Oleh
C01416093
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari sepenuhnya kami
hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan, begitu juga dengan
modul ini yang masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun tentunya sangat kami harapkan
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………..….....................…i
Daftar isi…………………………………………………....................….....…ii
BAB I Pendahuluan………….…………………………...................…....…...1
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami konsep dasar komunikasi.
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan
langsung dalam proses keperawatan hususnya tentang konsep dasar komunikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh banyak aspek kehidupan. Ada
beberapa fungsi komunikasi yaitu :
a. Fase Preinteraksi
Merupakan fase persiapan sebelum terjadi kontak pertama antara
perawat dan pasien. Pada fase ini perawat harus mengeksplorasi diri
terhadap perasaan – perasaan diri seperti ansietas, ketakutan dan keraguan.
Tugas perawat dalam fase ini adalah mengumpulkan informasi tentang
pasien dan mengeksplorasikan perasaan diri.
b. Fase Orientasi
Pada fase orientasi, perawat dan pasien pertama kali bertemu. Pada
fase ini, penting bagi perawat untuk memperkenalkan dirinya dengan
menggunakan nama, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam membina
hubungan perawat dengan pasien, kunci utama adalah terbinanya
hubungan saling percaya, adanya komunikasi terbuka, memahami
penerimaan dan merumuskan kontrak. Tugas perawat dalam tahapan ini
adalah mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan
mengidentifikasi kecemasan, mengalisis kekuatan dan kelemahan diri,
mengumpulakan data tentang pasien, serta merencanakan pertemuan.
c. Fase Kerja
Merupakan fase dimana kerjasama terapeutik perawat dengan
pasien paling banyak dilakukan. Tugas perawat pada fase ini adalah
memenuhi kebutuhan atau mengembangkan pola – pola adaptif pasien
serta melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan pada tahap
preinteraksi. Tahap kerja adalah inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik, karena didalamnya perawat dituntut membantu dan mendukung
pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian
menganalisa respons atau pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan oleh pasien.
d. Fase Terminasi
Merupakan tahap perpisahan dimana perawat akan mengakhiri
interaksinya dengan pasien, tahap ini bersifat sementara maupun menetap.
Terminasi adalah satu tahap yang sulit tapi sangat penting dari hubungan
terapeutik karena rasa percaya dan hubungan intim antara perawat dan
pasien telah berlangsung optimal. Fase ini untuk merubah perasaan dan
mengevaluasi kemajuan pasien (Tamsuri, 2005).
2.3.4 Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik
Perawat hadir secara utuh baik fisik maupun psikologis pada waktu
berkomunikasi dengan pasien. Perawat tidak cukup mengetahui teknikkomunikasi
dan isi komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap atau penampilan dalam
berkomunikasi (Mundakir, 2006). Haber J. (1982) dikutip Suryani (2005)
mengidentifikasikan lima sikap atau cara menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
a. Berhadapan
Berhadapan artinya menghadap pasien dengan jujur dan terbuka yaitu sikap
tubuh dan wajah menghadap ke pasien. Artinya dari posisi ini adalah “saya siap
membantu anda”.
e. Tetap rileks
a. Mendengarkan
Merupakan proses aktif menerima informasi dan mempelajari
respons seseorang terhadap pesan yang diterima. Dengan mendengarkan
perawat mengetahui perasaan pasien, memberikan kesempatan lebih
banyak pada pasien untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang
aktif dengan tetap kritis dan korektif bila apa yang disampaikan pasien
perlu diluruskan.
b. Pertanyaan terbuka
Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan
perawat dapat memberikan dorongan pasien untuk menyelesaikan topik
yang akan dibicarakan.
c. Mengulang Mengulang pokok pikiran utama yang diekspresikan pasien
dengan menggunakan kata – kata sendiri.
d. Klarifikasi
Berupaya untuk menjelaskan kedalam kata – kata idea atau pikiran pasien
yang tidak jelas, atau meminta pasien untuk menjelaskan kembali.
e. Refleksi
Mengulang kembali apa yang dibicarakan pasien.
f. Pemusatan
Pertanyaan yang membantu pasien untuk meluaskan topik pembicaraan
yang penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih
spesifik, lebih jelas dan fokus pada realita.
g. Berbagi persepsi
Meminta pendapat pasien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan
atau sebaliknya. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan
memberikan informasi.
h. Pengindentifikasian tema
Menyatakan isu atau masalah pokok yang terjadi berulang kali.
i. Diam
Tidak ada komunikasi verbal, memberikan kesempatan pasien untuk
mengutarakan pikirannya.
j. Humor
Pengeluaran energi melalui lelucon atau nada bercanda (Stuart & Sundeen,
1998).
2.3.6 Prinsip-Prinsip Dalam Komunikasi Terapeutik
a. Persepsi
b. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat
dengan pasien.
c. Emosi
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Latar
belakang sosial budaya akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Faktor
ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dijadikan pegangan bagi
perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan melangkah dalam berkomunikasi
dengan pasien.
e. Pengetahuan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang
berkomunikasi. Cara berkomunikasi seseorang perawat dengan koleganya dengan
cara berkomunikasi seorang perawat kepada pasien akan berbeda tergantung
perannya. Kemajuan hubungan perawat-pasien adalah bila hubungan tersebut
saling menguntungkan dalam menjalin ide dan perasaannya.
g. Lingkungan
4.1 KESIMPULAN
Komunikasi yang sangat sering dilakukan orang-orang pada umumnya
ternyata memiliki peranan yang penting dalam praktik keperawatan. Bentuk
komunikasi yang terjadi dalam praktikkeperawatan disebut komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan agar terjalinnya komunikasi yang efektif dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien dan termasuk komunikasi interpersonal dengan titik
tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Dalam
praktiknya, banyak sekali hambatan yang mungkin akan ditemui dalam hubungan
antara perawat dengan klien. Untuk itu setiap perawat harus mampu memahami
bagaimana teknik, sikap, dan prinsip-prinsip yang ada dalam hubungan terapeutik.
Jika komunikasi antara perawat dan pasien dilakukan sebaik mungkin, maka hal
ini mampu menunjang proses kesembuhan pasien
4.2 SARAN
Diharapkan kepada perawat agar mampu melakukan komunikasi yang
efektif guna menciptakan kondisi yang memungkinkan klien mengubah dirinya ke
arah yang lebih baik dan memiliki motivasi untuk sembuh. Selain itu diharapkan
kepada klien turut berperan aktif dalam komunikasi terapeutik agar perawat
mengerti apa keinginan dan keluhan klien sehingga dapat menetapkan langkah
yang tepat ke depannya
DAFTAR PUSTAKA
Barba, J.(1981). Comunication Nursing Practice. St. Louis Missouri:Mosby
http://dokumen.tips/documents/komunikasi-keperawatan-jurnal.html
file:///C:/Users/notebook/Downloads/Documents/Chapter%20ll.pdf