PEMUKIMAN
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan (UU RI No. 4/1992). Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian
dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam dan
sosial kemasyarakatan sekitar, menurut pengertian lain, Pemukiman merupakan bagian dari
lingkungan hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang mendukung perikehidupan.
Perkembangan kawasan tersebut pada dasarnya dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu:
Permukiman jenis ini umumnya ditengarai sebagai titik awal perkembangan suatu
wilayah atau kota yang berkembang secara alami pada lokasi-lokasi yang dekat dengan
sumber daya alam yang digunakan manusia untuk hidup seperti sungai dan lahan pertanian
yang subur. Berkaitan dengan hal tersebut, umumnya permukiman jenis ini berkembang
secara sporadis di sekitar sumber daya alam tersebut. Untuk permukiman jenis yang kedua
adalah permukiman yang berkembang karena diciptakan oleh pengembang. Permukiman ini
dikembangkan pada lokasi-lokasi yang umumnya berada di pinggiran kota untuk
mengakomodir pertumbuhan pusat-pusat baru di pinggiran kota tersebut. Permukiman jenis
kedua ini juga dikembangkan untuk memeratakan perkembangan wilayah atau kota, serta
memenuhi kebutuhan perumahan penduduk.
Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau kota, perkembangan
dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak
terkendali. Adanya permintaan perumahan yang cukup tinggi yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan lahan pengembangan kawasan permukiman yang memadai, menyebabkan
perkembangan kawasan permukiman ini menjadi salah satu pemberi sumbangan terhadap
terjadinya fenomena urban. Selain itu berbagai persoalan pembangunan juga banyak muncul
dari kawasan permukiman, yaitu perumahan liar dan permukiman kumuh, yang seringkali
berdampak lebih lanjut pada meningkatnya tingkat kesenjangan masyarakat, tingginya angka
kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau
perdesaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani
dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan
perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.
Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala
pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria ini
seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan
sejenisnya.
Kawasan perdesaan yang berada dipinggiran areal perkotaan, dan berfungsi sebagai
hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota induknya.
Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang
perlu diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.
Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini, dalam konteks
pembangunan, perlu diwadahi dalam suatu Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah suatu rencana yang memuat
rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman dan pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan. Adapun dalam pelaksanaannya RPKPP disusun berdasarkan
pada prioritas strategis pengembangan kota dan perlu mengacu pada Strategi Pengembangan
Kota (SPK), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)
yang ada. SPPIP dan RP4D ini menjadi acuan utama bagi penetapan kawasan yang akan
diprioritaskan dan dasar arahan bagaimana persoalan pembangunan yang terdapat pada
kawasan permukiman prioritas tersebut harus diselesaikan.
Keadaan darurat atau dahulu dikenal sebagai staat van oorlog en beleg (SOB) yang
dalam bahasa Inggris disebut sebagai state of emergency adalah suatu pernyataan dari
pemerintah yang bisa mengubah fungsi-fungsi pemerintahan, memperingatkan warganya
untuk mengubah aktivitas, atau memerintahkan badan-badan negara untuk menggunakan
rencana-rencana penanggulangan keadaan darurat. Biasanya, keadaan ini muncul pada masa
bencana alam, kerusuhan sipil, atau setelah ada pernyataan perang.
Keadaan darurat adalah situasi yang menimbulkan risiko segera untuk kesehatan,
kekayaan hidup, atau lingkungan. Sebagian besar keadaan darurat memerlukan intervensi
mendesak untuk mencegah memburuknya situasi. Meskipun dalam beberapa situasi, mitigasi
mungkin tidak dapat dilakukan dan lembaga mungkin hanya dapat menawarkan perawatan
paliatif untuk akibatnya.
Untuk dapat didefinisikan sebagai keadaan darurat, insiden itu harus menjadi salah satu dari
berikut:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemukiman darurat merupakan wilayah
yang ditempati oleh seseorang atau kelompok manusia dimana keadaannya memerlukan
penanganan yang segara untuk mengatasi keadaan yang sementara ataupun mendesak.
PEMUKIMAN BARU
Selain itu di tempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah (SD,
SMP, dan lain-lain) yang dibangun dekat dengan tempat tempat pelayanan masyarakat seperti
poskesdes/puskesmas, pos keamanan kantor pos, pasar dan lain lain. Jenis pemukiman seperti
ini biasanya dibangung dan diperuntukkan bagi penduduk masyarakat yang berpenghasilan
menengah ketas. rumah rumah tersebut dapat di beli dengan cara di cicil bulanan atau bahkan
ada pula yang dibangun khusus untuk disewakan. contoh pemukiman sperit ini adalah
perumahan IKPR-BTN yang pada saat sekarang sudah banyak dibangun sampai ke daerah-
daerah.
Untuk di daerah – daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas
untuk perumahan, tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja
sama dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah
bertingkat) seperti terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah seperti ini ada yang
dapat dibeli secara cicilan atau disewa secara bulanan.
Unsur-unsur Pemukiman
Penduduk / Warga / Perkumpulan Orang-orang atau manusia
Orang-orang yang berada di dalamnya terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinyu. Suatu daerah tempat
tinggal biasanya dipimpin oleh seseorang.
Rumah
Rumah adalah tempat berlindung dari segala macam gangguan yang dapat diisi oleh
keluarga yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat.
Sarana Fisik
Sarana tersebut digunakan untuk mendukung aktivitas serta kepentingan penduduk
agar dapat terus berjalan dan hidup.
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan
penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Lokasi
-Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
-Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
-Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
-Gas H2S dan NH secara biologis tidak terdeteksi;
-Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150g/m3
-Gas SO2 maksimum 0,10 ppm,
-Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.
Perumahan KPR
Kredit Pemilikan Rumah yang disingkat menjadi KPR adalah suatu fasilitas kredit
yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:
KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah
yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa : Subsidi meringankan kredit dan
subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur
tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat
diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.
KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan
KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga
dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan. Persyaratan KPR Secara umum
persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank untuk nasabah yang akan mengambil
KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari sisi penentuan kreditnya. Untuk
mengajukan KPR, pemohon harus melampirkan:
-KTP suami dan atau istri (bila sudah menikah)
-Kartu Keluarga
-Keterangan penghasilan atau slip gaji.
-Laporan keuangan (untuk wiraswasta)
-NPWP Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 100 juta)
-SPT PPh Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 50 juta).
-Foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan (bila membelinya dari developer)
-Foto kopi sertifikat (bila jual beli perorangan)
-Foto kopi IMB Biaya Proses KPR
Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa biaya, diantaranya:
biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya asuransi kebakaran, biaya premi asuransi
jiwa selama masa kredit. Metode Perhitungan Bunga KPR Secara umum dikenal 3 metode
perhitungan bunga yaitu:
-Flat
-Effektif
-Annuitas Tahunan dan Bulanan.
Dalam prakteknya metode suku bunga yang digunakan adalah suku bunga effektif
atau annuitas. Keuntungan KPR − Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk
membeli rumah. Nasabah cukup menyediakan uang muka. − Karena KPR memiliki jangka
waktu yang panjang, angsuran yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan
penghasilan. Hal-hal yang perlu diperhatikan;
Bila membeli rumah dari perorangan, pastikan bahwa sertifikat yang ada tidak bermasalah
danadaIMBsesuaidengankondisi bangunan yang ada.
Bila membeli rumah dari Developer, pastikan bahwa Developer dimaksud telah mempunyai
ijin-ijin, antara lain :
-Ijin Peruntukan Tanah : Ijin Lokasi, Aspek Penata-gunaan lahan, Site Plan yang telah
disahkan, dsb.
-Prasarana sudah tersedia.
-Kondisi tanah matang.
-Sertifikat tanah minimal SHGB atau HGB Induk atas nama developer e. IMB Induk.
-Kenali reputasi penjual (perorangan atau developer).
Jangan melakukan transaksi jual beli di bawah tangan, artinya apabila rumah yang
akan dibeli masih dalam status dijaminkan di bank, maka lakukanlah pengalihan kredit pada
Bank yang bersangkutan dan dibuat akte jual beli di hadapan notaris. Jangan sekali-kali
melakukan transaksi pengalihan kredit “di bawah tangan”, artinya atas dasar kepercayaan saja
dan tanda buktinya hanya berupa kwitansi biasa, karena bank tidak mengakui transaksi yang
seperti ini.
Rumah sederhana tidak selalu indentik dengan rumah murah. Tetapi kalau rumah
murah mungkin bisa dipastikan rumah sederhana. Pengertian rumah sederhana tidak sesempit
apa yang kita bayangkan hanya dengan mengingat kata "sederhana". Bisa saja pada tampilan
luar sebuah rumah tampak seperti sederhana, tetapi pada bagian interior mewah dan
gemerlapan berisi perabot dan furnitur mewah.
Pengertian rumah sederhana dapat dilihat dari beberapa sisi diantaranya dari sisi
desain dan dari sisi pembiayaan & luasan rumah.
Desain
Jika dilihat dari sisi desain, maka pengertian rumah sederhana akan menjadi luas.
Sebuah rumah berukuran besar dengan menerapkan desain rumah sederhana tetapi dengan
menggunakan bahan material mahal, maka pengertian sederhana tadi sudah berubah.
Pengertian dari sisi desain titik beratnya lebih kepada desain itu sendiri, soal kualitas bahan
yang digunakan itu fleksibel.. bisa material murah, material sedang, atau material mahal
mewah. Contoh material mewah : lantai granit original harga terpasang bisa di atas 1 juta
rupiah per m2, kemudian peralatan sanitair ada yang harganya diatas 25 juta rupiah per unit.
Material-material seperti itu bisa saja digunakan untuk desain rumah sederhana.
Pembiayaan dan Luas Rumah
Pengertian rumah sederhana jika dilihat dari sisi pembiayaan minimal dengan
menggunakan bahan-bahan kelas ekonomi, maka pengertiannya bisa sebagai rumah
sederhana yang sesungguhnya.. apabila luas rumah tersebut tergolong rumah kecil, misalnya
rumah KPR BTN Type 21, atau jenis rumah-rumah murah lainnya. Tetapi jika luasan rumah
di atas 250 m2 dengan ukuran kamar tidur rata-rata 20 m2 (4 x 5 m), maka rumah tersebut
sudah bukan lagi rumah sederhana sesungguhnya, tetapi sebagai rumah sederhana dari sisi
desain.
Banyak orang kaya raya yang menyukai desain rumah sederhana, dengan mengambil
ide dari kesederhanaan rumah klasik tradisional, atau model-model rumah kuno dengan gaya
arsitektur bangunan jaman Belanda. Rumah-rumah gaya arsitektur Belanda bisa Anda
temukan di perumahan-perumahan pejabat, dengan luas bangunan di atas 300 m2 dan berdiri
di atas lahan lebih dari 500 m2. Bangunan-bangunan ruma seperti itu tampak sederana, tetapi
bukan ruma sederana dalam arti sebenarnya.
Merencanakan kebutuhan ruangan sebelum membangun rumah itu sangat penting
agar rumah yang kita bangun memenuhi dan sesuai dengan kebutuhan, serta rumah kita juga
harus memenuhi kriteria rumah sehat dan ideal. Rumah dikatakan sehat apabila memiliki
ruang terbuka hijau yang memadai, dan dikatakan ideal jika ruangan yang ada dapat
memenuhi kebutuhan penghuninya untuk berbagai kepentingan.
Bagi Anda yang memiliki cukup biaya serta memiliki lahan cukup luas, Anda dapat
merencanakan rumah sehat dan ideal dengan memiliki ruangan sesuai kebutuhan. Ruangan-
ruangan yang diperlukan dalam sebuah rumah yang perlu direncanakan, sebagai berikut :
Ruang Tidur : ruang tidur sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap penghuni rumah
adalah ruang tidur. Sangat ideal jika setiap anggota keluarga masing-masing memiliki
ruang tidur berikut kamar mandi/wc.
Ruang keluarga : adalah ruang publik tempat dimana semua anggota keluarga dapat
berkumpul. Ruang keluarga cukup satu dengan luas yang sesuai dengan jumlah anggota
keluarga. Ruang keluarga semakin luas semakin baik, sehingga apabila ada acara-acara
pertemuan keluarga atau pertemuan lainnya dapat menggunakan ruangan tersebut.
Ruang tamu : ruang tamu yang terpisah akan lebih baik daripada yang bersatu dengan ruang
keluarga, sehingga jika ada tamu yang berkunjung tidak mengganggu anggota keluarga
yang lain.
Ruang makan : ruang makan cukup satu dan sebaiknya ditempatkan berdekatan dengan
dapur. Di ruang makan kembali anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama.
Dapur : adalah ruangan yang memegag peranan sangat penting untuk melakukan
penyediaan hidangan keluarga. Memperlakukan kenyamanan dapur harus diutamakan
seperti ruang lainnya, terutama penerangan alami dan ventilasi.
Kamar mandi/WC : sebaiknya setiap kamar tidur dilengkapi kamar mandi/wc, atau
minimum 2 kamar tidur 1 kamar mandi/wc. Keudian ada kamar mandi/wc untuk digunakan
umum (darurat), misalnya kalau ada tamu atau pembantu rumah tangga.
Serambi : adalah tempat relax/santai bisa dibuat serambi depan dan serambi belakang.
Serambi sebaiknya menghadap ruang terbuka hijau/taman yang dapat memberikan kesan
betah jika relax duduk bersantai.
Ruang cuci/jamur : ini penting sekali untuk diperhatikan, dengan memiliki ruang
cuci/jemur pakaian yang khusus.. rumah akan rapi tidak terkesan kumuh.
Renovasi Rumah KPR-BTN Type 21/72 Posisi di Tengah
Merancang tata ruang rumah kopel KPR type kecil yang posisinya di tengah bukanlah
hal yang mudah, apalagi jika kebutuhan ruangan tidak terpenuhi walau dibuat 2 lantai.
Ruangan yang paling banyak diperlukan adalah ruang tidur. Posisi rumah kopel di tengah
hanya memiliki satu bilik ruang bebas, yakni hanya pada bagian depan. Sedangkan kedua
samping dan belakang sudah tembok rumah tetangga.
Pada posting kali ini saya ingin berbagi membantu Anda memberikan contoh tata
ruang/denah untuk rumah kopel kpr-btn type 72 yang posisinya di tengah. Dengan lebar lahan
bagian depan 6 m dan panjang ke belakang 12 m, bagaiman cara mengaturnya agar rumah
kita tetap mendapatkan sirkulasi udara serta pencahayaan yang cukup, sehingga rumah kita
tergolong rumah yang memenuhi persyaratan sebagai rumah sehat.
Dalam merancang tata ruang/denah untuk kondisi lahan seperti di atas, tentunya kita
harus bijak dalam mempertimbangkannya, sehingga tidak ada hal vital dikorbankan.
Pertimbangan pertama adalah pencahayaan dan sirkulasi udara (ventilasi). Ventilasi dan
sirkulasi udara hanya akan didapat dari ruang terbuka, sedangkan lahan di atas hanya
memiliki 1 sisi ruang terbuka yaitu bagian depan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka di bagian dalam mau tidak mau harus berani
mengorbankan space untuk ruang terbuka. Ini penting dan harus diupayakan. Lebih baik
mengorbankan satu space untuk ruang tidur dari pada mengabaikan faktor kesehatan. Sebab
solusi untuk memenuhi kamar tidur masih ada cara lain yang lebih bijak dari pada
mengorbankan ruang terbuka. Sebagai contoh, Anda punya anak 4 orang 2 orang wanita dan
2 orang pria. Anda berfikir ingin membuatkan seorang satu kamar tidur walaupun kecil
misalkan masing-masing 2 x 3 m. Berarti perlu lahan 4 x 2 x 3 m = 24 m2. Menurut saya itu
kurang bijak, jika melihat kondisi lahan seperti itu. Menurut saya Anda lebih baik membuat 2
buah kamar tidur anak dengan ukuran yang standard misalnya 3 x 3 m, sehingga memerlukan
lahan 2 x3 x 3 m = 18 m2. Sehingga ada selisih 6 m3 (2 x 3 m).. untuk ruang terbuka.
Mengapa saya berpendapat begitu? Alasannya adalah Anda bisa menempatkan putra-
putri Anda 2 orang setiap kamar yang sama-sama jenis kelaminnya. Ukuran kamar tidur 3 x 3
m adalah standard untuk rumak kpr. Agar kamar tidur terkesan luas maka Anda gunakan
tempat tidur bertingkat nomor 3, sehingga masih ada space untuk 2 bh meja belajar. Seperti
itulah kira-kira solusinya.Berikut ini adalah contoh gambar denah renovasi untuk rumah
kopel kpr-btn type 21/72 posisi di tengah, sengaja saya buatkan untuk anda (asli : bukan hasil
copy paste).
Perumahan Baru Rumah Susun
Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
Jadi bisa dikatakan bahwa rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti
bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan
dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan hunian. Secara mandiri
ataupun terpadu sebagai satu kesatuan sistem pembangunan.
Rumah Susun adalah bangunan yang dibangun untuk menampung sekumpulan
manusia yang terorganisir kedalam suatu wadah dengan pertimbangangan kehidupan manusia
hidup secara layak secara horizontal dan vertikal dengan sistem pengelolaan yang menganut
konsep kebersamaan. Kilasan saat ini adalah perihal Latar Belakang adanya bangunan
bertingkat, serta Sistem kepemilikan individual pada rumah susun.
Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah
kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama pada daerah
perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kian lama kian terbatas.
Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota
sehingga menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota,
sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang
rapih,bersih, dan teratur.
Konsep pembangunan yang dilakukan atas rumah susun yaitu dengan bangunan
bertingkat, yang dapat dihuni bersama, dimana satuan-satuan dari unit dalam bangunan
dimaksud dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun baik secara horizontal maupun secara
vertikal. Pembangunan perumahan yang demikian itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Landasan Hukum dari Pembangunan Rumah Susun adalah dengan adanya Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun, yang telah memberikan landasan
hukum bagi penyelenggaraan pembangunan rumah susun di Indonesia, serta adanya tiga
peraturan Menteri Dalam Negeri yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun
1975, tentang pendaftaran hak-hak atas tanah kepunyaan bersama dan pemilikan bagian-
bagian bangunan yang ada di atasnya serta penerbitan sertifikatnya.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1977 tentang penyelanggaraan tata
usaha pendaftaran tanah mengenai hak atas tanah yang dipunyai bersama dan pemilikan
bagian-bagian bangunan yang ada di atasnya, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
10 Tahun 1983,tentang tata cara permohonan dan pemberian izin penerbitan sertifikat hak
atas tanah kepunyaan bersama yang disertai dengan pemilikan secara terpisah bagian-bagian
pada bangunan bertingkat.
Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut telah memberikan landasan hukum untuk
dapat memiliki secara individu atas bagian-bagian dari bangunan di atas tanah yang dimiliki
bersama sebelum diterbitkannya Undang-undang rumah susun. Selain ketentuan di atas ada
ketentuan lain yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988, tentang rumah susun yang
telah diundangkan pada tanggal 26 April 1988.
Sistem kepemilikan individual pada rumah susun
Konsep dasar yang melandasari dari HMSRS adalah berpangkal dari teori tentang
kepemilikan atas suatu benda, bahwa benda/bangunan dapat dimiliki oleh seseorang, dua
orang, atau bahkan lebih, yang dikenal dengan istilah pemilikan bersama. Pemilikan bersama
atas suatu benda/bangunan pada intinya dikenal adanya dua macam kepemilikan yaitu
kepemilikan bersama yang terikat dan kepemilikan bersama yang bebas.
Pemilikan bersama yang terikat yaitu adanya ikatan hukum yang terlebih dahulu ada
di antara para pemilik benda bersama, misalnya pemilikan bersama yang terdapat pada harta
perkawinan. Para pemilik bersama tidak dapat secara bebas melakukan pemindahan haknya
kepada orang lain tanpa adanya persetujuan dari pihak lainnya, atau selama suami dan isteri
masih dalam ikatan perkawinan tidak memungkinkan untuk melakukan pembagian ataupun
pemisahan harta perkawinan (kecuali adanya perjanjian kawin).
Masalah Umum Kesehatan di Pemukiman Baru
Kesimpulan
Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Pemukiman darurat merupakan wilayah yang ditempati oleh seseorang atau kelompok
manusia dimana keadaannya memerlukan penanganan yang segara untuk mengatasi
keadaan yang sementara ataupun mendesak.
Prasarana lingkungan pemukiman harus meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air
limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan
listrik, telepon, gas, dan sebagainya.
Penyakit yang sering menyerang di daerah pemukiman darurat adalah Penyakit yang
menyerang saluran pernapasan, kulit, Cacingan, Scabies, Xerophtalmia/ Kurang Vit.A,
Anemia, Tetanus, Hepatitis, STD /HIV