyakit.
 Evaluasi pra bedah pasien yang diduga ada gangguan faal paru.
KONTRA INDIKASI :

1. Tusukan di tempat atau distal dari surgical shunt (seperti pada pasien dialisis)
2. Infeksi atau penyakit vaskuler perifer.
3. Koagulopati atau pada pasien dengan pengobatan antikoagulan dosis tinggi.

KOMPLIKASI :

 Hematom
 Arteriopasme
 Emboli udara atau bekuan darah
 Reaksi anafilaksis
 Perdarahan
 Infeksi

PEMERIKSAAN ASTRUP / ANALISA GAS DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


62 -KM/DIR-PS/III-2005 1 2.2
Prosedur PERSIAPAN :

I. Pasien :

Penjelasan tentang tindakan yang akan dikerjakan

II. Alat :

1. Semprit 2 – 3 cc
2. Heparin 0,1 cc
3. Kapas alkohol

CARA KERJA :

1. Daerah yang akan diambil darahnya diusap dengan kapas alkohol (misal radial,
brankial, femoral atau dorsalis pedis).
2. Arteri yang akan dipunksi difiksasi dengan ibu jari atau jari telunjuk, lalu lakukan
tusukan pada arteri tersebut. Bila tepat mengenai arteri darah akan naik dengan
sendirinya ke dalam
Semprit dan terlihat pulsasi.
3. Ambil darah secukupnya.
4. Tekan bebas tusukan beberapa saat.
5. Keluarkan udara yang mungkin ada di dalam semprit, tutup ujung jarum dengan
gabus atau karet, lalu segera kirim ke laboratorium.
6. Bila jarak ke laboratorium jauh, bahan dimasukkan ke dalam termos es.

Unit terkait
Unit terkait

PUNKSI PLEURA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


64 -KM/DIR-PS/III-2005 1 1.2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Medik
Prosedur Tetap Plt

5 Maret 2005 dr. Murti W. Wirawan, M. Kes


Direktur Utama
Pengertian Punksi pleura adalah suatu tindakan baik diagnostik maupun terapeutik dengan cara
memasukkan jarum ke rongga pleura.

Tujuan Mengeluarkan cairan dari rongga pleura.

Kebijakan INDIKASI :
Diagnostik :
 Untuk mengetahui proses infeksi atau proses lain yang menyebabkan terjadinya efusi
pleura.
 Kemungkinan adanya proses keganasan.
Terapi : Mengurangi sesak napas pada efusi pleura.
KONTRA INDIKASI :
Relatif : Gangguan pembekuan darah.
Mutlak : -
KOMPLIKASI :
 Pneumotoraks
 Perdarahan
 Syok neurogenik
 Infeksi

Prosedur PERSIAPAN :
I. Pasien
1. Penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Ijin tindakan dari pasien atau keluarga.
3. Foto Toraks PA / lateral.
II. Alat
1. Meja steril berisi :

PUNKSI PLEURA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


64 -KM/DIR-PS/III-2005 1 2.2
 Sarung tangan 1 – 2 pasang
 Pinset
 Kain kasa
2. Blood set 1 buah
3. Abocath no.14 1 buah
4. Semprit 5 cc, 1 – 2 buah
5. Lidocain 2 % untuk anestesi
6. Betadine / alkohol untuk disinfektan
7. Plester / gunting
8. Pot plastik untuk tempat cairan pleura untuk bahan pemeriksaan laboratorium
9. Cairan rivalta untuk uji rivalta
10. Botol berisi NaCl + Betadine untuk tempat penampungan cairan pleura
11. Alat / obat – obat emergency
CARA KERJA :
1. Atur posisi pasien sesuai lokasi yang akan dilakukan tindakan (sebaiknya posisi pasien
duduk).
2. Lakukan tindakan disinfeksi pada daerah yang akan dilakukan punksi pleura dengan
betadine lalu alkohol 70%.
3. Lakukan anestesi dengan lidocain 2 % pada lokasi tindakan di sela iga dan di atas iga
bawah sampai pleura parietal.
4. Lakukan punksi percobaan dengan melakukan pengisapan cairan pleura dengan semprit
anestesi tersebut.
5. Setelah yakin cairan pleura ke luar, semprit dicabut.
6. Masukkan abocath No. 14 pada bekas tusukan tadi lalu hubungkan dengan blood set.
7. Cairan pleura dialirkan ke dalam botol berisi NaCl + betadine.
8. Cairan pleura untuk bahan pemeriksaan di tampung dalam pot plastik
9. Bila cairan pleura tidak keluar lagi atau pasien mengeluh sesak napas atau batuk – batuk
jarum dicabut (pengeluaran cairan maksimal 1500 cc)
10. Tutup bekas tusukan dengan kasa steril yang telah diberi betadine lalu fiksasi dengan
plester.
11. Istirahatkan pasien  15 menit, kalau tidak ada keluhan dipulangkan
12. Bahan pemeriksaan diberi label lalu dikirim ke laboratorium.

Unit terkait

BIOPSI PLEURA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
65 -KM/DIR-PS/III-2005 1 1.2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Medik
Prosedur Tetap Plt

5 Maret 2005 dr. Murti W. Wirawan, M. Kes


Direktur Utama

Pengertian Biopsi pleura adalah suatu tindak lanjut dari punksi pleura yaitu pengambilan jaringan pleura
parietal untuk bahan pemeriksaan dengan menggunakan alat biopsi pleura.
Macam – macam alat biopsi pleura :
 Cope
 Abram
 Veem Silverman

Tujuan Mengambil bahan pemeriksaan sitopatologi dari pleura

Kebijakan INDIKASI :
Diagnostik :
Pada pasien efusi pleura dengan cairan hemoragik dan pasien yang dicurigai tumor di
pleura
 Mengetahui adanya proses keganasan
 Mengetahui proses infeksi atau peradangan
Terapi : -
KONTRA INDIKASI :
Relatif :
 Gangguan pembekuan darah
 Keadaan umum pasien buruk
Mutlak : -
KOMPLIKASI :
 Pneumotoraks
 Perdarahan
 Syok neurogenik
 Infeksi
BIOPSI PLEURA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


65 -KM/DIR-PS/III-2005 1 2.2

Prosedur PERSIAPAN :
I. Pasien
1. Penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Ijin tindakan dari pasien atau keluarga
3. Foto toraks PA & lateral
II. Alat
Persiapan alat sama dengan punksi pleura ditambah dengan :
1. Alat biopsi
2. Pisau
3. botol steril berisi formalin untuk tempat jaringan pleura.
CARA KERJA :
1. Prosedur tindakan sama dengan punksi pleura
2. Setelah dibuktikan adanya cairan pleura dengan punksi percobaan, semprit dijabut dan
dibekas tempat punksi percobaan tadi dilakukan biopsi pleura dengan jarum biopsi.
3. Jaringan untuk bahan pemeriksaan dimasukkan ke dalam botol berisi formalin, diberi
label lalu dikirim ke laboratorium.
4. Bila cairan pleura masih banyak maka cairan pleura dialirkan ke dalam botol yang berisi
NaCl + Betadine dengan menggunakan abocath no.14 dan blood set (seperti pada punksi
pleura)
5. Setelah selesai bekas tusukan ditutup dengan kasa yang telah diberi betadine.
6. Pasien diistirahatkan  15 menit, bila tidak ada keluhan dapat dipulangkan.
Unit terkait

WATER SEALED DRAINAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


66 -KM/DIR-PS/III-2005 1 1.3

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Medik
Prosedur Tetap Plt

5 Maret 2005 dr. Murti W. Wirawan, M. Kes


Direktur Utama

Pengertian Adalah suatu tindakan terapeutik untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura.

Tujuan  Mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura


 Memasukkan obat ke dalam rongga pleura
Kebijakan INDIKASI :
Terapi :
 Mengeluarkan cairan dari rongga pleura pada
a. Efusi pleura masif
b. Empiema
c. Hematotoraks
 Mengeluarkan udara dari rongga pleura pada pneumotoraks
 Memasukkan obat ke dalam rongga pleura untuk pleurodesis pada.
a. Pneumotoraks berulang
b. Efusi pleura karena keganasan
KONTRA INDIKASI :
Relatif / Mutlak : -
KOMPLIKASI :
 Perdarahan
 Syok neurogenik
 Infeksi pasca tindakan
 Emfisema subkutis
MACAM – MACAM WSD
1. WSD dengan venocath

WATER SEALED DRAINAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


66 -KM/DIR-PS/III-2005 1 2.3

2. WSD mini
3. WSD besar
Catatan :
WSD dengan venocath digunakan dalam keadaan emergency pada pneumotoraks dan efusi pleura
masif. Bila dalam 24 jam paru tidak mengembang atau venocath terlipat maka harus diganti
dengan WSD mini atau WSD besar.
Prosedur PERSIAPAN :
I. Pasien
1. Penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Ijin tindakan dari pasien/ keluarga
3. Foto toraks PA / lateral
II. Alat
1. a. Venocath no. 14 + blood set
b. Cystofix atau kateter lain yang tidak mudah terlipat
c. Trocard + kateter sesuai ukuran trocard
2. Sarung tangan 1 – 2 buah
3. Untuk WSD mini / WSD besar meja steril berisi :
a. pinset anatomis dan pinset bedah
b. pisau
c. klem arteri tumpul
d. jarum jahit
e. benang
f. kain kasa
4. Semprit 5 cc, 1 – 2 buah
5. Injeksi Lidocain 2 % untuk anestesi
6. Betadine dan alkohol untuk desinfektan
7. Plester dan gunting
8. Botol WSD

WATER SEALED DRAINAGE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


66 -KM/DIR-PS/III-2005 1 3.3
CARA KERJA :
A. WSD dengan venocath
a. Prosedur tindakan sama seperti pada punksi pleura
b. Venocard dihubungkan dengan blood set lalu ujung blood set dimasukkan ke dalam
botol WSD
c. Klem blood set dibuka, perhatikan undulasi pada blood set, lalu venocath difiksasi
dengan kasa dan plester.

B. WSD mini.

a. Pasien dalam posisi duduk dengan bagian yang sakit menghadap ke arah dokter, tangan
sisi paru yang sakit diangkat ke atas kepala.
b. Lakukan disinfeksi dengan betadine lalu alkohol 70 %
c. Lakukan anestesi lokal dengan lidocain di daerah yang akan dipasang WSD (kira – kira
sela iga 5 – 6 pada linea aksilaris posterior) dari kutis subkutis sampai pleura parietalis.
d. Lakukan punksi percobaan dengan semprit anestesi tersebut lalu semprit dicabut.
e. Lakukan sayatan kulit memanjang sejajar iga lalu buka secara tumpul sampai ke pleura.
f. Masukan cystofix sampai menembus masuk ke rongga pleura, selongsong kateter dan
“maindrain” dikeluarkan.
g. Hubungkan kateter dengan botol WSD
h. Fiksasi kateter dengan jahitan “tobbac sac”, lalu tutup kasa steril.
i. Pasien diistirahatkan sebentar lalu dibawa ke ruangan rawat.
C. WSD Besar
Tindakan a s/d e sama seperti di atas.
a. Masukkan trocard menembus pleura sampai di rongga pleura
b. Maindrain trocard ditarik lalu dimasukkan kateter sampai ke rongga pleura
c. Trocard ditarik, hubungkan kateter dengan botol WSD, perhatikan undulasi.
d. Fiksasi kateter dengan jahitan tabbac sac, lalu tutup dengan kasa steril
e. Pasien diistirahatkan sebentar lalu dibawa ke ruang rawat.

Unit terkait

BIOPSI TRANS TORAKAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
67 -KM/DIR-PS/III-2005 1 1.3

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Medik
Prosedur Tetap Plt

5 Maret 2005 dr. Murti W. Wirawan, M. Kes


Direktur Utama

Pengertian Biopsi jarum halus terhadap lesi paru secara transtorakal.

Tujuan Menegakkan diagnostik sitopatologi terhadap lesi / massa di paru dengan cara biopsi

Kebijakan INDIKASI :
1. lesi padat di paru
2. lesi pada mediatinum
KONTRA INDIKASI :
Mutlak :
- lesi yang terletak pada hilus
Relatif :
- lesi yang lebih kecil dari 0,8 cm
- hipertensi pulmoner
- fistula arteriovena paru
- kista pulmoner
- kelainan faktor pembekuan
- emfisema paru lanjut
KOMPLIKASI :
- Pneumotoraks
- Batuk darah
- Syok neurogenik
- Piotoraks
- Implantasi sel ganas
BIOPSI TRANS TORAKAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


67 -KM/DIR-PS/III-2005 1 2.3
Prosedur PERSIAPAN :
I. Pasien
 Persetujuan tindakan dan risiko tindakan
 Penerangan prosedur tindakan
 Pemeriksaan faktor pembekuan darah
II. Alat
 Foto toraks kalau dapat yang biplane
 Semprit 5 cc, 10 cc, 20 cc
 Jarum lumbal ukuran 25 dan 23 panjang 120 mm
 Doek lubang steril
 Anestesi lokal procain 1 %
 Gelas objek dan larutan fiksasi (alkohol 96%)
CARA KERJA :
1. Prosedur tindakan dilakukan di ruang radiologi
2. Baringkan penderita sesuai dengan rencana “approach” tindakan.
3. Desinfeksi dan tutup dengan doek lubang steril
4. Anestesi lokal dengan procain 1 % secukupnya pada dinding toraks terdekat denga lesi.
5. Insersi jarum lumbal no. 25 / 23 dan arahkan dengan tuntunan sinar X sampai target yang
tepat, lepas mandrin, maju mundurkan 2 – 3 cm, cabut dan semprotkan hasil pada
beberapa gelas obyek, ulang prosedur sampai hasil memuaskan.
6. Insersi jarum lumbal 23 dan arahkan dengan tuntunan sinar X sampai target yang tepat,
lepas mandrin, pasang semprit 20 cc, aspirasi sambil maju mundurkan 2 – 3 cm, cabut
dan hasil semprotkan pada gelas obyek, ulang prosedur sampai hasil memuaskan.
7. Awasi perdarahan dan pneumotoraks dengan monitor sinar X
Catatan :
Biopsi transtorakal dapat juga dikerjakan dengan tuntunan USG dan CT Scann
A. Dengan tuntunan USG
1. Persiapkan pasien dan alat sama dengan di atas.
2. Tindakan dilakukan di ruang USG
3. Posisi pasien berbaring, lalu lakukan pemeriksaan USG dengan “probe” khusus TTB
untuk menentukan lokasi dan kedalaman lesi, diberi tanda pada kulit lokasi lesi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai