Disusun Oleh :
Ayu Putri Ananda (142011003)
Ghina Kalbiah (142011011)
Rima Alfiana ( 142011025)
Yeni Afriani (142011033)
Yommi Putri Aprilia (142011035)
Yugi Amaliandini (142011036)
Semester III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah mencurahkan karunianya
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah bejudul “
Patofisiologi Peradangan ISPA dan Asuhan Keperawatan Pada Anak “ ini
dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam kita kirimkan kepada junjungan alam,
Nabi Muhammad saw karena beliaulah yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah hingga zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat diterima serta bermanfaat bagi
semua yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4
A. Konsep Dasar Medik ISPA...................................................................................3
B. Konsep Tumbuh Kembang..................................................................................13
C. Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................20
BAB III........................................................................................................................37
TINJAUAN
KASUS....................................................................................................37
BAB IV........................................................................................................................55
PENUTUP...................................................................................................................55
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Penyakit
ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala: tenggorokan
sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. 1 Program
ISPA juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, gizi buruk; polusi udara
angka kematian balita diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15-20%
pertahun pada golongan usia balita, ± 13 juta anak balita di dunia meninggal
kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada
itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah
sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016
terbanyak. Pada tahun 2015 tercatat kasus ISPA pada balita sebanyak
2
11.326 kasus (22,94%), kemudian pada tahun 2016 kasus ISPA pada balita
2016).
B. TUJUAN PENULISAN
3. Mampu mengetahui konsep dasar tumbuh kembang anak usia toddler (1-3
tahun)
C. MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.
Inveksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host,
apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling banyak
di temukan pada anak di bawah lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah
kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap
2. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
4
Saluran pernapasan bagian atas terdiri atas hidung, faring, laring,
a. Hidung
hidung) yang memuat kelenjar sebaseus dengan ditutupi bulu kasar yang
bermuara ke rongga hidung. Bagian hidung lain adalah rongga hidung yang
oksigenasi diawali dari sini. Pada saat udara masuk melalui hidung, udara
akan disaring oleh bulu-bulu yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga
b. Faring
(laringo faring).
c. Laring (Tenggorokan)
bagian tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran, yang terdiri
d. Epiglotis
5
Merupakan katup tulang rawan yang berfungsi membantu menutup laring
f. Trakhea
sampai dua puluh lingkaran tidak lengkap yang berupa cincin. Trakhea ini
dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia yang dapat
g. Bronkhus
dua percabangan yaitu kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan
lebar dari pada bagian kiri yang memiliki tiga lobus atas, tengah, dan
bawah; sedangkan bronkhus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang
berjalan dalam lobus atas dan bawah. Kemudian saluran setelah bronkhus
h. Paru
6
Merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Letak paru itu sendiri di
Paru terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura
parietalis dan pleura viseralis, kemudian juga dilindungi oleh cairan pleura
yang berisi cairan surfaktan. Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri atas
dua bagian (paru kanan dan paru kiri) dan bagian tengah dari organ tersebut
dengan bagian puncak disebut apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat
karbondioksida.
b. Fisiologi
ekspirasi.
darah, oksigen menembus membran, di ambil oleh sel darah merah di bawa
7
Di paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan menembus
3. ETIOLOGI ISPA
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian
serangan ISPA.
kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi
8
4. MANIFESTASI KLINIS ISPA
adanya penyulit.
5. PATOFISIOLOGI ISPA
reaksi apa-apa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
9
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
akibat pneumonia.
partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami
yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal
yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah
asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma
ini. Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita
10
pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7.PENATALAKSANAAN ISPA
a. Keperawatan
1. Istrirahat Total
11
b. Medis
2. Obat kumur
3. Antihistamin
4. Vitamin C
5. Espektoran
8. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma. Komplikasi lain yang
1. Otitis media
2. Croup
3. Gagal nafas
12
B. KONSEP TUMBUH KEMBANG
1. Definisi
a. Pertumbuhan
ukuran atau dimensi tingkat sel atau organ yang bisa diukur. (Soetjiningsih,
1995).
banyak) sel-sel dan juga karena bertambah besarnya sel. (IDAI, 2002).
Wong).
b. Perkembangan
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-
13
organ dan sistemnya yang terorganisasi. (IDAI, 2002) . Perkembangan menitik
beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
a. Faktor Genetik
termasuk faktor genetik antara lain berbagai faktor bawaan yang normal dan
b. Faktor Lingkungan
Gisi ibu waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi,
14
d. Faktor Psikososial yaitu stimulasi, motivasi belajar, ganjaran / hukuman
3. Teori Perkembangan
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat
jawab.
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh
sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya
compleks.
15
- Fase Latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
dan kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – nak
mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model)
- Fase Genitalia
Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan
dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ;
16
anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu ( ayam
bertelur jadi semua binatang bertelur ) atau karena ciri – ciri objek tertentu
( truk dan mobil sama karena punya roda empat ). Pola penalaran sinkretik
terjadi bila anak mulai selalu mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal
mula – mula ia mengelompokkan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi
Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian
terentu dari objek dan semata – mata didasarkan atas penampakan objek.
objek menurut berbagai macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna,
bentuk, dst.
17
c. ERIKSON ( PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL )
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah
bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu
Perkembangan Psikososial :
basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi
dan berfikir ragu – ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan
anak.
18
mandiri, anak akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu
perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap
selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak
sendiri.
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan
peran dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak
masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih
banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila
serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan
19
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Identitas Pasien
Umur
Jenis kelamin
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun,
Alamat
20
tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di Negara Zimbabwe
Riwayat Kesehatan
lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun, batuk,pilek dan
sakit tenggorokan.
Riwayat sosial
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
21
2. Tanda vital : Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan
darahklien
3. Kepala
4. Wajah
5. Mata
dalam penglihatan
6. Hidung
serta cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan
dalam penciuman
7. Mulut
kotor/ tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah, apakah ada
8. Leher
22
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan
9. Thoraks
a. Inspeksi
b. Palpasi
Adanya demam
23
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi
d. Auskultasi
10. Abdomen
usus/tidak.
11. Genitalia
12. Integumen
tidak, apakah ada nyeri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
24
13. Ekstremitas atas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
tetapi dirancang bagi klien tertentu dengan siapa perawat sedang bekerja
(Friedman, 2010).
25
NO DIAGNOSA NOC NIC
26
nafas yang paten (klien yang paten
tidak merasa tercekik, o Observasi adanya tanda
irama nafas, frekuensi tanda hipoventilasi
pernafasan dalam o Monitor adanya
rentang normal, tidak kecemasan pasien
ada suara nafas terhadap oksigenasi
abnormal) o Monitor vital sign
o Tanda tanda vital o Informasikan pada
dalam rentang normal pasien dan keluarga
(tekanan darah, nadi, tentang tehnik relaksasi
pernafasan) untuk memperbaiki pola
nafas.
o Ajarkan bagaimana
batuk efektif
o Monitor pola nafas
27
2 Bersihan jalan nafas Noc: Nic :
tidak efektif o Respiratory status : o Pastikan kebutuhan oral
berhubungan dengan ventilation / tracheal suctioning
obstruksi mekanis, o Respiratory status : o Anjurkan pasien untuk
inflamasi, peningkatan airway patency istirahat dan napas
sekresi,nyeri o Aspiration control dalam
setelah dilakukan o Posisikan pasien untuk
tindakan keperawatan memaksimalkan
selama 2 hari pasien ventilasi
menunjukkan o Lakukan fisioterapi
keefektifan jalan nafas dada jika perlu
dibuktikan o Keluarkan sekret dengan
dengan kriteria hasil batuk atau suction
o Mendemonstrasikan o Auskultasi suara nafas,
batuk efektif dan suara catat adanya suara
nafas yang bersih, tidak tambahan
ada sianosis dan o Monitor status
dyspneu (mampu hemodinamik
mengeluarkan sputum, o Berikan pelembab udara
bernafas dengan mudah, kassa basah nacl lembab
tidak ada pursed lips) o Berikan antibiotik :
o Menunjukkan jalan 1. Ambroxol Syrup
nafas yang paten (klien 2. Paracetamol Syrup
tidak merasa tercekik, 3. Kotrimoksazol 120
28
irama nafas, frekuensi Mg
pernafasan dalam rentang o Atur intake untuk cairan
normal, tidak ada suara mengoptimalkan
nafas abnormal)
keseimbangan
o Mampu
o Monitor respirasi dan
mengidentifikasikan
status o2
dan mencegah faktor
o Pertahankan hidrasi
yang penyebab.
yang adekuat untuk
o Saturasi o2 dalam batas
mengencerkan secret
normal
o Jelaskan pada pasien
o Foto thorak dalam batas
dan keluarga tentang
normal
penggunaan peralatan :
o2, suction, inhalasi.
29
3 Defisit Volume cairan Noc Nic :
berhubungan dengan o Fluid balance o Pertahankan catatan
asupan cairan yang o Hydration intake dan output yang
tidak adekuat dan o Nutritional status : akurat
kesulitan menelan. food and fluid intake o Monitor status hidrasi
setelah dilakukan tindakan ( kelembaban membran
keperawatan selama 1 hari mukosa, nadi adekuat,
Defisit volume cairan tekanan darah ortostatik
teratasi dengan kriteria
), jika diperlukan
hasil:
o Monitor hasil lab yang
o Mempertahankan urine
sesuai dengan retensi
output sesuai dengan
cairan (bun , hmt ,
usia dan bb, bj urine
osmolalitas urin,
normal,
albumin, total protein )
o Tekanan darah, nadi,
o Monitor vital sign setiap
suhu tubuh dalam batas
15menit – 1 jam
normal
o Kolaborasi pemberian
o Tidak ada tanda tanda
cairan iv
dehidrasi, elastisitas
o Monitor status nutrisi
turgor kulit baik,
o Berikan cairan oral
membran mukosa
o Berikan penggantian
lembab, tidak
nasogatrik sesuai output
(50 – 100cc/jam)
o Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
30
4 Perubahan nutrisi Noc: o Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan a. Nutritional status: makanan
tubuh berhubungan adequacy of nutrient o Kolaborasi dengan ahli
dengan menurunnya b. Nutritional status : gizi untuk menentukan
intake (pemasukan) dan food and fluid intake jumlah kalori dan
menurunnya absorsi c. Weight control nutrisi yang
makanan dan cairan, setelah dilakukan dibutuhkan pasien
anoreksia. tindakan keperawatan o Yakinkan diet yang
selama 1 hari nutrisi dimakan mengandung
kurang teratasi dengan tinggi serat untuk
indikator: mencegah konstipasi
o Albumin serum o Ajarkan pasien
o Pre albumin seru bagaimana membuat
o Hematokrit catatan makanan
o Hemoglobin harian.
o Total iron binding o Monitor adanya
capacity penurunan bb dan gula
o Jumlah limfosit darah
o Monitor lingkungan
selama makan
o Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
o Monitor turgor kulit
o Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, hb dan kadar
ht
o Monitor mual dan
muntah
o Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
o Monitor intake nuntrisi
o Informasikan pada
klien dan keluarga
31
tentang manfaat nutrisi
o Kolaborasi dengan
dokter tentang
kebutuhan
suplemen
makanan seperti
ngt/ tpn sehingga
intake cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
o Atur posisi semi
fowler atau fowler
tinggi selama makan
o Anjurkan banyak
minum
o Pertahankan terapi iv
line
32
5 Hipertermi Noc: thermoregulasi Nic :
berhubungan setelah dilakukan o Monitor suhu sesering
tindakan keperawatan mungkin
dengan proses infeksi selama 1 hari pasien
menunjukkan : o Monitor warna dan suhu
suhu tubuh dalam batas kulit
normal dengan kreiteria o Monitor tekanan darah,
hasil: nadi dan rr
o Suhu 36 – 37c o Monitor penurunan
o Nadi dan rr dalam tingkat kesadaran
rentang normal o Monitor wbc, hb, dan
o Tidak ada perubahan hct
warna kulit dan tidak o Monitor intake dan
ada pusing, merasa output
nyaman o Selimuti pasien
o Berikan cairan intravena
o Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
o Tingkatkan sirkulasi
udara
o Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
o Monitor td, nadi, suhu,
dan rr
o Catat adanya fluktuasi
33
tekanan darah
o Monitor hidrasi
seperti turgor
kulit, kelembaban
membran
mukosa)
34
D. Implementasi Keperawatan
2010).
E. Evaluasi Keperawatan
program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga. (Ayu, 2010)
dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan standar mengacu
35
Dampak Terhadap Keluarga Dengan Anak Yang Sakit Dalam Pemenuhan
Dasar Manusia
anggota keluarga
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
2018 Ruang :
Polindes / Anak
RRG : 01.002
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Raisa
Perempuan
Agama : Islam
37
Ibu klien menggatakan anaknya badan Panas, batuk, bersin-bersin,
1. Prenatal
2. Natal
38
dengan persalinan normal. Dan tidak terdapat riwayat penyakit atau
3. Post Natal
Pasien sama dengan anak-anak yang lain, aktif dengan caranya sendiri
2. Pola tidur
3. Mandi
Jadwal mandi klien 2x sehari waktu pagi dan sore, dan jika dimandikan
39
4. Aktivitas bermain
Untuk buang air kecil dan buang air besar klien tidak mengalami
kali dalam sehari, dan Buang air besar (BAB) 1 kali dalam sehari.
Suhu : 37,8 ºC
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 28 x/menit
1. Kepala
Rambut
Mata
Teilinga
Hidung
40
Bentuk simetris, hidung merah, ingus meleleh
3. Thorax
Paru-paru
mencurigakan P : -
Jantung
A:-
4. Abdomen
41
I : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada
A :-
5. Punggung
6. Ekstremitas
Atas
Bawah
6. Genitalia
7. Integumen
8. Imunisasi
42
Pada anak usia bulan ke-1 diberikan Imunisasi BCG dan Polio
Anak sudah bisa bemain sendiri dan mencari teman dengan cara nya
sendiri
2. Motorik halus
mama-papa
4. Motorik kasar
43
Anak sudah bisa meniru berjalan, menendang, berlari atau naik turun
tangga
1. Data subjektif
meleleh
2. Data objektif
44
Porsi makan tidak dihabiskan
suhu 37,8ºC
Batuk berdahak
BB = 8 Kg, TB = 76 Cm
Nadi 96 x/menit
DO :
45
sesak nafas pada malam
hari
- Nadi 96 x/menit
- Auskultasi Bunyi Nafas
2 DS : Perubahan nutrisi anoreksia
kurang dari
kebutuhan tubuh
- Ibu mengatakan nafsu
makan anaknya menurun
- Anak gelisah
46
- BB = 8 kg
- TB = 76 cm
- Suhu 37,8 ºC
- Nadi 96 x/menit
Diagnosa Keperawatan
saluran pernafasan
47
dengan anoreksia
48
sputum, 11. Memonitor adanya
mampu kecemasan pasien
terhadap
oksigenasi
12. Memonitor vital sign
bernafas dg status o2 13. Memonitor pola 24x/i TD : -
mudah, o Bersihkan mulut, nafas
tidakada hidung dan secret P:
pursed lips) trakea - Intervensi
o Menunjukkan o Pertahankan jalan nafas dipertahankan,
jalan nafas yang paten observasi tanda-
yang paten o Observasi adanya tanda tanda
(klien tidak tanda hipoventilasi vital, anjurkan
merasa o Monitor adanya memberkan posisi
tercekik, irama kecemasan pasien yang nyaman
nafas, terhadap oksigenasi kepada klien
frekuensi o Monitor vital sign
pernafasan o Informasikan pada
dalam rentang pasien dan keluarga
normal, tidak tentang tehnik relaksasi
ada suara nafas untuk memperbaiki pola
abnormal) nafas.
o Tanda o Ajarkan bagaimana batuk
tanda vital efektif
dalam o Monitor pola nafas
rentang
normal
(tekanan
darah,
nadi,
pernafasan
)
Jam DX 2 Noc: o Kaji adanya alergi 1. Mengkaji S:
10.00 a. Nutritional makanan adanya - Keluarga
WIB status: o Kolaborasi dengan ahli alergi mengatakan
adequacy of gizi untuk menentukan makanan anaknya
nutrient jumlah kalori dan nutrisi 2. Melakukan sudah mulai
b. Nutritional yang dibutuhkan pasien Kolaborasi dengan mau makan
status : food o Yakinkan diet yang ahli gizi untuk tetapi porsi masih
and fluid intake dimakan mengandung menentukan sedikit
c. Weight tinggi serat untuk jumlah kalori dan
control setelah mencegah konstipasi nutrisi yang O:
dilakukan o Ajarkan pasien dibutuhkan pasien - Klien sudah
49
tindakan bagaimana membuat 3. Memonitor mulai mau
keperawatan catatan makanan adanya penurunan makan
selama….nutris harian. bb dan gula darah - Porsi makan
i kurang teratasi o Monitor adanya 4. Memonitor masih sedikit
dengan penurunan bb dan gula lingkungan selama
indikator: darah makan A:
o Albumin o Monitor lingkungan 5. Memonitor turgor - Masalah
serum selama makan kulit teratasi
o Pre albumin o Jadwalkan pengobatan 6. Memonitor mual sebagian
seru dan tindakan tidak dan muntah
o Hematokrit selama jam makan 7. Memonitor pucat, P:
o Hemoglobin o Monitor turgor kulit kemerahan, dan - Intervensi
o Total iron o Monitor kekeringan, kekeringan dilanjutkan
binding rambut kusam, total jaringan
capacity konjungtiva
o Jumlah 8. Memonitor intake
limfosit nuntrisi
9. Menginformasikan
pada klien dan
keluarga tentang
manfaat nutrisi
10. Menganjurkan
banyak minum
protein, hb dan kadar ht
o Monitor mual dan
muntah
o Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
o Monitor intake
nuntrisi
o Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
o Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
ngt/ tpn sehingga intake
cairan yang adekuat dapat
dipertahankan.
o Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
50
o Anjurkan banyak
minum
o Pertahankan terapi iv line
Jam DX 3 thermoregulasi o Monitor suhu sesering 1. Memonitor S:
11.00 setelah mungkin suhu sesering - Ibu klien
WIB dilakukan o Monitor warna dan suhu mungkin mengatakan
tindakan kulit 2. Memonitor panas badan
keperawatan o Monitor tekanan darah, warna dan suhu anaknya
selama 1 nadi dan rr kulit sudah turun
hari pasien
o Monitor penurunan 3. Memonitor
menunjukka
tingkat kesadaran tekanan darah, O:
n:
suhu tubuh o Monitor wbc, hb, dan hct nadi dan rr - Suhu tubuh
dalam batas o Monitor intake dan 4. Memonitor intake sudah
normal output dan output kembali
dengan o Berikan anti piretik: 5. Menyelimuti pasien normal
kreiteria o Kelola antibiotik 6. Memberikan 36,5ºC
hasil: o Selimuti pasien kompres pada
o Suhu 36 – 37c o Berikan cairan lipat paha dan A:
o Nadi dan rr intravena aksila - Masalah
dalam o Kompres pasien pada lipat 7. Meningkatkan teratasi
rentang paha dan aksila intake cairan Suhu : 36,5°C
normal o Tingkatkan sirkulasi udara dan nutrisi
o Tidak ada o Tingkatkan intake P:
perubahan cairan dan nutrisi
warna kulit o Monitor td, nadi, suhu, - Intervensi
dan tidak dan rr dipertahankan,
ada pusing, o Catat adanya fluktuasi observasi
merasa tekanan darah tanda-tanda
nyaman o Monitor hidrasi seperti vital, anjurkan
turgor kulit, untuk mengompres
kepala, anjurkan
untuk
51
kelembaban membran banyak minum,
mukosa) anjurkan untuk
menggunakan
pakaian tipis
52
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dan kasus yang diangkat dengan
teori yang sudah ada. Dimana ibu klien mengeluhkan anaknya yang sedang
kadang nafas agak sesak. Dari hasil pengkajian khen didapatkan data yang mengarah
yaitu:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi saluran pernafasan
diperlukan kolaborasi dan semua petugas kesehatan misalnya dengan dokter, perawat,
53
ahli gizi dan bagian laboratorium, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
penjelasan kepada ibu klien untuk mengompres kepala anaknya dengan menggunakan
air dingin, memberikan penjelasan kepada ibu klien tentang anjuran minum air putih
menggunakan pakaian berbahan tipis dan memberikan obat penurun panas sesuai
dengan dosis dan tepat waktu. Implementasi pada diagnosa kedua yaitu, mengukur
tanda-tanda vital, memberikan penjelasan kepada ibu kien tentang posisi yang
nyaman pada klien untuk menghentikan ekspansi paru dan memperbaiki ventilasi dan
memberikan obat apabila nafas kembali seseg dengan berkalaborasi dengan dokter.
Implementasi pada diagnosa ketiga yaitu, anjurkan kepada ibu klien untuk selalu anak
nya istrirahat yang cukup, memberikan penjelasan kepada ibu klien untuk menutup
mulut dan hidung klien jika hendak bersin,dan tisu nya langsung di buang ke tempat
sampah apabila anak ingus, dan memberikan penjelasan kepada ibu klien untuk
memberikan anaknya gizi yang cukup seperti vitamin C.A,dan antioksidan yang bisa
54
3. Pada tahap akhir penulis melakukan evaluasi kepada klien. Evaluasi yang
didapatkan yaitu semua masalah keperawatan dapat teratasi, tetapi tetap harus dengan
B. Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang teah dilakukan, maka saran yang dapat
1. Bagi keluarga klien diharapkan dapat mengawasi anak lebih baik, karena masa
kanak kanak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan rentan terhadap infeksi
penyakit ISPA
keluarga klien agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada
3. Bagi penulis lain Semoga karya tulis ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
kualitas dalam pemberian muhan keperawatan pada klien dengan infeksi saluran
pernafasan akut terutama pada anak. Diharapkan karya tulis ini dapat dijadikan
55