Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK HIDROPONIK

Oleh :

Kelompok 1

Agustina Mogang Maran ( 2004060029 ) Paulina Senjaya ( 2004060022 )

Angelia Helgarida Kamis ( 2004060012 ) Rosalia Angela Asa Metan ( 2004060116 )

Fransiana Desita Ampu ( 2004060046 ) Petrus Canisius Leki ( 2004060067 )

Intan Afirsa Malelak ( 2004060050 ) Priska Irawan Rindu ( 2004060068 )

Maria Florida Luruk Klau ( 2004060055 ) Ronaldo Banik ( 1804060318 )

Santi Yulia Baun ( 2004060072 ) Syirilus David Rikardo ( 2104060110 )

Silvia Marise Saingo ( 2004060120 ) Theobaldus Tada Bali ( 1604060139 )

Selviana Sosek ( 2004060118 ) Patrick Chrisantho Javier ( 2004060114 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaiakan laporan praktikum ini. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Media Non Tanah. Dengan Kajian mengenai Teknik
Budidaya Secara Hidroponik.

Kami Menyadari bahwa dalam laporan praktikum ini masih terdapat


kekurangan. Untuk itu, kami siap menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Kupang, 27 Maret 2023

Kelompok 1

[i]
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................2
2.1 System Budidaya Secara Hidroponik...............................................................................2
2.2 Kelebihan System Budidaya Hidroponik........................................................................3
2.3 Kekurangan System Budidaya Hidroponik....................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................................................4
3.1. Waktu dan Tempat............................................................................................................4
3.2. Alat dan Bahan...................................................................................................................4
3.3. Prosedur Praktikum:.........................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................5
4.1. Tahap Budidaya Hidroponik............................................................................................5
4.2. Faktor yang mempengaruhi sistem hidroponik..............................................................7
4.3. Manfaat Hidroponik..........................................................................................................9
BAB V PENUTUP...........................................................................................................................10
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11

[
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti air dan
ponous berarti kerja. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air,
nutrisi, dan oksigen. Media tanam yang digunakan berupa media non tanah, bisa berupa air,
udara, maupun jenis lain yang selain tanah, seperti arang sekam, rock wool, coco peat, dll.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari bertanam secara konvensional. Dalam
perkembangannnya sejak popular 40 tahun lampau, hidroponik telah banyak mengalami
perubahan. Media yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga
dengan wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja dibuat khusus lengkap
dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti kerikil sintesis.
Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan nutrisi
tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah membuktikan
bahwa tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral
dan zat- zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti juga
mengeliminasi hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi pengendalian
tanah secara teliti nutrisi tanaman.
Dalam teknik hidroponik ini banyak jenis sayuran yang bisa di tanam seperti sayur
kangkung, sayur bayam, sayur selada dan masih banyak jenis sayuran yang dibudidayakan
dengan cara hidroponik.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana Tahapan Budidaya Hidroponik ?
 Faktor apa saja yang mempengaruhi sistem hidroponik ?
 Apa manfaat dari hidroponik ?
1.3 Tujuan
 Mengetahui Tahapan budidaya hidroponik
 Mengetahui faktor yang mempengaruhi sistem hidroponik
 Mengetahui manfaat hidroponik

[1]
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 System Budidaya Secara Hidroponik


Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik yaitu,
apabila dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari dalam tanah. Sedangkan
hidroponik, makanan diperoleh tanaman dari dalam air yang mengandung zat-zat
anorganik. (Mikrajuddin,2007:161). Para peneliti menggunakan budidaya hidroponik untuk
menentukan unsur-unsur mineral mana yang memang betul-betul nutrien esensial.
(Campbell,2008:339)
Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih
terkontrol. Dengan pengembangan teknologi , kombinasi sistem hidroponik dengan
membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien (
minimalys sistem ) dibandingkan dengan kultur tanah , terutama untuk tanaman berumur
pendek. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan tidak memerlukan lahan
yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk menghasilkan satuan produktivitas yang
sama. (Lonardy dalam Mas’ud, 2009 :131)
Sistem hidroponik banyak digunakan untuk menanam tumbuhan holtikultura seperti
kangkung, bayam, selada, dll. Pada awalnya, sistem hidroponik identik dengan penanaman
tanpa media tanah, akan tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, hidroponik
digunakan untuk penumbuhan tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan
kebutuhannya, salah satu metode yang mulai banyak digunakan adalah nutrient film
technique yang merupakan sistem hidroponik tertutup , yang mana nutrisi akan mengalir
secara terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu secara teratur. (Suprijadi, 2009:31)
Media yang dapat digunakan untuk sistem hidroponik adalah Arang sekam,
rockwool, cocopeat.
 Arang sekam merupakan hasil dari pembakaran kulit gabah. Menurut Murniati
(dalam Sari,2009) bahwa arang sekam memiliki sifat kasar sehingga sirkulasi udara
tinggi, ringan dengan berat jenis sekitar 0,2 gr/cm3 , kapasitas menahan air tinggi
dan dapat menghilangkan pengaruh penyakit karena telah melalui tahap sterilisasi,
sehingga relatif bersih dari hama , bakteri dan gulma.
 Coco peat adalah material yang tidak berserat dan ringan yang menyatukan serat
sabut dalam sabut kelapa. Penggunaannya untuk hortikultura baru ditemukan pada
awal 1990-an. Sejak saat itu, permintaan akan cocopeat terus meningkat. Cocopeat,
juga disebut coco coir atau coco fiber, adalah media tanam alternatif. Cocopeat juga
memiliki kelebihan yaitu mudah menyerap air, tahan lama dan kelembapannya
terjaga. Cocopeat tidak bisa digunakan bila tidak dicampur dengan pupuk organik
media tanam lain. Sebenarnya bisa saja, namun hasil produksi yang didapat tak
akan maksimal mengingat cocopeat sendiri memiliki kelembapan yang tinggi.
Cocopeat tidak baik jika memakai netpot hidroponik karena bahannya akan ikut
hanyut terbawa aliran air bersama nutrisi.

[2]
 Media rockwool adalah salah satu metode menanam tanaman, yang semakin
populer dan banyak dipraktikkan di seluruh dunia. Rockwool merupakan bahan
dasar yang terbuat dari serat mineral, dengan struktur cukup kuat dan berpori.
Selain itu, rockwool juga memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan
air, serta mampu mengatur kelembaban tanah dengan baik.

Menurut Pramono ( dalam Rahmawaty,2009: ) menyatakan bahwa media dalam


hidroponik berfungsi sebagai penopang tanaman dan memiliki syarat seperti struktur yang
stabil selama pertumbuhan tanaman , bebas dari zat berbahaya bagi tanaman, bersifat inert,
memiliki daya pegang air yang baik, drainase dan aerase yang baik.
Prinsip dasar dari hidroponik adalah memberikan atau menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan
penyiramannya atau meneteskannya pada tanaman. (Tim Penulis PS,2006:44)
Hal ini dapat dibuktikan bahwa, budidaya secara hidroponik dapat berhasil apabila
kebutuhan air, sirkulasi udara dan hara tanaman tercukupi. (Susanto, 2010:1) Apabila
kekurangan unsur tersebut maka akan ada kemungkinan tanaman tersebut akan mati
ataupun layu .Perlu adanya perawatan yang intensif agar tidak terjadi hal-hal tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan air, dapat digunakan irigasi untuk suatu tanaman.
Teknik yang dapat digunakan adalah irigasi tetes Ro Drip.Teknologi irigasi tetes Ro Drip
sangat efisien dalam penggunaan air sehingga sangat cocok untuk digunakan pada
budidaya tanaman sayuran di dataran rendah yang memiliki keterbatasan sumber air.
(Kasiran,2009:29) Karena ini membantu untuk ketersediaan air bagi suatu tanaman.

2.2 Kelebihan System Budidaya Hidroponik


1. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah biasa
2. Lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman
3. Tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat
4. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan tanaman lain
5. Kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor
6. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
7. tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit

2.3 Kekurangan System Budidaya Hidroponik


1. modal awal yang relatip mahal
2. ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
3. memerlukan keterampilan khusus untuk meramu bahan kimia serta investasi awal yang
mahal.

[3]
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2023 dan masih berlangsung sampai sekarang
sesuai dengan jadwal.
Jadwal Praktikum:Setiap Rabu pukul 15.00 WITA
Tempat:Laboratorium Teknologi Benih Universitas Nusa Cendana
3.2. Alat dan Bahan
Alat:Baskom/wadah,Pipa Hidroponik,cuter,netppot,styrofoam,Alat ukr PPM(TDS),Gelas
Ukur,Jerigen,Air hujan,Kain flanel
Bahan:Benih Bayam,Benih Kangkung,Benih Sawi,Larutan Nutrisi(AB Mix),rockwall,Arang
Sekam
3.3. Prosedur Praktikum:
1. Pada hari pertama membuat penyemaiaan untuk masing,masing benih
2. Benih ditanam di media tanam dengan perlakuan yang berbeda-beda
 Benih Bayam disemai menggunakan arang sekam dengan cara ditabur
 Benih kangkung disemai menggunakan tissue dengan cara ditabur
 Benih selada menggunakan rockwall,ditanam satu sampai 2 biji disetiap rockwall
3. Pemberian air dalam bentuk genangan
4. Penyemprotan benih setiap benih kering
5. Selama proses pembibitan/penyemaian,benih harus mendapatkan air dan cahaya cukup
agar dapat bertumbuh dengan baik tidak terjadi etiolasi dan kekeringan
6. Bibit tumbuh kurang lebih dalam waktu dua minggu
7. Pencampuran Nutrisi AB-Mix
8. Setalah kurang lebih 2 minggu,bibit yang disemai dapat ditanam ke wadah tanam
berupa pipa hidroponik atau dengan metode tanam media apung
9. Tanaman harus dilakukan perawatan dengan menambah kepekatan,jika kepekatannya
kurang

[4]
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahap Budidaya Hidroponik


4.1.1. Pembibitan
a. Persemaian bayam dan selada menggunakan rockwool

b. Persemaian kangkung menggunakan sekam padi dan tisue

Tahapan budidaya hidroponik yang pertama yaitu pembibitan. Pembibitan biasa


dilakukan melalui persemaian. Pada pembibitan, biasanya benih disemai pada tray atau
wadah semai. Benih yang digunakan sebaiknya sehat, seragam dan memiliki tingkat
germinasi diatas 80 persen. Media semai yang baik dan umum digunakan untuk budidaya
hidroponik adalah rockwool. Namun pada praktikum yang kami lakukan, kami
menggunakan media tisu, rockwool dan sekam sebagai media semai. Pada pembibitan,
benih biasanya mulai berkecambah pada umur 3-7 hari. Bibit yang sudah siap tanam
adalah bibit yang berusia 3-4 minggu atau sudah memiliki 3-4 daun.

4.1.2. Pemberian Air


Tahapan budidaya hidroponik yang kedua adalah pemberian air. Air merupakan
sumber utama dalam persemaian tanaman. Air dapat diberikan dalam bentuk
genangan.

[5]
4.1.3. Pemberian larutan nutrisi

Pemberian nutrisi pada budidaya hidroponik sangat penting karena kebutuhan


hara tanaman bergantung pada nutrisi yang diberikan. Nutrisi dapat diserap akar
tanaman secara langsung melalui larutan nutrisi. Ketersediaan nutrisi secara langsung
bagi tanaman dapat menginduksi pertumbuhan tanaman dengan lebih cepat.

4.1.4. Penanaman

Tahapan budidaya hidroponik selanjutnya yaitu penanaman. Bibit yang siap


tanam biasanya telah berumur 3 – 4 minggu dipersemaian atau memiliki 3 sampai 4
helai daun. Bibit tersebut dipindahkan ke wadah tanam yang telah diisi media yang steril.
Dalam penanaman, perlu diperhatikan media tanam yang akan digunakan. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam. Untuk
mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai jenis tanaman yang ditanam, perlu
diketahui karakteristik setiap jenis media tanam.

4.1.5. Perawatan

Perawatan perlu dilakukan terutama pada awal penanaman, dimana tanaman


(bibit) di tempatkan pada lokasi yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung.
Setelah berumur 1-2 minggu, tanaman sudah dapat dipindahkan di daerah dengan sinar
matahari langsung. Penambahan nutrisi dilakukan secara teratur dan sesuai kebutuhan
tanaman. Pemeliharaan lain yang dapat dilakukan meliputi penyulaman, perawatan
jaringan irigasi, pengecekan pH dan kepekatan larutan nutrisi serta pengendalian hama dan
penyakit.

4.1.6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pada teknik budidaya Hidroponik, umumnya tidak menggunakan pestisida untuk


menghindari dan mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Untuk menghindari hama,
dapat dilakukan secara manual yaitu dengan membalilk – balikan daun dan mencabut
[6]
tanaman yang telah terserang OPT. Pengendalian serangga harus dilakukan setiap hari
untuk mendeteksi keberadaan serangga dewasa dan menemukan telur serangga, atau
untuk menemukan larva, ulat atau kutu-kumbang di tahap awal perkembangan dan
membunuhnya. Upaya ini akan mengurangi jumlah serangga, karena pengendalian secara
konstan dan bertahap pada tahap perkembangannya akan membantu menghentikan siklus
hidup serangga. Sedangkan untuk pengendalian penyakit dilakukan sejak dini yaitu
dengan pemilihan benih unggul yang tahan terhadap penyakit. Penyakit utama yang
menyerang tanaman hidroponik disebabkan oleh kontaminasi dari substrat, manajemen
yang buruk dan kurangnya langkah-langkah pencegahan. Salah satu contoh penyakit
yang disebabkan oleh jamur yaitu busuk akar.

4.1.7. Panen

Tahapan budidaya hidroponik yang terakhir adalah pemanenan. Pemanenan


dilakukan setelah tanaman memasuki umur panen atau telah memiliki kriteria panen.
Umur panen dan kriteria masing-masing komoditas berbeda-beda.

4.2. Faktor yang mempengaruhi sistem hidroponik


4.2.1. Air Baku
Air baku pada hidroponik adalah air yang belum dicampur dengan nutrisi, air yang
digunakan harus bersih dan tidak mengandung kotoran, sampah, lumpur, patogen atau zat
pencemar. Penggunaan air baku yang baik untuk pertumbuhan tanaman secara hidroponik
yaitu memiliki ppm dibawah 100 dan tidak melebihi 150 ppm. PPM ( part per million )
dapat diukur dengan alat TDS meter. Air baku yang kami gunakan dalam praktikum
hidroponik yaitu air hujan. Air hujan memiliki kualitas dan kandungan mineral yang
berlimpah dengan EC/PPM rendah. Sebelum digunakan sebagai air baku untuk
hidroponik, air hujan disaring terlebih dulu agar kotoran yang terbawa tidak masuk ke bak
penampungan.
4.2.2. Larutan nutrisi/Pupuk

Pupuk dalam berkebun secara hidroponik lebih sering disebut sebagai nutrisi.
Berbentuk cair dan larut dalam air. Pemberian nutrisi pada budidaya hidroponik sangat
penting karena kebutuhan hara tanaman bergantung pada nutrisi yang diberikan. Nutrisi
dapat diserap akar tanaman secara langsung melalui larutan nutrisi. Ketersediaan nutrisi
secara langsung bagi tanaman dapat menginduksi pertumbuhan tanaman dengan lebih
cepat. Unsur hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5, dengan kondisi yang optimal
[7]
pada pH

[8]
6.5. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari hara makro dan mikro. Unsur
hara makro dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan konsentrasi dalam larutan
relatif tinggi. Unsur hara makro mencakup N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro yaitu
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit dan konsentrasi dalam larutan
rendah. Unsur hara mikro harus tersedia bagi tanaman meski dalam jumlah sedikit, karena
juga berpengarh terhadap pertumbuhan tanaman. Unsur hara mikro meliputi e, Mn, Zn,
Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan unsur hara tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis
tanaman dan tingkat pertumbuhannya.

Dalam praktikum yang kami lakukan, nutrisi atau larutan hara dibuat dengan cara
melarutkan nutrisi/pupuk dalam air. Nutrisi yang kami gunakan dalam bentuk unsur hara A
dan unsur hara B kedua nutrisi ini dilarutkan dengan air diwadah yang berbeda nutrisi AB
Mix (kita ambil contoh yang 250 gram) kita bisa membuat pekatan sebanyak 500ml pupuk.
Dan larutan sebanyak 500ml tersebut bisa kita gunakan lagi untuk dicampurkan dengan air
sebanyak 100 liter air (bila setiap 1 liter diberi 5ml pekatan).

4.2.3. Media Tanam

Jenis media tanam dalam berkebun secara hidroponik sangat berpengaruh


terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam yang baik mampu
membuat unsur hara tersedia, kelembapan terjamin, dan drainase baik. Media tanam
berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meyalurkan larutan nutrisi atau air.
Media tanam yang digunakan harus dapat menyediakan air, unsur hara, oksigen, dan
tidak mengandung zat beracun bagi tanaman. Tiap bahan media tanam memiliki sifat yang
berbeda dan memengaruhi sifat lingkungan media, missal tingkat suhu, aerasi, dan
kelembapan. Pemilihan media tanam sebaiknya disesuaikan dengan jenis dan karakteristik
tanaman.

4.2.4. Ketersediaan Oksigen


Memulai berkebun hidroponik, kita harus tahu bahwa tanaman memerlukan
oksigen untuk pengambilan nutrisi dari akar. Oksigen dalam budidaya secara hidroponik
sangat penting. Ketersediaan oksigen dalam sistem akar meningkatkan pertumbuhan
tanaman dengan lebih cepat. Tingkat oksigen yang rendah menyebabkan tanaman layu
karena akar tidak mampu secara optimal menyerap air dan hara yang dibutuhkan
tanaman. Oksigen terlarut (dissolved oxygen) pada larutan nutrisi hidroponik sebaiknya di
atas 6 ppm. Cara untuk mengetahui tingkat oksigen yang terlarut (DO) ialah mengukur
dengan alat DO meter. Peningkatan ketersediaan oksigen membantu pertumbuhan akar
dan meningkatkan penyerapan nutrisi. Keseluruhan sistem hidroponik mengoptimalkan
ketersediaan oksigen dalam sistem perakaran.
[9]
4.2.5. Kualitas Benih
Tiap menanam atau budidaya, kualitas benih menjadi faktor penting. Benih tanaman
yang baik, dapat tumbuh optimal dalam kondisi yang optimum. Pemilihan benih menjadi
modal utama dalam budidaya baik secara hidroponik maupun konvensional. Benih dalam
budidaya hidroponik, sebaiknya disemai terebih dahulu. Benih disemai pada tray atau
media semai. Benih yang berkualitas ialah benih yang memiliki tingkat germinasi lebih dari
80%, pertumbuhan cepat dan seragam, bebas dari hama dan penyakit. Penyemaian
dilakukan sebelum proses penanaman, pindah tanam ke instalasi hidroponik. Media semai
yang umum digunakan ialah pasir dan rockwool. Pasir memiliki aerasi dan drainase yang
baik. Rockwool memiliki daya serap air yang tinggi dan steril. Benih umumnya mulai
berkecambah umur 3 – 7 HST. Benih yang siap tanam berumur 21 – 28 HST atau memiliki
jumlah daun 3 – 4.

4.3. Manfaat Hidroponik

Teknik hidroponik memberikan banyak sekali manfaat, baik bagi tanamannya maupun bagi
orang yang merawatnya. Beberapa manfaat hidroponik yaitu :

4.3.1. Bebas Hama


Menanam di lahan yang luas memiliki kemungkinan akan terserang hama dan
penyakit yang berasal dari media tanah yang digunakan dalam menanam. Bercocok tanam
dengan menggunakan tanah, terkadang bisa menimbulkan hama yang berasal dari tanah
itu sendiri. Dengan menggunakan sistem hidroponik, tentu tidak perlu menggunakan tanah
sehingga akan terbebas dari hama. Hal ini tentu akan membuat proses pertumbuhan lebih
optimal.
4.3.2. Memaksimalkan Ruang
Manfaat hidroponik yang selanjutnya adalah dengan memaksimalkan ruang karena
tidak membutuhkan ruang yang luas. Kita bisa memanfaatkan beberapa tempat seperti teras
rumah atau balkon untuk melakukan budidaya hidroponik.
4.3.3. Hemat Air
Cara ini juga akan membuat penggunaan air untuk perkembangan tanaman menjadi
lebih sedikit. Tanaman hidroponik bisa tumbuh dengan air yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan cara menanam tradisional.
4.3.4. Lebih Cepat Panen
Ketika menanam menggunakan metode hidroponik, kita bisa mengatur panas, cahaya
matahari, dan hidrasi yang dibutuhkan tanaman. Metode ini juga membuat nutrisi lebih
mudah tersedia dan diserap oleh tanaman sehingga proses pertumbuhannya lebih cepat.
4.3.5. Mengurangi Penggunaan Pestisida
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa metode ini akan menghindarkan
tanaman dari hama sehingga kamu bisa menghindari penggunaan pestisida. Dengan begitu,
tanaman yang dihasilkan pun lebih organik dan tentunya lebih sehat.

[1
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa :
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan nutrisi sebagai sumber unsur hara . Beberapa faktor
penting yang mempengaruhi sistem hidroponik yang harus diperhatikan yaitu : air baku,
larutan nutrisi/pupuk, media tanam, ketersediaan oksigen dan kualitas benih. Tahapan
budidaya hidroponik antara lain : pembibitan, pemberian air, penanaman, pemberian larutan
nutrisi, perawatan, pengendalian hama dan penyakit serta pemanenan. Beberapa manfaat
dalam budidaya hidroponik, yaitu : tanaman bebas hama, memaksimalkan ruang, hemat air,
lebih cepat panen dan mengurangi penggunaan pestisida.

[1
DAFTAR PUSTAKA

https://www.liputan6.com/hot/read/5240694/cara-menanam-tanaman-hidroponik-dengan-
rockwool-bagi-pemula-wajib-simak

https://www.rumahmesin.com/manfaat-cocopeat-untuk-tanaman/

https://www.kompas.com/homey/read/2022/09/02/092000176/apa-itu-cocopeat-dan-
manfaatnya-untuk-tanaman

file:///E:/filtering/Budidaya%20Sawi%20Hidroponik%20_%20Bertanam%20Hidroponik.
m
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/chemistry/makalah-
kelompok-4-hidroponik/34426238

https://hidroponikpedia.com/step-step-cara-melarutkan-nutrisi-hidroponik/

https://www.detik.com/bali/berita/d-6412997/hidroponik-adalah-manfaat-metode-jenis-
tanaman-dan-cara-membuat

[1

Anda mungkin juga menyukai