Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA


NASIONAL (BKKBN) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DI SUBBIDANG BINA KETAHANAN REMAJA
TANGGAL 1 – 31 JULI 2019

PEMBINAAN KELOMPOK BINA KETAHANAN REMAJA DENGAN


METODE ON & OFF THE JOB TRAINING SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PENGETAHUAN PEMBINAAN REMAJA DI
KABUPATEN BANJAR

Disusun Oleh:

ALPIANNOR
1610912110003

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYRAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Magang oleh


Nama : Alpiannor
NIM : 1610912110003
Tempat Magang : Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan
Judul Laporan : Pembinaan Kelompok Bina Ketahanan Remaja dengan
Metode On & Off The Job Training Sebagai Upaya
Peningkatan Pengetahuan Pembinaan Remaja di
Kabupaten Banjar

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipresentasikan


Hari/Tanggal : Senin, 14 Oktober 2019
Jam :
Tempat : Ruang Seminar PSKM

Banjarbaru, 07 September 2019


Pembimbing Fakultas

(Ayu Riana Sari, SKM, M.Kes)


NIP. 19891230 201901 2 09001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan pelaksanaan magang di
BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan pada Subbidang Bina Ketahanan Remaja.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan terutama Bidang KS/PK dan
Subbidang Bina Ketahanan Remaja yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk dapat belajar lapangan dengan sangat baik.
Prof. Dr. dr. Zairin Noor Helmi, sp.OT, K-SPINE, MM, FICS selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Fauzie Rahman, SKM, MPH selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Prof. Dr. Husaini, SKM, M.Kes selaku Koordinator magang Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Ayu Riana Sari, SKM, M.Kes selaku pembimbing di Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
yang telah banyak membantu dalam penyelesaian laporan magang.
Nita Pujianti, S.Farm, Apt, MPH selaku penguji di Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Muhammad Ardani, S.Sos, MIP selaku pembimbing instansi di BKKBN
Provinsi Kalimantan Selatan yang telah memberikan bimbingan dan arahannya
dalam menyelesaikan laporan magang ini.
Kedua orangtua saya Bapak H.Astono dan Ibu Hj.Raudah serta kakak
saya Marzuki, S.Farm, Apt dan Rahimah serta adik saya Muhammad Rizal yang
sangat banyak memberikan semangat, motivasi, arahan, dan selalu
mendoakan keberhasilan dan kesuksesan serta keselamatan dalam
menempuh pendidikan.
Sahabat dan teman di Keluarga Besar Program Studi Kesehatan
Masyarakat angkatan 2016 yang telah banyak membantu, memberikan

iii
semangat, memberikan inspirasi, dan motivasi sehingga terselesaikannya
laporan ini.
Penulis berharap semoga gagasan dari laporan ini mampu memberikan
informasi yang bermanfaat. Kritik dan saran yang positif sangat diharapkan
untuk menambah kesempurnaan laporan ini.

Banjarbaru, September 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI.. ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL.. ..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................... 3
C. Manfaat ............................................................................ 4
BAB II. METODE MAGANG
A. Profil Instansi.....................................................................
1. Gambaran Umum BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan ........................................................................ 7
2. Tujuan, Visi dan Misi BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan........................................................................ 11
3. Prosedur/Program Kerja dan Capaian Kerja
Institusi ....................................................................... 13
B. Desain/Rancangan Intervensi .......................................... 22
C. Metode Pengumpulan Data ............................................ 39
D. Instrumen Magang ........................................................... 39
BAB III. HASIL KEGIATAN MAGANG
A. Implementasi Intervensi .................................................. 40
B. Kontribusi Mahasiswa untuk Instansi .............................. 47
C. Pelajaran yang dapat DIpelajari ....................................... 49

v
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 50
B. Rekomendasi..................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 52
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Capaian Kerja Institusi Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan


Selatan ............................................................................................. 14

2.2 Persentase pembinaan kelompok bina keluarga remaja (BKR)


Provinsi Kalimantan Selatan pada Januari 2019 ............................ 22

2.3 Persentase pembinaan kelompok bina keluarga remaja (BKR)


Kabupaten Banjar pada Januari 2019 ............................................ 23

2.4 Persentase pelaporan kelompok BKR di Kecamatan Gambut


Januari 2019..................................................................................... 24

2.5 Strategi Pelaksanaan Intervensi .................................................... 32

2.6 Rencana Kegiatan Intervensi (Plan of Action) ............................... 36

3.1 Hasil Implementasi Intervensi Magang ......................................... 42

3.2 Persentase Tingkat Kehadiran Kader BKR Kecamatan Gambut .. 44

3.3 Persentase Tingkat Kehadiran Ketua Kader BKR Kecamatan


Gambut ............................................................................................ 44

3.4 Presentase peserta pembinaan mengisi lembar pre-post test .... 45

3.5 Persentase Tingkat Pengetahuan Kader BKR Sebelum dan


Sesudah diberikan Penyuluhan ...................................................... 45

3.6 Mahasiswa/Petugas dalam Pembimbingan Sharing antar BKR


Menurut Kader BKR di Kecamatan Gambut Tahun 2019.............. 46

3.6 Pernyataan tentang pelaksanaan sharing yang dilakukan ........... 47

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Logo BKKBN .................................................................................... 7
2. Lokasi Magang sesuai Maps (Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel) 10
3. Gedung Dinas Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel ......................... 10
4. Struktur Organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel ................ 11
5. Diagram Tulang Ikan ....................................................................... 26
6. Logo Generasi Berencana ............................................................... 40
7. Kegiatan Intervensi Sharing antar kelompok BKR ........................ 40

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Lembar Uraian Kegiatan Magang Perminggu ...............................

2. Lembar Dokumentasi Kegiatan Magang .......................................

3. Media Intervensi .............................................................................

4. Lembar Bimbingan Magang ...........................................................

5. Lembar Persetujuan untuk Presentasi Magang .............................

6. Lembar Evaluasi Magang oleh Pembimbing di Perwakilan


BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan ..............................................

7. Lembar Evaluasi Magang oleh Pembimbing Fakultas ..................

8. Lembar Penilaian Penguji Magang.................................................

9. Lembar Rekapitulasi Penilaian Magang .........................................

10. Poster Ilmiah.....................................................................................

11. Surat Izin Magang ...........................................................................

12. Surat Persetujuan Magang .............................................................

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Remaja dan permasalahannya menjadi isu penting saat ini dan
mengakibatkan remaja memerlukan perhatian besar dalam pembinaannya
(BKKBN, 2016). Menurut hasil Susenas tahun 2018, Indonesia adalah rumah
bagi 63,82 juta jiwa pemuda, jumlah tersebut merupakan seperempat dari
total penduduk Indonesia. Pemuda laki-laki lebih banyak daripada pemuda
perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,36, yang berarti setiap 102
pemuda laki-laki terdapat 100 pemuda perempuan. Persentase pemuda di
perkotaan lebih besar daripada di perdesaan (56,68 persen berbanding 44,32
persen) (BPS, 2018). Jumlah yang sangat besar tersebut adalah potensi yang
memerlukan pengelolaan yang terencana, sistematis dan terstruktur agar
dapat dimanfaatkan menjadi modal pembangunan kedepan (BKKBN, 2016).
Disamping jumlahnya yang banyak, tercatat angka kelahiran di usia
remaja masih tinggi. Berdasarkan hasil SDKI 2012, di Indonesia age specific
fertility rate (ASFR untuk kelompok umur 15-19) 48 per 1000 perempuan (SDKI
2007 dan SDKI 2012), yang artinya dari 1000 remaja perempuan yang berusia
15-19 tahun, terdapat 48 kelahiran (Rizkianti A dkk, 2017). Permasalahan lain
yang cukup memprihatinkan pada remaja adalah pernikahan dini pada remaja,
perilaku seks pranikah dan penyalahgunaan napza.
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang terjadi pada remaja putri di
bawah usia 16 tahun yang seharusnya belum siap untuk menikah (Chandra,
2015). Hal ini bertentangan dengan UU No. 1 tahun 1974, pasal 7 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa “perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria telah
mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun”(UU
Perkawinan). Sebuah perkawinan dikatakan kasus pernikahan dibawah umur
ketika usia dari salah satu atau kedua mempelai berada di bawah usia yang

1
2

telah ditetapkan tersebut (Sari, 2014). Salah satu masalah kesehatan


reproduksi remaja yang banyak diperhatikan adalah masalah perilaku seks
bebas pranikah pada remaja. Tingginya angka kejadian perilaku pacaran
remaja yang tidak sehat dapat mengarah pada perilaku seks bebas pranikah
(Istiqomah N dan Ntobroto HB, 2017).
Upaya BKKBN dalam mengatasi permasalahan remaja yaitu dengan
melakukan pendekatan kepada remaja yang dilaksanakan melalui Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan pendekatan kepada orang
tua yang memiliki remaja yang dilaksanakan melalui pengembangan kelompok
bina keluarga remaja (BKR). Dari sisi pengembangan kelompok BKR, dinilai
penting untuk mengaktifkan kelompok ini, karena para orang tua yang
tergabung dalam kelompok BKR dapat berdiskusi tentang teknik
berkomunikasi dan cara mendampingi anak remaja mereka (BKKBN, 2016).
Berdasarkan data dalap 2019, jumlah kelompok bina keluarga remaja (BKR)
adalah 44.740 (Dalap, 2019).
Direktorat Bina Ketahanan Remaja merupakan salah satu direktorat di
bawah Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS/PK),
yang memiliki tugas antara lain melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan teknis penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK),
pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan teknis fasilitasi di bidang
Bina Ketahanan Remaja (BKKBN, 2012).
Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan yang
beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja usia 10–24 tahun. BKR
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan
anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang remaja, dalam rangka meningkatkan kesertaan , pembinaan, dan
kemandirian ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN, 2012).
Hasil dari pembinaan kelompok BKR menunjukkan bahwa keluarga
menjadi anggota BKR yaitu sebesar 13,41% di kabupaten banjar terendah dari
3

kabupaten lainnya dan pada kecamatan gambut yaitu sebesar 0% (Dalap,


2019). Hal ini masih jauh dari capaian kerja institusi yaitu sebesar 100% untuk
pelaksanaan pembinaan genre yang ada di kabupaten/kota (BKKBN, 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu upaya intervensi Untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan kelompok BKR tersebut perlu
dikembangkan suatu kegiatan yang memacu kelompok untuk lebih maju dan
mandiri. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Bina BKR. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan metode pembinaan yang tepat
yaitu on & off the job training yang tujuannya mengintroduksikan kemampuan,
pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada para kelompok BKR untuk
mempertahankan tugas dan tujuan dan mencapai target yang diinginkan
(Notoatmodjo S, 2009). Pembinaan tersebut diharapkan akan mendorong
setiap Kelompok BKR untuk berusaha meningkatkan kualitas dan
kapasitasnya. Kelompok BKR yang menjadi unggulan sebagai model, tempat
rujukan, studi banding, dan magang bagi kelompok BKR, dan membina BKR
lainnya yang masih kurang dari target yang ada.

B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk menjelaskan
gambaran pelaksanaan kegiatan/program kerja subbidang bina ketahanan
remaja pada bidang KS/PK di Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:
a. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis situasi dan
permasalahan di Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan
BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
4

b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan


merumuskan masalah, menentukan prioritas serta faktor penyebab
masalah tersebut di Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan
BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan alternatif
pemecahan masalah berdasarkan faktor penyebab masalah di Sub bidang
Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan telaah kritis
terhadap alternatif pemecahan masalah dan menentukan prioritas
pemecahan masalah berdasarkan hasil kajian dengan menggunakan data
primer dan data sekunder serta observasi langsung di Sub bidang Bina
Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
e. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam
pembuatan plan of action (POA) dari intervensi yang akan dilakukan.
f. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam membuat
media promosi kesehatan yang aplikatif, efektif, dan relevan dengan
prioritas permasalahan dan solusi yang tertuang dalam suatu draft
intervensi.

C. Manfaat Magang
1. Mahasiswa
a. Mengevaluasi hasil program yang dilaksanakan institusi tempat magang
melalui telaah dan kajian ilmiah berdasarkan data yang ditemukan pada
Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Selatan.
b. Menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu kesehatan masyarakat, sehingga
5

dapat menggali permasalahn kesehatan di Sub bidang Bina Ketahanan


Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah melalui peningkatan daya penalaran dalam melakukan
penelaahan dan analisis masalah yang tepat, perumusan, dan pemecahan
masalah kesehatan masyarakat berdasarkan data primer dan data
sekunder.
d. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur melalui
kondisi yang sesungguhnya dan pengalaman di institusi kesehatan dan
atau institusi lain yang relevan.
e. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan data-data untuk menjamin kesehatan dan mencegah plagiasi
dari hasil kajian di Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan
BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Institusi Magang
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta ilmu dalam bentuk
rekomendasi pemecehan masalah yang sesuai dengan permasalahan di
Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Selatan.
b. Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN Provinsi
Kalimantan Selatan mendapat alternatif calon karyawan/staf yang dikenal
mutu dan kredibilitasnya berdasarkan hasil kerja magang yang
ditunjukkan oleh mahasiswa.
c. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR), Perwakilan BKKBN
Provinsi Kalimantan Selatan dengan PSKM FK ULM.
3. Program Studi Kesehatan Masyarakat FK ULM
a. Mendapatkan masukan yang berguna untuk telaah kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan lapangan kerja.
6

b. Terbinanya kerjasama dengan Sub bidang Bina Ketahanan Remaja (BKR),


Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya peningkatan
keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan
pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
BAB II
METODE MAGANG

A. Profil Organisasi
1. Gambaran Umum Organisasi

Gambar 1. Logo BKKBN


Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan peraturan kepala badan
kependudukan dan keluarga berencana nasional nomor : 82/PER/B5/2011
tentang organisasi dan tata kerja perwakilan badan kependudukan dan
keluarga berencana nasional provinsi, dengan tugas melaksanakan sebagian
tugas bkkbn di provinsi, yaitu pada program pembangunan kependudukan
dan keluarga berencana, utamanya pada pengendalian penduduk.
Di dalam Undan -Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga dikatakan bahwa penduduk
sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik
sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan
perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya
dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi
mendatang. Untuk itu dilakukan upaya pengendalian angka kelahiran
sehingga terwujud pertumbuhan penduduk yang seimbang diantaranya
melalui pengaturan kehamilan sebagai upaya untuk membantu pasangan
suami-isteri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan

7
8

mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan promosi dan perlindungan
sesuai dengan hak reproduksi menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.
upaya pengendalian pertumbuhan penduduk yang dilakukan melalui
program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga
dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera,
diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas
penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan
persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
Sesuai dengan arah pembangunan pemerintahan periode 2015-2019,
badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (bkkbn) merupakan
salah satu kementrian/lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan
agenda prioritas pembangunan (nawa cita), terutama pada agenda prioritas
nomor 5 (lima), yaitu “meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia”
melalui “pembangunan kependudukan dan keluarga berencana”. kemudian di
dalam strategi pembangunan nasional 2015-2019 (dimensi pembangunan),
BKKBN berada pada Dimensi Pembangunan Manusia, yang didalamnya
berperan serta pada upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan
serta Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggungjawab untuk
meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi mental.
Menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, Provinsi
Kalimantan Selatan memiliki penduduk sebanyak 3.984.315 juta jiwa.
Sementara laju pertumbuhan penduduk (LPP) Provinsi Kalimantan Selatan
pada periode 2010-2015 sebesar 1,90% per tahun, jauh di atas LPP nasional,
yaitu 1,43% per tahun. Tingkat kesertaan ber-KB (CPR) modern di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar 64,4% (SDKI 2017), jauh diatas rata-rata nasional
sebesar 57,9%. Menurut SDKI 2017, angka kelahiran total (total fertility
rate/TFR) Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 2,4 anak per wanita. Kondisi ini
9

sama dengan TFR Nasional sebesar 2,4.


Meskipun Provinsi Kalimantan Selatan memiliki wilayah yang sangat luas
37.530,52 km2, berarti kepadatan penduduknya sekitar 97 orang/km2,
Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Provinsi Kalimantan
Selatan ke dalam kategori pembangunan manusia sedang berada di peringkat
ke 22 dari 34 Provinsi di Indonesia dan terendah di antara semua provinsi di
pulau Kalimantan.
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan melalui Program
Pembangunan Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di tahun 2017
berupaya menjawab dan merespon berbagai persoalan yang terjadi dengan
terobosan dan inovasi untuk meningkatkan kesertaan Ber-KB bagi masyarakat
Kalimantan Selatan sehingga target penurunan TFR menjadi 2,4 dapat dicapai.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor : 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
pada Pasal 13 disampaikan bahwa setiap Satuan Kerja atau Unit Organisasi
Pemerintah wajib membuat dan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir periode. Oleh karena itu
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Kalimantan Selatan berkewajiban untuk menyusun Laporan tersebut
setelah berakhirnya pelaksanaan program dan anggaran tahun 2017.
Kegiatan magang kerja dilaksanakan di BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan beralamatkan di Jl. Gatot Subroto No.9, Kel. Kebun Bunga, Kec.
Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kode Pos 70235 Kalimantan Selatan, No
Telepon (0511) 7117627.
10

Gambar 2. Lokasi Magang sesuai Maps (Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel)

Gambar 3. Gedung Dinas BKKBN Provinsi Kalsel

Struktur organisasi akan membantu pimpinan dalam menentukan suatu


alur kerja yang teratur dan terarah dimana setiap bagian dapat bekerjasama
secara harmonis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan instansi.
Struktur organisasi yang baik akan memudahkan staf untuk mengetahui
kepada siapa masing-masing individu bertannggung jawab dan sampai sejauh
mana tanggung jawab dan tugas yang dibebankan pada mereka. Struktur
organisasi suatu instansi belum tentu sama dengan struktur instansi lainnya
yang sejenis, karena hal tersebut disusun berdasarkan strategi instansi, sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan instansi yang bersangkutan.
11

Gambar 4. Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Kalsel

2. Tujuan, Visi dan Misi Organisasi


Adapun tujuan dari Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Selatan adalah:
a. Tujuan Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan
1) Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
2) Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
3) Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendaliaan
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
4) Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
5) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
12

6) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian


penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
7) Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan dibidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
8) Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN;
9) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BKKBN;
10) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
11) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
b. Visi Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan
Visi dari Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional Provinsi Kalimantan Selatan adalah “Menjadi lembaga yang
handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
dan keluarga berkualitas.”
c. Misi Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan
Adapun tujuan dari Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Selatan adalah:
1) Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
2) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
4) Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.
5) Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara
konsisten.
13

3. Prosedur/Program Kerja dan Capaian Kerja Institusi


a. Program Kerja
Program kerja yang dilaksanakan pada bidang keluarga sejahtera dan
pemberdayaan keluarga (KS/PK) sub bidang bina ketahanan remaja adalah:
1. Pembinaan PIK R/M di Provinsi dan Kab/Kota:
Adapun program pembinaan PIK R/M di BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan adalah:
a) Workshop PKBR Putri calon ibu bagi pengelola GenRe tingkat
Kab/Kota.
b) PKBR melalui Saka Kencana
c) Dukungan Operasional kegiatan PIK remaja
d) Dukungan kegiatan PIK R di kampung KB
e) Pengadaan materi dan media program ketahanan remaja
f) GenRe Followship
g) Aksi GenRe di sekolah/kampus/kampung KB
h) Ajang kreatif produktif genre indonesia
i) Orientasi konselor sebaya tk.Provinsi
j) Pembinaan & fasilitasi duta genre & ajang kreatif genre
k) Penguatan digital leadership bagi pengelola prog.BKR
l) Promosi PUP pada moment hari remaja international dan momentum
strategis lainnya
m) Penguatan Forum genre tingkat Provinsi

2. Pembinaan Kelompok BKR


Adapun program pembinaan BKR di BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan adalah:
14

a) Workshop PPKBR bagi remaja puteri sbg calon ibu bagi kelompok
BKR
b) Pembinaan dan fasilitasi kegiatan kelompok BKR
c) Peningkatan kapasitas pengelola BKR
d) Pembinaan kelompok BKR dan PIK Remaja

3. Peningkatan Promosi & Konseling Kespro di Poktan


Adapun program peningkatan promosi dan konseling kesehatan
reproduksi di BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan adalah:
a) Sosialisai program pembangunan keluarga bersama mitra kerja
(GenRe Ceria)

b. Capaian Kerja Institusi


Tabel 2.1 Capaian Kerja Institusi Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan
TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
A INDIKATOR SASARAN STRATEGIS
1 Menurunnya angka Angka kelahiran total (total 2,28
kelahiran total (TFR) fertility rate/TFR) per WUS (15-
49
tahun)
2 Meningkatnya prevelensi Persentase pemakaian 66,65
kontrasepsi modern kontrasepsi modern (modern
(mCPR) contraceptive prevalence
rate/mCPR)
3 Menurunnya tingkat putus Persentase penurunan angka 24,60
pakai kontrasepsi ketidakberlangsungan
pemakaian (tingkat putus
pakai) kontrasepsi
4 Menurunnya kebutuhan Persentase kebutuhan ber-KB 3,92
ber-KB yang tidak yang tidak terpenuhi (unmet
15

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
terpenuhi (Unmetneed) need)

5 Meningkatnya peserta KB Persentase Peserta KB Aktif 11,83


Aktif yang menggunakan MKJP
Metode Kontrasepsi
Jangka
6 Meningkatnya peserta KB Jumlah Peserta KB Aktif 6.210
Aktif tambahan tambahan (Additional User)
B INDIKATOR KINERJA RENSTRA
Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

7 Terlaksananya Program
Kependudukan, Keluarga
Berencana dan
Pembangunan Keluarga
diseluruh tingkatan
wilayah
Jumlah cakupan sinkronisasi 100% (13
(penyerasian) kebijakan Kab/Kota)
Pengendalian Penduduk pembangunan daerah dengan
Provinsi kebijakan pengendalian
kuantitas penduduk diseluruh
tingkatan wilayah
Persentase Kab/Kota yang 100
mengimplementasikan
kebijakan dan strategi
pengendalian penduduk
(Grand Design,
Profil/paremeter dan Proyeksi
Penduduk)
Jumlah Kabupaten/Kota yang 62
memanfaatkan Analisis
Dampak Kependudukan
sebagai pendukung kebijakan
Pembangunan berwawasan
kependudukan
16

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
Jumlah pembinaan 1
implementasi pendidikan
kependudukan di Tk. Provinsi
dan Kabupaten/Kota (formal,
non formal, informal)
Jumlah Bimbingan Teknis, 1
Monitoring dan Evaluasi
Bidang Pengendalian
Penduduk
Keluarga Berencana dan Cakupan pembinaan kesertaan 100
Kesehatan Reproduksi ber-KB dan peningkatan
Provinsi kualitas pelayanan KB yang
sesuai dengan standarisasi
pelayanan KB diseluruh
tingkatan wilayah
Jumlah penggerakan 2.206
pelayanan KB MKJP
Jumlah penggerakan 3 frek/th/kab
pelayanan KB dan KR di Daerah
Tertinggal, Perbatasan dan
Kepulauan terluar (DTPK),
wilayah miskin perkotaan dan
sasaran khusus
Persentase Faskes dan 85
jejaringnya (diseluruh
tingkatan wilayah) yang
bekerjasama dengan BPJS dan
memberikan pelayanan KBKR
sesuai dengan standarisasi
pelayanan
Persentase Faskes yang 85
melakukan promosi dan
konseling Kesehatan dan hak-
hak Reproduksi di Provinsi dan
Kab/Kota
17

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
Jumlah Pembinaan, 1
Monitoring, evaluasi dan
Fasilitasi kegiatan Bidang KBKR
di Kabupaten dan Kota
Ketahanan Keluarga dan Pembinaan Keluarga Sejahtera 1 Provinsi dan
Pemberdayaan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga 13
Provinsi diseluruh tingkatan wilayah Kab/Kota
Jumlah pelaksanaan sosialisasi 1 Provinsi dan
dan diseminasi kebijakan 13 Kab/Kota
Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga
(Pembangunan Keluarga)
diseluruh tingkatan wilayah
Persentase Kabupaten/Kota 100
yang mengembangkan
kegiatan BKB Holistic
Integrative
Persentase Kabupaten/Kota 100
yang melaksanakan
Pembinaan Genre (PIK-R/M
dan BKR)
Persentase Kabupaten/Kota 100
yang melaksanakan
pembinaan BKL
Persentase Kabupaten/Kota 100
yang melaksanakan
pembinaan PEK dan
pembentukan kelompok
UPPKS
Jumlah Pembinaan, 1
Monitoring, evaluasi dan
Fasilitasi kegiatan Bidang KSPK
Persentase Stakeholders/mitra 80
kerja dan masyarakat diseluruh
Advokasi, Penggerakan
tingkatan wilayah yang
dan Informasi Provinsi
mendapat Pembinaan
Advokasi dan KIE program
18

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
KKBPK

Jumlah Pembinaan dan 1


sosialisasi kebijakan, strategi
dan materi advokasi dan KIE
pembangunan KKBPK
Jumlah Penayangan informasi 5 Media
KKBPK melalui berbagai media
cetak dan elektronik, media
luar ruang dan seni dan
budaya/tradisional
Jumlah Pembinaan mekanisme 13
operasional dalam penguatan
pelayanan dasar masyarakat
Jumlah wilayah yang 1 Provinsi dan
mendapatkan dukungan 13 Kab/Kota
pendampingan kemitraan
dalam pembangunan KKB
diseluruh tingkatan wilayah
Persentase kesertaan 100
stakeholder dan mitra kerja
dalam implementasi program
KKBPK
Pengelolaan Data dan 2
informasi program KKBPK di
Provinsi
Jumlah pengelolaan data dan 1
informasi program KKBPK di
provinsi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
8 Terselenggaranya
Dukungan Manajemen
dalam pengelolaan
Program Kependudukan,
19

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
KB, dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) di
Provinsi

Dukungan Kegiatan Dukungan Manajemen di 13 bulan 1


Manajeman/Sekretariat Provinsi (termasuk gaji/001 dan Provinsi
Provinsi pemeliharaan rutin/002)
Persentase ketepatan 100
Pembayaran Gaji dan uang
makan Pegawai (Perwakilan
BKKBN Provinsi)
Jumlah penyelenggaraan 12
operasional dan pemeliharaan
perkantoran
Jumlah penyelenggaraan 12
Manajemen di Provinsi
(Keuangan dan BMN,
Perencanaan, Kepegawaian,
Umum, dan Ortala)
Persentase pengadaan sarana 100
prasarana sesuai Standar
Barang dan Standar
Kebutuhan (SBSK)
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
9 Terwujudnya akuntabilitas
pelaksanaan pengawasan
lainnya di provinsi
Pengawasan Provinsi Jumlah pelaksanaan 1
pengawasan dan peningkatan
akuntabilitas aparatur di
provinsi
Jumlah peningkatan 1
pelaksanaan pengawasan
lainnya dan penerapan ZI WBK
Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional
20

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
10 Terselenggaranya
kegiatan pelatihan,
penelitian dan
pengembangan di Provinsi
Pelatihan Pengembangan Jumlah SDM provinsi (SDM 186
Provinsi Aparatur dan tenaga
Fungsional,
termasuk Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana -
PLKB/PKB) yang mendapatkan
pembinaan dan
pengembangan kapasitas
Jumlah Pembinaan dan 1
Pengembangan SDM (SDM
Aparatur dan tenaga
Fungsional)
Penelitian dan Jumlah hasil penelitian dan 3 Dokumen
Pengembangan Provinsi pengembangan program penelitian
KKBPK (KKBPK dan
di Provinsi yang dimanfaatkan RPJMN) /
Prov
Jumlah hasil-hasil penelitian 3
dan pengembangan program
KKBPK (KKB) yang
dimanfaatkan
C PROYEK PRIORITAS NASIONAL (PRO PN)
11 Tersedianya Alokon di Pemenuhan Ketersediaan 348
Fasilitas Kesehatan Alokon di Faskes
12 Terlaksanannya promosi Promosi dan Konseling 1.048
dan konseling kesehatan Kesehatan Reproduksi melalui
reproduksi melalui Kelompok Kegiatan
Kelompok Kegiatan
21

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
13 Meningkatnya Keluarga yang Memiliki Baduta 12.861
pengetahuan keluarga Terpapar 1000 HPK
yang memiliki Baduta
tentang 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
14 Meningkatnya Penguatan Peran PIK Remaja 617
pengetahuan Remaja Putri dan BKR dalam Edukasi Kespro
sebagai calon ibu tentang dan Gizi bagi Remaja Putri
edukasi Kespro dan Gizi sebagai Calon Ibu
melalui peran Pusat
Informasi Konseling (PIK)
Remaja dan Bina
Ketahanan Remaja
(BKR)
D INDIKATOR STRATEGIS DI LUAR RENSTRA
15 Terlaksananya penetapan Persentase BMN yang telah 100
BMN berdasarkan ditetapkan status
status penggunaannya penggunaannya
16 Meningkatnya Penilaian mandiri level 3.0 (Level 1-5)
akuntabilitas kinerja maturitas Sistem Pengendalian
program dan anggaran Intern Pemerintah (SPIP)
17 Meningkatnya Persentase Kampung KB yang 65
pengelolaan Kampung KB telah memiliki Kelompok Kerja
melalui Kelompok Kerja (POKJA) Kampung KB
(POKJA) Kampung KB
18 Terbentuknya Kampung Jumlah Kampung KB 13
KB Percontohan Tingkat Percontohan Tingkat
Kabupaten dan Kota Kabupaten dan Kota
19 Terlaksanannya Persentase Kabupaten dan 50
Pembinaan Pusat Kota yang melaksanakan
Pelayanan Keluarga Pembinaan PPKS secara
Sejahtera (PPKS) Komprehensif di Kecamatan
Komprehensif di
Kecamatan oleh
Kabupaten dan Kota
20 Terdatanya Kepala Persentase Kepala Keluarga 90
Keluarga (KK) dalam (KK) terdata dalam Pendataan
22

TARGET
No. SASARAN INDIKATOR KINERJA KINERJA
TAHUN 2019
Pendataan Keluarga Keluarga

21 Meningkatnya cakupan Persentase cakupan potensi 50


potensi Faskes dan Faskes dan Poktan yang
Poktan yang teregister teregister dalam database
dalam database SIGA SIGA

B. Desain/Rancangan Intervensi
1. Permasalahan Program
Rancangan Intervensi di identifikasi dari masalah program sub bidang
bina ketahanan remaja berdasarkan hasil program bina ketahanan remaja
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 yang dimana masih
beberapa kabupaten tidak sesuai target kinerja (kuantitatif) tahun 2019. Oleh
karena itu, identifikasi masalah dilihat pada inikator kinerja pada Persentase
Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR)
yang sebesar 100% (Sub bidang bina ketahanan remaja, 2019).
Tabel 2.2 Persentase pembinaan kelompok bina keluarga remaja (BKR)
Provinsi Kalimantan Selatan pada Januari 2019
KELUARGA MENJADI
JML. KELUARGA
No KABUPATEN/KOTA ANGGOTA BKR
SASARAN BKR
JUMLAH %
1 Tanah Laut 6197 1339 21,61%
2 Kotabaru 3114 1272 40,85%
3 Banjar 20374 2634 12,93%
4 Barito Kuala 12364 2910 23,54%
5 Tapin 3614 1535 42,47%
6 Hulu Sungai Selatan 2432 1736 71,38%
7 Hulu Sungai Tengah 1889 1366 72,31%
8 Hulu Sungai Utara 32442 21560 66,46%
9 Tabalong 10851 5403 49,79%
10 Tanah Bumbu 34944 5937 16,99%
23

KELUARGA MENJADI
JML. KELUARGA
No KABUPATEN/KOTA ANGGOTA BKR
SASARAN BKR
JUMLAH %
11 Balangan 11554 5128 44,38%
12 Kota Banjarmasin 9972 1678 16,83%
13 Kota Banjarbaru 518 253 48,84%
Sumber: Laporan Dalap BKKBN
Pada Tabel 2.2 Dapat dilihat bahwa persentase jumlah keluarga yang
menjadi anggota BKR terendah di kabupaten banjar (12,39%) dan tertinggi di
kabupaten Hulu Sungai Tengah (72,31%).
Berikutnya pada tabel 2.3 berikut ini akan memaparkan data pencapaian
presentase pembinaan kelompok BKR yang ada di Kalimantan Selatan di
Kabupaten Banjar pada tahun 2019.
Tabel 2.3 Persentase pembinaan kelompok bina keluarga remaja (BKR)
Kabupaten Banjar pada Januari 2019
KELUARGA MENJADI
JML. KELUARGA
No KECAMATAN ANGGOTA BKR
SASARAN BKR
JUMLAH %
1 Aluh Aluh 1820 20 1,10%
2 Kertak Hanyar 1820 20 1,10%
3 Gambut 0 0 0,00%
4 Sungai Tabuk 68 42 61,76%
5 Martapura 612 337 55,07%
6 Karang Intan 4080 1368 33,53%
7 Astambul 5059 257 5,08%
8 Simpang Empat 75 65 86,67%
9 Pengaron 172 98 56,98%
10 Sei Pinang 723 50 6,92%
11 Aranio 34 26 76,47%
12 Mataraman 2800 45 1,61%
13 Beruntung Baru 702 110 15,67%
14 Martapura Barat 113 22 19,47%
15 Martapura Timur 1657 89 5,37%
16 Sambung Makmur 75 18 24,00%
17 Paramasan 36 26 72,22%
24

KELUARGA MENJADI
JML. KELUARGA
No KECAMATAN ANGGOTA BKR
SASARAN BKR
JUMLAH %
18 Telaga Bauntung 491 10 2,04%
19 Tatah Makmur 12 8 66,67%
20 Cintapuri Darussalam 25 23 92,00%
Sumber: Laporan Dalap BKKBN
Pada Tabel 2.3 Dapat dilihat bahwa persentase jumlah keluarga yang
menjadi anggota BKR terendah di Kabupaten Banjar terdapat di Kecamatan
Gambut (0%) dan tertinggi di Kecamatan Cintapuri Darussalam (92%).
Selanjutnya pada tabel 2.4 berikut ini akan memaparkan data kelompok
BKR yang ada di Kecamatan Gambut.
Tabel 2.4 Persentase pelaporan kelompok BKR di Kecamatan Gambut Januari
2019
KELOMPOK BKR
KECAMATAN
Yang ada yang lapor %
Gambut 0 2 0,00%
Sumber: Laporan Program KB Nasional BKKBN
Pada tabel 2.4 diatas ada permasalahan yang terdapat di kecamatan
gambut. Yakni belum adanya pergerakan yang dilaksanakan oleh Kecamatan
Gambut dalam kelompok BKR yang ada. Untuk itu permasalahan yang diambil
yaitu di Kecamatan Gambut dalam pembinaan kelompok BKR yang ada.
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan sebelumnya,
selanjutnya akan dilakukan identifikasi faktor penyebab masalah. Melihat
faktor penyebab dapat menggunakan diagram sebab akibat atau disebut
tulang ikan (Fish Bone Diagram). Hasil dari data yang didapatkan adalah
kurangnya kepesertaan kelompok BKR untuk itu dilaksanakan pembinaan
pada kelompok BKR. Setelah itu, dilanjutkan dengan identifikasi faktor
penyebab masalah. Mengidentifikasi faktor penyebab dapat menggunakan
diagram sebab akibat atau disebut Diagram Ishikawa/diagram tulang ikan (Fish
25

Bone Diagram). Oleh karena itu, diagram tulang ikan dari permasalahan
pembinaan BKR dapat dilihat pada gambar 5 berikut.
26

SDM METODE
Belum ada pelaksanaan
Kurangnya tenaga Penyuluh KB Belum adanya pembinaan pada orang tua yang
untuk membina kelompok BKR penggunaan media diwadahi oleh kelompok BKR
promosi untuk kelompok
Tidak adanya pelatihan kader BKR
BKR Belum ada pelaksanaan

Kurangnya Pembinaan
Kelompok BKR

Belum adanya
media promosi
yang membantu
dalam
pelaksanaan
pembinaan
kelompok BKR SARANA & PRASARANA

SEBAB AKIBAT/MASALAH

Gambar 5. Diagram Tulang Ikan


27

Berdasarkan diagram fish bone di atas, maka diperoleh berbagai


penyebab permasalahan mengenai Pembinaan kelompok BKR di Kecamatan
Gambut yang belum optimal.
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Penyebab masalah dari sumber daya manusia adalah Kurangnya tenaga
penyuluh KB untuk membina kelompok BKR dan belum adanya pelatihan
kader BKR. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu
penyuluh KB disebutkan bahwa:
“Permasalahannya itu yang pertama kader nya ini belum dilatih yaa, dari
kita nya juga ya, dari tenaga penyuluh nya ini yang kurang, karena ini satu
kecamatan hanya saya sendiri, dan gak masuk akal, susah sekali dalam
pelaksanaannya ini, seharusnya kan 1 pkb hanya membawahi 2-3 desa saja,
ini 12 desa 2 kelurahan kan ini 14, awalnya ada bertiga yang satu pensiun
yang satunya pensiun dini, satunya dipindah ke sungai tabuk”.

2) Metode

Penyebab masalah dari metode adalah Belum adanya penggunaan


media promosi untuk kelompok BKR dan juga belum ada pelaksanaan
pembinaan pada orang tua yang diwadahi oleh kelompok BKR. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu penyuluh KB disebutkan
bahwa:
“Dalam pelaksanaannya juga terkendala poster juga, cuman ada yang
tentang BKB saja, tidak ada yang tentang BKR dan untuk pertemuan ya
kalau sekedar pertemuan ada untuk menyebarkan informasi, untuk
pertemuan nya mereka gabung dengan karang taruna ny itu, kalau khusus
untuk kader BKR tidak ada, jadi belum ada khusus untuk BKR”.

3) Sarana dan Prasarana


Penyebab masalah dari aspek sarana dan prasarana adalah Belum
adanya media promosi yang membantu dalam pelaksanaan pembinaan
kelompok BKR dan juga tidak adanya pendaan dari pihak pemerintah dalam
pelaksanaan kelompok BKR. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan salah satu penyuluh KB disebutkan bahwa:
28

“Kalau sekedar pertemuan ada untuk menyebarkan informasi, dan juga


untuk media kit hanya yang dari BKB saja, dari BKR belum ada”.

Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan


sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, diddengar,
diraba atau dicium, untukmempelancar komunikasi dan penyebarluasan
informasi (Husaini dan Lenie M, 2016).

2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut maka, dilakukan pemecahan
masalah yang menjadi prioritas utama yaitu pembinaan BKR yang diambil dari
masukan pembimbing magang yaitu sharing BKR dengan menggunakan
metode on & off the job training.

3. Rancangan Kegiatan (POA)


Kegiatan sharing antar BKR serta penyuluhan diuraikan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Remaja dan permasalahannya menjadi isu penting saat ini dan
mengakibatkan remaja memerlukan perhatian besar dalam pembinaannya
(BKKBN, 2016). Menurut hasil Susenas tahun 2018, Indonesia adalah rumah
bagi 63,82 juta jiwa pemuda, jumlah tersebut merupakan seperempat dari
total penduduk Indonesia. Pemuda laki-laki lebih banyak daripada pemuda
perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,36, yang berarti setiap 102
pemuda laki-laki terdapat 100 pemuda perempuan. Persentase pemuda di
perkotaan lebih besar daripada di perdesaan (56,68 persen berbanding 44,32
persen) (BPS, 2018). Jumlah yang sangat besar tersebut adalah potensi yang
memerlukan pengelolaan yang terencana, sistematis dan terstruktur agar
dapat dimanfaatkan menjadi modal pembangunan kedepan (BKKBN, 2016).
Upaya BKKBN dalam mengatasi permasalahan remaja yaitu dengan
melakukan pendekatan kepada remaja yang dilaksanakan melalui Pusat
29

Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan pendekatan kepada orang
tua yang memiliki remaja yang dilaksanakan melalui pengembangan kelompok
bina keluarga remaja (BKR). Dari sisi pengembangan kelompok BKR, dinilai
penting untuk mengaktifkan kelompok ini, karena para orang tua yang
tergabung dalam kelompok BKR dapat berdiskusi tentang teknik
berkomunikasi dan cara mendampingi anak remaja mereka (BKKBN, 2016).
Berdasarkan data dalap 2019, jumlah kelompok bina keluarga remaja (BKR)
adalah 44.740 (Dalap, 2019).
Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan yang
beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja usia 10–24 tahun. BKR
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan
anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang remaja, dalam rangka meningkatkan kesertaan , pembinaan, dan
kemandirian ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN, 2012).
Hasil dari pembinaan kelompok BKR menunjukkan bahwa keluarga
menjadi anggota BKR yaitu sebesar 13,41% di kabupaten banjar terendah dari
kabupaten lainnya dan pada kecamatan gambut yaitu sebesar 0% (Dalap,
2019). Hal ini masih jauh dari capaian kerja institusi yaitu sebesar 100% untuk
pelaksanaan pembinaan genre yang ada di kabupaten/kota (BKKBN, 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu upaya intervensi Untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan kelompok BKR tersebut perlu
dikembangkan suatu kegiatan yang memacu kelompok untuk lebih maju dan
mandiri. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Bina BKR. Pembinaan
tersebut diharapkan akan mendorong setiap Kelompok BKR untuk berusaha
meningkatkan kualitas dan kapasitasnya. Kelompok BKR yang menjadi
unggulan sebagai model, tempat rujukan, studi banding, dan magang bagi
kelompok BKR, dan membina BKR lainnya yang masih kurang dari target yang
ada.
30

b. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kelompok BKR baik dari segi
pengelolaan maupun pelaksanaan kegiatannya, dan siap untuk menjadi model,
tempat rujukan, tempat studi banding, dan tempat magang bagi kelompok
BKR yang lain.
b. Tujuan khusus
a. Meningkatnya kemampuan kelompok BKR dalam mengembangkan
materi dan isi pesan Program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja.
b. Meningkatnya kemampuan kelompok BKR dalam mengembangkan
kegiatan yang lebih inovatif dan kreatif.
c. Meningkatnya kemampuan kelompok BKR dalam memperluas dukungan
dan jejaring kerja.
d. Meningkatnya minat orang tua yang memiliki remaja dalam kegiatan dan
pengelolaan Kelompok BKR.
c. Metode
Metode yang dilakukan dengan menggunakan on the job training dan
off the job training:
1. On The Job Training
a) Job Instruction Training (Latihan Instruktur Pekerjaan) memberikan
petunjuk-petunjuk pekerjaan secara langsung pada pekerjaan dan
terutama digunakan untuk melatih para pekerja tentang cara-cara
pelaksanaan pekerjaan sekarang.
b) Job Rotation (Rotasi Pekerjaan) pekerja diberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda
dan juga praktek berbagai macam keterampilan dengan cara berpindah
dari satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.
31

c) Apprenticeships mengembangkan keahlian perorangan, sehingga pekerja


yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya
d) Coaching atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada
bawahannya. Peran pengawas diperlukan untuk memberitahukan kepada
tugas yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
2. Off The Job Training
a) Video Presentation presentasi melalui media televisi, film, slides dan
sejenisnya
b) Vestibule Training pelatihan dalam suatu ruangan khusus, terpisah dari
tempat kerja biasa, disediakan jenis peralatan yang sama seprti yang akan
digunakan pada pekerjaan sebenarnya
c) Role Playing permainan peran. Teknik ini mengubah sikap pekerja: menjadi
lebih toleransi terhadap perbedaan individual, mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
d) Case Study peserta pelatihan dihadapakan pada beberapa kasus tertulis
dan harus memecahkan kasus tersebut.
e) Simulation teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep
sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.
f) Self Study menggunakan modul tertulis dan kaset atau video tape
rekaman dan para peserta hanya mempelajarinya sendiri.
g) Programmed Learning diberikan beberapa pertanyaan-pertanyaan dan
para peserta pelatihan harus memberikan jawaban yang benar.
Menggunakan komputer yang sudah mempunyai program tersendiri agar
para peserta dapat mempelajari dan memperinci selangkah demi
selangkah dengan umpan balik langsung pada penyelesaian-setiap
langkah.
h) Laboratory Training latihan ini bersifat sensivitas, dimana peserta menjadi
lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Berguna untuk
32

mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di


waktu yang akan datang.
Dalam pelaksanaan sharing antar BKR yang dilakukan untuk metode on
the job training menggunakan cara coaching yang diberikan oleh PKB
Kecamatan Gambut dengan memberikan arahan untuk pelaksanaan kelompok
BKR serta untuk metode off the job training menggunakan cara case study,
video presentation dan role playing dengan mengharapkan kader BKR aktif
dalam pelaksaaan intervensi yang dilaksanakan.
d. Sasaran
1. Meningkatnya dukungan pemangku kepentingan dan mitra kerja
terhadap program genre khususnya dalam menumbuhkembangkan
kelompok BKR.
2. Meningkatnya pengetahuan orang tua yang memiliki remaja yang aktif
dalam kegiatan BKR.
3. Meningkatnya keterampilan kader BKR
e. Strategi Pelaksanaan
Tabel 2.5 Strategi Pelaksanaan Intervensi
Terlaksana
Pokok
No Kegiatan Rincian Tida PJ
acara Ya
k
Sosialisasi kepada
Kader BKR Kec.
Gambut
Orientasi/pembinaa
n ditujukan kepada
Mensosialisa
Kader BKR Kec.
sikan dan
Gambut Petugas
memberikan
Disusun rencana Penyuluh
1 Persiapan orientasi
kerja (Plan of KB,
rencana
Action) Kader BKR Mahasiswa
kerja kader
Kec. Gambut,
BKR
lengkap dengan
waktu dan tempat
penyelenggaraan,
pelaksana dan
pembagian tugas,
33

Terlaksana
Pokok
No Kegiatan Rincian Tida PJ
acara Ya
k
sarana dan
prasarana yang
diperlukan
Mempersiapkan
tempat
pelaksanaan
Melaksanaka Sharing BKR sesuai
n persiapan kesepakatan.
pada Mempersiapkan
pelaksanaan sarana pembinaan
pembinaan Kader, termasuk
Kader media KIE.
Melakukan
pembagian tugas
antar mahasiswa
Pembukaan
1. Pengisian daftar
hadir
2. Mengisi lembar
Pre-test
Pelaksanaan KIE
1. Semua peserta Petugas
Pelaksana yang berhadir Penyuluh
2
an mengikuti KB,
penyuluhan tentang Mahasiswa
BKR
Melaksanaka 2. Setelah
n tugas pada dilaksanakan
hari penyuluhan lalu
pelaksanaan mengisi lembar
pembinaan Post-test
Kader Sharing BKR
1. Semua peserta
yang berhadir
mengikuti sharing
BKR
2. Peserta aktif
dalam pelaksanaan
sharing BKR
3. Pengisian lembar
Lembar sharing
antar BKR
Penutupan
34

Terlaksana
Pokok
No Kegiatan Rincian Tida PJ
acara Ya
k
Melakukan
pencatatan hasil
pembinaan BKR
70% kader BKR
kec.gambut
berhadir
100% Ketua
Melaksanaka kelompok BKR
n evaluasi berhadir
pada hari 100% Pre dan post
3 Evaluasi Mahasiswa
pelaksanaan test diikuti oleh
pembinaan semua peserta yang
Kader berhadir
100% peserta yang
berhadir mengisi
lembar sharing
antar BKR

f. Organisasi penggerak dan pelaksana


Penyelenggara : Bidang Bina Ketahanan Remaja Dinas
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan
Selatan
Penanggung jawab : Kepala SubBidang Bina Ketahanan Remaja dan
Penyuluh KB Kecamatan Gambut
Anggota : Staf Bina Ketahanan Remaja, Mahasiswa
Magang
Peserta : Kelompok BKR “Kasih Ibu” dan “Mawar”
g. Sumber daya yang dimanfaatkan
Sumber daya manusia berupa tenaga yang digunakan pada kegiatan ini
adalah pihak Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, petugas
penyuluh KB Kecamatan Gambut, dan Mahasiswa.
h. Penutup
Pemecahan masalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
dan keaktifan kelompok BKR Kecamatan Gambut terkait Bina Ketahanan
35

Remaja. Sehingga, meningkatnya kepesertaan anggota kelompok BKR. Di


bawah ini merupakan tabel rencana kegiatan intervensi (Plan of Action) yang
akan dilakukan.
36

Tabel 2.6 Rencana kegiatan intervensi (Plan of Action)


Tempat dan Indikator
No Kegiatan Metode Media Sasaran Pelaksana Biaya
Waktu Keberhasilan
1. Rapat koordinasi BKKBN Diskusi dan - Lembar Kasubbid bina Mahasiswa, Terjadi kesepakatan Tidak ada
dengan petugas Prov.Kalsel tanya jawab data ketahanan pembimbing intervensi yang
bina ketahanan (Juli 2019) - PPT remaja dan staff instansi dan staf akan dilakukan.
remaja terkait seksi promkes
intervensi yang akan dan
dilaksanakan yaitu pemberdayaan
“Pembinaan masyarakat
Kelompok BKR”
2. Sosialisasi kegiatan Gambut Diskusi - PPT Kader BKR Pemegang 1. Terlaksannya Tidak ada
intervensi (Juli 2019) - ATK program kegiatan
“Pembinaan sosialisasi
Kelompok BKR” 2. Sosialisasi dihadiri
semua pengurus
kader BKR Kec
Gambut.
37

Tempat dan Indikator


No Kegiatan Metode Media Sasaran Pelaksana Biaya
Waktu Keberhasilan
3. Pelaksanaan Kader BKR Mahasiswa 1. Terlaksananya Konsumsi
intervensi kegiatan “Bagawi
“Pembinaan gasan yang anum”
Kelompok BKR”

4. Monitoring dan Pengisian Lembar Kader BKR Mahasiswa 1. Tercapainya Tidak ada
evaluasi kegiatan lembar evaluasi sasaran
“Pembinaan evaluasi berdasarkan
Kelompok BKR” uraian kegiatan
“Pembinaan
Kelompok BKR”
2. 70% kader BKR
berhadir
3. 100% ketua
kelompok BKR
berhadir
4. 100% pre dan
38

Tempat dan Indikator


No Kegiatan Metode Media Sasaran Pelaksana Biaya
Waktu Keberhasilan
post test diikuti
oleh semua
peserta yang
berhadir
5. 100% peserta
yang berhadir
mengisi lembar
sharing antar
BKR
39

C. Metode Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Data primer: indepth interview kepada kasubbid Bina Ketahanan Remaja
dan Penyuluh KB Kecamatan Gambut. Indepth interview dilakukan karena
lebih mudah untuk mendapatkan informasi dengan waktu yang berbeda-
beda serta dapat dilakukan kapan saja. Data primer juga diperoleh dengan
menggunakan kuisioner untuk mengukur pengetahuan Kader BKR yang
ada.
b. Data sekunder: Profil BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, dan Laporan KB
Nasional BKKBN.
D. Instrumen Magang
Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Swarjana, 2015). Adapun instrumen yang digunakan
pada saat magang adalah lembar pre-post test, lembar sahring antar kader BKR
dan lembar checklist.
BAB III
HASIL KEGIATAN MAGANG

A. Implementasi Intervensi

Gambar 6. Logo Generasi Berencana


Direktorat Bina Ketahanan Remaja merupakan salah satu direktorat di
bawah Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS/PK),
pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan teknis fasilitasi di bidang
Bina Ketahanan Remaja. Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan
yang beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja usia 10–24 tahun. BKR
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan
anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang remaja, dalam rangka meningkatkan kesertaan , pembinaan, dan
kemandirian ber KB bagi anggota kelompok (BKKBN, 2012). Kelompok BKR
yang ada di Kecamatan Gambut terdiri dari kelompok mawar dan kasih ibu.
Adapun nama kader kelompok tersebut adalah:
1. Mawar
Kelompok BKR mawar terdiri dari hariyani, muslimah, santi, hamisah,
marwiyah, paridah, saidah, salabiah, sawidah dan siti wardah yang terletak di
Desa Keladan Baru
2. Kasih Ibu
Kelompok BKR kasih ibu terdiri dari suriansyah, barkati, tumiyo, siti
jubaidah, hj. nursiah, hj. nor aidah, basniah, isnawati, hamran dan hayatun
nufus yang terletak di Desa Guntung Papuyu

40
41

Pokok-pokok kegiatan dalam pengelolaan kelompok bina keluarga


remaja meliputi penyelenggaraan kegiatan bina keluarga remaja yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dalam melakukan
pembinaan terhadap remaja. Di samping itu, kegiatan ini diarahkan pula untuk
dapat meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi
pasangan usia subur (PUS) anggota BKR. Agar penyelenggaraan kegiatan
tersebut berlangsung secara efektif, maka perlu diperhatikan pokok-pokok
kegiatan dalam penyelenggaraan kegiatan kelompok BKR yang meliputi
pembentukan kelompok, peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana
serta pelayanan kegiatan BKR seperti berikut ini :
a. Pembentukan kelompok BKR
Pelaksanaan kegiatan pembentukan kelompok BKR dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Identifikasi potensi dan masalah
2) Penggalangan kesepakatan
3) Pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
4) Menyiapkan sumber daya
b. Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana
Untuk meningkatkan kapasitas pengelola dan pelaksana perlu dilakukan
kegiatan sebagai berikut:
1) Training of trainer (TOT)
2) Workshop / Orientasi
c. Pelayanan kegiatan kelompok BKR
Rangkaian pelayanan kegiatan kelompok BKR adalah seperti berikut ini :
1) Pertemuan penyuluhan
2) Tata Cara Penyuluhan
3) Kunjungan rumah
4) Rujukan
42

Dalam konteks pengembangan SDM pelatihan dan pendidikan


merupakan upaya untuk mengambangkan sumber daya manusia, terutama
untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian manusia (Notoatmodjo S,
2009).
Setelah dilakukan dan berjalannya intervensi tentang pembinaan kader
kelompok BKR mawar dan kasih ibu, maka dapat diketahui keberhasilan
intervensi berdasarkan indikator keberhasilan yang telah dibuat di tabel POA.
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan 2 tahap yaitu jangka pendek
(selama magang) dan jangka panjang (yang nantinya menjadi keberlanjutan
setelah magang yang didapat oleh pihak BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan).
Dalam monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan maka hasil intervensi
hanya dilihat dari jangka pendeknya. Berikut hasil dari implementasi intervensi
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Implementasi intervensi Magang

No Pokok acara Kegiatan Rincian Hasil


Sosialisasi kepada
Kader BKR Kec. Terealisasi
Gambut
Orientasi/ pembinaan
ditujukan kepada
Terealisasi
Kader BKR Kec.
Gambut
Mensosialisasikan
Disusun rencana kerja
dan memberikan
1 Persiapan (Plan of Action) Kader
orientasi rencana
BKR Kec. Gambut,
kerja kader BKR
lengkap dengan waktu
dan tempat
Terealisasi
penyelenggaraan,
pelaksana dan
pembagian tugas,
sarana dan prasarana
yang diperlukan
Melaksanakan Mempersiapkan
persiapan pada tempat pelaksanaan
2 Pelaksanaan Terealisasi
pelaksanaan Sharing BKR sesuai
pembinaan Kader kesepakatan.
43

No Pokok acara Kegiatan Rincian Hasil

Mempersiapkan sarana
pembinaan Kader, Terealisasi
termasuk media KIE.
Melakukan pembagian Terealisasi
tugas antar mahasiswa
Pembukaan
1. Pengisian daftar
Terealisasi
hadir
2. Mengisi lembar Pre-
Terealisasi
test
Pelaksanaan KIE
1. Semua peserta yang
berhadir mengikuti
Terealisasi
penyuluhan tentang
BKR
2. Setelah dilaksanakan
penyuluhan lalu
Melaksanakan Terealisasi
mengisi lembar Post-
tugas pada hari test
pelaksanaan Sharing BKR
pembinaan Kader
1. Semua peserta yang
berhadir mengikuti Terealisasi
sharing BKR
2. Peserta aktif dalam
pelaksanaan sharing Terealisasi
BKR
3. Pengisian lembar
Lembar sharing antar Terealisasi
BKR
Penutupan
Melakukan pencatatan
Terealisasi
hasil pembinaan BKR
70% kader BKR
Terealisasi
kec.gambut berhadir
100% Ketua kelompok Tidak
BKR berhadir Terealisasi
Melaksanakan
evaluasi pada hari 100% Pre dan post test
3 Evaluasi
pelaksanaan diikuti oleh semua Terealisasi
pembinaan Kader peserta yang berhadir

100% peserta yang


berhadir mengisi lembar Terealisasi
sharing antar BKR
44

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa implementasi intervensi


telah mencapai keberhasilan/ terealisasi sesuai dengan indikator keberhasilan
jangka pendek yang telah dibuat di tabel POA, walaupun satu indikator tidak
terlaksana yaitu, menghadirkan seluruh ketua kader BKR yang ada di
Kecamatan Gambut. Selanjutnya, dalam hal persiapan dala pelaksanaan telah
dilaksanakan dengan baik dengan dibantu oleh pihak PKB dan BKKBN Provinsi
Kalimantan Selatan.

Tabel 3.2 Persentase Tingkat Kehadiran Kader BKR Kecamatan Gambut


Kategori Jumlah Presentase
Berhadir 15 75%
Tidak Berhadir 5 25%
Total 20 100%
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa kader BKR yang
berhadir adalah 15 orang (75%) dan kader BKR yang tidak berhadir adalah 5
orang (25%). Untuk itu, Merupakan awal yang baik untuk pelaksanaan
selanjutnya untuk meningkatkan minat dalam Kader BKR ataupun anggota
nantinya.

Tabel 3.3 Persentase Tingkat Kehadiran Ketua Kader BKR Kecamatan Gambut
Kategori Jumlah Presentase
Berhadir 1 50%
Tidak Berhadir 1 50%
Total 2 100%
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa Ketua kader BKR
yang berhadir adalah 1 orang (50%) dan kader BKR yang tidak berhadir adalah 1
orang (50%). Berdasarkan wawancara ketidakhadiran ketua kader dikarenakan
adanya musim panen untuk itu ketua kader tidak dapat berhadir dalam
pertemuan yang dilaksanakan.
45

Penggerakan upaya pemimpin untuk menggerakkan (memotivasi)


seseorang atau kelompok orang yang dipimpin dengan menumbuhkan
dorongan atau motive dalam dirinya untuk melakukan tugas atau kegiatan
yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (2000:156)
yang menyatakan bahwa penggerakan sebagai upaya pimpinan untuk
menggerakan (memotivasi) seseorang atau kelompok orang yang dipimpin
dengan menumbuhkan dorongan atau motive dalam dirinya untuk
melakuakan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan
rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Afriani F dan Suminar T,
2015).

Tabel 3.4 Persentase peserta pembinaan mengisi lembar pre-post test


Kategori Jumlah Presentase
Mengisi 15 110%
Tidak mengisi 0 0%
Total 15 100%
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, dapat diketahui bahwa peserta yang


berhadi mengisi lembar pre-post test adalah 15 orang (100%) dan tidak mengisi
adalah 0 orang (0%). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah kemampuan
kader dalam membaca dan menjawab pertanyaan sendiri dan juga mengikuti
rangkaian dalam kegiatan pelaksanann intervensi yang dilakukan.
Tabel 3.5 Persentase Tingkat Pengetahuan Kader BKR Sebelum dan Sesudah
diberikan Penyuluhan
Sebelum Sesudah
Kategori
Penyuluhan Penyuluhan
Rendah 26,67% 13,33%
Tinggi 73,33% 86,67%
Total 100% 100%
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, dapat diketahui bahwa tingkat
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan berkategori tinggi.
46

Adapun, tingkat pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan meningkat, yaitu


dari pengetahuan rendah 26,67% setelah dilaksanakan intervensi pengetahuan
yang rendah berkurang menjadi 13,33%. Dalam hal ini, artinya kader BKR telah
memahami apa yang disampaikan oleh promotor.
Peranan orang tua begitu besar dalam mencegah dan juga
menanggulangi kenakalan remaja. Orang tua perlu dibekali pengetahuan
mengenai cara mendidik remaja, cara berkomunikasi dengan remaja, dan cara
menyelesaikan permasalahan remaja. Hal tersebut diperlukan agar
menciptakan keluarga yang harmonis (Hayati RN, 2017).
Peran orang tua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan
alternative jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri
remajanya. Orang tua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan
alternative supaya remaja itu bisa berpikir lebih jahu dan memilih yang terbaik.
Orang tua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan
bersikap kaku akan membuat anak dan remaja tambah bingung (Afriani F dan
Suminar T, 2015).
Tabel 3.6 Mahasiswa/Petugas dalam Pembimbingan Sharing antar BKR
Menurut Kader BKR di Kecamatan Gambut Tahun 2019
No Kategori Jumlah Persentase
1 Baik 14 orang 93,33%
2 Cukup 1 orang 6,67 %
3 Kurang 0 orang 0
Total 15 orang 100%
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, dapat diketahui bahwa pembimbingan
yang dilakukan mahasiswa/petugas menurut kader BKR sebagian besar
berpendapat adalah baik (93,33%) dengan keterangan bahwa mahasiswa
memberikan arahan yang mudah dipahami, peserta dapat berinteraksi dengan
pembicara dan juga penyampaian yang mudah dimengerti. Selanjutnya 1 orang
berpendapat cukup (6,67%) dengan keterangan bahwa tingkat penyampaian
yang bagus dan tingkatkan lagi.
47

Tabel 3.7 Pernyataan tentang pelaksanaan sharing yang dilakukan


No Kategori Jumlah Persentase (%)
1
Baik 15 orang 100
2
Tidak 0 orang 0
Total 15 orang 100
Sumber: Pelaksanaan Intervensi Sharing BKR di Kecamatan Gambut.
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembimbingan dilakukan dengan baik dengan berpendapat ya (100%) dengan
keterangan bahwa masyarakat dengan atusias untuk bertanya dan menjawab
serta dapaat membuka pikitan ibu-ibu untuk membimbing remaja dan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kelompok BKR yang ada.
Hasil masukan yang diberikan oleh peserta yang berhadir untuk kegiatan
kelompok BKR selanjutnya yang melalui lembar isian adalah diharapkan
nantinya dalam pelaksanaan semua dapat bersosialisasi dengan baik karena
dapat membantu cara mendidik anak dengan benar. Dimana pelaksanaan
selanjutnya dapat dilakukan di majelis taqlim, perkumpulan maulid,
perkumpulan pengajian dan diharapkan pihak pemerintah dapat lebih sering
melakukan sharing BKR agar masyarakat antusias serta mendukung kelompok
BKR yang ada.
B. Kontribusi Mahasiswa Untuk Organisasi
Berdasarkan identifikasi masalah hasil kerja magang diketahui yang
menjadi prioritas masalah adalah pembinaan kelompok BKR. Adapun
pemecahan masalah atau intervensi yang dipilih yaitu pelaksanaan sharing
BKR dengan metode on & off the job training.
Tahapan intervensi yang dilakukan antara lain:
1. Tahap persiapan
Persiapan meliputi penyusunan rencana intervensi dan koordinasi
dengan Pihak BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan dengan PKB Kecamatan
Gambut berupa penyusunan bentuk intervensi, sasaran dalam program ini,
48

sarana dan prasarana yang diperlukan, waktu dan tempat untuk melakukan
diskusi intervensi yang akan dilakukan.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan intervensi ini meliputi:
a) Pelaksanaan persiapan tempat pelatihan
Pelaksanaan persiapan dibantu oleh pihak desa guntung papuyu dan
juga PKB Kecamatan Gambut dalam mempersiapkan peserta sahring antar
BKR tersebut.
b) Pengisian kuesioner tentang BKR
Dalam hal ini untuk menilai tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh kader
BKR yang ada di Kecamatan Gambut, mahasiswa membantu dalam persiapan
dan pelaksanaan pre-post yang dilakukan
c) Pelaksanaan Sharing antar BKR
Pelaksanaan sharing dilaksanakan dengan baik dengan memandu dalam
acara sharing yang dilakukan dengan memberikan arahan serta memberikan
stimulasi untuk keaktifan dalam pelaksanaan sharing yang dilaksanakan.

Gambar 7. Kegiatan Intervensi Sharing antar Kelompok BKR


49

3. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi didapat dari hasil peningkatan pengetahuan dan juga
keaktifan dalam pelaksanaan diskusi yang dilakukan oleh kader BKR
kecamatan Gambut.

C. Pelajaran Yang Dapat Dipelajari


Selama magang di Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Selatan terdapat beberapa manfaat
bagi mahasiswa. Pelajaran yang didapat selama masa magang di BKKBN
Provinsi Kalimantan Selatan yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman
bekerja yang mana tidak didapatkan selama berada di bangku kuliah yaitu
tentang konsep PIK R/M dan Kelompok BKR. Selain itu, mahasiswa juga
mendapat pengetahuan mengenai bagaimana suatu kegiatan dijalankan.
Bukan hanya pengetahuan yang didapat, tetapi juga praktik langsung
bagaimana situasi dan kondisi yang ada dilapangan pada saat pelaksanaan
kegiatan seminar nasional, pengadaan BKR kit, serta melaksanakan kegiatan
sosialisasi ke Kabuaten Banjar yang mana lebih tepatnya di Kecamatan
Gambut. Selain itu, ilmu yang didapat selama perkuliahan sangat membantu pada
saat pelaksanaan magang dan menjadi bekal ilmu pada saat bekerja nantinya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja magang yang dilakukan di Subbidang Bina
Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan diketahui kendala yang
dihadapi ketika akan tidak adanya pembinaan yang dilakukan untuk kelompok
BKR di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Berdasarkan diskusi yang
dilakukan bersama Kepala Subbidang Bina Ketahanan Remaja, didapatkan
intervensi yaitu pembinaan kelompok BKR. Rencana kegiatan (plan of action)
yang dilakukan dimulai dari tahap persiapan dengan melakukan diskusi
bersama Kepala Subbidang Kesehatan Reproduksi mengenai metode apa yang
digunakan dalam pelaksanaan pembinaan BKR. Pelaksanaan kegiatan
intervensi yaitu pelaksanaan pembinaan kelompok BKR mawar dan kasih ibu
dengan metode on & off the job training, hingga monitoring dan evaluasi
adalah bahwa tercapainya kader BKR yang berhadir adalah 15 orang (75%) dan
diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dari pengetahuan rendah
26,67% setelah dilaksanakan intervensi pengetahuan yang rendah berkurang
menjadi 13,33%. Dalam hal ini, artinya kader BKR telah memahami apa yang
disampaikan oleh promotor, serta terjadinya feedback berupa saran yang
diberikan oleh peserta yang berhadir untuk kemajuan pelaksanaan kelompok
BKR yang ada di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.

B. Rekomendasi
Ada pun rekomendasi yang dapat diberikan yaitu :
1. Kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan dapat melakukan
penambahan media informasi lain seperti booklet atau video yang
berkaitan dengan kelompok bina ketahanan remaja yang dapat
menunjang pelaksanaan kelompok bina keluarga remaja.

50
51

2. Kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan adanya


pembinaan dan pelatihan rutin bagi kader BKR dimana harapannya
anggota BKR lebih aktif dalam bertanya dan sharing dengan kader untuk
kemajuan anak dan remaja untuk menunjang keberhasilan program
dengan sasaran remaja di wilayah lebih maju, remaja terbebas dari
narkoba, remaja memiliki kegiatan positif, remaja tidak terpengaruh
pergaulan bebas, serta BKR dapat melibatkan anggota
masyarakat/keluarga yang punya remaja lebih banyak.
3. Kepada PSKM FK ULM dapat menjalin kerja sama dengan instansi tempat
magang. Kemudian, dapat mengimplementasikan Tri Darma Perguruan
tinggi salah satunya yaitu dapat menambahkan referensi untuk kegiatan
perkuliahan mengenai kelompok bina keluarga remaja dalam
pengembangan sumber daya manusia dan pemberdayaan kepada
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, F., & Suminar, T. 2015. Manajemen penyelenggaraan program bina


keluarga remaja melalui kegiatan keterampilan merajut di Rw 06
Kelurahan Bandarjo Ungaran Barat. Journal of Nonformal Education and
Community Empowerment. 4(1): 1-6.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Bina
Ketahanan Remaja. 2012. Pedoman pengelolaan Bina Keluarga Remaja
(BKR).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2016. Bina Keluarga
Remaja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2019. Profil Kerja
Institusi BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan.
Badan Pusat Statistik, Sub Direktorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan
Sosial. 2018. Statistik Pemuda Indonesia. Badan Pusat Statistik Jakarta.
Chandra Merta Sari DAE. 2015. Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi
remaja terhadap pernikahan dini di Desa Sukowono Kecamatan
Sukowono Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: Universitas Jember.
Hayati, R. N. 2017. Peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Melalui
Program Bina Keluarga Remaja Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Di
Desa Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang). Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Istiqomah, N., & Notobroto, H. B. 2017. Pengaruh Pengetahuan, Kontrol Diri
terhadap Perilaku Seksual Pranikah di Kalangan Remaja SMK di
Surabaya. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 5(2): 125-134.
Laporan Dalap. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Notoatmodjo s. 2009. Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

52
53

Rizkianti, A., Amaliah, N., & Rachmalina, R. 2017. Penggunaan Kontrasepsi


pada Remaja Perempuan Kawin di Indonesia (Analisis Riskesdas
2013). Buletin Penelitian Kesehatan. 45(4): 257-266.
Sari DT. 2014. Wacana dispensasi perkawinan di bawah umur di Jombang.
Jurnal Paradigma. 2(2): 1-6.
Undang-Undang Perkawinan. No. 1 Tahun 1974.

Anda mungkin juga menyukai