Anda di halaman 1dari 43

KEPERAWATAN KOMUNITAS

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH

KELOMPOK 1

Cok Istri Novia Trisna Angga Dewi (183222903)

Devira Pradnya Pratisista (183222904)

Dewa Ayu Lilik Saraswati (183222905)

Febi Pramita Lestari (183222906)

Geg Fitrina Dwi Sariasih (183222907)

Gusti Ayu Indah Puspa Ranni (183222908)

I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi (183222909)

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan petunjuknya pada penulis, sehingga Penulis dapat
menyelaikan makalah ini yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan Komunitas”.

Menjelang akhir abad ke-20, sistem perawatan kesehatan dan keperawatan,


sebagai bagian integral dari sistem tersebut, memasuki era baru yang ditandai dengan
tantangan yang tidak diketahui sampai sekarang. Dengan beralihnya perawatan
kesehatan dari rumah sakit ke lingkungan komunitas dan rumah dalam usaha untuk
menurunkan biaya perawatan kkesehatan, profesi keperawatan dan perawat
dihadapkan pada respons akan urutan kebutahan dan perubahan.

Meskipun peran perawat terhadap perawatan pasien telah diketahui di masa


lalu, kebutuhan perawat untuk berperan aktif dan lebih nyata dalam mempengaruhi
kebijakan sosial yang berhubungan dengan isu sosial yang berhubungan dengan
kesehatan pada tingkat lokal dan nasional.

Perubahan dan tantangan yang digambarkan membuat perawat wajib


meningkatkan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi pasien dan keluarganya
selama dan setelah perawatan, serta memiliki keterampilan berpikir kritis yang
mendukung pemeriksaan masalah yang dijumpai selama memberikan perawatan.

Demikianlah makalah ini Penulis buat, semoga bermanfaat bagi kita bersama,
terutama bagi Penulis sendiri.

Denpasar, 22 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii


DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3Tujuan .................................................................................................................2
1.4Manfaat...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas..................................................................3
2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas .............................................4
2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas .......................................................................8
2.4 Teori dan Model Keperawatan Komunitas ........................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................42
3.2 Saran ................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................43

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu
adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam
dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan
penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga
dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-
simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah
ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang
didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

1
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
danmelibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987)

1.2 RUMUSAN MASALAH


“ Bagaimana teori dan model keperawatan komunitas ?”

1.3 TUJUAN
a. Mampu menjelaskan pengertian keperawatan komunitas
b. Mampu menjelaskan sejarah keperawatan komunitas
c. Mampu menjelaskan prinsip – prinsip keperawatan komunitas
d. Mampu menjelaskan teori dan model keperawatan komunitas

1.4 MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menambah
wawasan mengenai “Teori dan Model Keprawatan Komunitas “

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,

2
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas


Peran perawat kesehatan komunitas sangat bervariasi dan menantang.peran
perawat berkembang sejak abad ke 19 yang berfokus lebih banyak kearah konsdisi
lingkungan seperti sanitasi, control penyakit menular pendidikan higiene personal,
pencegahan penyakit dan perawatan keluarga yang sakit dirumah.Meskipun
diketahui bahwa permasalahan yang mengancam adalah penyakit menular tetapi
hal-hal yang bwrkaitan dengan lingkungan, penyakit kronis, dan peroses
penemuan juga perlu diperhatikan.
Sejarah perkembangn dan perubahan yang terjadi pada perawatan komunitas
meliputi beberapa area penting yaitu :
a. Evaluasi keadan kesehatan dari bunua barat sejak zaman pra sejarah sampai
saat ini
b. Evaluasi dari perawatan kesehatan moderen termasuk keperawatan publik
c. konsekuwensi untuk kesehatan secara keseluruhan
d. tantanan dalam keperawatan komonitas.

3
1) Evaluasi kesehatan dunia barat
Didalam riwayat kesehatan dikatan bahwa sejak jaman prasejarah telah
dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang terorgainisir, seperti pencegahan
pwenyakit menular , memperpanjang usia san meningkatkan kesehatan.menurut
polger ( 1964) riwayat penyakit pada manusia dapat dibagi dalam lima tahapan
yaitu :
 Tahap mencari dan mengumpulkan
Pada tahap ini masyarakat jarang terkena penyakit menular kaerena mereka
berjauhan tidak menetap dan tidak ada kontak sdwengan kelompok lain yang
sedang sakit
 Tahap menghuni tetap dsisuatu twmpat atau daerah
Permasalahan muncul berkaitan dengan perubahan gaya hidup penyakit atau
permasalahan kesehatan yang timbul bekaitan dengan kedekatanya pada
binatang peliharan seperti terjangkitnya salmonewla anthrax,tuberkolosis.

 Tahap Kota Pra –indsustri


Masalah yang berkaitan dengan penyebaran penyakit lewat udara juga mulai
berkembang karena adanya kontak insdividu dengan masyarakat lain .hal
lain adalah indemik seperti influwenza,cacar, campak dan parotitis.pwyakit
lain yang muncxl adalah sifilis merupakan penyakit seks yang sulit dsiobati
sdan permasalahan yang muncul berkaitan dengan tenaga kerja yang terkena
racun seperti peroses peleburan baja.
 Tahap kota insdustri
Selama abad ke18 dan 19 terjadi epidemi penyakit menular seperti cacar,
demam tiroisd, tifuss, campak, malaria dan demam penyakit kunin. epidemi
penyakit saluran pernapasan twrjadi karena belum adanya imunisasi untuk
pencegahan.
2) Evaluasi perawatan kesehatan
 Zaman sebelum yunani
Tampat penyembuhan atau perawatan dsilakukan dicandi atau tempat ibadah
dengan cara yang masih peremitif setelah mesir, lebih kurang 100 tahun
sebelum masehi telah dikenal adanya perinsif observasi dan pengwtahuan
berdasarkan pengamatan masyarakat telah mengembangkan berbagai sistem

4
seperti persiapan obat-obatan, sistem pengairan dan pengawetan manusia
yang telah meninggal dengan rempah-rempah dan zat kimia.
 Zaman Yunani
Berawal sari pendapat yunani tentang kesehatan adalah suatu keadan yang
harmonis antara alam sdan masyarakat. Masyarakat mwembweri pelayanan
kesehatan sebagai ujud dari suatu pertanggung jawaban dengan mengacu
pada peraktik kedoktera. Oleh karena itu perlu adanya kode etik kedokteran
selain itu ditanamkan pentingnya manusia intuk mempertahankan kebersihan
diri, latihan diet dan sanitasi.
 Zaman Kaisar romawi
Ada beberapa perbedan-perbedan antara zaman romawi dan zaman
yunani .pada zaman yunani ide lebih banyak brsifat pragmatic aplikatif dari
pada observasi dan penelitian untuk melahirkan ilmu baru sedangkan pada
zaman romawi lwebih diarnai dengan administrasi dan bangunan penunjang
yang sesuai pada era ini pengobatan dipandang sebagai hal yang perlu
diramalkan didepan agar sesuai dengan situasi dsan kondisi masyarakat yang
ada.
 Zaman Reneissance
Zaman ini merupakan petunjuk jalan adanya periode baru dalam sejarah
selama kebangkitan pengetahuan pada tabel ini terdapat adanya perubahan
desain teknologi untuk pengobatan epidemi yang dijadikan daya dorong
serta pertumbuhan pada jaman ini.
Tabel sejarah perkembangan kesehatan dan keperawatan komonitas ( 1600-1685 ):

Tahun Sejarah
1601 Penulisan tentang hukum oleh Elizabetn
1617 Pemberian bantuan orang orang miskin di Stvincents de paul
perancis oleh blarat dan organisasi masyarakat
1789 Berdirinya departemen kesehatan di baltimore
1812 Birawati menunjukan belas kasihan pada orang-orang miskin
dengan mengunjunginya
1813 Adanya perkumpulan wanita yang baik hati untuk
penggalangan dana

5
1855 Tempat karangtina penyakit TBC dibangun di New Orleans
1860 Berdiri sekolah perawat yang diinginkan oleh florenxcew
1864 Nightingale dirumah sakit S Tomas london lahirnya palang
merah.

Pada zaman ini kota menjadi bersih, Mempunyai tempat pembuangan sampah
yang baik serta suplai air bersih yang cukup.

 Zaman colonial
Tindakan-tindakan masyarakat pada awal mas colonial ini adalah
pengumpulan data,peningkatan sanitas, dan menghindari penyakit-
pwenyakit asing yang twerbawa sdalam rotwe pwersdagangan
3) Perawatan Modern
Selama pertengahan abad Ke 19 florence nightingale menunjukan kesungguhan
kerjanya denagn cara mengawali kebentukan perawat moderen.ia juga
mendirikan sekolah perawat jasa-jasa yang disumbangkan oleh dia antara lain
adalah memperingati ketentaran, memdirikan usaha kesehatan masyarakat atas
kerja sama dengan wiliam rathbone seorang pengusaha catatan dari rumah sakit
yang isinya tentang kekurangan dan perbaikan yang dilakukan dirumah sakit
,catatan perawatt untuk memperbaiki perinsip-perinsip dasar dalam
keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas juga dibagi dalam era sejarah
perkembangan keperawatan komunitas yaitu :
 Empirical health era (< 1850 )
Pendekatan kearah symptom/gejala yg dikeluhkan si sakit, pendidikan,
yankes, penelitian berorientasi pada gejala penyakit
 Basic science era (1850-1900)
Ditemukannya laboratorium, Ilmu kesehatan berkembang ke arah penyebab
terjadinya penyakit yg dpt dibuktikan secara laboratoris.
 Clinical science era ( 1900-1950)
Ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan memulihkan
individu yg menderita sakit tertentu/ Patient oriented.
 Publc health science era (1950-2000)

6
Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes tdk lagi
mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan
rehabilitatif.

 Political health science era (sekarang)


Konsep pendekatan terhadap semua penduduk. Masalah yang dihadapi
meliputi : environment, health services, behavior dan herediter.

2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas


Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).

2.4 Teori dan Model Keperawatan Komunitas

7
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada
praktiknya memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau
mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar
komunitas.Terdapat berbagai macam model konseptual keperawatan yang
dikembangkan oleh para ahli,diantaranya sebagai berikut (Marriner-Tomey,1994)
:
2.4.1 Teori dan Model Konseptual Hildegard Peplau
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952)
berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Model konsep dan teori keperawatan
yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses
interpersonal.
1) Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi
kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah
subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.
2) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal
dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan
isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan
pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam
berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup
bermasyarakat. Perawat mempunyai 7 peran sebagai berikut :

8
Orang asing (Stanger), menerima klien dengan cara yang sama ketika
bertemu orang lain dalam situasi kehidupan lain yang menyebabkan
adanya suasana penerimaan yang membangun kepercayaan.
 Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien.
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi
baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga
perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik
terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya
mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat
mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada
klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain.
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan
bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah
kesehatan.
Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang
demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat
harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah
kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang
keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal.
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan
sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju
keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien
sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
3) Sumber kesulitan

9
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan
pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi
apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi
dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep
yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya
ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4) Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai
proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-
mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk
membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini
menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh
perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :

1. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan
bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk
berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap
ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.

2. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan
untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi
dapat berupa :
 Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.

10
 Individu mandiri terpisah dari perawat.
 Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini
merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini
perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien
dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini
memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana
perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi
interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat
berusaha mendorong kemandirian pasien.

Implementasi menurut para ahli


Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga
sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya
mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam
memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari
bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis
pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan
klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian
masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan
memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan
perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan
dengan masalah kesehatannya.

11
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi
perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan
interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika
kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan
interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang
tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk
praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati,
instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan
dari model konseptual Peplau.

Teori Interpersonal dan Proses Keperawatan

 Keduanya berfokus pada hubungan terapeutic.


 Keduanya menggunakan teknik pemecahan masalah kolaborasi perawat dan
pasien, dengan tujuan akhir pemenuhan kebutuhan pasien.

 Keduanya observasi komunikasi dan recoding sebagai peralatan dasar yang

disediakan oleh perawat.

Assessment (Pengkajian) Orientation (Orientasi)

 Pengumpulan data dan analisa  Pengumpulan data tidak


(continuous/berkelanjutan) berkelanjutan
 May not be a felt need  Felt need

 Menentukan kebutuhan

Nursing diagnosis (Diagnosa Identification (Identifikasi)


Keperawatam)
 Tujuan yang saling
Planning (Intervensi)
berhubungan
 Tujuan akhir yang umum
12
Implementation (Implementasi) Exploitation (Eksplorasi)

 Memulai perencanaan menuju  Pasien dengan aktif mencari


tujuan akhir dan menggambarkan pertolongan
 Mungkin dicapai oleh pasien,  Dimulai oleh pasien
perawat atau keluarga

Evaluation (Evaluasi) Resolution (Resolusi)

 Berdasarkan kelakuan umum  Terjadi setelah fase lain


yang diharapkan berhasil dengan sempurna
 Menuju ke terminasi
 Bisa membawa ke terminasi
dan memulai rencana baru

Implementasi Teori Hildegard E. Peplau Dalam Keperawatan Komunitas

a. Menurut Peplau, tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan


keluarga dan membantu klien mencapai kematangan perkembangan
kepribadian, hal ini membantu individu (klien) untuk mampu berinteraksi
dalam komunitas atau lingkungan sosialnya.
b. Peplau mengemukakan 7 peran perawat, ini dapat digunakan oleh perawat
dalam beriteraksi dengan masyarakat ( komunitas).

c. Perawat sebagai orang asing (stranger) akan menerima klien dengan cara yang
sama dan tidak membeda-bedakan klien terutama dalam komunitas.

d. Perawat sebagai mitra kerja akan membantu dalam membangunn kerja sama
antara perawat dan masyarakat dalam komunitas.

13
e. Perawat sebagai nara sumber akan membantu masyarakat dalam pemberian
informasi, terutama yang berhubungan dengan kesehatan.

f. Perawat sebagai nara sumber akan memberikan pendidikan, pelatihan dan


bimbingan kepada masyarakat (komunitas).

g. Perawat sebagai konselor akan membantu masyarakat dalam menyelesaikan


permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan memberikan jalan keluar
dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat terumata berkaitan dengan
kesehatan.

h. Proses interpersonal yang dikemukakan Peplau akan sangat membantu


perawat dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

2.4.2 Teori dan Model Konseptual Lydia E. Hall

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana


masing-masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang pertama
menunjukkan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan yang ketiga
keperawatan (cure).

a. Lingkaran Kepedulian (care)

Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan


menyediakan kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani.
Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat menerapkan pengetahuan
yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang menjadi dasar ilmu
keperawatan yang kuat. Perawat harus menciptakan suasana yang
nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat
sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.

14
b. Lingkaran inti (core)

Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias


membantu pasien untuk menyatakan perasaan/penyakit yang
dideritanya. Intinya perawatharus mempedulikan pasien untuk
kesembuhannya.Perawat yang professional dengan menggunakan
tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk
melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.

c. Lingkaran keperawatan (cure)

Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu


pengetahuan cara pengobatan suatu penyakit. Perawat yang
professional adalah perawat yang bisa membantu si pasien agar cepat
sembuh sehingga dapat meringankan beban keluarga.

Interaksi ketiga aspek (care,core,cure) dalam proses keperawatan

Sejak Lydia E. Hall menekankan petingnya pendekatan terhadap seseorang atau


pasien , guna untuk proses penyembuhan pasien.

Selama langkah penyembuhan ini kepedulian dan aspek inti adalah yang
terkemuka. Ukuran lingkaran menunjukkan derajat tingkat pada ketiga aspek
tersebut (care,core,dan cure).

Teori Hall dan 4 konsep utama

Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara


manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Uraiannya
dapat dijelaskan seperti dibawah ini.

1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami
suatu penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih.

15
Individu ini membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat
sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri

3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan


individu akan menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.

4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan


keperawatan). Tujuan utama adalah untuk mencapai suatu hubungan
antara individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien.

TEORI LYDIA E. HALL DAN PROSES KEPERAWATAN

Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini
meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.

1.Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien.


Menurut teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan
kesehatan pasien dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan
data ini harus mengarah pada peningkatan kesehatan individu.

2.Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat


mengamati penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang
dideritanya. Sehingga proses penyembuhannya akan lebih muda.

3.Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah


membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan
bagi kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien
menjadi lebih mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat
bekerja sama dengan pasien untuk mencapai kesembuhan dengan
pengobatan medis.

16
4.Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini
adalah merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat
dengan pasien yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan,
memberikan kebutuhan kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu
pasien dan keluarga untuk memahami dan menerapkan rencana yang medis.

5.Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan


pada pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya
pasien dalam mencapai suatu kesehatan.

Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan


dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat
dipecahkan, di mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam
menentukan masalah klien.

Implementasi Teori Lydia E. Hall Dalam Keperawatan Komunitas

a. Sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Hall, yaitu 3 teori lingkaran
menunjukkan pentingnya peran perawat dalam keperawatan komunitas,
terutama dalam membantu proses penyembuhan masyarakat.
b. Lingkaran kepedulian (care), menunjukkan kepedulian perawat kepada
masyarakat, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang
berkembang dalam masyarakat, dan memberikan informasi dan bimbingan
kepada masyarakat dalam mencari solusi dari permasalahan yang di hadapi
masyarakat.

c. Lingkaran inti (core), perawat sebagai inti dari lingkaran masyarakat


(komunitas), perawat sebagai tempat yang menampung seluruh aspirasi
masyarakat dan keluhan-keluhan masyarakat terumata tentang masalah
kesehatan.

17
d. Lingkaran keperawatan (cure), pentingnya peran perawat dalam proses
kesembuhan klien dan membantu perawatan klien yang dilakukan diluar
lingkungan rumah sakit, yaitu perawatan dalam masyarakat (perewatan
rumah).

2.4.3 Teori dan Model Konseptual Ernestine Weidenbach


Konsep dan Definisi
Wiedenbach mendefinisikan kunci umum yang digunakan dalam praktik
keperawatan.
The patient (Pasien)
 Semua individu yang menerima beberapa jenis pertolongan mungkin
perawatan, instruksi atau nasehat dari anggota profesi kesehatan atau dari
pekerja di bidang kesehatan.
 Pasien adalan semua orang yang sudah masuk sistem perawatan kesehatan
dan sedang menerima beberapa jenis pertolongan seperti perawatan,
pendidikan, atau nasehat.
 Pasien tidak akan menjadi sakit sejak seseoran menerima pendidikan yang
berhungan dengan kesehatan yang akan mengqualify sebagai seorang pasien.
A need-for-help ( Kebutuhan akan Pertolongan)
 A need-for-help didefinisikan sebagai sebuah ukuran keinginan bagi pasien
yang mempunyai potensi untuk mengembalikan atau menambah kemampuan
untuk mempertahankan diri dari berbagai macam situasi kehidupan yang
mengakibatkan efek kesehatan dan kesejahteraan.
 Sangat penting bagi profesi keperawatan bahwa kebutuhan akan pertolongan
bisa berdasarkan persepsi individu dari situasinya sendiri.
Nurse (Perawat)
 Perawat adalah fungsi kemanusiaan
 Perawat tidak hanya bertindak, tetapi memikirkan dan merasakannya juga
Knowledge (Pengetahuan)
18
 Knowledge meliputi semua yang berhubungan dan dipahami oleh pemikiran
manusia.
 Knowledge dapat berupa:
o Fakta
o spekulasi
o praktik
Judgment (Penilaian)
 Clinical Judgment(penilaian klinik) mewakili persamaan perawat untuk
membuat keputusan.
 Keputusan dibuat berdasarkan perbedaan fakta dari asumsi dan hubungan
sebab akibatnya.
 Judgment adalah hasil dari fungsi kedisiplinan pemikiran dan emosi, dan
meningkatkan dengan menambah ilmu pengetahuan dan menambah kejelasan
dari tujuan.
Nursing Skills (Keterampilan Perawat)
 Nursing Skills membawa kepada pencapaian spersifik pasien-tujuan pusat
lebih baik dari melengkapi keterampilan skill itu sendiri menjadi tujuan akhir.
 Skill dibuat dari variasi tindakan dan karakteristik dari harmoni pergerakan,
presisi, dan efektivitas penggunaan diri perawat.
Person (Orang)
 Masing-masing orang (perawat atau pasien), dilengkapi dengan potensi yang
unik untuk mengengembangkan sumber dasar diri.
 Orang biasanya tunduk kepada kebebasan dan pemenuhan tanggung jawab
 aktualisasi diri dan penerimaan diri adalah inti dari integritas personal dan
penghargaan diri.
 Apapun yang dilakukan oleh individu pada setiap kesempatan yang diberikan
mewakili penilaian terbaik yang tersedia untuk orang tersebut pada saat itu.
KEY ELEMENTS (Elemen Kunci)
 Wiedenbach mengemukakan 4 elemen keperawatan klinik
o filosofi

19
o tujuan
o praktik
o seni.
The Philosophy (filosofi)
 Filosofi perawat adalah tingkah laku dan kepercayaan mereka tentang hidup
dan bagaimana efeknya bagi mereka
 Wiedenbach percaya bahwa ada 3 komponen inti yang berhubungan dengan
filosofi perawat:
o Referensi kehidupan
o Penghargaan pada martabat, nilai, otonomi dan induviality yang
dimiliki masing-masing orang
o Resolusi untuk bertindak secara personal dan dengan profesional
membangun kepercayaan.
The Purpose (Tujuan)
 Tujuan perawat adalah yang diinginkan perawat untuk menyelesaikan apa
yang ia lakukan.
 Itu adalah semua kegiatan langsung untuk semua kebaikan pasien.
The Practice (Praktik)
 Practice adalah tindakan observasi perawat yang menimbulkan kepercayaan
dan perasaan tentang kebutuhan pasien akan pertolongan.

The Art (Seni)


 Seni keperawatan meliputi of nursing includes
o Mengerti kebutuhan dan kepentingan pasien
o Pengembangan tujuan dan tindakan penghargan untuk menambah
kemampuan pasien
o Aktivitas langsung yang berhubung dengan rencana kesehatan untuk
meningkatkan kondisi pasien.

20
 Keperawatan juga fokus pada pencegahan komplikasi yang berhubungan pada
kekambuhan atau pengembangan dari kepentingan yang baru.
Imlementasi Teori Ernestine Weidenbach Dalam Keperawatan Komunitas
a. Menurut Weidenbach yang menerima perawatan adalah masyarakat
(komunitas)
b. Perawat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya.
c. Perawat membantu masyarakat untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
d. Perawat memberikan pendidikan pada masyarakat agar tidak menjadi sakit.
e. Philosofi sangat dibutuhkan oleh perawat dalam menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat.
f. Perawat harus mempunyai tujuan (purpose) dalam menjalankan tugasnya
yaitu membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan yang
dihadapi.

2.4.4 Model konseptual dari Florence Nightingale.

Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang


dikenal dengan istilah Environmental Model.Model konsep Florence
menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perawat
komunitas berupaya memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa
pemberian udara yang bersih dan segar,penerangan (lampu) yang
tepat,kenyaman lingkungan,mengatur kebersihan,keamanan dan
keselamatan serta pemberian nutria atau gizi yang ade kuat yang
pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada profesi
lain.Kesehatan dilihat dari fungsi interaksi antara keperawatan,manusia dan
lingkunngan .Misalnya ,lingkungan yang kotor tidak baik untuk
kesehatan,sedangkan lingkungan yang bersih dapat mengurangi
penyakit.Keperawatan memiliki kontribusi baik secara langsung maupun
idak langsung untuk mempertahankan kesehatan manusia melalui
manajemen manusia-Lingkungan.

2.4.5 Model konseptual dari Virginia Henderson.

21
Model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh virgina
Henderson adalah model konsep need based atau aktivitas hidup sehari-hari
(activity daily living model) dengan memberikan gambaran tugas perawat.
Tugas perawat menurut model konseptual ini adalah mengkaji individu,
baik sehat maupun sakit dalam melaksanakan aktivitas kuntuk mendukung
kesehatanya, proses penyembuhan bahkan meninggal dalam damai, yang
dilakukan secara mandiri karena individu memiliki kemampuan, kemauan
dan pengetahuan.

Fungsi unik perawat menurut model konseptual ini, antara lain:

1. Membantu individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit


dalam menunjang keseehatan atau penyembuhannya. Bantuan diberikan
dengan tujuan agar mereka dapat menolong dirinya sendiri;
2. Membantu individu, keluarga dan masyarakat dlam melaksanakan
program pengobatatan yang ditentukan dokter.
3. Perawat sebagai tim kesehatan, bekerja sama dan sling membantu dalam
merencanakan, serta melaksanakan program kesehatan secara
menyeluruh.

Menurut Henderson, prisip dasar dari konsptual ini adalah sebagai berikut

1. Pertama, manusia mengalami pengembangan slama reentang kehidupan


(life span) melalui proses tumbuh kembang.
2. Kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu mengalami
rentang ketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui
sebuah proses yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi
pola asuh, linkungan sekitar dan status kesehatan individu.
3. Ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, individu klasifiksikan
dalam tiga kondisi, yaitu belum dapat melaksanakan aktivitas, terlambat
melaksanakan aktivitas, dan tidak dapat melaksanakan aktivitas.

22
Komponen aktivitas sehari-hari dapat dikembangkan menjadi bahan untuk
mengkaji kebutuhab klien, sehingga dapata menentukan masalah
keperawatan atau diagnosis keperawatan. Komponen tersebut antara lain:

1. Bernafas secara normal


2. Minum dan makan sesuai dengan kebutuhan
3. Eliminasi secara normal, baik urine maupun alvi
4. Bergerak dan memelihara postur tubuh
5. Tidur dan istirahat
6. Membuka dan menngunakan pakaian
7. Mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian den
memodifikasi lingkungan
8. Memelihara kebersihan tubuh dan merias diri
9. Mencegah kecelakaan dan bahaya
10. Berkomunikasi
11. Beribadah
12. Bermain dan berekreasi
13. Bekeerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
14. Belajar memuaskan keingintahuannya

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual


keperwatan komunitas Virginia Henderson member indikasi kesehatan
masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari.

2.4.6 Model Konseptual dari Martha Rogers

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan
karakter yang berbeda. Manusia selalu berinteraks dengan lingkungannya,
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing.
Dengan kata lain, setiap individu berbeda dengan lainnya. Konsep marta E.
Rogers ini dikenal dengan konsep manusia sebagai unit. Dengan
demikian, teori ini dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi prilaku yang
ada di masyarakat, dimana jika prilaku mereka baik, maka dapat menunjang
kesehatan, tetapi jika prilaku mereka kurang baik, maka dapat menurunkan
derajat kesehatan dalam komunitas.

23
2.4.7 Model konseptual dari Dorothea Orem

Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemamapuan dasar


manusia dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus
dimilikinya. Menurut orem, keperawatan mandiri (self care) adalah suatu
pelaksaan kegiatan yang diprakasai dan dilakukan oleh individu itu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan,dan kesejateraan rakyat,baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.

Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh enam pasal berikut


ini:

1. Keperawatan mandiri didasarkan pada tindakan dimana manusia mampu


melaksanakannya
2. Keperawatan mandiri didasarkan pda kesengajaan dan pengambilan
keputusan sebagai pedoman tindakan
3. Setiap orang menghendaki keperawaytan mandiri dan menjadi
kebutuhan dasar manusia
4. Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri
sendiri dan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup
sehat
5. Keperawatan mandiri adalah perubahan tingkah laku secara lambat dan
terus-menerus didukung dari pengalaman social sebagai hubungan
interpersonal
6. Keperawatan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang,sehingga
mempengaruhi konsep diri

Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam


keperawatan mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengkajian dan menentukan masalah/diagnosis
keperawatan,diantaranya yaitu:

1. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara

24
2. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan air
3. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan makanan
4. Pemeliharaan proses eliminasi
5. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan
interaksi sosial
7. Pencegahan resiko pada kehidupan dan keadaan sehat manusia
8. Perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensi,pengetahuan,dan keinginan manusia

Pandangan orem terkait dengan paradigma keperawatan antara lain


sebagai berikut:

1. Individu
Individu merupakan integrasi keeluruhan aspek,baik fisik
internal,psikologis, maupun sosial dengan berbagai variasi
tingkat kemampuan keperawatan mandiri. Self care merupakan
refleksi untuk mengkaji kebutuhan dan pilihan yang teliti
bagaimana untuk memenuhi kebutuhan. Individu dalam konsep
keluarga dipandang sebagai anggota keluarga,yang harus
dimandirikan untuk mencapai kemandirian keluarga
2. Keperawatan
Pelayanan terhadap manusia,proses interpersonal,dan teknikal
merupakan tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat
meningkatkan kemampuan perawatan mandiri yang terapeutik.
Asuhan keperawatan mandiri dapat digunakan dalam praktik
keperawatan keluarga dengan sasaran :
a) Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri
secara terpeutik
b) Menolong klien bergerak ke arah tindakan asuhan
keperawatan mandiri
c) Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga
yang mengalami ganggaun,sehingga kembali kompeten.
3. Fokus asuhan keperawatan

25
a) Aspek interpersonal,aspek ini meningkatkan hubungan
di dalam keluarga
b) Aspek sosial, yaitu hubungan keluarga dengan
masyarakat di sekitarnya
c) Aspek prosedural,melatih keterampilan dasar
keluarga,sehingga mampu mengantisipasi perubahan
yang terjadi
d) Aspek teknis,mengajarkan keluarga teknik-teknik
keperawatan dasar yang mampu dilakukan keluarga di
dalam rumah seperti cara mengompres secara baik dan
benar.
4. Kategori bantuan dalam self care atau keperawatan mandiri.
Teori system keperawatan merupakan teori yang menguraikan
secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri penderita
dipenuhi oleh perawat atau penderita sendiri berdasrkan
kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam
pandangan teori sistem ini, orem melakukan identifikasi dalam
system pelayanan keperawatan mandiri yang dibagi dalam tiga
kategori bantuan,antara lain:
a) System bantuan secara maksimal/penuh (wholly
compensatory system)
Yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau
lingkungannya,serta tidak berespon terhadap
rangsangan. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi
tindakan perawatan secara mandiri memerlukan
bantuan perawat dalam hal pergerakan, pengontrolan
dan ambulasi, serta manipulasi pergerakan.
Misalnya,klien dengan koma, fraktur vertebra, dank
lien yang tidak mampu mengurus dirinya sendiri,
sehingga diperlukan penilaian serta keputusan dalam
perawatan mandirinya.

26
b) System bantuan sebagian (partially compensatory
system)
Yaitu bantuan sebagian dibutuhkan oleh klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau
kecelakaan, seperti klien pascaoperasi abdomen dimana
klien ini memiliki kemampuan dalam minum,cuci
tangan,gosok gigi, cuci muka,dan lainnya, tetapi
membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi dan
melakukan perawatan luka.
c) System pendukung dan edukatif (supportive educative)
Yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukan bantuan belajar, sehingga mampu
melakukan asuhan keperawatan mandiri.
Model kenseptual menurut Orem ini tepat digunakan untuk
keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah
kemandirian keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait
dengan lima tugas kesehatan keluarga,yaitu: mengenal masalah,mengambil
keputusan untuk mengatasi masalh,merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan,memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang kesehatan,dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
secara tepat.

2.4.8 Model konseptual dari King’s

Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereaksi terhadap


situasi,orang,dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada
waktu,manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang
yang mempengaruhi masa depannya. Sedangkan sebagai makhluk
sosial,manusia hidup bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama
lain. Berdasrkan hal tersebut,manusia memiliki tiga kebutuhan dasar, yaitu
kebutuhan akan informasi kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit,
serta kebutuhan akan perawatan ketika sakit.

27
Menurut King, komunitas merupakan suatu system yang terdiri atas
subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah system sosial yang lebih
luas. Subsistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan
interaksi,interelasi,dan interdependensi antara yang satu dan yang lain.
Adanya gangguan atau stressor pada slah satu subsistem akan
mempengaruhi komunitas. Misalnya,gangguan pada salah satu subsistem
pendidikan,maka masyarakat akan kehilangan informasi atau mengalami
ketidaktahuan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan memerlukan
intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem komunitas merupakan
system terbuka dimana terjadi hubungan timbale balik antara keluarga dan
komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model
system, untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas, maka perlu
dilakukan pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari
komunitas. Intervensi keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran,yaitu
keluarga dan komunitas. Dengan demikian keluarga merupakan unit
pelayanan dasr di masyarakat atau komunitas.

2.4.9Model konseptual dari Betty Neuman

Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan


aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersift fleksibel,
normal, maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

Model ini menganalisis interaksi antara empat variable yang menunjang


keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,
aspek social dan cultural, serta aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman
tentang empat konsep utama yang terkait dangan keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut.

28
1. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembngan, dan
spiritual.
2. Lingkungan, meliputi semua factor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau system klien.
3. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor . untuk
lebih jelas mengenai hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Optimum health incipient illness over illnes


very serious illness

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, sosio,


cultural, dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis
bpertahanan fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifakasikan
dalam delpan tahapan, yaitu:

1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis, dan social;


2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandanagn tidak mengandung
harapan baik ( misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan
lain-lain)

29
3. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampusecara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan
masyerakat;
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alas
an;
5. Medically ill. Yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur;
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada
menyerah karena mempertahankan agama /kepercayaan. Dalam hal
kesehatan, seseorang yang tidak mempedulikan kesehatannya, dia tetap
berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain;
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik, keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya;
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan
social.

Tabel komposisi delapan tahapan kesehatan

Keadaan Health Dimension


Label
kesehatan Sosial Psikologi Medis

1 Biasanya baik Baik baik baik


2 Pesimistis Baik sakit Baik
3 Sakit secara sosial Sakit baik baik
4 Murung tanpa alasan Sakit baik sakit
5 Sakit secara medis Baik baik sakit
6 Menganiaya Baik sakit sakit
7 Optimistis Sakit baik sakit
8 Sakit serius Sakit sakit sakit

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut


dengan berfokus pada empat intervensi yaitu:

30
Keperawatan ditunjukan untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut dengan berfokus pada empat intervensi berikut ini.

1. Intervensi yang bersifat promosi , dilakukan apabila gangguan terjadi


pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidikan
kesehatan dan mendemontrasikan keterampilan keperawatan dasar yang
dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan atau keseimbangan garis pertahanan normal.
2. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan
normal terganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau
gangguan kesehatan atau gangguan keseimbangan garis
pertahanan,misalnya deteksi dini tumbuh kembang balita, keluarga ,
serta memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu ,
misalnya konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitative , dilakukan apabila
garis pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur
keperawatan yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih
klien duduk atau berjalan , memberikan konseling untuk penyesalan
masalah, melakukan rujukan keperawatan atau nonkeperawatan, baik
secara lintas program maupun lintas sector.
4. Keperawatan . keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu,
keluarga,kelompok,dan komunitas), berhubungan dengan
ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga garis pertahanan, yaitu:
fleksibel, normal dan resisten , serta berupaya membantu
mempertahankan keseimbangan untuk sehat. Intervensi keperawatan
bertujuan untuk menurunkan stressor melalui:
a. Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk
mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena
adanya stressor , serta mendukung koping pada klien secara
konstruktif.

31
b. Pencegahan sekunder , meliputi berbagai tindakan keperawatan
dengan mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi
tubuh lainnya karena adanya stressor
c. Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur ,
serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari
komplikasi suatu penyakit.

Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa penerapan model konsektual


keperawatan komunitas dari Betty Neuman berfokus pada penurunan sters
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri dan intervensi pada ketiga
garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi.

Sesuai dengan teori Neuman , komunitas dilihat sebagai klien yang


dipengaruhi oleh 2 factor utama, yaitu :

1. Komunitas yang merupakan klien , dan


2. Penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas 5
tahapan yaitu:pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan
intervensi, inplementasi, dan evaluasi

Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah


sebagai berikut.

1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain
sebagai berikut.
a. Inti(CORE), meliputi:data demografi kelompok atau komunitas
yang terdiri atas usia yang berisiko, pendidikan ,jenis kelamin ,
pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas , antara lain:
. perumahan, bagaimana penerangannya , sirkulasi, bagaimana
pendapatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
. pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakart

32
. keamanan dan keselamatan , bagaimana keselamatan dan
keamanan dilingkungan tempat tinggal , apakah masyarakat merasa
nyaman atau tidak,apakah sering mengalami sters akibat keamanan
dan keselamatan yang tidak terjamin
. politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan , apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarat mendapatkan
pelayanan berbagai bidang , termasuk kesehatan
. pelayanan kesehatan yang tersedia , untuk melakukan deteksi ini
dan merawat / memantau gangguan yang terjadi
. system komunitas, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan dimasyarakat tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media
televise, radio,Koran, leflet yang diberikan kepada masyarakat.
 System ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan upah
minimum regional (UMR) atau sebaliknya dibawah upah minimum. Hal
ini terkait dengan upaya pelayanan kesehatan ditujukan pada anjuran
untuk mengonsumsi jenis makanan sesuai kemampuan ekonomi
masing-masing.
 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biaya dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat
digunakan masyarakat untuk membantu mengurangi stresor.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap


stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen P (problem
atau masalah), E (etiology atau penyebab) dan S (symptom atau
manifestasi/data penunjang). Misalny, resiko tinggi peningkatan gangguan
penyakit kardiovaskular pada komunitas di RT 01 RW 10 kelurahan
somowinangun sehubungan dengan kurangnya kesadaran masyarakat
tentang hidup sehat ditandai dengan:

33
a. 0,15% ditemukan angka dirawat dengan gannguan kardiovaskular;
b. 50% RT 01 RW10 mengkosumsi lemak tinggi;
c. Didapat 20% saja yang kebiasaan berolahraga;
d. Rekreasi tidak teratur;
e. Informasi tentang gangguan kardiovaskular kurang.

3. Perencanaan intervensi

Perencanaan intervensi yyang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis


keperawatan komunitas yang muncl diatas adalah :

a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan


kardiovaskular;
b. Lakukan demonstrasi keterampilan cara menangani stress dan teknik
relaksasi;
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda ganguan penyakit kardiovaskular
melalui pemeriksaan tekanan darah;
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi untuk mendapatkan diet yang tepat
bagi yang berisiko;
e. Lakukan olaraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung;
f. Lekukan kerjasama dengan petugas dan aparat pemerintah setempat
untuk memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada
penyebab stresor;
g. Lakukan rujukan kerumah skit apabila perlu.

4. Implementasi

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah


direncanakan yang bersifat:

a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di


komunitas;
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hali ini berprilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya penigkatan kesehatan;
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskular;

34
d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.

5. Evaluasi

a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan


intervensi;
b. Menilai kemampuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukan
intervensi keperawatan;
c. Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit.

2.4.10 Model Konseptual dari I.J Orlando

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila


kebutuhan tersebut terpenuhi, maka stress akan berjurang, meningkatkan
kepuasan dan mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat
komunitas menggunakan teori Orlando, diharapkan perawat mampu
mengidentifikasi tingkat pemenuhan kebutuhan yang dapat dicapai dalam
komunitas dan berusaha memberikan promosi kesehatan tentang upaya
yang dapat dilakukan oleh komunitas dalam mencapai pemenuhan keutuhan
,ereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut,
terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi perawat,
dan tindakan perawat. Harapanya setelah dilakukan perawatan, klien akan
merasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat
secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya.

2.4.11 Model konseptual dari Sr.Calista Roy

Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagaiman individu


mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku
adaftif dan mengubah perilaku maladaftif. Individu/manusia merupakan
holistic adaptive system yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi

35
model konseptual keperawatan komunitas menurut Roy adalah untuk
mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Upaya pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antar lain
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif
serta memberikan intervensi keperawatan yang ditujukan untuk menekan
stressor dan meningkatkan mekanisme adaptasi.
Kunci utama dari model adaptasi Roy adalah sebagai berikut.
1. Manusia sebagai makhluk biologis,psikologi dan sosial yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Manusia sebagai makhluk individu dapat meningkatkan
kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif.
3. Agar terjadi keadan homeostasis atau terjadi integrasi antara
individu dengan lingkungannya,maka individu tersebut harus
beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi
4. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu,yaitu:
a) Focal stimulation, merupakan stimulus yang langsung
beradaptasi dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap individu
b) Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialami
seseorang, baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat
mempengaruhi,kemudian dapat dilakukan observasi,dan dapat
diukur secara subjektif
c) Residual stimulation, merupakan stimulus lain yang merupakan
cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses
penyesuaian dengan lingkungan yang sulit untuk di observasi.
5. System adaptasi memiliki empat efektor, yaitu:
a) Fungsi biologis/fisiologis. Komponen system adaptasi
ini antara lain kebutuhan oksigenasi (oksigen
demand),nutrisi (nutrition),eliminasi (elimination),
aktivitas dan istirahat (activity and rest), integritas kulit
(skin integrity), indra,cairan dan elektrolit, fungsi
neurologis,serta fungsi endokrin.

36
b) Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal
pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan
orang lain.
c) Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang
berhubungan dengan bagaimana peran individu dalam
mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan
dengan orang lain.
d) Interdependen, merupakan kemampuan seseorang
mengenal pola-pola kasih saying dan cinta yang terjadi
melalui hubungan secara interpersonal, baik pada
tingkat individu maupun kelompok.
6. Individu harus mampu meningkatkan energy untuk beradaptasi,
sehingga mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan
kehidupan, perkembangan,reproduksi,dan keunggulan. Tujuan
keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehatan seseorang
dengan meningkatkan respons adaptif.

Melalui model adaptasi ini, individu sebagai makhluk biopsikososial


dan spiritual serta sebagai satu kesatuan yang utuh memiliki mekanisme
koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga
individu selalu berinteraksi terhadap perubahan lingkungan. Untuk dapat
beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri,
serta kemampuan akan berperan dan berfungsi secara optimal untuk
memelihara integritas diri. Individu selalu berada dalam rentang sehat sakit
yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam mempertahankan
proses adaptasi.

2.4.12 Model konseptual dari Johnson

Jhonson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan


komunitas dengan menggunakan pendekatan system prilaku. Menurut

37
Jhonson, komponen subsistem yang membentuk system perilaku manusia
adalah:

1. Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam


mencapai kesenangan atau pencapaian pengakuan dari
lingkungannya
2. Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui
kemampuan keterampilan yang kreatif
3. Aggressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari
berbagai ancaman yang berasal dari lingkungan
4. Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai
(love and belonging)
5. Elimination, yang dimaksudeliminasi disini adalah segala bentuk
pengeluaran/sampah atau barang yang tidak dipergunakan
kembali oleh manusia
6. Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan
lingkungan yang kondusif dengan cara menyesuaikan kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidupnya
7. Dependent, yaitu bagian yang membentuk system perilaku
dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kultur
atau kepercayaan

Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai system prilaku


yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam
lingkungan internal maupun internal. Individu juga memiliki keinginan
mengatur dan myesuaikan diri terhadap pengaruh yang timbul. Masyarakat
( individu/kelompok) memerlukan bantuan dari ancaman sakit atau potensi
penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan dengan cara menyeimbangkan
siste perilaku tersebut. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mampu
berprilaku untuk memelihara keseimbangan dengan lingkungan.

38
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa model dan teori model dalam keperawatan
komunitas merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan terhadap masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan dasar
manusia dan upaya meningkatkan status kesehatannya melalui pendekatan
model-model yang ada.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional,yang pada
praktiknya memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau
mengatasi fenomenan yaitu penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas.

3.2 SARAN
Sebagai seorang pendidik, perawat diharapkan dapat memberikan
pendidikan pada masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan yang
dihadapi, sebagai nara sumber perawat diharapkan dapat memberikan

39
informasi pada masyarakat dan sebagai seorang mitra kerja, masyarakat dapat
bekerja sama dengan masyarakat dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ilnas. 2008. Makalah Teori Lydia E. Hall. www.google.com.


Nursing Theories. 2011. Application of Interpersonal Theory in Nursing
Practice.www.google.com.
Nursing Theories. 2011. The Helping Art Of Clinical Nursing, Ernestine
Weidenbach. www.google.com.
Nursing Theories. 2011. Theory of Interpersonal Relations, Hildegard E.
Peplau.www.google.com
Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Yusiko, dkk. 2010. Model Keperawatan Menurut Hildegard Peplau.
www.google.com
Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas.Jakarta: Salemba
Medika

40

Anda mungkin juga menyukai