Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkanrahmat
dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan denganjudul “INC”
Dalam meyelesaikan laporan ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil
yangmaksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman
dan kemampuanyang kami miliki,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
3
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
4
A.PENGERTIAN INTRANATAL CARE (INC)
B. ETIOLOGI
Persalinan dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu hormon estrogen
dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan sensitifitas otot
rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin,
prostaglandin, dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesterone
menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar yang
5
menyebabkan relaksasi otot dan otot polos. Beberapa teori disebutkan dapat
menimbulkan adanya penyebab proses persalinan. Teori tersebut diantaranya:
1. Patofisiologi
6
karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry
labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin
lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita
dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan
spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.
a. Kala I, dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5
cmdan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi lebih
kuat dan sering selama fase aktif.
b. Kala II,dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III,dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit
d. Kala IV,dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.
(Taber, 1994).
D.KLASIFIKASI
7
mendekati persalinan. Wanita tersebut menglami semua, sebagaimana atau
bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada di bawah
8
(nugroho, 2011)
1. KALA I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan.
a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan terus meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm.
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin
9
c. Fase deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
2. KALA II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi (Kurniawati dkk, 2009).
a. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran
cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan karena tertekannya pleksus Frankenhauser.
10
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala
seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian
kepala terhadap punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan jalan: kepala dipegang pada os oksiput dan di bawah dagu, ditarik
curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir ketika dikait untuk
melahirkan sisa badan, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban (Manuaba,
2010).
11
temperature tubuh lebih dari 380C, menggigil, air ketuban atau cairan
vagina yang berbau.
h. Pre eklamsia ringan, Tanda dan gejala yaitu tekanan darah diastolic 90-110
mmHg, proteinuria 2+
i. Pre eklamsia berat atau eklamsia, Tanda dan gejala yaitu tekanan darah
diastolic 110 mmHg atau lebih, tekanan darah diastolic 90 mmHg atau
lebihdengan kejang, nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang setiap
saat.
j. Inersia uteri, Tanda dan gejala yaitu kurang dari 3 kontraksi dalam 10
menit masing-masing kontraksi berlangsung kurang dari 40 detik.
k. Adanya gawat janin, Tanda dan gejala yaitu DJJ kurang dari 120 atau
lebih dari 160 x/ menit, mulai waspada tanda awal gawat janin, DJJ kurang
dari 100 atau lebih dan 180 x/ menit.
l. Distorsia, Tanda dan gejala yaitu kepala bayi tidak melakukan putaran
paksi luar, kepala bayi tersangkut di perineum (kepala kura-kura), bahu
bayi tidak lahir.
m. Cairan ketuban bercampur mekonium. Tanda dan gejala yaitu cairan
ketuban berwarna hijau yang menandakan cairan ketuban mengandung
mekonium.
n. Tali pusat menumbung, dimana tanda dan gejalanya yaitu tali pusat teraba
atau terlihat saat pemeriksaan dalam.
o. Lilitan tali pusat yang melilit leher bayi (Kurniawati, Desy, dkk. 2009)
3. KALA III
Kala III adalah dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta
seluruhnya sudah dilahirkan. Pada kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
12
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran ini cukup penting, karena
kelalaian dapat menyebabkan risiko perdarahan yang dpaat membawa kematian.
Kala ini berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap. Kala III
terdiri dari 2 fase yaiu fase pelepasan uri dan fase pengeluaran uri. Dalam waktu
1-5 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagiba dan akan lahir
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
bisertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200cc.
Gangguan yang mungkin terjadi adalah perdarahan post partum. Hal-hal yang
menyebabkan perdarahan post partum ialah:
a. Atonia uteri
b. Retensio plasenta
c. Inversio Plasenta
4. KALA IV
13
e. Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
f. Resume keadaan umum bayi meliputi Appearance, Pulse, Grimace,
Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus
otot/keaktifan, dan pernapasan)
g. Resume keadaan umum ibu
G.PEMERIKSAAN FISIK
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya
serta kenyamanan fisik ibu bersalin, meliputi pemeriksaan abdomen dan
pemeriksaan dalam.
a. Pemeriksaan abdomen digunakan untuk:
Menentukan tinggi fundus uterus
Memantau kontraksi usus
Memantau denyut jantung janin
Menentukan presentasi
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
14
Presentasi kepada janin
Turunnya kepala dalam ruang panggul
Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
Apakah partus telah mulai atau sampai dimanakah partus telah
berlangsung (Prawirohardjo, 2006).
H.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran
dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ,
daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
I.PENATALAKSANAAN
1.Kala I
15
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
d. terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
2.Kala II
3.Kala III
4.Kala IV
J.ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data biologis/fisiologis
• Keluhan Utama
• Pemeriksaan kehamilan
16
c. Riwayat Keluarga Berencana
e. Riwayat Reproduksi
g. Pola Gordon
• stirahat dan Tidur, Frekuensi tidur dan istirahat, kualitas tidur, dan ada
tidaknya kesulitan tidur.
• Sirkulasi, Tekanan darah, suhu tubuh, nadi, CRT normal < 2 detik.
• Makan dan cairan, Porsi makan dan minum, komposisi makanan dan
minuman, jenis makanan dan minuman.
17
• Komunikasi dan Sosialisasi, Hubungan dengan keluarga, cara
berkomunikasi dan sosialisasi dengan keluarga.
a. Aktivitas/istirahat
• Melaporkan kelelahan
18
e. Nyeri/ketidak nyamanan.
g. Seksualitas
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi Pada Bayi Baru Lahir
(BBL)
e. Mulut :Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian
yang terbelah, lidahnya rata dan simetris Palpasi : adanya refleks isap,
menelan, dan rooting
19
f. Tubuh : Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik keputihan
yang khas terlihat pada hidung , dahi, dan pipi), lanugo (rambut halus yang
melapisi janin), deskuamasi (pelepasan kulit yang secara normal terjadi
selama 2-4 minggu pertama kehidupan), eritema toksikum (alergi
kemerahan yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi
normal), warna keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau
ikterik)
i. Abdomen : Inspeksi : bentuk perut bayi, tali pusat bayi (tidak ada
perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat
atau kemerahan sekitar tali pusat) Palpasi : Benjolan, pembengkakan, ukur
lingkar perut
j. Genetalia dan anus : Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat kelamin
luar (pada perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau
kemerahan dan pada laki-laki terdapat lubang pada ujung penis), adanya
lubang anus pada bayi, periksa adanya mekonium. Palpasi : teraba testis di
skrotum
Pengkajian
20
a. Aktivitas/istirahat Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b. Sirkulasi
e. Seksualitas, Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat
memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk
globular.
Pengkajian
b. Sirkulasi
21
3. Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
h. Keamanan
22
1. Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
i. Seksualitas
23
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, IB. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta:
EGC.
19
24