Anda di halaman 1dari 45

STASE KOMUNITAS DI WILAYAH RW.03 DAN RW.

04
DESA KARANGTANJUNG KECAMATAN CILILIN
KABUPATEN BANDUNG BARAT

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Laporan Stase Kebidanan Komunitas

OLEH:
Mahasiswa Profesi Bidan Kelompok Cililin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Alla SWT karena atas kasih
dan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil kegiatan Praktik Stase
Kebidanan Komunitas di Desa Karangtanjung RW.03 dan RW.04 Kecamatan
Cililin Kabupaten Bandung Barat, selama 3 minggu dari tanggal 10 Mei – 27 Mei
2023. Laporan Praktik Kebidanan Komunitas Ini ini disusun sebagai salah satu
bukti dalam pelaksanaan Stase Kebidanan Komunitas.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Hikmahanto Juwana, SH., LL.M., Ph.D selaku Rektor Universitas
Jenderal Achmad Yani.
2. Bapak Gunawan Irianto, dr., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani.
3. Ibu Fitri Nurhayati, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Ibu Rani Sumarni, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dalam pelaksanaan stase komunitas ini.
5. Ibu Dr. Noviyanti, SST., M.Keb., MH.Kes selaku dosen pembimbing II yang
telah yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan stase komunitas ini.
6. Bapak Rismawan selaku Kepala Desa Karangtanjung yang telah mengizinkan
dan membimbing kami selama dilaksanakannya Stase Praktik Kebidanan
Komunitas.
7. Para kader RW.03 dan RW.04 Desa Karangtanjung yang telah membantu
dalam pelaksanaan SMD kepada masyarakat selama pelaksanaan kebidanan
komunitas.
8. Warga masyarakat RW.03 dan RW.04 yang telah bekerja sama dengan kami
9. Kepada seluruh teman-teman mahasiswi Profesi Bidan yang telah
bekerjasama dengan baik untuk menyelenggarakan Praktik Stase Kebidanan
Komunitas.

ii
Dengan disusunnya laporan praktik Stase kebidanan komunitas ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran umum tentang
pelaksanaan stase dan bagaimana mengembangkan ilmu yang telah diperoleh di
pendidikaan untuk selanjutnya dipraktekkan di masyarakat. Dalam penulisan dan
pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan  laporan ini.

Cimahi, Juni 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan ...................................................................................... 1
C. Manfaat.................................................................................................... 3
D. Waktu dan Tempat .................................................................................. 4
E. Pengorganisasian ..................................................................................... 5
BAB II HASIL ANALISIS SITUASI
A. Profile Wilayah Desa................................................................................ 6
B. Profile Wilayah RW................................................................................. 9
C. Data Lembaga Kesehatan ........................................................................ 11
BAB III TINJAUAN KASUS
A. SMD ..........................................................................................................16
1. Definisi SMD ......................................................................................16
2. Tujuan SMD ........................................................................................16
3. Pelaksanaan SMD ................................................................................16
4. Sasaran ................................................................................................17
5. Pelaksanaan .........................................................................................17
B. FGD ...........................................................................................................18
1. Definisi FGD .......................................................................................18
2. Tujuan FGD .........................................................................................18
3. Sasaran ................................................................................................18
C. Hasil Kegiatan ...........................................................................................19
1. Identifikasi masalah .............................................................................19
2. Menetapkan urutan prioritas masalah ..................................................23
3. Rencana Tindak Lanjut ........................................................................25
4. MMRW ...............................................................................................26
D. Fish Bone ...................................................................................................27

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Mata Pencaharian ....................................................................................... 8


Tabel 2 Jumlah Kepala Keluarga ............................................................................ 10
Tabel 3 Jumlah Warga ............................................................................................ 10
Tabel 4 Cakupan Kunjungan Pasien Puskesmas DTP Cililin Tahun 2022 .............. 13
Tabel 5 Rekapitulasi Status Gizi Balita Diwilayah Kerja Puskesmas DTP
Cililin Tahun 2022 ..................................................................................... 15
Tabel 6 Identifikasi Masalah Berdasarkan Permasalahan Desa Karangtanjung
Kec. Cililin Tahun 2023 ............................................................................ 19
Tabel 7 Poin Pertanyaan Dalam SMD .................................................................... 20
Tabel 8 Indikator Cakupan ..................................................................................... 23
Tabel 9 Matrix USG ............................................................................................... 24
Tabel 10 Prioritas Masalah .................................................................................... 24
Tabel 11 rencana tindak lanjut ................................................................................ 25
Tabel 12 POA ......................................................................................................... 27

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengorganisasian ................................................................................... 5


Gambar 2 Peta Desa Karangtanjung........................................................................ 7
Gambar 3 Peta Desa RW 3 dan RW 4 .................................................................... 9
Gambar 4 Struktur Organisasi ................................................................................ 10
Gambar 5 Peta Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cililin............................................ 12

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikutiprogram pendidikan
bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku
(Kepmenkesno.900/Menkes/SK/VII/2002). Dengan memperhatikan aspek
sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia,maka Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) menetapkan bahwabidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang
lulusdari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah danorganisasi profesi di
wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untukdiregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapatlisensi
untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan di Komunitas adalah bidan yang
bekerja melayanikeluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Bidan yang bekerja di komunitas harus mengenal kondisi kesehatandi
masyarakat yang selalu mengalami perubahan,sehingga bidan harus tanggap
terhadap perubahantersebut. Para ahli mendefinisikan komunitas
ataumasyarakat dari sudut pandang yang berbeda. WHO mendefinisikan
komunitas sebagai kelompok socialyang ditentukan oleh batas-batas wilayah,
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya salingmengenal dan
berinteraksi Antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Kebidanan komunitasmerupakan konsep dasar bidan dalam melayanikeluarga
dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang
melayani keluarga dan masyarakat di luar rumah sakit. Di dalam konsep
tersebut tercakup berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai
pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan komunitas sebagai sarana
pelayanan, ilmu dan teknologi kebidanan, serta faktor yang mempengaruhi
seperti lingkungan, masing-masingunsur memiliki karekteristik.
Pendekatan baru mengenai kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik
tekan pelayanan kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi target
pencapaian menjadi berorientasi penjagaan mutu pelayanan. Pendekatan

1
2

semacam ini mengharuskan pihak pengelola program untuk mengoordinasi


semua kegiatan yang berbasis klinikseperti rumah sakit, puskesmas, klinik,
swasta atauyang 2 berbasis pada masyarakat seperti posyandu,polindes, bidan
di desa, petugas penyalur kontrasepsi(CBD), dan lainnya.
Seorang bidan di masyarakat harus mampu mengidentifikasi
permasalahan Kesehatan di wilayah tempatnya bekerja untuk mencapai
derajat Kesehatan yang optimal. Dari berbagai permasalahan yang ada pun
bidan harus mampu menentukan prioritas masalah utama yang perlu
penyelesaian atau pun intervensi yang lebih utama. Salah satu cakupan yang
dapat dikelola bidan dalam pelayanan Kesehatan yaitu pelayanan pada
Kesehatan ibu dan Anak (KIA).
Menurut data dari dinas Kabupaten Bandung Barat terdapat beberapa
permasalahan Kesehatan yang terjadi di tahun 2023. Beberapa masalah
tersebut diantaranya kematian bayi, kematian ibu, BBLR, ibu hamil KEK, ibu
hamil anemia, remaja anemia, serta adanya balita stunting. Stunting adalah
gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup
lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. WHO
mengartikan stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga
melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi
yang menjadi referensi internasional (Suriana, Haniarti, 2021).
Stunting pada anak balita memiliki konsekuensi jangka pendek dan
jangka panjang yang memengaruhi kesehatan dan perkembangan sumber
daya manusia. Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan
peningkatan mortalitas dan morbiditas, penurunan fungsi kognitif,
keterampilan motorik dan bahasa. Dalam jangka panjang, stunting pada masa
kanak-kanak menyebabkan anak menjadi pendek pada masa remaja,
meningkatkan risiko obesitas dan menurunkan kesehatan reproduksi,
menurunkan prestasi akademik dan kemampuan belajar, serta menurunkan
kemampuan dan produktivitas kerja (Aditianti, et al. 2020).

Dengan demikian perlu dilakukan upaya pencegahan stunting.


Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan ASI eksklusif pada
3

bayi hingga berusia 6 bulan, memantau perkembangan anak dan membawa ke


posyandu secara berkala, mengkonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah
(TTD), memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi
yang berusia diatas 6 bulan (Kemenkes, 2021).
Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak diatas,
diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di
Indonesia. Selain itu, tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta
bersegera untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat
apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan
penanganan sedini mungkin dari para petugas Kesehatan (Kemenkes, 2021).
Berdasarkan latar belakang diatas, Di Puskesmas DTP Cililin terdapat
data balita stunting dengan jumlah 108 balita. Di desa Karang Tanjung
terdapat 8 balita stunting, data stunting di rw 3 dan 4 ada 6 balita, hal ini
berdasarkan data dari bulan penimbangan balita tahun 2023, yang sudah
terdata dalam aplikasi sigizi . Terkait data stunting di rw 3 dan rw 4 desa
karangtanjung sendiri juga sudah dilaksanakan validasi oleh petugas gizi
untuk penelusuran data stunting.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti Stase Komunitas di desa karangtanjung
mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan bermutu
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti pratikum asuhan kebidanan komunitas
dilapangan mahasiswa dapat:
a. Mampu mengumpulkan data secara lengkap dan sesuai kebutuhan.
b. Mampu melakukan tabulasi data dan memprioritaskan masalah.
c. Mampu melaksanakan FGD bersama tokoh masyarakat.
d. Mampu mengadakan Musyawarah Mayarakat Desa (MMD) atau
MMRW (Musyawarah Masyarakat RW) yang menghasilkan rencana
intervensi pemecahan masalah.
4

e. Mampu menggerakkan upaya KIA di wilayah praktek melibatkan


Kader, RT,RW ,Tokoh agama,Tokoh masyarakat, Lintas sektor, Kepala
desa.
f. Mampu membuat policy brief.
g. Mampu melaksanakan upaya promotif dan preventif pada masyarakat
RW.03 dan RW.04 Desa Karangtanjung.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara nyata di
wilayah Desa Karangtanjung.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman dalam menyelenggarakan Kebidanan
komunitas serta memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang
berhubungan dengan KIA / KB.
c. Dapat bekerjasama dengan institusi terkait dalam rangka mengurangi
masalah kesehatan di tingkat desa.
2. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan dan
termotivasi untuk bertindak sesuai perilaku hidup sehat.
3. Bagi Unit Pelayanan Kesehatan
Membantu melaksanakan program-program yang ada di puskesmas seperti
penyuluhan, pendidikan kesehatan, posyandu, dan pelayanan kesehatan
lainnya.
4. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan Stase Kebidanan Komunitas di
masyarakat yang akan datang.
5

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Mulai terhitung dari tanggal 10 Juni 2023 sampai dengan tanggal 28 Juni
2023.
2. Tempat
RW.03 dan RW.04 Desa Karangtanjung Kecamatan Cililin Kabupaten
Bandung Barat.
E. Pengorganisasian

Ketua
Eulis Mulyani Saleh

Wakil Ketua
Tita Juwita

Sekretaris Bendahara
Safira Nur Ardillah Ruqoyah
Nurlaeli Fauziah

Koor. Lapangan

Tri Balayanti G

Penanggungjawab FGD SMD MMD Rencana Kegiatan


Laporan

Mulialain A Windiani Susan Sifani Anggiani Rita Paelasari Distian Hadianti


Yayu Rahayu Dwi Yudhianti Eka Yuneli Irma E Yatni Oktaviani
Wiwin Susanti Yeni L
Sunarti Yulianti Dwi

Policy Brief Dokumentasi Implementasi (Inovasi)

Yeni Herlina Shalziah N Iis Kartini


Lina Dewi Maya Fitri R Cantika Anugrah
Tyaghita WidaPrasetyarini
Widiarti Susanty Suherman
6
BAB II
HASIL ANALISIS SITUASI

A. Profil Wilayah Desa


1. Sejarah
a) Legenda Desa Karangtanjung
Desa Karangtanjung dulunya bernama Desa Saar dan merupakan
satu satu Desa tertua di wilayah Kecamatan Cililin. Asal usul nama
Desa Saar diambil dari kejadian pada saat masa Wedana Rongga II
Raden Jayadilaga pada saat itu pindah membawa peralatan senjata
dengan dipikul bersama-sama oleh beberapa orang melewati suatu
kampung sehingga kampung tersebut diberi nama Saar yang artinya
dipikul/digotong.
Pada tahun 1870 berdiri Desa Pakemitan/Pajagalan yang
dipimpin oleh Kepala Desa Muhammad Tarip Krajan. dan Pada tahun
1900 Desa Pakemitan dibagi menjadi 2 desa yaitu:
1) Desa Saar dengan batas wilayah sampai ke daerah Patrol dengan
Kepala Desa yang pertama adalah H. Abdulah
2) Desa Mik Englen/Cililin dengan batas wilayah sampai daerah
Bunder dengan Kepala Desa yang pertama adalah Mad Asri. Desa
Saar secara resmi diakui oleh Kewedanaan Cililin pada tahun 1911
pada masa Kepala Desa H. Sudiana.
b) Terbentuknya Desa Karangtanjung
Sehubungan Kepala Desa yang menjabat di Desa Saar rata-rata
tidak lama menjabat sampai tuntas waktu yang ditentukan oleh
Pemerintah rata-rata paling lama mencapai 2 s/d 2,5 tahun kebanyakan
meninggal dunia, bahkan ada yang menjabat hanya 1 tahun maka
berdasarkan usulan dari para Tokoh Masyarakat supaya Desa Saar
diganti namanya menjadi Desa Karangtanjung.
Nama Desa Karangtanjung diusulkan ke Tingkat Kecamatan
Cililin seterusnya ke Kewedanaan Cililin dan sampai ke Kabupaten

7
8

Bandung, dan pada tanggal 03 Maret 1963 Desa Saar Resmi diganti
menjadi Desa Karangtanjung pada waktu Bupati Bandung Rd. Memed
Ardiwilaga BA. Nama Karangtanjung diambil dari Bahasa Sunda
mempunyai arti 2 kata yaitu Karang artinya Tempat, dan Tanjung
artinya Ujung Gunung, nama Karangtanjung berarti Tempat di Ujung
Gunung. Pada Tahun 1979 sehubungan Peraturan Pemerintah
mengingat jumlah penduduk dan luas wilayah geografis sudah cukup
memenuhi persyaratan untuk dapat dimekarkan yang wilayahnya cukup
luas dibentuk Panitia 9 yang tugasnya menentukan:
1) Batas Desa lama dan Desa baru
2) Jumlah penduduk Desa lama dan Desa baru
3) Luas wilayah Desa lama dan Desa baru
4) Persyaratan lainnya yang diperlukan.
2. Peta Desa Karangtanjung

Gambar Peta Desa Karangtanjung


9

Batas desa yang baru sebagai berikut:


a) Batas sebelah Barat : Desa Cililin
b) Batas sebelah Timur : Desa Singajaya
c) Batas sebelah Utara : Desa Mekarmukti
d) Batas sebelah Selatan : Desa Kidang pananjung
3. Jumlah KK
Jumlah KK di Desa Karangtanjung dari RW. 01 sampai dengan RW.10 yaitu
2810 KK.
4. Jumlah warga
Jumlah warga di Desa Karangtanjung dari RW. 01 sampai dengan RW.10
yaitu 9109 orang.
5. Mata pencaharian

Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan


Petani 89 orang 10 orang
Buruh Tani 77 orang 33 orang
Buruh Migran 6orang 33 orang
Pegawai Negeri Sipil 39 orang 13 orang
Pengrajin 68 orang 89 orang
Pedagang barang kelontong 155 orang 182 orang
Peternak 58 orang 25 orang
Nelayan 0 orang 0 orang
Montir 28 orang 6 orang
Perawat swasta 1 orang 0 orang
Bidan swasta 0 orang 3 orang
Ahli Pengobatan Alternatif 2 orang 0 orang
TNI 3 orang 0 orang
POLRI 4 orang 0 orang
Pengusaha kecil, menengah dan besar 27 orang 5 orang
Dosen swasta 2 orang 1 orang
Seniman/artis 4 orang 0 orang
Pedagang Keliling 148 orang 121 orang
Tukang Kayu 45 orang 0 orang
Tukang Batu 21 orang 0 orang
Pembantu rumah tangga 8 orang 56 orang
Pengacara 0 orang 0 orang
Notaris 0 orang 0 orang
Dukun Tradisional 0 orang 0 orang
Arsitektur/Desainer 3 orang 0 orang
Karyawan Perusahaan Swasta 91 orang 21 orang
10

Karyawan Perusahaan Pemerintah 8 orang 2 orang


Wiraswasta 176 orang 55 orang
Pelajar 993 orang 1244 orang
Purnawirawan/Pensiunan 51 orang 36 orang
Perangkat Desa 14 orang 3 orang
Buruh Harian Lepas 1042 orang 65 orang
Usaha jasa pengerah tenaga kerja 0 orang 0 orang
Jasa penyewaan peralatan pesta 2 orang 4 orang
Tukang Jahit 23 orang 20 orang
Tukang Kue 0 orang 18 orang
Tukang Rias 1 orang 8 orang
Tukang Sumur 6 orang 0 orang
Wartawan 3 orang 0 orang
Tukang Cukur 4 orang 0 orang
Anggota Legislatif 1 orang 0 orang
B. Profil Wilayah RW
1. Peta sasaran
Rw 3 Desa Karang Tanjung memiliki 1 posyandu, poskesdes 1,, BKB
1,BKL 1,Paud 1 , TK Tidak ada , Sekolah Dasar 1. Tidak ada posyandu
remaja sedangkan untuk rw 4 memiliki 1 Posyandu , Posbindu 1,
BKB,Poskesdes,BKL tidak ada, Paud 3 ,Tk /Ra 3, SD/MI 1 tidaka da
Posyandu remaja. Dasar dipilihnya di RW 3 dan RW 4 Sebagai wilayah
sasaran pada kegiatan stase komunitas adalah berdasarkan koordinasi
dengan bidan desa, puskemas dan pihak setempat mengenai masalah
kesehatan masyarakat terbanyak berada di rw 3 dan 4.

Gambar Peta RW.03 dan RW.04


11

2. Jumlah KK

RW Jumlah KK
RW. 03 301 Kepala keluarga
RW. 04 311 Kepala keluarga
Total 612 Kepala keluarga

3. Jumlah warga

RW Jumlah Warga
RW. 03 965 orang
RW. 04 986 orang
Total 1951 orang

4. Struktur Organisasi
RUKUN WARGA 03
DESA KARANG TANJUNG

Ketua
Nandang Sumpena

Wakil Ketua
Heri Kusumah

Sekretaris Bendahara

Heri Kusumah Lasmawati

Keamanan Keagamaan
Pembangunan
I Wayan Somantri Ust.Abun Bunyamin
12

RUKUN WARGA 04
DESA KARANG TANJUNG
5.Ketua
6.
Muslim
7.

Wakil Ketua
Danu Suryana

Sekretaris Bendahara

Bambang. Ar Iyan Amanan

Keamanan Keagamaan
Pembangunan
Wawan Ridwan H. Jeni Dede Ridwan

C. Data Lembaga Kesehatan


1. Visi dan Misi Puskesmas Cililin
a) Visi Puskesmas
“Mewujudkan Kecamatan Cililin Sehat Tahun 2023 Melalui Pelayanan
Prima (Profesional, Rasional, Inovatif, Maju, Aman)”
b) Misi Puskesmas
1) Meningkatkan akses pelayanan tingkat pertama secara merata dan
terjangkau.
2) Meningkatkan sarana prasarana fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan jaringannya.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan.
4) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat.
5) Meningkatkan kenyamanan dan keselamatan (safety) dalam
pelayanan
13

c) Tata Nilai
”TRADISI.” (Transparan, Ramah, Disiplin, Saling Mendukung, dan
Informatif)
2. Letak Geografis
Puskesmas DTP Cililin terletak di Jalan Radio No. 01 Desa Cililin
Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat yang berjarak + 13 Km dari
Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat, dengan jarak tempuh + 35
menit menggunakan kendaraan roda 4. Secara administratif pemerintahan
Puskesmas DTP Cililin memiliki cakupan wilayah kerja terdiri dari Desa
Batulayang, Desa Budiharja, Desa Cililin, Desa Karanganyar, dan Desa
Karangtanjung.
Luas wilayah kerja Puskesmas DTP Cililin yaitu 2.314,99 km2 dengan
batas wilayah administratif sebagai berikut :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mekarmukti, wilayah kerja
Puskesmas Cihampelas
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mukapayung, wilayah kerja
Puskesmas Mukapayung
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekarsari, wilayah kerja
Puskesmas Citalem
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Singajaya, wilayah kerja
Puskesmas Cihampelas
14

Gambar
Peta wilayah Kerja Puskesmas DTP Cililin
3. Situasi Derajat Kesehatan
a) Data Kematian
Selama tahun 2022, angka kematian neonatal di wilayah kerja
Puskesmas DTP Cililin yaitu sebanyak 4 kasus, Untuk kematian ibu nifas
selama tahun 2022 terdapat 0 kasus kematian. Penyebab kematian
neonatal diantaranya yaitu cacat bawaan, sementara kematian ibu nifas
disebabkan karena perdarahan.
15

b) Data Kesakitan
Cakupan kunjungan pasien per poli di Puskesmas DTP Cililin tahun 2022
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1
Cakupan Kunjungan Pasien Cililin Tahun 2022

NO CAKUPAN KUNJUNGAN PASIEN


Bulan 1 2 3 4 5
Umum DOTS Gigi KIA MTBS
1 Januari 1.024 76 191 145 150
2 Februari 876 63 149 118 121
3 Maret 737 77 195 156 79
4 April 735 51 159 168 119
5 Mei 821 65 191 153 164
6 Juni 1.093 36 198 157 185
7 Juli 1.218 58 183 162 163
8 Agustus 1.797 40 350 163 223
9 September 1.884 47 291 152 220
10 Oktober 1.869 112 278 161 221
11 November 1.782 158 283 156 359
12 Desember 1.644 184 214 164 267
Jumlah 15.480 967 2.682 1.855 2.271
CAKUPAN KUNJUNGAN PASIEN

NO 6 7 8 9 10
BULAN
RAWAT PONE
LANSIA LABORATORIUM UGD
INAP D

1 Januari 256 173 0 1 22

2 Februari 188 633 0 3 9

3 Maret 286 117 0 0 16


16

4 April 255 131 0 0 2

5 Mei 230 161 0 0 17

6 Juni 369 260 6 0 21

7 Juli 377 214 5 1 18

8 Agustus 470 272 3 5 13

Septembe 4 6 23
9 450
r 389

10 Oktober 433 358 10 8 30

11 November 482 430 17 3 18

12 Desember 426 347 5 6 21

Jumlah 4222 3485 50 33 210

c) Status Gizi
Salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan
gizi pada masyarakat. Salah satu komponen terpenting untuk
meningkatkan status gizi masyarakat yakni adanya perbaikan gizi di 1000
haripertama kehidupan yang harus disiapkan sejak masa remaja putri pra
nikah, kehamilan, dan anak sampai usia dua tahun. Dengan menerapkan
gizi seimbang masyarakat juga bisa meningkatkan status gizi sehingga
angka kejadian berbagai jenis penyakit bisa diturunkan.
Tabel 2.2
Rekapitulasi Status Gizi Balita diwilayah kerja Puskesmas Cililin
Tahun 2022
Balita Gizi Jumlah Balita Pendek Jumlah
Balita Kurus (BB/TB)
Balita Kurang (BB/U) Balita 0-59 (TB/U) Balita 0-59
No Desa
Ditimbang Bulan Yang Bulan
Jml % Diukur jml % Yang jml %
Tinggi Diukur
17

Badan

1 Karangtanjung 725 9 1,2 725 9 1,2 725 8 1,1

2 Cililin 832 61 1,1 832 33 4,0 725 8 1,4

3 Budiharja 522 45 8,6 522 8 1,5 522 14 2,7

4 Batulayang 882 81 9,2 882 28 3,2 882 12 1,4

5 Karanganyar 452 2 0,4 452 1 0,2 452 0 0,0

Jumlah 3.413 146 4,3 3.413 77 2,3 3.413 46 1,3

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan status gizi di


wilayah kerja puskesmas DTP Cililin dimana sebesar 4,3 % dikategorikan
Kurang, 2,3 % kategori Balita Pendek dan 1,3 % kategori kurus. Upaya yang
telah dilakukan untuk menyikapi hal tersebut diantaranya yaitu
1) Melaksanakan kegiatan kelas ibu balita dengan tujuan untuk memberikan
informasi tentang pentingnya penimbangan di posyandu, pembuatan MP
ASI, pengaturan pola makan dan asupan gizi bagi balita.
2) Pemberian PMT bagi balita yang dikategorikan kurus/BGM
Dalam rangka mengurangi angka kejadian berbagai penyakit akibat
defisiensi Vitamin A upaya yang dilakukan adalah pemberian Vitamin A
pada bayi dengan usia 6-11 bulan, anak balita 12-59 bulan dan ibu nifas
BAB III
HASIL ANALISA MASALAH

A. SMD (SURVEY MAWAS DIRI )


1. Definisi SMD
Survey mawas diri (SMD) adalah pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian permasalahan kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat
di bawah bimbingan petugas kesehatan di desa/bidan desa (Depkes
RI,2009)
2. Tujuan SMD
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan SMD Puskesmas Cililin adalah untuk
mendapatkan informasi tentang permasalahan yang ada di desa dan
sebagai acuan dan pertimbangan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan Masyarkat (UKM) Puskesmas
Cililin tahun 2023.
b. Tujuan Khusus
1) Terjalinnya komitmen bersama antara puskesmas, lintas sektor
dan masyarakat dalam mengenal, mengumpulkan data, mengkaji
permasalahan kesehatan yang ada di desa.
2) Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan ( RUK) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Cililin tahun 2024
dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
3) Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah
kesehatan dan potensi yang ada di desanya yang dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan kesehatan.
c. Pelaksanaan
1. Input
1) Dana, terserapnya dana secara efektif
2) SDM, TIM SMD
3) Peserta SMD dan MMD
4) Bahan, Materi tersampaikan

18
19

2. Proses
a) Terlaksananya kegiatan Survey Mawas Diri
b) Menentukan metode kegiatan SMD
Metode kegiatan pelaksanaan SMD mengunakan metode diskusi
kelompok terarah FGD (Focus Group Discusion) .
c) Membentuk tim pelaksana kegiatan SMD
Pembentukan tim pelaksana kegiatan SMD berdasarkan data
penanggung jawab bina wilayah desa.
d) Koordinasi dan komunikasi lintas program dan lintas sektor
Koordinasi dan komunikasi lintas program terus dilaksanakan
daritahap persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Begitu juga
koordinasi dan komunikasi lintas sektor mulai dari sosialisasi
tingkat desa dan kader kesehatan.
3. Output
a) Terlaksananya kegiatan SMD untuk mengenal, mengumpulkan
data, mengkaji permasalahan kesehatan yang ada di desa
b) Tercapainya peningkatan pemahaman masyarakat tentang
musyawarah masyarakat desa.
d. Sasaran
Kepala desa, bidan desa, kader kesehatan, perangkat desa, tokoh agama
dan tokoh masyarakat.
e. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Desa Karang Tanjung Rw 3 dan Rw 4 dan
TIM SMD Mahasiswa Fitkes Unjani
20

B. FGD (Focus Group Discusion)


1. Definisi FGD
FGD disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif
dengan cara melakukan wawancara kelompok. Guna memperoleh
pengertian yang lebih saksama, kiranya FGD dapat didefinisikan sebagai
suatu metode dan teknik dalam mengumpulkan data kualitatif dimana
sekelompok orang berdiskusi tentang suatu fokus masalah atau topik
tertentu dipandu oleh seseorang fasilitator atau moderator.
2. Tujuan FGD
Tujuan utama metode FGD adalah untuk memperoleh interaksi data
yang dihasilkan dari suatu diskusi sekelompok partisipan/responden dalam
hal meningkatkan kedalaman informasi menyingkap berbagai aspek suatu
fenomena kehidupan, sehingga fenomena tersebut dapat didefinisikan dan
diberi penjelasan. Data dari hasil interaksi dalam diskusi kelompok
tersebut dapat memfokuskan atau memberi penekanan pada kesamaan dan
perbedaan pengalaman dan memberikan informasi/data yang padat tentang
suatu perspektif yang dihasilkan dari hasil diskusi kelompok tersebut.
Tujuan lain dari pelaksanaan FGD, yaitu :
a. Untuk mengeksplorasi sebuah masalah , diskusikelompok dirancang
untuk dapat mengidentifikasi berbagai pandangan yang berbeda dari
masing-masing peserta.
b. Untuk meningkatkan kesadaran, FGD dirancang untuk
menyebarluaskan sebuah informasidan menggali apa pendapat serta
pandangan dari berbagai pihak tentang informasi tersebut.
c. Untuk mengambil keputusan, FGD dilakukan untuk dapat menentukan
keputusan terhadap hal tertentu.
3. Sasaran FGD
FGD dengan kelompok sasaran utama dapat dilakukan untuk
memverifikasi, menolak, dan memodifikasi temuan sementara di lapangan.
Dalam FGD yang dilakukan di Desa Karangtanjung wilayah RW 03 dan
04 yang menjadi sasaran yaitu bayi balita stunting bersama orang tuanya
21

C. HASIL KEGIATAN
1. Tanggal, Waktu, dan Tempat
Hari, Tanggal : Sabtu, 17 Juni 2023
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Posyandu RW. 03 Desa Karamgtanjung
1. Identifikasi Masalah Survey Mawas Diri
Identifikasi Masalah Melalui Kegiatan Survey Masyarakat Desa
(SMD) Berdasarkan hasil Kegiatan Musyawarah Masyarakat dengan
metode pertemuan Participatory Rural Appraisal (PRA) atau Pemahaman
Partisipatif dan Fokus diskusi didapatkan beberapa masalah sebagai
berikut :
Survei Mawas Diri (SMD)

Data Geografi

a. Batas Wilayah

1) Batas sebelah Barat: Desa Cililin

2) Batas sebelah Timur: Desa Singajaya

3) Batas sebelah Utara: Desa Mekarmukti

4) Batas sebelah Selatan: Desa Kidang pananjung

b. Jumlah Penduduk

Jumlah KK di Desa Karang Tanjung dari RW. 01 sampai dengan

RW.10 yaitu 2810 KK. Sedangkan Jumlah warga di Desa Karang

Tanjung dari RW. 01 sampai dengan RW.10 yaitu 9109 orang.

c. Mata Pencaharian

Mata Pencaharian terbanyak di Desa Karang Tanjung adalah Buruh

Harian Lepas.

d. Lembaga Pendidikan
22

1) Gedung Paud: 3 Buah

2) Gedung TK: 3 Buah

3) SD/MI: 1 Buah

e. Lembaga Kemasyarakatan

1) Karang Taruna

2) Pengajian

3) Kelompok Olahraga

4) Posyandu

5) PKK

Tabel 3.1
Identifikasi Masalah Berdasarkan Permasalahan
Desa Karang Tanjung Kec. Cililin Tahun 2023

RW PERMASALAHAN
1. PHBS
- Banyaknya perokok
- Pengelolaan Sampah yang kurang Baik
3&4
- Kurangnya Pemberian ASI Ekslusif
- Kurangnya Makan buah dan sayur
2. Balita Stunting
- Terdapat 6 Balita dengan Stunting

Tabel 3.2
Point Pertanyaan Dalam SMD
No Point Dalam SMD Cakupan (%)
A Identitas
1 Kepala Keluarga menurut Usia
Usia 20-49 tahun 51
Usia Lebih dari 49 tahun 49
23

2 Jenis Kelamin
Laki-Laki 73
Perempuan 27
3 Pendidikan
SD 39
SMP 22
PT 5
Tidak Sekolah 25
4 Pendidikan
Buruh Harian Lepas 52
Wiraswasta 11
Karyawan Swasta 9
Tidak Bekerja 4
5 Penghasilan
1,000.000-3.000.000 65
100.000 12
3.000.000 12
<500.000 11
4 Asuransi
Tidak punya Asuransi 70
BPJS 27
Dana Miskin 3
5 Penerima Bantuan
Penerima BLT 37
Tidak Menerima BLT 64
6 Jarak Fasyankes
1-5 Km 62
24

< dari 1 Km 37
>Dari 5 Km 1
B PHBS
1 Jarak pembuangan kotoran
< dari 10 Meter 47
>dari 10 Meter 53
2 Pembuangan limbah
kamar mandi di selokan 46
Spiteng/Khusus 52
3 Pembuangan sampah
Terbuka 34
Tertutup 48
Tidak tersedia 18
4 Pengolahan sampah
Dibakar 75
Di TPs 20
Dikubur 3
Disungai 1
5 Pembuangan limbah dapur
tidak tersedia 50
Tersedia 50
6 jendela Rumah
Ada Jendela Rumah 58
Ada ditiap ruangan 51
7 Ventilasi
Ada lubang 77
Tidak ada lubang 22
25

Tidak ada ventilasi 1


7 Lantai Rumah
Ubin seluruhnya 45
Ubin sebagian 41
Plester sebagian 3
Plester seluruhnya 10
Tanah 1
8 Kepadatan penduduk 56
Padat 33
Tidak padat 10
9 Keluarga merokok 69
Keluar tidak merokok 31
10 Merokok
di dalam rumah 55
Di luar rumah 45
11 Pemberantasan nyamuk
Tidak ada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk 65
Pemberatasan nyamuk 35
12 Olahraga minimal
30 menit ya 51
Tidak 30 menit 49
13 Keluarga makan buah dan sayur
tidak makan sayur setiap hari 23
Makan sayur setiap hari 77
14 TOGA
Tidak ada toga 78
Ada toga 10
26

Minimal Toga 12
15 Ada bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif 5
Asi Ekslusif 16
Tidak ada Balita 79
15 Pemberian MP ASI sebelum 6 bulan 2
Pemberian MP asi lebih dari 6 bulan 19
Tidak ada Balita 79
16 Balita stunting 6

Tabel 3.3
Indikator Cakupan
No Indikator Cakupan Target Kesenjangan Ket
2 ASI Eksklusif 16 70 -54 V
Menimbang balita setiap
17 70
3 bulan -53 V
Melakukan aktifitas fisik
51 70
5 setiap hari -19 V
Memberantas nyamuk
65 70
8 minimal seminggu sekali -5 V
10 Tidak merokok 31 70 -39 V
Ket: Di bawah target
2. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Untuk menentukan urutan prioritas masalah TIM SMD
menggunakan metode kriteria USG (Urgent,Serious,Growth). Berdasarkan
skala likert masing-masing kriteria ditetapkan dengan nila 1- 5.(5=sangat
besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil) Nilai semakin besar
jika tingkat urgensinya sangat mendesak, atau tingkat keseriusannya, atau
tingkat perkembanganya semakin memperhatin. Kemudian kalikan tingkat
urgensi (U) dengan tingkat Keseriusan (S) dan tingkat Perkembangan (G).
Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil penjumlahan.

Tabel 3.4
27

Matriks USG (Urgent,Serious,Growth)

No Masalah U S G Total Rank


1 Stunting 5 5 5 15 1
2 PHBS 3 4 3 10 2
b) Se
28

Tabel 3.5
Priotas Masalah
No Prioritas Masalah Nilai Matriks USG
1 Stunting 15
2 PHBS 10

3. Rencana Tindak Lanjut


Tabel 3.6
Rencana Tindak Lanjut
Pemecahan
Prioritas Alternatif Pemecahan
Penyebab Masalah Masalah Ket
Masalah Masalah
Terpilih
Man :

1. Kurangnya
Pengetahuan Ibu
Tentang KIA 1. Penyuluhan pada
2. Ada Ibu Hamil remaja, ibu hamil,
Tidak Ikut Kelas Ibu ibu bayi balita
Hamil 2. Pelatihan kader
3. Ada Penyakit pmba
Penyerta 3. Diadakan pengawas
4. Ada Bumil KEK minum TTD
5. Kurang Kepatuhan 4. Adanya perangsang Inovasi Pelaksanaan
Ibu Hamil Minum (pmt) pemulihan di “update dan Inovasi
Stunting TTD posyandu sehingga refresh kader Tanggal
6. Kurang Penyuluhan ibu tertarik posyandu” 24Juni 2022
7. Kurang Pengetahuan menimbang anak
Tentang Kesehatan setiap bulan
Remaja
8. Ibu Jarang
Membawa Anak Ke
Posyandu
Method :

1. Kesalahan 1. Penyuluhan Pada Ibu


Pemberian MP ASI Hamil, Ibu Bayi
2. Tidak Asi Eksklusif Balita
29

2. Pelatihan Kader
3. Jarang Diadakan Pmba
Kelas Ibu Balita 3. Diaktifkan Kembali
Kelas Ibu Balita
Money:
1. Pemberian Makanan
Tambahan Pada
1. Mata Pencaharian
Balita Stunting
Mayoritas BHL
2. Pelatihan Kader
2. Mayoritas Bukan
Pmba
Peserta JKN
Material:
1. Mengajukan
1. Media Penyuluhan Anggaran Ke Desa
Kurang Untuk Pengadaan
2. Belum Ada Media Penyuluhan
Pengadaan Media
Environment: 1. Mengaktifkan
1. Kebersihan Kegiatan Jumat Bersih
Lingkungan Masih Dilingkungan Rw 03
Kurang Dan Rw 04 2.
2. Tempat Pembuangan Mengajukan Anggaran
Sampah Tidak Ada Untuk Pembuatan
3. Keluarga Kurang Tempat Sampah
Peduli Terhadap Komunal 3.
Tumbuh Kembang Penyuluhan Pada
Anak Keluarga

4. MMRW ( Musyawarah Masyarakat Tingkat RW)


MMRW (Musyawarah Masyarakat Tingkat RW) Pertemuan
perwakilan warga RW untuk membahas hasil pendataan dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh hasil pendataan. Desa
siaga memiliki berbagai macam kegiatan sebagai wahana untuk menggali
dan mengenal masalah kesehatan di desa secara bersama-sama, salah satu
kegiatan desa siaga adalah Survey Mawas Diri (SMD), dimana hasilnya
akan di bahas dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Tingkat RW
(MMRW), masyarakat bermusyawarah dalam upaya memecahkan masalah
yanng ada di desa terutama bidang kesehatan, sehingga masyarakat
mampu mengupayakan kehidupan secara mandiri dan meningkatkan
derajat kesehatan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pelaksanaan Survey
Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Tingkat RW (MMRW),
30

dimana masyarakat mampu menggali/mendeteksi hingga mengatasi


masalah kesehatan di wilayahnya masing-masing, dan kegiatan ini menjadi
salah satu masukan dalam hal sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kesehatan memperhatikan kebutuhan
masyarakat
2. Dalam merencanakan di perlukan informasi tentang kebutuhan
pelayanan kesehatan
a. Latar Belakang

Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW) merupakan

pertemuan perwakilan warga atau tokoh masyarakat dan para petugas

untuk membahas hasil Survey Mawas Diri (SMD) dan merencanakan

penganggulangan masalah Kesehatan yang diperoleh dari hasil SMD

dan Focus Group Discussion (FGD).

Berdasarkan hasil survey yang dimulai 9 Juni 2023, di dapatkan

beberapa masalah Kesehatan di Desa Karang Tanjung khusunya RW

03 dan RW 04 yang terdiri RT 1 sampai RT 5. Untuk mendapatkan

data yang lebih valid diperlukan format pengkajian komunitas yang

disusun dalam bentuk kuesioner, format kuesioner merupakan alat

bantu untuk mengkaji masalah Kesehatan masyarakat di wilayah RW

03 dan RW 04 Desa Karang Tanjung, sebagai tindak lanjut dari format

pengkajian tersebut telah dilakukan pengumpulan data di masyarakat

kemudian di Analisa.

Dari hasil Analisa tersebut akan dipersentasikan hasil pengkajian

data-data yang bermasalah pada masyarakat untuk dicarikan

pemecahan masalah atau solusi. Adapun tujuan dari persentase ini


31

adalah untuk menentukan bersama-sama masyarakat rencana

Tindakan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri bersama

mahasiswa yang disesuaikan dengan sumber daya dan kemampuan

masyarakat RW 03 dan RW 04.

b. Tujuan

1) Tujuan Umum

Setelah mengikuti Musyawarah Masyarakat Rukun Warga RW 03

dan RW 04 Desa Karang Tanjung diharapkan masyarakat dan

Mahasiswa mengetahui masalah Kesehatan yang ada di Wilayah RW

03 dan RW 04 Desa Karang Tanjung dan menentukan tindak lanjut

untuk mengatasi masalah Kesehatan tersebut.

2) Tujuan Khusus

Setelah mengikuti musyawarah masyarakat rukun warga

diharapkan masyarakat dan mahasiswa mampu:

a) Mempersentasikan hasil pengkajian masalah Kesehatan yang

ada pada masyarakat di Wilayah RW 03 dan RW 04 Desa

Karang Tanjung.

b) Menetapkan masalah Kesehatan di Wilayah RW 03 dan RW 04

Desa Karang Tanjung.

c) Menyusun prioritas masalah Kesehatan yang ditemukan di

Wilayah RW 03 dan RW 04 Desa Karang Tanjung.

d) Membuat Planning of Action (POA) untuk membuat pemecahan

prioritas masalah.
32

c. Jenis Kegiatan

Kegiatan musyawarah masyarakat rukun warga (MMRW) ini

merupakan kegiatan yang berbentuk curah pendapat untuk memecahkan

masalah kesehatan di RW 03 dan RW 04 Desa Karang Tanjung,

Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat berdasarkan hasil analisa

data kesehatan yang merupakan hasil pengkajian Survey Mawas Diri

(SMD) dan Focus Group Discussion (FGD).

d. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

1) Kegiatan: Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW)

2) Tanggal : 22 Juni 2023

3) Jam : 09.00 – 11.30 WIB

4) Tempat : Aula Kantor Desa Karang Tanjung

5) Peserta : Kepala Desa Karang Tanjung, Kepala Puskesmas Cililin,

Kader RW 03 dan RW 04, Mahasiswa.

e. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan adalah masyarakat, kelompok berisiko masalah

kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak di RW 03 dan RW 04 Desa

Karang Tanjung.

f. Susunan Panitia

Ketua Pelaksana : Eulis Mulyani Saleh

Wakil Ketua Pelaksana : Tri Balayanti G

Sekertaris : Sifani Anggiani, Mulialain


33

Bendahara : Ruqoyah, Wiwin Susanti

Pembawa Acara : Yatni Oktaviani, Widiarti

Notulensi : Safira Nur A, Yulianti Dwina P

Moderator : Tita Juwita, Rita Paelasari

Pemateri : Windiani, Dwi Yudhianti, Nurlaeli, Yeni L

Sie Perlengkapan : Distian, Cantika, Iis, Wida, Eka

Sie Konsumsi : Yeni H, Tyagita, Lina Dewi

Sie Absensi : Sunarti, Yayu, Susanty

Sie Dokumentasi : Shalziah, Maya

g. Susunan Acara dan Penanggung Jawab

No. Waktu Durasi Kegiatan Penanggungjawab


1. 08.00 WIB Briefing: -
Berkumpul di Aula Desa
2. 08.30 WIB Persiapan Acara MMRW -
3. 09.00 WIB Pembukaan acara oleh MC Ibu Yatni
4. 09.00 – 09.05 WIB 5’ Sambutan Ketua pelaksana Ibu Eulis Mulyani Saleh
MMRW
5. 09.05 – 09.10 WIB 5’ Sambutan dari dosen Ibu Rani Sumarni, SST.,
pembimbing stase komunitas M.Keb

6. 09.10 – 09.15 WIB 5’ Sambutan Kepala Desa Bpk. Rismawan diwakili oleh
Sekretaris Desa Bpk. Yudi
Herdin
7. 09.15 – 09.20 WIB 5’ Sambutan Kepala Puskesmas dr. Shandi Abdulrachman
diwakili oleh kepala TU
Puskesmas Cililin Ibu
Rokayah
8. 09.20 – 09.25 WIB 5’ Penyerahan acara diskusi Ibu Rita dan Ibu Tita
MMRW dari MC ke
34

Moderator
9. 09.25 – 09.55 WIB 30’ 1. Pemaparan materi 1. Ibu Dwi Yudhianti
hasil SMD 2. Ibu Windiani
2. Pemaparan peta dan 3. Ibu Nurlaeli
diagram venn 4. Yeni Laila W
10. 09.55 – 10.55 WIB 60’ Diskusi Moderator: Ibu Rita dan Ibu
1. Masalah Kesehatan di Tita
RW 03 dan RW 04 Notulensi : Safira
2. Prioritas masalah
3. Rencana pemecahan
masalah (POA):
- Diskusi penyebab
stunting kepada
peserta MMRW
- Diskusi pemecahan
masalah yang sudah
ada dan yang belum
ada
- Penentuan waktu
dan tempat untuk
implementasi
- Menentukan
koordinator kegiatan
implementasi
4. Kesepakatan
11. 10.55 – 11.00 WIB 5’ Penyerahan penutupan acara Ibu Yatni/ Ibu Widi
dari moderator ke MC
12. 11.00 – 11.05 WIB 5’ Doa penutup Ibu Nurlaeli
13. 11.05 - Selesai Dokumentasi Maya dan Shalziah
35

C. FISH BONE
36

D. Planning Of Action (POA)

Tabel POA

Masalah Penyebab Rencana Kegiatan Waktu Penaanggung


Pemecahan Masalah (Tanggal/Hari/Tempat/Pukul) Jawab
1. Pola makan 1. PMT selama 90 hari Hari, Tanggal:
Stunting (Nutrisi) pada (sudah ada) Sabtu, 24 Juni 2022
bayi balita 2. Penyuluhan di
2. Penyakit penyerta posyandu (sudah ada) Waktu
3. Faktor ekonomi 3. Kelas ibu hamil (sudah 1. Jam 09.00 WIB KARTA:
4. Lingkungan yang ada, namun ada Penyuluhan kepada remaja Remaja
kurang bersih keterbatasan dana) terkait anemia RW.04(Wahyu)
5. Remaja anemia 4. Penyuluhan Stunting Sasaran : 10 orang remaja RW.03 (Sendi)
6. Tidak adanya (belum ada media usia 15 – 18 tahun.
posyandu remaja penyuluhan) 2. Jam: 11.00 WIB
Koordinator:
7. Ketidaksesuaian 5. Pemberian TTD untuk Pelatihan Kader untuk
Koor RW.03:
pengukuran balita remaja (sudah ada) pengukuran bayi balita
Bu Dewi
akibat alat yang 6. Sosialisasi Sasaran : Kader posyandu
kurang sesuai, pembentukan RW 3 dan 4.
Koor. RW.04:
cara pengukuran posyandu remaja dari
Bu Wiwin
puskesmas (sudah ada
37

yang kurang tepat sosialisasi, namun Tempat


belum terbentuk) Posyandu RW. 03 Desa
7. Penyuluhan kepada Karangtanjung
remaja belum ada
8. Pelatihan kader untuk
pengukuran bayi balita
(belum)
9. Refreshing kader cara
pengukuran berat dan
tinggi badan balita
38

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prioritas Masalah Kesehatan di area RW.03 dan RW.04 adalah

stunting. Ada pun penyebab stunting diakibatkan oleh berbagai faktor mulai

dari nutrisi pada bayi, adanya penyakit penyerta pada bayi balita, adanya

remaja anemia yang berpotensi mengalami kehamilan KEK sehingga dapat

berisiko melahirkan anak yang stunting, dan kurang tepatnya pengukuran

pada bayi yang berujung pada kesalahan diagnosa stunting.

Ada pun rencana implementasi yang disepakati yaitu:

1. Penyuluhan kepada remaja terkait anemia, gizi, reproduksi juga terkait

pentingnya posyandu remaja.

2. Pelatihan/refreshing kader setempat untuk pengukuran berat badan dan

tinggi badan bayi balita.

B. Saran

1. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat mengikuti kegiatan selanjutnya sesuai yang telah

disusun dalam rencana tindak lanjut untuk menambah pengetahuan dan

kemampuan.

2. Bagi puskesmas

Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat membantu pihak puskesmas

dalam mengenali masalah yang ada di Desa Karang Tanjung khususnya

RW 03 dan RW 04.
39

3. Bagi mahasiswa

Diharapkan untuk kegiatan selanjutnya dapat berjalan tepat waktu sesuai

dengan yang sudah di rencanakan dalam rencana tindak lanjut. Dan bisa

melakukan koordinasi dengan baik kepada penanggung jawab tiap peserta.

Anda mungkin juga menyukai