Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN

THERAPY SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA DARI ASPEK KESEHATAN


DI RW 2,, RT 1, 2 DAN 3, KELURAHAN TANJUNG RIAU, SEKUPANG
KOTA BATAM

KELOMPOK 3
ELYA NINGSIH SIREGAR
IMELDA SINAGA (00318024)
RISDAYANTI SIREGAR (00318023)

NERS MUDA KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES AWAL BROS BATAM
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Therapy Senam Hipertensi Pada Lansia RW 2, RT 1,2, dan 3,


Kelurahan Tanjung Riau, Sekupang, Kota Batam
2. Bidang Pengabdian : Usia Lansia 45 tahun ke atas TJ. Riau RW 2, RT 1/2/3
3. Ketua Pelaksana : Elya
Nama Lengkap : Elya Ningsih Siregar
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM :
Email : risdasiregar1@gmail.com
Alamat : Bt. Aji
Telp :
4. Jumlah Anggota : 2 (Dua)
Nama Anggota I : Imelda Sinaga
Nama Anggota II : Risdayanti Siregar
Nama Anggota II : -
5. Lokasi Kegiatan : Gedung Mak Mom Mashor
6. Jumlah Biaya :
Batam, 24 Februari 2020
Mengetahui, Ketua Pelaksana,
Pembimbing,

Ns.Rachmawaty M Noer,S.Kep,M.Kes,M.Kep Elya Ningsih Siregar.S.Kep


Menyetujui,
Ketua STIKes Awal Bros Batam,

Prof dr.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................
II.1 DEFENISI HIPERTTENSI..........................................................................................
II.2 KLASIFIKASI...........................................................................................................
II.3 ETIOLOGI..................................................................................................................
II.4 PATOFISIOLOGI.......................................................................................................
II.5 TANDA DAN GEJALA.................................................................................................
II.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG...................................................................................
II.7 PENATALAKSANAAN..............................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN..........................................................................................
BAB IV PELAKSANAAN...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunianya
penulis dapat menyelesaikan kegiatan yang berjudul “Therapy Senam Hipertensi Pada Lansia RW 2, RT 1,2, dan
3, Kelurahan Tanjung Riau, Sekupang, Kota Batam Tahun 2020”
Penulisan tugas ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan gelar Ners Pada
Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Awal Bros Kota Batam.
Penulis sangat menyadari ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam melakukaan kegiatan
ssenam hipertensi pada lansia yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga tugas ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Batam, 24 Februari 2020

Penulis
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


1.1.1 Sejarah Kelurahan Tanjung Riau

Tanjung Riau adalah satu nama tempat permukimannya masyarakat yang berada di
wilayah Kecamatan Sekupang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Kelurahan tanjung Riau
terbentuk antara tahun 1819-1913, dimana pada saat itu masih berdiri kerajaan Lingga-Riau
atau Riau-Lingga, dan terjadi perpindahan besar-besaran orang Melayu ke Batam dan
mereka membuka perkampungan dibeberapa tempat yang salah satunya dikenal dengan nama
Tanjung Riau.

1.1.2 Geografi

Secara umum Kelurahan Tanjung Riau adalah suatu kelurahan yang berada di daerah
lingkungan Kecematan Sekupang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau dengan luas wilayah
36.123 km2, dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sagulung
b. Sebelah barat berbatasan dengan Tanjung Uncang
c. Sebelah utara berbatasan dengan Batu Aji
d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tiban Indah.

Iklim di kelurahan tanjung uma sama seperti iklim di kota Batam pada umunya yaitu
beriklim tropis dengan temperatur udara (suhu) minimal 20,2 0C dan suhu maksimal 33,40C.
Selanjutnya Kelurahan Tanjung Riau mempunyai kelembaban udara minimal 46-59% dengan
kelembaban udara maksimum 98-100% dan rata-rata yang cukup tinggi berkisaran 80-86%.
Kecepatan angina maksimal 15-24 knot dengan rata-rata kecepatan 3-7 knot sementara
jumlah hari hujan berkisaran antara 210 hari dengan curah hujan perbulanya 206,0 mm
dengan total 2471,4 mm.
1.1.3 Lokasi Tanjung Riau

Tanjung
Riau

1.1.4 Alasasan kegiatan dilakukan


Dengan makin lanjutnya usia maka kemungkinan akan terjadinya penurunan anatomik
(dan fungsional) atas organ-organnya amakin besar. Peneliti Andres dan Tobin ( seperti dikutip
oleh Kane et all) meng-intrroduksi “hukum 1%” yang menyatakan fungsi organ-organ akan
menurun setiap tahunnya satu persen setelah usia 30 tahun. ( Geriatrti, 2014). Hipertensi dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Untuk itu hipertensi harus diwaspadai secara dini, agar tidak muncul berbagai macam penyakit
kardiovaskuler yang tentunya dapat berbahaya bagi manusia itu sendiri.Semakin dini diketahui
dan diatasi semakin rendah risiko untuk terserang berbagai penyakit sistem kardiovaskuler.
Dari data yang ditemukan di lapangan 80% lasia di RW 02 memiliki penyakit hipertensi,
penyakit ini bisa bersifat fatal hingga menyebabkan kematian. Saat mahasiswa melakukan survey
di daerah Tj.Riau didapatkan angka penyakit tertinggi di wilayah puskesmas sekupang dalam 1
ttathun terakhir 81% memiliki penyakitt hipertensi. Dan khusus wilayah TJ Riau wilayah RW 02,
RT 01, 02, 03 di peroleh jumlah lansia dimana orang lansia memiliki penyakit hipertensi.. Dari
kejadian tersebut mahasisa tertarik untuk memberikan therapy senam Hipertensi pada Lansia
untuk meningkatkan pengetahuan dan mengurangi tekanan darah tinggi.
1.2 Tujuan Kegiatan
Setelah dilakukan kegiatan senam hipertensi diharapkan lansia di kelurahan tanjung riau
RW 2 RT 1, 2, 3 dapat menerapkannya unttuk mengurangi terjadinya hipertensi.

1.3 Manfaat Kegiatan


Meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi dan sebagai therapy untuk megurangi
hipertensi pada seluruh lansia khususnya yang ada di tanjung riau khususnya di RW 02, RT 001, RT 002, &
RT 003.

1.4 Target dan Iuaran


Lansia usia 45 tahun ke atas yang ada di wilayah RW 2, RT 1,2 dan 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Hipertensi


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di
atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer, 2012).
Menurut WHO ( 2015 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi

II.2 Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1.                  Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2.                  Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1.                  Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2.                  Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
II.3.  Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan
pada :
1.                  Elastisitas dinding aorta menurun
2.                  Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3.                  Kemampuan jantung memompa darah menurun
4.   1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
5.                  Kehilangan elastisitas pembuluh darah
6.               Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
7.                  Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

II.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler.
Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Sebagai pertimbangan
gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer
II.4 Tanda dan Gejala
Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1.                  Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2.                  Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
                     Mengeluh sakit kepala, pusing
                     Lemas, kelelahan
                     Sesak nafas
                     Gelisah

                     Mual

                     Muntah

                     Epistaksis

                     Kesadaran menurun

II.5 Pemeriksaan Penunjang


                     Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat
mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
                     BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
                     Glukosa

                     Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi


                     Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
                     Pemeriksaan tiroid
                     Kadar aldosteron urin/serum
                     Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
                     Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
                     Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
                     IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal /


ureter
                     Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
                     CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati


                     EKG

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian


gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

II.6  Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a.    Diet
b.    Latihan Fisik
c.    Edukasi Psikologis
d .   Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
e. Therapy farmakologi
BAB III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Tanggal : 24, 26, 28 Februari 2020
Tempat : Gedung Mak Mom Mashor

Bentuk kegiatan

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Februari
Isi tanggal Isi tanggal Pelaksana

1 Survey Pendahuluan 11 15 Risda, Imelda, Elya


2 Koordinasi dengan Ketua RW, RT, 11 15 Risda, Imelda, Elya
Kader dan tokoh masyarakat

3 Identifikasi masalah 17 19 Risda, Imelda, Elya


4 Penyusunan materi 18 19 Risda, Imelda, Elya
5 Pelatihan dan implementasi 24,25,26 Risda, Imelda, Elya
6 Laporan 24 Risda, Imelda, Elya

3.2 Peserta
Lansia dengan hipertensi yang ada di kelurahan tanjung riau RW 2, RT 1,2 dan 3

3.3 Metode Pelaksanaan


a. Tim penyuluh mendata jumlah lansia RW 2, RT 1,2 dan 3
b. Tim penyuluh meminta izin ke RW serta RT setempat
c. Tim penyuluh menyiapkan alat dan materi ditempat penyuluhan
d. Tim penyuluh melakukan kontrak waktu dan tempat pada lansia dan RW 2, RT 1,2 dan 3
e. Lasia dikumpulkan di gedung Mak Mom Mashor
f. Dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum senam hipertensi
g. Penyampaian materi tentang hipertensi menggunakan microphone dan brosur
h. Diskusi dan Tanya jawab materi hipertensi
i. Pemberian feedback oleh Lansia
j. Pemberian reward bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
k. Melakukan senam hipertensi
l. Melakukan pengukuran tekanan darah kembali
m. Pemberian snack bagi peserta.
n. Melakukan kontrak waktu dan evaluasi kembali.

3.4 AnggaranBiaya

Estimasi anggaran biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan ini


No Keterangan Satuan Biaya Jumlah Biaya (Rp)

satuan (Rp)
1. Transportasi
2. Konsumsi 3 hari Box Rp. 10.000 - 30 box (3 hari) Rp.900.000.-

4. Peralatan sound system


5. Brosur Pieces Rp..- 1 Rp..-
6. Reward Pieces Rp.10.000.- 9 Rp. 90.000.-
7. Dokumentasi - 1
Total Biaya Rp.
BAB IV. PELAKSANAAN

4.1 Bentuk kegiatan


1. Persiapan kegiatan

a. Survey awal

b. Proses perijinan

c. Administrasi surat menyurat

d. Persiapan alat dan bahan

e. Persiapan lokasi
2. Kegiatan inti

a. Pembukaan dan perkenalan


b. Kegiatan inti

c. Tanya jawab
3. Penutupan

a. Reward

b. Sesi foto bersama

4.2 Rekomendasi Rencana Tindak Lanjut


Senam hypertensi akan dilakukan oleh kader di posyandu lansia setiap bulannya, pada saat ada kegiatan
posyandu lansia.
Daftar Pustaka

1. Gitahafas,2008. Penyakit Hipertensi dan Stroke http//www.ilunifk83.com/kesehatan-


ilmu-kedokteran-f8/stroke-and-anger-t218-75html,diakses 20 Maret 2016 (pada jam
22.44)

2. Harjanto, Edi Joko. 2005. Pengaruh Latihan Senam Sehat Indonesia Terhadap
Peningkatan Kapasitas Vital Paru Bagi Wanita Lanjut Usia di Posyandu Lansia Desa
Mudal Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Kecamatan Boyolali Tahun 2005.
Universitas Negeri Semarang, diakses 28 Pebruari 2016 (pada jam 23.17).

3. Djauzi,Samsuridjal.2010.Hipertensi.http://kesehatan kompas/read/2016/03/20/07535930/

Gaya.Hidup.Sehat.Mampu.Kurang.Risiko.Hipertensi, diakses 20 Maret 2016 (pada jam

16. 23).

4. Zulaikha, Ikha (2016), Efektifitas senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada

Lansia Hiepertensi di Wilayah kerja Puskesmas Bulu kabupaten Sukoharjo, Naskah

Publikasi Ilmiah, Universitas Muhammadyah Surakarta

5.Wahyuningsih Safitri dan Hutari Puji Astuti (2017), Pengaruh Senam Hipertensi

Terhadap Penurunan tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas

Gondang Rejo, Jurnal Kesmadaska, Juli 2017

6. Rahman, Aditya Topan (2015). Analisis Statistik Penelitian Kesehatan, Jakarta: In

Media

7. Muliyasari Margiyani Anggita. 2015. Pengaruh Senam SKJ Lansia Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Desa Banjareja Kecamatan

Kuwarasan Kabupaten Kebumen (http://elib.stikesmuhgombong.ac.id). Diakses tanggal

26 Juli 2016 Pukul 06: 58 Am

8. Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis. Edisi 4.

Jakarta: Selemba Medika.

9. Wahyuni, S. 2015. Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Tekanan Darah ansia di

Posyandu Lansia Desa Krandegan Kabupaten Wonogiri. Skripsi: Program Studi S-1
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta. Surakarta

10. Dinkes. 2012. Profil Kesehatan. http://www.depkes.go.id/, diakses 19 Pebruari 2016

(pada jam 15. 43).


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai