Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknik hidroponik

Dosen pengampu :

Dr. Ir. Soesilo Wibowo, MS


Intan Kusuma Wardani, S.TP.,M.Sc

DISUSUN OLEH
Hasannudien
(02.11.20.078)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN
BOGOR 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur semoga selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas
rahmat dan hidayahnya nya saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan lancar
shalawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada nabi Muhammad SAW , kepada
keluarganya, sahabatnya juga kita semua sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Laporan yang saya susun ini berjudul " praktikum hidroponik" dalam penulisan
laporan ini saya menyadari bahwa masih banyak keterbatasan ilmu pengetahuan Saya
hingga makalah ini masih jauh dari kata baik. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bekal tambahan bagi saya di
masa yang akan datang. Namun alhamdulillah dari keterbatasan yang saya miliki saya
masih mampu menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca juga saya selaku penulis
agar ilmu dan kemampuan kita bisa selalu meningkat, dan juga semoga makalah ini dapat
menjadi amal ibadah bagi kita semua terkhusus bagi penulis amin

Cirebon , 25 Agustus 2021

( Hasannudien )

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ I


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... II
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ III
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ IV
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1. Pendahuluan .......................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat .................................................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 3
2.1. Hidroponik............................................................................................................................. 3
2.2. Hidroponik wick sistem ......................................................................................................... 5
2.3. Hidroponik sistem rakit apung ............................................................................................ 6
2.4. Hidroponik sistem Aquponik ............................................................................................... 7
2.5. Hidroponik sistem duct bucket ............................................................................................ 8
BAB III................................................................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................................... 10
3.1. Hidroponik wick system .......................................................................................................... 10
3.2. Rakit Apung ........................................................................................................................ 14
3.3. Hidroponik aquaponik ....................................................................................................... 18
3.4. Hidroponik Duchtbucket.................................................................................................... 22
BAB IV ................................................................................................................................................. 26
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................... 26
4.1. Kesimpulan .......................................................................................................................... 26
4.2. Saran .................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 27
DOKUMENTASI ................................................................................................................................ 28

II
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan bahan wick sistem…………………………………………………..11
Tabel 2. Tahap Budidaya wick sistem …………………………………………………13
Tabel 3. Analisis usaha wick system ……………………………………………….….14
Tabel 4. Alat dan bahan rakit apung ………………………………………………..…15
Tabel 5. Tahap budidaya rakit apung ……………………………………………….…17
Tabel 6. Analisis usaha rakit apung …………………………………………………...18
Tabel 7. Alat dan bahan aquaponic………………………………………………….…18
Tabel 8.tahapan budidaya aquaponic………………………………………………..…20
Tabel 9. Analisis usaha Aquaponik ……………………………………………………21
Tabel 10. Alat dan bahan Dutch Bucket………………………………………………..23
Tabel 11. Tahapan budidaya Dutch Bucket…………………………………………….24
Tabel 12. Analisis usaha Dutch Bucket………………………………………………....25

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hidroponik wick system ……………………………………………………...10

Gambar 2. Alat dan bahan wicks…………………………………………………………..11

Gambar 3. Rakit apung…………………………………………………………………….14

Gambar 4. Alat dan bahan rakit apung ……………………………………………………15

Gambar 5. Aquaponik……………………………………………………………………..18

Gambar 6. Alat dan bahan aquaponic……………………………………………………..19

Gambar 7. Dutch Bucket…………………………………………………………………..22


Gambar 8. Alat dan bahan Dutch Bucket……………………………………………….…23

IV
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan

Hidroponik merupakan sebuah sistem yang sangat praktis dan sangat simple jika
dibandingkan dengan an teknik secara konvensional karena dalam budidayanya kita
akan lebih mudah untuk mengontrol tanaman supaya bisa tumbuh dengan subur dan
mendapatkan hasil yang optimal. Selain itu hidroponik juga tidak terpatok pada tempat
yang akan kita budidayakan karena hidroponik bisa digunakan meskipun hanya
mempunyai lahan yang sangat sempit seperti pekarangan rumah dan yang lainnya.
Sehingga hal itu menjadi peluang bagi kita semua untuk membudidayakan
tanaman khususnya tanaman sayuran daun dan sayuran buah dengan teknik hidroponik
sehingga kita bisa memanfaatkan lahan yang ada di sekitar kita dengan optimal.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata hydro yang artinya air dan
panos yang artinya daya. Hidroponik lebih kita kenal dengan sebutan soilless culture
yang artinya suatu budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanamnya. Jadi hidroponik adalah suatu sistem budidaya tanaman yang memanfaatkan
air sebagai bagai media tumbuh dari suatu tanaman tanpa menggunakan media tanah
sebagai media tumbuh dan juga sumber nutrisi dari tanaman. Sumber nutrisi dari
sistem hidroponik yaitu dari pemberian nutrisi yang berbentuk cair yang biasa disebut
dengan nutrisi AB mix.
Media yang digunakan dalam penggunaan sistem hidroponik ini yang paling
utama adalah air dan juga media tempat tumbuh yang biasanya menggunakan media
Rockwool , tetapi kita juga bisa menggunakan media lain selain rockwool yaitu dengan
menggunakan serabut kelapa, kerikil , serat kayu dan lain sebagainya yang terpenting
bisa menahan agar tanaman bisa berdiri.
System hydroponik dalam proses budidayanya menggunakan berbagai sistem
penanaman seperti sistem aeroponic , sistem rakit apung (Deep water culture), sistem
DFT ( Deep Flow Technique), sistem NFT ( Nutrient Film Technique), sistem pasang
surut, sistem sumbu (Wick System), dan sistem tetes (Drip system ).
Manfaat dari sistem budidaya hidroponik sangat banyak contohnya saja kita bisa
melakukan budidaya disuatu tempat yang sempit dan mempunyai kondisi tanah yang
tidak subur kerena dalam budidaya hidroponik itu tidak tergantung dengan kondisi

1
tanah sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman , selain itu hidroponik juga
memberikan hasil yang bersih dan bagus kerena dalam budidayanya menggunkan air
sehingga tidak menimbulkan kotor atau rusak pada tanaman .

1.2. Tujuan

Tujuan dibuatnya laporan praktikum ini yaitu ;

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu hidroponik.


2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai system hidroponik.
3. Mahasiswa dapat membuat hidroponik dengan seherhana.
4. Mahasiswa dapat membudidayakan sayuran dengan menggunkan Teknik hidroponik

1.3.Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan praktikum ini yaitu :

1. Mahasiswa bisa mengetahui apa itu sistem hidroponik .


2. Mahasiswa bisa mengetahui apa yang harus dipersiapkan dalam budidaya sistem
hidroponik .
3. Mahasiswa bisa mengetahui bagaimana cara pembuatan sistem hidroponik secara
sederhana.
4. Mahasiswa bisa mengetahui bagaimana cara melakukan budidaya dengan
menggunkan sistem hidroponik.
5. Dan mahasiswa bisa mengetahui apa kekurangan dan kelebihan dari Teknik
hidroponik yang dipakai .

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hidroponik

Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air yang telah
dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh tanaman untuk
menggantikan tanah. Konsentrasi larutan nutrisi harus dipertahankan pada tingkat tertentu
agar pertumbuhan dan produksi tanaman optimal (Istiqomah, 2006).

Hidroponik dapat menjadi salah satu alternatif terbatasnya lahan pertanian dan
dapat dilakukan pada lahan yang kesuburannya rendah maupun wilayah padat penduduk.
Komoditas yang dapat dipilih dalam budidaya secara hidroponik seperti endieve, selada
keriting hijau, selada keriting merah, lollo rossa, butterhead, christine, packcoy, monde
dan selada Romain yang jarang dibudidayakan petani konvensional (Herwibowo dan
Budiana, 2014).

Teknik budidaya ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan metode


konvensional di tanah yaitu hasil tanaman lebih bersih, nutrisi yang digunakan lebih
efisien karena sesuai dengan kebutuhan tanaman, tanaman bebas dari gulma, tanaman
relatif jarang terserang hama dan penyakit karena terkontrol, kualitas dan kuantitas
produksi lebih tinggi sehingga memiliki nilai jual tinggi, dan dapat menggunakan lahan
sempit (Said, 2007).

Budidaya secara hidroponik lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan


pestisida, tidak meninggalkan residu dan kebutuhan air lebih hemat serta tanaman tumbuh
lebih cepat (Herwibowo dan Budiana, 2014).

Kelemahan sistem budidaya hidroponik 5 meliputi investasi awal cukup mahal,


tenaga kerja harus terlatih dan pemilihan pasar harus tepat (Haryanto dkk, 2007).

Salah satu metode dalam hidroponik yaitu hidroponik Nutrient Film Technique
(NFT). Metode ini dilakukan dengan meletakkan akar tanaman pada air nutrisi yang
dangkal disirkulasikan secara terus menerus selama 24 jam (Lingga, 2011).

Lapisan air tersebut sangan tipis yaitu sekitar 3 mm sehingga mirip film. Oleh
karena itu teknik ini disebut sistem NFT (Untung, 2000)

Hidroponik merupakan suatu sistem budidaya tanaman tanpa menggunakan


media tanah sebagai media tumbuh melainkan dengan memanfaatkan air sebagai

3
media tumbuh pengganti tanah.teknik penanaman sistem hidroponik merupakan
suatu teknik penanaman yang sangat ramah lingkungan karena dalam proses
budayanya hampir tidak menggunakan bahan-bahan pestisida kimia sehingga tidak
mencemari lingkungan sekitar. Hasil dari budidaya tanaman dengan menggunakan
sistem hidroponik maka hasilnya dijamin akan lebih sehat dan aman karena dalam
proses budidayanya tidak menggunakan pestisida kimia dan hanya menggunakan
nutrisi sebagai sumber makanan bagi tanaman tersebut.
Budidaya hidroponik selain menggunakan media air sebagai media tumbuh
utama hidroponik juga menggunakan media tanam sebagai tempat tanaman tersebut
berdiri atau tempat penumpang tanaman yang dibudidayakan, untuk medianya
seperti rockwool, arang sekam, zeolit, dan berbagai media ringan lainnya.
Hidroponik sekarang menjadi suatu teknik budidaya yang sangat populer di
masyarakat terutama di masyarakat perkotaan yang tidak mempunyai luas lahan dan
dan kondisi tanah yang kurang subur. Dalam proses budidaya nya hidroponik sangat
mudah dilakukan karena tidak memerlukan suatu luas lahan yang sangat luas tetapi
cukup dengan memanfaatkan luas lahan yang ada oleh karena itu teknik hidroponik
sangat cocok bila diterapkan di perkotaan .

Dalam melakukan budidaya tanaman semua Teknik pasti mempunyai kelebihan


dan kekurangan begitu juga dengan sistem hidroponik juga mempunyai kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut ;
1. Keuntungan menanam dengan menggunkan sistem hidroponik
• penggunaan lahan sangat efisien dan efektif.
• Dalam proses budidaya tidak tergantung pada tanah
• Kuantitas dan kualitas produk lebih tinggi dan bersih .
• Dalam penggunaan pupuk nutrisi sangat efisien .
• Pengendalian hama dan penyakit bisa lebih mudah di k.ontrol

2. kelemahan menanam hidroponik

• Perangkat pemeliharaan yang masih langka


• Membutuhkan ketelitian ekstra dalam proses budidaya

4
• Perawatan perangkat hidroponik lebih sulit
• Membutuhkan keahlian khusus dalam proses budidaya
• Membutuhkan modal awal yang besar.

2.2. Hidroponik wick sistem


Wick system adalah metode hidroponik yang menggunakan perantara sumbu
antara nutrisi dan media tanam. Cara ini mirip dengan mekanisme kompor, dimana
sumbu berfungsi untuk menyerap air. Sumbu yang dipilih adalah yang mempunyai
daya kapilaritas tinggi dan tidak cepat lapuk. Sejauh ini yang sudah pernah dicoba,
kain flanel adalah sumbu terbaik untuk wick sistem. Sistem hidroponik ini adalah
yang paling sederhana yang aplikasinya dapat menggunakan botol plastik bekas,
kaleng cat bekas, atau styrofoam box bekas sebagai wadah media tanam (Ferdiansyah
dan Aspani, 2015).
Wick system dikenal sebagai hidroponik sederhana yang mudah dikerjakan
dalam melakukan budidaya tanaman karena pada prinsipnya hanya menggunakan
sumbu yang menghubungkan antara larutan unsur hara dengan media tanam yang
merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Sistem ini merupakan model hidroponik
yang paling sederhana, yaitu menggunakan sumbu yang menghubungkan pot
tanaman dengan media larutan nutrisi. Sumbu tersebut dengan daya kapilaritas akan
menaikkan larutan unsur hara sehingga membasahi akar tanaman dan dengan
sendirinya akar akan menyerap unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya.
Media tanam akan terus – menerus basah oleh larutan air yang mengandung unsur
hara sehingga akar tanaman tidak akan kekurangan unsur hara dan air. Anda bisa
membayangkan hidroponik system wick ini dengan perbandingan sumbu dan
kompor. Sumbu akan tercelup dalam minyak tanah akan naik dan sumbu bisa
menyala untuk memasak. Sumbu yang digunakan untuk menghubungkan media
tanam dan larutan unsur hara adalah kain plannel yang memiliki daya kapilaritas
yang baik. Hidroponik sistem wick dapat memanfaatkan bahan – bahan yang ada di
sekitar kita yang bisa dimanfaatkan kembali dalam kegiatan daur ulang (recycle).
Sistem wick dapat digunakan pada berbagai media selain air, seperti dengan
media tanam perlite, vermiculite, sabut kelapa, arang sekam, dan lain – lain. Larutan
hara diberikan dengan cara dikocorkan pada media tumbuh tersebut. Hidroponik
sistem sumbu wick merupakan sistem hidroponik paling sederhana. Cara kerjanya

5
juga pasif tanpa perlu perlengkapan seperti pompa untuk menggerakkan air. Maka
dalam praktek, sistem wick ini bisa menjadi ajang permulaan untuk mengenal
hidroponik. Karena prinsip dalam sistem ini hanya memanfaatkan daya kapilaritas
pada sumbu yang menyerap air sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Kesederhanaan hidroponik sistem sumbu wick
juga tampak dalam merakit instalasinya, sifat yang portable atau bisa dipindah –
pindah sehingga sangat sesuai untuk pekarangan di perkotaan yang tidak mempunyai
lahan. Hidroponik sistem sumbu wick dapat dirancang dalam instalasi vertikultur
yang menarik.
2.3. Hidroponik sistem rakit apung

Dalam dunia pertanian ada beberapa system pertanian yang digunakan, seperti
system budidaya hidroponik. System budidaya hidroponik telah berkembang sejak
adanya penelitian yang berhubungan dengan unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman (Aisyah, 2014).

System budidaya hidroponik ini sangat bagus digunakan pada daerah perkoaan atau
daerah yang tidak memiliki lahan untuk becocok tanam. System hidroponik sangat
bergantung dengan air, karena air pada system hidroponik sudah dicampur dengan nutrisi
yang berungsi untuk sumber nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
dibudidayakan (Surtinah, 2016).

System hidroponik rakit apung memiliki prinsip hampir sama dengan system
hidroponik lainnya akan tetapi sitem hidroponik memiliki beberapa kelebihan anatara lain
ukuran dari alat yang digunakan kecil sehingga mudah dipindah dan diletakkan pada area
yang sempit, bahan rangkaian hidroponik rakit apung mudah ditemukan dan dengan harga
yang relative murah, hidroponiki rakit apung lebih hemat karena tidak membutuhkan
pompa untuk 7 mengalirkan air, dan pada system hidroponik rakit apung tidak khawatir
saat listrik padam karena akar tanaman masih tenggelam pada larutan nutrisi (Natalia et
al., 2017).

System budidaya hidroponik memiliki kelebihan dibanding dengan system


budidaya memakai tanah (konensional), beberapa kelebihan tersebut adalah pertumbuhan
tanaman yang dibudidayakan dapat dikontrol sesuai keinginan, tanaman budidaya jarang

6
terkena hama, tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan system hidroponik
dapat berpoduksi secara maksimal (Aisyah, 2014).

System budidaya hidroponik terapung digunakan karena beberapa factor yang


mendasari yaitu kebersihan tanaman terjaga, instalasi murah, tanaman yang
dibudidayakan bisa lebih banyak daripada system hidroponik lainnya, lebih hemat
tempat, dan instalasi sederhana (Yoditya, Sartini, & Nuriadi, 2014). Syarat dari
hidroponik rakit apung adalah ketersediaan nutrisi yang tepat bagi tanaman yang
dibudidayakan, kondisi pH yang ideal sekitar 5,5 – 6,5 , ketersediaan oksigen yang cukup
bagi perkembangan akar sehingga diperlukan aerator untuk memberikan suplay oksigen
pada larutan nutrisi.

Konsentrasi larutan nutrisi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
system hidroponik. Konsentrasi larutan dipresentasikan dalam nilai EC (electrical 8
conductivity), nilai EC yang besar dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat
dan biaya produksi semakin tinggi dan sebaliknya jika nilai EC terlalu rendah maka
produktifitas tanaman yanag dibudidayakan semakin menurun (Heliadi et al., 2018).

2.4. Hidroponik sistem Aquponik


Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik yang
menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan (Flora, 2014).
Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman
tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara
terus menerus air yang bersumber dari kolam tempat pemeliharaan ikan untuk tanaman
kemudian dikembalikan lagi ke kolam ikan sehingga hal ini membentuk suatu sirkulasi.
Pada tahapan ini hal-hal yang berlangsung diantaranya adalah proses dekantasi, filtrasi,
oksigenasi dan sterilisasi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh tumbuhan yang ditanam
beserta media tanamnya.

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap
dan membuat kolom menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan yang
ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di kolam pun bisa
bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut
dapat dimanfaatkan untuk akuaponik.

7
Inti dasar dari sistem teknologi akuaponik ini adalah penyediaan air yang optimum
untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi. Sistem
teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin
sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan
yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat
dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Dengan memanfaatkan teknologi ini
paling

2.5. Hidroponik sistem duct bucket


Nama metode dutch bucket pertama kali di kenalkan di belanda dan sekarang
secara ekstensif digunakan untuk pertanian komersial untuk mawar, tomat, dan timun.
Dutch bucket merupakan sistem budidaya hidroponik dimana nutrisi diberikan dalam
bentuk tetesan yang menetes pada media tanaman secara terus menerus dan kelebihan
dari nutrisi akan dialirkan melalui pipa pembuangan dan dikembalikan pada bak
penampung nutrisi untuk digunakan kembali. Mediatanam yang digunakan dalam dutch
bucket seperti serabut kelapa, perlite,batu leca, kerikil, dan juga pasir. Banyak tomat yang
di kembangkan dengan menggunakan sistem ini, dikarenakan sistem ini membutuhkan
perawatan yang relatif kecil dan umumnya dapat memberikan hasil yang sangan bagus.
Pada sistem ini barisan dari tanaman tomat didukung dengan tali yang disebut dengan air-
layering.

Sistem dutch bucket (DBS) yaitu salah satu sistem hidroponik yang
menggunakan tetesan air nutrisi yang menetes secara terus menerus ke dalam bak atau
ember tanaman dan sisa air nutrisi dialirkan kembali melalui selang atau pipa yang
menuju ke penampungan air nutrisi yang nantinya akan digunakan kembali. Untuk
mengalirkan cairan nutrisi membutuhkan pompa air dan listrik yang stabil, kemudian
timer disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengatur berjalannya aliran nutrisi tersebut.

Secara umum hidroponik ini memiliki beberapa masalah dan salah satunya yaitu
media yang umum digunakan cukup mahal harganya di Indonesia, contohnya
yaitu perlite dan hydroton. Perlite dan hydroton umum digunakan di Negara maju di
sektor pertanian sistem hidroponik seperti Jerman, Israel, Amerika Serikat dan Jepang.
Terlepas dari semua permasalahan itu, terdapat suatu solusi untuk mengatasi media yang
mahal di atas seperti cocopeat, arang sekam, pecahan genteng dan batu bata yang
memiliki potensi besar menggantikan media perlite dan hydroton.

8
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi media sebagai
alternatif yang lebih efektif untuk produksi tanaman tomatmenggunakan sistem
hidroponik dutch bucket

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hidroponik wick system

Gambar 1. Hidroponik wick system

3.1.1. Identifikasi Kebutuhan alat dan bahan Sistem Wick

No. Kebutuhan alat dan Jumlah Harga Total


Bahan

I. ALAT

1 Bak penampung 1 10.000 10.000

2 Net pot 12 1000 12.000

3 penyangga net pot 1 5000 5000

4 rockwool 12 500 6000

5 Kain flanel 12 500 6000

6 TDS meter 1 25.000 25.000

Sub total 64.000

II. BAHAN

1 Benih pakcoy 1 10.000 10.000

10
2 Nutrisi A 1 10.000 10.000

3 Nutrisi B 1 10.000 10.000

Sub total 30.000

JUMLAH TOTAL 94.000

Tabel 1. Alat dan bahan wick sistem


3.1.2. SOP pembuatan hidroponik Sistem Wick

Gambar 2. Alat dan bahan wicks sistem


1. Penyemaian
Penyemaian adalah tahap awal dalam bididaya tanaman , disini saya
membudidayakan tanaman pakcoy cara penyemaian yaitu:
• Siapkan benih pakcoy yang mempunyai label atau sudah bersertifikat
• Selanjutnya yaitu rendam benih pakcoy dengan air hangat sekitar 15 menit.
• Langkah selanjutnya yaitu siapkan rockwool lalu basahi dengan air dan buat
jarak lubang tanam sekitar 3x3 cm
• Selanjutnya masukan benih pakcoy kedalam rockwool dan tunggu hingga
tumbuh .

2. Perakitan hidropanik wick sistem


Perakitan sistem hidroponik yaitu:
• Pertama , siapkan semua alat dan bahan

11
• Kedua , masukan kain flannel pada bagian bawah netpot
• Ketiga, rangkai semua bagian mejadi satu
• Keempat, setelah semua bagian siap maka masukan air sekitar 5 liter
• Kelima , masukan nutrisi AB mix dengan takaran 5 ml AB mix per 1 liter air ,
jadi masukan nutrisi AB mix sekitar 25 ml nutrisi AB mx
• Lalu ukur nilai ppm dari larutan tersebut.

3. Pemindahan
Pemindahan dilakukan sekitar 1 minggu setelah semai , pemindahan dilakukan pada
saat tanaman sudah mempunyai minimal 4 helai daun . cara pemindahnya yaitu
potong bagian rockwool dengan ukuran awal dan pindahkan tanaman kedalam netpot
yang sudah disediakan .

4. Perawatan
Perawatan dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan cara mengecek jumlah air yang
tidak boleh habis dan mengukur nutrisi pada saat sudah menambahkan air atau pada
saat hujan turun . nilai nutrisi ppm tanaman pakcoy yaitu sekitar 1000 – 1400 ppm

5. Panen
Pemanenan tanaman pakcoy dilakukan pada saat tanaman pakcoy sudah berumur
sekitar 30 hari setelah tanam. Pemanenan tanaman pakcoy dilakukan dengan cara
mengambil tanaman pakcoy dan memisahkan tanaman dengan rockwool yang
menempel. Lalu setelah itu tanaman disimpan ditempat yang teduh supaya tidak
mudah layu.

6. Pasca panen
Pasca panen dilakukan pada saat setelah dilakukan pemanenan dengan cara
membersihkan hasil produksi dari kotoran atau daun daun yang kurang bagus ,lalu
tanaman dipisahkan sesuai dengan ukuranya.

3.1.3. Kelemahan dan Kebaikan Sistem Wick


- Kelebihan hidroponik wick sistem
- Mudah dalam perawatanya
- Sistem yang paling mudah sehingga cocok untuk pemula atau yang baru
belajar
- Dan sistem yang paling simple
• Kelemahan hidroponik wick sistem
- Alat dan bahan susah dicari
- Modal awal yang cukup besar
- Dan pemasaran yang cukup sulit

3.1.4. Budidaya tanaman sayuran Pakcoy secara Hidroponik Sistem Wick

12
No. Kegiatan Tanggal Keterangan

1 Penyemaian 1 juli 2021 Penyemaian tanaman


pakcoy

2 Perakitan 10 juli 2021 Perakitan hidroponik


wick sitem

3 Pemindahan 10 juli 2021 Pemindahan bibit ke


media wick sistem

4 Perawatan 10 juli – 10 agustus 2021 Perawatan tanaman


pakcoy

5 Panen 10 agustus 2021 Pemanenan tanaman


pakcoy

6 Pasca panen 10 agustus 2021 Pasca panen tanaman


pakcoy

Tabel 2. Tahap Budidaya wick sistem


3.1.5. Analisis Usahatani Tanaman sayuran pakcoy Sistem Wick.
Alat dan bahan Jumlah total…
No.

I Biaya

a. Biaya Tidak Tetap

1 Bak penampung 1 x 10.000 10.000

2 Net pot 12 x 1000 12.000

3 Penyangga net pot 1 x 5000 5000

4 Rockwool 12 x 500 6000

5 Kain planel 12 x 500 6000

Sub total

b. Biaya Tetap

1 Benih 1 x 10.000 10.000

2 Nutrisi 1 x 10.000 10.000

3 TDS meter 1 x 25.000 25.000

Sub Total

Total Biaya 94.000

13
II. Pendapatan

1 Pakcoy 12 x 5000 60.000

Sub Total

III Keuntungan Belum bisa menghasilkan

Tabel 3. Analisis usaha wick system


3.2. Rakit Apung

Gambar 3. Rakit apung

3.2.1. Identifikasi Kebutuhan alat dan bahan Sistem Rakit Apung/Water culture
No. Kebutuhan alat dan Jumlah Harga Total
Bahan

I. ALAT

1 Bak penampung 1 10.000 10.000

2 Sterofoam 1 10.000 10.000

3 Net pot 12 1000 12.000

4 Rockwool 12 5000 6000

Sub total 38.000

II. BAHAN

14
1 Nutrisi A 1 10.000 10.000

2 Nutrisi B 1 10.000 10.000

3 Benih Pakcoy 1 10.000 10.000

Sub total 30.000

JUMLAH TOTAL 68.000

Tabel 4. Alat dan bahan rakit apung


3.2.2. SOP pembuatan hidroponik Sistem Rakit Apung/Water culture/Floating Raft

Gambar 4. Alat dan bahan rakit apung


1. Penyemaian
Penyemaian adalah tahap awal dalam bididaya tanaman , disini saya
membudidayakan tanaman pakcoy cara penyemaian yaitu:
• Siapkan benih pakcoy yang mempunyai label atau sudah bersertifikat
• Selanjutnya yaitu rendam benih pakcoy dengan air hangat sekitar 15 menit.
• Langkah selanjutnya yaitu siapkan rockwool lalu basahi dengan air dan buat
jarak lubang tanam sekitar 3x3 cm
• Selanjutnya masukan benih pakcoy kedalam rockwool dan tunggu hingga
tumbuh .

2. Perakitan hidroponik rakit apung


Perakitan hidroponik rakit apung yaitu :
• Pertama , siapkan semua alat dan bahan
• Kedua, lubangi sterofoam dengan jarak 10 x 15 cm dengan ukuran lubang
sekitar 3x3 cm
• Ketiga , siapkan bak penampung

15
• Keempat, masukan air pada bak penampung sekiar 5 L
• Kelima masukan nutrisi AB mix dengan takaran 5 ml ab mix per 1 liter air
• Keenam ukur nilai ppm pada larutan tersebut . ukuran ppm tanaman
pakcoy yaitu 1000 – 1400 ppm .
3. Pemindahan
Pemindahan bibit pakcoy ke hidroponik rakit apung :
• Benih harus minimal berumur 1 minggu
• Benih sudah mempunyai minimal 4 helai daun
• Pemindahan dilakukan dengan cara memotong rockwool dengan ukuran
awal yaitu 3 cm
• Setelah terpotong maka rockwool yang berisi bibit dimasukan kedalam
lubang sterofoam yang sudah dibuat , usahakan bibit tidak boleh
tenggelam
• Dan pemindahan bibit telah selesai

4. Perawatan
Perawatan dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan cara mengecek jumlah
air yang tidak boleh habis dan mengukur nutrisi pada saat sudah menambahkan
air atau pada saat hujan turun . nilai nutrisi ppm tanaman pakcoy yaitu sekitar
1000 – 1400 ppm

5. Pemanenan
tanaman pakcoy dilakukan pada saat tanaman pakcoy sudah berumur sekitar 30
hari setelah tanam. Pemanenan tanaman pakcoy dilakukan dengan cara
mengambil tanaman pakcoy dan memisahkan tanaman dengan rockwool yang
menempel. Lalu setelah itu tanaman disimpan ditempat yang teduh supaya tidak
mudah layu.

6. Pasca panen
Pasca panen dilakukan pada saat setelah dilakukan pemanenan dengan cara
membersihkan hasil produksi dari kotoran atau daun daun yang kurang bagus ,lalu
tanaman dipisahkan sesuai dengan ukuranya.

3.2.3. Kelemahan dan Kebaikan Sistem Rakit Apung/Water culture/Floating Raft


• Kelebihan
- mudah dan praktis dalam budidayanya
- hasil produksi lebih bagus
- mudah dalam perawatanya
- hemat nutrisi
• kekurangan
- modal awal yang cukup besar
- pemasaran yang lumayan sulit
- alat dan bahan yang susah dicari

16
3.2.4. Budidaya tanaman sayuran Pakcoy secara Hidroponik Sistem Rakit Apung/Water
culture/Floating Raft
No. Kegiatan Tanggal Keterangan

1 Penyemaian 1 juli 2021 Penyemaian benih


pakcoy

2 Perakitan hidroponik 15 juli 2021 Perakitan hidroponik


rakit apung rakit apung

3 Pemindahan bibit 15 juli 2021 Pemindahan bibit


kedalam system
hidroponik rakit apung

4 Perawatan 15 juli -16 agustus 2021 Pemeliharan dilakukan


setiap satu minggu sekali

5 Pemanenan 16 agustus 2021 Pemanenan tanaman


pakcoy dengan system
rakit apung

6 Pasca panen 16 agustus 2021 Pasca panen dilakukan


dengan cara
membersihkan pakcoy
dan memisahkanya
sesuai dengan
kualitasnya

Tabel 5. Tahap budidaya rakit apung


3.2.5. Analisis Usahatani Tanaman sayuran pakcoy Sistem Rakit Apung/Water
culture/Floating Raft.
Alat dan bahan Jumlah total
No.

I Biaya

a. Biaya Tidak Tetap

1 Bak penampung 1 x 10.000 10.000

2 Sterofoam 1 x 10.000 10.000

3 Net pot 12 x 1000 12.000

4 rockwool 12 x 500 6000

17
Sub total

b. Biaya Tetap

1 Nutrisi a 1 x 10.000 10.000

2 Nurisi b 1 x 10.000 10.000

3 Benih 1 x 10.000 10.000

Sub Total

Total Biaya 68.000

II. Pendapatan

1 Pakcoy 12 x 5000 60.000

Sub Total

III Keuntungan Belum bisa menguntungkan

Tabel 6. Analisis usaha rakit apung


3.3. Hidroponik aquaponik

Gambar 5. Aquaponik
3.3.1. Identifikasi Kebutuhan alat dan bahan hidroponik sistem Aquaponik
No. Kebutuhan alat dan Jumlah Harga Total
Bahan

I. ALAT

18
1 Ember 1 10.000 10.000

2 Aqua bekas 10 200 2000

3 Tali plastic 10 100 1000

Sub total 13.000

II. BAHAN

1 Arang sekam 1 kg 5000 5000

2 Bibit kangkung 2 ikat 1000 2000

3 EM 4 1 buah 20.000 20.000

4 lele 5 ekor 1000 5000

Sub total 32.000

JUMLAH TOTAL 45.000

Tabel 7. Alat dan bahan aquaponik


3.3.2. SOP pembuatan hidroponik sistem Aquaponik

Gambar 6. Alat dan bahan aqua ponik


1. Siapkan alat dan bahan
Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalan pembuatan hidroponik
aquaponik , seperti ember ,bibit ,aqua gelas dan lain lian .
2. Perakitan hidroponik aquaponik
Tahap perakitan sistem aquaponic yaitu :
• Pertama lubangi bagian atas ember dengan jarak 10 cm
• Kedua lubangi aqua gelas dengan paku panas
• Setelah itu masukan kain planel kedalam aqua gelas
• Keempat , ikat aqua gelas dibagian atas ember dengan posisi melingkar

19
• Lalu masukan air keladalam ember sekitar 10 liter
• Lalu masukan EM 4 dengan takaran 2 ml per satu liter air
• Dan terakhir masukan lele kedalam ember .

3. Pemindahan bibit
Setelah melakukan perakitan Langkah selanjutnya yaitu pemindahan bibit :
• Pertama masukan bibit kangkung kedalam aqua gelas
• Kedua , masukan arang sekam kedalam aqua gelas sampai penuh .

4. Perawatan
Perawatan dilakukan setiap hari yaitu dengan cara memberi pakan lele pada saat
pagi dan sore , dan juga cek keadaan air apakah mengurang atau tidak .

3.3.3. Kelemahan dan Kebaikan hidroponik sistem Aquaponik


• Kelebihan
- Budidaya yang sangat menguntungkan kerena bisa mencakup 2 jenis
yaitu budidaya lele dan budidaya kangkong
- Budidayanya sangat simple
- Alat dan bahan sangat mudah didapat
• Kekurangan
- Air kolam mudah bau
- EM 4 yang susah dicari
3.3.4. Budidaya tanaman sayuran kangkung secara Hidroponik Sistem Aquaponik
No. Kegiatan Tanggal Keterangan

1 Persiapan alat dan 25 juli 2021 Mempersiapkan seluruh


bahan alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam
pembuatan hidroponik
system aquaponik

2 Perakitan hidroponik 25 juli 2021 Perakitan atau


aquaponik pembuatan hidroponik
system aquaponik

3 Pemindahan bibit 25 juli 2021 Pemindahan bibit


kangkung kedalam
hidroponik system
aquaponik

4 Pemeliharaan 25 juli -25 agustus 2021 Pemeliharaan dilakukan


setiap hari

Tabel 8.tahapan budidaya aquaponik

20
3.3.5. Analisis Usahatani Tanaman sayuran kangkung hidroponik sistem Aquaponik
Alat dan bahan Jumlah total
No.

I Biaya

a. Biaya Tidak Tetap

1 Ember 1 x 10.000 10.000

2 Aqua bekas 10 x 200 2000

3 Tali plastik 10 x 100 1000

4 …

5 ….

Sub total

b. Biaya Tetap

1 Arang 1 kg x 5000 5000

2 Bibit kangkung 2 x 2500 5000

3 EM 4 1 x 20.000 20.000

4 lele 5 x 1000 5000

Sub Total

Total Biaya 45.000

II. Pendapatan (belum panen)

Sub Total

III Keuntungan - -

IV B/C atau R/C - -

Tabel 9. Analisis usaha Aquaponik

21
3.4. Hidroponik Duchtbucket

Gambar 7. Dutch Bucket

3.4.1. Identifikasi Kebutuhan alat dan bahan hidroponik Sistem Dutch Bucket
No. Kebutuhan alat dan Jumlah Harga Total
Bahan

I. ALAT

1 Ember besar 1 - -

2 Sterofoam 1 10.000 10.000

3 Ember kecil 2 - -

4 Selang 1 meter 6000 6000

5 Aqua gelas 2 - -

Sub total 16.000

II. BAHAN

1 Nutrsi A 1 10.000 10.000

2 Nurisi B 1 10.000 10.000

3 Bibit melon 2 5000 10.000

4. Kain planel 2 1000 1000

5. Rockwool 2 1000 1000

6. Pecahan genteng 1 kg - -

22
Sub total 30.000

JUMLAH TOTAL 48.000

Tabel 10. Alat dan bahan Dutch Bucket


3.4.2. SOP pembuatan hidroponik Sistem Sistem Dutch Bucket

Gambar 8. Alat dan bahan Dutch Bucket


1. Persiapan alat dan bahan
Tahap pertama dalam proses budidaya Dutch Bucket yang pertama siapkan alat
dan bahan yang harus di butuhkan seperti nutrisi AB mix, bibit melon , ember dan
yang lain – lain
2. Perakitan hidroponik Dutch Bucket
Selanjutnya yaitu perakitan Dutch Bucket Langkah langkahnya yaitu :
• Setelah alat dan bahan sudah siap tahap yang petama yaitu potonglah
sterofoam menjadi dua bagian
• Kedua, lubangi sterofoam dengan diameter sekitar 10 cm
• Ketiga , lubangi aqua gelas dan masukan kain flannel dibawahnya.
• Keempat, masukan aqua gelas kedalam lubang sterofoam sampai tinggal
tersangkut bagian atas dari aqua gelas .
• Kelima, letakan sterofoam diatas ember kecil
• Keenam , lubangi bagian bawah ember kecil untuk saluran buang .
• Ketujuh, masukan selang kedalam lubang bagian bawah ember kecil .
• Kedelapan susun semua bagian dengan tahapan ember besar bagian bawah
sebagai penampung air dan nutrisi , lalu berikan penyangga diatas ember
besar lalu letakan kedua ember kecil yang tadi sudah disiapkan dan arahkan
saluran buang dari ember kecil kedalam ember besar.
• Setelah semuanya siap maka masukan air sekitar 20 L

23
• Dan masukan nutrisi AB mix dengan takaran 5 ml Ab mix per liter , jadi
masukan sekitar 100 ml nutrisi AB mix.
3. Pemindahan bibit
Selanjutnya yaitu pemindahan bibit dilakukan jika hidroponik Dutch Bucket
sudah siap dengan cara :
• Pertama masukan rockwool pada bagian bawah dari aqua gelas
• Kedua masukan bibit melon dengan hati hati
• Ketiga setelah bibit melon masuk lalu tambahkan pecahan genteng sebagai
penyangga dan media tumbuh

4. Pemeliharaan
Pemeliharan dilakukan stiap hari kerena disini saya tidak menggunkan pompa
sebagai penyalur sirkulasi air maka disini saya menggunakan cara manual dengan
cara menyiramkan air pada tanaman secara langsung . semakin sering melakukan
penyiraman maka akan semakin bagus. Selain itu disini saya juga mengontrol
ppm pada larutan air sekitar 1 minggu sekali .
3.4.3. Kelemahan dan Kebaikan Sistem Sistem Dutch Bucket
• Kelebihan
- Bisa memanfaatkan barang yang sederhana
- Sangat simple dan praktis
- Hemat dalam pemupukan
- Dan bisa membudidayakan sayuran buah
• Kekurangan
- Kurang efektif jika tidak menggukan pompa air
- Bahan seperti Nutrisi ab mix susah dicari
3.4.4. Budidaya tanaman sayuran buah Melon secara Hidroponik Sistem Dutch Bucket
No. Kegiatan Tanggal Keterangan

1 Persiapan alat dan 3 agustus 2021 Mempersiapkan seluruh


bahan alat dan bahan yang
diperlukan dalam
hidroponik Dutch Bucket

2 Perakitan Dutch 3 agustus 2021 Perakitan hidroponik


Bucket system Dutch Bucket

3 Pemindahan bibit 3 agustus 2021 Pemindahan bibit melon


kedalam hidroponik
Dutch Bucket

4 Pemeliharaan 3-25 agustus 2021 Pemeliharaan hidroponik


Dutch Bucket

Tabel 11. Tahapan budidaya Dutch Bucket

24
3.4.5. Analisis Usahatani Tanaman sayuran/buah2an Melon Sistem Dutch Bucket (belum
panen )
Alat dan bahan Jumlah total
No.

I Biaya

a. Biaya Tidak Tetap

4 …

5 ….

Sub total

b. Biaya Tetap

3 ….

Sub Total

Total Biaya

II. Pendapatan

Sub Total

III Keuntungan

IV B/C atau R/C

Tabel 12. Analisis usaha Dutch Bucket

25
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1.Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu sistem budidaya tanaman yang memanfaatkan air sebagai
bagai media tumbuh dari suatu tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media
tumbuh dan juga sumber nutrisi dari tanaman. Sumber nutrisi dari sistem hidroponik yaitu
dari pemberian nutrisi yang berbentuk cair yang biasa disebut dengan nutrisi AB mix.

Hidroponik juga merupakan sebuah solusi dari permasalahan pertanian di perkotaan


kerena lahan pertanian di perkotaan Sebagian besar sudah beralih fungsi menjadi
perumahan , kantor , perindustrian dan lain -lain sehingga semakin habisnya lahan untuk
budidaya tanaman . dari permasalahan tadilah yang mendorong budidaya hidroponik
semakin berkembang dan banyak dipakai oleh orang -orang yang berada di perkotaan
kerena dalam sistem hidroponik dalam proses budidaya-nya tidak menggunkan tanah
sebagai media tumbuh melaikan menggunakan air sebagai media utamanya.

Dalam budiaya hidroponik media air sangatlah penting kerena air adalah media
utama dalam proses budidaya hidroponik, selain air dalam budidaya hidroponik kita juga
harus menyiapkan nutrisi sebagai peran media tanah yang memberikan unsur -unsur yang
diberikan oleh tanaman . Penggunaan nutrisi pada sistem hidroponik yaitu menggunakan
nutrisi AB mix , yaitu sebuah nutrisi yang sudah dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan dari tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur.

4.2.Saran

Budidaya hidroponik merupakan budidaya yang bagus karena hasil yang diproduksi
itu sehat dan bersih , kerena dalam budidayanya menggukan air sehingga tidak kotor .
Oleh kerena itu sistem budidaya hidroponik harus lebih disosialisasikan kepada
masyarakat khusunya daerah perkotaan supaya bisa memanfaatkan lahan yang mati atau
yang sempit menjadi lahan yang produktif menghasilkan tanaman sayuran dengan
menggunkan sistem hidroponik .

26
DAFTAR PUSTAKA
Vahlefi, M. (2015). Rancang Bangun Sistem Tanam Dengan Metode Akuaponik Berbasis
Mikrokontroler dan SMS (Short Message Service) (Doctoral dissertation, POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA).
Alfiah, W. F. (2016). Rancang Bangun Sistem Penjejak Matahari Sumbu Tunggal Berbasis
Arduino Mega 2560 (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).
Albulaqi, H. (2019, januari 24). Sistem budidaya hidroponik . Retrieved from daridesa.com/:
http://daridesa.com/kabar/inilah-7-macam-sistem-budidaya-hidroponik-dari-shinta-
mustika/

Hakim, M. (2018). tinjauan pustaka II hidroponik . Retrieved from eprints.undip.ac.id:


http://eprints.undip.ac.id/63454/3/BAB_II.pdf

27
DOKUMENTASI
1. Wick sistem

28
29
2. Rakit apung

30
31
3. Aquaponik

32
4. Dutchbucket

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai