DISUSUN
OLEH:
Nama : Shindy Rahmadeswita
NIM : 1911313030
Dosen Pengampu : Ns. Arif Rohman Mansur, M.Kep
Mata Kuliah : Keperawatan Anak III
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Kelainan
Disfungsi Hati (Sirosis Hepatis)” ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan
dan dukungan dari banyak pihak. Penulis menyadari bahwa penulisan dari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat
sebanyak-banyaknya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3. Tujuan Pulisan.......................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................................................3
2.1. Konsep Dasar.........................................................................................................3
2.1.1. Definisi.................................................................................................................3
2.1.2. Etiologi.................................................................................................................3
2.1.3. Patofisiologi.........................................................................................................5
2.1.4. Pemeriksaan diagnostik........................................................................................6
2.1.5. Penatalaksanaan medis.........................................................................................6
2.1.6. Komplikasi...........................................................................................................8
2.1.7. Prognosis..............................................................................................................8
2.2. Asuhan Keperawatan............................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................19
3.1. Asuhan Keperawatan padaa anakdengan kelainan difungsi ginjal (Sirosis
Hepatis).......................................................................................................................19
3.2. Analisis jurnal terkait dengan kasus sirosis hepatis........................................19
BAB IV PENUTUP....................................................................................................34
4.1. Kesimpulan..........................................................................................................34
4.2. Saran.....................................................................................................................34
Daftar Pustaka............................................................................................................35
BAB I PENDAHULUAN
1
2
2.1.1. Definisi
2.1.2. Etiologi
3
4
c. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati disekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis).
2.1.3. Patofisiologi
2.1.6. Komplikasi
2.1.7. Prognosis
1 2 3
Asites - Ringan Sedang-Berat
Ensefalopati - Ringan-Sedang Sedang-Berat
Bilirubin serum (mg/dL) <2 2-3 >3
Albumin serum (mg/L) > 3,5 2,8-3,5 < 2,8
Prothrombin time (detik) 1-3 4-6 >6
2.2.1. Pengkajian
1. Identifikasi klien
Klien dengan sirosis hepais memiliki riwayat hepatitis kronis, riwayat gagal
jantung.
a. Pemeriksaan fisik
1. Wajah
3. Mulut
5. Thorax
a. Jantung
b. Paru-paru
c. Abdomen
d. Ekstremitas
Pada ekstremitas atas telapak tangan menjadi hiperemesis (erithema palmare).
Pada ekstremitas bawah ditemukan edema. cavilari revil lebih dari 2 detik.
e. Kulit
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji faal hepar
Albumin menurun.
2. USG
Gambaran USG tergantung pada tingkat berat ringannya penyakit. Pada tingkat
permulaan sirosis akan tampak hati membesar, permulaan irregular, tepi hati
tumpul, . Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG, yaitu tampak penebalan
permukaan hati yang irregular. Sebagian hati tampak membesar dan sebagian lagi
dalam batas nomal.
3. CT (chomputed tomography)
Memberikan informasi tentang pembesaran hati dan aliran darah hepatic serta
obstruksi aliran tersebut.
4. MRI
Memberikan informasi tentang pembesaran hati dan aliran darah hepatic serta
obstruksi aliran tersebut.
5. Analisa gas darah
Analisa gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan
ventilasi-pervusi dan hipooksia pada sirosis hepatis.
12
nyerimenurun
/ kualitas,
2. Meringis menurun
d intensitas
3. Gelisah menurun
a nyeri
4. Kesulita tidur menurun
g - Identifikasi skala nyeri
5. Frekuensi nadi membaik
e
6. Pola tidur membaik - Identifikasi respins nyeri
n
non verbal
p
- Identifikasi faktor yang
e
memperberat dan
n
memperingan nyeri
c
- Monitor keberhasilan
e
terapi komplementer yang
d
sudah diberikan
e
- Monitor efek samping
r
penggunaan analgesik
a
Terapeutik
fi
- Berikan teknik
si
nonfarmakologis untuk
o
mengurangi rasa nyeri
l
(mis, hipnosis, terapi
o
musik, aromaterapi)
g
- Kontrol lingkungan yang
is
memperberat rasa nyeri
(s
(mis. Suhu ruangan,
ir
pencahayaan, kebisingan)
o
- Fasilitas istirahat dan tidur
si
- Pertimbangkan jenis dan
s
sumber nyeri dalam
h
pemilihan strategi
e
meredakan nyeri
p
Edukasi
at
is - Jelaskan penyebab,
) periode, dan pemicu nyeri
14
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Ajarkan teknik
nonfarmakolog
is untuk
mengurang
i rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgesik,
jika perlu
Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
2. Hipe
tindakan keperawatan Observasi
r
selama 1x24 jam
v - Periksa tanda dan gejala
“Keseimbangan cairan”
o hipervolemia (dispnea,
meningkat dengan
le edema, JVP meningkat,
kriteria hasil:
m suara napas tambahan)
1. Edema menurun
ia - Identifikasi penyebab
b 2. Asites menurun hipervolemia
/ - Monitor intake dan
3. Berat badan
d output cairan
membaik
g - Monitor efek diuretik
4. Denyut nadi radial
a membaik Terapeutik
n 5. Turgor kulit
- Timbang berat badan
g membaik
setiap hari pada waktu
g
yang sama
u
- Batasi asupan cairan dan
a
garam
n
- Tinggikan kepala tempat
m
tidur 30-400
e
Edukasi
k
15
5. Lakukan penghisapan
lendirkurang dari 15detik
6. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan
benda pada dengan forsep
8. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
Kolaborasi
1.pembeian bronkodilator,
ekspekto ran, mukolitik,
jika perlu
Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Perdarahan
4.
perdarahan tindakan keperawatan Observasi
dibuktikan selama 1x24 jam
- Identifikasi penyebab
dengan “Tingkat Perdarahan”
perdarahan
gangguan hati membaik dengan
- Periksa adanya dara pada
kriteria hasil:
muntah, feses, sputum,
1. Hematemisis menurun
dll
2. Perdaraahan anus
- Periksa ukuran dan
menurun
karakter hematoma
3. Distensi abdomen
- Monitor terjadinya
menurun
perdarahan
4. Hemoglobin membaik
- Monitor nilai HB dan Ht
5. Tekanan darah
17
membaik
- Monitor tekanan darah
6. Nadi apikal membaik
- Monitor intake dan
output cairan
- Monitor koagulasi darah
Terapeutik
- Jelaskan tanda-tanda
perdarahan
- Anjurkan melapor jika
ada perdarahan
- Anjurkan membatasi
aktivitas
Kolaborasi
pengontrol perdarah
P : intervensi dilanjutkan
2. Hipervolemia b/d S : klien mengatakan intake
gangguan dan output cairan tubuh
mekanisme mulai membaik
regulasi
O : edema berkurang, bb
mulai normal
A : Hipervolemia (4)
P : intervensi dilanjutkan
3. Pola napas tidak S : keluarga klien
efektif b.d mengatakan anak sudah
hambatan bernafas tidak dengan
upaya napas otot bantu nafas
O : pernafasan membaik
P : intervensi dilanjutkan
4. Resiko S : klien mengatakan
perdarahan distensi pada abdomen
19
P : intervensi dilanjutkan
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan disfungsi hati (Sirosis
Hepatis)
KASUS
Seorang An.Y laki-laki berusia 11 tahun dengan keluhan nyeri yang tidak
kunjung hilang, nafas sesak dan sulit untuk bernafas, sehingga orang tua klien
membawanya ke rumah sakit. Orang tua klien mengatakan perut semakin membesar.
Orang tua klien juga mengatakan 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, klien awalnya
mengeluhkan nafasnya sesak dan sulit untuk bernafas, klien juga mengeluhkan perut
semakin membesar disertai kaki yang juga semakin membesar, pembesaran merata,
badan terasa semakin lemas, dan nafsu makan menurun.
Satu minggu sebelum masuk Rumah Sakit keluhan klien mulai terasa berat
dengan perut dan kaki semakin membesar, klien mengatakan ada yang bergerak
didalam perutnya disaat klien mengatur posisi. nyeri pada ulu hati, nyeri menjalar dan
terasa menyesak ke dada sehingga sulit bernafas, mual ada, muntah tidak ada, BAK
berwarna seperti teh pekat, BAB tidak lancar, warna BAB kuning seperti biasanya.
Saat pengkajian dilakukan klien merasa nyeri diskala 7, nyeri terasa sampai ke
dada, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk saat perawat bertanya bagaimana
rasa nyeri yang dirasakan.
Klien mengatakan ayah klien pernah menderita penyakit serosis hepatis dan
telah meninggal 5 tahun yang lalu dan juga didalam keluarga klien ada penyakit DM.
PENGKAJIAN
1. 1 Identitas Klien
20
Umur : 11 tahun
Pekerjaan :-
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Penangung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 33 Tahun
Hubungan : Ibu
Klien mengeluhkan nyeri, nafas sesak dan sulit untuk bernafas. klien
juga menyampaikan perut semakin hari semakin membesa dan terasa nyeri.
- Nadi : 90x/menit
- Suhu : 36,8oC
1. Kepala
2. Mata
Inspeksi : Simetris, penglihatan jelas,sclera ikterik
3. Leher
4. Telinga
5. Hidung
6. Mulut
7. Kulit
8. Paru
Perkusi : Sonor
9. Jantung
Inspeksi :Tidak terlihat ictus cardis
10. Perut
Perkusi : Pekak
11. Ekstermitas
ANALISIS DATA
DO:
● P: Sirosis Hepatis
Q: Nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
● Paien mual
DS :
2. Hambatan upaya Pola napas tidak
- Klien mengatakan napas efektif
nafas nya sesak
- Klien mengatakan
nafasnya tidak
teratur
DO :
- Klien tampak
sesak nafas
- Klien tampak
pergerakan dada
cepat
- Tanda-tanda
Vital :
Nadi: 90x/menit
frekuensi nafas: 22x/menit
Suhu : 36,8oC
DS :
3. gangguan Hipervolemia
mekanisme
- Klien mengatakan regulasi
perutnya
membesar
- Klien mengatakan
ada yang
bergerak
didalam perut
nya disaat klien
mengatur posisi
nya.
DO :
- Klien tampak
perutnya
mengandung
cairan berlebih.
- Tanda-tanda
Vital :
Nadi: 90x/menit
Suhu : 36,8oC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis
INTERVENSI KEPERAWATAN
● Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
● Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
● Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
● Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
● Jelaskan strategi
meredakan nyeri
● Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
● Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Setelah dilakuakan Manajemen Jalan Napas
2. Pola
tindakan keperawatan
na
1x24am diharapakan Observasi
pas
”pola napas ● Monitor pola napas
tid
membaik” dengan (frekuensi,kedalaman,u
ak
keriteral hasil: saha napas).
efe
4. Disnpnea ● Monitor bunyi napas
ktif
menurun tambahn .Gurgling,
b.d
ditingkatkan dari mengi, wheezing,
ha
2 ke 4 ronkhikering)
mb
5. Penggunaan otot
ata
bantu napas Terapeutik:
n
menurun ● Pertahankan kepatenan
up
ditingkatkan dari jalan napas
aya
2 ke 4 ● Posisikan semi-fowler
na
6. Frekuensi napas atau fowler
pas
membaik ● Berikan minum hangat
ditingkatkan dari ● Lakukan fisioterapi
2 ke 4 dada, jika perlu
● Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi:
● Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
● 1.pembeian
bronkodilator,
ekspekto ran,
mukolitik, jika perlu
Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
3. Hiperv
tindakan keperawatan
ole
selama 1x24 jam Observasi
mi
“Keseimbangan
a ● Periksa tanda dan gejala
cairan” meningkat
ber hipervolemia (dispnea,
dengan kriteria hasil:
hu edema, JVP meningkat,
6. Edema menurun
bu suara napas tambahan)
ditingkatkan dari 2
ng ● Identifikasi penyebab
ke 4
an hipervolemia
de 7. Asites menurun ● Monitor intake dan
ng ditingkatkan dari 2 output cairan
an ke 4 ● Monitor efek diuretik
ga 8. Denyut nadi radial
Terapeutik
ng membaik
● Timbang berat badan
gu ditingkatkan dari 2
setiap hari pada waktu
an ke 5
yang sama
me
● Tinggikan kepala
ka
tempat tidur 30-400
nis
me
Edukasi
reg
ula ● Anjurkan melapor jika
si haluaran urin < 0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
● Anjurkan melapor jika
BB bertambah > 1 kg
dalam sehari
● Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian
diuretik
EVALUASI KEPERAWATAN
A : Nyeri menurun
P : Intervensi dilanjutkan
2. Pola napas S : keluarga klien mengatakan
tidak anak sudah bernafas tidak
efektif b.d dengan otot bantu nafas
hambatan
O : pernafasan membaik
upaya
napas A : Pola napas tidak efektif (4)
P : intervensi dilanjutkan
3. Hipervolemia S : klien mengatakan intake dan
b/d output cairan tubuh mulai
gangguan membaik
mekanism
O : edema berkurang, bb mulai
e regulasi
normal
A : Hipervolemia (4)
P : intervensi dilanjutkan
Hasil penelitian Pada pasien yang mengalami sirosis hepatis pada kasus yang
akut dan kronik sering ditemukan nitrogen negative. Oleh karena
itu, ditemukan adanya pemecahan protein oleh otot karena
sintesis protein atau pemecahan protein yang dilakukan oleh hati
telah menurun fungsinya.
4.1. Kesimpulan
Sirosis Hepatis (SH) merupakan penyakit hati menahun membaur (difus)
yang ditandai dengan pembentukan jaringan ikat dan benjolan kecil. Kasus SH
hampir dijumpai di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Kejadian SH lebih banyak ditemukan di laki-laki pada usia 30–60 tahun
dan puncaknya pada usia 40–49 tahun. Secara klinis SH dibedakan antara sirosis
hepatis kompensata dan dekompensata.
SH dekompensata sendiri artinya sudah terlihat gejala klinis yang nyata
misalnya: asites, edema, dan ikterus. Penderita sirosis kompensata
berpengharapan hidup lebih lama atau berkembang menjadi sirosis
dekompensata. Diperkirakan penderita sirosis kompensata berpengharapan hidup
10 tahun sekitar 47%.
4.2. Saran
Menurut pendapat saya, untuk kasus sirosis hepatis pada anak merupakan
masalah serius yang terjadi, walaupun untuk angka kejadiannya sangat rendah.
Karena memiliki komplikasi yang serius, untuk itu diperlukannya asuhan
keperawatan yang tepat serta pengobatan yang khusus agar penderita tidak
mengalami komplikasi
35
Daftar Pustaka
Thaha, R., Yunita, E., & Sabir, M. (2020). SIROSIS HEPATIS. Jurnal Medical
Profession (Medpro), 2(3), 166-175.
Lindseth GN. Gangguan hati, kandung empedu, dan pankreas. Dalam: Price SA,
Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit volume 1.
Edisi ke 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013. 472-515.
Purba, B. T., & Sinurat, L. R. (2018). Peningkatan Status Gizi Pada Pasien Sirosis
Hepatis Melalui Regimen Nutrisi Di Rsu Sari Mutiara Medan. Idea Nursing
Journal, 9(2), 1-6.
Mu, K., Zhang, J., Gu, Y., Li, H., Han, Y., Cheng, N., ... & Wang, H. (2018). Cord-
derived mesenchymal stem cells therapy for liver cirrhosis in children with
refractory Henoch–Schonlein purpura: A case report. Medicine, 97(47).
Koncoro, H., Primadharsini, P. P., Mariadi, I. K., Somayana, G., Suryadarma, I. G.
A., Purwadi, N., & Wibawa, I. D. N. (2017). Kadar resistin serum
berhubungan dengan Skor child-turcotte pugh pada penderita sirosis
hati. Jurnal Penyakit Dalam Udayana, 1(1), 30-37.
36