Anda di halaman 1dari 25

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN,

PROGRAM PENYULUHAN

LINDA

174110213

6 C AGROTEKNOLOGI
• Dalam ilmu manajemen, antara perencanaan dan
pengawasan/pengen-dalian sering dikatakan sebagai dua-
sisi dari keping uang yang sama. Di katakan demikian
karena, sebelum pelaksanaan kegiatan diperlukan adanya
perencanaan yang matang, dan sebaliknya, agar proses dan
hasil pelaksanaan kegiatan sesuai yang direncanakan,
mutlak diperlu-kan adanya pengendalian kegiatan.
• Berkaitan dengan pengawasan dan pengendalian kegiatan
penyu-luhan, pengalaman menunjukkan adanya kegiatan
supervisi serta pemantauan dan evaluasi program
penyuluhan.
Supervisi Program Penyuluhan

• Istilah supervisi program penyuluhan, di Indonesia mulai


dikenal luas sejak pelaksanaan proyek penyuluhan
pertanian tanaman pangan (National Food Crops Extension
Project /NFCEP) yang menerapkan sistem kerja Latihan dan
Kunjungan (LAKU) atau Training and Visit/ TV sejak tahun
1976.
• Dalam perjalanannya, sistem kerja LAKU ini kemudian
lebih dikenal sebagai sistem kerja LAKU-SUSI atau Latihan,
Kun-jungan dan Supervisi.
Pemantauan dan Evaluasi
• 1. Pengertian Evaluasi

Kata “evaluasi”, dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan


sebagai padanan istilah dari ‘penilaian”, yaitu suatu tindakan
pengambilan keputusan untuk menilai sesuatu obyek, keadaan,
peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby dan
Parnwell, 1972). Oleh sebab itu tidak mengherankan jika, tanpa
kita sadari, setiap saat kita telah melakukan evaluasi, baik di rumah
(sejak sebelum mengambil keputusan untuk bangun tidur, kapan
harus mandi, makan, pakaian apa yang dipakai, dll), diperjalanan
(sewaktu memilih kendaraan yang akan kita tumpangi, tatkala
melihat gadis yang berpapasan debgan kita, dll).
2. Ragam Evaluasi

• Penelusuran terhadap ragam evaluasi, menemukan


beberapa pengertian seperti berikut:
a. Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Taylor (1976) mengemukakan adanya dua macam
evaluasi, yaitu “evaluasi formatif “dan “evaluasi sumatif”.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan,
sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan.
Sedangkan evaluasi sumatif, merupakan kegiatan evaluasi yang
dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.
Pada umumnya, kegiatan evaluasi hanya ditekankan pada evaluasi
sumatif, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh terdapat penyimpangan
dalam pelaksanaan program dan seberapa jauh tujuan dan program
yang telah dapat dicapai seperti yang di harapkan. Tetapi, akhir-akhir
ini semakin dirasakan pentingnya untuk melakukan evaluasi formatif,
dengan maksud untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam
penggunaan sumberdaya (yang umumnya tersedia dalam jumlah yang
sangat terbatas), serta untuk meningkatkan efektivitas program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan, dalam arti tercaoainya berbagai
tujuan yang ditetapkan (baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif),
pada waktu yang telah ditetapkan.
b. On- going evaluation dan Ex-post evaluation

• Pemisahan evaluasi dalam 2 (dua) bentuk, juga dikemukakan


oleh Cernea dan Tepping (1977) yang membedakan adanya:
“on-going evaluation dan ex-post evaluatioan”.
• On-going evaluation, adalah evaluasi yang dilaksankan pada
saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan, yang
dimaksudkan untuk mengetahui ada/adanya penyimpangan
pelaksanaan kegiatan dibanding program atau rencana yang
telah ditetapkan; sekaligus (jika ditemukan penyimpangan)
segera merumuskan langkah-langkah pengamanan untuk
mengantisipasinya.
• Berbeda dengan “on-going evaluation “, ex-post evaluation
sebenar-nya sama dengan “evaluasi sumatif”, yaitu
evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau
kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan.
Tujuan dari kegiatan evaluasi seperti ini adalah untuk
mengetahui: seberapa jauh tujuan telah dapat dicapai, dan
(dibanding dengan program atau rencananya) seberapa
jauh telah terjadi penyimpangan di dalam pelaksanaannya.
c. Evaluasi intern dan evaluasi ekstern

• Ditinjau dari pelaksanaan kegiatan evaluasi, atau siapa yang melakukan

evaluasi, kegiatan evaluasi, juga dapat dibedakan antara: evaluasi intern

dan evaluasi ekstern.

• Pada evalausi intern, pengambil inisiyatif diadakannya evaluasi maupun

pelaksana kegiatan evaluasi adalah orang-orang atau aparat yang terlibat

langsung dengan program yang bersangkutan (administrator program,

penanggungjawab program, pelaksana program) atau orang-orang atau

aparat di dalam organisasi pemilik/pelaksana program, yang memang

memiliki fungsi atau tuga untuk melakukan evaluasi dalam torat, aparat

biro/bagian pengawasan, aparat biro/bagian pemantauan dan evaluasi).


• Sedang evaluasi ekstern. Adalah evaluasi yang
dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi
pemilik/pelaksana program), meskipun inisiyatif
dilakukannya evaluasi dapat muncul dari kalangan orang
luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana
program yang bersangkutan.
d. Evaluasi teknis dan evaluasi ekonomi

• Evaluasi teknis (fisik), adalah kegiatan evaluasi yang sasaran


dan ukurannya menggunakan ukuran-ukuran teknis (fisik),
seperti seberapa jauh volume kegiatan telah dapat
diselesaikan, seberapa jauh persyaratan teknis telah ditepati,
berapa jumlah orang yang terlibat/terjangkau oleh program
yang dilaksanakan, bagaimana kualitas bahan yang
digunakan, ataupun kualitas fisik dari kegiatan yang
dihasilkan , dll.
• Sedang evaluasi ekonomi atau keuangan, sasarannya
adalah pengelolaan keuangan dan menggunakan ukuran-
ukuran ekonomi, seperti: seberapa jauh administrasi
keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang
berlaku, berapa persen realisasi pengeluaran yang telah
dilaksanakan, berapa nilai manfaat yang diperoleh
program yang telah dilaksanakan dibanding dengan
besarnya biaya yang dikeluarkan, dll.
e. Evaluasi program, pemantauan, dan evaluasi dampak program

• Evaluasi program, adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji


kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan, sebelum
program itu dilaksanakan.

• Pemantauan program, diartikan sebagai proses pengumpulan


informasi (data, fakta) dan pengambilan keputusan-keputusan yang
terjadi selama proses pelaksanaan program, dengan maksud untuk
menghindari terjadinya keadaan-keadaan kritis yang akan
mengganggu pelaksanaan program, sehingga program tersebut tetap
dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan (Cernea dan Tepping, 1977).
f. Evaluasi proses dan evaluasi hasil

• Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk


mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah
dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif maupun kualitatif)
dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan
sebagaimana telah dirumuskan di dalam programnya.
• Evaluasi hasil, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi
tentang seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah
dapat di capai, baik dalam pengertian kuantitaif maupun
kualitatif.
3. Pendekatan sistem dan evaluasi

• Seperti halnya yang dikemukakan oleh Jiyono (1971),


penyuluhan sebagai suatu proses pendidikan, sebenarnya
merupakan suatu sistem yang terdiri atas (Muri Jusuf,
1982):
• Raw-input atau bahan baku yang berupa sasaran didik
atau masyarakat yang menjadi sasaran penyuluhan.
• Instrumen-input atau perlengkapan yang berupa:
penyuluh, materi penyuluhan, metoda penyuluhan, dan
keadaan kegiatan penyuluhan.
• Enviroment-input atau lingkungan pendidikan, baik
lingkungan empat penyuluhan maupun lingkungan (sosial,
ekonomi, budaya) asal masyarakat yang menjadi sasaran
penyuluhan.
• Proses penyuluhan itu sendiri, di mana berlangsung kegiatan
belajar-mengajar yang dilakukan oleh penyuluh bersama-
sama seluruh masyarakat sasaran penyuluhannya.
• Output, atau hasil penyuluhan yang berupa hasil langsung
9perubahan perilaku) dan hasil akhir (peningkatan
produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat
sasaran).
4. Derajat Keilmiahan Evaluasi
• Jika kita mengartikan “evaluasi” sebagai suatu proses pengumpulan
data/fakta untuk pengambilan keputusan, tentu saja kita selalu akan
dihadapkan pada kegiatan ilmiah.

• Berkaitan dengan model kontinum tersebut, lebih lanjut dikemukakan


adanya 5 (lima) jenjang keilmiahan evaluasi yang terdiri atas:

1.Evaluasi sehari-hari

2. mawas diri

3. mengevaluasi sendiri

4. kajian yang luas

5. penelitian ilmiah
5. Tujuan Evaluasi
• Stufflebeam (1971) mengemukakan bahwa, pada dasarnya tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari
pedoman yang di tetapkan, atau untuk mengetahui tingkat
kesenjangan (diskrepansi) antara keadaan yang telah di capai
dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya dapat dicapai,
sehingga dengan demikian akan dapat diketahui tingkat efektivitas
dan efisiensi kegiatan yang telah dilaksanakan; untuk selanjutnya,
dapat segera di ambil langkah-langkah guna meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan seperti yang di kehendaki.
6. Kegunaan Evaluasi

• Valeri, dkk (1987) mengemukakan adanya 3 (tiga) matra


atau dimensi tujuan evaluasi, yang terdiri atas:
1. kegunaan operasional
2. kegunaan analitis bagi pengembangan program
3. kegunaan kebijakan
• Di lain pihak, dari sudut pandang yang berbeda,
Mardikanto dan Sri Sutarni (1985) mengemukakan 3
(tiga) matra kegunaan evaluasi penyuluhan yang
mencakup:
1. kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri
2. kegunaan bagi aparat penyuluhan
3. kegunaan bagi pelaksana evaluasi
7. Landasan Evaluasi
• Evaluasi dilandasi oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu, sehingga
harus:
• Selalu berusaha untuk mengumpulkan data/fakta sebanyak-
banyaknya baik yang berupa data primer maupun data sekunder, data
kuantitatif maupun data kualitatif.
• Tidak mudah percaya kepada salah satu sumber saja, melainkan
berusaha untuk mengumpulkan data dari semua pihak yang dinilai
dapat memberikan data yang lengkap dan dapat dipercaya, baik
karena kepakarannya maupun keterlibatannya (secara langsung
maupun tak langsung) dalam pelaksanaan program yang telah
direncanakan.
C. Prinsip-prinsip Evaluasi

• Kegiatan evaluasi harus memperhatikan prinsip-prinsip


evaluasi yang terdiri atas:
1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang
tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan orogram
2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan
3. Setiap evaluasi, harus menggunakan alat ukur yang
berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda
pula, dan lain-lain.
D. Kualifikasi Evaluasi Yang Baik

• Setiap evaluasi harus dilaksanakan agar memenuhi


persyaratan;
1. Memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
2. Menggunakan instrumen yang tepat dan teliti
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan
perilaku penerima manfaatnya
4. Evaluasi harus praktis
E. Pendekatan Dalam Pelaksanaan Evaluasi
• Berikut ini akan di sampaikan beberapa pendekatan dalam
pelaksanaan evaluasi sesuai dengan ragam kegiatan evaluasi yang
akan dilakukan.
1. Pendekatan dalam evaluasi program
2. Pendekatan dalam pelaksanaan pemantauan (monitoring)
3. Pendekatan dalam pelaksanaan evaluasi dampak program
4. Metoda evaluasi
5. Perumusan instrumen evaluasi
6. Uji coba instrumen
7. Teknik analisis-data.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai