B. Jenis-jenis bencana
1) Geologi: gempa bumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
2) Hidrometeorologi: banjir, topa, banjir bandang, kekeringan
3) Biologi: epidemi, penyakit tanaman, hewan
4) Teknologi: kecelakaan, transportasi, industri
5) Lingkungan: kebakaran, kebakaran hutan, dan penggundulan hutan
6) Sosial: konflik dan terorisme
E. Penanganan bencana
1. Pra bencana
a.Pencegahan dan mitigasi
• Mitigasi pasif
Mitigasi pasif antara lain penyusunan peraturan perundang-undangan,
pembuatan peta rawan bencana, dan pemetaan masalah. Pembuatan
pedoman dilakukan dengan pembuatan brosur, pamflet, poster, serta
penelitian atau pengkajian karakteristik bencana.
• Mitigasi aktif
Mitigasi aktif antara lain pembuatan dan penempatan tanda-tanda
peringatan. Seperti tanda bahaya, tanda larangan memasuki daerah rawan
bencana, dan sebagainya.
b.Kesiapsiagaan tindakan pencegahan
Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan berkaitan dengan
pencegahan bencana, pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat, dan
pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih
aman.
Kegiatan yang termasuk dalam upaya kesiapsiagaan kegiatan antara lain
pengaktifan posko siaga bencana, pelatihan atau simulasi inventarisasi dan
mobilisasi sumberdaya penyiapan sistem informasi, serta komunikasi yang
cepat dan terpadu dalam penyiapan dan pemasangan instrumen sistem
peringatan dini.
Dengan mitigasi dan kesiapsiagaan resiko bencana dapat dihindarkan serta dapat
diminimalkan
2. Saat bencana (Tanggap Darurat Bencana)
Penanggulangan bencana pada tahap saat bencana disebut dengan tanggap
darurat bencana.
Menurut peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No.
4 tahun 2008 yang disebut dengan tanggap darurat bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat ini
meliputi:
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan kerugian dan
sumber daya
• Penentuan status keadaan darurat bencana
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Perlindungan terhadap kelompok rentan
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
Jadi, Tahap tanggap darurat merupakan tahap penindakan atau pengarahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana guna
menghindari bertambahnya korban jiwa tanggap darurat.
3. Pasca bencana
Penanggulangan pada tahap pasca bencana terbagi menjadi dua tindakan utama
yakni:
1) Rehabilitasi
Sasaran utama rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang
terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik
agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali.
Yang termasuk kegiatan rehabilitasi antara lain:
• Perbaikan lingkungan daerah bencana
• Perbaikan prasarana dan sarana umum
• Perbaikan rumah masyarakat
• Pemulihan sosial psikologis
• Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi, dan
• Pemulihan fungsi pelayanan publik
2) Rekonstruksi
Sedangkan rekonstruksi bertujuan untuk membangun kembali sarana dan
prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna.
Yang termasuk kegiatan rekonstruksi antara lain:
• Pembangunan kembali prasarana dan sarana dasar, seperti jalan, listrik, air
bersih, dan lain sebagainya
• Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, seperti tempat ibadah
balai adat dan lain sebagainya
• Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
• Penerapan rancang bangun yang tepat
• Penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana