Disusun oleh :
T.A 2021/2022
Semester III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Augmentasi dan Induksi Persalinan ” dapat selesai
seperti waktu yang telah kami rencanakan. Pada kesempatan ini, penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru
pembimbing, Meily Nirnasari ,M.BioMed yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini dengan memberikan masukan dan saran yang tentunya
sangat bermanfaat bagi penulis dari awal pembuatan hingga dapat
menyelesaikannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Induksi adalah upaya menstimulus kontraksi spontan uterus yang
belummuncul untuk mempersiapkan kelahiran.Induksi persalinan adalah suatu
upaya agar persalinan mulai berlangsungsebelum atau sesudah kehamilan cukup
bulan dengan jalan merangsang(stimulasi) timbulnya HIS.
Setiap persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang
normal.
Kelahiran seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong ke luar melalui jalan lahir, persalinan juga dikatakan multifasat
atau komplek, karena kejadian psikologis dan fisikologis saling berhubungan
dan tidak bisa dipisahkan (Abdul Bari, 2002; Vicky Chapman, 2006;
Hanafiah, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Induksi Persalinan?
2. Apa saja Indikasi Induksi Persalinan?
3. Apa yang dimaksud dengan Augmentasi Persalinan?
4. Apa saja penatalaksanaan Augmentasi Persalinan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini diantaranya :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Induksi dan Augmentasi
Persalinan tersebut.
b. Untuk lebih mengetahui tentang penatalaksanaan Augmentasi
Persalinan itu.
c. Untuk memahami berapa banyak tahapan yang termasuk kedalam
Augmentasi tersebut.
D. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
Diharapkan makalah ini dapat mendeskripsikan tentang Induksi dan
Augmentasi Persalinan , sehingga penulis mampu memahami tentang
Augmentasi persalinan
2. Bagi Instansi Terkait (Sekolah Tinggi)
Diharapkan makalah ini dapat menambah informasi mengenai Indusksi
dan Augmentasi Persalinan sebagai media informasi sehingga pihak
sekolah dapat membuatnya sebagai bahan ajar.
3. Bagi Pembaca
Sebagai referensi dan sarana penambah pengetahuan bagi pembaca
terutama berkaitan dengan Induksi dan Augmentasi Persalinan sebagai
media informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang beluminpartu,
baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsangtimbulnya kontraksi
rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinanberbeda dengan akselerasi
persalinan, di mana pada akselerasi persalinantindakan-tindakan tersebut untuk
wanita hamil yang sudah inpartu.
1. Indikasi
a. Indikasi Ibua. Penyakit hipertensi dalam kehamilan termasuk preeklamsi
dan eklamsi
b. Kehamilan dengan diabetes miltus
c. Infeksi amnionitis
2. Indikasi janina.
a. Kehamilan lewat waktu (postmaturitas)
b. Ketuban pecah dini
c. Janin mati
d. Inkompatibilitas Rh
e. Gestasi pascamatur
f. Insufisiensi plasenta
g. IUFD
h. IUGR
i. Oligohidramnion
3. Indikasi Selektif
a. Maturitas paru cukup
b. Kontraksi uterus tak sempurna
c. Atas permintaan yang bersangkutan
Pada usia kehamilan postmatur, di atas 10 hari lebih dari saat perkiraanpartus,
terjadi penurunan fungsi plasenta yang bermakna, yang dapatmembahayakan
kehidupan janin (gangguan sirkulasi uteroplasenta,gangguan oksigenasi janin)
Kontraindikasi
a. Disproporsi sefalo-pelvik
b. Ibu menderita penyakit jantung berat
c. Hati-hati pada bekas-bekas operasi/uterus yang cacat seperti bekas
SC,miomektomi yang luas dan ekstensif
d. Malposisi dan malpresentasi janin
e. Infusiensi plasenta
f. Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea
g. Grande multipara
h. Gemeli
i. Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion
j. Plasenta previa
k. Makrosomia
l. Hydrosefalus
m. Beberapa penyakit , seperti herpes genetalis aktif
Prostaglandin E2
Prostaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk juga otot-otot
rahim. Prostaglandin yang spesifik untuk merangsang ototrahim ialah
PGE2 Dan PGF2 alpha. Untuk induksi persalinan prostaglandin dapat
diberikan secara intravena, oral, vaginal, rectal,dan intra amnion. Pada
kehamilan aterm, induksi persalinan denganprostaglandin cukup efektif.
Pengaruh sampingan dari pemberiaprostaglandin ialah mual, muntah,
diare.
Skor Factor
Pembukaan Penipisan Stasion Kosintensi Posisi
cm (%) serviks serviks
0 Tertutup 0-30 -3 Keras Posterior
1 1-2 40-50 -2 Sedang Tengah
2 3-4 60-70 -1 Lemak Anterior
3 >5 >80 +1,+2 - -
Pemberian
Dianjurkan preparat ini diberikan pada saat atau menjelang tibadikamar bersalin
agar dapat dilakukan pemantauan kontinuterhadap aktifitas uterus dan denyut
jantung janin. Mungkin perludilakukan pengamatan dengan periode berkisar dari
30 menithingga 2 jam. Jika tidak terdapat perubahan dalam aktifitas uterusatau
denyut jantung janin setelah peiode ini, pasien dapatdipindahkan atau
dipulangkan. Jika muncul, kontraksi biasanyaterjadi pada jam pertama dan
memperlihatkan aktivitas puncak dalam 4 jam pertama. Jika tetap terjadi kontraksi
yang teratur,pemantauan denyut jantung janin harus dilanjutkan dan tanda-
tandavital di catat.Interval waktu aman minimal antara pemberian prostaglandin
E2dan permulaan pemberian oksitosin belum diketahui pasti. Menurutpetunjuk
pembuatannya, induksi oksitosin harus ditunda selama 6hingga 12 jam.
Efek samping
Angka hiperstimulasi uterus dilaporkan, didefinisikan sebagai 6kontraksi atau
lebih dalam 10 menit selama total 20 menit, adalah 1persen untuk gel intraserviks
(dosis 0,5 mg) dan 5% untuk gelintravagina (dosis 2 hingga 5 mg). karena dapat
terjadihiperstimulasi serius atau gangguan janin lebih lanjut,prostaglandin
biasanya tidak digunakan pada persalinan. Jikaterjadi, hiperstimulasi biasanya
dimulai dalam 1 jam setelah gel disisipan dimasukan. Irigasi serviks dan vagina
untuk mengeluarkangel serviks belum terbukti bermanfaat.Salah satu
kemungkinan keunggulan gel intravagina adalah bahwapengeluaran sisipan ini
dengan menariknya biasanya meredakanefek samping tersebut. Efek sistemik
berupa demam, muntah, dandiare akibat prostaglandin E2 sangat jarang terjadi.
Produsen obatini menganjurkan kehati-hatian dalam pemakaian obat ini
padapasien dengan glaucoma, gangguan hati dan ginjal yang berat/asma.
Misoprostol
Misoprostol (cytotec) adalah prostaglandin E1 sintenik, dan saat initersedia
berbagai tablet 100 mcg untuk mencegah ulkus peptic. Obat ini digunakan “off
label” (diluar indikasi resmi) untuk pematangan serviks prainduksi dan induksi
persalinan. Misoprostol berharga murah, stabil pada suhu kamar, dan mudah
diberikanperoral atau dengan memasukannya kevagina, tetapi tidak keserviks
Misoprostol vagina
Tablet misoprostol vagina dimasukan kedalam vagina setara danmungkin lebih
25µg. hipertensi dimulai uterus disertai perubahandenyut jantung janin perlu
diperhatikan pada pemakaian obat ini.Dosis misoprostol intravagina yang lebih
tinggi (50 µg atau lebih)menyebabkan peningkatan bermakna takisistol uterus,
pengeluarandan aspirasi mekonium, dan sesar atas indikasi hiperstimulasiuterus.
Laporan rupture uterus pada wanita dengan riwayatpembedahan dengan
menyebabkan misoprostol tidak bolehdigunakan pada para wanita tersebut.
Misoprostol Oral
Afektivitas misoprostol oral, 100 µg, serupa dengan misoprostolintravagina 25 µg
Teknik Amniotomi
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukan kedalam jalanlahir sampai
sedalam kanalis servikalis. Setelah kedua jari beradadalam kanalis servikalis,
maka posisi jari berubah sedemikian rupasehingga telapak tangan menghadap
kearah atas. Tangan kirikemudian memasukan pengait khusus kedalam jalan lahir
dengantutunan kedua jari yang telah ada didalam. Ujung pengait diletakandiantara
jari telunjuk dan jari tengah tangan yang ada didalam.Tangan yang diluar
kemudian memanipulasi pengait khususpengait tersebut untuk dapat masuk dan
merobek selaput ketuban.Selain itu menusukan pengait ini dapat juga dilakukan
dengan satutangan, yaitu pengait dijepit diantara jari tengah dan jari telunjuk
tangan kanan, kemudian dimasukan kedalam jalan lahir sedalamkanalis servikalis.
Pada waktu tindakan ini dikerjakan, seorangasisten menahan kepala janin kedalam
pintu atas panggul. Stelahair ketuban mengalir keluar , pengait dikeluarkan leh
tangan kiri,sedang jari tangan yang didalam memperlebar robekan selaputketuban.
Air ketuban dialirkan sedikit-demi sedikit untuk menjagakemungkinan terjadinya
prolaps tali pusat, bagian-bagian kecil janin, gawat janin dan solusio plasenta.
Setelah selesai tanganpenolong ditarik kluar dan kejalan lahir
Komplikasi
1. Terhadap ibu
a. Kegagalan induksi
b. Kelelahan ibu dan krisis emosional
c. Inersia uteri dan partus lama
d. Tetania uteri yang dapat menyebabkan solusio plasenta, rupturauteri
dan laserasi jalan lahir
e. Infeksi intrauterine
2. Terhadap janina.
a. Trauma pada janin oleh tindakan
b. Prolapsus tali pusat
c. Infeksi intrapartal pada janin
1. Tahap Pertama
Tahap pertama persalinan berlangsung dari saat persalinan dimulai sampai serviks
sepenuhnya berdilatasi dan klien mulai mendorong bayi keluar. Pada bagian
pertama dari tahap pertama (0-4 cm pelebaran leherrahim, yang dikenal sebagai
fase laten), pembesaran dapat berupaistirahat terapi, atau diberikan obat yang
menyebabkan rahim berkontraksi. Tahap pertama berkepanjangan selama
persalinan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi melahirkan caesar, dan mengurangi
kesehatan bayi saat lahir (skor Apgar lebih rendah).
Sisanya melibatkan ibu menerima suntikan obat penghilang rasa sakityang kuat
agar dia bisa beristirahat atau tidur dengan ketidaknyamanan minimal sambil
kemajuan persalinan. Kadang-kadang obat penenang juga diresepkan. Pilihan ini
tidak tepat jika persalinan dengan tanda-tanda ibu atau bayi tidak sehat.
Perempuan yang diobservasi denganistirahat terapi, 85% akan meningkat di fase
aktif persalinan (4-10 cmmelebar), 10% adalah mungkin dalam persalinan palsu,
dan 5% memiliki masalah yang berkelanjutan dengan kemajuan persalinan.
2. Tahap Kedua
Tahap kedua dari saat serviks sepenuhnya berdilatasi dan wanita diperbolehkan
untuk meneran, sampai bayi dilahirkan. Tahap keduapanjang dapat dikelola
dengan observasi lanjutan (manajemen hamil), persalinan pervaginam operatif
(forceps atau vakum), atau SC. Pilihan yang paling tepat akan tergantung pada
bagaimana ibu dan bayi, tanda-tanda kemajuan persalinan, dan panjang tahap
kedua.Pecah buatan dari membran sekitar bayi (amniotomi) sering
dilakukanselama tahap kedua jika selaput masih utuh. Episiotomi rutin(memotong
tepi jalan lahir untuk membuatnya lebih luas) tidak memperpendek tahap kedua
tenaga kerja dan tidak berguna untuk tujuan ini.
Persalinan pervagina yang sukses adalah hasil yang paling umum dari wanita
yang mengalami tahap kedua panjang. Masalah yang palingumum dengan bayi
karena tahap kedua berkepanjangan termasuk masuk perawatan intensif dan
cedera pada saraf di leher yang memasok lengan. Tahap kedua lama dikaitkan
dengan peningkatan bahaya padaibu perdarahan setelah persalinan (postpartum
haemorrhage).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Augmentasi adalah upaya meningkatkan kontraksi spontan uterus dalam
kondisi kontraksi uterus yang kurang akibat gangguan dilatasi cerviks dan
turunnya fetus. Augmantasi persalinan adalah intervensi untuk mangatasi
kemajuanpersalinan yang lambat. Perbaikan kontrasksi uterus yang tidak efektif
meliputi amniotomi, pemberian oksitosin dan amniotomi, atau pemberianoksitosin
jika sebelumnya telah terjadi ketuban pecah. Augmentasipersalinan merupakan
salah satu prinsip penatalaksanaan aktif persalinandan seperti intervensi lainnya,
alasan lengkapnya harus didiskusikan danpersetujuan tindakan dari ibu harus
didokumentasikan. Kesejahteraan ibudan bayinya yang belum lahir harus selalu
menjadi hal yang terpenting.
Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Diharapkan Makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis tentang Induksi dan Augmentasi Persalinan dan
diharapkan dapat melaksanakan sesuai dengan teori
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Tenaga Kesehatan lebih trampil dalam menangani kasus
Induksi dan Augmentasi Persalinan
3. Bagi Rumah Sakit
Disarankan agar Rumah Sakit dapat lebih meningkatkan kualitas
pelayanan secara optimal melalui penanganan segera pada kasus Induksi
dan Augmentasi Persalinan
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu
hamil dan penanganan yang tepat dapat dijadikan sebagai bahan referensi.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.scribd.com/doc/85415485/Kelompok-2-Induksi-Dan-
Augmentasi-Persalinan
- https://www.scribd.com/document/325202604/REFERAT-OBGYN-
Induksi-dan-Augmentasi-Persalinan
- http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-afahanikfi-7474-
3-15.babv.pdf