Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SIMULASI TERAPI PERMAINAN BERANTAI PADA LANSIA

KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH

Kelompok 2

Diko Julian Azmit (2214901039)


Rahmatika (2214901069)
Sonia Aprilia (2214901075)
Vera Rosalita (2214901084)
Melija Salakkokoai (2214901056)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN GERONTIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2022/2023
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

Pokok Bahasan : permainan berantai


Tempat : Wisma
Hari / Tanggal : Kamis/ 9 Maret 2023
Jam : 10.00 wib
Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi NERS STIKes Alifah Padang
Sasaran : lansia

A. Latar Belakang

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang


dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat
lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang
maladaptif.
Lansia pada umumnya adalah menderita penyakit pada sistem pernapasan,
kardiovaskuler, perkemihan, pencernaan, endokrin, muskoleskletal,
integumen,pendengaran dan penglihatan. Sebagian besar lansia, aktivitasnya
terbatas dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar
waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia dan ada
sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di Panti sarana hiburannya terbatas
tetapi setiap hari selalu ada kegiatan sehingga lansia bisa melakukan kegiatan
yang ingin dilakukan lansia. Pada lansia terjadi penurunan fungsi tubuh.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kelompok tertarik melakukan
terapi permainan berantai untuk kelompok lansia dengan masalah penurunan
kognitif dan penurunan pendengaran
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk dapat meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan sosial
b. Tujuan Khusus
1. Mempertahankan daya ingat tidak menurun (mengingat bentuk objek
yang telah ditunjukkan)
2. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang
diberikan.
3. Melatih ketajaman pendengaran

4. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia


5. Meningkatkan perasaan senang dan bahagia
6. Meningkatkan sosialisasi antar lansia di Panti
C. Ladasan Teori
1. Proses penuaan

Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara


degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
dan sexual (Azizah, 2018)
Menurut Nugroho (2018), lansia mengalami perubahan dalam
kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam
kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu:
a. Masalah fisik

Permasalahan yang hadapi oleh lansia dengan masalah pekembangan


fisik yang mulai melemah, diantaranya seringnya terjadi radang
persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup berat, indra
pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai
berkurang berfungsi dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun,
sehingga sering mengalami sakit (masuk angin, flu)
b. Masalah kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai
melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan sulit untuk
bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar
c. Masalah emosional
Permasalahan yang dihadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan emosional, adalah rasa ingin berkumpul dengan keluarga
sangat kuat, sehingga tingkat perhatian lansia menjadi sangat besar.
Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan pekerjaanya,
maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa mereka segera menegur
rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada
sesuatu yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress
akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
d. Perkembangan Spiritual
Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah
pekembangan spiritual, adalah kesulitan untuk menghafal kitab suci
karena daya ingat yang mulai menurun, merasa kurang tenang ketika
mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan
merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
2. Terapi kognitif
Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi
dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat
keputusan. Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas
para ahli th 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspekaspek struktur intelek
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu.

Menurut chaplin, kognisi memiliki pengertian yang luas mengenai


berpikir dan mengamati yang telah mengakibatkan individu memperoleh
pengertian.

Kognitif menurut piaget, perkembangan kognitif tidak hanya dari hasil


kematangan organisme, atau dari pengaruh lingkungan saja, melainkan
interaksi diantara keduanya.
3. Gangguan pendengaran
Pendengaran adalah salah satu sarana penting dalam diri manusia.
Kehilangan pendengaran merupakan ancaman terhadap komunikasi dan
kehidupan pribadi dan sosial. Orang yang mengalami masalah kehilangan
pendengaran biasa dikenal dengan istilah tuna rungu.
4. Proses penuaan
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak.
Diantara kemampuan yang menurun secara linier atau seiring dengan proses
penuaan adalah:
Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan
(naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan
dalam pusat memori (speed of information retrieval from memory).
Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi
otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non
verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam
pemusatan perhatian dan konsentrasi
5. Terapi Aktifitas Kelompok
Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi
atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait dan dapat bersama- sama
mengikuti norma yang sama.
Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang
diberikan kelompok klien dengan maksud memberi therapy bagi
anggotanya.Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
meningkatkan respon social.
Therapy Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk
menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain seperti
kegiatanmengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri
pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok.
6. Metode dan media
1. Metode
Permainan
2. Media
spidol, kertas
7. Kegiatan Penyuluhan
1. Topik Kegiatan : permainan berantai
2. Sasaran : lansia
3. Metode : Demonstrasi

4. Media dan Alat : kertas, spidol


5. Tempat :
6. Waktu : 10.00 wib
8. Pengorganisasian
1. Leader :
2. Co-Leader :
3. Fasilitator :

4. Observer :
9. Pembagian Tugas
1. Leader
Tugas :
a. Membuka acara memperkenalkan nama – nama terapis
b. Menjelaskan tujuan terapi bermain
c. Menjelaskan aturan terapi bermain
2. Co-Leader
Tugas :
a) Membantu leader dalam mengkordinir kegiatan
b) Menyampaikan jalannya kegiatan
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Observer
Tugas :
a) Mengamati, mengobservasi dan melaporan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan
4. Fasilitator
Tugas :
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b) Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan
baik sebagai role model selama kegiatan
10. Sketsa Tempat

Keterangan:

: Pemimpin bermain

: Observer

: Fasilitator

: lansia

11. Pelaksanaan Kegiatan


No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. Pra Interaksi Pembukaan :
(5 Menit) 1. Membuka kegiatan Menjawab salam
dengan mengucapkan Mendengarkan
salam.
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
terapi bermain
4. Kontrak waktu
2 Interaksi Sesi 1. Memperhatikan,
(20 Menit) 1. Sebelumnya peserta ditanya antusias
mengenai perasaan peserta
saat ini.
2. Melakukan pembagian
kelompok lansia yang akan
mengikuti permainan sesuai
dengan kelompok masing –
masing dan selanjutnya
memperkenalkan anggota
kelompok masing – masing,
dimana kelompok akan
terbagi menjadi 2 kelompok
3. Menjelaskan aturan permainan
4. Leader kelompok lansia di
berikan pengarahan tentang
aturan awal permainan
5. Fasilitator menyediakan gambar
dan memberikan gambar
3 Penutup 1. Evaluasi Menceritakan
(5 Menit)  Menanyakan perasaan Menyimak
peserta setelah mengikuti
TAK
 Memberipujianatas
partisipasi dan
keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut Mendengarkan
 Dapat berpartisipasi Menjawab salam
pada kegiatan TAK
selanjutnya.
 Mampu
menggunakan
kemampuan
pendengaran dan kognitif
dengan baik.

12. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur
a) Tim berjumlah orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 9 fasilitator dan
2 observer
b) Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
c) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2 Evaluasi Proses
a) Lansia antusias dalam kegiatan bermain
b) Lansia mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
3 Kriteria Hasil
a) 100% lansia merasa senang dan puas
b) 100% mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c) 100% lansia dapat menyatakan perasaan senang
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’ rifatul, (2018).Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1.Yogyakarta:


GrahaIlmu
Azwar, A.2016. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Depkes: Jawa Timur
Hutapea, Ronald. 2015. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta: Jakarta
Nugroho, W (2018). Keperawatan Gerontik& Geriatrik, Edisi-3.
Jakarta:EGC Cole, M, et al. (2015). The Development of Children. New
York: Worth
Publishers.
Darmojo Boedi.(2017) , Geriatri Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Januarti, Nety.2017.Terapi Kognitif,pdf universitas Padjajaran: brousing rabu,29
Februari 2016

Arjadi,Retha.2012.terapi kognitif-prilaku pada lansia,pdf universitas Indonesi


a:brousing rabu,29 Februari 2016
http://dwaney.wordpress.com/2011/10/09/tak-lansia/2013/5/8
Maryam, R.Siti. 2018. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salem
ba Medika http://khwanul-khair.blogspot.com/.../ terapi - aktifitas -
kelompok/2013/5/8

Mubarak, wahit ikbal. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:
Ma’rifatul, Lilik (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi Pertama.
Yogyakarta:Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai