Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : KOGNITIF

OLEH :
KELOMPOK F
Rifahatul Mahmudah
Miftah Khairunnisa
Ranny Patria Yolandiani
Miftahul Jannah MN
Nadia Nofita
Nanang Pramayudi
Rima Dwi Martha
Metri Yenti
Dewi Rahayu Ningsih

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Terapi Tebak Gambar Pada Lansia


Hari/Tanggal : Sabtu /31 Jui 2021
Pukul : 11.00-12.00
Sasaran : 9 orang lansia

A. LATAR BELAKANG
Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam
jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung. Anggota kelompok mungkin
datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidak samaan, kesukaan dan
menarik.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Lansia pada umumnya menderita penyakit kardiovaskuler, pencernaan, endokrin,
musculoskeletal, integument dan penglihatan. Sebagian besar lansia dapat beraktivitas
secara mandiri dan sebagian ada yang dibantu. Dalam kesehariannya, sebagian besar
waktu lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan di rumah karena adanya pandemic
Covid-19. Di Rumah hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang
diadakan sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang ingin dilakukan.
Pada dasarnya terapi aktivitas kelompok telah dipergunakan dalam Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik yang juga merupakan bagian terpenting dari keterampilan
terapeutik dalam keperawatan. Terapi aktivitas kelompok sebagai metode yang efektif
dan efisien untuk menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan (support)
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Lansia dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya.
2. Tujuan Khusus
a. Lansia mampu mengikuti kegiatan terapi tebak gambar
b. Lansia mampu menjawab pertanyaan dengan benar
c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
TAK tebak gambar pada lansia
2. Sasaran/Target
a. 9 orang lansia kelolaan
b. Bersedia menjadi peserta
c. Kooperatif
3. Metode
Bermain tebak gambar
4. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu / 31 Juli 2021
Pukul : 11.00-12.00 Wib
Tempat : di rumah lansia masing-masing
KEGIATAN TAK
No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1 - Perencanaan
a. Persiapan materi -
b. Memilih lansia yang sudah kooperatif -
c. Membuat kontrak dengan lansia -
-
d. Persiapan media/ alat yang digunakan
-
e. Setting tempat terapis dan peserta -
f. Pembagian tugas terapis -
2. 5 menit Pelaksanaan
a. Orientasi
1. Salam terapeutik
 Terapis mengucapkan salam Menjawab salam
 Terapis memperkenalkan diri dan
pembimbing Mendengarkan dan
 Menanyakan nama dan panggilan memperhatikan
semua klien (beri papan nama)
2. Evaluasi / validasi
 Terapis menanyakan perasaan klien Menjawab pertanyaan
saat ini
3. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Mendengarkan dan

meningkatkan kemampuan daya memperhatikan


pikir klien
2. Menjelaskan aturan main dan
kontrak waktu TAK
3. 20 menit b. Kerja
1) Leader akan memimpin jalannya Memperhatikan dan
bermain tebak gambar dan peserta mengikuti kegiatan
akan mengikutinya dengan dibantu sesuai aturan main
oleh fasilitator untuk memotivasi dan
mengarahkan klien
2) Co Leader mencatat nilai masing-
masing grup yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
3) Memberikan reinforcement pada
peran serta lansia.
3 5 menit Terminasi
a. Evaluasi pencapaian tujuan
Evaluasi Subjektif :
 Leader menanyakan perasaan Mengungkapkan
klien setelah mengikuti TAK pendapat
 Memberikan reinforcement Mengungkapkan
positif terhadap perilaku klien pendapat
positif selama TAK
 Memberikan hadiah kepada
klien yang telah ikut
berpartisipasi dalam kegiatan
TAK
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan klien melakukan Mendengar dan

kegiatan positif untuk memperhatikan


menghilangkan kebosanan
dengan meningkatkan daya
pikirnya, salah satunya dengan
main tebak-tebakan yang dapat
dilakukan dirumah masing-
masing bersama keluarga atau
cucu
c. Kontrak yang akan datang Mendengar dan
 Menyepakati kegiatan yang akan memperhatikan
datang, yaitu penyuluhan
mengenai senam otak

E. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
1. Pembagian Tugas
Leader : Nanang Pramayudi
Co-leader : Miftahul Jannah MN
Observer : Ranny Patria Yolandiani
Dewi Rahayu Ningsih
Fasilitator : Rifahatul Mahmudah
Meti Yenti
Miftah Khairunnisa
Nadia Nofita

2. Rincian Tugas
Leader dan Co Leader
- Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
- Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam kelompok
- Memimpin perkenalan, menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjelaskan proses kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bermain tebak gambar dari awal sampai akhir
- Mencatat nilai masing-masing grup yang dapat menjawab pertanyaan dengan
benar
Fasilitator
- Membantu leader dalam memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan
memotivasi anggota
- Memfokuskan kegiatan
- Membantu mengkoordinir anggota kelompok
- Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
- Duduk di antara pasien
Observer:
- Mengobservasi semua respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
- Memberikan umpan balik pada klien pada kelompok
- Duduk tidak dilingkungan permainan/diluar
- Mengevaluasi setiap keaktifan kelompok
- Mengevaluasi tugas leader, co leader dan fasilitator

F. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta – orang lansia
b. Terapis datang tepat waktu.
c. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
d. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
e. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
f. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
g. Leader, Co-leader, fasilitator dan obserever berperan sebagaimana mestinya

2. Evaluasi proses
a. Leader dapat mengkordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir dan mampu
memimpin acara.
b. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
c. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan dan membantu leader
melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam mengantisipasi masalah.
d. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
e. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

3. Evaluasi hasil
a. 80% peserta anggota kelompok mampu menebak gambar dan menceritakan
gambar dengan benar.

H. PENUTUP
Demikian SAP ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Lampiran Materi

TERAPI KOGNITIF PADA LANSIA

A. Pengertian

Menurut Stuart dan Laraia (2018), kognitif adalah proses memahami yang

menekankan pada harapan dan interpretasi seseorang terhadap suatu peristiwa atau

kejadian, dan bukan pada peristiwa itu sendiri. Terapi Kognitif didefenisikan sebagai

suatu intervensi dalam rangka meningkatkan fungsi cognitif yang diinginkan dan

perubahan pada fungsi kognitif yang tidak diinginkan.

Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien mempertimbangkan

kembali stressor dan mengidentifikasi pola pemikiran atau keyakinan yang tidak akurat

untuk mengatasi masalah klien dari perspektif kognitif.

B. Tujuan Terapi

1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentang keakuratan

kognisi negatif klien

2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas

3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara

berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional

4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive,

pikiran yang mengganggu secara otomatis, serta prosespikiran tidak logis yang

dibesar-besarkan. Berfokus pada ikiran individu yang menentukan sifat fungsionalnya

(Videbeck, 2018)

5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan denganmengubah

cara berfikir maladaptive dan otomatis. Klien harus menyadarikesalahan cara

berfikirnya. Kemudian klien harus belajar cara merespon kesalahan tersebut dengan
cara yang lebih adaptif. Dengan presfektifkognitif, klien dilatih untuk mengenal

dan menghilangkan pikiran-pikiran dan harapan-harapan negative. Cara lain adalah

dengan membantu klien mengidentifikasi kondisi negative, mencarikan alternative,

membuat skema,yang sudah ada menjadi fleksibel, dan mencari kognisi perilaku yang

baru dan lebih adaptif

6. Membantu menargetkan proses berfikir serta perilaku yang menyebabkan dan

mempertahankan panic dan kecemasan. Dilakukan dengan cara penyuluhan

klien, restrukturisasi kognitif, pernafasan relaksasi terkendali, umpan balik biologi,

mempertanyakan bukti, memeriksa alternative, dan reframing

7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilakugangguan

obsessive kompulsif dan selanjutnya mencegah responnya. Misalnya dengan cara

pelimpahan atau pencegahan respon, mengidentifikasi, dan merestrukturisasi

distorsi kognitif melalui psikoedukasi

8. Membantu individu mempelajari respon relaksasi, membentuk hierarki situasi fobia,

dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap

mempertahankan respon relaksasi misalnya dengan cara desensitisasi sistematis.

Restrukturisasi kognitif bertujuan untuk mengubah presepsi klien terhadap situasi

yang ditakutinya

9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup

dan bukan sebagai korban, misalnya dengan cara restrukturisasi kognitif

10. Membantu mengurangi gejala klien denganrestrukturisasi sistem keyakinan yang

salah.

11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk

meningkatkan aktifitas sosialnya

12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal


C. Indikasi Terapi

Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi psikiatri Yang lazim, terutama :

1. Depresi (ringan hingga sedang)

2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan

3. Individu yang mengalami stress emosional

4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder) yang sering terjadi pada

orang dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku dan antidepresan jarang

terjadi pada awal masa anak-anak, meskipun kompulsi terisolasi sering terjadi

5. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik)

6. Gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder)

7. Gangguan makan

8. Gangguan mood

9. Gangguan psikoseksual

10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya

Anda mungkin juga menyukai