Oleh :
MUHAMMAD NASIR
J230113018
PENELITIAN
Muhammad Nasir.*
Arina Maliya, A.Kep., M.Si.Med. **
Indah Kartikowati, S.Kep.,Ns.***
ABSTRAK
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Akibat trauma kepala pasien dan keluarga mengalami perubahan fisik
maupun psikologis. Komplikasi dari cedera kepala adalah infeksi dan perdarahan.
Cedera kepala berperan pada hampir separuh dari seluruh kematian akibat trauma-
trauma. Cedera kepala merupakan keadaan yang serius. kualifikasi cedera kepala
berdasarkan berat ringannya, dibagi menjadi 3 yakni cedera kepala ringan, cedera
kepala sedang dan cedera kepala berat. Adapun penilaian klinis untuk menentukkan
klasifikasi klinis dan tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala menggunakan metode
skala koma Glasgow (Glasgow Coma Scale). Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah
ini adalah penulis mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala
sedang. Metode yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah dengan melakukan
wawancara langsung kepada pasien dan kelurga serta perawat Instalasi Gawat Darurat,
observasi dan pemeriksaan fisik serta ditunjang dengan studi dokumen. Kesimpulan dari
karya tulis ilmiah ini adalah terjadi perbedaan pada penatalaksanaan cedera kepala
sedang antara teori dan realita pada Ny A pada saat dilakukan tindakan keperawatan.
Kata Kunci : Cedera Kepala Sedang, Glasgow Coma Scale, Instalasi Gawat Darurat
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A. Dengan Cedera Kepala Sedang (CKS) 2
Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen (Muhammad Nasir)
Muhammad Nasir.*
Arina Maliya, A.Kep., M.Si.Med. **
Indah Kartikowati, S.Kep.,Ns.***
ABSTRACT
kategori cedera kepala berat pada obat analgetik, pembedahan bila ada
upaya untuk menggambarkan hasil indikasi.
yang lebih khusus. Cedera fokal
diakibatkan dari kerusakan fokal Pemeriksaan Penunjang
yang meliputi kontusio serebral dan a). CT Scan. CT-Scan (dengan atau
hematom intraserebral, serta tanpa kontras): mengidentifikasi
kerusakan otak sekunder yang luasnya lesi, perdarahan,
disebabkan oleh perluasan massa determinan ventrikuler, dan
lesi, pergeseran otak atau hernia. perubahan jaringan otak. Catatan :
Cedera otak menyebar dikaitkan Untuk mengetahui adanya infark /
dengan kerusakan yang menyebar iskemia jangan dilekukan pada 24 -
secara luas dan terjadi dalam empat 72 jam setelah injuri; b). Adanya
bentuk yaitu: cedera akson nyeri kepala, mual, muntah, kejang,
menyebar, kerusakan otak hipoksia, penurunan kesadaran,
pembengkakan otak menyebar, mengidentifikasi adanya hemoragi,
hemoragi kecil multipel pada seluruh pergeseran jaringan otak; c).
otak. Jenis cedera ini menyebabkan Angiografi Serebral
koma bukan karena kompresi pada Menunjukkan kelainan sirkulasi
batang otak tetapi karena cedera cerebral seperti pergeseran cairan
menyebar pada hemisfer serebral, otak akibat oedema, perdarahan,
batang otak, atau dua-duanya trauma; d). EEG (Electro
(Smeltzer, 2002). Encephalografi) Memperlihatkan
Menurut Brunner dan Suddart keberadaan/perkembangan
(2002) manifestasi klinis yaitu : gelombang patologis; e). MRI
hilangnya kesadaran kurang dari 30 (Magnetic Resonance Imaging),
menit atau lebih, kebungungan, Mengidentifikasi perfusi jaringan
iritabel, pucat, mual dan muntah, otak, misalnya daerah infark,
pusing kepala, terdapat hematoma, hemoragik; f) Rontgen, Mendeteksi
kecemasan, sukar untuk perubahan struktur tulang (fraktur),
dibangunkan, bila fraktur, mungkin perubahan struktur garis
adanya ciran serebrospinal yang (perdarahan/edema), fragmen
keluar dari hidung (rhinorrohea) dan tulang; g) Test Orientasi dan
telinga (otorrhea) bila fraktur tulang Amnesia Galveston (TOAG). Untuk
temporal. menentukan apakah penderita
Penatalaksanaan cedera trauma kepala sudah pulih daya
kepala sedang yaitu observasi 24 ingatnya.
jam, jika pasien masih muntah
sementara dipuasakan terlebih Komplikasi
dahulu, berikan terapi intravena bila Komplikasi yang terjadi pada
ada indikasi, anak diistirahatkan atau pasien cedera kepala menurut
tirah baring, profilaksis diberikan bila Wahjoepramono (2005) antara lain :
ada indikasi, pemberian obat-obat cedera otak sekunder akibat
untuk vaskularisasi, pemberian obat- hipoksia dan hipotensi, edema
Serebral, peningkatan tekanan intra
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A. Dengan Cedera Kepala Sedang (CKS) 6
Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen (Muhammad Nasir)
Obyektif : ekspresi wajah klien lebih dengan ciri utama pasien mengalami
rileks, obat injeksi keterolac 30 mg penurunan kesadaran, peningkatan
masuk lewat intravena. Asismen: tekanan darah, terjadi hematom
masalah keperawatan nyeri akut dikepala. Diagnosa keperawatan
teratasi sebagian. Planing : kaji yang kedua pola napas tidak efektif
karakteristik nyeri secara berkala, berhubungan dengan hiperventilasi.
berikan posisi yang nyaman, Penulis mengangkat diagnosa
kolaborasi dengan dokter, tersebut dengan ciri utama yaitu
pemberian obat analgesik. respiratory rate 30x/menit, napas
pendek dan cepat, irama napas tidak
PEMBAHASAN teratur, serta terdapat penggunaan
Kasus pada karya tulis yang otot bantu pernapasan. Hal ini terjadi
berjudul asuhan keperawatan pada karena adanya mekanisme
ny. A dengan cedera kepala sedang pemenuhan kebutuhan oksigen yang
(CKS) di Instalasi Gawat Darurat meningkat dan menyebabkan
RSUD Sragen dengan mengalami hiperventilasi.Diagnosa keperawatan
hematoma pada bagaian kepala yang ketiga nyeri akut berhubungan
bagaian belakang. Adapun dengan agen injury fisik. Penulis
penanganan gawat darurat yang mengangkat diagnosa tersebut klien
telah dilaksanakan perawat di IGD mengalami nyeri pada lengan
adalah mengkaji kondisi pasien sebelah kanan pasca kecelakaan
dengan dengan prinsip ABC (Airway, mengendarai sepeda motor. Setelah
Breathing and Circulation) dan penarikan diagnosa penulis
memperhatikan tingkat kesadaran memprioritaskan masalah sesuai
pasien dengan cara menghitung dengan kegawat daruratannya.
GCS (Glasgow Coma Scale) dan Kemudian penulis menyusun
tanda – tanda vital serta keluhan intervensi dan kriteria hasil yang
utama. Sedangkan tindakan yang sesuai pedoman (NIC dan NOC).
diberikan adalah memposisikan semi Intervensi yang disusun dari semua
fowler dan pemberian terapi O2 diagnosa sudah sesuai dengan
sebanyak 3 liter / menit, hal ini tinjauan pustaka NIC dan NOC
dikarenakan pasien mengalami (Wilkinson, 2007).
sesak nafas. Tindakan keperawatan yang
Dari pengkajian yang sudah diberikan lainnya yakni
dilakukan baik dari anamnesa, membersihkan luka – luka yang
pemeriksaan fisik, didapatkan tiga terdapat pada kepala dan
diagnosa keperawatan menurut mengobservasinya, selain itu
Nanda yang muncul pada asuhan dilakukan pemeriksaan penunjang
keperawatan pada Ny. A. Diagnosa kepada pasien yakni pemeriksaan
keperawatan yang pertama rontgen untuk mengetahui ada
gangguan perfusi jaringan serebral tidaknya patah tulang/ fraktur.
berhubungan dengan penurunan Adapun implementasi keperawatan
aliran darah ke serebral. Penulis terakhir memberikan obat – obatan
mengangkat diagnosa tersebut yang bertujuan menurunkan tekanan
Asuhan Keperawatan Pada Ny. A. Dengan Cedera Kepala Sedang (CKS) 8
Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen (Muhammad Nasir)