KELOMPOK 3
ELYA NINGSIH SIREGAR
IMELDA SINAGA (00318024)
RISDAYANTI SIREGAR (00318023)
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................
II.1 DEFENISI HIPERTTENSI..........................................................................................
II.2 KLASIFIKASI...........................................................................................................
II.3 ETIOLOGI..................................................................................................................
II.4 PATOFISIOLOGI.......................................................................................................
II.5 TANDA DAN GEJALA.................................................................................................
II.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................................
II.7 PENATALAKSANAAN..............................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN..........................................................................................
BAB IV PELAKSANAAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianya
penulis dapat menyelesaikan kegiatan yang berjudul “Therapy Senam Hipertensi Pada Lansia RW 2, RT 1,2, dan
3, Kelurahan Tanjung Riau, Sekupang, Kota Batam Tahun 2020”
Penulisan tugas ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar Ners Pada
Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Kota Batam.
Penulis sangat menyadari ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam melakukaan kegiatan
ssenam hipertensi pada lansia yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga tugas ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
Tanjung Riau adalah satu nama tempat permukimannya masyarakat yang berada di
wilayah Kecamatan Sekupang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Kelurahan tanjung Riau
terbentuk antara tahun 1819-1913, dimana pada saat itu masih berdiri kerajaan Lingga-Riau
atau Riau-Lingga, dan terjadi perpindahan besar-besaran orang Melayu ke Batam dan
mereka membuka perkampungan dibeberapa tempat yang salah satunya dikenal dengan nama
Tanjung Riau.
1.1.2 Geografi
Secara umum Kelurahan Tanjung Riau adalah suatu kelurahan yang berada di daerah
lingkungan Kecematan Sekupang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dengan luas wilayah
36.123 km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sagulung
b. Sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Uncang
c. Sebelah utara berbatasan dengan Batu Aji
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tiban Indah.
Iklim di kelurahan tanjung uma sama seperti iklim di kota Batam pada umunya yaitu
beriklim tropis dengan temperatur udara (suhu) minimal 20,2 0C dan suhu maksimal 33,40C.
Selanjutnya Kelurahan Tanjung Riau mempunyai kelembaban udara minimal 46-59% dengan
kelembaban udara maksimum 98-100% dan rata-rata yang cukup tinggi berkisaran 80-86%.
Kecepatan angina maksimal 15-24 knot dengan rata-rata kecepatan 3-7 knot sementara
jumlah hari hujan berkisaran antara 210 hari dengan curah hujan perbulanya 206,0 mm
dengan total 2471,4 mm.
1.1.3 Lokasi Tanjung Riau
Tanjung
Riau
II.2 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
II.3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan
pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun
4. 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
5. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
6. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
7. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
II.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan
gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
II.4 Tanda dan Gejala
Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
Epistaksis
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
IVP
II.6 Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Diet
b. Latihan Fisik
c. Edukasi Psikologis
d . Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
e. Therapy farmakologi
BAB III. METODE PELAKSANAAN
Bentuk kegiatan
No Kegiatan Februari
Isi tanggal Isi tanggal Pelaksana
3.2 Peserta
Lansia dengan hipertensi yang ada di kelurahan tanjung riau RW 2, RT 1,2 dan 3
3.4 AnggaranBiaya
satuan (Rp)
1. Transportasi
2. Konsumsi 3 hari Box Rp. 10.000 - 30 box (3 hari) Rp.900.000.-
a. Survey awal
b. Proses perijinan
e. Persiapan lokasi
2. Kegiatan inti
c. Tanya jawab
3. Penutupan
a. Reward
2. Harjanto, Edi Joko. 2005. Pengaruh Latihan Senam Sehat Indonesia Terhadap
Peningkatan Kapasitas Vital Paru Bagi Wanita Lanjut Usia di Posyandu Lansia Desa
Mudal Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Kecamatan Boyolali Tahun 2005.
Universitas Negeri Semarang, diakses 28 Pebruari 2016 (pada jam 23.17).
3. Djauzi,Samsuridjal.2010.Hipertensi.http://kesehatan kompas/read/2016/03/20/07535930/
16. 23).
4. Zulaikha, Ikha (2016), Efektifitas senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada
5.Wahyuningsih Safitri dan Hutari Puji Astuti (2017), Pengaruh Senam Hipertensi
Media
Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri. Skripsi: Program Studi S-1
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta