DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :4
KELAS :C-4
NAMA ANGGOTA :
1. Aulia Astri Utami (28.0925)
2. Ikram Iedul Akbar Laming (28.1234)
3. Nanda Aesya Safriana (28.0807)
4. Rhaudatul Aliyah (28.1018)
5. Rizal Ahmad Fadilla (28.0572)
6. Ronaldo Tandi Rerung (28.1117)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hasil
kunjungan kami di tempat budidaya tanaman hidroponik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penulisan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN................................................................................................................................................ 5
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 15
3.1. KESIMPULAN..................................................................................................................................... 15
Hidroponik merupakan salah satu teknik pertanian modren yang sering terdengar
dalam dunia pertanian, namun praktikum atau pembelajaran tentang hidroponik masih kurang
sehingga menimbulkan inisiatif bagi penulis untuk melakukan kunjungan tentang hidroponik
sayuran untuk menambah wawasan tentang teknik bercocok tanam. Selain itu sayuran
merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi ketahanan pangan nasional. Tanaman ini
memiliki karagaman yang luas dan menjadi sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan
berbagai mineral penting bagi tubuh. Produksi di Indonesia mengalami peningkatan dengan
laju peningkatan sekitar 7 – 22,4% per tahun. Sedangkan konsumsi sayuran per tahun tercatat
44 kg/kapita/tahun (Suwandi 2009)
Salah satu solusi teknik budidaya yang dapat memenuhi input sesuai kebutuhan
tanaman adalah teknik budidaya tanaman pada media tanam selain tanah dengan pemberian
komposisi dan jumlah unsur hara yang tepat. Budidaya tanaman menggunakan teknik ini
dapat menghasilkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil yang terjamin (Sudarmodjo
2008)
Tujuan pelaksanaan dari kunjungan ke tempat budidaya tanaman hidroponik antara lain :
2.1. HIDROPONIK
Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan ponus berarti
daya. Sehingga hidroponik yaitu memberdayakan air, yang secara umum dapat diartikan
suatu sistem pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi air yang berisi nutrisi. Hidroponik
juga merupakan ilmu pengetahuan mengenai budidaya tanaman pada suatu media selain
tanah dan menggunakan campuran nutrisi essensial yang dilarutkan dalam air. Pada
hidroponik ini kebutuhan yang paling utama adalah ketersidiaan air harus cukup.
Tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik apabila lingkungan akar memperoleh
cukup udara, air dan hara. Karakteristik media tanam hidroponik yang baik harus dapat
menyerap dan menghantarkan air, tidak mempengaruhi pH air, tidak berubah warnah, dan
tidak mudah lapuk atau busuk.
Terdapat 6 dasar dari sistem hidroponik, yaitu : Sistem Sumbu (Wick), Sistem Kultur
Air (Water culture), Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain), Sistem Irigasi
Tetes (Drip Irrigation), Sistem NFT (Nutrient film technique), dan Sistem Aeroponik.
Sistem Kultur Air (Water culture) (Gambar 2) adalah sistem yang paling sederhana
dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya dibuat dari styrofoam dan
mengapung langsung di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan
udara melalui batu angin yang membuat banyak gelembung udara dalam larutan nutrisi dan
menyediakan oksigen bagi akar tanaman.
Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain) (Gambar 3) adalah sistem
yang cocok untuk digunakan bersama berbagai macam media tanam. Seluruh wadah
pertumbuhan dapat diisi dengan batu-batuan, kerikil, atau butiran rockwool. Kebanyakan
orang menggunakan pot-pot satuan yang diisi dengan media tanaman, hal ini memudahkan
untuk memindahkan tanaman dan memasukkan tanaman ke dalam sistem.
d. Sistem Irigasi Tetes
Sistem Irigasi Tetes (Gambar 4) merupakan sistem yang paling luas digunakan di
dunia. Pengoperasiannya mudah, pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur
waktu menyalakan pompa dan larutan nutrisi menetes pada pusat tiap tanaman dari selang
penetes kecil. Pada sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung
kembali ke dalam tandon untuk dipakai kembali. Untuk sistem terbuka larutan nutrisi yang
berlebihan tidak diserap kembali.
Sistem NFT (Nutrient Film Technique) (Gambar 5) adalah sistem yang dipikirkan
orang ketika mereka mendengar kata hidroponik. Sistem NFT mempunyai aliran larutan
nutrisi konstan, sehingga tidak lagi dibutuhkan pengatur waktu untuk menyalakan pompa
rendamnya. Larutan nutrisi dipompakan ke wadah pertumbuhan (umumnya berbentuk
tabung) kemudian mengalir melalui akar tanaman, dan kembali ke tandon.
Umumnya tidak dipakai media tanam lain selain udara, sehingga menghemat
penggantian media tumbuh setiap selesai panen satu produk. Umumnya tanaman ditahan oleh
keranjang plastik dengan akar menjuntai ke dalam larutan nutrisi.
f. Sistem Aeroponik
Sebuah timer mengontrol pompa larutan nutrisi seperti pada tipe-tipe sistem
hidroponik lainnya yaitu sistem aeroponik memerlukan timer dengan perputaran singkat
yaitu beberapa detik dalam dua menit sekali.
Hidroponik terutama dengan sistem aeroponik mempunyai prospek yang sangat baik
karena dapat mempersingkat umur panen dan produktivitas tanaman cukup tinggi
(Sutiyoso,2003). Selain itu hemat dalam pemakaian air jika dikelola secara baik dan benar.
Selain memiliki keunggulan, sistem hidroponik terutama sistem aeroponik memiliki
kerugian, seperti (anonim, 2008) :
Membutuhkan biaya tambahan untuk pengendali waktu, sistem irigasi, pompa, serta
jadwal perawatan, yang jumlahnya cukup besar yakni mencapai jutaan bagi petani (growers)
pada umumnya.
Pada sistem aeroponik konvensional yang menggunakan pompa dan nozzle untuk
mendapatkan efek penyemprotan spray, tekanan pompa yang tinggi dapat menyebabkan
penumpukan mineral pada nozzle dan penyumbatan, sedangkan bila tekanan pompa rendah
akan menyebabkan penurunan kecepatan penyerapan nutrisi. Pada saat nozzle tersumbat atau
terjadi kerusakan sistem aeroponik, maka tanaman mengalami kerusakan dalam
pertumbuhannya.
Media tanam mempunyai beberapa kriteria agar nantinya tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Beberapa kriteria tersebut antara lain :
Sekilas informasi :
Sayur jenis selada, sawi keriting, pagoda, pokcoy, bayam, kangkung, sawi Thailand,
cabai dan buah stroberi merupakan jenis tanaman yang ditanam Bu Sunani selama hampir
dua tahun ini.
Dalam setiap pekannya, sebanyak 120 kilogram sayuran dia pasok ke dua pasar retail
yang ada di Pontianak.
“Di samping itu juga melayani pelanggan eceran. Kita melayani Carrefour dan
Indomaret kemudian pelanggan eceran setiap harinya," ujar Bu Sunani.
Dalam setiap kilo sayuran yang dijual, harganya bervariasi, seperti selada harga Rp40
ribu/kg, sawi keriting dan pokcoy Rp30ribu/kg, kangkung dan bayam Rp25 ribu. Harga ini
turun jika dibanding pada awal penjualan sayuran hidroponik Bu Sunani yang mencapai
Rp60 ribu/kg.
DOKUMENTASI KUNJUNGAN
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Hidroponik merupakan usaha pemanfaatan air dengan maksimal dalam rangka usaha
budidaya pertanian.
Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang subur dan
dapat menghemat lahan atau tidak membutuhkan lahan yang luas khususnya dalam usaha
budidaya tanaman bayam.
Usaha budidaya bayam dengan sistem hidroponik akan memberikan hasil yang lebih
maksimal dibanding dengan sistem konpensional.
Dalam usaha budidaya dengan sistem hidroponik terbagi atas dua yaitu ; hidroponik
skala rumah tangga dan hidroponik skala industri, untuk hidroponim skala rumah tangga
dapat menggunakan rangkaian pipa yang di buat khusus dengan mempertimbangkan sirkulasi
air (Kit), dan untuk skala industri menggunakan bedengan-bedengan yang terbuat dari semen
atau kayu.
Pemberian nutrisi lebih diperhatiakan karena tanaman cuman tergantung pada satu
sumber nutrisi yaitu nutrisi buatan.
3.2. SARAN
Sebagai sumber nutrisi tanaman sebaiknya tidak menggunakan NPK karena endapan
dari bahan tersebut dapat mengepul atau menjadi lumpur sehingga pompa atau jet spray dapat
tersumbat.
Dalam pemberian nutrisi, unsur N lebih banyak di butuhkan oleh tanaman bayam.
DAFTAR PUSTAKA