Anda di halaman 1dari 5

Mahasiswa silahkan membaca materi dan mempelajari secara rinci terkait

definisi bencana, jenis-jenis bencana, proses terjadinya bencana, fase


bencana dan manajemen penanggulangan bencana

A. Definisi bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh factor alam dan atau factor non alam maupun
manusia
Penanggulangan bencana adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan
pemulihan bencana yang dilakukan sebelum, saat, dan setelah
bencana. Manajemen penanggulangan bencana dilaksanakan oleh
tiga pilar penting yakni pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
Jenis-jenis bencana
Proses terjadinya bencana
Manajemen penanggulangan bencana
Manajemen penanggulangan bencana didefinisikan sebagai segala upaya
atau kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan, yang dilakukan sebelum,
saat, dan sesudah bencana.
Manajemen penanggulangan bencana dilaksanakan oleh 3 pilar penting,
yaitu:
1. Pemerintah, BNPB, BASARNAS
2. Masyarakat
3. Dunia usaha
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dibedakan menjadi 3 tahap,
yaitu:
1. Pra bencana
Tahap pra bencana dibagi menjadi 2, yaitu:
1) Situasi tidak terjadi bencana
Tindakan yang dapat dilakukan:
 Perencanaan
 Pencegahan
 Pengurangan risiko
 Diklat
 Penelitian
 Perencanaan tata ruang yang peka resiko
2) Situasi terdapat potensi bencana
 Mitigasi
 Peringatan dini
 Kesiapsiagaan
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah:
1) Cegah masyarakat membangun dikawasan rawan banjir melalui
tata ruang
2) Menghilangkan budaya membuang sampai ke sungai
3) Tindakan normalisasi sungai
4) Pemindahan pemukiman bantaran sungai, dan
5) Pelarangan membuang sampah ke badan sungai sebagai langkah
awal pencegahan banjir
6) Didaerah rawan banjir perlu dibangun sistem peringatan dini untuk
masyarakat yang tinggal dibataran sungai
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Pada saat gunung berapi sedang dalam status normal. Kegiatan yang
dapat dilakukan adalah:
1) Sosialisasi jalur evakuasi
2) Pelarangan pembangunan diwilayah erupsi, dan
3) Pelatihan evakuasi kepada masyarakat sekitar wilayah rawan erupsi
4) Memasang sistem peringatan dini dan menyusun kontigensi
penanganan bencana
2. Saat tanggap darurat
Pada saat bencana masuk dalam tahap tanggap darurat, dapat
dilakukan tindakan
 Kaji cepat bencana
 Penyelamatan dan evakuasi
 Pemenuhan kebutuhan dasar
 Perlindungan dan pemulihan dini
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Penyelamatan pengungsi yang terkena banjir
2) Pembangunan pos pengungsian
3) Pendirian rumah sakit lapangan, dan
4) Pembentukan posko komando penanggulangan bencana
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Pada saat erupsi gunung berapi berlangsung. Kegiatan yang dapat
dilakukan:
1) Evakuasi kelompok rentan sebelum terjadinya letusan gunung
berapi
2) Penyelamatan korban dan pengungsi yang terdampak erupsi
3) Pembangunan pos pengungsian
4) Penyelenggaraan sekolah darurat
5) Penyediaan tenaga konseling psikososial kepada korban
3. Pasca bencana
Tahap ini dilaksanakan setelah terjadinya bencana, meliputi
rehabilitasi dan rekonstruksi. Tahap ini dilaksanakan pada:
 Sarana dan prasarana
 Sosial dan ekonomi
 Kesehatan keamanan dan ketertiban, serta lingkungan
Contoh kasus: Ancaman Banjir
Tindakan yang dapat dilakukan:
1) Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak serta
2) Pembersihan lumpur dari lahan pertanian masyarakat
Contoh kasus: Letusan Gunung Berapi
Saat erupsi gunung berapi telah usai. Kegiatan yang dapat dilakukan:
1) Perbaikan pemukiman penduduk
2) Pemindahan pemukiman penduduk, dan
3) Pemulihan sosial ekonomi

Penanganan bencana
1. Pra bencana
a. Pencegahan dan mitigasi
• Mitigasi pasif
Mitigasi pasif antara lain penyusunan peraturan perundang-
undangan, pembuatan peta rawan bencana, dan pemetaan
masalah. Pembuatan pedoman dilakukan dengan pembuatan
brosur, pamflet, poster, serta penelitian atau pengkajian
karakteristik bencana.
• Mitigasi aktif
Mitigasi aktif antara lain pembuatan dan penempatan tanda-
tanda peringatan. Seperti tanda bahaya, tanda larangan
memasuki daerah rawan bencana, dan sebagainya.
b. Kesiapsiagaan tindakan pencegahan
Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan berkaitan
dengan pencegahan bencana, pelatihan dasar kebencanaan bagi
aparat, dan pemindahan penduduk dari daerah yang rawan
bencana ke daerah yang lebih aman.
Kegiatan yang termasuk dalam upaya kesiapsiagaan kegiatan
antara lain pengaktifan posko siaga bencana, pelatihan atau
simulasi inventarisasi dan mobilisasi sumberdaya penyiapan
sistem informasi, serta komunikasi yang cepat dan terpadu dalam
penyiapan dan pemasangan instrumen sistem peringatan dini.
Dengan mitigasi dan kesiapsiagaan resiko bencana dapat
dihindarkan serta dapat diminimalkan
2. Saat bencana (Tanggap Darurat Bencana)
Penanggulangan bencana pada tahap saat bencana disebut dengan
tanggap darurat bencana.
Menurut peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) No. 4 tahun 2008 yang disebut dengan tanggap darurat
bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat ini meliputi:
• Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan
kerugian dan sumber daya
• Penentuan status keadaan darurat bencana
• Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Perlindungan terhadap kelompok rentan
• Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital
Jadi, Tahap tanggap darurat merupakan tahap penindakan atau
pengarahan pertolongan untuk membantu masyarakat yang tertimpa
bencana guna menghindari bertambahnya korban jiwa tanggap
darurat.
3. Pasca bencana
Penanggulangan pada tahap pasca bencana terbagi menjadi dua
tindakan utama yakni:
1) Rehabilitasi
Sasaran utama rehabilitasi adalah untuk mengembalikan kondisi
daerah yang terkena bencana yang serba tidak menentu ke
kondisi normal yang lebih baik agar kehidupan dan
penghidupan masyarakat dapat berjalan kembali.
Yang termasuk kegiatan rehabilitasi antara lain:
• Perbaikan lingkungan daerah bencana
• Perbaikan prasarana dan sarana umum
• Perbaikan rumah masyarakat
• Pemulihan sosial psikologis
• Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi, dan
• Pemulihan fungsi pelayanan publik
2) Rekonstruksi
Sedangkan rekonstruksi bertujuan untuk membangun kembali
sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana secara lebih
baik dan sempurna.
Yang termasuk kegiatan rekonstruksi antara lain:
• Pembangunan kembali prasarana dan sarana dasar, seperti
jalan, listrik, air bersih, dan lain sebagainya
• Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat, seperti
tempat ibadah balai adat dan lain sebagainya
• Pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat
• Penerapan rancang bangun yang tepat
• Penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana

Dengar rehabilitasi dan rekonstruksi yang tepat dampak bencana


dipulihkan dengan cepat kehidupan masyarakat kembali aman dan
selamat.
B. Hhhhhhhhhhhhhhhh

Anda mungkin juga menyukai