Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HIDROPONIK

Ebb And Flow/Sistem Pasang Surut

Dosen Pengampu : Ir. Tri Rini Kusparwanti, MP

Nama Anggota kelompok :


1. Sufdatul Khairiani 6. Alfina Dwi Listyawan
(A31190927) (A31191145)
2. Winarsih 7. Arista Ratna Dylla
(A31190938) (A31191315)
3. Falufi Pancawati 8. Rizky Ariyan Maulana
(A31190966) (A31191344)
4. Risky Yulian Putri 9. Ari Bustami
(A31191004) (A31191348)
5. Anisyaro Pangestuti
(A31191036)

PROGRAM STUDI PRODUKSI TANAMAN HORTIKULTURA


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Hidroponik ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Ir. Tri Rini Kusparwanti, MP pada Program Studi Produksi Tanaman
Hortikultura Mata Kuliah Hidroponik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Ebb and Flow/Sistem Pasang Surut pada Hidroponik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ir. Tri Rini Kusparwanti, MP,
selaku dosen Mata Kuliah Hidroponik pada Program Studi Produksi Tanaman
Hortikultura yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB 2. PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Hidroponik ............................................................................................... 3
2.2 Pengertian Ebb and Flow System ............................................................ 3
2.3 Hal-hal menguntungkan sistem Hidroponik Ebb and Flow ..................... 4
2.4 Kelemahan system Hidroponik Ebb and Flow ......................................... 4
2.5 Karakteristik system Hidroponik Ebb and Flow ...................................... 5
2.6 Alat dan Bahan system Hidroponik Ebb and Flow .................................. 5
2.7 Tiga Jenis Utama Setup Sistem Pasang dan Surut : ................................. 6
2.8 Prinsip kerja Sistem Hidroponik Ebb and Flow ....................................... 8
2.9 Prinsip aturan pembuatan system ............................................................. 8
2.10 Cara penanaman hidroponik system Ebb and Flow ............................... 13
2.11 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Hidroponik Ebb and Flow ............. 13
BAB 3. PENUTUP .............................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah melainkan dengan
menggunakan air bernutrisi sebagai media tanamnya. Adapula beberapa kelebihan
dari cara bercocok tanam hidroponik meliputi kebersihannya lebih mudah terjaga,
tidak ada masalah dengan pengolahanl tanah, penggunaan pupuk dan air efisien,
tanaman berporduksi dengan kualitas dan produktifitas tinggi, tanaman mudah
diseleksi dan dikontro. Umumnya tanah berfungsi sebagai penyedia unsur hara
(nutrisi) dan penopang, pada hidroponik peran tanah sebagai penyedia unsur hara
diperoleh dari larutan nutrisi AB mix dan media tanam lainnya seperti rockwool
atau cocopeat (olahan sabut kelapa) sebagai penopangnya.
Sistem Hidroponik Ebb and Flow atau Flood and Drain System, yang dalam
bahasa orang wetannya dikenal sebagai sistem hidroponik pasang surut. Sistem ini
sangat populer digunakan oleh mereka para penanam hidroponik rumahan
dikarenakan beberapa alasan. Salah satunya adalah sistem ini mudah untuk dibuat
dan diimplementasikan di ladang sempit sekalipun. Untuk melancarkan teknik
hidroponik sistem pasang surut (Ebb and Flow System) Anda bisa menggunakan
bahan apa saja yang ada, jadi Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk
menanam tanaman hidroponik. Sistem ini juga bisa dibuat sedemikian rupa
disesuaikan dengan lahan yang Anda miliki baik ladang tanam indoor ataupun
outdoor, dan tidak ada batasan untuk berkreatifitas dan membuat perbedaan ketika
Anda ingin membuatnya. Kemudian bersamaan dengan kemurahan dan
kemudahannya untuk dibuat, tanaman yang ditanam dengan menggunakan sistem
pasang surut akan tumbuh lebih sehat dan lebih baik dibandingkan dengan sistem
lain.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari sistem Hidroponik Ebb and
Flow/pasang surut.
2. Mahasiswa mampu mengetahui hal-hal yang menguntungkan dari sistem
Hidroponik Ebb and Flow/pasang surut.
3. Mahasiwa mampu mengetahui kelemahan dari sistem Hidroponik Ebb and
Flow/pasang surut.
4. Mahasiwa mampu mengetahui karakteristik dari sistem Hidroponik Ebb and
Flow/pasang surut.
5. Mahasiwa mampu mengetahui teknik penanaman dari sistem Hidroponik
Ebb and Flow/pasang surut.
6. Mahasiwa mampu menyebutkan, mengenali, dan mengetahui fungsi dari
masing-masing alat dan bahan yang digunakan dalam budidaya tanaman
hidroponik sistem Hidroponik Ebb and Flow/pasang surut.

1
7. Mahasiswa mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem
Hidroponik Ebb and Flow/pasang surut.
8. Mahasiswa mampu mengetahui sistem kerja dari sistem Hidroponik Ebb
and Flow/pasang surut.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Hidroponik
Hidroponik secara harfiah berasal dari kata Hydro dan phonic, hydro artinya
air dan ponic artinya pengerjaan. Secara umum hidroponik adalah sistem budidaya
pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan
nutrisi. Selain itu, hidroponik juga berarti salah satu metode bercocok tanam
dengan menggunakan media tanam selain tanah, seperti batu apung, kerikil, pasir,
sabut kelapa, potongan kayu, maupun busa. Budiddaya hidroponik biasanya
dilakukan di dalam Greenhouse, hal itu dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
tanaman agar terhindar dari serangan hama dan penyakit yang disebabkan oleh
iklim maupun lingkungan sekitar sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman akan baik.
2.2 Pengertian Ebb and Flow System

Hidroponik ebb flow atau flood and drain adalah salah satu sistem hidroponik
yang memanfaatkan prinsip pasang surut pada teknik irigasinya. Sistem ini di
Indonesia biasa disebut sistem hidroponik pasang surut. Disebut sistem hidroponik
pasang surut karena dalam cara kerja sistem ini memiliki 2 fase yaitu fase saat
tanaman oleh larutan nutrisi hingga banjir (fase pasang) dan kemudian fase
penyurutan larutan nutrisi (fase surut). Sistem ini termasuk sistem yang
menggunakan sirkulasi. Artinya air dan nutrisi yang diberikan ke tanaman
digunakan secara berulang. Hanya saja sirkulasi tidak dilakukan terus menerus dan
menggunakan mekanisme pasang surut pada irigasinya. Sedangkan menurut
Karsono, 2013 Sistem Ebb and Flow merupakan sistem yang bekerja dengan
memenuhi media pertumbuhan dengan larutan nutrisi dan larutan yang tidak
terserap kembali bak penampung. Sistem hidroponik ini merupakan salah satu
sistem hidroponik yang memiliki prinsip kerja yang unik, karena dalam sistem
hisroponik ini tanaman mendapatkan air, oksigen, dan nutrisi melalui pemompaan
dari bak penampung yang dipompakan ke media yang nantinya akan dapat
membasahi akar (pasang). Beberapa waktu kemudian air dan nutrisi akan turun
kembali ke bak penampugan (surut). Waktu pasang surut dari sistem ini dapat diatur

3
menggunakan timer sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak
akan tergenang atau kekurangan air.
Di luar negeri biasanya sistem ini cukup populer untuk kalangan penghobi
hidroponik dan untuk komersil karena pembuatannya mudah, murah, dan fleksibel,
serta penggunaan listrik yang rendah. Selain pembuatannya mudah, hasil dari
tanaman yang ditanam secara ebb flow cukup memuaskan. Biasanya sistem ini
paling sering digunakan dalam aquaponik.
Sistem Ebb Flow adalah sistem hidroponik yang paling toleran diantara
sistem hidroponik yang lain. Karena perawatan dan resiko pada sistem ini tidak
berat listrik seperti sistem NFT. Dan cukup aman jika kita tinggal berpergian.
Dengan penangan perawatan yang tepat, hasil tanaman dari sistem ini dapat menjadi
rival dengan sistem unggulan seperti aeroponik atau nft. Anda bisa membuat sistem
ebb flow dari barang-barang yang ada di sekitar Anda. Banyak jenis tanaman yang
dapat Anda tanam dengan sistem ebb flow, mulai dari sayuran daun, sayuran buah,
hingga umbi-umbian. Tidak ada batasan minimal luasan tempat dan teknik
pembuatan sistem hidroponik ini. Satu sistem untu satu tanaman maupun banyak
tanaman tidak masalah. Anda dapat mencurahkan kreativitas Anda pada sistem ebb
flow dengan imajinasi Anda selama memenuhi prinsip ebb flow. Maka dari itu
sistem ini juga memiliki banyak variasi model sistem.
Sistem ini tidak terlalu tergantung dengan listrik. Penggunaan pompa dalam
sistem ini tidak dinyalakan terus menerus. Jadi cukup aman jika daerah Anda sering
terjadi pemadaman listrik. Walau begitu, agak sulit untuk menjumpai contoh
langsung sistem hidroponik ebb flow di Indonesia karena jarang orang yang
menggunakan sistem ini. Mungkin dikarenakan sistem ini terlihat seperti sistem
yang cukup kompleks bagi orang-orang.
2.3 Hal-hal menguntungkan sistem Hidroponik Ebb and Flow, diantaranya:
 Kemudahannya dalam memakai sistem ini.
 Dapat memakai jenis bahan daur ulang, seperti botol bekas sebagai wadah
penanaman. Sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk menanam
tanaman hidroponik.
 Sistem ini dapat di pakai disegala tempat baik di dalam rumah atau diluar
rumah.
 Tidak ada batas cara merancangnya ditempat yang akan dipakai. Bisa
dimodifikasi sesuai kreatifitas.
 Selain harga murah dan mudah, tumbuhan juga akan tumbuh baik dwngan
sistem pasang surut ini.

2.4 Kelemahan system Hidroponik Ebb and Flow, diantaranya:


 Harus benar-benar memperhatikan waktu pasang surut. Karena jika sampai
waktu surut lebih lama dipastikan tanaman akan kekeringan. Dan jika waktu
pasang terlalu lama kemungkinan tanaman akan tenggelam.

4
 Pada salah satu desain nampan (meja banjir) yaitu mudah ditumbuhi alga
sehingga harus dibersihkan secara teratur. Karena bagian atas nampan
biasanya dibiarkan terbuka, vahaya dengan mudah masuk ke larutannutrisi
di bawah nampan yangmemungkinkan ganggang untuk tumbuh.
 Set ketinggian airnya selama perputaran banjir harus benar-benar
disesuaikan kebutuhannya jangan sampai menggenangi tanaman yang
dibudidayakan. Karena jika air nutrisi sampai menggenagi maka
kemungkinan besar tanaman akan mati
 Pada metode desain nampan banjir airnya hanya mampu membanjiri di satu
wadah saja. Karena wadahnya hanya berupa kotak atau persegi panjang
dangkal yang diset diatas meja
2.5 Karakteristik system Hidroponik Ebb and Flow
Sistem hidroponik ebb flow termasuk sistem dengan level kesulitan
intermediet. Walaupun biaya pembuatannya tidak semahal sistem NFT dan bahan-
bahan pembuatannya mudah didapat, sistem ini setidaknya memerlukan
pengalaman berkebun secara hidroponik dan perlu mengerti cara kerja
fluida. Sistem ebb flow lebih cocok untuk pekebun yang sudah punya pengalaman
di hidroponik yang ingin meng-upgrade sistem hidroponiknya. Sistem ini juga
dapat di upgrade dengan modifikasi dari sistem wick atau sistem rakit apung.
2.6 Alat dan Bahan system Hidroponik Ebb and Flow
Alat dan bahan yang digunakan dalam sistem hidroponik ebb and flow beserta
fungsinya antara lain :
Alat :
1. Pipa paralon : Sebagai wadah untuk akar tanaman yang tumbuh di
dalamnya
2. Netpot : Sebagai tempat tumbuh tanaman
3. Pompa : Untuk memompa air dari wadah ke saluran air
4. Timer : Untuk mengatur waktu pasang surut airnya
5. pH meter : Menghitung pH
6. Wadah air/nutrisi : Wadah sebagai tempat air atau larutan nutrisi
7. Selang hidroponik : Sebagai saluran untuk air dan larutan nutrisi
Bahan :
1. Benih : Bakal calon tanaman baru atau tanaman muda
2. Rockwool : Mengoptimalkan peran pupuk dan menampung air
3. Arang sekam : Memacu pertumbuhan mikroorganisme berguna
bagi tanaman, mempertahankan kelembaban, dan meningkatkan daya serap
air
4. Benang : Untuk menampung akar tanaman hidroponik
5. Cocopeat : Menahan air dan menahan oksigen
6. Larutan AB Mix : Memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro
tanaman

5
2.7 Tiga Jenis Utama Setup Sistem Pasang dan Surut :
2.7.1 Desain Wadah Tanaman Berjejer

2.7.2 Desain Nampan Banjir

6
2.7.3 Desain Tangki Gelombng

7
(Fahrurroji, 2016)

2.8 Prinsip kerja Sistem Hidroponik Ebb and Flow

Prinsip kerja sistem ini ada 2 fase yakni fase pasang dan fase surut. Pada
saat fase pasang tanaman akan dibanjiri oleh nutrisi, dan pasa daat fase surut
tanaman akan tidak diberi nutrisi/nutrisi disurutkan. Sistem ini dilakukan dengan
pompa air yang dibenamkan dalam larutan nutrisi (submerged pump) yang
dihubungkan dengan timer (pengatur waktu). Ketika timer menghidupkan pompa,
laritan nutrisi akan dipompa ke grow tray/tempat tumbuhtanaman.Ketika timer
mematikan pompa air, larutan nutrisi akan mengalir kembali ke bak penampungan.
Timer dapat diatur untuk dihidupkan beberapa kali dalam sehari, tergantung ukuran
dan tipe tanaman, suhu, kelembaban, dan tipemedia pertumbuhan yang digunakan.
Teknik ini menggunakan sistem sirkulasi yaitu larutan nutrisi yang telah digunakan
akan digunakan kembali secara berulang – ulang.
2.9 Prinsip aturan pembuatan system
2.9.1 Susunan Skema Sistem
Cukup banyak variasi skema susunan komponen pada sistem ebb flow. Dari
variasi-variasi tersebut intinya grow bed terletak tepat di atas tandon / reservoir.
Skema susunan sistem bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

8
a. Pembuatan Wadah Tempat Menanam (Grow Bed) dan Mekanisme
Pasang Surut
Ada banyak pilihan wadah yang dapat dipilih. Mulai dari baki,
container kotak, ember, dan lainnya. Tinggal sesuaikan Anda mau menanam
apa dan Anda punya ruang kosong seberapa luas. Usahakan kedalaman
wadah sedalam 20-30 cm, jangan terlalu dangkal dan jangan telalu dalam.
Dengan kedalaman 20-30 cm Anda bisa menanam berbagai macam tanaman
mulai dari sayuran daun, sayuran buah, hingga umbi-umbian. Wadah yang
digunakan harus kedap air dan usahakan tidak berwarna transparan agar
tidak memicu pertumbuhan alga.
Bagian dasar wadah tempat menanam (grow bed) Anda lubangi
dengan holesaw. Ukuran lubang sesuaikan dengan ukuran pipa dan shock
drat yang Anda gunakan. Biasanya bagian dasar wadah dibuat 2 lubang,
lubang yang pertama yang menghubungkan wadah grow bed dengan pompa
untuk saluran air pasang dan surut pada grow bed dan lubang yang kedua
untuk overflow untuk mengatur water level pada grow bed dengan
mengmbalikan air ke tandon yang berlebihan saat fase pasang (flood phase).
Pipa yang dapat digunakan untuk menghubungkan wadah grow
bed dengan pompa biasanya berukuran ½. Jadi shock drat yang digunakan
harus berukuran ½ juga dan ukuran lubang yang dibuat disesuaikan untuk
pipa ukuran drat pada male shock drat ½. Jika Anda membeli hole saw yang
satu set, gunakan ukuran holesaw yang terkecil pada set tersebut yang
berdiameter tidak lebih dari 2 cm. Bagian shock pada male shockdrat yang
digunakan untuk lubang ini dipotong sehingga menyisakan kupingan dan
drat saja. Tujuannya supaya bagian dasar wadah tidak ada pentolan shock
sehingga membuat air dapat surut sempurna sampai dasar. Kemudian male
shock drat ini dikunci dengan female shock drat pada sisi luar bawah wadah

9
Sedangkan pipa yang digunakan untuk overflow harus berdiameter
lebih besar dari pipa penghubung grow bed dan pompa. Tujuannya supaya
daya sedot air pipa overflow melebihi daya pancar air keluaran pompa.
Sehingga water level dapat terjaga dan air tidak tumpah karena pengisian
yang berlebihan. Jika pipa penghubung grow bed dan pompa menggunakan
pipa ½, maka untuk overflow Anda menggunakan pipa ¾. Jadi ukuran
lubang dan shock drat yang digunakan disesuaikan dengan ukuran 3/4 juga.
Kemudian pasang male shock drat dan female shock drat melalui
lubang kedua. Pipa overflow 3/4 dipasang pada shock yang berada bagian
dalam wadah grow bed. Ketinggian pipa overflow 3/4 menyesuaikan
kedalaman media tanam dan ditambah 2 hingga 5 cm dari permukaan. Jadi
misal kedalaman media tanam dari dasar hingga permukaan 15 cm, maka
ketinggian pipa overflow 17-20 cm. Tujuannya untuk menjaga permukaan
media tanam tidak kering, mencegah pertumbuhan alga pada permukaan.
2.9.2 Pemilihan Media
Media yang digunakan harus porus masih dapat menahan air tetapi
berongga. Hydroton, kerikil, sirtu (pasir batu), pecahan bata, campuran kerikil dan
dadu rockwool, sekam bakar dapat menjadi pilihan. Jangan gunakan media yang
halus seperti perlite, coco coir, serbuk gergaji karena media tersebut menahan air
terlalu banyak sehingga udara tidak punya tempat untuk masuk ke dalam media.
Akibatnya aerasi buruk dan akar tanaman kekurangan oksigen.

10
Media hydroton, pecahan bata, kerikil, sirtu dapat digunakan berulang kali,
sementara media sekam bakar, rockwool hanya dapat digunakan sekali pakai. Jika
menggunakan media hydroton, kerikil, atau sirtu, lapisi bagian atas dengan dadu-
dadu rockwool atau sekam bakar agar penguapan air pada media tidak tinggi.
2.9.3 Pemilihan Pompa
Sama seperti sistem sirkulasi hidroponik pada umumnya, Anda perlu
memperhatikan spec pompa yang cocok digunakan untuk sistem. Aturan main
syarat pompa dalam sistem ini harus dapat membanjiri seluruh media tanam hingga
overflow dalam waktu 5-10 menit. Jadi yang perlu Anda perhatikan untuk memilih
pompa adalah Anda perlu mengetahui volume ruang kosong pada media tanam.
Yang kedua Anda perlu menghitung jarak ketinggian pompa hingga permukaan
media tanam. Dan yang ketiga Anda perlu memperhatikan grafik spec H max dan
Q max untuk mengetahui pompa dengan spec apa untuk memenuhi syarat instalasi
ebb flow Anda berdasarkan data dari volume ruang kosong media dan jarak
ketinggian sistem. Langkah pertama kali untuk mengetahui spec pompa, Anda perlu
melakukan menghitung ruang kosong pada media tanam. Tujuannya untuk
mengetahui berapa volume yang harus diisi dalam 10 menit oleh pompa. Ruang
kosong pada media tanam tergantung pada media apa yang Anda gunakan. Jika
media tanamnya halus seperti perlite, maka ruang kosong pada media sedikit. Jika
media tanamnya berpartikel besar seperti hydroton, maka ruang kosong pada media
lebih besar. Cara untuk mengetahui ruang kosong pada media tanam adalah dengan
mengalikan volume media tanam dengan prosentase ruang kosong media. Kerikil-
kerikil kecil biasanya memiliki ruang kosong 38% dari volume totalnya. Hydroton
memiliki ruang kosong 25% dari volumenya. Contoh kasusnya, misal Anda punya
grow bed yang berisi 50 liter hydroton, maka ruang kosongnya adalah 50 x 25%
liter = 12,5 liter.
2.9.4 Petunjuk Perawatan
1. Menentukan Frekuensi Siklus Pasang Surut
Menentukan frekuensi kapan pasang (pompa nyala) dan kapan surut
(pompa mati) adalah hal yang tersulit dari sistem ini. Penentuan
penjadwalan kapan waktu pompa menyala (fase pasang - flood phase)
dan kapan pompa mati (fase surut - drain phase) pada sistem ini tidak
ada frekuensi yang pasti.
Frekuensi penyalaan pompa tergantung pada jenis media, kondisi
cuaca, jumlah tanaman, dan umur tanaman. Media yang menyerap air
banyak seperti rockwool memerlukan siklus penyiraman yang lebih
sedikit dibanding hydroton. Saat musim hujan tidak memerlukan
frekuensi penyiraman yang banyak dibanding musim panas. Tanaman
muda dan jumlah tanaman yang sedikit memerlukan frekuensi
penyiraman yang lebih sedikit dibanding tanaman dewasa dan jumlah
tanaman yang banyak.

11
Maka dari itu agak repot untuk mengetahui frekuensi penyiraman
dalam sistem ini karena harus memperhitungkan 4 hal tersebut.
Masalahnya jika frekuensi penyiraman Anda kurang, tanaman akan
mudah layu karena media kekeringan. Dan jika frekuensi penyiraman
Anda berlebihan, tanaman juga mudah layu karena media terlalu basah
sehingga kekurangan udara (oksigen). Untuk itu, sebaiknya setiap
seminggu sekali Anda perlu bereksperimen mengubah setting-an timer
Anda agar penyiraman sesuai dengan kebutuhan sistem. Tetapi ada
aturan kasar yang mungkin dapat Anda terapkan dengan berdasarkan
media tanam yang digunakan. Kemudian Anda modifikasi frekuensinya
menyesuaikan hasil yang terjadi pada tanaman. Pada malam hari,
penyiraman tidak perlu dilakukan. Jika Anda menggunakan media
hydroton, frekuensi penyiraman Anda adalah 10 kali sehari dimulai dari
jam 7 pagi hingga jam 5 sore saat musim panas. Untuk musim hujan
penyiraman dilakukan 5 kali sehari dimulai jam 7 pagi hingga jam 5
sore. Jika Anda menggunakan media dadu rockwool 75% dicampur
kerikil 25%, maka frekuensi penyiraman Anda adalah 2 kali sehari pada
jam 9 pagi dan jam 3 sore saat musim panas. Untuk musim hujan
penyiraman dilakukan 1 kali sehari pada jam 9 / 10 pagi saat musim
hujan. Untuk media yang lain, terapkan frekuensi penyiraman 4-6 kali
sehari mulai jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Untuk musim hujan
penyiraman dilakukan 2-3 kali sehari mulai jam 7 pagi hingga jam 5
sore.
Jika tanaman layu saat sebelum penyiraman dan segar kembali saat
setelah disiram, berarti frekuensi penyiraman Anda kurang. Jika
tanaman layu saat setelah penyiraman, berarti frekuensi penyiraman
Anda berlebihan. Timer mengatur pompa menyala dalam waktu 5-10
menit menyesuaikan air hingga mengisi penuh seluruh media. Dan
setelah itu timer mengatur pompa mati hingga frekuensi penyiraman
berikutnya.
2. Sterilisasi Media dan Sistem
Setiap selesai panen, media harus dibersihkan dari sisa-sisa akar dan
bagian-bagian tanaman yang tinggal pada media. Tujuannya supaya
sisa-sisa tersebut tidak membusuk dan menjadi bibit penyakit.
Media tanam yang halus seperti rockwool dan sekam bakar hanya
dapat digunakan sekali pakai karena sterilisasinya merepotkan. Media
tanam hydroton, sirtu, kerikil dapat digunakan berulang-ulang,
pembersihannya cukup disiram air yang dicampur bayclin, takaran
sesuai petunjuk pada kemasan, dan memisahkan sisa-sisa akar dan
tumbuhan yang menempel pada media.

12
3. Jadwal Kuras Tandon dan Isi Ulang Nutrisi
Untuk pengurasan tandon dan isi ulang larutan nutrisi sama seperti
sistem hidroponik sirkulasi pada umumnya. Air nutrisi diganti ketika
waktu volume penambahan air baku ke larutan nutrisi telah mencapai
50% dari volume air awal dan ditambah waktu penyusutan air sisanya.
Jadi misal volume awal tandon nutrisi 100 liter, tiap hari berkurang 25
liter. Otomatis Anda juga tiap hari menambahkan 25 liter air baku ke
larutan nutrisi. Dua hari kemudian otomatis Anda telah menambahkan
50 liter air baku, artinya telah menambahkan 50% total volume awal,
ketika itu Anda tidak usah menambahkan air lagi ke larutan nutrisi.
Biarkan hingga habis. Jika setiap hari hilang 25 liter, maka empat hari
kemudian air sisanya habis.Jadi siklus waktunya kuras tandon dan isi
nutrisi baru Anda 2+4 = 6 hari sekali
4. Manajemen Nutrisi
Manajemen nutrisi sama seperti sistem hidroponik sirkulasi pada
umumnya. Jaga pH pada 5,5 - 6,8. TDS dijaga 600-1200 ppm atau EC
dijaga 1,5-2 untuk semua tanaman.
2.9.5 Komoditas yang Ditanam menggunakan Sistem Hidroponik Ebb and
Flow
Sistem hidroponik pasang surut sangat bagus untuk menumbuhkan tanaman
yang berukuran kecil hingga sedang. Bisa juga ditumbuhkan untuk tanaman yang
berukuran besar, namun sistemnya juga didesain lebih besar lagi.
2.10 Cara penanaman hidroponik system Ebb and Flow
Penanaman dilakukan dengan menanam bibit pada wadah yang telah diisi
media tanam. Sebelum ditanam media direndam dahulu dengan nutrisi selama 10
menit. Penanaman tidak boleh terlalu dalam sampai batang tertutup media tetapi
cukup akarnya saja. Pada daerah perakaran digenangi air yang sudah mengandung
nutrisi AB Mix dengan konsentrasi sesuai kebutuhan tanaman. Tidak lupa juga
interval atau waktu pasang surut memperhatikan jenis tanaman serta media yang
digunakan.
2.11 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Hidroponik Ebb and Flow
2.11.1 Kelebihan sistem hidroponik :
 Tingkat keberhasilan tanaman akan lebih terjamin
 Perawatan tanaman akan lebih praktis dan terkontrol
 Efisiensi pupuk
 Penyulaman dapat lebih mudah dilakukan
 Tidak menumbuhkan banyak tenaga kerja, karena metode yang
dilakukan lebih hemat dan memiliki standarisasi
 Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat dan terhindar dari OPT
 Hasil produksi akan lebih berkualitas
 Nilai ekonomi akan lebih tinggi
 Dapat berbudidaya tanaman di luar musim

13
 Tidak bergantung pada kondisi alam
 Dapat dilakukan di lahan yang terbatas
2.11.2 Kekurangan sistem hidroponik:
 Biaya pembuatan cukup mahal.
 Tergantung pada listrik.
 Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak sebaik
awalnya.
 Sistem ini berat karena full media, lebih boros air ketimbang NFT,
sterilisasi sistem lebih sulit

14
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah melainkan
dengan menggunakan air bernutrisi sebagai media tanamnya. Sistem Hidroponik
Ebb and Flow atau Flood and Drain System, yang dalam bahasa orang wetannya
dikenal sebagai sistem hidroponik pasang surut. Sistem ini mudah untuk dibuat dan
diimplementasikan di ladang sempit sekalipun. Sistem ini juga bisa dibuat
sedemikian rupa disesuaikan dengan lahan yang Anda miliki baik ladang tanam
indoor ataupun outdoor, dan tidak ada batasan untuk berkreatifitas dan membuat
perbedaan ketika Anda ingin membuatnya. Sistem ini tidak terlalu tergantung
dengan listrik. Penggunaan pompa dalam sistem ini tidak dinyalakan terus menerus.
Jadi cukup aman jika daerah Anda sering terjadi pemadaman listrik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Beberapa Sistem Hidroponik.


http://duniaorganik11.blogspot.com/2015/09/beberapa-sistem-
hidroponik.html (Sabtu, 20 Maret 2021, pukul 14.05 WIB)
Anonim. 2019. Teknik Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb & Flow System).
https://hidroponikalami.blogspot.com/2016/10/teknik-hidroponik-sistem-
pasang-surut.html?m=1 (Minggu, 21 Maret 2021, pukul 15.55 WIB)
Anonim. Tahun Tidak Diketahui. Sistem Hidroponik Pasang Surut atau Flood and
Drain. https://bibitonline.com/artikel/sistem-hidroponik-pasang-surut-atau-
flood-and-drain (Minggu, 21 Maret 2021, pukul 16.08 WIB)
Blog Pertanian. 2016. Hidroponik Sistem EBB & FLOW SYSTEM. Tersedia:
http://pertaniankeren93.blogspot.com/2016/06/hidroponik-sistem-ebb-
flow-system.html
Fahrurroji, A. 2016. Sistem Ebb dan Flow (Pasang dan Surut) Hidroponik.
https://afahrurroji.net/sistem-ebb-dan-flow-pasang-dan-surut-hidroponik/
(Sabtu, 20 Maret 2021, pukul 14.09 WIB)
Karsono, S. 2013. Exploing Classroom Hydroponics. Parung Farm. Bogor. 36 hlm.
Roidah, I. 2015. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
Jurnal Bunorowo, 1(2), 43-49.
Susilawati. 2019. Dasar – Dasar Bertanam secara Hidroponik. Kampus Unsri
Palembang, Sulawesi Selatan.

16

Anda mungkin juga menyukai