Anda di halaman 1dari 46

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO, diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar
50.000 jiwa pertahun dan kematian bayi, khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per
tahun. Sebab sebab kematian maternal dapat dibagi menjadi 2 golongan yakni yang
langsung disebabkan oleh komplikasi komplikasi kehamilan, persalinan, nifas dan
sebab sebab yang lain
Pada tahun 1998 kematian maternal dan neonatal terutama dinegara berkembang
sebesar 90 % dari 50.000 jiwa kematian ibu. Kendati jumlahnya sangat besar, tetapi
tidak menarik perhatian dunia, lain halnya dengan kematian yang terjadi akibat
bencana. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar
untuk menghindari yaitu dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, pihak
swasta dan badan social lainnya.
Sangat jelas bahwa angka kematian maternal yang tinggi di suatu negara
sesungguhnya mencerminkan rendahnya status pelayanan kesehatan, terutama sistem
rujukan, tingkat kesejahteraan rakyat dalam arti luas, faktor faktor geografis, ekonomi
dan sebagainya.
Oleh karena itu pengawasan terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang
besar dan cermat. Dengan memberikann perawatan yang benar dan intensif diharapkan
kelainan kelainan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan
tiadak sampai mengakibatkan komplikasi pada ibu dan janin.
1.2 Tujuan
I.2.1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan mendapatkan pengalaman yang nyata
dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu inpartu.
I.2.2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat melakukan :
a. Melakukan pengkajian (pengumpulan data) pada asuhan intranatal.
b. Menentukan identifikasi masalah (diagnosa) pada asuhan intranatal.
c. Menentukan dan melakukan antisipasi maslah potensial pada asuhan intranatal.
d. Menentukan identifikasi kebutuhan segera pada asuhan intranatal.
e. Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dari intervensi pada
asuhan intranatal.
f. Melaksanakan intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan pada
asuhan intranatal.
g. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada asuhan
intranatal.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan keefektifan pelayanan serta penulisan laporan ini
maka penulis membatasi makalah ini pada Asuhan kebidanan ibu dengan Inpartu di
ruang bersalin RS DKT Sidoarjo.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Studi kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca buku buku yang berkaitan dengan Topik
Inpartu.
1.4.2 Praktek Langsung
Melakukan asuhan kebidanan serta pendekatan pada klien dan memberikan
pelayanan kesehatan
1.4.3 Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis juga melakukan konsultasi dengan
pembimbing ruangan RS DKT Sidoarjo maupun pembimbing Akademik Kebidanan
Griya Husada.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 : Landasan Teori
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Definisi
2.1.2 Sebab Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
2.1.3 Faktor Faktor Penting Dalam Persalinan
2.1.4 Tanda Dan Gejala Inpartu
2.1.5 Kala Persalinan
2.1.6 Pimpinan Persalinan
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Definisi
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Hasil yang Diharapkan
2.2.4 Langkah Langkah
BAB 3 : TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Masalah / Diagnosa
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Hasil Observasi
3.6 Catatan Perkembangan
BAB 4 : PEMBAHASAN
BAB 5 : PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Definisi
Inpartu adalah seseorang wanita yang sedang dalam persalinan.
(Sastrawinata,1983:156)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).(Manuaba
1998:157)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata 1983:221)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Mochtar Rustam, 1998: 91)
2.1.2 Sebab Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
Sebab sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas agaknya
banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan ialah :
Penurunan Kadar Progesterone
Progesterone menimbulkan relaksasi otot otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot otot rahim, selama kehamilan tersebut
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah tetapi pada
akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his.
Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot otot rahim.
Keregangan Otot Otot
seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka majunya kehamilan makin teregang otot
otot rahim makin rentan.
Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin dan rupanya juga memegang peranan oleh
karena pada anencepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa
Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan, hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2
atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extraamniol menimbulkan
kontraksi kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
(Sastrawinata, 1983: 222 - 223)
2.1.3 Faktor Faktor Penting Dalam Persalinan
1. Power
- his (kontraksi uterus)
- kontraksi otot dinding perut
- kontraksi diagfragma pelvis atau kekuatan mengejan
- ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
2. Passenger
Janin dan placenta
3. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang (Manuaba, 1998: 160)
2.1.4 Tanda Dan Gejala Inpartu
- penipisan dan pembukaan serviks
- kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (Frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
- keluarnya lender bercampur darah (show) melalui vagina. (APN,2004: 2-2)
2.1.5 Kala Persalinan
Proses persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
- Kala I (Kala Pembukaan)
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm) inpartu
ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah (bloody show), karena servik
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effecement). Kala pembukaan dibagi
menjadi 2 fase yaitu:
1. fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 8 jam
2. fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas subfase :
periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm
periode deselerasi : berlangsung lambat dalam 2 jam pembukaan jadi 10
cm atau lengkap.
Fase fase yang ditemukan diatas dijumpai pada primigravida bedanya
dengan multigravida ialah :
Primigravida Mulltigravida
Serviks mendatar (effacement), dulu, Mendatar dan membuka bisa bersamaan
baru dilatasi berlangsung 13 14 jam berlangsung 6 7 jam

- Kala II (kala pengeluaran janin)


Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Pada kala II. His
terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira kira 2 3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot
otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena
tekanan pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung 1 1/2 jam 2
jam, pada multi berlangsung - 1 jam
- Kala III (kala pengeluaran uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Setelah bayi lahir,
kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5 10
menit seluruh plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan
atau dengan sedikit dorongan dari atas sympisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 530 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah kira kira 100 200 cc.
- Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam post partum kala IV adalah
kala pengawasan untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan post partum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam jam
Kala III jam jam
Lama persalinan 14 jam 7 jam

2.1.6 Pimpinan Persalinan


1. Kala I
Dalam kala I pekerjaan penolong (dokter, bidan penolong lainnya) adalah
mengawasi persalinan wanita inpartu sebaik baiknya dan melihat apakah semua
persiapan untuk persalinan sudah dilakukan. Pada kala I apabila kepala janin telah
masuk sebagian kedalam pintu atau panggul serta ketuban belum pecah, tidak ada
keberatan wanita tersebut duduk atau berjalan jalan disekitar kamar bersalin.
Berbaring sebaiknya seenak posisi ibu karena cara ini mempermudah turunya
kepala dan putaran paksi dalam. Apabila kepala janin belum turun kedalam PAP
sebaiknya wanita tersebut berbaring terlentang karena bila ketuban pecah mungkin
terjadi komplikasi seperti prolap tali pusat, prolaps tangan dan sebagainya. Apabila
his sudah sering dan ketuban pecah, wanita tersebut harus berbaring periksa dalam
pervaginam dilakukan untuk menilai :
- keadaan serta pembukaan serviks
- kapasitas panggul
- pecah tidaknya ketuban
- presentaasi kepala janin dalam rongga panggul
- penilaian luas / sempitnya panggul
- penilaian luas/ sempitnya panggul
mengingat adanya kemungkinan menimbulkan infeksi maka pemeriksaan dalam
hendaknya dilakukan jika ada indikasi ibu maupun janin atau bila perlu mengetahui
kemajuan partus. Dalam kala I wanita inpartu dilarang mengejan.
2. Kala II
Umumnya pada akhir kala I atau permulaan kala II kepala janin telah masuk dalam
rongga panggul. Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila ketuban
belum pecah harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat yang
merupakan tenaga pendorong janin pula. Pada saat his ibu disuruh meneran. Diluar
his ibu boleh istirahat makan dan minum, sedangkan petugas melakukan
pemeriksaan DJJ. Bila kepala janin telah berada didasar panggul, vulva mulai
membuka, bagian terendah janin yaitu rambut kepala (pada letsu bagian terendah
adalah bokong atau kaki) mulai tampak, anus terbuka dan perineum menonjol /
meregang, maka penolong harus menahan perineum dengan tangan kanan
beralaskan kain atau doek stiril, supaya tidak terjadi robekan (rupture perinei).
Perhatikan perineum pada saat kepala keluar dan dilahirkan usap muka bayi dengan
kain atau kassa bersih periksa lilitan tali pusat kemudian tunggu kepala janin
melakukan putar paksi luar barulah melahirkan bahu, badan, bokong dan kaki.
3. Kala III
Pengawasan pada kala pelepasan dan pengeluaran uri ini cukup penting karena
kelalaian dapat menyebabkan resiko perdarahan yang dapat membawa kematian.
Kala ini berlangsung mulai dari bayi lahir sampai uri keluar lengkap. Biasanya uri
akan lahir spontan dalam 15 30 menit.
Kala III terdiri dari 2 fase :
A. fase pelepasan uri
cara pelepasan uri
- Schultze
Lepasnya seperti kita menutup payung cara ini yang paling sering terjadi
(80 %) yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu terjadi retro plasental
hematoma yang menolak uri mula mula bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri
lahir dan banyak setelah uri lahir
- Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir duluan (20 %) darah akan mengalir keluar
antara selaput ketuban . serempak dari tengah dan pinggir placenta.
b. fase pengeluaran uri
Uri yang sudah lepas oleh kontraksi rahim akan didorong kebawah yang oleh
rahim sekarang dianggap sebagai benda asing. Perasat perasat untuk
mengetahui lepasnya uri :
- kustner
dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas sympisis tali pusat
ditegangkan maka tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam atau maju
sudah lepas
- klein
sewaktu ada his rahim kita dorong sedikit bila tali pusat kembali berarti
belum lepas, diam atau turun sudah lepas
- strassman
tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus uteri bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas tak bergetar bila sudah lepas
rahim menonjol diatas sympisis
tali pusat bertambah panjang
rahim bundar dan keras
keluar darah secara tiba tiba.
Pimpinan Kala Uri :
A. memeriksa keadaan si ibu tentang
- status lokalis obstetric dengan cara palpasi fundus uteri
dan koonsistensinya
- memeriksa keadaan vital ibu : tensi, nadi, dan
pernapasan
F. mengawasi perdarahan
G. mencari tanda tanda pelepasan uri yakni:
- perubahan ukuran dan bentuk uterus
- tali pusat memanjang
- semburan darah tiba tiba
H. menyuruh ibu mengejan sedikit
4. Kala IV
Kehilangan darah pada persalinan biasa disebabkan oleh luka pada pelepasan uri
dan robekan pada servik dan perineum. Rata rata dalam batas normal jumlah
darah yang keluar adalah 250 cc biasanya 100 300 cc. bila perdarahan lebih dari
500 cc ini sudah dianggap tidak normal. Selama 2 jam pertama pasca persalinan :
- Pantau TTV, kandung kemih dan perdarahan 30 menit dalam 1 jam kedua kala
IV. Jika ada temuan yang tidak normal lakukan obs dan penilain secara lebih
sering
- Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam
1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua kala IV. Jika ada temuan
yang tidak normal, tingkatkan frekuensi obs dan penilaian.
- Pantau temperature tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.
Jika temperatur tubuh meningkat pantau lebih sering
- Nilai perdarahan periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama dan setiap 30 menit dalam 1 jam kedua kala IV
- Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi, bersihkan dan bantu ibu untuk
mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering atur posisi ibu agar
nyaman apakah duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar
tubuh dan kepala ibu diselimuti dengan baik, berikan bayi kepada ibu dan
anjurkan untuk diberi ASI.(APN, 2004)
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Definisi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan penemuan, ketrampilan dalam rangkaian / tahapan yang logis untuk
mengambil keputusan yang berfokus pada klien (varney,1997)
2.2.2 Tujuan
Agar bidan mampu memberikan asuhan kebidanan yang adekuat, komprehensif dan
berstandar pada ibu intranatal dengan memperhatikan riwayat ibu selama
kehamilan, kebutuhan dan respon ibu serta mengantisipasi resiko resiko yang
terjadi selama proses persalinan
2.2.3 Hasil yang diharapkan
Terlaksananya asuhan kebidanan segera pada saat ibu intrapartum (kala I sampai
dengan IV) termasuk melakukan pengkajian membuat diagnosa kebidanan,
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan terhadap tindakan segera, baik oleh bidan
maupun oleh dokter atau melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta
menyusun rencana asuhan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang
diatur pada langkah sebelumnya.
2.2.4 Langkah langkah
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
Data Subyektif
A. Biodata
- Nama : perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan
klien lain.(Christina,1984:84)
- Umur : dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
umur kehamilan dan persalinan 20 30 th (Prawirohardjo,1999:23)
- Paritas : paritas 2 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal (Prawirohardjo,1999:30)
- Pendidikan makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi
sehingga perlu diberikan penyuluhan (DEPKES RI: 1993)
- Pekerjaan : mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar
nasehat kita sesuai juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak
(Christina,1984:85)
- Perkawinan : berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu
menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah
lama. Nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam
pimpinan persalinan (anak mahal). (UNPAD;1983)
- Alamat : untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila
ada ibu yang namanya sama agar dapat dipastikan ibu yang mana yang hendak
ditolong untuk kunjungan pasien (Cristina, 1989)
A. Keluhan Utama
- pinggang terasa sakit menjalar kedepan sifat tertentu interval semakin pendek
dan kekuatannya makin besar
- nyeri semakin hebat bila untuk aktifitas jalan dan tidak berkurang bila dibuat
tidur. Intensitas nyeri tergantung keadaan klien .
- mengeluarkan lendir darah
- pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah setelah menjelang
pembukaan lengkap (Manuaba, 1998 :165)
C. Riwayat Kesehatan Ibu
- ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan
persalinan dan kemungkinan bisa menyebabkan transint hipertention
- ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC aktif kemungkinan bisa menyebabkan
kuman saat persalinan dan bisa menular pada bayi
- ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya,
kemungkinan terjadi atonia uteri, kelahiran mati, sedangkan bayinya cacat
bawaan janin besar, IUFD
- ibu dengan riwayat hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui
ASI (Prawirohardjo,S. 1999:401)
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular (hepatitis, TBC) maka
kemungkinan besar akan menurun.
- Bila dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan besar akan
menurun.
- Dari pihak keluarga ada yang menderita penyakit menurun (jantung,
hipertensi, DM)
E. Riwayat Kebidanan
- Haid : menarche pada umur pubertas 12 16 tahun, selama haid siklus teratur
28 35 hari, lama 3 5 hari dengan pengeluaran darah 50 70 cc, ibu tidak
mengalami gangguan haid (nyeri)(Prawirohardjo, 1999: 103-104)
F.Riwayat Kehamilan Sekarang
- ANC minimal 4 kali selama kehamilan
- Amenorhe
- Tanggal HPHT
- Keluhan selama hamil : Trims I, II, III (ada keluhan atau tidak)
- Komplikasi kehamilan yang dialami oleh ibu
G. Riwayat persalinan yang lalu ditanyakan
- Lahir - BB dan
spontan pervaginam atau tidak PB saat lahir
- Anak - Jenis
lahir cukup bulan atau tidak kelamin
- Keadaan - Usia
anak saat lahir (menangis atau tidak) anak sekarang berapa
H. Pola kebiasaan sehari hari
- Nutrisi :
- selama hamil ibu mengalami perubahan perubahan pemenuhan nutrisi
yaitu 4 5 x/hr 1 prng porsi sedang. Makan seling seperti buah dan
sayur minum air putih 8 9 gelas/ hr
- menjelang persalinan ibu diperbolehkan makan dan minum sebagai
asupan nutrisi yang digunakan nanti untuk kekuatan mengejan
- Eliminasi
- Pastikan ibu BAB sebelum persalinan kala II, rectum yang penuh akan
menyebabkan ibu merasa tidak nyaman dan bagian terbawah dari anak
tidak masuk ke dalam PAP
- Pastikan ibu mengosongkan kandung kemih, paling tidak tiap 2 jam
I. Istirahat
Menjelang persalinan kebutuhan istirahat tergantung pada klien. (Hamilton,
1995:83)
J. Personal Hygiene
Ibu selalu mandi dan menggunakan pakaian bersih
K. Aktifitas
Pastikan ibu sedang dalam persalinan untuk mendapatkan posisi yang paling
nyaman, ia dapat jalan, duduk, jongkok, akan membantu proses penurunan
kepala janin, anjurkan ibu untuk terus bergerak, anjurkan ibu untu tidak tidur
terlentang
L. Psikologi
Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi kondisi emosional seluruh
keluarga, jadi usahakan agar suami / anggota keluarga lain diikutkan dalam
proses persalinan uri
M. Sosial Budaya
Kebiasaan yang merugikan suatu persalinan seperti minum jamu, mengikat
perut bagian atas dengan tali, mengurangi rambut, membuka semua pintu
yang ada
N. Kehidupan Seksual
Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena kadang kadang
menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas, serta dapat memecahkan
ketuban. Pada multipara coitus dapat dilakukan dengan kondom atau
perubahan posisi yang dapat mengurangi kedalaman penetrasi.(Manuaba,
1998: 139)

Data Obyektif
A. Pemeriksaan Umum
- keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Penampilan : lordosis atau tidak
- Tanda tanda vital :
Suhu : normal 36 37 5 0C
Nadi : normalnya <100 x/mnt
Respirasi : 16 20 x/mnt
Tekanan darah : normal sistol 110 130 mmHg, diastole 70 90 mmHg
Tinggi badan : >145 cm
- Status Gizi
LL : normal > 23,3 cm, bila kurang berarti status gizi buruk.
Kenaikan berat badan selama hamil 6,5 16 kg rata rata 12,5 kg
Berat badan trimester III kenaikan normalnya 5.5 kg/mg
INSPEKSI
Muka : ada cloasma gravidarum atau tidak, adakah odema, pucat tidak,
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Mulut : warna bibir, ada caries tidak,
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis,
Dada : simetris tidak, pada payudara ada hyperpigmentasi tidak, apakah
puting susu menonjol
Perut : pembesaran perut sesuai tidak dengan usia kehamilan, adakah linea
nigra atau alba apakah ada bekas operasi apa ada striae albicant
PALPASI
Leopold I
Menentukan tinggi fundus uteri (cm) untuk mentukan tuanya kehamilan
Meraba bagian janin yang berada di dasar rahim untuk menentukan bagian apa
yang terdapat dalam rahim

Leopold II
Untuk menentukan dimana letak punggung anak dan dimana letaknya bagian
bagian terkecil janin.
Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian
bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Leopold IV
Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya
bagian bawah kedalam rongga panggul
AUSKULTASI
DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi 120 160 x/mnt, interval teratur tidak
PERKUSI
Mengetahui adanya hipovitaminosis, B1 hipertensi urat syaraf
Dengan menggunakan reflek patella
UKURAN PANGGUL LUAR
Distansia spinarum: jarak antara spina isciadika anterior posterior kiri dan kanan
(23 - 26)
Distansia cristarum : jarak antara crista illiaka kiri dan kanan (26 - 29)
Boudenloqeu : jarak antara tepi atas sympisis dan prosecus spinosus LV (tulang
pinggang ke V) (18 - 20)
Lingkar panggul : diukur dari pertengahan tepi atas simphysis ke pertengahan
antara sias dan trochanter mayor kiri kanan (80 90 ) (Depkes RI, 1989)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar Hb normal > 11 gr
Albumin urin negative atau positif
Reduksi urin negative atau positif (Sulaiman,1983 :157)
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interpresentasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan.
Dirumuskan diagnosa spesifik, masalah psikososial berkaitan dengan hal hal yang
sedang dialami oleh wanita tersebut.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa
kebidanan. Standar nomenklatur diagnosa kebidanan :
A. diakui dan telah disyahkan oleh profesi
B. berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
C. memiliki ciri khas kebidanan
D. didukung oleh clinical judgement
E. dapat diselesaikan dengan pendekatan manejemen kebidanan
3. Mengidentifikasi Masalah atau Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila mungkin dilakukan pemecahan.
Masalah yang sering timbul / muncul pada inpartu :
a. Nyeri berdasarkan kontraksi uterus
b. Cemas berdasarkan kurangnya pengetahuan tentang persalinan
c. Potensial terjadinya odema porsio sebelum waktunya
d. Potensial terjadinya penyulit kala I inersia uteri
e. Potensial terjadinya penyulit kala II bayi besar
f. Potensial terjadinya penyulit kala III kontraksi uterus lemah
g. Potensial terjadinya penyulit kala IV atonia uteri
4. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Baik bidan atau oleh dokter untuk melakukan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Beberapa kasus
mengindikasikan situasi yang membutuhkan tindakan segera sambil menunggu
tindakan dokter misalnya pada kasus prolaps tali pusat. Sedangkan pada kasus
lainnya tidak memerlukan tindakan darurat tetapi perlu konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter. Bidan yang mengkaji kondisi klien dan menentukan tidakan yang
paling tepat dan penting untuk wanita tersebut.
5. Menyusun Rencana Asuhan yang Komprehensif
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
hasil kajian ini direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh hasil kajian
pada langkah sebelumnya:
Diagnosa : G1 P00000 Inpartu Kala I fase aktif
- Tujuan : Proses persalinan berjalan lancar, keadaan ibu dan
janin baik.
- Kriteria : dalam waktu 6 jam pembukaan lengkap dan keadaan
ibu dan janin baik (DJJ antara 120 160 x/mnt) persalinan normal, TTV
normal.
- Intervensi
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
R/ ibu mau bekerja sama dan meningkatkan motifsi dalam menghadapi
persalinan.
Jelaskan dan anjurkan pada ibu untuk menarik napas panjang bila ada his
R/ membuat otot rileks
Observasi kala I paratograf (his, djj, ketuban, penurunan kepala, TTV)
His : tiap 10 menit djj : tiap 10 menit
Ketuban, penurunan kepala, eff, pembukaan : tiap 4 jam sekali.
TTV tiap 1 jam
R/ his yang lemah dapat menyebabkan partus lama, djj yang kurang dari 120
x/mnt dan lebih dari 140 x/mnt mungkin terjadi fetal distress, ketuban yang
keruh mungkin terjadi fetal distres, pada ketuban yang masih utuh ibu
diperbolehkan untuk berjalan jalan, pada ketuban yang sudah pecah ibu
diharapkan untuk tetap berbaring karena dalam hal ini dapat mempercepat
penurunan kepala. Pada penurunan kepala tidak bertambah mungkin karena
CPD, TTV yang meningkat, mungkin adanya tanda pre-syok.
Berikan nutrisi yang cukup
R/ dengan nutrisi yang cukup ibu mendapat tenaga sehingga pada waktu
persalinan ibu dapat mengejan dengan baik.
Berikan suport mental pada ibu
R/ ibu mau bekerja sama dan meningkatkan motivasi menghadapi persalinan
Anjurkan ibu untuk miring kiri
R/ supaya tidak terjadi penekanan venacava superior sehingga bayi tidak
terjadi asfiksia
Diagnosa : G1 P00000 Inpartu Kala II
- Tujuan : kala II berjalan lancar
- Kriteria : dalam waktu 30 menit bayi dapat lahir
- Intervensi
Jelaskan pada ibu cara cara mengejan yang benar apabila ada his
R/ dapat membantu menurunkan kepala
Anjurkan pada ibu untuk istirahat bila tidak ada his
R/ merelaksasikan otot otot
Kontrol djj antara 2 his
R/ mengetahui kemajuan persalinan dan fetal distres
Pimpin ibu untuk mengejan saat puncak his
R/ dengan kekuatan mengejan yang benar akan mendapatkan hasil optimal /
bayi segera lahir
Lakukan teknik persalinan sesuai APN
R/ dapat menyelesaikan persalinan dengan baik
Diagnosa : G1P00000 inpartu Kala III
- Tujuan : Kala III berjalan lancar, pada primi jam, pada multi
jam
- Kriteria : tidak terjadi pendarahan post partum, kontraksi uterus
baik.
- Intervensi :
Observasi kontraksi uterus dan tanda pelepasan plasenta
R/ kontraksi uterus yang lemah dapat mengakibatkan perdarahan.dan
Pelepasan plasenta ditandai dengan uterus menjadi globuler.
Periksa tingginya fundus uteri
R/ untuk memastikan kehamilan tunggal
Beritahu ibu akan disuntik oksitosin
R/ agar ibu kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
Lahirkan plasenta dengan lengkap
R/ plasenta yang tidak lengkap menyebabkan perdarahan.
Diagnosa : G1 P00000
- Tujuan : Kala IV berjalan dengan lancar
- Kriteria : tidak ada perdarah, kontraksi uterus baik.
- Intervensi :
Lakukan masase uterus
R/ merangsang kontraksi uterus
Evaluasi fundus uteri tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua
R/ deteksi adanya perdarahan
Pemeriksaan perineum dari pendarahan aktif
R/ memastikan adanya robekan jalan lahir
Perkiraan kehilangan darah secara keseluruhan
R/ memastikan perdarahan normal
Evaluasi tindakan segera bila kondisi ibu lemah
R/ melakukan tindakan segera bila kondisi ibu lemah
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan
Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan. Pelaksanaan
asuhan yang dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau petugas
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri,
tetapi dia bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Kaji ulang
apakah semua rencana telah dilaksanakan.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasikan keefektifan asuhan yang diberikan, apakah telah
memenuhi kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam diagnosa maupun masalah,
pada setiap periode kala I, II, III, dan IV

BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subjektif
Anamnesa tanggal 30 3 - 2007 Jam :10.10 wib
MRS tanggal : 30 03 07 Jam 10.00 wib
A. Biodata
Nama : Ny. Y Nama : Tn. S
Umur : 28 th Umur : 32 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ketajen Gedangan Alamat : Ketajen Gedangan
B. Keluhan utama
Ibu mengatakan perut terasa kenceng kenceng mulai tanggal 30 03 07 pukul
24.30 wib, mengeluarkan lender bercampur darah dari kemaluan sejak pukul 06.00 wib.
C. Riwayat Menstruasi
Siklus Menstruasi : 30 hari Disminorhe : ada
Lama : 4 hari Menarche : 14 tahun
Warna : Merah tua HPHT : 03 07 2006
Bau : Anyir TP : 10 04 2007
Flour albus : ada
D. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan hamil ini yang pertama kehamilan 9 bulan
Selama hamil muda (trimester I) ibu mengalami mual dan muntah, nafsu makan
menurun, mulai merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 4 bulan dan sudah
mendapatkan TT2 di bidan terdekat.
Selama hamil tua ibu mengatakan sering mengalami BAK, nafsu makan baik, perut
terasa kenceng kenceng sampai menjalar ke punggung.
E. Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan
menahun. Seperti jantung, ginjal, asma, hepatitis, DM, HT dll
F. Riwayat penyakit keluarga / keturunan
Ibu mengatakan bahwa tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan
menahun seperti jantung, ginjal, asma, HT, DM, gemelly dll.
G. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah mengikuti program KB apapun
H. Riwayat Psikososial
Saat dilakukan pengkajian, ibu mengatakan cemas akan menghadapi persalinan dan
sering bertanya kapan ia akan melahirkan. Ibu merencanakan akan merawat bayinya
sendiri dan memberikan ASI. Klien mengharapkan anak pertama lahir laki laki tapi
kalaupun perempuan tidak apa apa asal lahir dengan selamat
I. Riwayat Spiritual
Ibu sholat 5 waktu dan kadang mengikuti pengajian di kampungnya
J. Pola kehidupan sehari hari
No Kebiasaan Slm hamil di rumah Slm hamil di RS
1 Nutrisi Nafsu makan biasa, porsi Ibu makan hanya sedikit, hanya
3x/hr dg lauk, sayur, buah minum air putih 1 gelas
minum 5-6 gls/hr
2 Eliminasi - BAB : 1 x/ hr - Ibu belum BAB, BAK hanya
- BAK : 4- 5 x/hr 1 kali
- -

3 Hygine - Ibu mandi 2x/ hr, ganti - ibu ganti jarik tiap kali basah
baju 1 hr/x, ganti cd
setiap mandi
- Gosok gigi 2 x/hr
- Cuci rambut 2 x/mg
4 Aktifitas - Aktifitas ibu sehari - Ibu hanya berbaring
hari sebagai ibu rumah ditempat tidur karena
tangga perutnya kenceng - kenceng
5 Istirahat - Tidur siang : 1- 2 jam - Ibu tidak bisa tidur karena
- Tidur malam 5 -6 jam perutnya kenceng - kenceng

6 Seksualitas - Ibu mlkkn hub. Seksual - Ibu tidak melakukan hub.


1 kali seminggu, saat Seksualitas
hamil tua tidak pernah
hub. Seksual sama
sekali

3.1.2 Data Obyektif


1. Pemeriksaan Umum
a.Kesadaran : Composmentis KU : Baik
b. TB / BB : 150 / 59 kg BB sebelum hamil : 45 kg
c.TTV : TD = 110 / 70 mmHg S = 365 C
N = 88 x / mnt RR = 20 x / mnt
d. LL : 25.5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Rambut : bersih, tidak ada ketombe, lebat
Muka : Cloasma gravidarum : tidak ada
Mata : Konjungtiva : merah muda
Sclera : putih
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Struma : tidak ada
Dada : Simetris
Payudara : Bentuk : Simetris
Kebersihan : Bersih
Areola : Hiperpigmentasi
Puting Susu : Menonjol
Keluaran : Colostrum tapi masih sedikit
Perut : Striae : nigra, alba, tidak ada luka bekas operasi
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Vulva : Warna : merah kebiruan
Keluaran : lender bercampur darah
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Kebersihan : bersih
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas / bawah : Varices :-/-
Oedema :-/-

3. Pemeriksaan Khusus
PALPASI
TFU : 3 jari bawah px (35 cm)
Leopold I : Di fundus uteri teraba bagian agak bulat, lunak, kurang melenting
diperkirakan bokong janin.
Leopold II : Di bagian kiri perut ibu teraba bagian keras, memanjang
dan datar seperti papan diperkirakan punggung janin. Di bagian
kanan perut ibu teraba bagian kecil dari janin
Leopold III : Dibagian bawah perut ibu teraba bagian yang keras, bulat,
melenting dan tidak dapat digerakkan diperkirakan kepala janin.
Kapala janin tidak bisa digoyangkan berarti sudah masuk PAP. 3/5
Leopold IV : divergen (kedua tangan tidak bertemu)

AUSKULTASI : 11-12 11 x/menit frekuensi teratur (136 x/menit)


Punktum max disebelah kiri perut ibu bagian bawah.

PERKUSI : Reflek patella : +/+

4. Pemeriksaan Dalam (tanggal 30 03


07 pukul : 10.30 wib)
- Indikasi : untuk mengetahui apakah ibu inpartu atau tidak dengan keluhan
kenceng kenceng disertai keluar lendir dan darah
- Hasil : VT 2-3 cm, portio lunak, eff 25 %, Ket (+), teraba kepala,
Denominator UUK, Penurunan kepala 3/5, Hodge H I+
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah hemoglobin : 12 gr %
Urine : Albumin : -
Reduksi : -

3.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah


Tgl / Jam Data Diagnosa
30 maret S = - Ibu mengatakan ini hamil yang pertama G1 P00000 Uk 38 mgg,
2007 - Hari pertama haid terakhir : 3 7 2006, janin tunggal, hidup, let
10.10 - Perkiraan persalinan : 10 4 07 kep v, intra uterin jalan
- ibu mengatakan perutnya terasa kenceng kenceng lahir kesan normal Ku
mulai tanggal 30 03 07 pukul : 24.30 wib ibu dan janin baik dengan
sedangkan mengeluarkan lender bercampur darah inpartu kala I fase laten
dari kemaluan sejak pukul 06.00 wib

O = - Keadaan umum baik


- Kesadaran compos mentis
- TTV : TD = 110 / 70 mmHg
N = 88 x / mnt
S = 365 C
RR = 20 x/mnt
BB = 59 Kg BB sblm hml: 45 kg
LL = 25.5

Palpasi
TFU :
3 jari bawah px (35 cm) dengan usia
kehamilan 38 minggu
Auskultasi : 11 12 11 x/mnt frekuensi teratur (136
x/menit)
Hasil VT jam 10.30 wib
- VT 2-3 cm, portio lunak, eff 25 %, Ket (+),
teraba kepala, Denominator UUK, penurunan
kepala 3/5, Hodge H I+
- His 3 kali setiap 10 menit lamanya 30 detik
- HB : 12 gr %
- Albumin : -
- Reduksi : -

3.3. Antisipasi masalah potensial


-
3.4. Identifikasi kebutuhan segera
-
Hr DX
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi Jam Implementasi Evaluasi
/TGL Kebidanan
1 30-3- G1 P00000 Jangka 1. Lakukan 1. Dengan 10.30 1. Melakukan Tanggal 30-3-07
07 Uk 38 pendek : pendekatan pendekatan pendekatan Jam 14.30
mgg, janin - Setelah terapeutik terapeutik ibu terapeutik pada ibu S: Ibu mengatakan perutnya
10.30 tunggal, dilakukan kepada ibu dan keluarga dan keluarga dengan kenceng kenceng semakin
hidup, let askeb 1 x dan keluarga lebih kooperatif cara memberitahu sakit dan sering
kep v, 13 jam dengan petugas kan tentang keadaan O : DJJ (+) 136 x/m
intra diharapkan kesehatan bayi saat ini dalam - His teratur 3x dlm 10 mnt lama
uterin sampai keadaan normal 40 dtk
jalan lahir pembukaan 2. Jelaskan hasil 2. Ibu akan lebih 10.35 2. Menjelaskan kepada - TD : 110 / 70 mmhg
kesan lengkap pemeriksaan mengerti tentang ibu tentang hasil - N = 88 x / mnt
normal Ku masuk kala kpd ibu keadaan dirinya pemeriksaan nya - S = 365 C
ibu dan II dg dan janinnya bahwa ibu dan - RR = 20 x/mnt
janin baik kriteria : janinnya dalam - palpasi 3/5 bagian sudah masuk
dengan - Adanya keadaan baik panggul
inpartu dorongan 3. Jelaskan pada 3. Agar ibu 10.40 3. Menjelaskan pada - VT 7 cm, eff 75%, ket (+),
kala I fase meneran ibu bahwa ia mengerti dan dpt ibu bahwa ia akan teraba kepala, penurunan kepala
laten - Tekanan akan kooperatif thd memasuki proses HII+
pada anus memasuki tindakan yang persalinan yang A : G1 P00000 Inpartu masuk kala 1
- Perineum proses akan dilakukan ditandai dg adanya Fase aktif
menonjol persalinan kenceng yg semakin P : Lanjutkan Rencana no: 5,6,7,
- Vulva sering dan kuat serta
membuka adanya pengeluaran Tanggal : 30-3-07
pervaginam Jam : 16.30
Jangka 4. Berikan 4. Dengan nutrisi 10.45 4. Memberikan nutrisi S: Ibu mengatakan perutnya
panjang nutrisi yang yang cukup ibu yang cukup pada bertambah sakit dan
setelah cukup mendapat tenaga ibu, yaitu dg mengeluarkan cairan dari
dilakukan sehingga pada memberikan: vagina
askeb waktu persalinan - Minuman hangat O: DJJ (+)136 x/m
persalinan ibu dapat (teh manis) - His teratur 4x dlm 10 mnt lama
dapat mengejan dg - Makanan (nasi, roti, 45 detik
berjalan baik lauk, pauk)
normal 5. Anjurkan ibu 5. Relaksasi 11.50 5. Menganjurkan ibu - Obs TTV :
dengan untuk membantu untuk - TD : 110 / 70 mmhg
kriteria : relaksasi dan mengu rangi - Menarik napas - N = 88 x / mnt
- bayi lahir skin perasaan yang panjang melalui - S = 365 C
dengan stimulation terfokus pada hidung dan - RR = 20 x/mnt
selamat rasa nyeri dg menghembuskan - Palpasi 1/5 bagian sudah masuk
- KU ibu skin stimulation lewat mulut selama panggul
dan bayi ibu merasa timbul kontraksi - VT lengkap, eff 100 %, Ket (-)
sehat diperhatikan shg - Menggosok gosok jernih, teraba kepala, penurunan
tidak ada perasaan nyeri punggung ibu saat kepala HIV
kelainan yg dirasakan dpt atau selama terjadi A: G1 P00000 dengan inpartu masuk
berkurang kontraksi kala II
6. Anjurkan ibu 6. Tidak terjadi 12.00 6. Menganjurkan ibu - P:
untuk tidur penekanan pada untuk tidur miring 1. Siapkan alat :
miring ke kiri venacava inferior ke kiri -
shg bayi tidak Partus pack steril, sarung tangan
asfiksi steril 2 potong, gunting
7. Observasi 7. Dapat 12.05 7. Mengobservasi episiotomi, gunting tali pusar 2
CHPB dan mengetahui ibu dengan hasil klem tali pusar kocher, kassa
TTV kemajuan sbb : steril 5 buah, benang tali pusar,
persalinan - Djj tiap 30 kateter nelaton, dock steril
mnt -
- N tiap 30 Hecting pack steril, sarung
mnt tangan steril 2 potong, jarum
- TD tiap 4 luar dan dalam, benang hecting,
jam naidvulder 1 nuah, kassa steril
- S tiap 2 jam 2 buah, pincet anatomis, pincet
- VT tiap 4 chirurgis, tampon 1 buah
jam dan sewaktu -
waktu jika ada Obat-obatan: Oksitosin 1 amp,
indikasi pyton 1 amp, lidocain 1 amp,
- His tiap 30 aquabidest, spuit 3 cc 2 buah,
mnt spuit 5 cc 1 buah
8. Dampingi 8. Agar ibu merasa 12.10 -
Ibu dan beri diperhatikan shg Skort, lampu sorot, slym zurcker
support perasaan takut & 2. Persiapan ibu
cemas dapat -
berkurang Beritahukan ibu bahwa ibu akan
8. Mendampingi ibu segera melahirkan dan posisi
dg memberikan ibu waktu mengejan yaitu
perhatian & setengah duduk dengan kedua
bantuan saat ibu kaki diangkat dan dirangkul
memerlukan & sampai siku.
mendengarkan -
segala keluhan ibu Jelaskan pada ibu bila timbul his
boleh mengejan, bila tidak his
boleh istirahat makan/minum
3. Siapkan diri/penolong
persalinan
-
Cuci tangan
-
Pakai celemek
-
Melaksanakan prinsip sterilisasi
dalam menolong
4. Lakukan pertolongan
persalinan
-
Adanya tanda-tanda kala II : ibu
ingin meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol,
vulva membuka.
-
Kepala janin crowning 3-4 cm
-
Memimpin persalinan, anjurkan
ibu untuk meneran bila ada his,
dengan cara seperti BAB
-
Saat sub occiput tampak di bwh
symp tangan kanan melindungi
perineum dengan dialasi lipatan
kain bersih di bawah bokong
ibu, semantara tangan kiri
menahan puncak kepala agar
tidak terjadi difleksi yang
terlalu cepat saat kepala lahir
-
Ambil kassa untuk
membersihkan muka janin dari
lender dan darah
-
Periksa ada/tidak lilitan tali pusat
pada leher janin
-
Tunggu hingga kepala janin
melakukan putar paksi selesai
5. Melakukan putar paksi luar
secara spontan
-
Setelah bayi putar paksi luar,
tangan kita biparietal pada
kepala janin, menarik secara
hati-hati kearah bawah sampai
bahu depan lahir, kemudian
menanti secara hati-hati ke atas
sampai bahu belakang lahir.
-
Setelah kedua bahu lahir, lakukan
sangga susur untuk melahirkan
seluruh badan, setelah badan
dan lengan lahir, tangan kiri
menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah
(menyelip jari, telunjuk tangan
kiri diantara kedua lutut janin.
-
Jam 16.55 WIB lahirlah bayi
perempuan, letakkan bayi
diatas perut ibu sambil menilai
keadaan bayi AS : 8-9
-
Segera keringkan bayi, bungkus
bayi dari kepala dan badan
bayi.
-
Jepit tali pusat menggunakan
klem 3 cm dari umbilicus
bayi, lakukan urutan pada tali
pusar kearah ibu dan pasang
klem kedua 2 cm dari klem
pertama
-
Berikan bayi pada ibu untuk
segera diberi ASI
-
Periksa fundus uteri untuk
memastikan kehamilan tunggal
-
Beritahu ibu untuk disuntik
-
Jam 16.56 sutikkan oksitosin 10
unit secara I.M pada 1/3 bagian
luar paha kanan setelah
melakukan aspirasi terlebih
dulu.
-
Lakukan penegangan tali pusar
terkendali
-
Pindahkan klem pada tali pusat
hingga berjarak 5 10 cm dari
vulva
-
Letakkan tangan kiri diatas
symphisis untuk menahan
(dorsokranial)
6. Bagian bawah uterus
(dorsocranial)
-
Jika dengan penegangan, tali
pusat terlihat bertambah
panjang dan terasa adanya
pelepasan placenta, minta ibu
untuk meneran sedikit demi
sedikit, tangan kanan menarik
tali pusar keatas setinggi
dengan kurve jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva
-
Setelah plasenta tampak pada
vulva teruskan melahirkan
plesenta dengan hati-hati,
pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran
searah jarum jam untuk
membantu pengeluaran
placenta dan mencegah
robekan slaput placenta
-
Jam 17.15 wib placenta lahir
secara skhultze
-
Lakukan masase pada fundus
secara sirkuler
-
Periksa perineum apakah ada
robekan
7. Menggunakan 4 jari palmar
tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik fundus uterus
teraba keras
-
Periksa bagian maternal dan fetal
placenta dengan tangan kanan,
untuk memastikan bahwa
seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lengkap
-
Periksa perineum, ada robekan,
lakukan hecting jelujur
-
Bersihkan ibu
-
Rawat bayi, yaitu ikat tali
pusatnya dan bungkus dengan
kassa steril yang diberi
alkhohol
-
Bungkus bayi kembali dan
berikan bayi kepada ibu
-
Bersihkan alat-alat dengan
rendam terlebih dahulu
kedalam larutan klorin selama
10 menit barulah di cuci
LEMBAR OBSERVASI INPARTU
TGL JAM HIS LAMA DJJ TTV KETERANGAN
30- 10.30 3 x 101 30 136 x/m - TD : 110/70 mmhg VT 2-3 cm, portio
3-07 - N : 88 x / mnt lunak, eff 25 %, Ket (+),
- S : 365 C teraba kepala,
- R : 20 x/mnt Denominator UUK,
3 x 101 penurunan kepala 3/5,
11.00 3 x 101 30 136 x/m 88 x/mnt Hodge H I+
11.30 3 x 101 30 136 x/m 82 x/mnt
12.00 3 x 101 35 140 x/m 80 x/mnt
12.30 3 x 101 35 136 x/m 80 x/mnt
13.00 3 x 101 35 140 x/m 80 x/mnt
13.30 3 x 101 40 140 x/m 88 x/mnt
14.00 3 x 101 40 136 x/m 88 x/mnt
14.30 4 x 101 40 136 x/m - TD : 110/70 mmhg VT 7 cm, eff 75%,
4 x 101 - N : 88 x / mnt Ket (+), teraba kepala,
4 x 101 - S : 365 C Denominator UUK
4 x 101 40 - R : 20 x/mnt penurunan kepala 2/5
40 Hodge II+
15.00 45 136 x/m 82 x/mnt
15.30 45 136 x/m 82 x/mnt
16.00 140 x/m 80 x/mnt
16.30 136 x/m 80 x/mnt Ketuban pecah spontan,
jernih, VT lengkap, eff
100 %, Ket (-) jernih,
teraba kepala, penurunan
kepala 1/5, Hodge IV

Ibu dipimpin untuk


mengejan
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/Jam Diagnosa Data Dasar


30-03- P10001 2 jam S :- Ibu mengatakan lega dan bahagia atas kelahiran bayinya
2007 post partum yang pertama
18.55 wib - Ibu mengatakan perut terasa mules dan nyeri pada luka
jahitan

O : - KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
S : 36.6 oC RR : 20 x/menit
N : 80 x/mnt TD : 110/70 mmHg
Mata : selaput lendir mata tidak pucat
buah dada : membesar, puting susu menonjol colostrum +/
+, bayi menetek dg kuat
perut : TFU I jari bawah pusar, konstraksi uterus
baik
vulva : baik, tidak oedema, pengeluaran, lochea
rubra I kotek, tampak adanya luka jahitan
pada perineum
BAK/BAB : (+)/(-)

A : Ibu 2 jam Post partum

P :- Lakukan Observasi puerperium di R. Nifas yang meliputi


KU, TTV, kontraksi uterus, perdarahan, pengeluaran ASI
ibu.
Motivasi ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap yaitu
miring kanan dan kiri, duduk dan berjalan
Jelaskan pada ibu bahwa mulesnya itu karena uterus
berkontraksi dengan baik
Motivasi ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin
Anjurkan ibu tetap untuk menjaga kebersihan diri
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi (4
sehat 5 sempurna)
Lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk
pemberian terapi per oral amoxan dan mefinal 3x1 serta
biosanbe 1x1

31-03- P10001 1 hari Post S : Ibu mengatakan sudah tidak merasakan mules pada perutnya
2007 Partum dan rasa nyeri pada luka jahitan sudah agak berkurang
PK 08.00
O : - KU : baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
S : 36.5 oC RR : 20 x/menit
N : 80 x/mnt TD : 110/70 mmHg
- Muka : tidak pucat, tidak oedema
- Buah dada : pengeluaran coloctrum lancar, bayi menetek
dengan kuat
- Perut : TFU 2 jari bawah pusar, konstraksi uterus
baik
- Vulva : pengeluaran lochea rubra kotek ganti 2 kali
dalam 24 jam atau bila basah, luka jahitan
pada perineum masih basah
- BAK : 2-3 kali, jumlah cukup
- BAB : belum
- Ibu sudah dapat berjalan sendiri

A : P10001 1 hari post partum

P :- Anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri, terutama


jalan lahir
- Berikan HE pada ibu tentang :
- Pemberian ASI Eksklusif
- Perawatan tali pusat bayi
- Pola makan dengan gizi seimbang
- Imunisasi untuk bayi dan KB
- Ibu diperbolehkan pulang
RENCANA PULANG

Nama ibu : Ny, Y


Umur : 28 tahun
Alamat : ketajen Rt: 01 , Rw : 1 Gedangan Sidoarjo
Tanggal masuk/jam : 30-3-2007 / 10.00 wib
Tanggal keluar/ jam : 31-3-2007/ 17.00 wib
S : - Ibu mengatakan senang karena sudah di ijinkan pulang
- Ibu mengatakan sudah memahami tentang penjelasan yang diberikan oleh bidan
O : KU : baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV : Suhu: 36.5 oC RR : 20 x/menit
Nadi : 88 x/mnt TD : 110/70 mmHg
- Muka : tidak pucat, tidak oedema
- Mata : conjungtiva merah muda.
- TFU 2 jari bawah pusar, konstraksi uterus baik
- Vulva : tidak odema, pengeluaran lochea rubra kotek ganti 2 kali dalam 24 jam,
luka jahitan pada perineum tampak adanya luka jahitan masih basah
A: Masalah teratasi
P : Pasien pulang dengan diberi Nasehat :
1. Berikan HE tentang
- Makanan yang bergizi seimbang untuk menyusui (4 sehat 5 sempurna)
- Minum air putih 9 10 gelas / hari
- Bersihkan puting susu sebelum dan sesudah menyusui serta sendawakan bayi setelah
diberi minum.
2. Jelaskan pentingnya mengikuti KB sesuai persetujuan suami istri
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, terutama jalan lahir
4. Motivasi ibu untuk memberikan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan
5. Motivasi ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau jika ada keluhan dan membawa bayinya
untuk mendapatkan imunisasi di RS DKT sidoarjo atau dibidan terdekat
BAB 4
PEMBAHASAN

Inpartu adalah keadaan seorang ibu yang akan melahirkan atau akan menjalani persalinan.
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. Y dengan G 1 P00000 38 minggu tunggal,
hidup, hamil intra uterin dengan inpartu fisologis yang dilaksanakan tanggal 30 3 2007 tidak
ditemukan adanya komplikasi yang terjadi selama masa inpartu. Hal yang perlu dijelaskan pada
ibu dan keluarga adalah tentang proses persalinan yang memerlukan kesabaran dan tindakan
tindakan yang sesuai dengan protap pertolongan persalinan, sehingga apabila terjadi kesulitan
dapat segera dilakukan penanganan/ tindakan yang tepat.
Pada Asuhan Kebidanan diperoleh pengkajian data yang berasal dari data subyektif, yaitu
data yang diperoleh berdasarkan keterangan dari pasien dan data obyektif yaitu data yang
diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pasien oleh petugas. Selama melakukan
Asuhan Kebidanan pada Ny Y didapatkan suatu diagnosa kebidanan yaitu G1 P00000 38 minggu,
tunggal, hidup, hamil intra uterin dengan inpartu fisologis. Pada kasus ini tidak terjadi partus
lama dikarenakan :
1. tidak ada penyulit yang menyertai
2. kondisi pasien baik
3. ibu dan keluarga bersedia bekerja sama dengan Nakes
Untuk menghindari masalah potensial agar tidak menjadi aktual, maka dilakukan intervensi
sebagai berikut :
1. lakukan pendekatan terapeutik
2. berikan penjelasan tentang keadaan ibu
3. lakukan observasi KU ibu, TTV, kemajuan persalinan CHPB
4. pimpin ibu bersalin secara APN
5. lakukan pengawasan dan perawatan masa nifas
6. lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang sudah ditetapkan sehingga
asuhan yang diberikan berhasil dengan baik. Setelah persalinan selesai sampai memasuki 2 jam
PP. masalah potensail tidak terjadi dan masalah teratasi.
Dari kasus Asuhan Kebidanan pada Ny.Y tidak ditemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melakukan pengkajian didapatkan diagnosa G1 P00000 38 minggu, tunggal, hidup,
hamil intra uterin dengan inpartu fisologis tindakan yang telah dilakukan adalah :
1. Melakukan pemeriksaan terhadap keadaan umum ibu dan TTV.
2. Melakukan observasi kemajuan persalinan dan CHPB
3. Memimpin ibu bersalin sesuai dengan APN
Setelah dilakukan evaluasi diketahui bahwa tindakan yang telah dilakukan ternyata
berhasil, sehingga tidak terjadi penyulit mulai dari proses persalinan sampai 2 jam PP.
Faktor faktor yang menunjang keberhasilan dilaksanakannya Asuhan Kebidanan ini
adalah :
1. Klien memberikan kepercayaan kepada penulis dalam memberikan Asuhan Kebidanan
atau pelayanan.
2. Klien mau bekerja sama dengan saran dan tindakan yang diberikan oleh petugas
3. Adanya pengertian dan kesadaran dari klien sehingga petugas dapat melakukan tindakan
sesuai dengan protap yang berlaku
adapun faktor faktor yang menghambat keberhasilan dilaksanakanya Asuhan Kebidanan
ini adalah adanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam memberikan Asuhan
Kebidanan pada klien.
5.2 Saran
Untuk Petugas
1. Sebagai petugas kesehatan khususnya bidan harus lebih sabar dalam menghadapi
pasien inpartu.
2. Sebagai bidan hendaknya dapat menjelaskan tentang kemajuan persalinan
3. Sebagai bidan hendaknya dapat menjadi teman bagi pasien
Untuk Klien dan Keluarga
1. Klien dan Keluarga diharapkan dapat mengerti tentang masa inpartu
2. Klien diharapkan lebih sabar dalam menghadapi masa inpartu
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba Ida Bagus, Gde. 1987. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.

EGC. Jakarta

Mochtar rustam. 1998, Sinopsis Obstetri Fisiologis dan Patologis. Jilid I. EGC. Jakarta

Prawirohardjo. Sarwono, 1997. Ilmu Kebidanan, Jakarta

Prawirohardjo Sarwono. 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina

Pustaka. Jakarta

Sastrawinata Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Bandung

52
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidaya-Nya
sehingga dapat terselesainya Asuhan Kebidanan Pada Ny. Y G1 P00000 Inpartu Dengan Partus
Normal di RS DKT Sidoarjo
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah Asuhan Kebidanan ini tidak akan berhasil
sesuai yang diharapkan, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Drg Okti Selaku Direktur RS DKT Sidoarjo
2. Arias Dian W Amd Keb Selaku Bidan Koordinator Dan Pembimbing Praktek Di RS DKT
Sidoarjo.
3. Hermina Humune SKP Selaku Direktur Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
4. Damarati SKM Selaku Pembimbing Pendidikan Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya
5. Keluarga dan teman teman yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari keterbatasan sebagai manusia yang
tidak luput dari kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan Asuhan Kebidanan yang akan datang.

Sidoarjo, April 2007


Penulis

ZAHROH
Nim :05.040
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Asuhan Kebidanan pada Ny. Y dengan G1P00000 Inpartu Dengan Partus
Normal di RS DKT Sidoarjo telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing kami selama di lahan praktek yaitu pada tanggal : 17-11-2007

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

(DAMARATI SKM ) (ARIAS DIAN.W. Amd.Keb)


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY Y
G1 P00000 INPARTU DENGAN PARTUS NORMAL
DI RS DKT SIDOARJO

Oleh:
ZAHROH
NIM: 05040

AKADEMI KEBIDANAN GRIYA HUSADA


TAHUN AKADEMIK
2005 2008

Anda mungkin juga menyukai