Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PENDAMPINGAN MAHASISWA DALAM


PROGRAM KOSTRATANI
(KOMANDO STRATEGIS PEMBANGUNAN PERTANIAN)
DI BPP SUSUKAN, CIREBON, JAWA BARAT

Disusun Oleh :
Hasannudien (02.11.20.078)

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
JURUSAN PERTANIAN
PRODI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendampingan Mahasiswa Dalam Program Kostratani

BPP Susukan, Cirebon, Jawa Barat

Disusun Oleh:

HASANNUDIEN
NIM .02.11.20.078

Menyetujui:

Pembimbing Internal, Pembimbing Eksternal,

Anne Fetrix , ST
Nawangwulan Widiastuti, SP, M.Si
NIP. 19820820 201706 2 003
NIP. 19570913 198503 2 001

Ketua Prodi TMP,

Dr. Ir Yul Harry Bahar


NIP. 19600607199103100

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah - Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pendampingan
Mahasiswa Dalam Program Kostratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) yang
tepat pada waktunya di BPP Susukan, Cirebon, Jawa Barat.
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
Pendampingan Mahasiswa Dalam Program Kostratani ini.
Namun dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk memperbaiki di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca.

Cirebon, 10 Januari 2021

penyusun

HASANNUDIEN
NIM .02.11.20.078

II
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ............................................................................................................... I


Kata Pengantar ........................................................................................................................ II
Daftar isi .................................................................................................................................. III
Daftar gambar ........................................................................................................................ IV
Daftar Tabel ............................................................................................................................ IV
Daftar Lampiran………………...…………………………………………………………………IV
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Gambaran umum wilayah pendampingan ................................................................................ 1
1.1.1. Wilayah yang ada di kecamatan Susukan ........................................................................ 2
1.2. Gambaran umum kegiatan ....................................................................................................... 3
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................................... 5
2.1 Analisis situasi permasalahan kelompok .................................................................................. 5
2.1.1 Permasalahan yang terjadi di desa kedongdong ............................................................... 5
2.1.2 Permasalahan yang terjadi di desa bojong ....................................................................... 7
2.1.3 Permasalahan yang terjadi di desa susukan .................................................................... 10
2.1.4 Permasalahan yang ada dari tiga desa ( kedongdong -bojong – susukan )..................... 12
2.2 Pemecahan masalah................................................................................................................ 14
2.2.1 Pemecahan masalah di desa kedongdong ....................................................................... 14
2.2.2 Pemecahan permasalan di desa bojong .......................................................................... 15
2.2.3 Pemecahan permasalahan di desa susukan .................................................................... 16
2.2.4 Pemecahan permasalah dari tiga desa (kedongdong , susukan , bojong ) ...................... 18
2.3 Realisasi kegiatan pendampingan .......................................................................................... 18
BAB III. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .............................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 20
3.2 Rekomendasi .......................................................................................................................... 20
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA……………..…………………………………………………………..…..…22

LAMPIRAN …………………………………………………………….…………………………......23

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 . Peta Wilayah Susukan……………………..…………………………………….1


Gambar 2 . Hama Penggerek Batang…….……………..……………………………………5
Gambar 3. Penyekit Hawar Daun…………….……………………………………………..6
Gambar 4 . Hama WBC……………….…………………………………………………….7
Gambar 5. Penyakit Kerdil Rumput ……………….………………………………..….…9
Gambar 6 . Hama Tikus……………..……………………………………………………...10
Gambar 7. Penyakit Blast ……………...………………………………………………….11
Gambar 8. Irigasi Sawah ………………...………………………………………………...12
Gambar 9. Kartu Tani ……….…………………………………………………………….13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keadaan Jumlah Penduduk ……………………………………………………….2


Tabel 2. Keadaan Luas Lahan ………………..…………………………………………….3

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jurnal Mingguan ............................................................................................ 23

Lampiran 2. Jurnal Konsultasi ........................................................................................... 24

Lampiran 3. Keadaan Data Sumber Daya Manusia/SDM ......................................................... 25

Lampiran 4. Keadaan Teknis Pertanian................................................................................. 26

Lampiran 5. Dokumentasi Keadaan Lingkungan Pertanian dan Data Lainnya ......................... 27

Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan .................................................................................. 28

IV
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Gambaran Umum Wilayah Pendampingan

Gambar 1. Peta wilayah susukan


Sumber:BPP Susukan 2021

Kecamatan susukan merupakan salah satu kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di
Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Kecamatan Susukan jika dilihat dari segi geografisnya itu terletak
di bagian barat dari Kabupaten Cirebon , dan kecamatan Susukan adalah salah satu Kecamatan
yang berbatasan langsung dengan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
Cirebon. Kecamatan ini terletak di jalur utama pantura yang menghubungkan antara kota Cirebon
dan kota Jakarta, masyarakat yang ada di Kecamatan Susukan pada umumnya mempunyai mata
pencaharian sebagai petani , pedagang dan pegawai di instansi pemerintah ataupun swasta .

Kecamatan Susukan mempuyai intansi Pendidikan yang dibilang cukup lengkap kerena
mencakup :

• Pendidikan Dasar SDN 01 Susukan .


• SDN 02 Susukan .
• SDN 03 Susukan.
1
• SDN 04 Susukan SD Yakpi.
• Pendidikan Menengah SMP Plus Yakpi MTs Yakp.
• Pendidikan Atas SMAN 01 Susukan.
• Dan SMK N susukan
Bisa disimpulkan bahwa Pendidikan yang ada di Kecamatan Susukan itu sudah lengkap dan
mempunyai standar yang cukup .

1.1.1. Wilayah yang ada di Kecamatan Susukan


Menurut data kependudukan Kecamatan Susukan mempunyai jumlah penduduk yang
cukup banyak yaitu mecapai 76.035 jiwa dari 12 desa , yang Sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai petani dan pedagang.

Jumlah (Jiwa)
No Desa Perem-
Laki-laki Jumlah
Puan
1 Tangkil 3834 3094 6928
2 Wiyong 2849 3578 6427
3 Kedongdong 4523 4632 9155
4 Gintung Lor 3834 3498 7332
5 Kejiwan 3007 2805 5812
6 Bojongkulon 4320 4225 8545
7 Bunder 1770 1772 3542
8 Jatipura 1585 1895 3480
9 Jatianom 2792 2666 5458
10 Susukan 3366 3383 6749
11 Ujunggebang 3402 4250 7652
12 Luwung Kencana 2467 2488 4955
Jumlah 37749 38286 76035
Tabel 1. Keadaan Jumlah Penduduk

(Sumber: Database Identifikasi Potensi Wilayah BPP Susukan)

Selain jumlah penduduk yang cukup banyak Kecamatan Susukan juga mempunyai luas tanah
yang cukup luas yaitu sekitar 4248 Ha yang terbagi menjadi 12 desa. Dalam luas lahan ini
khususnya luas lahan pertanian dibagi menjadi dua yaitu luas lahan basah dan luas lahan kering.

Tabel 2. Data Luas Lahan


Desa Jumlah luas Jumlah luas lahan tanah Jumblah Luas Tanah
sawah irigasi darat ( Ha )
1 Tangkil 227 99,00 326,00
2 Wiyong 146 65,00 211,00

2
3 Kedongdong 252 138,00 390,00
4 Gintung Lor 85 113,00 198,00
5 Kejiwan 229 61,65 290,65
6 Bojongkulon 75 115,00 190,00
7 Susukan 716 212,00 928,00
8 Bunder 165 36,23 201,23
9 Jatipura 80 19,59 99,59
10 Jatianom 620 128,00 748,00
11 Ujunggebang 553 87,00 640,00
12 Luwung Kencana 512 50,52 562,52
Jumlah 3667 1141,0 4248,0
(Sumber: Database Identifikasi Potensi Wilayah BPP Susukan)

1.2. Gambaran Umum Kegiatan


Gambaran umum kegiatan yang ada di BPP Susukan ada banyak sekali seperti:

• Penyuluhan penyuluhan adalah suatu pendidikan non-formal yang diberikan


oleh individu atau seseorang kepada masyarakat atau kelompok secara sistemik
terencana terarah dalam membentuk atau bertujuan untuk mencapai suatu
keberhasilan. Seperti dalam kegiatan BPP di Susukan mereka melakukan
penyuluhan ke masyarakat ataupun ke kelompok-kelompok tani yang ada di desa
tersebut yang bertujuan untuk memberitahu dan membimbing para petani supaya
bisa membudidayakan tanaman dengan baik dan optimal sehingga bisa
meningkatkan produktivitas dari hasil pertanian tersebut.

• Pelatihan, selain melakukan penyuluhan kepada masyarakat susukan juga


mempunyai program pelatihan bagi kelompok-kelompok yang ada di masyarakat
seperti kelompok tani ataupun KWT. Dalam kegiatan pelatihan ini pihak BPP atau
penyuluh memberi cara tentang melakukan usaha seperti usaha kecil menengah
dan juga besar masyarakat, dan juga memotivasi masyarakat supaya mau dan bisa
berwirausaha dengan baik dan benar sehingga dari aktivitas usaha ini bisa
membantu perekonomian masyarakat.

3
• BPP Susukan juga mempunyai tugas atau melancarkan rencana yang sudah
dibuat oleh pemerintah ataupun dinas Pertanian kepada masyarakat, sehingga
membutuhkan orang-orang yang yang bisa terjun langsung kelapangan dan
mengontrol supaya program dari pemerintah bisa berjalan dengan lancar dan
sukses sehingga dibutuhkan orang-orang seperti para penyuluh untuk turun
langsung ke lapangan.

4
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Analisis Situasi Permasalahan Kelompok


Permasalahan adalah suatu kendala atau hambatan yang terjadi pada saat kita akan
melakukan sesuatu atau pada saat kita melakukan kegiatan. Permasalahan yang ada di
petani khususnya di wilayah Susukan ada banyak sekali , dan ini terjadi dikernakan adanya
kurangnya informasi ataupun kesalahpahaman yang terjadi pada masyarakat dan
permasalahan yang terjadi di wilayah Susukan yaitu :

2.1.1 Permasalahan Yang Terjadi Di Desa Kedongdong

a. Penggerek Tanaman Padi

Gambar 2. Hama Penggerek Batang

(Sumber: villages.com/full/petani 2020)


Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang paling sering menyerang
tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Penyerangan hama terjadi pada saat
tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetative sampai generative.
Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang secara umum ada 2 jenis,
yaitu sundep dan beluk.

Untuk gejala sundep, sundep ini disebabkan oleh serangan dimulai dengan larva
ngengat yang merusak tanaman padi sebelum memasuki fase generative (masa
pembungaan) dan gejalanya mulai terlihat pada tanaman padi berumur 21 hari setelah

5
pindah tanam atau persemaian. Selanjutnya setelah 1 minggu, larva ngengat akan bertelur
dan meletakkannya pada batang tanaman padi, setelah 4-5 hari telur akan menetas sekaligus
merusak pembuluh tanaman yang terdapat pada batang padi. Dampak visualnya yaitu pucuk
batang padi menjadi kering kekuningan serta mudah dicabut.

Sedangkan untuk gejala beluk, serangannya terjadi pada fase generatif (masa
pembentukkan malai). Dampak serangan yang ditimbulkan menyebabkan bulir padi
menjadi hampa akibat proses pengisian bijinya tidak berjalan sempurna karena kerusakan
pada pembuluh batang padi. Kerugian hasil yang disebabkan oleh gejala beluk berkisar 1-
3% dengan rata-rata 1,2%. Maka dari itu, upaya pengendalian OPT perlu dilakukan untuk
mencegah kerugian akibat serangan penggerek batang

b. Hawar Daun

Gambar 3. Penyekit Hawar Daun


(Sumber: https://ilmutanikangucup.wordpress.com/2017)

Hawar daun/ Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi
utama yang tersebar di berbagai ekosistem padi di negara-negara penghasil padi, termasuk
di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo).
Penyerangan penyakit ini tidak melihat berbagai fase tanaman kerena penyakit ini
menyerang dari awal tanam sampai panen. Penyebab penyakit (patogen) menginfeksi
tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa stomata dan
merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk
melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada tanaman muda mengakibatkan mati dan
pada tanaman fase generative mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna

6
➢ Gejala dan dampak penyakit

Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan maka ciri fisik yang dapat dilihat yaitu
tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Penyakit kresek sangat mirip
dengan gejala sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman
vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawa
(blight). Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-
abuan dan lama-lama daun menjadi kering. Bila serangan terjadi saat berbunga, proses
pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau
bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.

➢ Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit


Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang tinggi
sangat memacu perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu penyakit hawar daun bakteri
sering timbul terutama pada musim hujan. Pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis
tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan
terhadap penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu untuk menekan perkembangan
penyakit hawar daun bakteri disarankan tidak memupuk tanaman dengan Nitrogen secara
berlebihan, gunakan pupuk Kalium dan tidak menggenangi pertanaman secara terus
menerus, sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang (intermiten).

2.1.2 Permasalahan yang terjadi di Desa Bojong


a. WBC (Wereng Batang Coklat )

Gambar 4. Hama WBC


(Sumber: lampung.litbang.pertanian2016)
7
Wereng batang coklat (WBC) merupakan hama yang menyerang tanaman padi , dan hama
ini adalah salah satu hama yang lumayan sulit untuk dikendaliakan karena :
1. Hama ini menyerang langsung tanaman padi dan menghisap cairan tanaman secara
langsung .
2. Merupakan penyebab penyakit kerdil pada tanaman padi
3. Hama yang mampu beradaptasi dengan cepat pada berbagai lingkungan sehingga sifat
ini menimbulkan ledakan populasi yang sangat dahsyat dan mengakibatkan menurun
nya produksi secara drastis.

Wereng batang coklat (WBC) berkembang biak sangat cepat Serangga yang sudah
dewasa mampu menghasilkan 600 butir telor. Siklus hidup serangga ini sekitar 28 hari,
stadium telur sekitar 8 hari, nimfa 18 hari, dewasa sekitar 10 hari. Laju perkembang biakan
pada varietas rentan pada lingkungan yang optimum dalam satu musim tanam dapat
mencapai 500 kali dari populasi generasi awal. Nimfa mengalami lima kali pergantian kulit
(instar), dan dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa yaitu bentuk bersayap
panjang (makroptera) dan bersayap pendek (brahiptera). Munculnya makroptera
umumnya terjadi pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan yaitu pada
kepadatan populasi yang tinggi dengan makanan yang kurang mencukupi. Wereng bentuk
makroptera merupakan penyesuaian untuk migrasi karena kepadatan populasi yang tinggi
dan kurangnya makanan. Wereng batang coklat menyerang tanaman pada bagian batang
atau pelepah daun padi pada semua fase pertumbuhan tanaman.

➢ Penyebab Terjadinya Serangan Wereng Batang Coklat

1. Pada kondisi lingkungan yang cocok (varietas padi rentan dan iklim yang mendukung),
WBC berkembang biak sangat cepat dan sangat tinggi
2. Penanaman varietas yang rentan dan pola tanam yang tidak teratur (tanam tidak
serempak), sangat memicu perkembangan dan penyebaran WBC
3. Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana, tidak memenuhi enam tepat (T) (tepat
jenis, konsentrasi, dosis, volume semprot, cara, waktu dan sasaran), menyebabkan
wereng menjadi kebal dan terbunuhnya musuh alami sehingga wereng cepat
berkembang
4. Tidak dilakukannya monitoring atau pemantauan populasi secara rutin sehingga
tindakan pengendalian terlambat dilakukan.

8
➢ Gejala Serangan Wereng Batang Coklat
1. Akibat serangan WBC, daun dan batang tanaman menjadi berwarna kuning,
kemudian berwarna coklat, dan akhirnya seluruh tanaman mengering seperti
disiram air panas (hopperburn)
2. WBC juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa dan kerdil rumput
3. Tanaman yang terkena virus kerdil hampa menjadi kerdil, bagian daun seperti
terpuntir, pendek, kaku dan berlekuk-lekuk, anakan bercabang dan malai
hampa.
4. Tanaman yang terkena virus kerdil rumput menjadi kerdil, beranakan banyak,
daun menjadi pendek dan tidak keluar malai

c. Kerdil Rumput

Gambar 5. Penyakit Kerdil Rumput


(Sumber:www.sampulpertanian.com/2017)

Kerdil rumput adalah suatu penyakit yang terjadi pada tanaman padi yang biasanya
disebabkan oleh wereng coklat yang menyerang tanaman padi sebelumnya dan tanaman
wereng coklat itu membawa virus dan menularkan kepada ada tanaman sehingga tanaman
itu terinfeksi dan tertularoleh virus yang dibawa oleh urang coklat dan virus tersebut
menyebabkan penyakit yang bernama kerdil rumput.
Kerdil rumput merupakan terhambatnya pertumbuhan tanaman padi yang
berpengaruh terhadap produksi malai yang terhambat dan juga hasil dari tanaman juga tidak
akan optimal dikarenakan terganggunya pertumbuhan dari tanaman padi tersebut.

Ciri-ciri Gejala Serangan adalah sbb:


9
➢ Ciri ciri dari penyakit kerdil rumput yaitu :

1. Daun berwarna hijau pucat atau kuning pucat, sempit, pendek, kaku dan penuh dengan
bercak coklat seperti karat.
2. Jumlah anakan berlebih.
3. Tanaman kerdil.
4. Tidak membentuk malai/malai tidak keluar.

2.1.3 Permasalahan yang terjadi di Desa Susukan


a. Tikus

Gambar 6. Hama Tikus


(sumber:pertanian.go.id/mobile/artikel/90256/PENGENDALIAN-HAMA- TIKUS-PADA-
TANAMAN-PADI-SAWAH/2019)

tikus merupakan hama padi yang paling utama di petani Indonesia kerena tikus ini
menyerang tanaman di segala fase dari awal kita nyemai dan sampai pada saat pemanenan
itu bisa berpotensi diserang oleh hama tikus. Hama ini termasuk ke dalam hama yang
berbahaya karena hama ini menyerang langsung tanaman padi sehingga membuat tanaman
padi rusak dan tidak bisa tumbuh secara optimal .
Jika hama tikus sudah muncul maka harus cepat untuk ditangani karena proses
perkembang biakan tikus sangat cepat dan juga tikus mampu berkembangbiak sampai 10
ekor dalam satu kali melahirkan. jika dalam satu musim tanaman padi berumur 3-4 bulan

10
maka perkembangbiakan hama tikus bisa 3 kali berkembang biak olah kerena itu jika ada
hama tikus harus cepat ditangani .

b. Penyakit Blast

Gambar 7 . Penyakit Blast

(Sumber: https://pertanian-mesuji.id/penyakit-blas-pyriculariagrisea/2017)

Penyakit blast merupakan salah satu penyakit pada tanaman padi dan penyakit ini
disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea . Pada awalnya penyakit blast merupakan salah
satu kendala utama pada budidaya padi gogo tetapi akhir-akhir ini sudah menyebar di
lahan sawah irigasi di daerah-daerah sentra produksi padi, sehingga sekarang sudah
banyak penyakit blast di lahan sawah irigasi .

Jamur P. grisea dapat menyerang semua pada fase pertumbuhan tanaman padi mulai
dari pesemaian sampai menjelang panen. Pada fase pesemaian dan vegetative penyebab
penyakit umumnya menyerang daun sehingga disebut blast daun. Pada fase tanaman tua
(generatif) umumnya menyerang leher malai, malai padi, bulir padi, ruas buku batang.
Penyakit blast yang menyerang stadia generatif umumnya disebut blast leher atau busuk
leher. Penyakit blast tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi dapat menyerang
tanaman lain seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan.

11
2.1.4 . Permasalahan yang ada dari tiga Desa ( Desa Kedongdong -Bojong – Susukan )

a. Sistem Irigasi

Gambar 8. Irigasi Sawah


Sumber: https://ulyadays.com/irigasi/amp/

Irigasi adalah suatu sistem yang menyediakan , pengambilan , pembagian , pemerian


dan pengairan air yang menggunakan system aliran ataupun dengan menggunakan metode
atau alat yang membantu untuk mengalirkan air pada suatu tempat atau lahan pertanian yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tanaman yang
dibudidayakan . permasalahan yang terjadi di Desa Kedongdong , Bojong , dan Susukan
yaitu sistem irigasi yang kurang teratur dan stabil sehingga disini para petani kadang tidak
mendapatkan jatah air cukup untuk memenuhi kebutuhan lahannya .

Penyebab dari sistem irigasi yang tidak teratur yaitu menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan atau bahkan jika tanaman terlalu lama tidak
mendapatkan air maka tanaman tersebut bisa mati dan menyebabkan petani merugi.
Biasanya permasalahan ini terjadi pada musim kemarau sehingga banyak petani di daerah
lain yang sama membutuhkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi
tanamannya sehingga terjadilah perebutan bagian air. Selain itujuga permasalahan ini
disebabkan juga oleh pasokan air yang sedikit pada musim hujan sehingga tidak bisa
memenuhi kebutuhan seluruh petani yang ada di daerah tersebut.

12
5. Permasalahan Kartu Tani dan Pupuk Bersubsidi

Gambar 9. Kartu Tani

(Sumber:www.liputan6.com/bisnis/read/4043561/kenapa-wajib-punya-kartu-
tani/2019)

Kartu tani adalah sebuah program dari pemerintah yang mengharuskan seluruh
petani yang ada di Indonesia untuk menyerahkan data tentang luas lahan yang dia punyai
, kerena luas lahan ini akan dihitung dengan jumblah pupuk yang akan dibutuhkan oleh
petani sehingga penggunakan pupuk akan bisa dipantau dan juga benar benar dipakai oleh
petani langsung .

Dalam prosesnya yang pertama petani harus menyerahkan data dirinya dan
memberitahu mempunyai lahan berapa luas, setelah itu data tersebut akan disimpan dan
disetorkan ke pusat sehingga terdaftar dan petani nantinya akan mendapatkan kartu tani .
fungsi dari kartu tani adalah sebagai alat transaksi untuk membeli pupuk subsidi yang
diberikan oleh pemerintah .

Permasalahan yang terjadi pada masyarakat yaitu masih banyak petani yang masih
belum mengetahui dan juga belum paham dengan teknis pembuatan kartu tani dan proses
pembelian pupuk bersubsidi, sehingga masih banyak petani tidak terdaftar dan tidak
mendapatkan kartu tani dan hal ini menyebabkan para petani yang sudah menanam padi
yang tidak mempunyai kartu tani tidak akan mendapat pupuk bersubsidi dari pemerintah

13
2.2 Pemecahan Masalah
2.2.1 Pemecahan masalah di Desa Kedongdong

a. Penggerek Tanaman Padi


Cara pengendalian hama penggerek pada tanaman padi cukup banyak seperti
menggunakan Teknik dalam budidaya, menggunakan cara mekanik, biologis atau
menggunakan cara kimia. Berikut merupakan cara pengendalianya .
1. Pengaturan Pola Tanam dalam melakukan budidaya .
➢ Dengan cara penanaman secara serentak dan dalam cakupan yang luas sehingga car
aini bisa menekan perkembangan hama dan memutus rantai hidupnya .
➢ Pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman padi lagi sehingga dapat
memutus siklus hidup hama.
➢ Pengelompokkan persemaian yang bertujuan untuk memudahkan upaya pengumpulan
telur penggerek batang secara masal sehingga lebih mudah untuk dikendalikan .
2. Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
➢ Secara fisik dapat dilakukan dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai
permukaan tanah pada saat panen dan ketika lahan disingkal. Usaha tersebut dapat
diikuti dengan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami cepat membusuk
sehingga larva mati.
➢ Secara mekanik dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok telur penggerek
batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan
menggunakan lampu perangkat.
3. Pengendalian Hayati
➢ Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid, predator, maupun pathogen
➢ Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara
semprotan.
4. Pengendalian Secara Kimiawi
➢ Menggunakan aplikasi insektisida sistemik saat tanaman padi berumur 2-3 minggu.

b. Hawar Daun
Cara pengendalian dari penyakit hawar daun yaitu ada banyak cara seperti dengan cara
budidayanya yang lumayan efektif dalam menangani penyakit tersebut .
➢ Penanaman Benih dan bibit sehat, Karena jika bibit atau benih sudah terinfeksi
oleh penyakit ini maka besar kemungkinan tanaman tersebut akan terkena

14
dampaknya dan juga pasti akan terkena penyakit ini , oleh kerena itu jika Bibit
yang sudah terinfeksi /bergejala penyakit HDB sebaiknya tidak ditanam.
➢ Cara tanam, teknik yang cocok untuk menangani penyakit ini yaitu dengan
menggunakan teknik legowo kerena teknik ini ampuh yang membuat penyakit ini
tidak bisa berkembang biak secara optimal di tanaman padi. Cara lain yaitu
menggunakan sistem pengairan secara berselang (intermitten irrigation). Sistem
tersebut akan mengurangi kelembaban di sekitar kanopi pertanaman, mengurangi
terjadinya embun dan air gutasi dan gesekan daun antar tanaman sebagai media
penularan pathogen.
➢ Pemupukan . Pupuk Nitrogen berkorelasi positif dengan keparahan penyakit HDB,
artinya pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan
tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya
dengan pupuk Kalium menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap
penyakit hawar daun bakteri. Oleh karena itu agar perkembangan penyakit dapat
ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan
K secara berimbang dengan menghindari pemupukan N terlalu tinggi.
➢ Sanitasi lingkungan . Mengingat pathogen dapat bertahan pada inang alternatif dan
sisa-sisa tanaman maka sanitasi lingkungan sawah dengan menjaga kebersihan
sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternative dan membersihkan sisa-
sisa tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan.
➢ Menggunakan obat obatan kimia yang mempunyai sifat tidak disukai oleh virus
tersebut atau bahkan bisa membunuh virus tersebut, biasanya cara
pengaplikasianya yaitu dengan cara disprayer .

2.2.2 Pemecahan Permasalan Di Desa Bojong .

a. Wereng Batang Coklat (WBC)


➢ Menanam varietas yang tahan terhadap hama ini .
➢ Melakukan penanaman secara serentak dan luas .
➢ Jangan menyemprot insektisida jika tidak perlu, apabila terpaksa harus
menyemprot dengan insektisida, lakukan dengan cara yang bijaksana yaitu
penuhi syarat-syarat 6 T, karena penyemprotan insektisida yang tidak perlu dan
tidak bijaksana akan menyebabkan terbunuhnya musuh alami.
➢ Banyak musuh alami WBC yang cukup efektif menekan perkembangan populasi
WBC antara lain jenis laba-laba, kumbang Coccinelid, Ophionea, dan Paederus,

15
kepik Cyrtorhinus, predator yang hidup di air, parasite telur seperti Anagrus,
Oligosita, dan Gonatocerus, parasite nimfa dan dewasa antara lain Elenchus, dan
Pseudogonatopus, dan jamur pathogen serangga seperti Beauveria dan
Metharhizium

b. Kerdil Rumput
Cara pengendalian dari penyakit ini yaitu dengan cara :
➢ Penggunaan varietas yang resisten,
➢ Eradikasi tanaman yang terinfeksi,.
➢ Pola dan waktu tanam diatur sedemikian rupa sehingga dapat mematahkan siklus hidup
vektor (padi - palawija - padi).
➢ Penggunaan insektisida yang tepat untuk mengurangi populasi vector (Wereng Coklat).
➢ Pengendalian lain yang dapat dilakukan adalah mencabut tanaman yang terserang dan
memusnahkannya dengan dibakar. Hal ini dilakukan karena penyakit virus menyerang
secara sistemik sehingga untuk memusnahkannya adalah dengan cara membakar tanaman
yang terserang.

2.2.3 Pemecahan Permasalahan di Desa Susukan

a. Hama Tikus
Pengenalian hama tikus ada berbagai cara seperti :
➢ Pengemposan adalah sebuah cara untuk mengendalikan hama tikus dengan cara
memanfaatkan belerang yang dibakar pada suatu alat dan asapnya dimasukan
kedalam lubang tikus yang masih aktif dan ditutup hingga rapat, sehingga
menyababkan tikus mati di dalam lubangnya sendiri .
➢ Pemasangan perangkap, pemasangan perangkap tikus seperti kendang jebakan
atau bahkan alat lain yang bertujuan untuk menangkap tikus
➢ Pemberian makanan beracun, cara ini menggunakan makanan yang sudah
dicampur oleh racun tikus yang bertujuan untuk membunuh tikus yang
mengganggu petani .
➢ Gropyokan adalah suatu kerjasama antara semua petani yang memburu langsung
tikus secara Bersama sama dan car aini menjadi cara yang paling efektif dalam
pengendalian hama tikus kerena kecil kemungkinan tikus akan lolos kerena jumlah
petani yang berkumpul sangat banyak .

16
b. Blast

Pengendalian Penyakit Blast dengan Teknik Budidaya


➢ Penanaman Benih sehat , Pengendalian penyakit blast lebih efektif apabila dilakukan
sedini mungkin. Mengingat jamur penyebab penyakit BLAST dapat menular melalui
benih maka sangat dianjurkan pertanaman yang terinfeksi penyakit blast tidak digunakan
sebagai benih. Pengobatan benih dapat dilakukan dengan cara perendaman benih (soaking)
atau pelapisan benih (coating).
➢ Perendaman benih, Benih direndam dalam larutan fungisida selama 24 jam, dan selama
periode ini larutan diaduk merata setiap 6 jam. Perbandingan berat biji dan volume air
adalah 1 : 2 (1 kg benih direndam dalam 2 l air larutan fungisida). Benih yang telah
direndam dianginkan dalam suhu kamar di atas kertas koran dan dibiarkan sampai gabah
tersebut siap disebarkan atau disemai. Pada padi sawah perendaman dalam larutan
fungisida dilakukan sebelum pemeraman.
➢ Cara pelapisan (coating) , Cara ini lebih efektif dibandingkan cara perendaman dalam hal
pemakaian air, sehingga lebih cocok untuk lahan kering (gogo). Pertama-tama benih
dibasahi dengan cara merendam beberapa jam, kemudian ditiriskan sampai air tidak
menetes lagi. Fungisida dengan dosis tertentu dicampur dengan 1 kg gabah basah dan
dikocok sampai merata, gabah dikering anginkan dengan cara yang sama dengan metode
perendaman, selanjutnya siap ditanam atau disemai.
➢ Cara tanam , Untuk memberikan kondisi lingkungan yang kurang mendukung terhadap
perkembangan penyakit sangat dianjurkan tanam dengan jarak tanam tidak terlalu rapat
atau dengan system Legowo dan .menggunakan sistem pengairan secara berselang
(intermitten irrigation). Sistem tersebut akan mengurangi kelembaban disekitar kanopi
pertanaman, mengurangi terjadinya embun dan air gutasi dan gesekan daun antar tanaman
sebagai media penularan pathogen.
➢ Pemupukan , Pupuk Nitrogen berkorelasi positif dengan keparahan penyakit blast, artinya
pertanaman yang dipupuk Nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi
lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya dengan pupuk Kalium
menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit blast. Oleh karena itu agar
perkembangan penyakit dapat ditekan dan diperoleh produksi yang tinggi disarankan
menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan menghindari pemupukan N terlalu
tinggi.

17
2.2.4 Pemecahan permasalah dari tiga desa (Desa Kedongdong , Susukan , Bojong )
a. Irigasi
Cara penyelesaian nya yaitu harus ada petugas khusus dalam pengelolaan saluran
irigasi dan masyarakat tidak bisa ikut campur dalam pengelolaan nya, karena hal ini
bertujuan supaya tidak ada masyarakat yang mendapatkan air yang banyak sedangkan ada
masyarakat lain yang tidak mendapatkan air . Petani juga harus mengerti jika pasokan air
pada musim kemarau sedikit maka petani tidak boleh menanam tanaman yang
membutuhkan air yang banyak seperti padi, melainkan menanam tanaman palawija yang
membutuhkan air yang tidak terlalu banyak .
Petani juga harus mempunyai cadangan sumber air seperti sumur bor atau yang
lainya hal ini bertujuan untuk mengantisipasi jika pada saat petani menanam tanaman dan
tiba tiba air irigasi tidak datang atau habis maka petani bisa menggunakan sumur tersebut .

b. Kartu Tani
Cara penyelesaian permasalahan kartu tani pada masyarakat yaitu pihak BPP atau
penyuluh harus benar benar melakukan sosialisai terhadap semua petani supaya semua
petani mengetahui program kartu tani ini dan mengerti cara penggunaanya. Selain itu
pihak pihak yang terkait seperti desa setempat , dan juga kelompok tani harus benar benar
memeriksa bahwa semua petani harus mendapatkan kartu tersebut dan juga mengerti
bagaimana cara pengaplikasianya.

2.3 Realisasi Kegiatan Pendampingan

a) Melakukan penyuluhan kepada petani


Penyuluhan merupakan cara atau metode yang dilakukan penyuluh kepada petani
yang berisikan memberitahu bagaimana cara mengoprasikan atau membenarkan suatu
teknik dalam melakukan budidaya dalam pertanian . sehingga cara ini sangat efektif
dalam menangani permasalahan yang ada di petani . selain itu penyuluhan mempunyai
manfaat untuk saling mempererat antara petani dan juga antara penyuluh .

18
Selain itu penyuluhan juga mempunyai manfaat lain sepeti petani bisa
mengetahui permasalahan yang ia hadapi dan juga bagaimana cara penanganannya .
dan petugas penyuluh bisa lebih mudah memantau petani dalam melakukan
budidayanya .

b) Melakukan praktik langsung kelahan pertanian


Cara ini lebih efektif dalam menangani masalah yang dihadapi petani , kerena kita
bisa langsung mengetahui permasalahn apa yang sekarang ada pada lahan pertanian
petani dan juga kita bisa langsung praktik dalam penangananya sehingga permasalahan
tersebut bisa langsung kita tangani .
Selain itu banyak juga manfaat dari praktik langsung di lapangan , karena kita
juga bisa langsung mengetahui bagaimana kondisi lingkungan dari lahan pertanian
tersebut apakah ada yang kurang atau salah dan kita bisa lebih cepat dalam
menanganinya .

c) Melakukan pelatihan kepada kelompok tani atau kelompok wanita tani (KWT)
Disini pihak BPP atau pun penyuluh harus sering melakukan pelatihan kepada
kelompok tani atau KWT karena hal ini sangat penting bagi petani supaya mereka bisa
mendapatkan ilmu tentang pertanian ataupun wirausaha sehingga ini menjadi
penyemangat bagi para petani supaya tidak menyerah atau bahkan putus asa . Selain itu
pelatihan juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan sumber daya manusianya
sehingga para petani benar benar termotivasi dan bisa terus mengembangkan
pertanianya .

19
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan
Konstratani merupakan singkatan dari komando strategi petani sebagai pusat
data dan informasi dalam bidang pertanian. Konstratani dipegang oleh setiap
kecamatan dalam kegiatan konstratani semua kegiatanya melibatkan BPP sebagai
instansi pemerintah dalam bidang pertanian. Isi kegiatan konstratani mencakup
semua informasi terkini tentang situasi dan kondisi yang ada di lapangan atau
kejadian langsung yang ada di lapangan. Dalam pelaksanaan konstratani ini
melibatkan berbagai banyak pihak seperti pihak BBP, kelompok tani, dan juga
petani yang ada di lapangan .
Penyuluhan merupakan suatu metode atau cara yang dilakukan oleh penyuluh
pertanian yang memberikan informasi terhadap suatu kepada petani. Kegiatan
penyuluhan kepada petani bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
di petani, seperti bagaimana cara menangani hama pada tanaman dengan
memperhatikan keamanan petani dan lingkungan atau memberitahu bagaimana
caranya melakukan budidaya tanaman dengan baik dan benar sehingga tanaman
tersebut memproduksi hasil yang optimal .

3.2 Rekomendasi
Konstratani merupakan pusat data dan informasi, oleh kerena itu dalam
konstratani harus mempunyai data tentang masyarakat dan pertanian yang ada daerah
di daerah tersebut dengan selengkap lengkapnya kerena data adalah hal yang sangat
penting bagi pemerintah . Selain itu penyuluh pertanian harus teliti terhadap petani
apalagi petani yang sudah tua atau yang tidak mempunyai pendidikan kerena mereka
akan kurang paham terhadap program yang sudah diluncurkan oleh pemerintah,
mereka harus mengetahui dan mengerti terhadap program yang diberikan oleh
pemerintah, apalagi mereka tidak mengikuti kerena jika mereka tidak mengikuti
maka mereka tidak terdaftar sebagai petani bagi pemerintahan .
Para penyuluh juga harus benar-benar sigap terhadap permasalahan yang ada
pada petani dan harus ditanggapi dengan serius supaya permasalahan tersebut bisa
cepat selesai dan petani terbantu oleh para penyuluh dari pemerintah .

20
BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan yang bisa saya buat mengenai pendampingan mahasiswa Polbangtan
Bogor dengan kegiatan konstratani yang ada di BPP Susukan Kabupaten Cirebon . Semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua meskipun saya menyadari bahwa dalam pembuatan
laporan ini masih mempunyai banyak kekurangandalam penyusunannya. saya berharap kepada
para pembaca supaya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi laporan ini ,
sehingga saya sebagai penulis akan memperbaiki lagi dalam pembuatan laporan supaya laporan
bisa lebih baik lagi .
Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak -pihak yang sudah membantu
saya dalam penyusunan laporan ini khususnya pihak BPP dan para dosen pengampun yang telah
membimbing kami sebagai mahasiswa Polbangtan Bogor . selain itu saya mengucapkan minta
maaf bila dalam laporan ini ada informasi yang salah atau kurang tepat . sekian dari saya saya
ucapkan terima kasih .

21
Daftar Pustaka

Febronius. (2020, februari 01). Pengendalian Penyakit Kerdil Rumput Dan Kerdil Hampa Pada
Tanaman Padi. From pertanian: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/91313/pengendalian-
penyakit-kerdil-rumput-dan-kerdil-hampa-pada-tanaman-padi-/

Krisnawan, A. (2018, desember 28). Gejala Penggerek Batang Padi dan Cara Pengendaliannya. From
bulelengkab: https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/gejala-penggerek-batang-padi-dan-cara-
pengendaliannya-38

Sigit Eko Susilo, S. (2020, agustus 30). Pengendalian Penyakit Blast Pada Tanaman Padi (oryza Sativa
L.). From pertanian: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/94257/pengendalian-penyakit-blast-------
------------pada-tanaman-padi-oryza-sativa-l/

Sudir. (2018, oktober 20). HAMA WERENG BATANG COKLAT (WBC) PADA TANAMAN PADI. From
pertanian: http://cybex.pertanian.go.id/artikel/76122/hama-wereng-batang-coklat-wbc--pada-
tanaman-padi/

22
Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Jurnal Mingguan


Nama Pendamping : Anne Fetrik , SPt
Nama Pembimbing : Nawangwulan Widiastuti, SP, M.Si
Alamat : jatianom , kec Susukan , Cirebon , Jawa Barat

Minggu ke Jenis Kegiatan Bukti Pendukung


minggu ke - 4 , Penyuluhan kepada petani di desa
26 november luwung kencana dengan pembahasan
2020 kartu tani , RDKK, dan juga pupuk
subsidi

Minggu ke -1 , Pengenalan program konstratani ,


dan kegiatan yang ada pada BPP
susukan

Minggu ke -2 , Kegiatan pelatihan wirausaha kepada


10 desember KWT yang ada di wilayah susukan ,
2020 berisikan tentang bagaimana
membuat manajemen keuangan
dengan baik dan juga bagaimana cara
mencari peluang usaha pada
masyarakat

23
Minggu ke – 3 , Mengikuti kegiatan yang ada di bpp
17 desember yaitu membantu pemasangan mulsa
2020 plastik pada lahan yang ada di
sekitaran BPP.

Lampiran 2. Jurnal Konsultasi


Nama Pendamping : Anne Fetrik , SPt
Nama Pembimbing : Nawangwulan Widiastuti, SP, M.Si
Alamat : jatianom , kec Susukan , Cirebon , Jawa Barat

Hari/Tanggal Materi Konsultasi Paraf


Pembimbing*

*ditandatangani setelah pelaporan

24
Lampiran 3. Keadaan Data Sumber Daya Manusia/SDM (Per-Komoditasdan Per Sub
Sektor) di Konstratani/ Kostrada/ Kostrawil/ Kostratanas
Kecamatan/ Kostratani : Susukan

Kabupaten/Kota/ Kostrada : Cirebon

Provinsi/ Kostrawil: Jawa Barat

Desa/Kelurahan/ Kec/ Kab/Kota/ Prov.


No SDM 1.Kedongdong 2. Bojong 3. Susukan
A. Petani (klpk/orang)
1. Pelaku Utama 3238 orang 488 orang 501 orang
2. Pelaku Usaha 1352 orang 2810 orang 866 orang
B. Penyuluh Pertanian (org)
1 PNS 1 orang 1 orang 1 orang
2. THL-TB PP 1 . orang 1 orang 1 orang
3. Honor 1 orang 1 orang 1 orang
4. Swadaya - - -
C. Petugas Teknis Fungsional Lainnya (org)
1. POPT - - -

2 PBT - - -
3 Medik Veteriner - - -
4. Peramedik Veteriner - - -
5. Pengawas Bibs Tcrnai‹ - - -
6. Pengawas Mutu Pakan - - -
7. Inseminator - - -
8. Petugas Pemeriksa Kebuntingan - - -
9 Asisten Teknis Reproduksi - - -
10. Mantri Tani - - -
11. Pengawas Mutu Hasil Pertanian - - -
12. Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman - - -‘
13. Analis Pasar Hasil Pertanian - - -
14. Analis Ketahanan Pangan - - -
15. Pengawas Alsintan - - -
16. Penliti Pertanian - - -
17 Widiaiswara Pertanian - - -
18. Dosen Polhangtan - - -
19. Balai Latihan - - -
20. Guru SMKK-PP 2 orang 2 orang 1 orang
D Kelembagaan Petani (klpk/unit)
1. Poktan 7 kelompok 3 kelompok 14 kelompok
2. Gapoktan 1 kelompok 1 . kelompok 1 kelompok
3. KEP - - -
4. Koperasi i - - -
5. Kelompok Penerima Bantuan Program Kelompok tani Kelompok tani Kelompok tani

25
Lampiran 4. Keadaan Teknis Pertanian (Per-Komoditas dan Per Sub Sektor) di
Konstratani/ Kostrada/ Kostrawil/ Kostratanas
Kecamatan/ Kostratani : Susukan

Kabupaten/Kota/ Kostrada : Cirebon

Provinsi/ Kostrawil: Jawa Barat

Desa/KeIurahan/Kec/Kab/Kota/Prov.
NO Data Teknis 1 . kedongdong 2 . bojong 3. susukan
I On Farm

A. Tanaman Pangan/Perkebunan: Padi Padi Padi


Padi/Jagung/KedeIai/Kopi/.
1. Luas baku lahan/areal (ha) 390.00 190.00 928.00
2. Luas Tanam (ha) 504 150 1432
3 Luas Panen (ha) 504 150 1432
4. Produksi (ton) 2898 1476 14320
5 Produktivitas (ton/ha) 5,75 19,68 10,00
6. Jadwal Tanam Desember Desember desember
7 Jadwal Panen maret maret maret
8 Biaya Produksi per Ha (Rp. ) 12,500.000 12.500. 000 12.500.000
9 Ketersediaan Pangan (Beras) ada ada ada
B. Peternakan. Sapi/Kerbau/unggas/ ............ (ekor)
1 Populasi ternak/unggas - - -
2. Jumlah pemotongan hewan - - -
3. Jumlah lnseminasi Buatan - - -
4. Jumlah Kebuntingan - - -
II Of Farm
1. Produksi (Ton/ekor/... ) - - -
2. Jenis Olahan Produk - - -
3. Harga di Tingkat Petani (Rp. ) - - -
4. Harga di Tingkat Pengumpul (Rp.) - - -
5 Harga di Tingkat Pasar (Rp.) - - -
6. Lokasi dan Jenis Pasar - - -
7 Pengusaha Penggilingan padi (unit/org) - - -
8. Alamat Eksportir - - -
9. Alamat lmportir - - -
10. Nilai Tukar Petani (NTP) - - -
III Sarana Produksi, Permodalan, Ask ransi
1. Ketersediaan benih/pupuk/pestisida/.. Tersedia tersedia tersedia
2. Ketersediaan Alsintan: Traktor/Sprayer/. tersedia tersedia tersedia
3. Sumber Pembiayaan: KUR/. BRI BRI BRI
4 Jumlah Kredit(KUR/..../. .... ) - - -
i
5 Jenis Asuransi (AUTP/AUTS) AUTP AUTP AUTP

26
Lampiran 5. Keadaan Lingkungan Pertanian dan Data Lainnya (Per-Komoditas dan
Per- Sub Sektor) di Konstratani/Kostrada/Kostrawil/Kostratanas
Kecamatan/ Kostratani : Susukan

Kabupaten/Kota/ Kostrada : Cirebon

Provinsi/ Kostrawil: Jawa Barat

Desa/KeIurahan/Kec/Kab/Kota/Prov.
No Data
1 . Kedongdong 2 . Bojong 3.Susukan

I. Data Lingkungan Pertanian


1 Luas Serangan OPT (Ha) - - -
2. Jenis OPT Penggerek , hawar daun WBC , kerdil rumput Tikus , blast
3 Luas Areal Terkena Bencana Alam - - -
(Banjir/Kekeringan/ Gagal Panen/Puso)
4. Populasi Ternak Terkena:serangan - - -
Penyakit/Banjir/ ..... )
5 Iklim
a. Curah Hujan/bulan (mm) 115-150 115-150 115-150
b. Suhu Maksimum (° C) 34 34 34
0
c. Suhu Minimum ( C) 24 24 24
II Data Lainnya
1 Aset Konstratani Computer , dron Computer , dron Computer , dron
2 Alih Fungsi Lahan - - -
3. Rekomendasi Perizinan Usaha Pertanian - - -
4. Hasil Penelitian/Pengkajian - - -
5. Kecendrerungan Daerah Rawan Pangan - - -
6. Fluktuasi Harga Komoditas Pangan padi padi Kacang hijau

27
Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan

a. Kegiatan Penyuluhan Di Desa Luwung Kencana

b. Pengenalan konstratani dan kegiatannya

28
c. Kegiatan pelatihan kepada ibu ibu KWT di Wilayah Susukan

d. Kegiatan pemasangan mulsa pada lahan BPP Susukan

29
e. Pengimputan data pada Desa Bojong

f. Pengimputan data pada desa susukan

30

Anda mungkin juga menyukai