Anda di halaman 1dari 6

Lembaran Kerja 4

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Paliatif dengan Masalah Psikologis

Kompetensi dasar :
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien paliatif dengan masalah psikologis

Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan pada pasien paliatif
dengan masalah psikologis
Kegiatan sebelum praktikum
1. Coba saudara sebutkan masalah psikologis apa saja yang mungkin muncul pada pasien paliatif?
1. Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah kecemasan. Hal yang
menyebabkan terjadinya kecemasan ialah diagnose penyakit yang membuat pasien takut
sehingga menyebabkan kecemasan bagi pasien maupun keluarga (Misgiyanto &
Susilawati, 2014).
Durand dan Barlow (2006) mengatakan kecemasan adalah keadaan suasana hati yang
ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang
mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan
datang dengan perasaan khawatir.Menurut Carpenito (2000) kecemasan merupakan
keadaan individu atau kelompok saat mengalami perasaan yang sulit (ketakutan) dan
aktivasi sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasanatau ancaman tidak
spesifik.
NANDA (2015) menyatakan bahwa kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang diseratai oleh respon otonom, perasaan takut yang disebabkan
olehantisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan tanda waspada yang member tanda
individu akan adanya bahaya dan mampukah individu tersebut mengatasinya
2. Kurang lebih sepertiga pasien dengan kanker dilaporkan menderita anxietas atau depresi
yang membutuhkan penatalaksanaan psikiatrik (AAHPM, 2010). Depresi jelas
merupakan gejala psikiatri yang paling sering pada pasien kanker. Depresi pada pasien
kanker (terminal) disebabkan oleh :
a. Stres yang berhubungan dengan diagnosis dan penatalaksanaan.
b. Pengobatan
c. Keadaan umum pasien
d. Berulangnya depresi.
3. Delirium biasa diakibatkan oleh keterlibatan tumor pada sistem saraf pusat, dan efek
tidak langsung dari sekuele toksik metabolik dari penyakit dan pengobatan. Delirium
ditandai oleh gangguan kesadaran, seringkali disertai oleh gangguan kognitif global,
abnormalitas mood, tingkah laku dan persepsi. Prevalensi delirium pada pasien kanker
sekitar 5% sampai 25% pada berbagai penelitian. Beberapa zat antineoplastik dan
imunoterapi dapat menyebabkan delirium dan perubahan pada status mental.
Penatalaksanaan delirium termasuk identifikasi dan koreksi penyebabnya sambil
mengobati gejala dan pemberian terapi suportif.

2. Sebagai perawat apa yang harus dilakukan untuk membantu mengatasi masalah psikologis pasien
paliatif?
Peran perawat dalam membantu mengatasi masalah psikologis pasien paliatif yaitu :
 Bimbingan psikologis, social dan spiritual
 Membantu kesiapan akhir hayat dengan tenang dalam iman
Membantu dukungan masa duka cita
Kegiatan selama praktikum
Beberapa gangguan psikiatri yang bisa dilami pada pasien paliatif adalah:
1. DELIRIUM
Delirium adalah kondisi bingung yang terjadi secara akut dan perubahan kesadaran yang muncul dengan
perilaku yang fluktuatif. Gangguan kemampuan kognitif mungkin merupakan gejala awal dari delirium.
Delirium sangat mengganggu keluarga karena adanya disorientasi, penurunan perhatian dan konsentrasi,
tingkah laku dan kemampuan berfikir yang tidak terorganisir, ingatan yang terganggu dan kadang muncul
halusinasi. Kadang muncul dalam bentuk hiperaktif atau hipoaktif dan perubahan motorik seperti
mioklonus. Penyebab delirium bermacam macam, seperti:
a. Gangguan biokimia: hiperkalsemia, hiponatremia, hipoglikemia, dehidrasi
b. Obat: opioid, kortikosteroid, sedative, antikolinergik, benzodiazeepin
c. Infeksi
d. Gangguan fungsi organ: gagal ginjal, gagal hati
e. Anemia, hipoksia
f. Gangguan SSP: tomor, perdarahan
Pada pasien dengan fase terminal, sering agitasi diartikan sebagai tanda nyeri, sehingga dosis opioid
ditingkatkan, sehingga bisa meyebabkan delirium. Dalam hal ini mungkin cara pemberian opioid perlu
dirubah. Precipitator: nyeri, fatik, retensi urin, konstipasi, perubahan lingkungan dan stimuli yang
berlebihan.
Tata laksana pasien dengan delirium:
a. Koreksi penyebab yang dapat segera diatasi : penyebab yang mendasari atau pencetusnya
b. Non Medikamentosa :
- Pastikan berada di tempat yang tenang, dan pasien merasa aman, nyaman dan familier
- Singkirkan barang yang dapat membahayakan.
- Jangan sering mengganti petugas
- Hadirkan keluarga, dan barang barang yang dikenal
- Dukungan emosional
c. Medikamentosa : Haloperidol, Risperidone, Olanzepine, Benzodiazepine, Loarazepam, Midazolam.

2. DEPRESI
Harus dibedakan antara depresi dan sedih. Sedih adalah reaksi normal pada saat seseorang kehilangan
sesuatu. Lebih sulit mendiagnosa depresi. Kadang diekspresikan sebagai gangguan somatik. Kadang
bercampur dengan kecemasan. Kemampuan bersosialisasi sering menutupi adanya depresi. Depresi adalah
penyebab penderitaan yang reversibel. Gejala psikologis pada depresi mayor`adalah:
a. Rasa tidak ada harapan/putus asa
b. Anhedonia
c. Rasa bersalah dan malu
d. Rendah diri dan tak berguna
e. Ide untuk bunuh diri yang terus menerus
f. Ambang nyeri menurun
g. Perhatian dan konsentrasi menurun
h. Gangguan memori dan kognitif
i. Pikiran negatif
j. Perasaan yang tidak realistik
Tata laksana depresi:
a. Depresi ringan dan sedang: dukungan, empati, penjelasan, terapi kognitif, simptomatis
b. Depresi berat: Terapi suportif Obat: SSRI selama 4 – 6 minggu. Bila gagal berikan TCA
Psikostimulan: methylpenidate 5 – 20 mg pagi hari

3. KECEMASAN
Cemas dan takut banyak dijumpai pada pasien stadium lanjut. Cemas dapat muncul sebagai respon normal
terhadap keadaan yang dialami. Mungkin gejala dari kondisi medis, efek samping obat seperti
bronkodilator, steroid atau metilfenidat atau reaksi fobia dari kejadian yang tidak menyenangkan seperti
kemoterapi. Kecemasan pada pasien terminal biasanya kecemasan terhadap terpisahnya dari orang
yangdicintai, rumah, pekerjaan, cemas karena ke tidakpastian, menjadi beban keluarga, kehilangan control
terhadap keadaan fisik, gagal menyelesaikan tugas, gejala fisik yang tidak tertangani dengan baik, karena
ditinggalkan, tidak tahu bagaimana kematian akan terjadi, dan hal yang berhubungan dengan spiritual.
Cemas ditandai oleh perasaan takut atau ketakutan yang sangat dan dapat muncul dengan bentuk gejala
fisik seperti palpitasi, mual, pusing, perasaan sesak nafas, tremor, berkeringat atau diare.

Tata laksana kecemasan:


a. Non Medikamentosa :
- Dukungan termasuk mencari dan mengerti kebutuhan dan apa yang menjadi kecemasannya
dengan mendengarkan dengan seksama dan memberikan perhatian pada hal- hal yang khusus.
- Memberikan informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa akan terus memberikan dukungan
untuk mencapai harapan yang realistik.
- Intervensi psikologi: distraksi untuk menghilangkan kejenuhan dan pikiran yang terpusat pada
diri sendiri.
- Perawatan spiritual
b. Medikamentosa:
- Benzodiazepin: diazepam, alprazolam, lorazepam
- Penghambat Beta untuk mengatasi gejala perifer

Buatlah asuhan keperawatan pada kasus berikut ini:


Kasus 1:
Ny. A usia 55 tahun menderita kanker payudara stadium 4a dan sudah melakukan mastektomi total. Ny. A
juga sudah mengikuti rangkaian pengobatan untuk menyembuhkan kanker nya yaitu, kemoterapi,
radioterapi. Hasil pemeriksaan terakhir, sel kanker pada tubuh Ny.A sudah menyebar ke paru dan hepar.
Saat ini Ny.A sering mengeluh nyeri dan sesak. Lokasi nyeri di daerah dada dan perut, deskripsi: panas,
sakit. Durasi : Berlangsung 1-5 jam. Skala : Besar nyeri 9, dengan rata-rata 5. Ny. A juga mengeluhkan
gejala-gejala berupa kesedihan, gangguan tidur, gangguan vegetatif yang berupa penurunan nafsu makan
yang bermakna. Tidak bisa merasakan kesenangan sebagaimana biasanya. Menyerah pada keadaan, tidak
melakukan tindakan apapun untuk mengurangi keluhan, menunggu serangan nyeri berulang. Tidak
mampu bekerja tetapi dapat tinggal di rumah, memerlukan berbagai tingkat bantuan. Ia mampu merawat
diri sendiri namun tak mampu melakukan kegiatan kerja/normal. Pada kasus diatas coba analisa masalah
psikis apa yang dialami oleh Ny.A, dan buatkan asuhan keperawatan nya.

Kasus 2:
Tn. B usia 60 tahun menderita kanker paru dan hasil pemeriksaan terakhir kanker sudah metastase ke
hepar dan usus. Tn. B sangat terpukul dengan kondisi nya saat ini, Tn. B saat ini sedang menjalani
kemoterapi yang kedua, saat ini Tn B mengeluh nyeri dada dan sesak. Lokasi nyeri di daerah dada
deskripsi: panas, sakit. Durasi : Berlangsung 4-8 jam. Skala : Besar nyeri 10, dengan rata-rata 8. Tn B juga
mengeluhkan gangguan tidur, gangguan vegetatif yang berupa penurunan nafsu makan yang bermakna.
Tidak bisa merasakan kesenangan sebagaimana biasanya. Menyerah pada keadaan, tidak melakukan
tindakan apapun untuk mengurangi keluhan, dan beberapa kali mengatakan keinginan untuk bunuh diri.
Tn. B tidak mampu bekerja tetapi dapat tinggal di rumah, memerlukan berbagai tingkat bantuan. Ia tidak
mampu merawat diri sendiri. Pada kasus diatas coba analisa masalah psikis apa yang dialami oleh Tn.B,
dan buatkan asuhan keperawatan nya.

Pertanyaan:
1. Masalah keperawatan apa yang dialami oleh pasien pada kasus 1 dan 2
2. Buatkan Asuhan Keperawatan pada pasien tersebut.
Referensi
Butcher, H.K., Bulecheck, G.M., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. Ed. Nurjannah, I. (2018). Nursing
Interventions Classification (NIC) Edisi Ketujuh bahasa Indonesia. Yogyakarta :Mocco Media
Moorhead, S., Swanson, E., Johnson, M., Maas, M.L. Ed. Nurjannah, I. (2018). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi keenam bahasa Indonesia. Yogyakarta :Mocco Media
PPNI (2016) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Ed. Herdman, T.H., Kamitsuru, S.
2018. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai