Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen pengampu : Denni Fransiska M.Kep

Disusun Oleh :

Annisa Nurul Jannah AK118019


Badru Fajar A AK 118028
Desti Wulan Safitri AK118041
Dinar Eka Putri Nendika AK118049
Eneng Deti Sri Rahayu AK 118057
Marcella AK118098
Mochamad jaenudin AK118096
Nida Aulia AK118123
Novianti Nurfitri AK118127
Rifki Aris Munandar AK 1181446
Tasyaa Nur Kadzia Nawwaf AK118185
Tri Arieyanto H AK118193

Safira Salsa AK118160

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS

BHAKTI KENCANA JANUARI 2021


KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa serta dengan segala puja dan puji
syukur kami limpahkan kepada Allah SWT. Atas rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-
Nya kami dapatmenyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “Makalah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa II” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun sebagai syarat melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan
Kesehatan Jiwa II tahun ajaran 2020/2021. Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
telah banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Pihak-pihak yang
secara langsung ataupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan tugas
makalah ini.
Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan makalah
ini. Maka dari itu, saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, Januari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini
tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan
bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak,
dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit
(Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler
(3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat
memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh
karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi
perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap
tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar

TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena


penyakit dan dirawat

3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.

4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat


penyembuhan.

5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.

6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak

.
BAB II
LAMPIRAN TEORI

PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk


memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir
(Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami
bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan


ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas
yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif (Anonim, 2010).
KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak


sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI


1.Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau
pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu
dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai
sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak
ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit → perkembangan psikomotor kognitif
terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan → lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan → senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
BERMAIN DI RUMAH SAKIT
A.TUJUAN
1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3.Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B.PRINSIP
1.Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2.Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3.Kelompok umur sama
4.Melibatkan keluarga/orangtua
C.UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1.Lakukan saat tindakan keperawatan
2.Sengaja mencari kesempatan khusus
EBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E.PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

BERMAIN MEWARNAI GAMBAR


a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif
untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi
pada anak.
b.Manfaat
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan
media kertas gambar dan crayon.
4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negative.
6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah
dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit.
BAB III

PELAKSANAAN

1. Persiapan lingkungan.
1. Ventilasi baik.
2. Penerangan cukup.
3. Suasana tidak bising.
4. Pengaturan posisi tempat duduk.
2. Peran Dan Fungsi
1) Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.


d. Memimpin diskusi kelompok
2) Co Leader
Tugas:
a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
c. Mengambil alih posisi Leader jika Leader bloking
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
e. Menutup acara diskusi.
3) Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi
4) Observer
Tugas
a.Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b.Mengawasi jalannya anktivitas kelompok dari mulai persiapan,proses,
hingga penutupan.
3. Setting : peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran

C
L L K
K K
F F
K
K
K K
O
Keterangan:

L : Leader O : Observer.

C : Co Leader K : Klien
L

Link Terapi Bermain

https://youtu.be/GKIUWBazUx8
BAB IV
KESIMPULAN

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Anda mungkin juga menyukai