OLEH :
KELOMPOK F
Rifahatul Mahmudah
Miftah Khairunnisa
Ranny Patria Yolandiani
Miftahul Jannah MN
Nadia Nofita
Nanang Pramayudi
Rima Dwi Martha
Metri Yenti
Dewi Rahayu Ningsih
A. LATAR BELAKANG
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. Anggota kelompok mungkin
datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidak samaan, kesukaan dan
menarik.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Lansia pada umumnya menderita penyakit kardiovaskuler, pencernaan, endokrin,
musculoskeletal, integument dan penglihatan. Sebagian besar lansia dapat beraktivitas
secara mandiri dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar
waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan di rumah karena adanya pandemic
Covid-19. Di Rumah hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang
diadakan sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan.
Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik yang juga merupakan bagian terpenting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif
dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan (support)
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Lansia dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu mengikuti kegiatan terapi tebak gambar
b. Lansia mampu menjawab pertanyaan dengan benar
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
TAK tebak gambar pada lansia
2. Sasaran/Target
a. 9 orang lansia kelolaan
b. Bersedia menjadi peserta
c. Kooperatif
3. Metode
Bermain tebak gambar
4. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu / 31 Juli 2021
Pukul : 11.00-12.00 Wib
Tempat : di rumah lansia masing-masing
KEGIATAN TAK
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1 - Perencanaan
a. Persiapan materi -
b. Memilih lansia yang sudah kooperatif -
c. Membuat kontrak dengan lansia -
-
d. Persiapan media/ alat yang digunakan
-
e. Setting tempat terapis dan peserta -
f. Pembagian tugas terapis -
2. 5 menit Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam Menjawab salam
Terapis memperkenalkan diri dan
pembimbing Mendengarkan dan
Menanyakan nama dan panggilan memperhatikan
semua klien (beri papan nama)
2. Evaluasi / validasi
Terapis menanyakan perasaan klien Menjawab pertanyaan
saat ini
3. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Mendengarkan dan
E. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
1. Pembagian Tugas
Leader : Nanang Pramayudi
Co-leader : Miftahul Jannah MN
Observer : Ranny Patria Yolandiani
Dewi Rahayu Ningsih
Fasilitator : Rifahatul Mahmudah
Meti Yenti
Miftah Khairunnisa
Nadia Nofita
2. Rincian Tugas
Leader dan Co Leader
- Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
- Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
- Memimpin perkenalan, menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjelaskan proses kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bermain tebak gambar dari awal sampai akhir
- Mencatat nilai masing-masing grup yang dapat menjawab pertanyaan dengan
benar
Fasilitator
- Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
- Memfokuskan kegiatan
- Membantu mengkoordinir anggota kelompok
- Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
- Duduk di antara pasien
Observer:
- Mengobservasi semua respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
- Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok
- Duduk tidak dilingkungan permainan/diluar
- Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok
- Mengevaluasi tugas leader, co leader dan fasilitator
F. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta – orang lansia
b. Terapis datang tepat waktu.
c. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
d. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
e. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
f. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
g. Leader, Co-leader, fasilitator dan obserever berperan sebagaimana mestinya
2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir dan mampu
memimpin acara.
b. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
c. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan dan membantu leader
melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam mengantisipasi masalah.
d. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
e. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta anggota kelompok mampu menebak gambar dan menceritakan
gambar dengan benar.
H. PENUTUP
Demikian SAP ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Lampiran Materi
A. Pengertian
Menurut Stuart dan Laraia (2018), kognitif adalah proses memahami yang
menekankan pada harapan dan interpretasi seseorang terhadap suatu peristiwa atau
kejadian, dan bukan pada peristiwa itu sendiri. Terapi Kognitif didefenisikan sebagai
suatu intervensi dalam rangka meningkatkan fungsi cognitif yang diinginkan dan
Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien mempertimbangkan
kembali stressor dan mengidentifikasi pola pemikiran atau keyakinan yang tidak akurat
B. Tujuan Terapi
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara
pikiran yang mengganggu secara otomatis, serta prosespikiran tidak logis yang
(Videbeck, 2018)
berfikirnya. Kemudian klien harus belajar cara merespon kesalahan tersebut dengan
cara yang lebih adaptif. Dengan presfektifkognitif, klien dilatih untuk mengenal
membuat skema,yang sudah ada menjadi fleksibel, dan mencari kognisi perilaku yang
yang ditakutinya
9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup
salah.
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi psikiatri Yang lazim, terutama :
4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder) yang sering terjadi pada
orang dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku dan antidepresan jarang
terjadi pada awal masa anak-anak, meskipun kompulsi terisolasi sering terjadi
7. Gangguan makan
8. Gangguan mood
9. Gangguan psikoseksual