D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
RAHMAD ILHAM
NIM : 232019009
1.1.Latar belakang
Sering kita menyaksikan dan mendengar adanya keluhan/penilaian
masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat, dimana mereka merasa
hanya menjadi obyek dan tidak merasakan adanya manfaat dari program tersebut.
Masyarakat banyak yang menilai bahwa pelaksana program hanya sekedar
menyelesaikan/mengejar terlaksananya apa yang sudah direncanakan, baik fisik
maupun non fisik, tanpa memperhatikan dampak (impact) dan tindak lanjut dari
program tersebut.Hal ini akan semakin sering kita dengar ketika pola pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat tetap meninggalkan prinsip Partisipatif
(participatory) dalam semua penggal aktivitas program. Sebuah program
pemberdayaan masyarakat (community development program) tidak lain
merupakan integrasi dari berbagai penggal aktivitas (sub-system), yang dimulai
dari proses perencanaan program (design). Pembangunan pada hakikatnya
merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk
mencapai suatu tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin,
untuk itu peran serta masyarakat dalam pembangunan sangat diperlukan karena
merekalah objek sekaligus subjek pembangunan, sehingga berkembanglah model
pembangunan partisipatif.Pembangunan partisipatif merupakan pendekatan
pembangunan yang sesuai dengan hakikat otonomi daerah yang meletakkan
landasan pembangunan yang tumbuh berkembang dari masyarakat,
diselenggarakan secara sadar dan mandiri oleh masyarakat dan hasilnya dinikmati
oleh seluruh masyarakat.Melalui program-program pembangunan partisipatif
tersebut diharapkan semua elemen masyarakat dapat secara bersama-sama
berpartisipasi dengan cara mencurahkan pemikiran dan sumber daya yang dimiliki
guna memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sebaliknya, evaluasi yang khas terhadap program pemberdayaan diperlukan
agar proses pembangunan dapat difokuskan dengan lebih pasti menjadi
pengembangan diri, yang ditandai oleh gerakan masyarakat dalam rangka
memberdayakan diri. Untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan terhadap
tujuan program ini (efektivitas), serta untuk memahami kedalaman permasalahan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan (efisiensi),
maka dibutuhkan evaluasi program secara sistematis terhadap aturan normatif dan
hasil (outcomes) riil. Evaluasi yang sistematis menghasilkan pengetahuan yang
lebih mendalam daripada monitoring, pelaporan, maupun lokakarya tentang hasil
program.
1.2.Perumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evluasi pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimana cara penerapan evaluasi pemberdayaan masyarakat?
3. Apa saja upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mmelakukan evaluasi
pemberdayaan masyarakat?
4. Apa saja prinsip dan tujuan dari evaluasi pemberdayaan masyarakat?
2.3.3.Kegunaan kebijakan
1) Berlandaskan hasil evaluasi dapat dirumuskan kembali, strategi
pembangunan, pendekatan yang digunakan, serta asumsi-asumsi dan
hipotesis-hipotesis yang akan diuji
2) Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang
hubungan antarkegiatan pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi
peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan dimasa-masa mendatang
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
2.5 Kesimpulan
Evaluasi diartikan sebagain istilah dari “penilaian” suatu tindakan
pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek,keadaan,peristiwa,atau kegiatan
tertentu yang sedang diamati.Evaluasi dalam proses kegiatan pemberdayaan
masyarakat memiliki tipe yang berbeda-beda namun terdapat banyak kesamaan
dalam setiap tipe evaluasi tersebut.
Evaluasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat memiliki tujuan dan
manfaat dalam kegunaan operasional , kegunaan analitis bagi pengembangan
program dan kegunaan kebijakan.Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian
integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program artinya tujuan
evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan
dalam perencanaan programnya.
Evaluasi dalam pemberdayaan masyarakat memiliki pendekatan yaitu
pendekatan sistem dalam evaluasi pemberdayaan masyarakat, Pendekatan dalam
Pelaksanaan Pemantauan Aksi Pemberdayaan Masyarakat,Pendekatan dalam
Evaluasi Dampak Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat
Model adalah abstraksi suatu entitas di mana abstraksi adalah
penyederhanaan bentuk asli, dan entitas adalah suatu kenyataan atau keadaan
keseluruhan suatu benda, roses, ataupun kejadian Dalam hubungan ini terdapat
beragam model
2.6 Saran
Dalam melakukan evaluasi harus didasari oleh pedoman berupa pengalaman
atau ilmu yang telah kita ketahui atau yang telah diterapkan oleh orang lain
sebelumnya. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak
terpisahkan dari kegiatan perencanaan program artinya tujuan evaluasi harus
selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam
perencanaan programnya.
DAFTAR PUSTAKA