Anda di halaman 1dari 107

Konsep

Nilai,Norma dan
Etika Keperawatan
Kurnia B. Y Pellondou S.Kep.,Ns.,M.Kes
Nilai
 Merupakan hak – hak manusia
 Pertimbangan etis yang mengatur manusia
perilaku seseorang
 Milik setiap pribadi yang mengatur langkah –
langkah yang seharusnya dilakukan
 Cetusan hati nurani yang paling dalam dan
diperoleh sejak kecil
 Dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan
Klasifikasi nilai – nilai
 Suatu proses dimana seseorang dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-
nilai mereka sendiri.
 Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, selain menggunakan ilmu
keperawatan yang mereka miliki juga diperkuat
oleh nilai yang ada dalam diri mereka.
Pengertian nilai
1. Sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan
tuntutan hati nuraninya ( Pengertian umum)
2. Seperangkat keyakinan dan sikap – sikap pribadi
seseorang tentang kebenaran, keindahan dan
penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau
perilaku yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang
Pengertian nilai

3. Keyakinan seseorang tentang


sesuatu yang berharga,
kebenaran, atau keinginan
mengenali ide-ide, objek, atau
perilaku khusus (Znowski, 1973)
Nilai
Nilai – nilai merupakan suatu ciri:
1. Membentuk dasar perilaku seseorang
2. Nyata pada diri seseorang diperlihatkan melalui
pola perilaku yang konsisten
3. Menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang
4. Merupakan komponen intelektual dan emosional
dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan
tentang suatu nilai serta memegang teguh dan
mempertahankannya
Nilai – nilai
 Ada sejak kecil oleh anak – anak dirumah
berkembang sepanjang hidupnya
 Bila seseorang memilih menjadi perawat 
ia membawa nilai yang ada sebelumnya
kedalam dunia keperawatan.
 Nilai – nilai tadi ada yang cocok dan tidak
cocok dengan etika keperawatan.
Nilai – nilai
Sebagai perawat profesional, diperlukan nilai
– nilai yang sesuai dengan kode etik profesi :
1. Menghargai martabat individu tanpa
prasangka
2. Melindungi seseorang dalam hal privasi
3. Bertanggung jawab untuk segala
tindakannya
Nilai – Nilai
Seorang perawat yang menghargai hak privasi
pasien:
 Menutup area untuk mandi dan pengobatannya
 Menutup pasien untuk setiap prosedur tertentu
 Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien

dengan dengan pemuka agama atau anggota


keluarga yang sedang bersedih.
Nilai – nilai yang sangat diperlukan
oleh perawat
1. Kejujuran
2. Lemah lembut
3. Ketepatan setiap tindakan
4. Menghargai orang lain.
Perawat sebagai contoh teladan
 Perawat memberikan contoh dalam penyuluhan
kesehatan
 Perawat memberikan teladan bagi perawat
yang masih junior
 Perawat memberikan contoh untuk melakukan
tindakan keperawatan bagi perawat lain
I PENGANTAR HUKUM
KESEHATAN
Norma/ kaidah:Aturan yg mengatur tingkah laku
manusia/pedoman manusia untuk berperilaku guna
menjaga keseimbangan kepentingan yang ada dlm
masy
Macam-macam Norma/kaidah;
a.N.Agama
b. N. Kesusilaan
c. N.Kebiasaan
d. N. Hukum
2. Pengertian Kaidah/Norma Hukum
Norma/Kaidah yang ada di masyarakat
yang mempunyai sangsi yang nyata dan
tegas adalah kaidah atau norma
hukum,sanngsinya berupa pidana. bisa
pidana pokok dan atau pidana tambahan
Hukum: Kumpulan-kumpulan peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa,untk
berbuat dan tidak berbuat yang menentukan
tingkah laku manusia dalam lingkungan
masy yg dibuat oleh badan resmi yg
berwajib,bagi yg melanggar akan berakibat
diambilnya tindakan yaitu hukuman.
Sumber Hukum:
a. Material yaitu sumber hukum ditinjau dari
berbagai sudut mis:dari sudut
ekonomi,sejarah,sosiologi,filsafat dll
b. Formal yaitu sumber hukum yang berasal
dari: UU (statute),kebiasaan, keputusan
hakim (jurisprudensi),traktat,pendapat ahli
hukum (doktrin)
Asas peraturan Peraturan Perundangan
a. UU tidak berlaku surut
b. UU yg dibuat penguasa lebih tinggi
berkedudukan lebih tinggi pula
c. UU yg bersifat khusus menyampingkan UU yg
bersifat umum(generali)
d. UU yg baru menggantikan UU lama dalam hal
mengatur yg sama
e. UU tidak dapat diganggu gugat
3. Pengertian hukum Kes sebagai Lex Specialis
artinya bahwa:Dalam hal tenaga kes yang diduga
melanggar hukum yang berhubungan dengan
profesi sebagai tenaga kes,maka tidak diperlakukan
sama dengan orang awam pada umumnya.
Mis:seorang dokter menginstruksikan kpd perawat
menyuntik kepada pasien,namun pasienya ada
gangguan.kalau seorang prwt sdh melakukan
sesuai prosedur yang benar,maka prwt tidak serta
merta dipersalahkan,perlu investigasi
2.Ruang Lingkup Hukum
Kesehatan
a.Medical Law (Hk Kedokteran)
b.Nursing Law (Hk Keperawatan)
C.Farmacy Law (Hk Kefarmasian)
d.Hospital Law (Hk Rumah Sakit
e.Environmental Law (Hkm
Lingkungan)
Ruang Lingkup Hukum Kes dan
Hukum Keperawatan
 Adanya kepastian hukum bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat
 Kepastian berhubungan dengan hak dan
kewajiban
 Undang-undang praktek keperawatan saat
ini masih dalam proses pengesahan
Hukum Kesehatan sebagai
lex Spesialis
 Hukum Kesehatan adl:Keseluruhan aktifitas
juridis dan peraturan hkm di bidang
yankes/pemeliharaan kes beserta studi
ilmiahnya yg berkaitan dg hkm pidana/perdata
dan administrasi
 Ruang lingkupnya meliputi:
a.Hkm kedokteran (medical law)
b.Hkm keperawatan (nursing law)
c. Hkm kefarmasian (farmacy law)
d. Hkm rumah sakit (hospital law)
e. Hkm lingkungan (environment law)
3. Undang-Undang No.36 th 2009
ttg Kesehatan dan PerMenKes No
148 th 2010 ttg Izin dan
Penyelenggaraan
1. Pengertian UU No 36 Praktik
th 2009 ttgPerawat
Kes
- Adl sebagai pengganti UU No 23 1992 ttg
Kes.
- Disyahkan di Jkt 13/10/2009
- Terdiri dari 22 Bab dan 205 pasal yg
sebelumnya tdr dr 12 Bab 89 pasal
- Karena tuntutan dan kemajuan dibidang Kes
4.Pasal-pasal yang berkait dg
profesi perawat
 Bab I ps 1 (6) :Tenaga kes adl setiap orang
yg mengabdikan diri dalam bidang kes srta
memiliki penget dan atau ketrampilan melalui
pendidikan di bidang kes yg untuk jenis
trtentu memerlukan kewenangan untk
melakukan upaya kes
 PP 32 th 1996 ttg nakes pd Bab II (jenis
nakes) Ps2 (3):Tenaga Keperawatan meliputi
perawat dan bidan.
5.Pengertian Nakes: adl setiap orang yg
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yg untuk jenis ttt memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan (Ps 1.angka 6 UU no 36 th 2009)
6. Kategori nakes
Jenis tenaga kesehatan Ps 2 PP 32 th 1996 ttg
Kes diantaranya:
a. Tenaga Medis meliputi dokter dan dr gigi
b. Tenaga Kep meliputi Prwt dan Bidan
c. Tenaga Kefarmasian meliputi Apoteker, Analis
farmasi dan Ass apoteker
d. Tenaga Kes Mas (epidemolog,mikrobiolog dll)
e. Tenaga Gizi
f. Tenaga Keterapian fisik (fisioterapis,
okupasiterapis Dll)
g. Tenaga Ketehnisian medis ( radio-
grafer,tehnisi elektromedis dll)
6. Hub Nakes dan Pasien:Hub nakes dan
pasien dapat diproyeksikan ada dua (2) yaitu:
Hub secara Vertikal dan Horisontal.
Vertikal: Artinya pasien bergantung kepada
nakes/pasrah.sehingga pasien meyakini
bahwa yang dilakukan oleh nakes adalah
yang terbaik bagi diri sipasien,sehingga
hampir tidak dijumpai tuntutan hukum bagi
nakes
Horizontal artinya: Ada kesamaan hak antara
pemberi layanan kes (nakes) dgn penerima
layanan kes (pasien) dengan adanya
kesamaan hak inilah sering terjadi tuntutan
hukum.yang seharusnya masing-masing pihak
berhak untuk menuntut dan dituntut,namun
sperti kita ketahui bersama justru tuntutan itu
sering dialamatkan kpd nakes (diskusi)
7. Hak dan Kewajiban Nakes:
- Berhak mendapat imbalan dan perlindu-
ngan hkm dalam melaksanakan tugas-
sesuai dg profesinya (ps 27 UU No 36 th
2009 ttg Kes)
Hak dan Kewajiban NaKes
 Dalam melaksanakan yankes bagi nakes harus
imbang antara hak dan kewajiban
 Hak nakes :Diantaranya medptkan kepastian,
perlindungan hkm dan reward/imbalan
 Kewajiban nakes Mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku,termasuk m,patuhi std
profesi menghormati para pengguna yankes
mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan,ketrampilan yang dimiliki
 2. Pasal-pasal yang terkait dan diuraikan
diatas apabila terjadi masalah hkm UU ini
berlaku sebagai pertimbangan.Oleh karena
kontraknya Inspaning verbintenis atau kontrak
upaya yaitu upaya penyembuhan penyakit
 3. Pengertian yg terkait dalam UU ini
bahwa:Pelaku usaha:Nakes dan
Konsumen:Pasien
III.Pola Hubungan Kerja Perawat
dalam Pelaksanaan Praktek
Profesional
_.Hub Prwt dg Klien ( PP 32/1996,ps 22 ayat
1):Bagi nakes jenis ttt,yaitu yg berhub lansung
dg pasien dlm menjalankan profesinya wajib:
a. Menghormati hak pasien
b. Menjaga rahasia identitas dan data pribadi
pasien
c. Memberikan informasi berkaitan dg kondisi
dan tindakan yg akan dilakukan
d. Meminta persetujuan thd tindakan yg
akan dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam medik.
Adapun kontrak kerja antara nakes (prwt) dg
pasien adalah “Inspaning Verbintenis”
atau kontrak upaya,yaitu upaya
kesehatan,melalui askep.Bukan kontrak
hasil (Result verbintenis)
_. Fungsi dan Peran prwt dlm praktek kep
 Fungsi prwt ada 3 yaitu:
- F.independen prwt adl “Those activities
that are considered to be within nursing’s
scope of diagnosis and treament”.Dalam
fungsi ini prwt tidak memerlukan perintah
dokter,tindakan bersifat mandiri sesuai dg
kiat dan ilmu kep. Oleh karena itu prwt
bertanggung jwb atas apa yg dilakukan
Contoh Fungsi independen bagi prwt:
- Pengkajian seluruh sejarah kes pasien/kel dan
menguji scr fisik u/ menentukan status kes
- Mengidentifikasi tindakan kep yg mungkin
dilakukan u/ memelihara atau memperbaiki kes
- Membantu pasien dlm melakukan kegiatan
sehari-hari
- Mendorong pasien u/ berperilaku scr wajar
- Fungsi Interdependen atau fungsi prwt”
Carried out in conjunction with other health
team members”.Tindakan prwt berdasar pd
kerja sama team baik sesama prwt atau dg
team kes lain,fungsi ini tampak ketika prwt
bersama dg nakes lain berkolaburasi dalam
mengupayakan kes pasien.contoh:
-. Fungsi Dependen “Prwt the activities performed
based on the physician’s order”.Dalam fungsi ini
prwt bertindak membantu dokter dalam
memberikan pelayanan medik.Prwt membantu
dokter dalam memberika yan pengobatan dan
tindakan khusus yg menjadi wewenang dokter yg
seharusnya dilakukan dokter mis psg
infus,nyuntik dll yg didelegasikan,shg doter
bertanggung jwb atas apa yg dilakukan prwt
_.Peran prwt diantaranya sbg
pelaksana,pendidik,pengelola,dan peneliti
a. Peran prwt sbg pelaksana yaitu baik
langsung atau tidak langsung memberikan
askep kepada induvidu,kel dan masy.Dlm
pemecahan masalah kes nya
b. Peran prwt sebagai pendidik yaitu
disamping menjlnkan askep,tetapi juga
memberikan penyuluhan dan pendidikan
kepada pasien dan atau kel,dengan
penyuluhan dan pendidikan yg tepat,maka
akan mndpkan hasil yg baik.yg perlu diingat
bahwa tingkat pendidikan dan susana batin
kepekaan seseorang akan berbeda-beda
c. Peran prwt sbg pengelola yaitu disamping
menjlnkan askep,prwt terutama ketua
team atau struktural,prwt senantiasa
mementau,menjaga kualitas askep serta
mengorganesasi serta mengendalikan
sistem yan kep.
d. Peran prwt sebagai prwt peneliti:Dalam
upaya ikut berperannya prwt dlm
pengembangan “body of knowledge,maka
prwt harus mempunyai kemampuan u/
meneliti dibidangnya,dg kemampuan meneliti
maka prwt akan dapat mengidentifikasi
masalah kep,menerapkan metode yg
tepat,shg akan tingkatkan mutu kep
3. Hub kerja prwt dg teman sejawat
maksudnya: dalam bekerjasama dg team
yg terdiri dr berbagai lulusan pendidikan dg
berbagai kelebihan dan
kekuranganya,maka yg harus diingat bhwa
fokus dan semua upaya yg dilakukan adl
mengutamakan kepentingan pasien serta
kualitas askep
4. Hub kerja prwt dg profesi lain terkait
• Dalam melaksanakan askep,ada hak,
kewajiban serta kewenangan bagi perawat
sebagaimana diatur oleh peraturan
perundangan,diantaranya ada 3 fungsi
yaitu f.dependen,f independen dan
f.interdependen
a. F. dependen artinya hub kerja perawat dg
dokter dalam haln ini perawat
mendapatkan instruksi atau perintah oleh
dokter,oleh sebab itu kewenangan perawat
hanya kepanjangan tangan dokter ( pro
long arm) oleh sebab itu tanggung jawab
hukum semuanya oleh pemberi perintah.
- Walaupun pada F.dependen prwt hanya
kepanjangan tangan dokter yang perlu diingat
adalah kompetensi seorang prwt.
- Apabila pemberi perintah ataupun penerima
perinntah salah satu atau keduanya tidak
memenuhi syarat bisa dikatakan mal praktik
-
b. F independen.
Dalam fungsi ini perawat diberikan
kewenangan mutlak tanpa harus
disupervisi oleh tenaga kes lain,namun
kewenangan ini terbatas untuk
melaksanakan asuhan keperawatan saja
sesui dengan diagnose keperawatan.
c. Interdependen atau antar disiplin ilmu.
Fungsi ini merupakan kolaburasi dari
berbagai disiplin ilmu yang tujuannya
adalah upaya keselamatan jiwa. Untuk
diingat bagi perawat adalah: berbagai
disiplin ilmu itu adalah partner yg harus
kita bina hubungan dengan saling
menghormati.
5. Hub kerja prwt dg institusi tempat kerja
prwt.
Institusi tempat bekerja mrpkan subyek
hukum,dimana melibatkan banyak disiplin
ilmu,termasuk tenaga keperawatn dan
dokter.tenaga keperawatan mendominasi
jumlah tenaga yang ada dihampir semua
layanan kes,mis RS,Puskesmas dll
Oleh sebab itu wajib bagi tenaga
keperawatan membentuk komunitas yang
tujuanya adalah segala informasi dapat
segera sampai pada nakes tsb.Bila
jumlahnya mencukupi dapat membentuk
komisariat atau bergabung dg institusi kes
lain.
Oleh karena institusi tempat bekerja
seorang perawat mrpkan subyek
hukum,maka perawat yg bekerja diinstitusi
tersebut harus memenuhi persyaratan
perundang-undangan mis,kalo prwt harus
punya sip/str dan lain-lain.
Dan apabila institusi tersebut
mempekerjakan seorang perawat yang tidak
memenuhi syarat administrasi sebagaimana
diatur oleh peraturan perundang-
undangan,maka insitusi tersebut bisa
dikenakan sangsi hukum.demukian pula
insitusi dimana perawat bekerja tidak
mempunyai ijin,maka akan dikenakan
sangsi hukum.
IV. REKAM MEDIS DAN
INFORMED CONSENT
- Rekam medik: Sebelum populer spt saat ini dulu
namanya:Status pasien,catatan medik,dokumen
medik,rekam medik,terjemahan dari medical
record. secara sederhana dpt diartikan sbg
kumpulan keterangan ttg identitas,hasil
anamnesis,pemeriksaan,pengobatan dan
catatan segala kegiatan yankes atas pasien dari
waktu ke waktu.
1.Pengertian rekam medik menurut
PerMenKes 269 2008 ttg Rekam Medik
adl:Berkas yg berisikan catatan dan
dokumen ttg identitas
pasien,pemeriksaan,pengobatan dan
pelayanan lain yg telah diberikan kpd
pasien.
 Isi Rekam medik:
- Identitas pasien
- Tg dan waktu
- Hasil anamnesis
- Hasil pemeriksaan jangmed
- Diagnosis
- Rencana penatalaksanaan
- Pengobatan/tindakan/yan lain yg diberikan
2. Tujuan dibuatnya rekam medik
- Sebagai alat bukti yg syah dipengadilan bila
terjadi sengketa
- Sebagai data ttg penyakit yg pernah diderita
pasien
- Sebagai dasar pengobatan/tindakan selanjutnya
- Sebagai dasar pelaporan dan penelitian
Hal yg harus diperhatikan dalam penulisan di
RM adl:
- Tulis dengan benar dan bisa dibaca orang lain
- Penulisan harus disertai nama,tt,waktu
tindakan dll
- Tulis apa yg dilakukan dan lakukan apa yg
ditulis
3. Nilai guna rekam medik
a. Rekam medik merupakan dokumen resmi
b. Rekam medik juga merupakan dokumen
rahasia seseorang
c. Rekam medik mrpkan bukti yg syah,dan
merupakan salah satu alat bukti bila
diperlukan di pengadilan
4.Kegunaan rekam medik al:
a. Sebagai media komunikasi anatar nakes
b. Sebagai untuk perencanaan pengobatan
selanjutnya
c. Sebagai alat bukti tertulis atas yankes yang
sudah dan akan diberikan
d. Sebagai dasar analisa,studi,evaluasi thd mutu
yankes yg sdh diberikan
e. Melindungi kepentingan hukum bagi
nakes,rs dan pasien
f. Keperluan penelitian dan pendidikan
g. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya
h. Sebagai pertanggung jawaban dan
pelaporan
i. Sebagai dokumentasi dan sumber hukum
 Informed concent.,
- Menurut Hanafiah (1999,68).,
Informed:Telah diberitahukan /diinformasikan
Consent:Persetujuan yg diberikan kepada
seseorang untuk berbuat sesuatu
- Komalawati (1989:86): adl suatu kesepakatan
persetujuan pasien atas upaya medis yg akan
dilakukan oleh dokter thd diri pasien
 Informed consent :ada dalam PerMenKes
No 290/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedoktran.Latar belakang lahirnya PTK yaitu
- Di Inggris penuntutan thd pembedahan yg
dilakukan tanpa persetujuan.
- Pada jaman Nazi dokter Nazi melakukan
riset para tawanan perang orang-orang
Yahudi
 Tujuan Informed Consent:
a. Perlindungan thd pasien atas segala tindakan
medik
b. Perlindungan thd nakes dalam menjalankan
tugas sesuai kewenangan
c. Memberikan informasi ttg resiko dan manfaat
tinddakan yg akan dilakukan
d. Informasi termasuk biaya
 Mengapa Informed consent sangat lah
perlu:Karena dengan adanya pergeseran status
pasien yg dulu hanya mengikuti apa yg akan
dilakukan oleh nakes,saat ini sdh berubah,yaitu
ada keseteraan antara nakes dan penerima
layanan kes,artinya ada kesamaan hak antara
nakes dan pasien.Haknya adalah tangung
jawab dan tgg gugat
 Hak-hak pasien al:
a. Hak memperoleh yanmed(acces to
medical care)
b. Hak memilih dr/konsulen (free choice of
psysicon medical consultant and hospital
c. Memperoleh informasi secukupnya
(adequate information)
d. Hak atas informed consent
e. Hak u/memperoleh kelanjutan yanmed(transfer
of continuitas care)
f. Mengetahui petugas yanmed (acces to identity of
all medical care providers)
g. Hubungan bebas dg siapapun (free
comunication)
h. Kerahasiaan kedokteran (privacy and
confidentiality)
i. Memperoleh perlindungan keamanan pribadi dan
perlindungan hukum (access to personal safty and
legal protection)
j. Memperoleh penjelasan biaya (access to medical
charges)
k. Pendapat kedua (second 0pinium)
l. Menolak memberi persetujuan atas
pengobatan,prwtan dan yan atau tindakan medik ttt
(refusal/dissent to tretment,nursing ,medical
prosedures)
m. Menghentikan yanmed (termination of hospital care)
 Tata urutan dalam memberikan informed
consent:
a. Suami/istri bagi yg sdh menikah
b. Anak yg sdh dewasa
c. Orang tua ayah/ibu
d. Saudara kandung yg sdh dewasa
e. Wali yg ditunjuk oleh pengadilan
 Apakah semua tindakan medik perlu
persetujuan/ jawabnya:
a. ya,karena banyak tuntutan dari masy thdp
nakes
b. Tidak,apabila dalam keadaan darurat dan
gawat demi keselamatan pasien maka
tanpa persetujuan pun dapat dilakukan
 Good samaritan law berlaku di USA
artinya :Dengan niat baik maka dokter dpt
melakukan pertolongan pd pasien yg
memang dlm keadaan gawat dan darurat
maka seorang dokter dapat dibebaskan dari
tg jwb hukum,asal dia tdk melakukan
kelalaian,disamping itu dipertimbangkan
akan kompetensinya
 Di Belanda dikenal dg “Nood breekt wet” yg artinya:
Dalam keadaan darurat dan bahya maut hkm
dikesampingkan
 Di Indonesia berlaku Ps 531 KUHP: Barang siapa
ketika menyaksikan bahwa ada orang yg sedang
menghadapi maut,tidak memberikan pertolongan yg
dapat diberikan kpdnya tanpa selayaknya menimbulkan
bahaya pd dirinya atau orang lain,diancam jika
kemudian orang tsb meninggal denga kurungan paling
lama 3 bln kurunga atau denda rp 300.,
Etika: Ilmu tentang Moralitas
 Etika: ilmu yang membahas tentang moralitas
atau tentang manusia sejauh berkaitan
dengan moralitas
 Etika: ilmu yang menyelidiki tingkah laku
moral
 Tiga pendekatan yang dipakai:
1. Etika deskriptif
2. Etika normatif
3. Metaetika
70
ETIKA
Etika dari Bhs Yunani Bentuk tunggal
“ethos” dan bentuk jamak “Etha” artinya adat
istiadat, kebiasaan, akhlak, watak perasaan,
sikap atau cara berfikir.
Biasa orang terjebak dengan “etika dan
etiket”
Etika berkaitan erat sbg ilmu yg mengkaji
nilai (Magnis) dan etika sbg usaha manusia
utk mencari norma baik dan buruk (Sudikno)
 sikap yg bernilai.
ETIKA
 Sbg kajian ilmu: ilmu ttg apa yg dilakukan
(pola perilaku) atau ttg adat kebiasaan orang
 Bahasa lain: adat kebiasaan orang dalam
konteks sosial
Jadi Etika =
Pemahaman ttg apa yg baik dan buruk serta
pemahaman ttg hak dan kewajiban orang.
 Contoh 1:
seseorang membunuh orang lain
karena ingin diambil organnya dan
dijual-belikan maka tindakan ini
adalah “tindakan sadis, tidak etis
dan tidak bermoral”
 “tidaketis”  perbuatan itu sudah
terjadi (hampir terjadi) dan ada
ketentuan moral yg dilanggar.
Etika Deskriptif
 Etika deskriptif melukiskan tingkah laku
moral dalam arti luas, seperti adat
kebiasaan, anggapan tentang baik-buruk,
tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan
 Etika deskriptif hanya melukiskan, tidak
memberi penilaian
 Etika deskriptif termasuk ilmu
pengetahuan empiris, dan bukan filsafat
75
Etika Normatif
 Etika normatif meninggalkan sikap netral dengan mendasarkan
pendiriannya atas norma
 Norma-norma yang diterima suatu masyarakat atau diterima seorang
filosof berani ditanyakan: apakah norma-norma itu benar atau tidak?
 Etika normatif bersifat preskriptif (memerintahkan), tidak melukiskan
melainkan menentukan benar-tidaknya tingkah laku atau anggapan
moral
 Etika normatif bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan
dalam praktik

76
Etika Normatif:
Etika Umum dan Etika Khusus
 Etika umum memandang tema-tema umum, seperti: apa itu norma
etis? Jika ada banyak norma etis, bagaimana hubungannya satu
sama lain?
 Etika khusus berusaha menerapkan prinsip-prinsip etis yang umum
atas wilayah perilaku manusia yang khusus
 Dalam etika khusus, premis normatif dikaitkan dengan premis
faktual untuk sampai pada suatu kesimpulan etis yang bersifat
normatif juga → etika terapan
 Contoh:
 Dilarang keras membunuh manusia yang tidak bersalah
 Abortus provocatus adalah pembunuhan terhadap manusia yang
tidak bersalah
 Jadi, abortus provocatus dilarang keras

77
Etika dan Hukum
Norma hukum merupakan peraturan yang secara
eksplisit/tertulis, resmi berlaku bagi masyarakat,
diterapkan dengan tegas/pasti; dan menjadi pedoman
bagi seseorang agar berperilaku dan bertindak,
Ada suatu badan yang bertugas memberikan sangsi
bagi pelanggarnya.
Hukum sesungguhnya adalah usaha mewujudkan
norma moral secara praktis.
Contohnya: Norma hukum memiliki kekuatan yang
dapat memaksa klien untuk mematuhinya tanpa
pertimbangan pemikiran atau perasaan klien tersebut.

78
Etika dan Hukum
 Tanpa moral, hukum adalah kosong
 Tanpa hukum, moral tidak berdampak
sosial

Tetapi hukum tidak identik dengan moral.

Berikan contoh hukum yang immoral!

79
ETIKA DAN KODE ETIK
Etika berasal dari bahasa Yunani dari kata “ethos” yang
berarti kebiasaan-kebiasaan atau tingkah laku manusia.
Dalam bahasa Inggris disebut “Ethis” yang mempunyai
pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau prilaku
manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat, yang harus
dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada
umumnya.
Kode Etik adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap profesi didalam melaksanakan tugas profesinya
dan didalam hidupnya di masyarakat. Oleh karena itum
perlu dibahas tentang Etika dan Kode Etik
Etika
Istilah etik yang kita gunakan sehari-hari
pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan
moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik
atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu
tertentu
Etika ialah suatu cabang ilmu filsafat. Maka
didalam literatur, dinamakan juga “filsafat moral”.
Yaitu suatu sistem prinsip-prinsip tentang moral,
tentang baik atau buruk. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang
mempelajari tentang baik atau buruk sikap
tindakan manusia
Sedangkan moral adalah mengenai apa
yang dinilai “seharusnya” oleh masyarakat. Etik
dalam tulisan ini diartikan sebagai moral yang
ditujukan kepada profesi. Oleh karena itu etik
profesi sebaiknya juga berbentuk normatif.
Secara umum etik dapat dibedakan atas
kelompok, yaitu :
a. Yang berkaitan dengan sopan santun didalam
pergaulan, baik didalam tata tertib masyarakat,
maupun tatacara didalam organisasi profesi
b. Yang berkaitan dengan sikap tingkah laku orang
dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut kode etik profesi
Kode Etik
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai
kode etik. Dengan demikian dokter, perawat,
bidan, guru, dsb. Yang merupakan bidang
pekerjaan profesi mempunyai kode etik
1. Pengetian Kode Etik
Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma
yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang
bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya
dan dlam hidupnya dimasyarakat.
2. Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan
kode etik suatu profesi adalah unutk kepentingan
anggota dan kepentignan organisasi
Secara umum tujuan menciptakan kode etik
adalah sebahai berikut
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra
profesi
Dalam hal ini yang dijaga adalah ‘image’ dari pihak
luar atau masyarakat, mencegah orang luar
memandang rendah atau ‘remeh’ suatu profesi. Oleh
karena itu setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik
juga disebut “kode kehormatan”
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota
Yang dimaksud kesejahteraan disini ialah
kesejahteraan materil dan spiritual atau mental.
Dalam hal kesejahteraan materil anggota profesi,
kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan
bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang
merugikan kesejahteraan. Kode etik juga
menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan
kepada pembatasan tingkah laku yang tidak pantas
atau tidak jujur para anggotaprofesi dalam
interaksinya dengan sesama anggota profesi
3. Untuk meningkatkan pengabdian para
anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi
tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga
para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya. Oleh karena itu
kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan
yang perlu dilakukan oleh para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma
serta anjuran agar para profesi selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan
bidang pengabdiannya. Selain itu kode etik juga
mengatur bagaimana cara memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi profesi. Dan uraian
diatas, jelas bahwa tujuan suatu profesi menyusun
kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat
profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan
para anggota, mengingkatkan pengabdian anggota
dan meningkatkan mutu profesi serta meningkatkan
mutu organisasi profesi
Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya ditetapkan oleh organisasi
PPNI untuk para anggotanya. Penetapan kode etik
PPNI harus dilakukan dalam kongres PPNI.
Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban pasien
1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki
manusia sebagai pasien
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai
tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi
adil dan jujur
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan
sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan
sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan
menolongnya sesuai dengan keinginannya
f. Pasien berhak mendapatkan informasi yang
meliputi kehamilan persalinan, nifas dan bayinya
yang baru dilahirkan
g. Pasien berhak mendapat pendamping suami
selama proses persalinan berlangsung
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku dirumah sakit
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara
bebas menentukan pendapat kritis dan pendapat
etis tanpa campur tangan dari pihak luar
j. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter
lain yang terdaftar dirumah sakit tersebut (secon
opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat
k. Pasien berhak meminta atas ‘privacy’ dan
kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
l. Pasien berhak mendapat informasi meliputi :
1. Penyakit yang diderita

2. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan

3. Alternatif terapi lainnya

4. Prognosanya

5. Perkiraan biaya pengobatan

m. Pasien berhak menyetujui/memerikan izin atas


tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
n. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak
dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab
sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas
tentang penyakit
o. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam
keadaan kritis
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai
agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan dirumah sakit
r. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan
moril maupun spiritual
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum
atas terjadinya kasus mal praktek
2. Kewajiban pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk
menaati segala peraturan dan tata tertib rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasein berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter, bidan, perawat yang merawatnya
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban
untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan,
dokter, bidan dan perawat
d. Perawat dan atau penanggungnya berkewajiban
memenuhi hal-hal yang selalu disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya
Penyimpangan
Istilah dalam Etik
Etik
1. Legislasi (Lieberman, 1970)
Ketetapan hukum yang mengalur hak dan kewajiban seseroang
yang berhubungan erat dengan tindakan
2. Lisensi
Pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan. Tujuannya untuk membatasi
pemberian kewenangan dan untuk meyakinkan klien
3. Deontologi/Tugas
Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/ berhubungan
dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama
pada tugas
4. Hak
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat
diganggu. Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan
kepuasan
5. Instusionist
Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari
kasus per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban
dan peraturan yang sama pentingnya
6. Beneficience
Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan pasien
7. Mal-eficience
Keputusan yang diambil merugikan pasien
8. Malpraktek/lalai
a. Gagal melakukan tugas/kewajiban pada klien
b. Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
c. Melakukan tindakan yang mencederai klien
d. Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas
9. Mal praktek terjadi karena
a. Ceroboh
b. Lupa
c. Gagal mengkomunikasikan
Kewajiban dalam pekerjaan
Sangat jelas bahwa kewajiban harus mendapat
pengakuan hukum. Perawat dalam melaksanakan peran
dan tugasnya wajib memberikan asuhan kepada semua
pasien termasuk orang lain yang secara langsung juga
memberikan asuhan kepada pasien tersebut misalnya
orang tua/keluarga pasien.
Kewajiban Perawat antara lain :
1. Memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya
2. Memberikan penjelasan tentang resiko tertentu
yang mungkin terjadi dalam memberikan asuhan
atau prosedur kebidanan
Masalah etik yang berhubungan dengan
teknologi
1. Perawatan intensive pada bayi
2. Skrening terhadap bayi
3. Transplantasi bayi
4. Teknik reproduksi dan kebidanan
Etik dan profesi
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan
kode etik
2. Otonomi bidan dan kode etik profesional
3. Etik dalam penelitian kebidanan
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang
sensitif
Etik issue dan dilema
1. Agama dan kepercayaan
2. Hubungan dengan pasien
3. Hubungan dokter dengan bidan
4. Kebenaran
5. Pengambilan keputusan
6. Pengambilan data
7. Kematian yang tenang
8. Kerahasiaan
9. Aborsi
10. AIDS
Dimensi Kode Etik
1. Anggota profesi dan klien/pasien
2. Anggota profesi dan sistem kesehatan
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
4. Sesama anggota profesi
Prinsip kode etik
1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
4. Memperlakukan manusia secara adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan
Perlakuan Profesional
a. Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung
oleh pengetahuan dan pengalaman serta
keterampilan yang tinggi
b. Bermoral tinggi
c. Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun
kepada diri sendiri
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak
didukung ilmu pengetahuan profesinya
e. Tidak memberikan janji yang berlebihan
f. Tidak melakukan tindakan yang semata-mata
didorong oleh pertimbagnan komersial
g. Memegang teguh etika profesi
h. Mengenal batas-batas kemampuan
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi
geraknya
 Pengambilan keputusan yang etis
1. Ciri Keputusan yang etis
a. Mempunyai pertumbangan tentang apa yang benar dan apa
yang salah
b. Sering menyangkut pilihan yang sukar
c. Tidak mungkin terelakan
d. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabi’at dan
lingkungan sosial
2. Situasi
a. Mengapa kita perlu mengerti situasi
 Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi

 Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna

 Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu


diperhatikan
b. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi
 Kerumitan situasi dan keterbatasan
pengetahuan kita
 Pengertian kita terhadap situasi sering
dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan
faktor-faktor subjektif lainnya
c. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita
tentang situasi
 Melakukan penyelidikan yang memadai

 Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan


para ahli
 Memperluas pandangan tentang situasi

 Kepekaan terhadap pekerjaan

 Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain


Informed Choice
(Membuat pilihan setelah mendapat penjelasan
dalam pelayanan)

Pengertian informed Choice


Informed Choice berarti membuat pilihan setelah
mendapatkan penjelasan tentang alternatif asuhan yang
akan dialaminya. Pilihan (choice) harus dibedakan dari
persetujuan (consent). Persetujuan penting dalam
pandangan bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum
yang memberi otoritas untuk semua prosedur yang akan
dilakukan oleh bidan. Sedangkan Pilihan (Choice) lebih
penting dari sudut pandang pasien (sebagai konsumen
penerima jasa asuhan keperawatan) yang memberikan
gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya.
Informed Consent
Informed Consent sebagai pencegahan
konflik etik
Dalam pencegahan konflik etik dikenal ada
empat butir, yang urutannya adalah sebagai
berikut :
1. Informed Consent
2. Negosiasi
3. Persuasi
4. Komite etik
Dalam proses informed consent terdapat
dua dimensi yang tercakup didalamnya,
yaitu :
1. Dimensi yang menyangkut Hukum
dalam hal ini Informed Consent merupakan
perlindungan bagi pasien terhadap bidan
yang berperilaku memaksakan kehendak.
Proses informed consent sudah memuat :
a. Keterbukaan informasi dair bidan kepada
pasien
b. Informasi tersebut harus dimengerti pasien
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memberikan kesempatan yang terbaik
2. Dimensi yang menyangkut Etik
Dari proses informed consent terkandung
nilai-nilai etik sebagai berikut :
a. Menghargai kemandirian/otonom pasien
b. Tidak melakukan intervensi melainkan
membantu pasien bila dibutuhkan atau diminta
sesuai dengan informasi yang telah diberikan
c. Bidan menggali keinginan pasien baik yang
dirasakan secara subjektif maupun sebagai
hasil pemikiran yang rasional

Anda mungkin juga menyukai