Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HASIL KUNJUNGAN

HIDROPONIK Mata Pelatihan


Pelatih :

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK :4
KELAS :C-4
NAMA ANGGOTA :
1. Aulia Astri Utami (28.0925)
2. Ikram Iedul Akbar Laming (28.1234)
3. Nanda Aesya Safriana (28.0807)
4. Rhaudatul Aliyah (28.1018)
5. Rizal Ahmad Fadilla (28.0572)
6. Ronaldo Tandi Rerung (28.1117)

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


KAMPUS KAMPUS KALIMANTAN BARAT
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hasil
kunjungan kami di tempat budidaya tanaman hidroponik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penulisan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Ambawa, 4 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 4

1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................................................ 4

1.2. TUJUAN KUNJUNGAN ......................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN................................................................................................................................................ 5

2.1. HIDROPONIK ....................................................................................................................................... 5

2.2. MACAM MACAM SISTEM HIDROPONIK ............................................................................................. 5

2.3. MACAM – MACAM MEDIA TANAM HIDROPONIK.............................................................................. 8

Macam-macam Media Tanam Hidroponik di Sekitar Kita ................................................................... 9

HASIL KUNJUNGAN ...................................................................................................................................... 12

DOKUMENTASI KUNJUNGAN .................................................................................................................. 12

PENUTUP ..................................................................................................................................................... 15

3.1. KESIMPULAN..................................................................................................................................... 15

3.2. SARAN ............................................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Hidroponik merupakan salah satu teknik pertanian modren yang sering terdengar
dalam dunia pertanian, namun praktikum atau pembelajaran tentang hidroponik masih kurang
sehingga menimbulkan inisiatif bagi penulis untuk melakukan kunjungan tentang hidroponik
sayuran untuk menambah wawasan tentang teknik bercocok tanam. Selain itu sayuran
merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi ketahanan pangan nasional. Tanaman ini
memiliki karagaman yang luas dan menjadi sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan
berbagai mineral penting bagi tubuh. Produksi di Indonesia mengalami peningkatan dengan
laju peningkatan sekitar 7 – 22,4% per tahun. Sedangkan konsumsi sayuran per tahun tercatat
44 kg/kapita/tahun (Suwandi 2009)

Peningkatan produksi sayuran di Indonesia umumnya disebabkan adanya pembukaan


areal tanam baru. Namun, pembukaan areal tanam baru dapat menimbulkan peningkatan
biaya produksi. Selain itu penggunaan input kimiawi (pestisida) yang tidak terkontrol
menyebabkan produksi dan kualitas sayuran menurun. Oleh karena itu diperlukan teknik
budidaya yang memerhatikan penggunaan input sesuai kebutuhan tanaman (Suwandi 2009).

Salah satu solusi teknik budidaya yang dapat memenuhi input sesuai kebutuhan
tanaman adalah teknik budidaya tanaman pada media tanam selain tanah dengan pemberian
komposisi dan jumlah unsur hara yang tepat. Budidaya tanaman menggunakan teknik ini
dapat menghasilkan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil yang terjamin (Sudarmodjo
2008)

Penggunaan teknik budidaya tanaman secara hidroponik memiliki barbagai


keuntungan. Roberto (2004) menyatakan beberapa keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan teknik ini adalah mengeliminasi serangan hama, cendawan, dan penyakit asal
tanah sehingga dapat meniadakan penggunaan pestisida; mengurangi penggunaan areal tanam
yang luas; meningkatkan hasil panen serta menekan biaya produksi yang tinggi. Selain itu
teknik dapat mempercepat waktu panen, penggunaan air dan unsur hara yang terukur, dan
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas hasil yang terjamin (Sudarmodjo 2008).

1.2. TUJUAN KUNJUNGAN

Tujuan pelaksanaan dari kunjungan ke tempat budidaya tanaman hidroponik antara lain :

1. Mengetahui budidaya tanaman dengan sistem hidroponik.


2. Mengetahui tentang tekhnik dan jenis – jenis hidroponik.
3. Mengaplikasikan teori – teori yang dipelajari di bangku kuliah mengenai tanaman
hidroponik.
4. Menambah wawasan tentang budidaya tanaman dengan sistem hidroponik..
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HIDROPONIK

Hidroponik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan ponus berarti
daya. Sehingga hidroponik yaitu memberdayakan air, yang secara umum dapat diartikan
suatu sistem pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi air yang berisi nutrisi. Hidroponik
juga merupakan ilmu pengetahuan mengenai budidaya tanaman pada suatu media selain
tanah dan menggunakan campuran nutrisi essensial yang dilarutkan dalam air. Pada
hidroponik ini kebutuhan yang paling utama adalah ketersidiaan air harus cukup.

Hidroponik merupakan suatu teknologi modern di bidang pertanian dalam teknik


budidaya yang menggunakan nutrisi pokok yang diperlukan tanaman utnuk memperoleh
produk yang berkualitas dan bebas dari penggunaan organisme pengganggu tanaman yang
berasal dari tanah. Sistem hidroponik yang berkembang pertama kali di Indonesia adalah
hidroponik substrat, yaitu sistem yang menggunakan media selain tanah dan steril, seperti
arang sekam, pasir, serbuk gergaji, sabuk kelapa dan lain-lain.

Tanaman hidroponik dapat tumbuh dengan baik apabila lingkungan akar memperoleh
cukup udara, air dan hara. Karakteristik media tanam hidroponik yang baik harus dapat
menyerap dan menghantarkan air, tidak mempengaruhi pH air, tidak berubah warnah, dan
tidak mudah lapuk atau busuk.

2.2. MACAM MACAM SISTEM HIDROPONIK

Terdapat 6 dasar dari sistem hidroponik, yaitu : Sistem Sumbu (Wick), Sistem Kultur
Air (Water culture), Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain), Sistem Irigasi
Tetes (Drip Irrigation), Sistem NFT (Nutrient film technique), dan Sistem Aeroponik.

a. Sistem Sumbu (Wick)

Sistem Sumbu(Wick) (Gambar 1) adalah tipe hidroponik yang paling sederhana.


Sistem ini adalah sistem pasif, yang artinya tidak ada sistem yang bergerak. Larutan nutrisi
diserap oleh media tanam dari tandon menggunakan sumbu (memanfaatkan daya kapilaritas
sumbu). Sistem ini dapat menggunakan bermacam-macam media tanam,
diantaranya: Perlite, Vermiculite, Pro-Mix, dan Sabut Kelapa.
b. Sistem Kultur Air (Water Culture)

Sistem Kultur Air (Water culture) (Gambar 2) adalah sistem yang paling sederhana
dari semua sistem hidroponik aktif. Penopang tanaman biasanya dibuat dari styrofoam dan
mengapung langsung di atas permukaan larutan nutrisi. Sebuah pompa udara menyediakan
udara melalui batu angin yang membuat banyak gelembung udara dalam larutan nutrisi dan
menyediakan oksigen bagi akar tanaman.

c. Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow/Flood and Drain)

Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain) (Gambar 3) adalah sistem
yang cocok untuk digunakan bersama berbagai macam media tanam. Seluruh wadah
pertumbuhan dapat diisi dengan batu-batuan, kerikil, atau butiran rockwool. Kebanyakan
orang menggunakan pot-pot satuan yang diisi dengan media tanaman, hal ini memudahkan
untuk memindahkan tanaman dan memasukkan tanaman ke dalam sistem.
d. Sistem Irigasi Tetes

Sistem Irigasi Tetes (Gambar 4) merupakan sistem yang paling luas digunakan di
dunia. Pengoperasiannya mudah, pengatur waktu mengontrol pompa dalam air. Pengatur
waktu menyalakan pompa dan larutan nutrisi menetes pada pusat tiap tanaman dari selang
penetes kecil. Pada sistem tertutup, kelebihan larutan nutrisi yang mengalir akan ditampung
kembali ke dalam tandon untuk dipakai kembali. Untuk sistem terbuka larutan nutrisi yang
berlebihan tidak diserap kembali.

e. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem NFT (Nutrient Film Technique) (Gambar 5) adalah sistem yang dipikirkan
orang ketika mereka mendengar kata hidroponik. Sistem NFT mempunyai aliran larutan
nutrisi konstan, sehingga tidak lagi dibutuhkan pengatur waktu untuk menyalakan pompa
rendamnya. Larutan nutrisi dipompakan ke wadah pertumbuhan (umumnya berbentuk
tabung) kemudian mengalir melalui akar tanaman, dan kembali ke tandon.

Umumnya tidak dipakai media tanam lain selain udara, sehingga menghemat
penggantian media tumbuh setiap selesai panen satu produk. Umumnya tanaman ditahan oleh
keranjang plastik dengan akar menjuntai ke dalam larutan nutrisi.

f. Sistem Aeroponik

Sistem Aeroponik (Gambar 6) adalah sistem hidroponik yang menggunakan teknologi


tinggi. Seperti pada sistem NFT diatas, media tanamnya udara. Akar-akar menggantung di
udara dikabutkan oleh larutan nutrisi. Pengabutan ini biasanya dilakukan setiap beberapa
menit sekali. Karena akar-akar terekpos di udara seperti pada sistem NFT, akar-akar bisa
cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu.

Sebuah timer mengontrol pompa larutan nutrisi seperti pada tipe-tipe sistem
hidroponik lainnya yaitu sistem aeroponik memerlukan timer dengan perputaran singkat
yaitu beberapa detik dalam dua menit sekali.

Hidroponik terutama dengan sistem aeroponik mempunyai prospek yang sangat baik
karena dapat mempersingkat umur panen dan produktivitas tanaman cukup tinggi
(Sutiyoso,2003). Selain itu hemat dalam pemakaian air jika dikelola secara baik dan benar.
Selain memiliki keunggulan, sistem hidroponik terutama sistem aeroponik memiliki
kerugian, seperti (anonim, 2008) :

Membutuhkan biaya tambahan untuk pengendali waktu, sistem irigasi, pompa, serta
jadwal perawatan, yang jumlahnya cukup besar yakni mencapai jutaan bagi petani (growers)
pada umumnya.

Pada sistem aeroponik konvensional yang menggunakan pompa dan nozzle untuk
mendapatkan efek penyemprotan spray, tekanan pompa yang tinggi dapat menyebabkan
penumpukan mineral pada nozzle dan penyumbatan, sedangkan bila tekanan pompa rendah
akan menyebabkan penurunan kecepatan penyerapan nutrisi. Pada saat nozzle tersumbat atau
terjadi kerusakan sistem aeroponik, maka tanaman mengalami kerusakan dalam
pertumbuhannya.

2.3. MACAM – MACAM MEDIA TANAM HIDROPONIK

Media tanam mempunyai beberapa kriteria agar nantinya tanaman dapat tumbuh
dengan baik. Beberapa kriteria tersebut antara lain :

1. Bersifat menyerap air atau sifat poros yang berlebih.


2. Struktur media gembur, subur, dan dapat menyimpan kandungan air yang cukup
untuk dialirkan ke tanaman.
3. Berkadar salinitas rendah atau tidak mengandung kandungan garam.
4. Keasaman media tanam harus alkalis, yaitu mempunyai pH 6-7.
5. Tidak mengandung organisme yang bisa memunculkan hama atau penyakit yang
dapat mengganggu tanaman.
6. Mengandung kapur atau unsur kalsium di dalamnya.

Macam-macam Media Tanam Hidroponik di Sekitar Kita

1. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Arang Sekam

Bermacam-macam media tanaman


hidroponik yang dapat kita gunakan adalah
arang sekam. Arang sekam merupakan
media tanam yang paling populer yang
banyak digunakan oleh para penanam
hidroponik. Arang sekam tidak hanya bisa
digunakan untuk teknik hidroponik saja,
melainkan juga bisa digunakan untuk
tanaman budidaya di dalam pot.

Arang sekam berasal dari ampas


kulit padi yang dibakar sampai hitam.
Arang sekam dapat menyerap air dengan
baik dan juga sifatnya ramah lingkungan.
Selain itu pH arang sekam ini netral, dan juga arang sekam digunakan karena steril dan bebas
dari bakteri. Yang lebih menarik adalah arang sekam cukup tahan lama dan tidak mudah
terurai sehingga dapat digunakan lagi.

2. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Rockwool

Petani hidroponik di Indonesia pada


umumnya menggunakan rockwool sebagai media
tanamnya. Rockwool yang biasa dikenal dengan
mineral wool ini memiliki bentuk seperti busa serta
berserabut halus dan beratnya sangatlah ringan.
Rockwool terbentuk dari batuan basalt yang
dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi
sehingga batu tersebut meleleh. Ketika batu
tersebut mencair, maka serat-serat halus akan
terbentuk. Saat proses produksi membentuknya,
rockwool dicetak dengan bentuk lempengan atau
blok dengan ukuran besar. Dalam penggunaannya
blok rockwool ini nantinya akan kita potong sesuai
kebutuhan kita.
3. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Spons

Anda pasti tahu barang yang satu ini.


Ya, spons seperti yang kita tahu biasa
digunakan untuk mencuci piring dan ternyata
bisa digunakan sebagai media tanam
hidroponik. Spons memang memiliki sifat
dapat menyerap dan menyimpan air. Karena itu
banyak orang menggunakan spons untuk
dijadikan media tanam mereka.

Spons memiliki pori-pori yang cukup


besar untuk dapat menjadi sarana mengalirkan
air nutrisi ke akar tanaman. Jadi tanaman akan
mudah mendapatkan nutrisi yang cukup dari
kita menggunakan media spons ini.

4. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Cocopeat atau Sabut Kelapa

Sabut kelapa juga bisa digunakan sebagai


media tanam hidroponik. Selain sifatnya yang
dapat menyerap air juga bisa menyimpannya
dengan waktu yang cukup lama. Sabut kelapa
sangat ramah linggkungan dan juga mudah untuk
mendapatkannya.

Sabut kelapa ditumpuk dijadikan satu agar


dapat berguna dengan baik. Sabut kelapa akan
memiliki pori-pori yang sangat baik untuk
pertumbuhan akar tanaman.

5. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Serbuk Kayu

Serbuk kayu juga bisa anda coba untuk


dijadikan media tanam. Serbuk kayu ini memiliki
sifat dapat menyerap air dan menyimpannya. Selain
itu serbuk kayu juga memiliki sifat yang relatif
lama, jadi kita bisa menggunakannya lagi setelah
digunakan.

Serbuk kayu selain kita mudah


mendapatkannya juga pasti mengurangi angka
pengeluaran anda bukan. Serbuk kayu merupakan
salah satu media tanam yang ekonomis.
6. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Hydroton

Hydroton terbuat dari bahan dasar lempung


yang dipanaskan yang dibentuk dengan ukuran 1-
2,5 cm. di dalam bulatan hydroton terdapat pori-pori
yang gunanya untuk menyerap air yang nantinya
digunakan sebagai tempat nutrisi untuk tumbuhan.

Hydroton memilik pH yang netral dan stabil.


Hydroton yang dengan bentuknya bulat ini tidak
akan membuat tanaman anda rusak. Hydroton dapat
digunakan berulang kali. Anda hanya perlu
mencucinya hingga bersih untuk menghilangkan
kotoran dan lumut ketika ingin menggunakannya
lagi.

7. Media Tanam Hidroponik dengan Menggunakan Perlite

Perlite merupakan bebatuan kecil berwarna


putih yang asalnya dari batu silika yang telah
dipanaskan dengan suhu tinggi hingga mencair dan
selanjutnya dibentuk dengan ukuran yang lebih
kecil. Perlite memiliki pH yang netral selain itu
aerasinya juga cukup bagus. Perlite juga memiliki
berat yang ringan bahkan hampir menyerupai gabus.

Perlite memiliki daya serap yang cukup


tinggi sehingga baik untuk tempat akar tanam
tumbuh. Perlite juga dapat dikombinasikan dengan
media lain seperti coir (sabut kelapa) untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
HASIL KUNJUNGAN

Tempat : Central Hidroponik Isun Vera


Alamat : Jalan Budi Utomo, Pontianak, Kalimantan Barat
Pemilik : Bu Sunani

Sekilas informasi :

Sayur jenis selada, sawi keriting, pagoda, pokcoy, bayam, kangkung, sawi Thailand,
cabai dan buah stroberi merupakan jenis tanaman yang ditanam Bu Sunani selama hampir
dua tahun ini.
Dalam setiap pekannya, sebanyak 120 kilogram sayuran dia pasok ke dua pasar retail
yang ada di Pontianak.
“Di samping itu juga melayani pelanggan eceran. Kita melayani Carrefour dan
Indomaret kemudian pelanggan eceran setiap harinya," ujar Bu Sunani.
Dalam setiap kilo sayuran yang dijual, harganya bervariasi, seperti selada harga Rp40
ribu/kg, sawi keriting dan pokcoy Rp30ribu/kg, kangkung dan bayam Rp25 ribu. Harga ini
turun jika dibanding pada awal penjualan sayuran hidroponik Bu Sunani yang mencapai
Rp60 ribu/kg.

DOKUMENTASI KUNJUNGAN

tanaman strawberry dengan sistem DFT


Tanaman kangkung dengan sistem wick

tanaman pakcoi dengan sistem sumbu atau wick


Tanaman

tanaman cabai rawit


pembenihan tanaman hydroponik

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Hidroponik merupakan usaha pemanfaatan air dengan maksimal dalam rangka usaha
budidaya pertanian.

Budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak memerlukan lahan yang subur dan
dapat menghemat lahan atau tidak membutuhkan lahan yang luas khususnya dalam usaha
budidaya tanaman bayam.

Usaha budidaya bayam dengan sistem hidroponik akan memberikan hasil yang lebih
maksimal dibanding dengan sistem konpensional.

Dalam usaha budidaya dengan sistem hidroponik terbagi atas dua yaitu ; hidroponik
skala rumah tangga dan hidroponik skala industri, untuk hidroponim skala rumah tangga
dapat menggunakan rangkaian pipa yang di buat khusus dengan mempertimbangkan sirkulasi
air (Kit), dan untuk skala industri menggunakan bedengan-bedengan yang terbuat dari semen
atau kayu.

Pemberian nutrisi lebih diperhatiakan karena tanaman cuman tergantung pada satu
sumber nutrisi yaitu nutrisi buatan.
3.2. SARAN

Sebagai sumber nutrisi tanaman sebaiknya tidak menggunakan NPK karena endapan
dari bahan tersebut dapat mengepul atau menjadi lumpur sehingga pompa atau jet spray dapat
tersumbat.

Usaha budidaya tanaman dengan sistem hidropnik membutuhkan insvestasi yang


besar, jadi pemasaran produk pertanian dengan sistem hidroponik sebaiknya menghindari
pasar-pasar trsdisional.

Dalam pemberian nutrisi, unsur N lebih banyak di butuhkan oleh tanaman bayam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Makalah Pelatihan Aeroponik Sayuran Eksklusif. Momenta

Agrikultur. Jakarta., Tidak dipublikasikan.

Resh H. 1980. Hydroponic Food Production. Newconcept Press. New Jersey.

Roberto K. 2004. How-To Hydroponics Fourth Edition. Futuregarden

Press. New York.

Rukmana R. 1994. Bertanam kangkung. Kanisius. Yogyakarta.

Sudarmodjo. 2008. Hidroponik. Parung Farm. Bogor., Tidak dipublikasikan.

Susila A. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Departemen Agronomi dan

Hortiikultura IPB. Bogor.

Sutiyoso, Yos. 2003. Aeroponik Sayuran Budidaya dengan Sistem Pengabutan.

Penebar Swadaya. Jakarta.


Suwandi. 2009. Menakar kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan

Anda mungkin juga menyukai