Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Konsep Caring

Pembimbing : Ratna Agustin, S.Kep.Ns., M.Kep


Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Intan Permatasari
Dela Rafik
Ahmad Faqih Faiz
Fadhia Itafiah
Petronela Reneldis Deor
Faisal Haq
Dwi Nurcahyono

NIM. 20161660021
NIM. 20161660093
NIM. 20161660114
NIM. 20161660127
NIM. 20161660139
NIM. 20161660159
NIM. 20161660178

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah
yang berjudul Konsep Caring, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari
beberapa pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. Yth. Bu Ratna Agustin, S.kep.Ns,. M.Kep selaku Dosen Pembimbing di Prodi S1
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
2. Teman-teman atas segala motivasi dan dorongannya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dari segi isi maupun bentuk. Oleh karena itu, penyusun menerima saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak terutama dari dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan untuk kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Akhirnya penyusunan berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
menjadikan perawat prfesional, khususnya bagi masyarakat luas.

Surabaya, 04 Oktober 2016

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan saat ini tengah mengalami masa transisi panjang yang tampaknya
belum akan segera berakhir. Keperawatan yang awalnya merupakan vokasi dan sangat
didasari oleh mother instinct naluri keibuan, mengalami perubahan / pergeseran
yang sangat mendasar atas konsep dan proses, menuju keperawatan sebagai profesi.
Perubahan ini terjadi karena tuntutan dan perkembangan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan secara umum, perkembangan IPTEK dan perkembangan profesi
keperawatan sendiri.
Keperawatan sebagai profesi harus didasari konsep keilmuan yang jelas, yang
menuntun untuk berpikir kritis-logis-analitis; bertindak secara rasional etis; serta
kematangan untuk bersikap tanggap terhadap kebutuhan dan perkembangan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan.
Segala hal dituntut untuk semakin maju dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Termasuk salah satunya merambah pada bidang kesehatan terutama keperawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan,
bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok
profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang
lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu
layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi
jaminan apakah layanan perawatan bermutu apa tidak.
Sebagai perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah
memahami konsep caring dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk
untuk mampu memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu
semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu memahami apa
itu caring.

Diharapkan

perawat

mampu

memahami

tentang

pentingnya

perilaku caring sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat atau ners dan
diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara totalitas terhadap kliennya.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah pengertian caring secara umum?
2 Bagaimana tahap perkembangan hubungan caring?
3 Apakah keutamaan caring?

Bagaimana persepsi klien tentang caring?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1
2
3
4

Menjelaskan pengertian caring secara umum


Memahami tahap perkembangan hubungan caring
Menjelaskan keutamaan caring.
Memahami persepsi klien tentang caring.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,

pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi.
Caring juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain,
artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan kesukaan seseorang dan bagaimana
seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara sederhana tidak hanya
sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring merupakan
kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik, perilaku caring bertujuan dan
berfungsi membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg
berbeda pada satu tempat.
Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain :
a. Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih,
ventilasi yang baik dan tenang kepada pasien.
b. Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga
makna dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab,
dan ikhlas.
c. Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya
dengan orang lain.
d. Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
e. Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya
secara verbal maupun nonverbal.
f. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan
kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik
keperawatan berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan
menunjukkan perhatian, empati maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk
meningkatkan kesehatan klien.
g. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan
yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan status kesehatan.
Menurut Leininger (1981), dikutip dalam Kozier dkk (2004) menjelaskan bahwa
perawatan dan caring adalah :
Caring meliputi tindakan-tindakan membantu, mendukung dan menfasilitasi orang lain
atau kelompok yang mempunyai kebutuhan yang nyata atau yang dipikirkan sebelumnya.

Caring berfungsi untuk meningkatkan kondisi manusia. Hal ini menekankan aktivitas yang
membantu dari seseorang dan kelompok yang didasarkan kepada model yang membantu
mendefinisikan secara budaya.
Caring sangat penting bagi perkembangan manusia, pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnya.

Perilaku-perilaku caring meliputi rasa nyaman, perhatian, kasih, empati, minat,


keterlibatan, kegiatan konsultasi kesehatan, perilaku membantu, cinta, pengasuhan,
keberadaan, perilaku melindungi, perilaku memberikan stimulasi, penghilangan stress,
dukungan, kelembutan, sentuhan dan kepercayaan.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara

umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan
perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara
memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan
kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktik
keperawatan profesional untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan memberikan
kepuasan kepada pasien.
2.2 Tahap Perkembangan Hubungan Caring
a. Attachment (pertalian), empat tugas yang menandai pertalian yaitu recognisi (menyadari
kehadiran orang lain dan menerima orang ini dapat mempunyai arti), membuka diri
(membagi informasi yang beresiko rendah atau tidak mengancam), validasi (memberikan
persetujuan pada informasi yang dibagikan atau perilaku yang diperlihatkan) dan potensi
(kehendak dan kekuatan untuk memajukan hubungan).
b. Assiduity (perilaku selalu penuh perhatian), selama tahap ini perhatian yang diteliti
diberikan pada kerja menjalin hubungan kepedulian. Respek adalah perilaku atau tugas
pertama dari assiduity, respek melibatkan mengakui dan menerima keinginan, kebutuhan,
kesukaan, perbedaan dan permintaan orang lain. Selanjutnya potentiality, dimana
recognisi diberikan pada kemungkinan saling meningkatkan hubungan, yang tidak akan
terjadi dengan mengorbankan individualitas orang lain. Memperhatikan, melibatkan,
mendengar dan menerima orang lain. Menurut Murray dan Bevis ini merupakan salah
satu aspek hubungan memperhatikan yang paling penting. Kejujuran diperlukan agar
hubungan menjadi terbuka, kejujuran dapat berupa mengatakan kebenaran atau

keinginan untuk tidak membahas sesuatu. Membuka diri terjadi dalam dua tahap yaitu
rasa tanggung jawab dan keberanian untuk maju
c. Intimasi (melibatkan berbagi diri), tahap ditandai dengan hubungan fisik dan mental
yang tepat. Tugas dalam tahap ini memerlukan ketulusan (integritas, kepercayaan),
membuka diri (yang mempunyai arti menempatkan seseorang dalam posisi yang
terbuka), wawasan (memiliki pandangan yang cepat terhadap orang lain) dan perlibatan
(orang lain dapat dilibatkan dalam hubungan tanpa terancam).
d. Konfirmasi, validasi personal menghasilkan perasaan positif tentang kesadaran dan
pertumbuhan. Argumentasi memungkinkan untuk memperbesar, memperkuat dan lebih
mempermudah hubungan memperhatikan, karena kemampuan untuk peduli dengan dasar
yang luas (Rothrock, 2000).
2.3 Keutamaan Caring
Caring

mencerminkan

apa

yang

berhubungan

dengan

individu;

hal

ini

menggambarkan hubungan yang luas, dari cinta orangtua sampai hubungan pertemanan, dari
kepedulian terhadap teman sekerja sampai kepedulian terhadap binatang peliharaan, untuk
merawat dan melayani klien. Benner dan Wrubel (1989) mengatakan: Caring membuat
kemungkinan. Perhatian seseorang terhadap orang lain, kejadian, atau sesuatu memberikan
motivasi dan petunjuk kepada individu untuk peduli. Caring sebagai struktur mempunyai
implikasi praktis untuk mengubah praktik keperawatan (Boykin, et al., 2003). Caring sebagai
bentuk dasar dari praktik keperawatan dimana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakitnya , dan mengelola atau membangun kembali
hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan kemudian menjadi
perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Tidak semua klien sama. Setiap individu mempunyai perbedaan latar belakang
pengalaman, nilai-nilai, dan kultur dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Caring bersifat
khusus dan bergantung pada hubungan perawat-klien. Semakin banyak pengalaman yang
dimiliki perawat, mereka biasanya akan mempelajari bahwa caring membantu mereka untuk
fokus pada klien yang mereka layani. Caring memfasilitasi kemampuan perawat untuk
mengenali klien, membuat perawat mengetahui masalah klien dan mencari serta
melaksanakan solusinya.
2.4 Persepsi Klien Tentang Caring

Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki
perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami
kebiasaan dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan
tentang proses Caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di
dalam hidup seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama
seperti melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang
dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani
hidup. (Potter & Perry, 2005 : 110).
Leininger (1988) menekankan pentingnya pemahaman perawat tentang pelayanan
kultural. Meskipun pelayanan manusia merupakan fenomena universal, ungkapan proses, dan
bentuk pelayanan tiap kultur yang berbeda. Caring bersifat sangat personal sehingga
pengungkapan caring pada tiap klien berbeda. Untuk caring dalam memperoleh kesembuhan,
perawat perlu mempelajari kebiasaan kultur tertentu dan ungkapan caring individu dengan
kultur yang berbeda-beda supaya dapat mengenali dan memenuhi kebutuhan semua klien.
Perawat harus menyajikan sikap caring berdasarkan nilai-nilai kultural dan
kepercayaan klien. Meskipun kebutuhan akan caring manusia bersifat universal, tetapi
penerapannya berdasarkan kultural. Sebagai contoh menyediakan waktu bersama keluarga
merupakan tradisi penting bersama keluarga di Asia dibanding kehadiran perawat.
Menggunakan sentukan untuk mengungkapkan caring terkadang bertentangan dengan kultur.
Kadang kadang pemberi layanan sama gender atau keluarga klien perlu melakukan pelayanan
melalui sentuhan. Sewaktu sedang mendengarkan klien, beberapa kultur menganggap
melakukan kontak mata sebagai prilaku yang tidak sopan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan perawat dalam mempraktikan Caring :


1. Ketahui kultur klien sebelum melakukan praktek caring
2. Ketahui tradisi kultural klien tentang pelayanan kematian. Dalam beberapa kultur
mengatakan bahwa klien dalam keadaan sekarat adalah suatu hal yang sensitif
3. Mencari sumber daya praktek caring melalui sentuhan dan kehadiran
4. Menjelaskan kebutuhan akan pemberi layanan dengan gender yang sama
5. Hindari penggunaan kata-kata yang kurang sopan karena dapat menimbulkan
kesalahpahaman antara klien/keluarganya dengan pemberi layanan
6. Ketahui tradisi kultural klien tentang penolakan bantuan kehidupan

Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa
yang klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat
dalam menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan.
Sikap pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan
yang bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian
penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat
masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata,
kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu
mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa
rangkuman tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk
ke kamar klien kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital,
melakukan salam tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien
kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien
merasa nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien
sehingga klien merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena semua klien
memiliki ciri khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam
meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari
tingkat kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien
menggunakan sistem pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai
indikator tingkat kepuasan klien.
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan
keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan
tetapi juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk
berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan
klien terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada
tindakan keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.

Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan
pendekatan apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring
merupakan permulaan yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan
harapan khusus klien. Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu
perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat
mengatasi perbedaan antara persepsi perawat dan klien tentang Caring. Perawat harus
mengetahui siapa klien dan mengenali klien agar suatu hubungan yang baik terwujud dan
perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat.
Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk
tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang
salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang
sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat
keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap
perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong
klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan
prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
a. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )

Berespon terhadap keunikan klien


Memahami dan mendukung perhatian klien
Hadir secara fisik
Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai

manusia
Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
Bersuara halus dan lembut
Memberi perasaan nyaman

b. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )

Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai


Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan

c. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )

Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan


Bersikap ceria
Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat

d. Persepsi klien dewasa yang dirawat ( Brown, 1986 )

Kehadirannya menentramkan hati


Memberikan informasi
Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan profesional
Mampu menangani nyeri atau rasa sakit
Memberi waktu yang lebih banyak dari yang dibutuhkan
Mempromosikan otonomi
Mengenali kualitas dan kebutuhan individual
Selalu mengawasi klien

e. Persepsi dari keluarga

Jujur
Memberikan penjelasan dengan jelas
Selalu menginformasikan keluarga
Mencoba untuk membuat klien nyaman
Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan
Memberikan perawatan emergensi bila perlu
Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas
Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin
Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.2 Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik,
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Caring bersifat sangat personal sehingga pengungkapan caring pada tiap klien
berbeda. Untuk caring dalam memperoleh kesembuhan, perawat perlu mempelajari
kebiasaan kultur tertentu dan ungkapan caring individu dengan kultur yang berbeda-beda
supaya dapat mengenali dan memenuhi kebutuhan semua klien. Perawat harus menyajikan
sikap caring berdasarkan nilai-nilai kultural dan kepercayaan klien. Meskipun kebutuhan
akan caring manusia bersifat universal, tetapi penerapannya berdasarkan kultural. Caring
merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan
dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring merupakan inti dari
keperawatan. Perawat dituntut untuk bersikap care dan juga harus caring dengan sekitarnya.
Tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan secara total.
3.3 Saran
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari hari, agar perilaku caring
tumbuh secara alami dalam jiwa perawat. Ketika menghadapi klien, perawat dengan mudah
memberikan asuhan keperawatan. Klien yang sakit kadang hanya butuh perhatian dan empati
dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.

Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar benar benar faham tentang perilaku caring
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A & Perry, A.G (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai