Anda di halaman 1dari 2

1.

Adakah langkah atau cara atau bentuk upaya dari pemerintah dalam peremajaan
permukiman yang kumuh yg ada di negara saat ini? (kelompok 1 riza)
(dijawab oleh evita )
Pemerintah mengambil langkah untuk memenuhi hak atas rumah. Dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2011, disebutkan bahwa pembinaan penyelenggaraan meliputi
perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan. Kegiatan perencanaan
diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran
masyarakat. Pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembinaan
mempunyai tugas diantaranya mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan
untuk mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR; dan memasilitasi penyediaan
perumahan dan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR. Sementara
pemerintah kabupaten/kota secara tegas juga mempunyai tugas memberikan
pendampingan11 bagi orang perseorangan yang melakukan pembangunan perumahan.
Pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembinaan mempunyai
wewenang diantaranya :
(a) menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan kriteria rumah,
perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman;
(b) menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman;
(c) menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
(d) memberdayakan pemangku kepentingan12 dalam bidang perumahan dan
kawasan.

2. Menurut kalian, apakah ada tantangan atau hambatan bagi pemerintah dalam
menangani pemukiman yang kumuh, terutama di ibukota? Beserta bagaimanakah cara
menanggulanginya?
Ada. Tantangan tersebut, salah satunya adalah dari total luasan pemukiman
kumuh yang ada di seluruh Indonesia sampai saat ini, sampai dengan Oktober kemarin,
jumlah luasan pemukiman kumuh di seluruh wilayah Indonesia mencapai 38. 431
hektare. Jumlah pemukiman kumuh tersebut tersebar di sekitar 191 kabupaten kota.
Hambatan ke dua, datang dari sisi dana, untuk memberantas pemukiman
kumuh, anggaran yang diperlukan dalam waktu lima tahun mencapai Rp 384 triliun.
Tantangan lain yang juga dihadapi oleh pemerintah dalam menekan angka
pemukiman kumuh juga datang dari urbanisasi. Urbanisasi di Indonesia yang pesat
telah memberikan pengaruh terhadap peningkatan pemukiman kumuh. Selain itu,
tantangan lain juga datang dari tingkat pendapatan per kapita masyarakat Indonesia
yang sampai saat ini masih rendah.
Meskipun menghadap tantangan besar, pemerintah bertekad akan menekan
jumlah pemukiman kumuh, agar dalam waktu lima tahun jumlahnya bisa dikurangi
sampai dengan 0%. Untuk mewujudkan mimpi tersebut itulah, pemerintah akan
menempuh beberapa cara.
Pertama, meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, swasta. Ke dua,
mendayagunakan tanah terlantar milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN
dan BUMD untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan
kumuh.
Dan ke tiga belajar menerapkan inisiatif pemberantasan pemukiman kumuh
yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah, seperti; Kabupaten Tangerang, Kota
Palembang, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, Kota Malang, Kota Makassar, Kota
Surabaya dan Kota Pekalongan.
Pemerintah berharap dengan upaya-upaya tersebut jumlah pemukiman kumuh
bisa ditekan sampai dengan 7.600 hektare per tahun.

3. Melihat masalah tersebut, peremajaan pemukiman kumuh, bagaimanakah posisi


Indonesia sekarang? Dan apa langkah selanjutnya, jelaskan!

Yang kami tahu, pada Bulan Mei 2015, Sekjen pertemuan tingkat tinggi PBB
menyampaikan laporannya, merekomendasikan lima perubahan transformasional
untuk agenda pembangunan terbaru. Salah satunya dinyatakan untuk ‘menjadikan
pembangunan berkelanjutan sebagai inti,’ yang hanya berhubungan dengan
keberlanjutan dengan konteks yang terbatas lewat tujuan terfokus pada lingkungan.
Laporan ini juga menyerukan pada negara-negara untuk membentuk ‘kemitraan global
yang baru’ – yang sangat relevan dengan tantangan-tantangan yang dihadapi bumi kita
saat ini: efek buruk perubahan iklim, semisal: yang menghantam negara secara tak
terduga dan hanya dapat ditangani jika dunia berkolaborasi bersama.

4. Sebutkan dampak dan pengaruh dalam hubungan sosial dan akses sosial masyarakat
pada lingkungan pemukiman yang kumuh!

Perilaku warga di permukiman kumuh, dalam kaitannya dengan kondisi sosial


budaya dan ekonomi, dapat digambarkan dalam pola hubungan antara kerabat,
hubungan dalam berteman, hubungan bertetangga, gotong royong, saling membantu
dalam suka dan duka, pola hubungan persaingan dan konflik, solidaritas pada hari raya
agama Islam dan nasional, serta pola adaptasi mereka dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan ekonomi. Dalam wujud tata ruang permukiman kumuh, dapat
disimpulkan melalui gambaran pola tata ruang permukiman, penataan ruang dalam
rumah yang menggambarkan bersatunya ruang tamu, ruang tidur, dan ruang dapur,
serta penataan sarana dan prasarana melalui gambaran penataan jalan, pengaturan
sampah, dan pembuangan tinja atau WC umum. Akses penduduk kawasan permukiman
kumuh terhadap fasilitas sosial digambarkan dengan melihat akses warga terhadap
pemenuhan perumahan yang layak, pelayanan kesehatan yang baik, dan pemenuhan
kebutuhan akan air bersih.

Anda mungkin juga menyukai