DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
Irma Pamolango Fitrianti Lalekeng
Ni Wayan Fitriani Maemuna Kadim
Novianti Dg. Sitaba Puji Astuti
Yuliana Purukan Rosmini Ladjiham
Supartin Nur Abu Sulianty Saluki
Nurlaela M. Nawir Berthin
Ni Made Mutiari Awaludin Nurdiansyah
Ni Made Seriaryati I Nengah Muliadi
Ni Wayan Wenten Astiti I Nengah Duita
Ni Wayan Ratna I Made Sukarba
Ni Komang Sri Susilawati
OLEH :
Menyetujui,
………………………………. ……………………………….
Mengetahui,
……………………………….
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami (Mahasiswa Program Profesi Kelompok 2 Ners Poltekkes
Kemenkes Palu) dapat menyelesaikan Laporan ini. Laporan dengan judul
“Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah”, disusun untuk melengkapi persyaratan
memperoleh gelar Ners di Politeknik Kemenkes jurusan Keperawatan prodi
Pendidikan Ners Palu.
Penulisan Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materil. Dengan selesainya penyusunan Laporan ini, kiranya
Allah SWT akan membalas dengan limpahan Rahmat dan hidayah-Nya atas jasa-
jasa yang telah diberikan kepada kami oleh karena itu dalam kesempatan ini
secara khusus kami menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada yang
terhormat :
1. , Direktur Poltekkes Kemenkes Palu
2. , Kepala Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu
3. , Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
4. , Kepala Desa Padang
5. , Camat Kintom
6. , Kepala Puskesmas Kintom
7. , Koordinator Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
8. , Preceptor Institusi
9. , Preceptor Institusi
10. , Preceptor Klinik
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan
Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai ini masih
banyak kekurangan baik dari segi bentuk, isi maupun penyusunannya. Oleh
karena itu dengan rendah hati kami menerima semua saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan laporan ini.
Sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT dan kami
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
iii
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ................................................................................................1
A. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Umum .............................................................................................4
2. Tujuan Khusus ............................................................................................4
3. Manfaat .......................................................................................................5
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu dan Tempat ......................................................................................5
2. Metode pengumpulan data dan pendekatan pemecahan masalah ...............5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................58
B. Saran ................................................................................................................58
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Membersihkan Penampungan Air di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................30
Tabel 3.23 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pembuangan Sampah di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................31
Tabel 3.24 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Penampungan Sampah
Sementara di Wilayah Desa Padang ....................................................31
Tabel 3.25 Distribusi Frekuensi Kondisi Tempat Penampungan Sampah
Sementara di Wilayah Desa Padang ....................................................31
Tabel 3.26 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban di Wilayah Desa Padang...32
Tabel 3.27 Distribusi Frekuensi Jenis Jamban di Wilayah Desa Padang ..............32
Tabel 3.28 Distribusi Frekuensi Status Kepemilikan Jamban di Wilayah Desa
Padang ..................................................................................................32
Tabel 3.29 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Pembuangan Tinja di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................33
Tabel 3.30 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sistem Pembuangan Air Limbah
di Wilayah Desa Padang ......................................................................33
Tabel 3.31 Distribusi Frekuensi Hewan Ternak di Rumah di Wilayah Desa
Padang ..................................................................................................34
Tabel 3.32 Distribusi Frekuensi Letak Kandang Hewan Peliharaan di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................34
Tabel 3.33 Distribusi Frekuensi Kondisi Kandang di Wilayah Desa Padang........34
Tabel 3.34 Distribusi Frekuensi Penghasilan Keluarga di Wilayah Desa
Padang ..................................................................................................35
Tabel 3.35 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jaminan Kesehatan di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................35
Tabel 3.36 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan Kartu Menuju Sehat
(KMS) pada bayi/balita di Wilayah Desa Padang ...............................35
Tabel 3.37 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Gambaran Grafik KMS pada
Bayi/balita setiap bulan di Wilayah Desa Padang ...............................36
Tabel 3.38 Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Bayi Balita setiap bulan di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................36
Tabel 3.39 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif pada
Bayi di Wilayah Desa Padang ..............................................................37
Tabel 3.40 Distribusi Frekuensi Penyebab Bayi Tidak Diberikan ASI Ekslusif
di Wilayah Desa Padang ......................................................................37
Tabel 3.41 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Vitamin A pada
Bayi/balita di Wilayah Desa Padang ....................................................37
Tabel 3.42 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit yang sering di Derita
pada Bayi/balita di Wilayah Desa Padang ...........................................38
Tabel 3.43 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anak yang Mengalami Kesulitan
Makan di Wilayah Desa Padang ..........................................................38
Tabel 3.44 Distribusi Frekuensi Masalah yang sering di alami Anak Remaja di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................38
vii
Tabel 3.45 Distribusi Frekuensi Kegiatan Remaja yang Bermasalah di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................39
Tabel 3.46 Distribusi Frekuensi Kegiatan Remaja pada waktu Luang di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................39
Tabel 3.47 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dalam Keluarga Berdasarkan Usia
di Wilayah Desa Padang ......................................................................40
Tabel 3.48 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Kehamilan Ibu yang
Sekarang di Wilayah Desa Padang ......................................................40
Tabel 3.49 Distribusi Frekuensi Tempat Pemeriksaan Kehamilan di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................40
Tabel 3.50 Distribusi Frekuensi Cakupan Pertolongan Persalinan di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................41
Tabel 3.51 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peserta Akseptor KB di Wilayah
Desa Padang .........................................................................................41
Tabel 3.52 Distribusi Frekuensi Tidak Mengikuti Peserta KB di Wilayah Desa
Padang ..................................................................................................42
Tabel 3.53 Distribusi Frekuensi Penyakit Terbanyak di Wilayah Desa Padang....42
Tabel 3.54 Distribusi Frekuensi Kematian dalam Periode Satu Tahun Terakhir
di Wilayah Desa Padang ......................................................................43
Tabel 3.55 Distribusi Frekuensi Penyakit yang sering di Derita Lansia di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................43
Tabel 3.56 Distribusi Frekuensi Kunjungan Pemeriksaan Kesehatan Lansia di
Wilayah Desa Padang ..........................................................................44
Tabel 3.57 Analisa Data .........................................................................................46
Tabel 3.58 Penapisan Masalah Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom...49
Tabel 3.59 Rencana Keperawatan Komunitas di Desa Padang Kecamatan
Kintom .................................................................................................52
Tabel 3.60 Implementasi dan Evaluasi Komunitas di Desa Padang Kecamatan
Kintom .................................................................................................54
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat
yang saling berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas
adalah kelompok masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang
sama dengan pemerintahan yang sama (Swarjana, 2016). Kesehatan yang
optimal dalam keperawatan komunitas lebih menekankan pada upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan
dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019). Menurut UU RI No.38
tahun 2014 tentang Keperawatan, keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat.
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan
menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Pengertian lain keperawatan komunitas adalah suatu
bentuk pelayanan professional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status
kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitative
(Kholifah & Wahyu, 2016).
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia
lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal
tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap
1
manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular
banyak muncul pada lanjut usia.
Prevalensi Hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada
umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi Hipertensi yang didapat dari
kuesioner terdiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 9,4%. Responden yang
mempunyai tekanan darah normal tapi masih minum obat hipertensi sebesar
0,7%. Jadi prevalensi Hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (Riskesdas, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2018 di Kabupaten
Banggai terdapat 12,32% orang terkena hipertensi, terjadi peningkatan pada
tahun 2019 di Kabupaten Banggai mencapai 13,47% dari jumlah penduduk.
Sedangkan pada tahun 2020 diketahui jumlah prevalensinya sebesar 26%
mengalami penderita hipertensi. Jumlah hipertensi yang dilaporkan Puskesmas
Kintom pada tahun 2018 yaitu sebesar 23701 kasus dengan hipertensi, tahun
2019 sebanyak 26628 kasus, tahun 2020 sebanyak 27824 kasus sedangkan
tahun 2021 sebanyak 40299 kasus, dapat dikatakan bahwa di wilayah kerja
Puskesmas Kintom belum terbebas dari kasus hipertensi dan masih menjadi
penyakit kronis. Berdasarkan data tersebut, hipertensi tentunya menjadi hal
yang perlu diperhatikan karena angka kejadian yang tergolong tinggi (Dinas
Kesehatan Kabupaten Banggai, 2022).
Hipertensi dapat didiagnosis apabila Ketika diukur pada dua hari yang
berbeda, hasil dari tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut sebesar ≥140
mmHg dan/atau hasil dari tekanan darah diastolic pada kedua hari tersebut
sebesar ≥90 mmHg (WHO, 2019). Hipertensi adalah gangguan vascular yang
ditandai dengan tekanan darah sistolik dama dengan atau diatas 140 mmHg.
Hipertensi sering tidak menimbulkan gejala sehingga juga disebut silent killer.
Hipertensi merupakan suatu penyakit dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang sangat tinggi di dunia. Penyakit hipertensi telah menjadi
masalah utama kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di
beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta
2
kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 kasus di tahun 2025 (Sinuraya
et al, 2018 dalam Haldi et al 2021).
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa
serta menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam Permenkes Nomor 8
Tahun 2019 tentang pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,
menyatakan bahwa musyawarah desa adalah salah satu bentuk
penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Melalui musyawarah diharapkan
dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa terutama masalah
kesehatan (Nurafifah, 2020).
Keberdayaan masyarakat penting dalam pembangunan kesehatan, itu dapat
dicapai dengan memajukan partisipasi masyarakat. Partisipasi diartikan sebagai
kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan
setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Dalam hal
ini, menggerakkan partisipasi masyarakat merupakan usaha untuk melibatkan
individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan kesehatan
masyarakat dapat dimulai dari mengambil lingkungan tempat tinggal sebagai
tolak ukurnya atau arah strategi pelaksanaannya. Seperti halnya Indonesia yang
merupakan kepulauan maritim, sehingga fokus arah pembangunan tidak hanya
dilihat dari masyarakat di daratan rendah atau arah pegunungan tetapi juga
pada masyarakat pesisir pantainya (Hendra, 2017).
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan Pemerintah tentang
kesehatan tersebut maka Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Palu
sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab
dalam rangka mempersiapkan tenaga kesehatan/keperawatan yang berkualitas
dimasa depan melalui praktik keperawatan komunitas. Kegiatan ini merupakan
Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu bidang pengabdian masyarakat (Bambang,
2015). Pengabdian masyarakat yang dituangkan praktik keperawatan
komunitas merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik profesi
keperawatan bagi Mahasiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata
penerapan Primary Health Care (PHC). Pengabdian masyarakat Tahun 2023
3
Mahasiswa Prodi Ners Poltekkes Kemenkes Palu dilaksanakan di wilayah yang
ada di Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Untuk
melihat secara nyata pola perilaku kehidupan sehat pada masyarakat setempat,
dengan tujuan untuk merubah perilaku dan meningkatkan pengetahuan tentang
pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga memberikan
pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau
mempraktikkan secara langsung.
2. Tujuan Khusus
Dalam program profesi keperawatan komunitas diharapkan Mahasiswa
mampu :
a. Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan kelompok/ masyarakat
b. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dan keperawatan
kelompok/ masyarakat
c. Menetapkan rencana asuhan keperawatan komunitas dalam rangka
mengembangkan kemampuan klien/keluarga/kelompok dan komunitas
untuk mengatasi masalah kesehatannya.
d. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan
berdasarkan kriteria tertentu.
e. Melaksanakan rencana keperawatan melalui pendekatan
pengorganisasian masyarakat, penggunaan teknologi tepat guna,
menggalang kerja sama lintas sektoral dan program, melaksanakan
aktifitas pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dan
masalah kesehatan.
4
f. Mengevaluasi tindakan keperawatan berdasarkan standar dan kriteria
yang ditetapkan.
g. Mencatat dan melaporkan dan atau informasi yang tepat berbagai
aktifitas asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok dan komunitas.
3. Manfaat
Laporan hasil praktik keperawatan komunitas ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi :
a. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai
masalah kesehatan yang ditandai dengan terciptanya perilaku hidup
bersih dan sehat serta memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia.
b. Meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep-
konsep keperawatan komunitas yang diperoleh pada perkuliahan untuk
memfasilitasi masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah
kesehatan.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi
kesehatan dan perawatan kesehatan anggota keluarganya.
d. Dapat membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan
keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan.
e. Sebagai masukan bagi Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Palu
dalam upaya meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam penerapan
asuhan keperawatan komunitas.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Waktu dan Tempat
Praktek profesi keperawatan komunitas dilaksanakan di Desa Padang,
Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
2. Metode pengumpulan data dan pendekatan pemecahan masalah
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, observasi
kondisi lingkungannya dengan berpedoman pada format pengkajian
5
keperawatan komunitas dan mempelajari berbagai sumber literatur dengan
menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
6
mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal (Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas
sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan
pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri
menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).
7
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur
oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas didefinisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.
Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti
air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawahnya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
8
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk
pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif
yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam
paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan
disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.
9
Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok
yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui :
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari
puskesmas dan Rumah Sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin
dan nifas
4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah
maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit
yang sama.
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang, kelainan bawaan
2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui
fisioterafi
e. Upaya Resosialitatif
Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus
kedalam pergaulan masyarakat.
10
upaya kuratif dan rehabilitatif.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan
kesehatan, menjalin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
e. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas
kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi
secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
11
k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu
yang berbeda
l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu
klien bergerak kearah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan
menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik.
m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu
akan merubah kebutuhan kesehatan.
12
5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak
lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko
tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di
rumah dan di Puskesmas.
7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal
c. Fungsi
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
13
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.
b. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan
pada keluarga rawan yaitu:
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis
menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis,
penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu
(mental atau fisik).
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr
%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan
balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
1) Pembinaan kelompok khusus
2) Pembinaan Desa atau masyarakat bermasalah
14
8. Strategi Keperawatan Komunitas
Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu
digunakan strategi sebagai berikut :
a. Locality Development : yang menekankan pada peran serta masyarakat
dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
b. Social Planning : dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan
menggunakan birokrasi
c. Social Action : adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat
atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang
mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi:
1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola
perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas
melalui kegiatan penataran.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui
kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun
puskesmas.
3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
melalui pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan
teknis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan.
4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan.
5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat
dipengaruhi oleh 4 faktor:
a) Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga
dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup
lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi.
b) Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam
masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut.
15
c) Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik
sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan
swadaya masyarakat dan atau keluarga sendiri.
d) Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada
keluarga
9. Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu :
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya
atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas
(Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
16
10. Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah :
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider) Memberikan asuhan
keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.
Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi
pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang
baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
17
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
18
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul
serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat
perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah,
menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari
proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini
(Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga
19
perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah
yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat
komunitas.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Padang
Kecamatan Kintom Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah maka mahasiswa
berusaha untuk menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang ada.
Kegiatan praktik keperawatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa diawali
dengan pertemuan dengan Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, kepala
dusun, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama di kecematan Kintom
Desa Padang. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaporkan meliputi tahap-tahap
persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan
persiapan teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.
Pada tahap ini, mula-mula kelompok melakukan kegiatan
pengidentifikasian tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, dan
organisasi kemasyarakatan yang dilaksanakan pada tanggal 2023. Setelah
mengidentifikasi tokoh masyarakat, maka dilakukan pendekatan membina
hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan
tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas, di Desa Padang Kecamatan
Kintom Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
20
Selanjutnya mahasiswa mengadakan pertemuan dengan kepala Desa untuk
rencana pertemuan dengan masyarakat setempat, tokoh agama, kader kesehatan
tentang rencana pertemuan pertama dan pertemuan selanjutnya dari kegiatan
Praktek Keperawatan Komunitas mahasiswa Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Palu tersebut.
Tanggal 2023 diadakan pertemuan pertama. Pertemuan tersebut, dimulai
dengan perkenalan dengan perangkat Desa, Pihak Puskesmas dan masyarakat,
tujuan dan maksud keberadaan mahasiswa di Desa Padang dijelaskan.
Pertemuan diakhiri dengan rencana pendataan dari rumah ke rumah dan
kesepakatan untuk melakukan Musyawarah Masyarakat Desa Padang untuk
membahas hasil pendataan berupa masalah kesehatan yang ada di masyarakat
dan program kerja untuk mengatasinya.
Pada tanggal 6 s/d 7 Juni 2022 diadakan pengumpulan data oleh
mahasiswa, diambil dari data observasi langsung, data dari Desa serta
puskesmas dilanjutkan dengan tabulasi dan analisis data sampai tanggal 9 Juni
2023.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Padang adalah salah satu Desa di kecamatan Kintom, Kabupaten
Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Desa Padang terdiri dari
tiga dusun, sebagian besar penduduk Desa Padang menggunakan Bahasa
Indonesia dari berbagai suku diantaranya suku Saluan, Bugis, Gorontalo
dan suku Jawa. Desa Padang memiliki wilayah yang datar dan berbukit
dengan luas wilayah 48,99 km2 dengan batas wilayah sebelah utara Desa
Manyula, batas wilayah sebelah selatan Desa Tangkiang, batas wilayah
sebelah barat Hutan Negara dan batas wilayah sebelah timur Laut
Negara.
Jumlah kepala keluarga yang terdata dikantor desa sebanyak 253
KK yang dijadikan sampel sejumlah 253 KK yang terdiri dari warga
21
dusun 1, 2 dan 3. Proses pendataan belum bisa dilakukan secara
maksimal, hal ini disebabkan oleh warga yang tidak menetap di Desa
Padang.
Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di
Wilayah Desa Padang
N Jenis Kelamin
Umur
o P % L % Jumlah %
1 0 – 28 hari 1 0,31 - - 1 0,14
2 1 bln – 12 bln 2 0,63 6 1,51 8 1,11
3 >1 thn – 3 thn 10 3,14 17 4,29 27 3,77
4 >3 thn – 5 thn 16 5,03 18 4,53 34 4,75
5 >5 thn – 12 thn 40 12,57 39 9,82 79 11,05
6 >12 thn – 17 thn 21 6,60 36 9,1 57 7,97
7 >17 thn – 35 thn 93 29,25 130 32,75 223 31,18
8 >35 thn – 59 thn 102 32,08 109 27,45 211 29,51
9 >60 tahun 33 10,38 42 10,58 75 10,49
Jumlah 318 100 397 100 715 100
N = 715 (Jiwa)
Berdasarkan tabel 3.1, umur penduduk terbanyak yaitu laki-laki
pada umur >17-35 tahun yaitu 130 jiwa (32,75%). Sedangkan untuk
perempuan umur >35-59 tahun yaitu 102 jiwa (32,08%). Hal ini
menunjukan bahwa penduduk diwilayah Desa Padang yang terbanyak
adalah di usia Dewasa muda.
Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Wilayah Desa Padang
No Tingkat Pendidikan Frekuensi %
1 Belum Sekolah 41 6,71
2 Tidak pernah sekolah - -
3 PAUD/ Playgroup 4 0,65
4 TK 25 4,09
5 SD/ Sederajat
a. Tamat 176 28,8
b. Tidak Tamat 6 0,98
c. Sementara 37 6,05
6 SMP/ Sederajat
a. Tamat 97 15,8
b. Tidak Tamat - -
c. Sementara 13 2,12
7 SMA/ Sederajat
a. Tamat 166 27,1
22
b. Tidak Tamat - -
c. Sementara 16 2,61
8 S1
a. Tamat 28 4,58
b. Tidak Tamat - -
c. Sementara 2 0,32
9 S2 - -
Jumlah 611 100
N = 611 (Jiwa)
Berdasarkan tabel 3.2, distribusi penduduk yang paling banyak
mempunyai pendidikan di tingkat SD/Sederajat yaitu berjumlah 176 jiwa
(28,8%), sedangkan penduduk yang mempunyai pendidikan
PAUD/Playgroup menempati kedudukan terkecil yaitu 4 jiwa (0,65%).
23
No Agama Frekuensi %
1 Islam 546 99,1
2 Kristen Protestan 5 0,90
3 Kristen Katolik - -
4 Hindu - -
5 Budha - -
6 Aliran Kepercayaan - -
Jumlah 551 100
N = 551 (Jiwa)
Berdasarkan tabel 3.4, didapatkan penganut agama terbanyak
yaitu agama islam dengan 546 jiwa (99,1%).
24
3 Sewa/ Kontrak/ Kost - -
4 Asrama - -
Jumlah 204 100
N = 204 (Rumah)
Berdasarkan data tabel 3.6 didapatkan data bahwa status
kepemilikan rumah sebagian besar adalah milik sendiri dengan jumlah
166 Kepala Keluarga dengan persentase (81,37%).
25
No Kondisi Rumah Frekuensi %
1 Bersih 197 100
2 Tidak Bersih - -
Jumlah 197 100
N = 197 (Rumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.9 didapatkan bahwa sebagian
besar kondisi/keadaan rumah di Wilayah Desa Padang Bersih dengan
jumlah 197 rumah dengan persentase (100%).
26
No Pemanfaatan Pekarangan Frekuensi %
1 Kebun/Toga 31 15,65
2 Kolam Ikan - -
3 Kandang Ternak 2 1,01
4 Tidak dimanfaatkan 159 80,30
5 Lain-lain 6 3,03
Jumlah 198 100
N = 198 (Rumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.12 didapatkan bahwa sebagian
besar pemanfaatan pekarangan rumah penduduk di Wilayah Desa
Padang adalah tidak dimanfaatkan sejumlah 159 rumah dengan
persentase (80,30%).
27
Tabel 3.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air untuk
Minum di Wilayah Desa Padang
No Sumber Air Frekuensi %
1 Sumur Pompa 7 3,48
2 Sumur Gali 185 92,03
3 Mata Air - -
4 Sungai - -
5 PAM 9 4,47
6 Air Hujan - -
7 DEPOT/Air isi ulang gallon - -
8 Lain-lain - -
Jumlah 201 100
N = 201 (KK)
Berdasarkan data dari tabel 3.14 didapatkan bahwa sebagian
besar sumber air untuk minum penduduk di Wilayah Desa Padang
adalah Sumur Gali dengan jumlah 185 KK dengan persentase
(92,03%).
28
3 Mata Air - -
4 Sungai 1 0,50
5 PAM 7 3,51
6 Air Hujan - -
7 Air isi ulang/ gallon - -
8 Lain-lain - -
Jumlah 199 100
N = 199 (Rumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.16, didapatkan sebagian besar
sumber air untuk mandi dan mencuci setiap kepala keluarga di
Wilayah Desa Padang adalah Sumur Gali dengan jumlah 185 kepala
keluarga dengan persentase (92,96%).
29
Berdasarkan data dari tabel 3.18, didapatkan sebagian besar
tempat penampungan air sementara di Wilayah Desa Padang adalah
Ember dengan jumlah 75 rumah dengan persentase (37,68%).
30
Jumlah 199 100
N = 199 (Rumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.21, didapatkan kondisi air di
Wilayah Desa Padang pada 199 rumah bersih (100%).
31
Berdasarkan data dari tabel 3.23, didapatkan sebagian besar
pembuangan sampah adalah di kumpul dan dibakar dengan jumlah
161 rumah dengan persentase (83,85%), hal ini sebenarnya tidak
memenuhi syarat kesehatan karena akan menimbulkan dampak
lingkungan berupa asap yang dapat menyebabkan infeksi saluran
pernafasan.
32
No Kepemilikan Jamban/ WC Frekuensi %
1 Ada 191 95,97
2 Tidak ada/ Menumpang 8 4,02
Jumlah 199 100
N = 199 (Rumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.26, didapatkan masih ada beberapa
rumah yang tidak memiliki jamban yaitu sejumlah 8 rumah dengan
presentase (4,02%).
33
2 Sembarang - -
Jumlah 200 100
N = 200 (KK)
Berdasarkan data dari tabel 3.29, didapatkan sebagian besar
tempat pembuangan tinja penduduk di Wilayah Desa Padang adalah
WC dengan jumlah 200 kepala keluarga dengan persentase (100%).
34
Tabel 3.32 Distribusi Frekuensi Letak Kandang Hewan Peliharaan di
Wilayah Desa Padang
No Letak Kandang Frekuensi %
1 ≤ 25 meter - -
2 ≥ 25 meter 8 100
Jumlah 8 100
N = 8 (Kepemilikan hewan ternak dirumah)
Berdasarkan data dari tabel 3.32, sebagian besar letak
kandang di Wilayah Desa Padang ≥ 25 meter dengan jumlah 8
Rumah (100%).
7) Ekonomi
Tabel 3.34 Distribusi Frekuensi Penghasilan Keluarga di Wilayah
Desa Padang
No Penghasilan Frekuensi %
1 < Rp. 500.000 117 58,20
2 Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 73 36,31
3 > Rp. 1.000.000 – Rp. 2.500.000 5 2,48
4 > Rp. 2.500.000 6 30
Jumlah 201 100
N = 201 (KK)
35
Berdasarkan data dari tabel 3.34, sebagian besar penghasilan
keluarga Di Wilayah Desa Padang <Rp. 500.000 dengan jumlah 117
Kepala keluarga dengan persentasi (58,20%).
36
1 Meningkat/ bulan 39 86,66
2 Menurun/ bulan 3 6,66
3 Tetap/ bulan 3 6,66
Jumlah 45 100
N = 45 (Jumlah neonates + bayi + batita + balita)
Berdasarkan dari dari tabel 3.37, didapatkan sebagian besar 39
anak (86,66%) memilik grafik KMS meningkat/bulan, ada
beberapa grafik KMS yang menurun sebanyak 3 (6,66%) dan ada
grafik KMS yang tetap sebanyak 3 (6,66%).
37
Berdasarkan data dari tabel 3.39, didapatkan 13 bayi sudah
diberikan ASI Ekslusif (38,23%) dan 21 bayi tidak diberikan ASI
Ekslusif (61,76%).
38
4 Kejang - -
5 Diare - -
6 DBD - -
Jumlah 41 100
N = 41 (Neonatus + bayi + batita + balita)
Berdasarkan data dari tabel 3.42, ditemukan penyakit yang
sering dialami bayi/balita adalah Demam/Panas dengan jumlah 29
bayi dan balita dengan persentase (70,73%).
b) Kesehatan Remaja
Tabel 3.44 Distribusi Frekuensi Masalah yang sering di alami Anak
Remaja di Wilayah Desa Padang
No Masalah Remaja Frekuensi %
1 Kesulitan belajar 9 17,30
2 Kurang bisa bergaul 3 5,76
3 Begadang 25 48,07
4 Kurang percaya 7 13,46
5 Lain-lain 8 15,38
Jumlah 52 100
N = 52 (Remaja 13-17 tahun)
39
Berdasarkan data dari tabel 3.44, didapatkan masalah yang
sering dialami anak remaja Di Wilayah Desa Pusungi (Dusun 2 dan
4) yaitu begadang sejumlah 45 remaja (59,22%).
40
Tabel 3.47 Distribusi Frekuensi Ibu Hamil dalam Keluarga
Berdasarkan Usia di Wilayah Desa Padang
Frekuens
No Ibu Hamil %
i
1 Ya
a. Usia < 20 tahun 1 25
b. Usia 20 – 35 tahun 2 50
c. Usia > 35 tahun - -
2 Tidak 1 25
Jumlah 4 100
N = 4 (Ibu hamil)
Berdasarkan data dari tabel 3.47 jumlah ibu hamil dengan
usia 20- 35 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase (50%).
41
Jumlah 3 100
N = 3 (Ibu hamil)
Berdasarkan data dari tabel 3.49, didapatkan 2 (66,66%) ibu
hamil memeriksakan kehamilannya di Puskesmas/Poskesdes.
Berdasarkan hasil pendataan penyakit yang menyertai kehamilan
yaitu anemia. Serta informasi pendidikan kesehatan yang
diberikan kepada ibu hamil terkait perawatan payudara, persiapan
persalinan, perawatan bayi baru lahir (perawatan tali pusat), gizi
ibu hamil dan ASI Esklusif.
b) Keluarga Berencana
Tabel 3.51 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Peserta Akseptor
KB di Wilayah Desa Padang
No Akseptor KB Frekuensi %
1 Peserta 50 73,52
2 Tidak peserta 18 26,47
Jumlah 68 100
N = 68 (PUS)
Berdasarkan data dari tabel 3.51, didapatkan peserta akseptor
KB di Wilayah Desa Padang dengan jumlah 50 peserta (73,52%).
42
Tabel 3.52 Distribusi Frekuensi Tidak Mengikuti Peserta KB di
Wilayah Desa Padang
No Tidak Menjadi Peserta Frekuensi %
1 Agama 1 12,5
2 Sakit 1 12,5
3 Takut - -
4 Dilarang suami - -
5 Ingin mempunyai anak 6 75
6 Tidak tahu tentang KB - -
Jumlah 8 100
N = 8 (PUS)
Berdasarkan data dari tabel 3.52, didapatkan alasan tidak
menjadi peserta akseptor KB di Wilayah Desa Padang dengan
jumlah terbanyak yaitu ingin mempunyai anak 6 peserta (75%).
43
b) Kematian
Tabel 3.54 Distribusi Frekuensi Kematian dalam Periode Satu
Tahun Terakhir di Wilayah Desa Padang
No Umur Frekuensi %
1 0 – 28 hari (Neonatus) 0 0
2 1 bln – 12 bln (bayi) 0 0
3 1 thn – 3 thn (batita) 0 0
4 >3 thn – 5 thn (balita) 0 0
5 >5 thn – 12 thn (anak) 0 0
6 >12 thn – 17 thn (remaja) 0 0
7 >17 thn – 35 thn (dewasa muda) 0 0
8 >35 thn – 59 thn (dewasa tua) 0 0
9 >60 thn (lansia) 0 0
Jumlah 0 0
N = 0 (Kematian)
Berdasarkan data dari tabel 3.54, didapatkan kematian dalam
periode satu tahun terakhir di Desa Padang sebanyak 0 orang
(0%).
12) Lansia
Tabel 3.55 Distribusi Frekuensi Penyakit yang Sering di Derita
Lansia di Wilayah Desa Padang
No Jenis Penyakit Frekuensi %
1 Hipertensi 14 30,43
2 Jantung - -
3 Rheumatik 12 26,1
4 Asma 1 2,2
5 Gastritis 17 36,92
6 Lain-lain 2 4,35
Jumlah 46 100
N = 46 (Lansia yang menderita penyakit)
Berdasarkan data dari tabel 3.55, didapatkan penyakit
terbanyak yang diderita lansia di Wilayah Desa Padang adalah
gastritis dengan jumlah 17 (36,92%).
44
Tabel 3.56 Distribusi Frekuensi Kunjungan Pemeriksaan Kesehatan
Lansia di Wilayah Desa Padang
No Kunjungan Frekuensi %
1 1 kali/ tahun 1 2,27
2 2 kali/ tahun - -
3 3 kali/ tahun 10 22,73
4 Bila sakit saja 33 75,0
Jumlah 44 100
N = 44 (Lansia)
Berdasarkan data dari tabel 3.56, didapatkan kunjungan
pemeriksaan kesehatan lansia terbanyak di Wilayah Desa Padang
adalah bila sakit saja dengan jumlah 33 (75,0%).
45
2. PENGUMPULAN DATA
a. Sebagian besar pemanfaatan pekarangan rumah penduduk di Wilayah
Desa Padang adalah tidak dimanfaatkan sejumlah 159 rumah dengan
persentase (80,30%).
b. Didapatkan bahwa Sebagian besar vector yang banyak disekitar rumah
penduduk di Wilayah Desa Padang adalah nyamuk yang terdapat di 152
rumah dengan persentase (68,77%).
c. Didapatkan sebagian besar penduduk dengan tempat penampungan air
dalam kondisi tertutup dengan jumlah 167 rumah dengan persentase
(83,91%).
d. Didapatkan sebagian besar pembuangan sampah adalah di kumpul dan
dibakar dengan jumlah 161 rumah dengan persentase (83,85%), hal ini
sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan karena akan menimbulkan
dampak lingkungan berupa asap yang dapat menyebabkan infeksi saluran
pernapasan.
e. Didapatkan masih ada beberapa rumah yang tidak memiliki jamban yaitu
sejumlah 8 rumah dengan persentase (4,02%).
f. Didapatkan sebagian besar sistem pembuangan air limbah di Wilayah
Desa Padang penduduk yang membuang air limbahnya di selokan
sebanyak 129 rumah dengan persentase (64,82%).
g. Sebagian besar penyebab bayi tidak diberikan ASI adalah karena
produksi ASI berkurang sejumlah 8 (72,72%) dan ibu bekerja sebanyak 3
(27,27%).
h. Ditemukan penyakit yang sering dialami bayi/balita adalah demam/panas
dengan jumlah 29 bayi dan balita dengan persentase (70,73%).
i. Didapatkan penyakit terbanyak yang diderita lansia di Wilayah Desa
Padang adalah gastritis dengan jumlah 17 (36,92%).
j. Didapatkan kunjungan pemeriksaan kesehatan lansia terbanyak di
Wilayah Desa Padang adalah bila sakit saja dengan jumlah 33 (75,0%).
46
3. ANALISA DATA
Tabel 3.57 Analisa Data
N Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan
O
1. Usia lanjut : 1. Didapatkan penyakit Defisit kesehatan
Sebagian besar terbanyak yang diderita komunitas berhubungan
dari jumlah lansia lansia di Wilayah Desa dengan kurangnya
mengalami Padang adalah gastritis pasrtisipasi lansia
berbagai keluhan dengan jumlah 17 dalam pemeliharaan
penyakit (36,92%). kesehatan di Desa
2. Didapatkan kunjungan Padang.
pemeriksaan kesehatan
lansia terbanyak di
Wilayah Desa Padang
adalah bila sakit saja
dengan jumlah 33
(75,0%).
2. Lingkungan fisik: 1. Sebagian besar Ketidakefektifan
Lingkungan yang pemanfaatan pekarangan pemeliharaan kesehatan
tidak sehat di rumah penduduk di lingkungan
Desa Padang Wilayah Desa Padang berhubungan dengan
adalah tidak kurangnya pengetahuan
dimanfaatkan sejumlah masyarakat dalam
159 rumah dengan memelihara lingkungan
persentase (80,30%). yang memenuhi syarat
2. Didapatkan bahwa kesehatan dan
Sebagian besar vector penerapan PHBS di
yang banyak disekitar Desa Padang.
rumah penduduk di
Wilayah Desa Padang
adalah nyamuk yang
47
terdapat di 152 rumah
dengan persentase
(68,77%).
3. Didapatkan sebagian
besar penduduk dengan
tempat penampungan air
dalam kondisi tertutup
dengan jumlah 167
rumah dengan persentase
(83,91%).
4. Didapatkan sebagian
besar pembuangan
sampah adalah di
kumpul dan dibakar
dengan jumlah 161
rumah dengan persentase
(83,85%), hal ini
sebenarnya tidak
memenuhi syarat
kesehatan karena akan
menimbulkan dampak
lingkungan berupa asap
yang dapat menyebabkan
infeksi saluran
pernapasan.
5. Didapatkan masih ada
beberapa rumah yang
tidak memiliki jamban
yaitu sejumlah 8 rumah
dengan persentase
(4,02%).
48
6. Didapatkan sebagian
besar sistem
pembuangan air limbah
di Wilayah Desa Padang
penduduk yang
membuang air
limbahnya di selokan
sebanyak 129 rumah
dengan persentase
(64,82%).
3. Kesehatan 1. Sebagian besar penyebab Resiko ketidakefektifan
anggota bayi tidak diberikan ASI pemeliharaan kesehatan
keluarga : bayi, adalah karena produksi pada bayi, balita, dan
balita, remaja ASI berkurang sejumlah remaja berhubungan
yang mengalami 8 (72,72%) dan ibu dengan kurangnya
gangguan bekerja sebanyak 3 kesadaran komunitas
kesehatan (27,27%). terhadap kesehatan bayi
2. Ditemukan penyakit dan balita di Desa
yang sering dialami Padang.
bayi/balita adalah
demam/panas dengan
jumlah 29 bayi dan balita
dengan persentase
(70,73%).
49
50
Setelah teridentifikasi beberapa masalah keperawatan komunitas, selanjutnya dilakukan penapisan untuk menentukan prioritas
masalah yang dilakukan oleh mahasiswa, perangkat Desa, Kepala Dusun dan Tokoh-tokoh masyarakat.
4. PENAPISAN MASALAH
Tabel 3.58 Penapisan Masalah Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom
Kriteria Penapisan
Tersedia sumber daya
pendidikan kesehatan
Sesuai dengan peran
Kemungkinan untuk
Kemungkinan untuk
perawat komunitas
Minat masyarakat
Jumlah score
Besarnya resiko
Sumber daya
diatasi
Diagnosa keperawatan komunitas
51
Resiko ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan pada bayi, balita, dan remaja
berhubungan dengan kurangnya kesadaran 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 51
komunitas terhadap kesehatan bayi dan
balita di Desa Padang.
52
5. PRIORITAS MASALAH
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan kurangnya pasrtisipasi
lansia dalam pemeliharaan kesehatan di Desa Padang.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan lingkungan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan dan penerapan PHBS di
Desa Padang.
3. Resiko ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada bayi, balita, dan
remaja berhubungan dengan kurangnya kesadaran komunitas terhadap
kesehatan bayi dan balita di Desa Padang.
53
54
6. RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 3.59 Rencana Keperawatan Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom
Diagnosa Keperawatan
No Tujuan Sasaran Strategi Rencana Keperawatan
Komunitas
1. Defisit kesehatan Setelah dilakukan tindakan Lansia Ceramah 1. Berikan penyuluhan tentang
komunitas berhubungan keperawatan 1 kali dan dan penyakit dan gangguan kesehatan
dengan kurangnya pertemuan diharapkan warga di tanya yang dapat timbul pada lansia.
pasrtisipasi lansia dalam masyarakat di Desa Padang Desa jawab, 2. Berikan penyuluhan tentang
pemeliharaan kesehatan mampu : Padang praktek gastritis dan hipertensi pada
di Desa Padang. a. Mengidentifikasi lansia.
penyakit dan gangguan 3. Berikan penyuluhan tentang
kesehatan yang dapat pentingnya kontrol kesehatan
timbul pada lansia. pada lansia.
b. Memahami pentingnya 4. Mengajak lansia di Desa Padang
pemeriksaan kesehatan untuk mengikuti posyandu lansia
bagi lansia. secara rutin.
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Warga di Ceramah 1. Diskusikan Bersama warga
pemeliharaan kesehatan keperawatan 1 kali Desa dan tentang tindakan yang dapat
lingkungan berhubungan pertemuan diharapkan Padang tanya dilakukan oleh warga bila ada
jawab,
dengan kurangnya masyarakat di Desa Padang anggota keluarga yang sakit.
praktek
pengetahuan masyarakat mampu : 2. Berikan penyuluhan PHBS
dalam memelihara a. Mampu memahami dan tentang (3M) dalam mencegah
lingkungan yang menerapkan PHBS (3M) masalah kesehatan yang
memenuhi syarat untuk pencegahan ditimbulkan oleh lingkungan.
55
kesehatan dan penerapan masalah kesehatan yang 3. Berikan contoh dalam
PHBS di Desa Padang. ditimbulkan lingkungan. mempraktekkan PHBS yang baik
b. Mampu memahami cara di lingkungan berumah tangga.
pengelolaan sampah
3. Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Warga di Ceramah 1. Diskusikan tentang cara-cara
pemeliharaan kesehatan keperawatan 1 kali Desa dan perawatan bayi dan balita di
pada bayi, balita, dan pertemuan diharapkan Padang tanya rumah.
jawab,
remaja berhubungan masyarakat di Desa Padang 2. Berikan penyuluhan tentang
praktek
dengan kurangnya mampu : pemeliharaan status kesehatan
kesadaran komunitas a. Memahami dan pada bayi dan balita.
terhadap kesehatan bayi menerapkan 3. Berikan penyuluhan tentang cara
dan balita di Desa pemeliharaan status merawat anak demam pada
Padang. kesehatan pada bayi dan keluarga.
balita
b. Mampu menerapkan ASI
ekslusif pada bayi 0-3
tahun
c. Mampu mengetahui cara
perawatan pada
bayi/anak demam.
56
7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tabel 3.60 Implementasi dan Evaluasi Komunitas di Desa Padang Kecamatan Kintom
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Defisit kesehatan Tanggal a. Evaluasi Struktur :
komunitas 1. Pukul 08.30 WITA melakukan pemeriksaan 1) Rencana kegiatan telah dilakukan
berhubungan dengan tekanan darah, dan berat badan pada lansia di tiga hari sebelum kegiatan
kurangnya pasrtisipasi Balai Desa Padang. dilaksanakan.
lansia dalam 2. Pukul 09.00 WITA melakukan penyuluhan 2) Pemberitahuan penyuluhan, dan
pemeliharaan kesehatan tentang gastritis dan hipertensi pada senam telah dilakukan tiga hari
kesehatan di Desa lansia, meliputi : sebelum acara dilaksanakan.
Padang. a. Pengertian gastritis dan hipertensi b. Evaluasi Proses :
b. Penyebab gastritis dan hipertensi 1) Lansia yang hadir dalam
c. Tanda dan gejala gastritis dan hipertensi penyuluhan sebanyak 50 orang
d. Komplikasi gastritis dan hipertensi 2) Penyuluhan dilaksanakan di Balai
e. Upaya pencegahan gastritis dan hipertensi Desa Padang
3. Pukul 09.30 WITA melakukan senam lansia 3) Lansia cukup antusias
pada semua lansia yang berada di Desa mendengarkan pemaparan materi
Padang. mengenai gastritis dan hipertensi,
4. Pukul 10.00 WITA makan buah Bersama para dan pelaksanaan senam.
lansia, kader, dan pihak Puskesmas Kintom. c. Evaluasi Hasil :
5. Pukul 10.30 WITA melakukan pemeriksaan 1) Lansia mengatakan memahami
kesehatan pada lansia, dibantu oleh dokter dan tentang gastritis dan hipertensi.
perawat Puskesmas Kintom. 2) Lansia mengatakan paham dan
57
akan mempraktekkan materi
penyuluhan dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan
keluarga.
2. Ketidakefektifan Tanggal a. Evaluasi Struktur :
pemeliharaan 1. Pukul 15.00 – 15.45 WITA 1) Rencana kegiatan telah dilakukan
kesehatan lingkungan a. Melakukan penyuluhan kesehatan PHBS, dua hari sebelum kegiatan
berhubungan dengan meliputi : dilaksanakan.
kurangnya 1) Pengertian PHBS dan 3M 2) Pemberitahuan penyuluhan telah
pengetahuan 2) Jenis-jenis PHBS dilakukan dua hari sebelum acara
masyarakat dalam 3) Manfaat PHBS dilaksanakan.
memelihara 4) Penyakit akibat tidak ber PHBS b. Evaluasi Proses :
lingkungan yang 5) Manfaat mencuci tangan pakai air 1) Warga yang hadir dalam
memenuhi syarat bersih dan sabun penyuluhan sebanyak 50 orang
kesehatan dan 2. Pukul 16.00 – 17.30 WITA melakukan kerja 2) Penyuluhan dilaksanakan di Balai
penerapan PHBS di bakti Bersama warga Desa Padang, dibantu Desa Padang
Desa Padang. oleh apparat Desa Padang. 3) Warga cukup antusias
mendengarkan pemaparan materi
mengenai PHBS.
4) Warga bersemangat dalam
melakukan kerja bakti Bersama.
c. Evaluasi Hasil :
1) Masyarakat mengatakan
memahami tentang PHBS terkait
pengolahan sampah yang sehat,
58
rumah dan lingkungan yang sehat
dan 3M.
2) Masyarakat mengatakan paham
dan akan mempraktekkan PHBS
dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga.
3. Resiko Tanggal a. Evaluasi Struktur :
ketidakefektifan 1. Pukul 09.00 WITA melakukan penimbangan 1) Rencana kegiatan telah dilakukan
pemeliharaan TB, BB dan PB pada bayi dan balita. tiga hari sebelum kegiatan
kesehatan pada bayi, 2. Pukul 09.20 melakukan penyuluhan kesehatan dilaksanakan.
balita, dan remaja tentang ASI Ekslusif dan PHBS, meliputi : 2) Pemberitahuan penyuluhan telah
berhubungan dengan a. Pengertian ASI Ekslusif dilakukan du hari sebelum acara
kurangnya kesadaran b. Komposisi ASI dilaksanakan.
komunitas terhadap c. Insiasi menyusui dini b. Evaluasi Proses :
kesehatan bayi dan d. Teknik menyusui 1) Masyarakat yang hadir dalam
balita di Desa Padang. penyuluhan sebanyak 50 orang.
2) Penyuluhan dilaksanakan di Balai
Desa Padang
3) Masyarakat cukup antusias
selama penyuluhan berlangsung.
c. Evaluasi Hasil :
1) Masyarakat mengatakan paham
tentang penyuluhan kesehatan
yang diberikan terkait ASI
59
Ekslusif.
60
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat di Desa Padang
masih perlu ditingkatkan khususnya dalam pengelolaan sampah, tempat
pembuangan limbah sebagai bentuk pencegahan dari penyakit infeksi/
menular maupun tidak menular.
2. Pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan lansia di Desa Padang
masih perlu dicanangkan lebih baik lagi dalam program-programnya,
seperti peningkatan jumlah kunjungan lansia secara teratur untuk
melakukan kontrol kesehatan.
3. Sebagian masyarakat masih belum memahami seputar memelihara
kesehatan utamanya pada masyarakat yang mengalami gastritis dan
hipertensi di Desa Padang.
4. Masih kurangnya pemahaman ibu betapa pentingnya ASI Ekslusif pada
bayi 0 hari – 2 tahun di Desa Padang.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Kintom
Diharapkan dapat membuat modifikasi dalam menjalankan
program yang ada sehingga dapat menarik minat masyarakat, baik
untuk pelaksanaan Posbindu, Promosi kesehatan,dan lain sebagainya.
2. Bagi Instansi Pemerintah
Diharapkan pelaksanaan program kesehatan masyarakat yang ada
dilaksanakan secara lintas sektor dapat dipertahankan dan ditingkatkan
sehingga semua pihak dapat berkontribusi dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
3. Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan media yang ada untuk
mencari lebih banyak informasi seputar kesehatan serta memotivasi diri
61
dan keluarga agar mengambil peran dalam peningkatan derajat
kesehatan seperti memperhatikan perihal hidup bersih dan sehat.
4. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Diharapkan bagi institusi pendidikan kesehatan khususnya yang
berada di Kota Luwuk, dapat membantu petugas kesehatan yang ada di
Puskesmas setempat dalam merencanakan program peningkatan derajat
kesehatan masyarakat baik dalam bentuk pengabdian masyarakat atau
praktek lapangan Bersama mahasiswa.
Selain itu dapat mempertimbangkan Kembali tempat tujuan untuk
praktek selanjutnya, dengan pertimbangan apakah ditempat praktek
tersebut sudah dilakukan praktek atau penelitian yang sama. Untuk
mempertahankan respon masyarakat setempat terhadap kunjungan
mahasiswa.
5. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat membantu program Puskesmas setempat sebagai
pelayanan kesehatan dasar masyarakat sebagai bentuk belajar lapangan,
berbagi pengalaman, dan pengabdian kepada masyarakat. Dan dapat
menjadi penyalur keinginan warga terhadap gangguan kesehatan yang
sering terjadi dimasyarakat.
62
DAFTAR PUSTAKA
Tim PISPK. 2021. Profil Kesehatan Puskesmas Kintom: Data PISPK. Desa
Padang:Puskesmas Kintom.
63