Anda di halaman 1dari 20

Konsep Komunikasi Keperawatan

Oleh

Sitti Nur Ainun Yahya

C01416093

KELAS A KEPERAWATAN 2016


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GORONTALO
T.A 2016-2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala.


Karena atas limpahan berkat karunia dan hidayah-Nya akhirnya kami mampu
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk menjelaskan mengenai
Konsep Komunikasi Keperawatan

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Fendy Ntobuo


S.Psi selaku dosen pembimbing, teman-teman kelas A keperawatan 2016 yang
telah bekerja sama dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
karena telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kami penyusun
khususnya dan pembaca pada umumnya. Kami menyadari sepenuhnya kami
hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan, begitu juga dengan
modul ini yang masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun tentunya sangat kami harapkan

Gorontalo, 27 Mei 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………..….....................…i

Daftar isi…………………………………………………....................….....…ii

BAB I Pendahuluan………….…………………………...................…....…...1

1.1 Latar belakang….……………………………….................….…...1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan……........………………………………….................…….2
1.4 Manfaat............................................................................................3
BAB II Pembahasan........……………………………………….............….....3

2.1 Definisi Komunikasi........................................................................3


2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun.....................................3
2.1.2 Fungsi Komunikasi..................................................................3

2.1.3 Jenis Komunikasi.....................................................................4

2.2 Model Komunikasi Kesehatan.........................................................4


2.3 Komunikasi Dalam Keperawatan.....................................................7
2.3.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik.........................................7
2.3.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik...............................................7

2.3.3 Fase-Fase Dalam Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik........8

2.3.4 Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik.......................9

2.3.5 Tehnik Dalam Komunikasi Terapeutik.................................10

2.3.6 Prinsip-Prinsip Dalam Komunikasi Terapeutik...................11

2.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi...............12

2.4 Peran Komunikasi Dalam Keperawatan.........................................14


BAB III Penutup..............................................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................15
3.2 Saran.................................................................................................15
Daftar pustaka…………………………………………......................….…..16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk social dan memerlukan hubungan dengan orang
lain. Dengan cara komunikasilah manusia bisa berhubungan dengan orang
lain.komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-tanda, lambang-
lambang. Komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun modern dengan
alat=alatnya pun mulai dari yang paling sederhana sampai yang mutakhir dan
canggih.
Unsur-unsur komunikasi terdiri dari sumber, komunikator, pesan,
channel(saluran), komunikan dan efek (hasil). Sumber berupa lembaga, personal
dan nonlembaga/nonpersonal. Komunikator (pengiriman pesan). Dalam proses
komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya. Dijelaskan
pula factor-factor yang harus diperhatikan komunikator Pesan mempunyai inti
pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam mempengaruhi orang lain dan
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikasi.
Perkembangan komunikasi menberi dampak social terhadap masyarakat.
Komunikasi mempengaruhi perubahan prilaku, cara hidup, hidup bermasyarakat,
dan nilai-nilai yang ada. Perubahan ini tampaknya sejalan dengan perkembangan
teknologi itu sendiri. Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses
khusus dan bermakna karena dapat menyatukan pemahaman anatar personal. Pada
proses keperawatan komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan
metode utama dalam memberikan asuhan keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus
berkomunikasi dengan pasiennya agar pasien mengerti apa asuhan yang akan
diberikan perawat kepada pasien tersebut. Tidak hanya dalam konteks
keperawatan saja komunikasi itu penting tetapi dalam konteks lain juga
komunikasi sangat diperlukan untuk menyampaikan berita atau pesan yang akan
disampaikan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar komunikasi itu ?

1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami konsep dasar komunikasi.

1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan
langsung dalam proses keperawatan hususnya tentang konsep dasar komunikasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun

Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang


disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti, yang dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan (Mundakir, 2006).

Komunikasi adalah penyampaian informasi verbal dan non verbal untuk


mencapai kesamaan pengertian dari pengirim informasi kepada penerima,
sehingga menimbulkan tingkah laku yang diinginkan oleh pengirim dan penerima
informasi (Purwanto & Riyadi, 2009).

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan


suatu proses pengiriman atau pertukaran (stimulus, signal, symbol, informasi)
baik dalam bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan
dengan tujuan untuk perubahan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi sangat luas dan menyentuh banyak aspek kehidupan. Ada
beberapa fungsi komunikasi yaitu :

a. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, proses, penyebaran berita, data,


gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat
dimengerti secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain.
b. Sosialisasi
Fungsi sosialisasi sangat efektif bila dilakukan dengan pendekatan yang
tepat baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c. Motivasi
Berfungsi sebagai penggerak semangat, pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan oleh komunikator.
d. Pendidikan
Proses pengalihan (transformasi) ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta
membentuk keterampilan dan kemahiran dapat dilakukan melalui
komunikasi yang baik dan efektif.
e. Integrasi
Adanya kesempatan untuk memperoleh berbagai informasi dan pesan yang
dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap, berperilaku dan berpola
fikir sebagai sarana untuk menghargai dan memahami pandangan orang
lain dalam berkomunikasi (Munkadir, 2006).
2.1.3 Jenis Komunikasi

Berdasarkan bentuk komunikasi antar individu, komunikasi dapat


dibedakan atas dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

a. Komunikasi verbal, merupakan pertukaran informasi dengan


menggunakan kata – kata, baik dalam bentuk lisan maupan tertulis.
Komunikasi verbal bergantung pada bahasa, contoh penggunaan
komunikasi verbal adalah ketika perawat memberikan penjelasan kepada
pasien.
b. Komunikasi nonverbal, merupakan pertukaran informasi tanpa
penggunaan bahasa atau kata – kata. Komunikasi nonverbal disebut juga
bahasa tubuh (body language). Informasi dapat dikomunikasikan kepada
orang lain secara nonverbal dengan berbagai cara, seperti penggunaan
sentuhan, kontak mata, ekspresi wajah, postur, kontak mata, gerak tubuh,
posisi tubuh, kondisi fisik umum, gaya berpakaian, suara, dan kondisi
diam (Tamsuri, 2005).

2..2 Model Komunikasi Kesehatan


Komunikasi Kesehatan merupakan proses penyampaian pesan kesehatan
oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan
tujuan untuk mendorong perilaku manusia secara individual maupun masyarakat
agar tercapai kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial. Model komunikasi
kesehatan berfokus pada komunikasi yang terjadi diberbagai jenis hubungan
dalam bidang keperawatan. Komunikasi kesehatan khususnya mengacu pada
hubungan antara peserta dalam perawatan kesehatan tentang isu-isu yang
berhubungan dengan kesehatan.
Bagi individu, Komunikasi kesehatan secara efektif mampu menigkatkan
kesadaran terhadap risiko kesehatan, memberikan solusi, mensosialisasikan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengurangi risiko ini, membantu manusia
menemukan dukungan dari orang lain dalam situasi, dan mempengaruhi atau
memperkuat sikap dengan memberikan motivasi diri.
Komunikasi kesehatan bagi masyarakat, dapat digunakan untuk
mempengaruhi agenda publik, mengadvokasi kebijakan dan program,
meningkatkan perubahan positif dalam sosial ekonomi dan lingkungan fisik,
meningkatkan pemberian kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan, dan
mendorong norma-norma sosial yang bermanfaat bagi kesehatan dan kualitas
hidup.
Komunikasi kesehatan mengilustrasikan tiga faktor utama dalam proses:
hubungan, transaksi, dan konteks.
 Hubungan (Relationships)
Menurut perspektif sistem, model komunikasi kesehatan menggambarkan
empat jenis utama hubungan yang ada dalam pengaturan perawatan kesehatan,
yaitu: professional dengan profesional, professional dengan klien, professional
dengan profesi penting lainnya, dan klien dengan profesi penting lainnya. Model
ini juga menunjukkan bahwa hubungan interpersonal dapat mempengaruhi jenis
hubungan yang lain dalam pengaturan perawatan kesehatan.
 Transaksi
Transaksi didasarkan pada interaksi kesehatan yang terjadi diantara peserta
dalam proses komunikasi kesehatan. Transaksi kesehatan melibatkan interaksi
antar individu tentang informasiyang berhubungan dengan kesehatan. Transaksi
kesehatan meliputi perilaku komunikasi verbal dan nonverbal. Kedua jenis
komunikasi tersebut sama pentingnya. Transaksi kesehatan dikatakan
efektif apabila aspek verbal dan nonverbal dalam pesan yang disampaikan sesuai.
Transaksi kesehatan juga mencakup baik isi dan dimensi hubungan dari sebuah
pesan.
Transaksi kesehatan menangani hal yang berhubungan dengan kesehatan,
bagaimana cara klien berusaha untuk mencapai dan menjaga kesehatan selama
hidup. Dimensi hubungan transaksi kesehatan mempengaruhi bagaimana isi pesan
yang harus ditafsirkan.
Didalam model komunikasi kesehatan, kesehatan transaksi ini
digambarkan dengan sebuah lingkaran dimana terdapat spiral tanpa akhir yang
menggambarkan proses komunikasi yang sedang berlangsung dan sifat
transaksional komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan bukan peristiwa yang
statis, tetapi sebuah proses interaktif yang terjadi pada berbagai titik waktu selama
hidup seseorang. Hal tersebut mencakup umpan balik yang terus-menerus dan
memungkinkan para peserta untuk menyesuaikan kembali komunikasi mereka.
Transaksi kesehatan terus bergerak ke depan dan menoleh ke belakang untuk
membuat perubahan dalam pesan.
 Konteks
Konteks kesehatan memiliki pengaruh yang besar pada komunikasi antara
profesional kesehatan, klien, anggota keluarga, dan lain-lain yang terlibat dalam
proses tersebut. Komunikasi kesehatan dapat terjadi pada suatu situasi ke situasi
yang lain, di kelompok-kelompok kecil, dan di kelompok individu yang lebih
besar. Jumlah orang yang melakukan komunikasi dalam konteks tertentu juga
mempengaruhi interaksi. Kesatuan elemen-elemen model komunikasi kesehatan,
termasuk hubungan, transaksi, dan konteks menyediakan sebuah perspektif sistem
komunikasi dalam perawatan kesehatan. Hal itu merupakan keyakinan bahwa
seluruh perawatan kesehatan terus meningkat, komunikasi kesehatan bisa lebih
baik dan dipahami dari perspektif sistem yang lebih luas
2.3 Komunikasi Dalam Keperawatan

2.3.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar


dan bertujuan untuk kesembuhan pasien (Mundakir,2006).

Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal dan


pengalaman emosional bagi pasien untuk meningkatkan penghayatan dan
perubahan perilaku pasien (Struart & Sundeen, 1998).

2.3.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi pasien


kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada perkembangan pasien
yang meliputi :

a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan kesadaran dan


penghargaan diri. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran mempertahankan egonya. Melalui komunikasi
terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfial dan
saling bergantung dengan orang lain dan mandiri. Melalui komunikasi
terapeutik pasien diharapkan dapat belajar menerima dan diterima orang
lain.
c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realities, terkadang pasien menetapkan ideal diri
atau tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri personal
disini termasuk status, peran, dan jenis kelamin.melalui komunikasi
terapeutik diharapkan perawat dapat membantu pasien meningkatkan
indentitas diri yang jelas (Suryani, 2005).
2.3.3 Fase-Fase Dalam Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

Dalam melaksanakan komunikasi terapeutik perawat mempunyai empat


fase komunikasi, yang setiap fase mempunyai tugas yang harus diselesaikan
oleh perawat. Empat fase tersebut yaitu fase preinteraksi, orientasi atau
perkenalan, kerja dan terminasi. Adapun tugas-tugas yang harus diselesaikan
pada tiap fase adalah sebagai berikut :

a. Fase Preinteraksi
Merupakan fase persiapan sebelum terjadi kontak pertama antara
perawat dan pasien. Pada fase ini perawat harus mengeksplorasi diri
terhadap perasaan – perasaan diri seperti ansietas, ketakutan dan keraguan.
Tugas perawat dalam fase ini adalah mengumpulkan informasi tentang
pasien dan mengeksplorasikan perasaan diri.
b. Fase Orientasi
Pada fase orientasi, perawat dan pasien pertama kali bertemu. Pada
fase ini, penting bagi perawat untuk memperkenalkan dirinya dengan
menggunakan nama, baik secara lisan maupun tulisan. Dalam membina
hubungan perawat dengan pasien, kunci utama adalah terbinanya
hubungan saling percaya, adanya komunikasi terbuka, memahami
penerimaan dan merumuskan kontrak. Tugas perawat dalam tahapan ini
adalah mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan dan
mengidentifikasi kecemasan, mengalisis kekuatan dan kelemahan diri,
mengumpulakan data tentang pasien, serta merencanakan pertemuan.
c. Fase Kerja
Merupakan fase dimana kerjasama terapeutik perawat dengan
pasien paling banyak dilakukan. Tugas perawat pada fase ini adalah
memenuhi kebutuhan atau mengembangkan pola – pola adaptif pasien
serta melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan pada tahap
preinteraksi. Tahap kerja adalah inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik, karena didalamnya perawat dituntut membantu dan mendukung
pasien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian
menganalisa respons atau pesan komunikasi verbal dan non verbal yang
disampaikan oleh pasien.
d. Fase Terminasi
Merupakan tahap perpisahan dimana perawat akan mengakhiri
interaksinya dengan pasien, tahap ini bersifat sementara maupun menetap.
Terminasi adalah satu tahap yang sulit tapi sangat penting dari hubungan
terapeutik karena rasa percaya dan hubungan intim antara perawat dan
pasien telah berlangsung optimal. Fase ini untuk merubah perasaan dan
mengevaluasi kemajuan pasien (Tamsuri, 2005).
2.3.4 Sikap Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik

Sikap merupakan suatu predisposisi umum untuk berespons atau bertindak


secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif
atau negatif serta diperlukan penilaian positif, negatif dan netral tanpa reaksi
afektif (Maramis, 2006)

Perawat hadir secara utuh baik fisik maupun psikologis pada waktu
berkomunikasi dengan pasien. Perawat tidak cukup mengetahui teknikkomunikasi
dan isi komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap atau penampilan dalam
berkomunikasi (Mundakir, 2006). Haber J. (1982) dikutip Suryani (2005)
mengidentifikasikan lima sikap atau cara menghadirkan diri secara fisik, yaitu :

a. Berhadapan

Berhadapan artinya menghadap pasien dengan jujur dan terbuka yaitu sikap
tubuh dan wajah menghadap ke pasien. Artinya dari posisi ini adalah “saya siap
membantu anda”.

b. Mempertahankan kontak mata

Kontak mata menunjukkan bahwa perawat mendengar dan memperhatikan


pasien. Kontak mata pada level yang sama atau sejajar berarti menghargai dan
menyatakan keinginan untuk nyaman bagi tetap berkomunikasi. Sikap ini juga
dapat menciptakan perasaan nyaman bagi pasien.
c. Membungkuk ke arah pasien

Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu


yang dialami pasien. Posisi ini juga menunjukkan bahwa perawat merespon dan
perhatian pada pasien untuk membantu pasien.

d. Mempertahankan sikap terbuka

Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.


Sikap terbuka perawat akan meningkatkan kepercayaan pasien pada perawat atau
petugas kesehatan lainnya.

e. Tetap rileks

Menciptakan lingkungan yang nyaman, rileks, dan menjaga privasi pasien


sangat penting dalam membantu pasien untuk membuka diri. Sikap ini dapat
mengontrol kesimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam berespons
terhadap pasien.

2.3.5 Tehnik Dalam Komunikasi Terapeutik

Dalam menanggapi pesan yang disampaikan pasien, ada beberapa tehnik


komunikasi yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut :

a. Mendengarkan
Merupakan proses aktif menerima informasi dan mempelajari
respons seseorang terhadap pesan yang diterima. Dengan mendengarkan
perawat mengetahui perasaan pasien, memberikan kesempatan lebih
banyak pada pasien untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang
aktif dengan tetap kritis dan korektif bila apa yang disampaikan pasien
perlu diluruskan.
b. Pertanyaan terbuka
Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya dan
perawat dapat memberikan dorongan pasien untuk menyelesaikan topik
yang akan dibicarakan.
c. Mengulang Mengulang pokok pikiran utama yang diekspresikan pasien
dengan menggunakan kata – kata sendiri.
d. Klarifikasi
Berupaya untuk menjelaskan kedalam kata – kata idea atau pikiran pasien
yang tidak jelas, atau meminta pasien untuk menjelaskan kembali.
e. Refleksi
Mengulang kembali apa yang dibicarakan pasien.
f. Pemusatan
Pertanyaan yang membantu pasien untuk meluaskan topik pembicaraan
yang penting serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yang lebih
spesifik, lebih jelas dan fokus pada realita.
g. Berbagi persepsi
Meminta pendapat pasien tentang hal yang perawat rasakan dan pikirkan
atau sebaliknya. Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balik dan
memberikan informasi.
h. Pengindentifikasian tema
Menyatakan isu atau masalah pokok yang terjadi berulang kali.
i. Diam
Tidak ada komunikasi verbal, memberikan kesempatan pasien untuk
mengutarakan pikirannya.
j. Humor
Pengeluaran energi melalui lelucon atau nada bercanda (Stuart & Sundeen,
1998).
2.3.6 Prinsip-Prinsip Dalam Komunikasi Terapeutik

Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam mempertahankan


hubungan terapeutik :

1. Hubungan terapeutik perawat dengan pasien yang saling menguntungkan.


Hubungan perawat dengan pasien tidak hanya sekedar penolong tetapi
lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat.
2. Perawat harus menghargai keunikan pasien, tiap individu mempunyai
karakter yang berbeda – beda, karena itu perawat perlu memahami
perilaku pasien dengan melihat latar belakang keluarga, budaya, dan
keunikan setiap individu.
3. Komunikasi yang dilakukan dapat menjaga harga diri pemberi atau
penerima pesan, sehingga perawat mampu menjaga harga diri dirinya
sendiri dan harga diri pasien.
4. Menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya (trust) harus tercapai
terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan
alternatif pemecahan masalah, dengan membina hubungan saling percaya
antara perawat dan pasien adalah kunci dari komunikasi terapeutik
(Suryani, 2005).

2.2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Setiap orang mempunyai sifat yang unik dan masing-masing dapat


membuat penafsiran dari pesan komunikasi yang dilakukan. Perbedaan penafsiran
yang disebabkan beberapa hal dapat mengganggu jalannya komunikasi yang
efektif (Mundakir, 2006).

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Persepsi

Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau


peristiwa. Persepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaaan persepsi
dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi.

b. Nilai

Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku, sehingga penting bagi perawat
untuk menyadari nilai seseorang. Perawat berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat
dengan pasien.
c. Emosi

Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti


marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi perawat dalam berkomunikasi
dengan orang lain.

d. Latar belakang sosial budaya

Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Latar
belakang sosial budaya akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Faktor
ini memang sedikit pengaruhnya namun paling tidak dijadikan pegangan bagi
perawat dalam bertutur kata, bersikap, dan melangkah dalam berkomunikasi
dengan pasien.

e. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang


yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit berespon terhadap pertanyaan
yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
Perawat perlu mengetahui tingkat pengetahuan pasien sehingga perawat dapat
berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan
yang tepat kepada pasien.

f. Peran dan hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang
berkomunikasi. Cara berkomunikasi seseorang perawat dengan koleganya dengan
cara berkomunikasi seorang perawat kepada pasien akan berbeda tergantung
perannya. Kemajuan hubungan perawat-pasien adalah bila hubungan tersebut
saling menguntungkan dalam menjalin ide dan perasaannya.

g. Lingkungan

Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang


bising tidak ada privasi yang tepat akan menimbulkan kerancuan, ketegangan, dan
ketidaknyamanan (Damaiyanti, 2008).
2.4 Peran Komunikasi Dalam Keperawatan

Komunikasi dalam keperawatan adalah suatu proses untuk menciptakan hubungan


antara perawat dengan pasien, keluarga pasien, maupun tim kesehatan lain untuk
mengetahui dan memenuhi kebutuhan pasien (Dalami, 2010). Komunikasi dalam
keperawatan disebut juga dengan komunikasi terapeutik, merupakan komunikasi
yang dilakukan perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan sehingga
memberikan terapi untuk proses penyembuhan pasien dan membantu pasien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi. Melalui komunikasi
terapeutik diharapkan perawat dapat menghadapi, mempersepsikan, dan
menghargai keunikan pasien (Nurhasanah, 2009).
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Komunikasi yang sangat sering dilakukan orang-orang pada umumnya
ternyata memiliki peranan yang penting dalam praktik keperawatan. Bentuk
komunikasi yang terjadi dalam praktikkeperawatan disebut komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan agar terjalinnya komunikasi yang efektif dan kegiatannya dipusatkan
untuk kesembuhan pasien dan termasuk komunikasi interpersonal dengan titik
tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Dalam
praktiknya, banyak sekali hambatan yang mungkin akan ditemui dalam hubungan
antara perawat dengan klien. Untuk itu setiap perawat harus mampu memahami
bagaimana teknik, sikap, dan prinsip-prinsip yang ada dalam hubungan terapeutik.
Jika komunikasi antara perawat dan pasien dilakukan sebaik mungkin, maka hal
ini mampu menunjang proses kesembuhan pasien

4.2 SARAN
Diharapkan kepada perawat agar mampu melakukan komunikasi yang
efektif guna menciptakan kondisi yang memungkinkan klien mengubah dirinya ke
arah yang lebih baik dan memiliki motivasi untuk sembuh. Selain itu diharapkan
kepada klien turut berperan aktif dalam komunikasi terapeutik agar perawat
mengerti apa keinginan dan keluhan klien sehingga dapat menetapkan langkah
yang tepat ke depannya
DAFTAR PUSTAKA
Barba, J.(1981). Comunication Nursing Practice. St. Louis Missouri:Mosby
http://dokumen.tips/documents/komunikasi-keperawatan-jurnal.html
file:///C:/Users/notebook/Downloads/Documents/Chapter%20ll.pdf

Anda mungkin juga menyukai