Anda di halaman 1dari 24

Dosen pengampuh: Wa Ode Aisah Soahira., S,kep.,Ns.,M.

Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4

1. ADI SAPUTRA (P202101038)


2. MINDRA LESTARI (P202101033)
3. MUTIARA (P202101032)
4. ALDA PUTRI (P202101035)
5. NUR KHAIRILHILDAYANA (P202101037)
6. SALMIDA ARSADI (P202101031)
7. WA DEPIANI (P202101034)
8. WIRDA FARADILLA (P202101145)

FAKULTAS ILMU - ILMU KESEHATAN


JURUSAN KEPERAWATAN & PROFESI NERS
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkanrahmat
dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan denganjudul “INC”
Dalam meyelesaikan laporan ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil
yangmaksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman
dan kemampuanyang kami miliki,

kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.Terselesaikannya


laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kamimenyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan dansempurnanya laporan ini sehingga dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan


terjadinyakontraksi uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi
serviks yang nyataserta diikuti dengan pengeluaran janin dan plasenta dari
tubuh ibu (Sarwono,2010). Proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu
kala I sampai kala IV. KalaI persalinan dimulai sejak adanya kontraksi
uterus yang teratur hingga serviksmembuka lengkap. Kala I terdiri dari
dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Adatiga faktor utama yang
mempengaruhi proses persalinan yaitu power, passage, pasanger
psikologis dan penolong, (Sarwono, 2010).

Di negara berkembang, saat melahirkan dan minggu pertama


setelahmelahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Sekitar
seperempathingga separuh kematian bayi berumur kurang dari satu tahun
terjadi dalamminggu pertama. Seorang ibu harus memasuki proses
persalinan dan melahirkandengan pengetahuan cukup mengenai tahap-
tahap persalinan, cara mengatasi rasasakit tanpa obat-obatan, dan efek
samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat-obatan untuk
persalinan.

Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)


tahun2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228/100.000
kelahiran hidup(KH). Tingginya angka kematian ini terjadi pada masa
intranatal dan postnataldengan penyebab utama perdarahan, dimana salah
satu faktor penyebab perdarahan adalah pengelolaan persalinan pada kala
satu yang tidak adekuat. MDGs 2015 merupakan upaya global dengan
salah satutujuannya meningkatkan kesehatan ibu dan anak dengan cara
mengurangi AKI.Program Indonesia sehat 2015 bertujuan menurunkan
AKI menjadi 102/100.000KH (Depkes RI, 2008).

3
B.Tujuan

1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada


kliendengan intaranatal care.

2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dan memahami definisi intranatal


b. Untuk mengetahui dan memahami etiologi intranatal
c. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi intranatal
d. untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan
intranatal
e. untuk mengetahui dan memahami komplikasi pada intranatal care

4
A.PENGERTIAN INTRANATAL CARE (INC)

Intranatal care/Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir


dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu.(Sulaiman Sastrawinata, 1983). Intranatal
care/Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi(janin turi) yang
dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.(Rustam
Muchtar, 1998).Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin danplasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina
keduni luar. Persalinan normaladalah suatu proses dimana janin cukup
bulan,dengan presentasi belakang kepala, masukmelalui jalan lahir sesuai dengan
kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.Persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telahcukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan laindengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dan kelahiran normaladalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37– 42
minggu),lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam tanpakomplikasi baik pada ibu maupun pada janin

B. ETIOLOGI

Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu hormon estrogen
dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan sensitifitas otot
rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin,
prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesterone
menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar yang

5
menyebabkan relaksasi otot dan otot polos. Beberapa teori disebutkan dapat
menimbulkan adanya penyebab proses persalinan. Teori tersebut diantaranya:

a. Teori Penurunan Hormon


1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Fungsi progresteron sebagai penenang otot-otot polos rahim akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his (kontraksi) bila
kadar progresteron menurun.
b. Teori Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori Distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu uterus plasenta.
d. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terlihat ganglion servikale. Bila ganglion itu digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan kontraksi pada
rahim.

C. PATOFISIOLOGI DAN FAKTOR MEMPENGARUHI PERSALINAN

1. Patofisiologi

Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus.


Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban
keluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu

6
karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry
labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin
lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita
dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan
spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.

Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu:

a. Kala I, dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5
cmdan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih
kuat dan sering selama fase aktif.
b. Kala II,dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III,dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit
d. Kala IV,dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.
(Taber, 1994).

D.KLASIFIKASI

Klasifikasi Persalinan berdasarkan caranya dapat dibagi menjadi 3 :

a) Persalinan biasa (normal) disebut juga partus spontan yaitu proses


lahirnya bayi dengan kekuatan ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung <24 jam.
b) b.Partus luar biasa (abnormal) yaitu persalinan dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan operasi SC.
c) c.Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

E.TANDA DAN GEJALA PERSALINAN

Tanda-tanda dan gejala peringatan akan meningatnya kesiagaan seorang wanita

7
mendekati persalinan. Wanita tersebut menglami semua, sebagaimana atau
bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada di bawah

1. Lightening: yang mulai di rasakan kira-kira dua minggu sebelum persalinan,


adalah penurunan bagian presentasiyang mulai dirasakan kira –kira dua
minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam
pelvis minor.Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah
lightening.Saat itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3
berkurang,karena kondisi ini akan menciptakan ruang bar u abdomen atas
untuk ekspansi paru, sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih
perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluru, kram pada
tangkai, dan peningkatan statis pada vena.
2. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang.Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kalasatu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
4. Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang
sangatnyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi
pada persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks
yangtidak nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5. Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang
dinamakanblody show
6. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48
jamsebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah
beberapaminggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat
kehamilan.
7. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk
diare,kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan
gejalamenjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini

8
(nugroho, 2011)

F.TAHAP-TAHAP PERSALINAN NORMAL

1. KALA I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.

(Manuaba, 2010). Kala I persalinan terdiri dari dua fase, yaitu:

Fase laten dalam kala I persalinan

a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan


pembukaan serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

Fase aktif dalam kala I persalinan

a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan terus meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm.
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin

Fase aktif terbagi atas :

a. Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 3cm sampai 4cm.


b. Fase dilatasi maksimal (steady) berlangsung selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat sampai 9 cm.

9
c. Fase deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).

Gangguan yang mungkin terjadi selama kala I persalinan:

a. Ketuban pecah dini atau lama


b. Risiko terjadinya infeksi
c. Perdarahan pervaginam
d. Plasenta previa

2. KALA II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi (Kurniawati dkk, 2009).

Tanda dan gejala kala II persalinan, yaitu sebagai berikut:

a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi


b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau
vaginanya
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Lamanya kala II (sejak pembukaan lengkap sampai lahir), rata-rata berlangsung


50 menit untuk primigravida dan 30 menit pada multigravida, tetapi hal ini dapat
sangat bervariasi (Manuaba, 2010). Kemampuan ibu untuk menggunakan otot-
ototabdomennya dan posisi bagian presentasi berpengaruh pada durasi kala II.
Beberapa proses kala II persalinan yaitu:

a. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan karena tertekannya pleksus Frankenhauser.

10
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala
seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala terhadap punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan jalan: kepala dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketika dikait untuk
melahirkan sisa badan, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban (Manuaba,
2010).

Gangguan yang mungkin terjadi pada kala II persalinan:

a. Distosia Bahu, kesulitan melahirkan bahu setelah kepala lahir.


b. Ruptura Uteri, robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau
persalinan dimana umur kehamilan > 28 minggu.
c. Atonia Uteri, kegagalan miometrium untuk berkontraksi sehingga uterus
dalam keadaan relaksasi penuh, melebar, lembek, tidak mampu
menjalankan fungsi, oklusi pembuluh darah.
d. Laserasi Jalan Lahir, diskontinuitas jaringan tubuh (dengan segala
akibatnya) yang disebabkan oleh trauma proses persalinan atau tindakan
yang diterapkan, yang terjadi pada serviks, vagina, vulva dan perineum.
e. Terjadinya syok, tanda dan gejala yaitu nadi cepat, lemah (110 kali/ menit
atau lebih), tekanan darah rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg), pucat
pasi, berkeringat dingin, kulit lembab, napas cepat (lebih dari 30
kali/menit), cemas, tidak sadar, produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/
jam).
f. Dehidrasi, tanda dan gejala yaitu perubahan nadi (100 kali/menit atau
lebih), urine pekat, produksi urine sedikit( < 30 ml/jam).
g. Adanya infeksi, Tanda dan gejala yaitu nadi cepat (110x/menit/ lebih),

11
temperature tubuh lebih dari 380C, menggigil, air ketuban atau cairan
vagina yang berbau.
h. Pre eklamsia ringan, Tanda dan gejala yaitu tekanan darah diastolic 90-110
mmHg, proteinuria 2+
i. Pre eklamsia berat atau eklamsia, Tanda dan gejala yaitu tekanan darah
diastolic 110 mmHg atau lebih, tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebihdengan kejang, nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang setiap
saat.
j. Inersia uteri, Tanda dan gejala yaitu kurang dari 3 kontraksi dalam 10
menit masing-masing kontraksi berlangsung kurang dari 40 detik.
k. Adanya gawat janin, Tanda dan gejala yaitu DJJ kurang dari 120 atau
lebih dari 160 x/ menit, mulai waspada tanda awal gawat janin, DJJ kurang
dari 100 atau lebih dan 180 x/ menit.
l. Distorsia, Tanda dan gejala yaitu kepala bayi tidak melakukan putaran
paksi luar, kepala bayi tersangkut di perineum (kepala kura-kura), bahu
bayi tidak lahir.
m. Cairan ketuban bercampur mekonium. Tanda dan gejala yaitu cairan
ketuban berwarna hijau yang menandakan cairan ketuban mengandung
mekonium.
n. Tali pusat menumbung, dimana tanda dan gejalanya yaitu tali pusat teraba
atau terlihat saat pemeriksaan dalam.
o. Lilitan tali pusat yang melilit leher bayi (Kurniawati, Desy, dkk. 2009)

3. KALA III

Kala III adalah dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta
seluruhnya sudah dilahirkan. Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.

12
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran ini cukup penting, karena
kelalaian dapat menyebabkan risiko perdarahan yang dpaat membawa kematian.
Kala ini berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap. Kala III
terdiri dari 2 fase yaiu fase pelepasan uri dan fase pengeluaran uri. Dalam waktu
1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagiba dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
bisertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200cc.

Gangguan yang mungkin terjadi adalah perdarahan post partum. Hal-hal yang
menyebabkan perdarahan post partum ialah:

a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta
c. Inversio Plasenta

4. KALA IV

Kala IV (observasi) dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan


postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya syok hipovolemia pada ibu yang dapat mengancam jiwa.
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah itu. Observasi dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan
postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan), kontraksi
uterus dan terjadinya pendarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Adapun 7 pokok penting yang harus
diperhatikan pada persalinan kala IV, diantaranya adalah:

a. Kontraksi uterus harus baik


b. Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
c. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
d. Kandung kencing harus kosong

13
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum bayi meliputi Appearance, Pulse, Grimace,
Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus
otot/keaktifan, dan pernapasan)
g. Resume keadaan umum ibu

Gangguan-gangguan yang mungkin muncul pada kala IV persalinan:

a. Laserasi jalan lahir


b. Robekan serviks
c. Perdarahan post partum

G.PEMERIKSAAN FISIK
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya
serta kenyamanan fisik ibu bersalin, meliputi pemeriksaan abdomen dan
pemeriksaan dalam.
a. Pemeriksaan abdomen digunakan untuk:
 Menentukan tinggi fundus uterus
 Memantau kontraksi usus
 Memantau denyut jantung janin
 Menentukan presentasi
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin

b. Pemeriksaan dalam diperlukan untuk menilai:


 Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit, serta
melihat keadaan dan pembukaan serviks
 Kapasitas panggul
 Ada atau tidak adanya penghalang (tumor) pada jalan lahir
 Sifat fluor albus dan apakah ada alat yang sakit umpamanya bartholmitis,
urethritis, sistitis, dan sebagainya.
 Pecah tidaknya ketuban

14
 Presentasi kepada janin
 Turunnya kepala dalam ruang panggul
 Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
 Apakah partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah
berlangsung (Prawirohardjo, 2006).

H.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran
dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.

I.PENATALAKSANAAN

1.Kala I

15
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
d. terendah dan kemajuan persalinan serta perineum

2.Kala II

Mengajari ibu untuk mengejan

3.Kala III

a. Pengawasan terhadap perdarahan


b. Memperhatikan tanda plasenta lepas

4.Kala IV

a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU


b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

J.ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Data biologis/fisiologis

• Keluhan Utama

• Riwayat Keluhan Utama

b. Riwayat Kehamilan sekarang

• HPHT (hari pertama haid terakhir)

• Pemeriksaan kehamilan

• Imunisasi TT 2 kali (lengkap)

• Pergerakan janin pertama kali dirasakan

• keluhan selama kehamilan

16
c. Riwayat Keluarga Berencana

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

e. Riwayat Reproduksi

• Riwayat haid (siklus haid, lamanya haid, ada tidaknya dismenore

• Riwayat ginekologi (ada/tidak ada riwayat penyakit tumor, kanker, dan


infeksi)

f. Riwayat kesehatan keluarga

g. Pola Gordon

• stirahat dan Tidur, Frekuensi tidur dan istirahat, kualitas tidur, dan ada
tidaknya kesulitan tidur.

• Sirkulasi, Tekanan darah, suhu tubuh, nadi, CRT normal < 2 detik.

• Integritas Ego, Tingkat kecemasan yang dialami selama kehamilan dan


persalinan.

• Eliminasi Frekuensi, konsistensi, warna BAK/BAB. Ada tidaknya bau,


lembek/ keras, perdarahan.

• Makan dan cairan, Porsi makan dan minum, komposisi makanan dan
minuman, jenis makanan dan minuman.

• Kebersihan diri / Hygiene, Frekuensi merawat kebersihan diri dan


hygiene.

• Neurosensori, Fungsi kelima panca indera.

• Nyeri /kenyamanan, Frekuensi nyeri kontraksi dan lamanya kontraksi.

• Pernafasan, Ada tidaknya gangguan pada sistem pernapasan dan RR.

• Seksualitas, Ada tidaknya gangguan seksual, hubungan dengan suami


saat kehamilan.

17
• Komunikasi dan Sosialisasi, Hubungan dengan keluarga, cara
berkomunikasi dan sosialisasi dengan keluarga.

h. Pemeriksaaan khusus obstetrik (Status Obstetricus)

• Inspeksi: membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen


mungkin belum nyata).

• Palpasi: tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan


dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus -pada
kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis).
Memantau denyut jantung janin, menentukan presentasi, memantau
kontraksi uterus.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks ditandai dengan


mengeluh nyeri, wajah klien tampak meringis, skala nyeri 5 (skala 0-10), klien
tampak memegang area yang nyeri Kala II

Pengkajian Pada Ibu

a. Aktivitas/istirahat

• Melaporkan kelelahan

• Melaporkan ketidak mampuan dorongan sendiri/terelaksasi

• Lingkaran hitam diatas mata.

b. Sirkulasi, Tekanan darah meningkat (5-10 mmHg)

c. Integritas ego, Dapat merasa kehilangan control/sebaliknya

d. Eliminasi, Keinginan untuk defikasi, kemungkinan terjadi distensi kandung


kemih.

18
e. Nyeri/ketidak nyamanan.

• Dapat merintih/menangis selama kontraksi

• Melaporkan rasaterbakar/meregang pada perineum

• Kaki dapat bergetar selama upaya mendorong. Kontraksi kuat terjadi


dalam 1.5-2 menit

f. Pernafasaan, Peningkatan frekwensi pernafaasan

g. Seksualitas

Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi Pada Bayi Baru Lahir
(BBL)

1.Penilaian APGAR meliputi pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus


otot, dan refleks.

2. Pengukuran Antropometri, meliputi Berat badan, panjang badan, lingkar


kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, dan lingkar perut.

3. Pengukuran suhu tubuh

4. Pemeriksaan Head to Toe

a. Kepala dan Wajah

b. Inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada molase, caput


succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.

c. Palpasi: Sutura kepala, benjolan pada kepala, pemeriksaan lingkar


kepala bayi

d. Mata :Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi,


tidak ada kotoran/sekret

e. Mulut :Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian
yang terbelah, lidahnya rata dan simetris Palpasi : adanya refleks isap,
menelan, dan rooting

19
f. Tubuh : Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik keputihan
yang khas terlihat pada hidung , dahi, dan pipi), lanugo (rambut halus yang
melapisi janin), deskuamasi (pelepasan kulit yang secara normal terjadi
selama 2-4 minggu pertama kehidupan), eritema toksikum (alergi
kemerahan yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi
normal), warna keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau
ikterik)

g. Dada : Inspeksi : gerakan dinding dada,

h. frekuensi pernapasan Palpasi : ukur lingkar dada Auskultasi : bunyi


napas dan bunyi jantung

i. Abdomen : Inspeksi : bentuk perut bayi, tali pusat bayi (tidak ada
perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat
atau kemerahan sekitar tali pusat) Palpasi : Benjolan, pembengkakan, ukur
lingkar perut

j. Genetalia dan anus : Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat kelamin
luar (pada perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau
kemerahan dan pada laki-laki terdapat lubang pada ujung penis), adanya
lubang anus pada bayi, periksa adanya mekonium. Palpasi : teraba testis di
skrotum

k. Ekstremitas : Inspeksi : Periksa adanya refleks moro, graps, bentuk kaki


simetris, dan jumlah jari pada kaki. Palpasi : Pengukuran lingkar lengan
atas.

3. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Nyeri persalinan berhubungan dengan ekspulsi janin ditandai dengan


ketegangan otot, perubahan fungsi saluran kemih dan prilaku ekspresif Kala III

Pengkajian

20
a. Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.

b. Sirkulasi

1. Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian


kembali ke tingkat normal dengan cepat.

2. Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.

3. Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.

c. Makanan/cairan, Kehilangan darah normal 200-300ml.

d. Nyeri/ketidaknyamanan Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan


adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir
mungkin ada.

e. Seksualitas, Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk
globular.

4. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi setelah persalinan Kala IV

Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat Pasien tampak berenergi atau keletihan / kelelahan,


mengantuk

b. Sirkulasi

1. Nadi biasanya lambat (50 - 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal

2. TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /


anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau
hipertensi karena kehamilan

21
3. Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)

4. Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 -500 ml


untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria

c. Integritas Ego

1. Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi


atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan),
atau kecewa

2. Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku


intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.

d. Eliminasi

1. Hemoroid sering ada dan menonjol

2. Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter


urinarius mungkin dipasang

3. Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran


urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran

e. Makanan / Cairan, Dapat mengeluh haus, lapar, mual

f. Neurosensori, Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan


menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja,
atau pasien primipara)

g. Nyeri /Ketidaknyamanan, Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai


sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan/perbaikan episiotomi, kandung
kemih penuh, atau perasaan dingin/otot tremor dengan “menggigil.

h. Keamanan

22
1. Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)

2. Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat

i. Seksualitas

1. Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi


umbilikus

2. Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan


hanya beberapa bekuan kecil

3. Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas

4. Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara

5. Payudara lunak dengan puting tegang

j. Penyuluhan / Pembelajaran, Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu


dan jumlah

23
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC.

Manuaba, IB. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta:
EGC.

Wiknjosostro, Hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: YayasanBima


Pustaka Sarwana Prawirohardjo.

Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi. Yogykarta:


Tosca Enterprise.

19

24

Anda mungkin juga menyukai