Anda di halaman 1dari 7

ASKEP MYOCARDITIS

>> SELASA, 08 JULI 2008

TINJAUAN PUSTAKA MYOCARDITIS A. khusus (Brooker, PENGERTIAN 2001).

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek lain toxin sampai bahan-bahan yang tidak kimia diketahui dan radiasi (idiopatik) (FKUI, (Dorland, 1999). 2002). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999). Dari pebgertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.

B. 2) 3) Bacterial Chronic

ETIOLOGI myocarditis adalah miokarditis adalah yang

DAN disebabkan radang oleh

KLASIFIKASI infeksi bakteri. kronik.

1) Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui. myocarditis penyakit miokardial

4) Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder. 5) Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik. 6) Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas. 7) Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa. 8) Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, 9) Interstitial produksi myocarditis toksin, adalah atau mikarditis perantara yang mengenai respons jaringan ikat immunologis. interstitial.

10) Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri. 11) Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.

12)

Rheumatic

myocarditis

adalah

gejala

sisa

yang

umum

pada

demam

reumatik.

13) Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia. 14) Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium. 15) Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa. 16) Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002). C. 1) 2) 3) Proses Invasi Proses Mengeluarkan miokarditis toksin viral langsung immunologis yang ada ke terhadap merusak 2 tahap PATOFISIOLOGI miokard. miokard. miokardium. :

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :

Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK). Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan D. Letih. Napas Detak Demam. Gejala-gejala Menggigil. Demam. Anoreksia. Nyeri Dispnea Tamponade E. 1) 2) 3) Payah Efusi Kardiomiopati jantung ferikardial/kompresi dan (pada efusi perikardial) (DEPKES, dada. disritmia. 1993). KOMPLIKASI kongestif/dilated. kongestif. perikardial. lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994). jantung tidak pendek. teratur. miokard dari yang minimal GEJALA sampai yang berat (FKUI, 1999). KLINIS

4) 5) F. 1) 2) 3) 4) 5) G. 1) 2) 3) 5) 6) Perawatan Tirah Biopsi Laboratorium Trombi

AV Kardiac PEMERIKSAAN : leukosit, Rontgen endomiokardial

block (FKUI,

total. 1999). DIAGNOSTIK

LED,

limfosit,

LDH. thorax.

Elektrokardiografi. Ekokardiografi. (FKUI, 1999). PENATALAKSANAAN untuk atau tindakan observasi. aktivitas. kemoterapeutik. Antibiotik. Obat kortison. baring/pembatasan

Antibiotik

4) Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999).

7) Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, MANAJEMEN A. (Boedihartono, Pengkajian Aktivitas Gejala Tanda : takikardia, Sirkulasi Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan. Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway. Eleminasi Gejala Tanda : riwayat penyakit : ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine. gelap. urin pekat : penurunan tekanan pasien myocarditis 1994 (Marilynn / kelelahan, darah, dispnea dengan E. : Doenges, 1999) meliputi 1994). KEPERAWATAN PENGKAJIAN 10). : istirahat kelemahan. aktivitas.

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan Tanda Pernapasan Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis). Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan Keamanan Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU), Tanda Penyuluhan penyalahgunaan B. berdasarkan data yang DIAGNOSA telah dikumpulkan (Boedihartono, penurunan system immune, : / obat SLE atau penyakit kolagen lainnya. demam. Pembelajaran parenteral. KEPERAWATAN 1994 : 17). ronkhi ; pernapasan dangkal. : perilaku menelan, distraksi, misalnya berbaring. gelisah.

Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah : 1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan penurunan/kontriksi curah fungsi jantung. ventrikel. 3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, 4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal C. menanggulangi pada 1999). 1. Tujuan : nyeri hilang atau Nyeri terkontrol. INTERVENSI masalah tahap sesuai dengan diagnosa DAN keperawatan diagnosa. IMPLEMENTASI (Boedihartono, 1994:20) 1995:40).

Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun perencanaan (Effendi, Intervensi dan implementasi keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges,

Kriteria Intervensi

Hasil

: Klien dan

Nyeri

berkurang tampak Implementasi

atau

hilang tenang. :

Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, duduk punggung, R : tindakan Berikan penggunaan ini dapat aktivitas kompres menurunkan hangat/dingin, ketidaknyamanan hiburan fisik menangis. tegak/membungkuk. dukungan dan yang emosional. pasien. tepat. R : pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan emosional

R : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik ; steroid). R : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi, menurunkan demam ; steroid diberikan kolaborasi R 2. Tujuan pasien : pasien : untuk pemberian ketersediaan gejala oksigen oksigen untuk yang suplemen menurunkan lebih sesuai beban kerja berat. indikasi. jantung. aktivitas energi beberapa untuk aktivitas gerak beraktivitas. tanpa lainya dibantu. baik. : aktivitas.

memaksimalkan

Intoleransi memiliki mampu untuk cukup melakukan dan

Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri. mengungkapkan otot, Koordinasi tulang dan dan dispnea anggota

Intervensi keletiahan,

Implementasi berkenaan dengan

Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, R : miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial. Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan. R : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas. Pertahankan R : Rencanakan tirah baring selama resolusi dengan periode periode demam dan selama sesuai fase tanpa indikasi. akut. gangguan. meningkatkan perawatan inflamasi

istirahat/tidur

R : memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.

Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas. R : saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kolaborasi R 3. Tujuan : kecuali pemberian ketersediaan tinggi kerusakan oksigen oksigen terhadap perilaku irama dan untuk dan miokard untuk permanen/terjadi sesuai beban curah beban kerja kerja menurunkan penurunan menurunkan frekuensi Implementasi komplikasi. indikasi. jantung. jantung jantung. stabil. : diperlukan. suplemen

memaksimalkan Risiko :

mengidentifikasi

Kriteria Hasil : - melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia. memperlihatkan jantung Intervensi selama

Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan R : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas. Pertahankan R : tirah beban baring kerja dalam jantung, posisi memaksimalkan semi-Fowler. curah jantung. menurunkan

Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4. R : memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade jantung. Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan R 4. Tujuan : : meningkatkan Kurang dalam relaksasi dan tolerransi mengarahkan kembali jantung. perhatian. belajar) pengobatan.

pengetahuan tentang proses

(kebutuhan penyakit dan regimen

menyatakan pemahaman

Kriteria hasil : - mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan. Kaji untuk memperlihatan kesiapan dan perubahan dan hambatan dalam belajar perilaku untuk mencegah termasuk orang komplikasi.. : terdekat. penyakit. Intervensi Implementasi

R : Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat mempelajari Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarakkn untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas. R : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab

khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukan kekambuhan/komplikasi.

Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet ; pertimbangan terapeutik, Kaji darah D. ulang perlunya khusus ; aktivitas mencegah antibiotic darah lain jangka panjang/terapy tak yang diijinkan/dibatasi. komplikasi. antimicrobial. ada infeksi. EVALUASI R : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program

R : perawatan di rumah sakit lama/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu sampai kultur negative/hasil menunjukkan

Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan Evaluasi 1. 2. 3. 4. Pasien Mengidentifikasi Menyatakan yang diharapkan Nyeri memiliki perilaku pemahaman pada pasien (Brooker, dengan myocarditis energi menurunkan penyakit dan (Doenges, untuk beban kerja regimen 1999) hilang cukup untuk tentang proses atau 2001). adalah : terkontrol beraktivitas. jantung. pengobatan.

DAFTAR Boedihartono, 1994, Proses Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta. Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan Ed.31. EGC : Jakarta.

PUSTAKA

DEPKES. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. EGC : Jakarta. Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta. Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai