Anda di halaman 1dari 14

ZRMZMUGC

TIRGZH GLTHQHTGU LICMOZML (TGL)


UMUHGCHUGUH CGKUHG

MCIF LICMOZML 0 dgk 6

7. Qirgwgty Gou 5. Oicli Yktu


2. Gruo Grpurkgoi 1. Ogrcikg Cgfici

5. Kurailrg Dgud 0. Rgfoi U. @mbic


4. Kik`si Uuciogk 6. Agtrg Cgpg`ucu

YKHQIRUHTGU KI@IRH @MRMKTGCM


AGLYCTGU MCGFRG@G DGK LIUIFGTGK
ZRMAIUH KIRU GK@ VHHH
2027
BGB H

ZIKDGFYCYGK

G. CGTGR BICGLGK@

Seseorang dikatakan lansia apabila berusia 60 tahun atau lebih, Karenna

factor tertentu tidak apat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani,

rohani maupun sosial (Nugroho, 2012). Proses menjadi lansia merupakan suatu

proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang. Menurut Laslett (Suardiman,

2011) menyatakan bahwa semua makhluk hidup memiliki siklus kehidupan menuju

tua yang diawali dengan proses kelahiran, tumbuh menjadi dewasa, berkembang

biak,

menjadi tua dan akhirnya tutup usia. Menjadi lansia ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis.

Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta

peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang mengalami pennurunan

secara degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengidentifikasi lansia sebagai

kelompok masyarakat yang mudah terserang kemunduran fisik dan mental. Dilihat

dari prespektif keperawatan dikatakan ada empat besar penderita geriatric yaitu

imobilisasi, ketidakstabilan, inkontenensia, dan gangguan intelaktual. Sifat umum

dari empat besar itu adalah 1) mempunyai masalah yang kompleks, 2) tidak ada

pengebatan yang sederhana, 3) hancurnya kemandirian, dan 4) membutuhkan bantuan

orang lain yang berkaitan erat dengan keperawatan.

Oleh karena itu, diperlukannya pelaksanaan program terapi yang

diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan untuk


mengevaluasi kondisi lansia, Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi

modalitas yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi

yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi tempat lansia melatih

perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.

Terapi aktivitas kelompok (TAK); Sosialisasi adalah upaya menfasilitasi

kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah sosial. Salah satu terapi

aktivitas kelompok sosialisasi lansia yang dapat diberikan pada lansia khususnya

usia

diatas 48 tahun adalah permainan “Oper Bola”. Hal ini enyesuaikan dengan tingkat
kemampuan lansia yang mengalami gangguann mobilitas, gngguan konsentrasi, dan

gangguan pergerakan sendi dimna lansia yang dalam kedaan ini tidak dapat lagi

mengembangkan kemampuan motorik, kognitif dan bahasa yang lebih kompleks,

dan semua komponen perkembangan ini dapat dirangsang dengan permainan “Oper

Bola” ini.

B. RYOYUGK OGUGCGF

Berdasarkan latar belakang diatas, maka mahasiswa/i profesi Ners

Universitas Negeri Gorontalo akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok

(TAK) tentang materi terapi sosialisasi dengan melempar bola.


E. TYNYGK

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi klien

mampu mengurangi stress yang dialami selama berada di wisma

2. Tujuan Khusus

a. Mengembangkan kemampuann sosialisasi dengan menunjukkan

kemampuan yang ada dalam diri berupa menyanyi, bercerita, berpantun,

dll.

b. Menngembangkan kemampuan mototrik dengan pergerakan sendi yang

dilakukan dengan berbagi bola kepada peserta yang ada disebelahnya.


c. Mengurangi stress yng dialami lansia dengan terlihat rileks selama

permainan

D. OGKAGGT LI@HGTGK

1. mengembangkan kemampuan motorik

2. mengembangkan kemampuan sosialisasi

3. mengembangkan kemampuan verbal

4. mengemangkan kemampuan mengikuti aturan yang berlaku

I. UGUGRGK UTRGTI@HU

1. Lansia yang ada di wisma 1 panti sosial griya lansia jannati

2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik

4. Lansia yang kooperatif


A. ZIOIEGFGK OGUGCGF

Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia

yang termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan

selama kegiatan TAK berlangsung oleh petugas panti dan mahasiswa profesi

ners UNG.

@. ZIRIKEGKGGK

Hari/ Tanggal : Jumat, 27 Agustus 2021

Waktu : 15.30 WITA

Tempat : Panti Sosial Griya Lansia Jannati

Topic : Terapi Sosialisasi dengan Melempar Bola


Peserta : Lansia yang berada di Lingkungan panti sosial

griya lansia jannati

Metode : Praktek

Media : Media yang akan digunakan yaitu : Bola

Setting Tempat :

Ket :

Leader

Coleader

Fasilitator

Observer

Lansia
F. ZIK@MR@GKHUGUHGK

1. Pengarah : Ns. Siti Fatimah M. Arsyad, M.Kep


Ns. Nur Ayun Yusuf, M.Kep

2. TIM Terapis :

a. Leader : Marlina Lahili S.Kep

b. Co-Leader : Verawaty Amu S.Kep

c. Observer : Ningsi Suleman S.Kep

d. Fasilitator : - Melki Untu S.Kep

- Arum Aripurnami S.Kep

- Nur Fikra Febriani Daud S.Kep

- Rahmi Septiani Gobel S.Kep

H. UTRGTI@H ZICGLUGKGGK

Hari : Jumat

Waktu : 15.30

Tikdglgk
Zrmsis Li`igtgk Zikyucuf Pgltu
Li`igtgk Zisirtg
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 5 menit

32.
Menmjeplearsk
umum keannalkan
dan tujuan
dtuirjui an
khusus
Penyajian 1.Menjelaskan materi Memperhatikan, 30 menit
tentang: menanggapi dengan
g.Pengertianterapi pertanyaan
aktivitas kelompok
sosialisi
b. Manfaat terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi;
e.Langkah-langkah
terapi aktivitas
kelompok
sosialisasi dengan
melempar bola
2. Mendemonstrasikan terapiaktivitas kelompoksosialisasi

dengan melempar bola


3. Memberikan
kesempatankepada
klien untuk bertanya
Menjawab pertanyaan
Memberikan kesempatankepada klienuntuk
menjelaskan kembali dan mempraktikkan materi yang sudah

disampaikan
Penutup 1. Mengevaluasi perasaan klien
Memperhatikan dan5 menit
Salam penutup menanggapi
2.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“Terapi Sosialisasi Menggunakan bola”

N Tindakan Prosedur
O
Pra Interaksi
1. Siapkan Alat
1. Tape recorder/CD player
2. Lagu yang berirama riang seperti “Marilah Kemari” by Titiek Puspa
3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
2 Cuci Tangan
Tahap Orientasi
1 Beri salam dan perkenalkan diri mahasiswa profesi ners
2 Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan klien saat ini
3 Membuat kontrak kegiatan meliputi:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
b. Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu:
(1) Klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
(2) Lama kegiatan 45 menit
(3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga
selesai
Tahap Kerja
1. Jelaskan kegiatan yaitu terapis akan memutar lagu, kemudian bola
diedarkan berlawanan arah jarum jam (yaitu arah kanan klien yang
memegang bola) pada saat musik dihentikan maka anggota kelompok
yang memegang bola akan memperkenalkan dirinya
2. Hidupkan kembali musik, dan edarkan bola berlawanan arah jarum jam
3. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama
panggilan, hobi, asal, dimulai dari terapis sebagai contoh

4. Tulis nama panggilan pada papan nama/kertas dan tempel/pakai


5. Ulangi nomor 2, 3, dan 4 sampai semua anggota kelompok mendapatkan
giliran

6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi

tepuk tangan Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan dan perasaan klien)

BAB II

TINNAUAN

TEORI
2.1 Pengertian

Pengertian Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah

upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah pasien dengan masalah

hubungan sosial.(Keliat & Prawirowiyono, 2014). Terapi aktivitas kelompok

sosialisasi (TAKS) dilaksananakan dengan membantu pasien melakukan

sosialisasi dengan individu yang ada disekitar pasien. Sosialisasi dapat pula

dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan

massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

2.2 Jenis

Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) jenis Terapi Aktivitas Kelompok


secara umum terdiri dari 4 yaitu :

1) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif atau Persepsi

2) Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori

3) Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas

4) Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

2.3 Komponen Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

Menurut (Keliat, 2005) komponen kelompok terdiri dari delapan aspek,

yaitu sebagai berikut:

1) Struktur Kelompok

Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses

pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur

kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku

dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin

dan
anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan

diambil secara bersama.

2) Besaran Kelompok

Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil

yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jumlah anggota

kelompok kecil menurut Keliat dan Akemat (2005) adalah 7-10 orang,

sedangkan menurut Rawlins, Williams, dan Beck (dalam Keliat dan

Akemat, 2005) adalah 5-10 orang. Anggota kelompok terlalu besar

akibatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan

perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika terlalu kecil tidak


cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi. Pada penelitian
yang telah

digunakan adalah menurut teori Keliat dan Akemat yaitu sebanyak

10 orang.

3) Lamanya Sesi

Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi

kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok

yang tinggi (Keliat, 2005). Biasanya dimulai dengan pemanasan

berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing berupa

terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat

satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat direncanakan sesuai

dengan kebutuhan.

4) Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah

mengobservasi dan menganalisa pola komunikasi dalam kelompok.

Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran pada

anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.

5) Peran

Kelompok Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi

dalam kelompok. Ada tiga peran dan fungsi kelompok yang

ditampilkan anggota kelompok dalam kerja kelompok, yaitu

maintenance roles, task roles, dan individual role. Maintence role,

yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok.
Task roles, yaitu fokus pada penyelesaian tugas. Individual roles

adalah self-centered dan distraksi pada kelompok (Keliat, 2005)

6) Kekuatan Kelompok

Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok

dalam mempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk

menetapkan kekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan

kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat

keputusan dalam kelompok.

7) Norma Kelompok

Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.

Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa yang akan datang

berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman tentang

norma kelompok berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap


komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku

anggota kelompok dengan normal kelompok, penting dalam

menerima anggota kelompok. Anggota kelompok yang tidak

mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak anggota

kelompok lain.

8) Kekohesifan

Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama

dalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok

untuk tetap betah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota

kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi

agar kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

2.4 Tujuan

TAK Sosialisasi Menurut (Keliat & Prawirowiyono, 2014) tujuan umum

TAK Sosialisai adalah pasien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam

kelompok secara bertahap dan tujuan khususnya adalah :

(1) Pasien mampu memperkenalkan diri

(2) Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok

(3) Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

(4) Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicaraan

(5) Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan maslah pribadi pada

orang lain

(6) Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan

TAKS yang telah dilakukan.

DAATAR PUSTAKA
Suardiman, Siti Partrini. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Keliat, B. A., & Prawirowiyono, A. (2014). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas

Kelompok. (B. Angelina, Ed.). Jakarta: EGC.

Keliat, BA. dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.

Cetakan I. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai