Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI PADA LANSIA DI WISMA ASSISI


KOTA SUKABUMI

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Aditiya Mega Hariana Fikri Ramdan Syarif


Annisa Alivia Setianti Ni Putu Ayu Risti Nadalia
Anurjaman Agustina Resti Sulastri
Deasy Dwi Yulianti Rival Alfarisi
Dino Wijoyo Kusumo Wilistiawati Sanjaya
Fifi Nurafifah

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2022
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
TENTANG STIMULASI PERSEPSI PADA LANSIA

A. Latar Belakang
Lansia adalah kelompok usia 60 tahun keatas yang rentan terhadap
kesehatan fisik dan mental. Penuaan merupakan tahap lanjut dari proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan. Dalam struktur anatomi proses
menjadi tua terlihat sebagai kemunduran dalam sel. Proses ini berlangsung
secara alami, terus menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomi, fisiologis, biokimia dan psikologis.
Lansia paling rentang dengan gangguan fisik, dari system pendengaran,
penglihatan, respirasi, gastrointestinal, hingga gangguan system lainya.
Karena gangguan fisik ini paling banyak membuat lansia menjadi murung,
menarik diri dan tidak aktif dalam bersosialisasi (Khamida & Meilisa,
2018).
Permasalahan kesehatan yang terjadi pada lansia timbul karena
lansia mengalami penurunan fungsi baik secara fisik, kognitif, mental
maupun sosial (Setyorini, 2018). Penurunan fungsi kognitif merupakan
salah satu masalah kesehatan lansia yang merupakan prediktor utama
terjadinya demensia. Terapi kombinasi kegiatan orientasi kelompok
realitas dan sosialisasi dapat dilakukan untuk mempertahankan fungsi
kognitif dan perubahan peran sosial pada lansia (Merlinda & Jurniarni,
2022).
Pada lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif akan
berdampak pada penurunan daya ingat jangka panjang dan jangka pendek,
perilaku, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. (Darmojo,
dalam (Merlinda & Jurniarni, 2022). Hal ini dapat mempengaruhi
kemampuan bersosialisasi. Keadaan ini dapat mengakibatkan kemampuan
interaksi sosial pada lansia berdampak buruk. Partisipasi sosial dan
hubungan interpersonal merupakan bagian penting dari fisik, kesehatan
mental, dan emosional bagi lansia.
Menurut (Pambudi et al., 2017) Solusi yang dapat diterapkan untuk
mengatasi perubahan kognitif pada lansia antara lain konseling, senam
otak, terapi neurotik, dan terapi aktivitas kelompok yang didukung dengan
pola hidup sehat. Terapi aktivitas kelompok merupakan latihan dan
edukasi yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang lingkungan
sekitar lansia agar dapat bersosialisasi dengan baik.
Terapi aktivitas kelompok yang diberikan untuk meningkatkan
hubungan kognitif dan interpersonal adalah terapi aktivitas kelompok
dengan orientasi realitas dan sosialisasi. terapi aktivitas kelompok
berorientasi realitas. Agar dapat membantu lansia yang mengalami
perubahan fungsi kognitif dengan mengorientasikan diri pada situasi
sekarang (Merlinda & Jurniarni, 2022).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dan/atau kehidupan untuk mendiskusikan dalam kelompok
yang kemudian hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan atau
persepsi atau alternative penyelesaian masalah. Yang dilakukan dalam
terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi yaitu seperti menonton
televisi, membaca majalah/Koran, melihat gambar, dan menyanyi
(Khamida & Meilisa, 2018).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok 4 akan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan terapi Stimulasi Persepsi pada
lansia.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi
persepsi agar para lansia mampu untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepada lansia
dengan tepat
b. Mampu menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
dialami

D. Manfaat Kegiatan
1. Memperlambat kepikunan
2. Menghilangkan stress
3. Mengatasi kecemasan
4. Meningkatkan konsentrasi
5. Membuat emosi lebih tenang

E. Strategi Sasaran
1. Lansia yang ada di Wisma Assisi Kota Sukabumi
2. Lansia yang dapat kooperatif
3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik

F. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada
lansia yang termasuk sasaran strategi, dan melakukan pendampingan saat
kegiatan TAK berlangsung.

G. Perencanaan
1. Hari / Tanggal : Rabu, 21 September 2022
2. Waktu : 08.00 WIB
3. Tempat : Aula Wisma Assisi Kota Sukabumi
4. Topik : Stimulasi Persepsi
5. Peserta : Lansia Wisma Assisi
6. Metode : Demonstrasi
7. Media : Pensil, Sound

H. Setting Tempat

Keterangan:
: Leader

: Co-Leader

: Fasilitator

: Lansia

: Pengamat
I. Pengorganisasian
1) Leader : Ni Putu Ayu Nadalia
Tugas :
a. Membuka acara Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
b. Memperkenal asal institusi dan kontrak waktu
c. Mengarahkan kelompok dalam mencampai tujuan
2) Co-Leader : Fifi Nurafifah
Tugas : Membantu leader dalam mengorganisasikan kelompok
3) Fasilitator :
a. Annissa Alivia
b. Deasy Dwi Yulianti
c. Wilistiawati Sanjaya
d. Rival Alfarisi
e. Aditiya Mega Hariana
f. Anurjaman Agustina
Tugas :
a. Membantu leader dalam dalam memfasilitasi anggota
kelompok
b. Memfokuskan kegiatan
c. Membantu mengkoordinir anggota kelompok
d. Mendampingi lansia
4) Pengamat :
a. Dino Wijoyo Kusumo
b. Resti Sulastri
c. Fikri Ramdan Syarif
Tugas :
a. Mengobservasi semua respon klien
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua
peubahan perilaku klien
c. Pemberian umpan balik pada klien dan anggota
kelompok
d. Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok
e. Mengevaluasi tugas leader, co- leader, dan fasilitator.

J. Strategi Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 21 September 2022
Waktu : 45 Menit

No Kegiatan Waktu
1. Fase Orientasi: 10 menit
1) Memberi salam
2) Perkenalan nama
3) Evaluasi / validasi: menanyakan perasaan lansia
4) Kontrak:
- Inti tujuan kegiatan
- Menjelaskan aturan utama permainan
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta kurang paham akan penjelasan
yang sudah dijelaskan oleh leader, maka
peserta dapat mengangkat tangan untuk
bertanya
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan dimulai
2. Fase Kerja: 25 menit
Demonstrasi tebak gambar
1) Mendemonstrasikan terapi stimulasi persepsi
kepada lansia dan petugas panti
2) Mengulang terapi stimulasi persepsi secara
bersama-sama dengan lansia
3) Melakukan terapi stimulasi persepsi bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan menggunakan music
oleh Co-Leader, fasilitator dan penyaji.
3. Fase Terminansi: 10 menit
1) Evaluasi:
- Mahasiswa menanyakan perasaan setelah
mengikuti kegiatan
- Pujian atas keberhasilan lansia
2) Rencana Tindak Lanjut
- Meminta lansia dan petugas untuk mengulang
hal yang telah dipelajari secara mandiri
3) Kontrak Waktu yang Akan Datang
- Mengingatkan kepada lansia untuk melakukan
kegiatan yang akan di lakukan di hari
selanjutnya.
4) Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada fase kerja. Aspek yang dinilai dan
penilaian adalah kemampuan lansia sesuai dengan
tujuan. Untuk TAK stimulasi persepsi, kemampuan
lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,
respons yang diharapkan adalah bisa mengurangi
perasaaan cemas, bersosialisasi, dan meningkatkan
konsentrasi pada lansia.

K. Evaluasi TAK

Terapi Stimulasi Persepsi Tebak Suara


No. Nama
Benar Salah
1 Oma Aying √
2 Oma Clara √
3 Oma Grace √
4 Oma Lan Lan √
5 Oma Rosa √
6 Oma Sunarti √
7 Oma Tuti √
8 Oma Wijayanti √
9 Opa Aan √
10 Opa Edi √
11 Opa Hadian √
12 Opa Thomas √
13 Opa Yanto √
14 Opa Yusuf √
15 Ucok √

L. Antisipasi Masalah
1) Jika saat permainan oma/opa diam saja maka fasilitator membrikan
motivasi
2) Jika oma/opa meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Panggil nama oma/opa
b. Tanyakan alasan oma/opa meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan kepada oma/opa

M. Penutup
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) kelompok ini
diharapkan mampu mencapai tujuan hasil yang diharapkan, dapat
membantu untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi pada lansia
yang berada di Wisma Assisi Kota Sukabumi.
DAFTAR PUSTAKA

Khamida, K., & Meilisa, M. (2018). Terapi Aktivitas Kelompok (Tak) Stimulasi
Persepsi Dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Lansia. Journal of
Health Sciences, 9(2), 121–128. https://doi.org/10.33086/jhs.v9i2.173

Merlinda, S., & Jurniarni, L. (2022). Pengaruh Terapi Ktivitas Kelompok


Terhadap Peningkatan Interaksi Sosial dan Fungsi Kognitif Pada Lansia:
Penelitian Sok-Percobaan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Edisi Khusus, 8.

Pambudi, W. E., Dewi, E. I., & Sulistyorini, L. (2017). Pengaruh terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (taks) terhadap kemampuan interaksi sosial pada lansia
dengan kesepian di pelayanan sosial lanjut usia (pslu) jember (the effects of
socialization group activity therapy (sgat) toward ability of social intera. E-
Jurnal Pustaka Kesehatan, 5(2), 253–259.

Setyorini, A. (2018). Hubungan Self Efficacy dengan Self Care Management


Lansia yang Menderita Hipertensi di Posyandu Lansia Padukuhan Panggang
III Binaan Puskesmas Panggang I Gunungkidul. Health Sciences and
Pharmacy Journal, 2(2), 58.

Anda mungkin juga menyukai