Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Oleh :
1. Age Ridha Putra Winata 1440121001
2. Arti Dwi Cahyati 1440121005
3. Diajeng Citra Aprilia 1440121013
4. Izza Khilyatuz Zuhro 1440121023
5. M.Ainul Fikrih 1440121029
6. Novia Kharisma Effendi 1440121034
7. Puji Lestari 1440121038
8. Siti Nailatul Maufiroh 1440121046
9. Vania Tisha Hermawan 1440121054
10. Viky Azkya 1440121058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Falsafah Dan Paradigma Keperawatan”.
Atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-
rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Falsafah Dan Paradigma
Keperawatan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan sikap
sebagai dasar prilaku individu terhadap lingkungan sosial, tak lupa penyusun
ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Falsafah Dan
Paradigma Keperawatan, khususnya bagi penulis. Penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Krikilan, 18 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Falsafah Dan Paradigma Keperawatan............................. 3
B. Komponen Dalam Paradigma Keperawatan........................................ 6
C. Konsep Manusia Dalam Pandangan Keperawatan.............................. 7
D. Konsep Sehat Sakit Dalam Pandangan Keperawatan......................... 9
E. Konsep Lingkungan Masyarakat Dalam Pandangan Keperawatan 13
F. Konsep Keperawatan............................................................................ 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 16
B. Saran.........................................................................................................16
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan
system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang-undangan
keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja. Keperawatan
hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan
kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan
yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
objektif  pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara
interaksidinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan
keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat
professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal
mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan
dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya
yang sungguh-sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan
berkepentingan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian falsafah dan paradigma keperasewatan ?
2. Bagaimana komponen dalam paradigma keperawatan ?
3. Bagaimana konsep manusia dalam pandangan keperawatan ?
4. Bagaimana konsep sehat sakit dalam pandangan keperawatan ?
5. Bagaimana lingkungan masyarakat dalam pandangan keperawatan ?
6. Bagaimana konsep keperawatan ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

1
Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian falsafah dan paradigma keperawatan ?
b. Untuk mengetahui komponen dalam paradigma keperawatan ?
c. Untuk mengetahui konsep manusia dalam pandangan keperawatan ?
d. Untuk mengetahui konsep sehat sakit dalam pandangan keperawatan ?
e. Untuk mengetahui lingkungan masyarakat dalam pandangan
keperawatan ?
f. Untuk mengetahui konsep keperawatan ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Falsafah Dan Paradigma Keperawatan


Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktek keperawatan.   Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran
sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Esensi falsafah keperawatan yaitu memandang pasien sebagai mahluk
yang holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya, baik biologis,
psikolois, social dan spiritual yang diberikan secara komprehensif pelayanan
keperawatan secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan
setiap pasien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku,
kepercayaan, status social, agama dan ekonomi pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan
pasien sebagai mitra yang aktif.
 Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan
alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah
keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang
mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam
keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap
situasi.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995)
misalnya Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip
humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah
humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia
dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”.
Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :

3
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan
untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar
memenuhi hukum hukum aksi-reaksi
3. Memiliki holism intrinsic
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan
untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity
Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang
sesuatu. Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah
laku. Paradigma memberikan dasar dalam melihat, memandang, memberi
makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang
ada dalam keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional,
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, dengan bentuk pelayanan mencakup bio, psiko,
sosio-spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit dalam siklus kehidupan manusia.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan
menggunakan metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses
keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya. Praktek
keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama
dengan pasien baik individu, keluarga, kelompok/komunitas dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup dan tanggung jawabnya.
Bantuan keperawatan diberikan agar indvidu, keluarga, kelompok dan
komunitas dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya sehingga mampu
berfungsi secara optimal. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan
profesional bersifat humanistik terintegrasi didalam pelayanan kesehatan,

4
dapat bersifat dependen, independen dan interdependen serta dilaksanakan
dengan berorientasi kepada kebutuhan objektif pasien. Perawat sebagai
tenaga profesional pemula mempunyai kemampuan baik intelektual, teknikal,
interpersonal dan moral ,bertanggungjawab dalam melaksanakan pelayanan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan dan aturan yang berlaku.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.
Asumsi Orlando terhadap meta paradigma keperawatan hampir
seluruhnya terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori keperawatan
pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding (1993)
medapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :
1. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang
didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional
yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang
bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk
mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam
teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar,
yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien.
2. Manusia 
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-
kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan pertolongan, dan akan mengalami distress jika mereka
tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar pernyataan bahwa
perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak
dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas
dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera

5
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam
memenuhi kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan
yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya
mempersepsikan, berfikir, dan merasakan dan bertindak dalam situasi
yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress terhadap
lingkungan therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat perlu
mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.

B. Komponen Dalam Paradigma Keperawatan


Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan
tetap berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma
merupakan cara pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu
yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam perkembangannya, teori
keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi. Di bawah ini adalh pandangan dari berbagai ahli tentang
perkembangan paradigma keperawatan diantaranya :
1. Jhonshon memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari
dua sistem mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus
pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya adalah membantu
keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit,
sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya respon
adaptasi baik fisik, mental, emosi maupun sosial terhadap stimulasi
internal dan eksternal untuk mempertahankan keseimbangan dan
kenyamanan.
2. King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional,
perasa, pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3. Leininger memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan
dalam mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang
lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.

6
4. Levine memandang  kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5. Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien
yang terdiri dari biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.
6. Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik,
psikologis, interpesonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan
perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.
7. Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus terjadi
pertukaran energi dengan lingkunganny.
8. Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang
merupakan dasar bagi kehidupan yang baik.
9. Watson manusia membutuhkan proses kepedulian dalam
mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai dan
merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual untuk
kesembuhan diri sendiri.

C. Konsep Manusia Dalam Pandangan Keperawatan


Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi yang
utuh dan unik, mempunyai aspek bio- psiko-sosio-kultural-spiritual. Manusia
sebagai sistem terbuka yang selalu berinteraksi dan berespon terhadap
lingkungan, mempunyai kemampuan untuk mempertahankan integritas diri
melalui mekanisme adaptasi.
Dalam kehidupan manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai
keseimbangan sesuai dengan tahap tumbuh kembang.
Manusia Indonesia adalah manusia yang beriman dan taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, merupakan
sumber daya pembangunan yang berhak memiliki kemampuan untuk hidup
sehat guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Disamping itu manusia Indonesia adalah manusia yang memiliki
berbagai kultur yang bersifat unik dan memiliki berbagai keyakinan tentang

7
sehat sehingga akan memberikan respon yang berbeda – beda terhadap upaya
pemenuhan kebutuhan dasarnya secara mandiri baik dalam kondisi sehat
maupun sakit.
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga,
mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi,
interelasi dan interdependensi
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia
sebagai sistem terbuka, sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara
umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial
dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan
merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon
yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila
manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi
perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon
perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif. Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu,
keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi
adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang

8
sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan
penasehat keluarga dalam masalah-masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat-sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara
yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara
pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita-cita keluarga dan gaya hidup
keluarga yang berbeda-beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus
tumbuh kembang .
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan
kepada masyarakat umum dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu
(balita dan lansia).

D. Konsep Sehat Sakit Dalam Pandangan Keperawatan


Berdasarkan konsep sehat sakit tersebut, maka paradigma keperaatan
dalam onsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan
yang akan diberikn selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu
status keseatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam
keadan setengah sakit, sakit, atau sakit kronis, sehngga akan dikethui
tingkatan asuhan keperawatan yang diberikan serta tujuan yang ingin
diharapkan dalam meningkatkan status kesehatan.
1. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan normal, sehat sekali dan
sejahtera. Dikatan sehat bukan berarti bebas dari penyakit, akan tetapi jua
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik,
emosi, sosia dan spiritual.
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan:
a. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang
mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan
oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan.

9
b. Sosial Kultural
Sosial kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status
kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau
keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku
kesehatan.
c. Pengalaman Masa Lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perobahan status
kesehatan hal ni dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang
tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga
berdampak besar pada status kesehatan selanjutnya.
d. Harapan Seseorang Tentang Dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah ang optimal.
e. Keturunan
Keturunan juga mempengaruhi terhadap status kesehatan seseorang
mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui
faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan
mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
f. Lingkungan
Lingkungan yang dimakasud adalah lingkingan fisik seperti sanitasi
lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan ai limbah atau
kooran serta rumah yang kurang memenuhi persyaraan kesehatan
sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat
merubah status kesehatan. 
g. Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem
pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
2. Rentang sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam onep sehat sakit. Entang ini
dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam

10
proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian,
serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia.
a. Tahap proses sakit
1) Tahap gejala
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses
sakit dengan ditanda adanya perasaan tidak nyaman terhadap
dirinya sendiri karena timbulnya suatu gejala yang dapat
meliputi gejala fisik.
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap
sakit yang dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada
kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuh.
3) Tahap kompak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seseorang telah melakukan hubungan dengan
pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi
kesehatan seperti dokter, perawat atau lainnya yang dilakukan
atas inisiatif dirinya sendiri.
4) Tahap ketergantungan 
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu
penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan
sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam
pengobatan akan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat
ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan
tingkat kebutuhannya.
5) Tahap Penyembuhan 
Tahap ini merupkan tahap terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, di mana seseorang akan
melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama
sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
b. Dampak Sakit
1) Terjadi perubahan peran di keluarga

11
2) Terjadi gangguan psikologis
3) Masalah keuangan
4) Kesepian akibat perpisahan
5) Terjadnya perubahan kebiasaan sosial
6) Terganggunya privasi seseorang
7) Otonomi
8) Terjadi perubahan gaya hidup
c. Perilaku pada orang yang sakit
1) Adanya perasaan ketakutan
Perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai
adanya perasaan takut sebagai dampak dari sakit.
2) Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan.
Tingkat kecemasan yang dialamiseseorang pun akan berbeda.
Untuk mengurangi kecemasan, maka seseorang akan berperilaku
menarik diri seperti diam jika tidak diberi pertanyaan. Hal
tersebut sebagai bentuk upaya menghindari cemas.
3) Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukan
dengan banyak mempersoalkan diri sendiri dan tidak mau
mendengarkan perasaan orang lainatau memikirkan orang lain.
Perilaku ini juga ditunjukkan dengan selalu ingin bercerita
tentang penyakitnya.
4) Sensitif teradap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini biasaanya selalu
ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan hal-hal yang kecil
sebagai dampak terganggunya psikologis seperti selalu
mengomel jika keadaan tersebut tidak sesuain dengan dirinya.
5) Reaksi emosional tinggi

12
Perilaku ini dapt ditunjukan dari sseorang yang mengalami sakit
dengan mudah menangis, marah serta tuntutan perhatian yang
lebih dari sekitarnya.
6) Perubahan persepsi
Terjadi perubahan persepsi selama sakit ini dapat ditunjukkan
dengan timbulnya persepsi bahwa dokter dan perawat adalah
orang yang dapt membantu menyembuhkannya sehingga
menaruh harapan sanga besar pada dokter dan perawat tersebut.
7) Berkurangnya minat

E. Konsep Lingkungan Masyarakat Dalam Pandangan Keperawatan


Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).
Lingkungan internal meliputi aspek-aspek genetika. Struktur dan fungsi tubuh
dan psikologis. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap
dan perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara-cara
memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit.
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah
(kawasan dan sebagainya) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah
faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus
ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
Lingkungan dalam terdiri dari:
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik
yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat
tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga

13
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis
dengan lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh
karena itu diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif
terhadap pengaruh lingkungan agar dapat mempertahankan derajat
kesehatannya.
Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan
internal maupun eksternal, akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau
pergeseran status kesehatan dalam rentang sehat sakit.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.
Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.
Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas
manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam
suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung
yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)

14
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian
setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data
yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti
dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.

F. Konsep Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanana profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan meuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Sebagai suatu
profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik
terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan
bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak
dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran
politik dan status ekonomi sosial.

15
Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan
serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien sebagai partner aktif
dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam memberikan
asuhan keperawatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat
manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
praktek keperawatan.  Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran
sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan.
Empat komponen paradigma keperawatan meliputi: manusia,
keperawatan, lingkungan, dan kesehatan.

B. Saran
Perawat disarankan untuk selalu mengikuti perkembangan  ilmu
keperawatan, mengingat ilmu keperawatan  merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah mengikuti perkembangan zaman dan perawat disarankan
untuk bersikap profesional dalam memberikan perawatan kepada pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.
DeLaune,   Sue   C.,   Ladner,   K.   Patrcia.   2012.   Fundamental    of   Nursing:
Standard   and Practice 2nd Edition. Delmar. New York
Gaffar, Laode J. 2013. Pengantar Keperawatan. Profesional. Jakarta: EGC. 

17

Anda mungkin juga menyukai