Anda di halaman 1dari 21

PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP

PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna


radiata L.)

Oleh :

LINDA

174110213

Laporan Praktikum Ini Dibuat Sebagai Syarat Mendapatkan


Nilai Mata Kuliah Teknologi Kesuburan Tanah

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP
PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna
radiata L.)

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh

Nama : Linda

Npm : 174110213

Program Studi : Agroteknologi

Menyetujui

Dosen Pengasuh I Dosen Pengasuh II

Dr. Ir. Siti Zahra, MP Sri Mulyani, Sp., M.Si

Asisten dosen

Gunawan Santoso
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya ,serta nikmat kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan yang berjudul “Pemberian Pupuk Kompos Terhadap

Pertumbuhan Serta Produksi Kacang Hijau (vigna radiata L.)”

Dengan rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Dr. Siti Zahra, MP dan Sri Mulyani, Sp.M.si selaku pembimbing yang

banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan

laporan ini. Ucapakan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu

Dekan, Ketua Prodi Agroteknologi, Bapak/Ibu Dosen Serta Karyawan /I Fakultas

Pertanian Universitas Islam Riau. Terima kasih kepada orang tua dan rekan-rekan

yang telah mendukung dan berapartisipasi membantu baik moril maupun materil.

Penulis sangat berharap kritikan dan saran yang mendukung kepada

pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan proposal ini. Karena pada

kritikan dan saran yang mendukung sangat membantu penulis dalam memperbaiki

dan menyempurnakan penulisan proposal ini. Penulis berharap semoga laporan ini

dapat bermanfaat.

Pekanbaru, 16 November 2019

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan ............................................................................................... 4

C. Manfaat ............................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

III. BAHAN DAN METODE ....................................................................... 14

A. Tempat dan waktu ............................................................................. 14

B. Bahan dan waktu ............................................................................... 14

C. Pelaksanaan praktikum...................................................................... 14

D. Parameter pengamatan ...................................................................... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................

V. PENUTUP ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN .....................................................................................................
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan tanaman berbentuk

semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau berasal dari India, menyebar ke

berbagai Negara Asia Tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17 (Purwono

dan Purnawati, 2007). Tanaman kacang hijau merupakan salah satu tanaman

Leguminosae yang cukup penting dan populer di Indonesia. Posisinya menduduki

tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah.

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman

kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur

kacang hijau dan isi onde-onde. Kecambahnya dikenal sebagai tauge. Tanaman ini

mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang, kalsium,

minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain

dari tanaman ini adalah dapat melancarkan buang air besar dan menambah

semangat hidup, juga digunakan untuk pengobatan (Atman, 2007).

Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena

memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran

daerah produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan

Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan

Sulawesi Selatan, NTB dan NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90%

terhadap produksi kacang hijau nasional dan 70% berasal dari lahan sawah.

Tantangan pengembangan kacang hijau di lahan kering adalah peningkatan

produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan untuk berproduksi lebih lanjut.


2

Pengembangan kacang hijau merupakan solusi murah untuk mengatasi masalah

tersebut. Keterbatasan modal, garapan lahan kering yang relatif luas, anggapan

petani terhadap kacang hijau sebagai tanaman kedua, dan infrastruktur yang

kurang memadai merupakan faktor biofisik dan sosial ekonomi yang menghambat

pengembangan kacang hijau di lahan kering (Kasno, 2007).

Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani meskipun

hasil tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Untuk

memenuhi kebutuhan kacang hijau dalam negeri, setiap tahun pemerintah

Indonesia harus mengimpor kacang hijau sejumlah 30.900 - 73.191 ton per-tahun.

Produksi kacang hijau di Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan dalam

negeri. Hasil rata-rata kacang hijau di Indonesia 0,71 ton per hektare, sedangkan

potensi hasil kacang hijau unggul rata-rata 1,20-1,75 ton per hektare (Anonim,

2012)

Dalam cara budidaya, terutama dalam hal pengaturan jarak tanam dan

sistem penanaman, jarak tanam rapat memungkinkan tajuk tanaman menutup

tanah secara cepat sehingga mempengaruhi penangkapan energi matahari menjadi

kurang optimal. Menurut Ariffin (1998), besarnya tingkat naungan pada

pertanaman kacang hijau akan mempengaruhi beberapa komponen hasil seperti

jumlah polong, bobot 100 biji, hasil biji per satuan luas, serta indeks panen karena

faktor cahaya dan air merupakan faktor pembatas yang perlu dipertimbangkan

untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. Faktor cahaya dan air ini pula yang

mempengaruhi laju deteriorasi benih karena berkaitan erat dengan daya tumbuh

dan vigor yang menjadi faktor internal yang mempengaruhi laju deteriorasi. Hal
3

ini dapat diatur melalui pengaturan waktu tanam dan populasi tanaman (Guritno,

1980).

Produksi Tanaman Pangan di Riau menurut Jenis Tanaman, 2011-2015


(Ton)
Production Area of Food Crops by Kind, 2011-2015 (Ton)

Jenis Tanaman
2011 2012 2013 2014 2015
Crops
1. Padi Sawah 481 911 453 294 387 849 337 233 345 441
Wet Land
Paddy
2. Padi Ladang 53 877 58 858 46 295 48 242 48 476
Dry Land
Paddy
3. Jagung 33 197 31 433 28 052 28 651 30 870
Maize
4. Ubi Kayu 79 480 88 577 103 070 117 287 103 599
Cassava
5. Kacang tanah 1 692 1 622 1 243 1 134 1 036
Peanuts
6. Ubi Jalar 9 912 9 424 8 462 8 038 6 562
Sweet Potatoes
Kacang
7.
Kedelai 7 100 4 182 2 211 2 332 2 145
Soy beans
8. Kacang Hijau 995 920 619 645 598
Green beans

Sumber/Source: Survei Pertanian Padi/Palawija/Agriculture Survey


Paddy/Crops
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa produksi kacang hijau di Riau

dari tahun 2011-2015 mengalamai penurunan produksi disetiap tahunnya. Hingga

puncak penurunan terjadi pada tahun 2015 sebanyak 598 (ton).

Salah satu penyebab rendahnya produksi suatu tanaman adalah rendahnya

tingkat kesuburan tanah tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

memperbaiki kesuburan tanah adalah suplai unsur hara melalui pemupukan.


4

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan ke dalam tanah dengan tujuan untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Tanaman kacang termasuk kacang hijau memerlukan pemupukan secara

teratur dan terus menerus. Terutama pada tanah yang kurang subur. Unsur hara

utama yang dibutuhkan, yaitu Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Selain itu, dalam

jumlah yang relative kecil dibutuhkan pula Kalsium, Magnesium, Sulfur, dan

beberapa unsur hara mikro yang lain.pupuk yang diberikan pada tanaman kacang

hijau (Vigna radiata) dapat berupa pupuk organik, (misalnya pupuk kandang) dan

pupuk anorganik (pupuk buatan). Pupuk kandang terutama diberikan pada waktu

penanaman, sedangkan pada tahap selanjutnya seringkali hanya diberikan pupuk

buatan (misalnya NPK atau jenis lainnya).

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos, NPK, Kapur terhadap

kacang hijau.

2. Untuk mengetahui hasil produksi kacang hijau.

C. Manfaat

1. Mendapatkan pengetahuan dari lapangan mengenai pengaruh pupuk

kompos, NPK dan kapur terhadap kacang hijau.

2. Mendapatkan pengetahuan dari hasil produksi kacang tanah yang

ditanam.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Kacang Hijau

Kacang hijau (Vigna radiata,L.) merupakan salah satu tanaman

leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah tanaman kedelai dan kacang

tanah. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22

gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor 6,7

mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air

(Evita, 2007).

Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama, seperti mungo, mung bean,

green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

daerah, seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang candi

(Makassar) (Astawan, 2009).

Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam oleh masyarakat

tani di Indonesia. Asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan India.

Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, menyebutkan bahwa India

merupakan daerah asal sejumlah besar suku Leguminosae. Salah satu bukti yang

mendukung pendapat Vavilov adalah ditemukannya plasma nutfah kacang hijau

jenis Phaseolus mungo di India atau disebut kacang hijau India (Rukmana, 1997:

15).

Penyebaran kacang hijau meluas ke berbagai daerah beriklim tropis di

Asia seperti: Taiwan, Thailand, dan Filipina. Data AVRDC menunjukkan bahwa

produksi kacang hijau di beberapa negara Asia pada tahun 1972-1973 amat

bervariasi. India mencapai 392.000 ton, Thailand hanya 191.000 ton, Filipina

19.000 ton, dan Taiwan 3.000 ton (Rukmana, 1997: 15).


6

Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia pada

awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran kacang hijau

pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an mulai

berkembang ke Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian Timur.

Daerah sentrum produksi kacang hijau adalah provinsi Sulawesi Selatan, Jawa

Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,

dan DI Yogyakarta (Rukmana, 1997: 15).

Keadaan agroekologi Indonesia amat cocok untuk pengembangan

budidaya kacang hijau. Pada masa mendatang dimungkinkan penyebaran kacang

hijau meluas ke semua provinsi di wilayah Nusantara. Peningkatan produksi

kacang hijau nasional diramalkan sebesar 7,6% per tahun dari tahun 1987 hingga

tahun 2000 sehingga pada akhir abad ini produksi kacang hijau di Indonesia

diharapkan mencapai 623.000 ton (Rukmana, 1997 : 15).

Kacang hijau merupakan komoditas tanaman pangan penting kelima

setelah padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah. Komoditas ini biasanya ditanam

mengikuti pola tanam padi– padi–kacang hijau atau padi–kedelai–kacang hijau.

Umumnya ditanam di lahan sawah sesudah panen padi, ketika diperkirakan air

tidak cukup lagi untuk menanam padi atau palawija lain. Hal ini dilakukan karena

kacang hijau dikenal sebagai jenis tanaman yang relatif toleran terhadap

kekeringan (Sulistyo dan Yuliasti 2012).

Kacang Hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman legum

yang berumur pendek lebih kurang 60 hari. Tanaman ini dapat diklasifikasikan

sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi:


7

Angiospermae, Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Rosales, Famili: Papilonaceae,

Genus: Vigna, Spesies: Vigna radiata L. (Soeprapto, 2000).

Menurut Rukmana (1999), kacang hijau selain berguna untuk kesehatan

tubuh, juga bermanfaat sebagai obat – obat tradisional. Bubur kacang hijau amat

baik untuk penderita penyakit beri – beri, sedangkan touge kacang hijau

merupakan sumber vitamin E yang berkhasiat antisterilitas. Hasil penelitian

KAISI, lembaga penelitian kesehatan tubuh manusia di Korea, menunjukkan

bahwa tiap 100 g touge kacang hijau mengandung 4,2 g protein, 3,4 g karbohidrat,

1,0 g lemak, 47 kalori, 9,2 g air, dan 15 g vitamin C. Touge kacang hijau

berfungsi memperlancar air kencing, menghaluskan kulit wajah, dan baik bagi

kegemukan. Atman (2007), menyatakan bahwa kacang hijau ini mengandung zat

– zat gizi, antara lain: minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A,

dan E). Manfaat dari kacang hijau ini adalah dapat melancarkan buang air besar

dan menambah semangat hidup. Selain itu juga dapat digunakan sebagai

pengobatan hepatitis, terkilir, beri – beri, demam nifas, kepala pusing/vertigo,

memulihkan kesehatan, kurang darah, jantung mengipas dan pusing.

B. Klasifikasi

Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau

Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan

berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua /

dikotil), Sub Kelas: Rosidae, Ordo: Fabales, Famili: Fabaceae (suku polong-

polongan), Genus: Phaseolus, Spesies: Phaseolus radiatus L., Kerabat Dekat:

Kacang Ruji, Kacang Emas, Buncis


8

Perkecambahan biji adalah kulminasi dari serangkaian kompleks proses-

proses metabolik, yang masing-masing harus berlangsung tanpa gangguan. Tiap

substansi yang menghambat salah satu proses akan berakibat pada terhambatnya

seluruh rangkaian proses perkecambahan.

C. Morfologi Kacang Hijau

 Akar Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Rukmana, 1997) Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan

membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi

kandungan nitrogen (N) sehingga menyuburkan tanah.

 Batang Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Adrianto dan Indarto, 2004) Tanaman kacang hijau berbatang tegak

dengan cabang menyamping pada batang utama, berbentuk bulat dan berbulu

warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu . Batang tanaman

kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. (Rukmana, 1997) Ukuran

batangnya kecil, berbulu, bewarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku

batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa

sepasang daun yang berhadap-hadapan dan masing-masing daun berupa daun

tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 30 cm-

110 cm dan cabangya menyebar kesegala arah.

 Daun Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Andrianto dan Indarto, 2004) Daunnya terdiri dari tiga helaian trifolia dan

letaknya berseling-seling. Tangkai daunya lebih panjang dari daunya

dengan warna hijau muda sampai hijau tua.


9

 Bunga Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Somaatmadja, 1993) Kacang hijau merupakan tanaman berumur pendek

biasanya berbunga antara 30-70 hari. Bunganya besar berdiameter 1-2 cm,

kehijau-hijauan sampai kuning cerah, steril sendiri, terletak pada tandan ketiak

yang tersusun atas 5-25 kuntum bunga panjang tandan bunga 2-20 cm. (Purwono

dan Hartono, 2005) Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan

berwarna kuning kehijauan atau kucing pucat. Bunganya termasuk jenis

hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam

hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari sudah layu.

 Polong Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Somaatmadja, 1993) Polongnya menyebar dan menggantung berbentuk

silinder panjangya mencapai 15 cm, sering kali lurus, berbulu atau tanpa bulu

berwarna hitam atau coklat soga (tawny brown) berisi sampai 20 butir biji yang

bundar sampai lonjong. Polong menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam.

Perontokan bunga banyak terjadi dan mencapai angka 90%.

 Buah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Purwono dan Hartono,2005) Buah kacang hijau berbentuk polong.

Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang

hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul.

Polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau

kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek/berbulu.

 Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.)

(Somaatmadja, 1993) Biji bewarna hijau atau kuning , seringkali coklat

atau kehitam-hitaman, memiliki kilap (lustre) yang kusam atau berkilat


10

(diasosiasikan dengan sisa-sisa dinding polong) hilumnya pipih dan putih.

Perkecambahanya epigeal.

D. Syarat Tumbuh

 Tanah

Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah tanah liat

berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.

Struktur tanah gembur, dengan tingakt keasaman (pH) 5,8 - 7,0 optimal 6,7

 Iklim

Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kacang hijau

menghendaki curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln; dengan temperatur 25- 27 0C

dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.

 Syarat Ketinggian

Tanaman ini dapat ditanam pada dataran rendah hingga ketinggian 700 m

(500 -700 m dpl), jika lebih dari itu akan menyebabkan produksi kacang hijau

menurun.

Pemberian pupuk NPK secara tunggal berpengaruh terhadap umur

berbunga. Karna pupuk NPK memiliki tiga unsur hara yang mutlak harus ada dan

sangat di butuhkan tanaman dalam jumlah tanaman yang banyak, Pemberian

pupuk NPK yang cukup akan bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif tanaman

termasuk pertumbuhan jumlah daun.

Dalam perlakuan pemupukan dengan menggunakan pupuk NPK

(16:16:16) memberikan hasil terbaik pada tanaman melon terlihat dari berat buah

pertanaman dan kadar gula yang tinggi. Pupuk NPK mempunyai peran untuk
11

memecu dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, namun dalam

aplikasinya tidak boleh berlebihan agar mendapat hasil yang optimal. (Sudjianto

dan Krestiani, 2009). Pupuk NPK Mutiara mengandung 16% N (Nitrogen), 16%

P2O5 (Phospate), 16% K2O (Kalium), 0.5% MgO (Magnesium), dan 6% CaO

(Kalsium). Karena kandungan tersebut pupuk ini juga dikenal dengan istilah

pupuk NPK 16-16-16. Pupuk ini memiliki banyak keunggulan dibanding pupuk

NPK lainnya seperti pupuk NPK Phonska dan pupuk NPK Pelangi.

 Keunggulan pupuk NPK mutiara 16:16:16 adalah :

1. Untuk menjaga keseimbangan unsur hara makro dan mikro pada tanah

2. Mengandung unsur hara NPK serta unsur hara mikro seperti CaO dan

MgO yang jelas sangat dibutuhkan tanaman.

3. Sangat mudah dalam penggunaannya karena pupuk ini mudah larut

 Manfaat pupuk NPK mutiara :

1. Mempercepat, memperbanyak, memperkuat serta memperpanjang akar

tanaman. Sehingga dengan demikian akar akan mudah menyerap hara

pada tanaman.

2. Mencegah tanaman agar tidak kerdil

3. Mempercepat pertumbuhan tunas pada tanaman.

4. Memperkecil kemungkinan tanaman mengalami kerontokan bunga dan

juga buah, sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian.

5. Dapat meningkatkan fotosintesis tanaman sehingga membentuk zat

gula, tepung dan protein lebih meningkat.

6. Meningkatkan produksi buah.


12

Menurut Shinta Sari dkk dalam jurnalnya hasil pengamatan pupuk NPK

tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur berbunga, tetapi pemberian

pupuk NPK secara tunggal memberikan pengaruh yang nyata terhadap umur

berbunga.

Selanjutnya menurut Paian Simanungkalit dalam jurnalnya Pupuk NPK

meningkatkan jumlah hormon dalam tanaman sehingga jumlah bunga meningkat.

Dalam proses pembentukan bunga pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh

pada pertumbuhan genotip. Karena unsur P dan K yang terdapat didalamnya

membantu dalam munculnya pembungaan bunga yang baik akan dihasilkan untuk

proses pembentukan bunga.

Pemberian pupuk NPK sangat berpengaruh pada pertumbuhan generatip

karena unsur P dan K yang terdapat didalamnya membantu dalam munculnya

pembungaan Bunga yang baik akan dihasilkan untuk proses penyerbukan dan

pembentukan buah yang berkualitas.

Kedua jurnal tersebut dipertegas kembali oleh Untung Sudjianto dan

Veronica Kestiani bahwa perlakuan pemupukan NPK pada dosis 80 g/tanaman

memberikan hasil terbaik. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyati (1993) bahwa

pupuk NPK mempunyai peranan untuk memacu dan meningkatkan pertumbuhan

maupun hasil tanaman dalam aplikasinya tidak boleh berlebihan, karena hanya

pada dosis tertentu saja penggunaan pupuk tersebut akan dapat memberikan hasil

yang optimal.
13

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum ini di laksanakan di kebun percobaan yang telah disediakan

oleh Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Jalan Khairuddin Nasution Km

11. Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Kegiatan

selama 3 bulan terhitung dari bulan September sampai dengan bulan November

2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu biji/benih kacang hijau,

pupuk NPK, kompos, dan kapur. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu

plastik gula, cangkul, gembor, penggaris, alat tulis, kamera dan tali rapiah.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Pembukaan Lahan

Lahan praktikum yang telah ditentukan di bersihkan dari gulma

menggunakan cangkul, garu dan gerobak.

2. Penanaman Benih

Benih kacang hijau di tanam ke dalam tanah dengan banyak 2 benih

kacang hijau per lubang tanaman.


14

3. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini

menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman.

Penyiraman ini dilakukan maksimal dua kali dan minimal satu kali

perharinya apabila hari tidak hujan yaitu pada sore dan pagi hari.

b. Penyulaman

Penyulaman adalah kegiatan mengganti tanaman yang rusak, mati

atau terserang hama dan penyakit. Bahan penyulaman di ambil dari

tanaman yang telah disediakan sebelumnya. Bibit yang dijadikan

pengganti sebaiknya sama agar pertumbuhan tanaman seragam.

c. Penyiangan

Penyiangan harus dilakukan terutama pada fase pembentukan

anakan (tanaman berumur 10-21 hari), dan fase pembentukan umbi

(tanaman berumur sekitar 30-35 hari), dan pada waktu berumur

(50-55 hari) atau fase pemasakan umbi (Wibowo, 2005).

d. Pemupukan

Pemupukan dilakuakn 3 kali selama musim tanam. Pupuk yang di

gunakan yaitu, NPK. Pemberian di lakukan dengan membuat

lubang dengan jarak 5cm dari tanaman kemudian pupuk di

masukkan kedalam lubang lalu di tutup dan disiram.


15

D. Parameter Pengamatan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Dilakukan setelah tanaman berumur dua minggu setelah tanam dengan

interval pengukuran 2 minggu sekali mulai batas tanah sampai daun

tertinggi (urut kertas). Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk

tabel.

2. Jumlah daun (helai)

Setiap satu batang kacang hijau terdapat 5 helai daun pada umur

kurang lebih 2 minggu setelah tanam .

3. Umur berbunga (hst)

Tanaman kacang hijau mulai berbunga pada umur kurang lebih 50-60

hari setelah tanam.

4. Umur berbuah (hst)

Tanaman kacang hijau mulai berbuah pada umur 80 hari setelah

ditanam.

5. Jumlah Polong pertanaman (buah)

Pengamatan jumlah polong dihitung mulai dari saat tanam mulai

berbunga hingga muncul polong. pada setiap satu tanaman kacang hijau

terdapat kurang lebih 6 polong pada tanaman kacang hijau.

6. Jumlah polong per plot (buah)

Jumlah polong per plot pada tanaman kacang hijau yang kami

budidaya ini terdapat 60 polong pada setiap plot.


16

7. Berat biji pertanaman (g)

Berat biji kacang hijau yang kami budidayakan ini adalah 3-5gram

perbiji.

8. Berat biji per plot (g)

Berat biji tanaman kacang hijau per plot kurang lebih 50 gram.

9. Jumlah bintil akar (biji)

Jumlah bintil akar pada tanaman kacang hijau kurang lebih 5 bintil

akar pada setiap tanaman.


17

IV. PEMBAHASAN

Daun adalah salah satu organ terpenting pada tanaman. Fungsi utama daun

adalah sebagai salah satu tempat berlangsungnya system metabolism terpenting

pada tanaman yaitu fotosintesis. Banyak sedikitnya daun pada tanaman

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berdasarkan table

diatas perbedaan perlakuan yang diberikan pada tanaman belum menunjukkan

perbedaan pada jumlah daun yang tumbuh pada pengamatan minggu pertama

sampai dengan minggu keenam. Namun ketika memasuki minggu ketujuh dan

minggu kedelapan, perlakuan B menunjukkan pertumbuhan yang lebih

baik dari perlakuan yang lainnya.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah daun yang lebih banyak daripada

perlakuan yang lainnya. Adapun beberapa factor yang menyebabkan mengapa

pertumbuhan tanaman kacang hijau, khususnya jumlah daun yang tumbuh dengan

dosis pupuk 50 lebih baik daripada dosis 100 dan 150, yaitu gulma yang lebih

banyak tumbuh pada petak dengan dosis 100 dan 150, hal ini menyebabkan

kompetisi antara tanaman kacang hijau dengan gulma menjadi semakin tinggi

sehingga berimplikasi pada pertumbuhan daun kacang hijau yang terhambat.

Anda mungkin juga menyukai