Anda di halaman 1dari 26

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

DAN KRITERIA MONITORING


PASIEN SAFETY

Kurnia B. Y Pellondou, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Page 1
LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem
yang diterapkan untuk mencegah terjadinya cedera akibat
perawatan medis dan kesalahan pengobatan melalui suatu sistem
assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan faktor risiko,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dan tindak
lanjut dari insident serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko (DepKes RI, 2006).
Keselamatan pasien merupakan suatu sistem untuk mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (RSUP Sanglah Denpasar, 2011).

Page 2
Gerakan "Patient safety" atau Keselamatan Pasien telah
menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit di seluruh dunia.
Tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan
Keselamatan Pasien untuk menjamin mutu pelayanan, tetapi
juga rumah sakit di negara berkembang, seperti Indonesia.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di
rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan ”bisnis” rumah sakit
yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.

Page 3
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/
Menkes/ Per/ VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

Page 4
TUJUAN
 „ Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah
sakit „
 Meningkatnya akuntabilitas
 Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) „
 Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang
tidak diharapkan

Page 5
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu
pada ”Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint
Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun
2002, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di
Indonesia. Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1.Hak Pasien
2.Mendidik pasien dan keluarga
3.Keselamatan pasien dan dan kesinambungan pelayanan
4.Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien.
5.Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6.Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7.Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

Page 6
HAK PASIEN
Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil
pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan)
Kriterianya adalah sebagai berikut:
• Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana
pelayanan.
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan
penjelasan yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan tau prosedur
untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.

Page 7
MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA
Standarnya adalah Rumah Sakit harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
keperawatan. Kriterianya adalah keselamatan dalam pemberian pelayanan
dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien adalah partner dalam proses
pelayanan. Karena itu, di Rumah Sakit harus ada sistem dan mekanisme
mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab
pasien dalam asuhan keperawatan. Dengan pendidikan tersebut diharapkan
pasien dan keluarga dapat:
•Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
•Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab.
•Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
•Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
•Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
•Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.

Page 8
Keselamatan pasien dan dan
kesinambungan pelayanan
Standarnya adalah RS menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin
koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan dengan kriteria sebagai berikut:
 Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan,
rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit
 Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan
 Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
 Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga
dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif .

Page 9
Penggunaan Metode-Metode
Peningkatan Kinerja
Standarnya adalah Rumah Sakit harus mendisain proses baru atau
memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui
pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD (Kecelakaan Tidak
Diharapkan), dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien dengan kriteria sebagai berikut:
•Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik,
sesuai dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
•Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja.
•Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif.
•Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis.

Page 10
Peran Kepemimpinan dalam
Meningkatkan Keselamatan Pasien
• Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program melalui
penerapan “7 Langkah MenujKeselamatan Pasien Rumah Sakit”.
• Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program mengurangi KTD.
• Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
• Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,
mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta tingkatkan
keselamatan pasien.
• Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien

Page 11
Mendidik Staf Tentang
Keselamatan Pasien
RS memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien, dengan kriteria sebagai berikut:
•Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien.
•Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
•Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork)
guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka
melayani pasien.

Page 12
Komunikasi
• Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien. Standarnya adalah:
• RS merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan
eksternal.
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat, dengan
kriteria sebagai berikut:
• Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
• Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.

Page 13
Sasaran Keselamatan Pasien Meliputi
Tercapainya :
a. Ketepatan Mengidentifikasi pasien dengan benar
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai
d. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasienyang benar
e. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
f. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

Page 14
Langkah-Lagkah Pelaksanaan
Patient Safety
1. Pastikan identifikasi pasien
2. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
3. Perhatikan nama obat, rupa dan nama obat mirip
(look-alike, sound -alike medication names)
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang
benar
5. Gunakan alat injeksi sekali pakai
6. Tingkatkan kebersihan untuk pencegahan infeksi
nosokomial

Page 15
Tujuh langkah menuju Keselamatan
Pasien (RS Propinsi, Kab, Puskesmas)
a. Membangun kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan
Pasien
g.Mencegah cedera melalui implementasi sistem
Keselamatan Pasien

Page 16
Insiden diFasilitas Kesehatan
 Insiden di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
a. Kondisi Potensial Cedera (KPC), merupakan kondisi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera,
tetapi belum terjadi insiden.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan terjadinya
insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC) merupakan insiden yang
sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan Insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien

Page 17
Penanganan Insiden
Pada pelaksanaannya bila terjadi insiden keselamatan pasien TKP-RS
mengikuti alur penanganan insiden keselamatan pasien sebagai berikut :
(1)Setiap insiden harus dilaporkan secara internal kepada Tim
Keselamatan Pasien (TKP) dalam waktu paling lambat 2×24 (dua kali dua
puluh empat) jam dengan menggunakan format laporan,
(2) Laporan diverifikasi oleh TKP-RS untuk memastikan kebenaran
adanya insiden
(3)Setelah melakukan verifikasi laporan TKP – RS melakukan investigasi
dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan dokumen
(4)Berdasarkan hasil investigasi tim keselamatan pasien menentukan
derajat insiden (grading) dan melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan
metode baku untuk menentukan akar masalah
(5)Tim keselamatan pasien harus memberikan rekomendasi keselamatan
pasien kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan hasil Root
Cause Analysis (RCA).

Page 18
Monitoring dan Evaluasi
Program Patient Safety

Page 19
Definisi
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis
informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis
dan kontinu tentang kegiatan atau program sehingga dapat
dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program atau
kegiatanitu selanjutnya.
Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui,
pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat
pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan kearah
tujuan atau menjauh dari itu.Proses monitoring juga dapat diartikan
sebagai proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas objektif program (Widiastuti dan Susanto, 2012).

Page 20
Lanjutan......
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan, keluaran, dan hasil terhadap rencana dan
standar (Yummier, 2017). Evaluasi merupakan suatu proses
untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak
kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai serta sistematis dan objektif. Evaluasi juga diartikan
sebagai pengukuran dari konsekuensi yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan dalam
rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai (Hendrawan,
2009).

Page 21
Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi bertujuan memberikan


gambaran lengkap tentang implementasi program, terutama untuk
mengetahui ketercapaian dari pelaksanaan program dan
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang
terjadi sehingga Informasi ini berguna bagi pengambil keputusan
untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan guna mencapai
target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
(Kemdikbud, 2013).

Page 22
Kriteria Monitoring dan Evaluasi
• Di Rumah Sakit : Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi
pada unit-unit kerja di rumah sakit terkait dengan pelaksanaan keselamatan
pasien di unit kerja.
• Di Provinsi : Dinas Kesehatan Provinsi dan Daerah melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di
wilayah kerjanya.
• Di Pusat : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah Sakit di semua rumah
sakit.
• Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun sekali (Winarsih,
2012)
Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring di tingkat managemen lokal dilakukan secara intensif
setiap minggu, sedangkan untuk tingkat managemen pusat dilakukan dalam
setiap pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan (Ardana,
2015).
.

Page 23
Hal-Hal yang di Monitoring dan
Evaluasi
Hal-hal yang dimonitoring dan evaluasi (Soebandi, 2016):
 Budaya keselamatan pasien
 Pendidikan dan pelatihan
 Leadership
 Pelaporan
 Standar
 Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety
Goals).

Page 24
TUGAS
Buatlah Resume terkait Enam sasaran keselamatan pasien beserta
jelaskan maksud dan tujuan dari sasaran yang ingin dicapai
Contoh : Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
Standar SKP I
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki
untuk meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.
Maksud dan Tujuan : Maksud sasaran ini adalah untuk
melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi
pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
(dikumpulkan 7 oktober 2020)
Page 25
TERIMA KASIH

Page 26

Anda mungkin juga menyukai