Anda di halaman 1dari 6

Promosi Kesehatan Pasangan Usia Subur (PUS)

 Pengertian
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk
meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
 Masalah dan Kebutuhan yang dialami Pasangan Usia Subur (PUS)
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh keturunan
dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi
PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam
penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus
memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat luas.
 Promosi Kesehatan yang diberikan pada PUS
Dewasa ini, pemerintah melakukan suatu program dalam penekanan angka kelahiran karena
kebanyakan penduduk Indonesia melakukan pernikahan dalam usia dini dimana masih
banyak kesempatan/masa dimana keduanya memiliki keturunan yang banyak. Untuk itu,
perlunya penyuluhan dalam mengatasi masalah tersebut dengan memperkenalkan alat
kontrasepsi pada pasangan tersebut. Para petugas kesehatan harus memberi penyuluhan KB
dan alat kontrasepsi, dan harus menyerahkan pilihan pada kedua pasangan tersebut untuk
memilih apa yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu alat kontrasepsi baik untuk pria
dan wanita yaitu tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria.
 Vasektomi
Merupakan kontap atau metode operasi pria (MOP) dengan jalan memotong vas
deferen sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma.
Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12
kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dri spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan
penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan
seks.
 Tubektomi
Ialah tindkaan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii wanita.
Keuntungan tubektomi adalah :
 Motivasi hanya dilakukan satu kali saja
 Efektivitas hampir 100%
 Tidak mempengaruhi libido seksualis
 Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
Pelaksanaan tubektomi dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan dilakukan 48 jam setelah
melahirkan karena belum dipersulit dengan edema tuba, infeksi, dan alat-alat genital belum
menciut.
Tubektomi dan vasektomi dilakukan pada pasangan yang tidak menginginkan anak lagi yang
sering disebut kontap (kontrasepsi mantap). Dalam pemilihan kontrasepsi ini, diperlukan
pemikiran yang matang.
B. Promosi Kesehatan pada Wanita Usia Subur (WUS)
Secara manual yang dimaksud wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Dimanan dalam masa ini petugas
kesehatan harus memberikan penyuluhan pada WUS yang memiliki masalah mengenai organ
reproduksinya. Petugas kesehatan harus menjelaskan mengenai personal hyegiene yaitu
pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkan dan penyakit yang dapat
diakibatkan dari hal tersebut. WUS dianjurkan untuk menjaga diri agar tidak terikut menjadi
WTS (Wanita Tunasusila).
1. Penyakit Menular Seksual
a. Penyakit Gonore
Penyakit ini paling banyak dijumpai dalam jajaran penyakit hubungan seksual.
Penyebabnya Neisseria gonorhoe, tergolong bakteri diplokokus berbentuk buah kopi.
Gejala umumnya adalah rasa gatal dan patas diujung kemaluan, rasa sakit saat
kencing dan banyak kencing, diikuti pengeluaran nanah diujung kemaluan dapat
bercampur darah. Upaya preventif agar tidak terinfeksi gonore pada mata dilakukan
pemberian tetes mata nitras argentil 1% secara crede dan tetes mata dengan
antibiotika langsung pada BBL.
b. Penyakit Sifilis
Penyebab : Treponema pallidum, ordo spirochaetaeas
Yang diserang adalah semua organ tubuh, sehingga cairan tubuh mengandung
treponema pallidum. Masa inkubasinya sekitar 10-90 hari dan rata-rata 3 minggu.
Timbul perlukaan di tempat infeksi masuk, terdapat infiltrat (pemadatan karena
serbuan sel darah putih) yang mengelupas dan menimbulkan perlukaan dengan
permukaan bersih, berwarna merah dan kulit terdapat tanda radang membengkak dan
nyeri. Upaya preventif yaitu melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan.
c. Trikomoniasis
Adalah infeksi genitalia yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis. Trikomoniasis
pada wanita pada keadaan akut terdapat gejala lendir vagina banyak dan berbusa,
bentuk putih bercampur nanah terdapat perubahan warna (kekuningan, kuning-hijau),
bebau khas. Adanya iritasi pada lipatan paha dan kulit sekitar kemaluan sampai liang
dubur. Dengan penyampaian penyakit pada alat kelamin maka WUS akan menjaga
kebersihan kelaminnya dan tidak melakukan hubungan seks bebas.
2. Pemeriksaan Alat Kelamin
Wanita Usia Subur (WUS) harus melakukan pemeriksaan kesehatan walaupun ia
memiliki siklus haid/menstruasi yang teratur. Hal ini bukan tanda bahwa wanita itu subur.
Artinya WUS harus sehat bebas dari penyakit kelamin. Sebelum menikah WUS
sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan agar mengetahui kondisi organ
reproduksinya apakah berfungsi dengan baik.
Dengan mengadakan pemeriksaan kesehatan maka akan mencegah penyakit alat kelamin.
Alat kelamin wanita sangat berhubungan dengan dunia luar yang melalui liang senggama,
saluran mulut rahim, rongga/ruang rahim. Saluran telur (tuba falopi) yang bermuara
dalam ruang perut. Karena adanya hubungan yang langsung ini infeksi alat kelamin
wanita disebabkan oleh hubungan seks yang tidak sehat, sehingga infeksi bagian luarnya
berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang perut dalam bentuk infeksi selaput dinding
perut atau disebut juga peritonitis.
Sistem pertahanan dari alat kelamin wanita yang cukup baik yaitu : dari sistem asam,
biasanya sistem pertahanan yang lainnya dengan cara pengeluaran lendir yang selalu
mengalir ke luar yang menyebabkan bakteri yang dibuang dalam bentuk menstruasi,
sistem pertahanan ini sangat lemah, sehingga infeksinya sering dibendung dan pasti
menjalar ke segala arah yang menimbulkan infeksi mendadak dan menahun. Contoh :
Penyakit alat kelamin pada wanita adalah : “LEUKOREA”. Leukorea adalah keputihan,
yaitu : cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Leukorea
dibedakan atas 2 bagian yaitu:
- Leukorea Normal (Fisiologis)
Terjadi pada fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi melalui rangsangan
seksual.
- Leukorea abnormal
Terjadi pada semua infeksi alat kelamin yaitu : infeksi bibit kemaluan, liang
senggama, mulut rahim dan jaringan penyangganya, dan infeksi penyakit
hubungan kelamin.
Leukorea bukanlah penyakit, tetapi gejala penyakit yang dapat ditentukan dengan
pertanyaan. Yaitu:
o Kapan mulainya?
o Berapa jumlahnya?
o Serta gejala pertamanya?
Penanganannya perlu dilakukan pemeriksaan, seperti : pemeriksaan fisik umum
dan khusus, pemeriksaan laboratorium/rutin. Pemeriksaan mencakup : Pewarnaan gram,
preparat basah, preparat KOH, kultur/pembiakan, dan Pap Smear. Dibawah ini beberapa
penyakit infeksi kelamin wanita yang umum terjadi dijelaskan dibawah ini yaitu :
- Infeksi Kelenjar Bartholini
Disebabkan oleh bakteri gonorea, siapolokokus atau streptococus. Pada
pemeriksaannya dijumpai pembengkakan kelenjar, padat, berwarna merah, nyeri,
dan panas.
Pengobatan : dengan insisi è yang mengurangi pembengkakan mengeluarkan
isinya. Therapy : antibiotik dosis tepat
Yang menahun dalam letak kista bartholini yang diperlukan tindakan
marsupialisasi.
Yaitu operasi menyembuhkan kista dalam membuka, mengeluarkan isi dan
menjahit tepi kista di irisan kulit.
- Kondiloma Akuminata
Berbentuk seperti bunga kol dengan jaringan ikat dan tertutup oleh epitel
hiperkeratasis (Penebalan lapisan tanduk). Penyebabnya semacam virus sejenis
virus veruka. Pengobatan pada infeksi ini dengan tungtura podofilin 10%.
- Infeksi Vagina (Vulvitis) Diabetika
Terdapat pembengkakan vagina, merah dan terutama ada rasa gatal yang hebat,
dapat disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang berbadan relatif
gemuk. Pada pemerikaan laboratorium dijumpai penyakit kencing manis.
- Infeksi Liang Senggama (Vaginitis)
Di dalam liang senggama hidup bersama saling menguntungkan beberapa bakteri
yaitu hasil doderlain, stafilokokus dan streptokokus, serta hasil difteroid. Secara
umum gejala infeksi liang senggama (vaginitis) disertai infeksi bagian luar
(bibir), pengeluaran cairan (bernanah), terasa gatal dan terbakar. Pada permukaan
kemaluan luar tampak merah membengkak dan terdapat bintik-bintik merah.
- Infeksi Spesifik Vagina
Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trikomonas vaginalis, dengan
gejala leukorea encer sampai kental, berbau khas, gatal dan rasa terbakar.
Disebabkan oleh bakteri trikomonas vaginalis. Cara utama penularannya adalah
dengan hubungan seksual. Infeksi vagina lain adalah kandidiasis vaginitis, yang
disebabkan oleh jamur candida albican. Leukorea berwarna putih, bergumpal dan
sangat gatal, dan pengobatan dengan mycostatin sebagai obat minum atau
dimasukkan kedalam liang senggama.
- Servisitis Akuta
Infeksi ni dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea) sebagai salah satu infeksi
hubungan seksual. Gejalanya pembengkakan mulut rahim, pengeluaran cairan
bernanah, adanya rasa nyeri yang dapat menjalar kesekitarnya.
- Servisitis Menahun (Kronis)
Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan. Terdapatnya
perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejalanya leokorea yang kadang sedikit atau
banyak dan dapat terjadi perdarahan (saat berhubungan seks).
- Penyakit Radang Panggul
Infeksi ini sebagian berkaitan dengan infeksi alat kelamin bagian atas. Bentuk
infeksi ini dapat mendadak (akut) dengan gejala nyeri dibagian perut bawah.
Pengkajian pada wanita Post Partum
a. Tekanan Darah
Diukur setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap
30 menit untuk jam-jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit
meningkat karena upaya persalinan, dan akan normal kembali dalam
waktu 1 jam.
b. Nadi
Di periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya.
c. SuhuTubuh
Diperiksa setiap 1 jam.
d. Fundus Uteri
Diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian
setiap 30 menit untuk jam-jam berikutnya. Fundus uteri harus berada pada
midline atau 2 cm dibawah pusat.Uterus harus keras, bila lembek lakukan
massase sampai keras dan pijatan sampai berkontraksi ke tingkatan
pertengahan. Bila fundus bergeser kearah kanan midline periksa adanya
kandung kemih.
e. KandungKemih
Diperiksa setiap fundus dikaji, kandung kemih ibu cepat terisi karena
dieresis post partum dan cairan intravena.
f. Lochea
Periksa setiap 15 menit dalam hubungan dengan fundus, alirannya harus
sedang bila darah mengalir dengan cepat, curigai terjadinya robekan
serviks.
g. Perineum
Diperiksa dalam hubungan dengan pengkajian lochea, episiotomy dan
perineum harus bersih, tidak berwarna dan tidak oedem dan jahitan haru
sutuh.
h. Rasa Tidak Nyaman
Tidak nyaman, berikan perhatian pada keluhan rasa nyeri, setiap rasa salit
yang berlebihan pada perineum harus diperiksa, mungkin terbentuk
hematoma di bawah episiotomi, sakit kepala dapat menjadi pertanda,
terjadinya eklampsi dalam waktu dekat, after paints terjadi pada multipara.
i. Interaksi Anak Orang Tua
Bila bayi masih dalam ruangan, perhatian ekspresi wajah orang tua ketika
melihat pada orang tua, apa yang mereka lakukan, respon-respon negatif
yang terlihat jelas menandakan adanya masalah.
Status Emosional

10

Perhatian status emosional ibu eksogregrasi emosi negative atau positif


atau kurangnya pengekspresian emosi mungkin sebagai warisan
kebudayaan atau kepribadian emosi demikian mungkin juga menandakan
gejala mal adaptasi.
3.2 Promosi kesehatan nifas

Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan


dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan
keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifas
ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak
boleh di lakukan.
3.3 Tujuan promosi kesehatan nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia
melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
3.4 Peran perawat dalam masa nifas
1. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang
baik sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik
dan psikologis selama persalinan dan nifas.
2. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik
dan psikologis.
3. Mengondisikan ibu untuk menyusui bayinya dengan cara meningkatkan
rasa nyaman.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai