Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL

Mata Kuliah : KEPERAWATAN KOMUNITAS 1


Pertemuan ke : 14
Topik : PENGANTAR KEBENCANAAN 1
Nama Dosen : Ns.Siti Yuli Harni, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Nama Mahasiswa : Shindy Rahmadeswita
Nomor BP : 1911313030

A. Pokok pikiran (Resume)


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh factor
alam dan atau factor non alam maupun manusia
Penanggulangan bencana adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan bencana yang
dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana
dilaksanakan oleh tiga pilar penting yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.

B. Jenis-jenis bencana
1) Geologi: gempa bumi, tsunami, longsor, gerakan tanah
2) Hidrometeorologi: banjir, topa, banjir bandang, kekeringan
3) Biologi: epidemi, penyakit tanaman, hewan
4) Teknologi: kecelakaan, transportasi, industri
5) Lingkungan: kebakaran, kebakaran hutan, dan penggundulan hutan
6) Sosial: konflik dan terorisme

C. Proses terjadinya bencana


Proses terjadinya bencana dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Fase Pre-Impact
Merupakan warning phase, Tahap awal dari bencana. Informasi didapat dari
badan satelit dan meteorologi cuaca
2) Fase Impact
Merupakan fase terjadinya klimaks dari bencana. Inilah saat-saat dimana manusia
sekuat tenaga mencoba untuk bertahan hidup (survive)
3) Fase Post Impact
Merupakan saat dimulainya perbaikan dan penyembuhan dari fase darurat, juga
tahap dimana masyarakat mulai berusaha kembali pada fungsi komunitas normal.

D. Manajemen penanggulangan bencana


Manajemen penanggulangan bencana didefinisikan sebagai segala upaya atau kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
dan pemulihan, yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana.
Manajemen penanggulangan bencana dilaksanakan oleh 3 pilar penting, yaitu:
1. Pemerintah, BNPB, BASARNAS
2. Masyarakat
3. Dunia usaha
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Pra bencana
Tahap pra bencana dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Situasi tidak terjadi bencana
Tindakan yang dapat dilakukan:
 Perencanaan
 Pencegahan
 Pengurangan risiko
 Diklat
 Penelitian
 Perencanaan tata ruang yang peka resiko
2) Situasi terdapat potensi bencana
 Mitigasi
 Peringatan dini
 Kesiapsiagaan
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1) Cegah masyarakat membangun dikawasan rawan banjir melalui tata ruang
2) Menghilangkan budaya membuang sampai ke sungai
3) Tindakan normalisasi sungai
4) Pemindahan pemukiman bantaran sungai, dan
5) Pelarangan membuang sampah ke badan sungai sebagai langkah awal
pencegahan banjir
6) Didaerah rawan banjir perlu dibangun sistem peringatan dini untuk masyarakat
yang tinggal dibataran sungai
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Pada saat gunung berapi sedang dalam status normal. Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah:
1) Sosialisasi jalur evakuasi
2) Pelarangan pembangunan diwilayah erupsi, dan
3) Pelatihan evakuasi kepada masyarakat sekitar wilayah rawan erupsi
4) Memasang sistem peringatan dini dan menyusun kontigensi penanganan
bencana
2. Saat tanggap darurat
Pada saat bencana masuk dalam tahap tanggap darurat, dapat dilakukan tindakan
 Kaji cepat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan dan pemulihan dini
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Penyelamatan pengungsi yang terkena banjir
2) Pembangunan pos pengungsian
3) Pendirian rumah sakit lapangan, dan
4) Pembentukan posko komando penanggulangan bencana
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Pada saat erupsi gunung berapi berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan:
1) Evakuasi kelompok rentan sebelum terjadinya letusan gunung berapi
2) Penyelamatan korban dan pengungsi yang terdampak erupsi
3) Pembangunan pos pengungsian
4) Penyelenggaraan sekolah darurat
5) Penyediaan tenaga konseling psikososial kepada korban
3. Pasca bencana
Tahap ini dilaksanakan setelah terjadinya bencana, meliputi rehabilitasi dan
rekonstruksi. Tahap ini dilaksanakan pada:
 Sarana dan prasarana
 Sosial dan ekonomi
 Kesehatan keamanan dan ketertiban, serta lingkungan
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak serta
2) Pembersihan lumpur dari lahan pertanian masyarakat
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Saat erupsi gunung berapi telah usai. Kegiatan yang dapat dilakukan:
1) Perbaikan pemukiman penduduk
2) Pemindahan pemukiman penduduk, dan
3) Pemulihan sosial ekonomi

E. Penanganan bencana
1. Pra bencana
a.Pencegahan dan mitigasi
• Mitigasi pasif
Mitigasi pasif antara lain penyusunan peraturan perundang-undangan,
pembuatan peta rawan bencana, dan pemetaan masalah. Pembuatan
pedoman dilakukan dengan pembuatan brosur, pamflet, poster, serta
penelitian atau pengkajian karakteristik bencana.
• Mitigasi aktif
Mitigasi aktif antara lain pembuatan dan penempatan tanda-tanda
peringatan. Seperti tanda bahaya, tanda larangan memasuki daerah rawan
bencana, dan sebagainya.
b.Kesiapsiagaan tindakan pencegahan
Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan berkaitan dengan
pencegahan bencana, pelatihan dasar kebencanaan bagi aparat, dan
pemindahan penduduk dari daerah yang rawan bencana ke daerah yang lebih
aman.
Kegiatan yang termasuk dalam upaya kesiapsiagaan kegiatan antara lain
pengaktifan posko siaga bencana, pelatihan atau simulasi inventarisasi dan
mobilisasi sumberdaya penyiapan sistem informasi, serta komunikasi yang
cepat dan terpadu dalam penyiapan dan pemasangan instrumen sistem
peringatan dini.
Dengan mitigasi dan kesiapsiagaan resiko bencana dapat dihindarkan serta dapat
diminimalkan
2. Saat bencana (Tanggap Darurat Bencana)
Penanggulangan bencana pada tahap saat bencana disebut dengan tanggap
darurat bencana.
Menurut peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) No.
4 tahun 2008 yang disebut dengan tanggap darurat bencana adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat ini
meliputi:
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan kerugian dan
sumber daya
• Penentuan status keadaan darurat bencana
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Perlindungan terhadap kelompok rentan
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
Jadi, Tahap tanggap darurat merupakan tahap penindakan atau pengarahan
pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana guna
menghindari bertambahnya korban jiwa tanggap darurat.
3. Pasca bencana
Penanggulangan pada tahap pasca bencana terbagi menjadi dua tindakan utama
yakni:
1) Rehabilitasi
Sasaran utama rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi daerah yang
terkena bencana yang serba tidak menentu ke kondisi normal yang lebih baik
agar kehidupan dan penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali.
Yang termasuk kegiatan rehabilitasi antara lain:
• Perbaikan lingkungan daerah bencana
• Perbaikan prasarana dan sarana umum
• Perbaikan rumah masyarakat
• Pemulihan sosial psikologis
• Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi, dan
• Pemulihan fungsi pelayanan publik
2) Rekonstruksi
Sedangkan rekonstruksi bertujuan untuk membangun kembali sarana dan
prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih baik dan sempurna.
Yang termasuk kegiatan rekonstruksi antara lain:
• Pembangunan kembali prasarana dan sarana dasar, seperti jalan, listrik, air
bersih, dan lain sebagainya
• Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, seperti tempat ibadah
balai adat dan lain sebagainya
• Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
• Penerapan rancang bangun yang tepat
• Penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana

Dengar rehabilitasi dan rekonstruksi yang tepat dampak bencana dipulihkan


dengan cepat kehidupan masyarakat kembali aman dan selamat.

Anda mungkin juga menyukai