Anda di halaman 1dari 27

PEMUKIMAN

 PEMUKIMAN
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan hutan lindung, baik
yang berupa kawasan perkotaan atau pedesaan. Pemukiman berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan (UU RI No. 4/1992). Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian
dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan kerja terbatas yang
mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk


dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur
yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.

Pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam dan
sosial kemasyarakatan sekitar, menurut pengertian lain, Pemukiman merupakan bagian dari
lingkungan hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang mendukung perikehidupan.

 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS


RPKPP di Perkotaan dan Perdesaan Sasaran Kawasan prioritas adalah bagian dari
suatu wilayah administrasi pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau permasalahan
khusus sehingga perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya.
Kesalahan mengantisipasi pola penanganan kawasan dengan kebutuhan khusus tersebut akan
berdampak terhadap proses dan pencapaian tujuan pembangunan perkotaan secara
keseluruhan. Termasuk dalam kawasan dengan kebutuhan penanganan khusus ini antara lain:

 Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh .


 Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala kota atau
wilayah yang lebih luas seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan
agro industri, dan lain-lain.
 Kawasan perdesaan dipinggiran areal perkotaan (hinterland) atau buffer.
 Kawasan permukiman berpotensi terkena bencana (alam maupun konflik sosial) .

Ruang Lingkup Penanganan kawasan dengan kebutuhan penanganan khusus akan


mencakup rangkaian kegiatan sebagai berikut:

 Penetapan kawasan yang diprioritaskan melalui SK Kepala Daerah .


 Deliniasi wilayah kerja, dan penetapan unit kerja terkait di tingkat lokal.
 Penyusunan rencana pengembangan kawasan yang berisikan:
Kawasan permukiman adalah kawasan inti yang seringkali mendominasi dalam suatu
kawasan perkotaan. Kawasan ini menjadi pusat berawalnya kegiatan yang keberadaannya
seringkali mengikuti perkembangan kawasan lainnya. Setiap kawasan fungsional yang
dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi
perkembangan masyarakat yang beraktifitas di dalam kawasan yang dikembangkan tersebut.

Perkembangan kawasan tersebut pada dasarnya dapat digolongkan kedalam dua jenis, yaitu:

 permukiman yang berkembang karena faktor historis dan


 permukiman yang berkembang karena diciptakan. Permukiman jenis yang pertama adalah
permukiman yang telah berkembang sebelum suatu wilayah atau kota berkembang menjadi
sangat pesat.

Permukiman jenis ini umumnya ditengarai sebagai titik awal perkembangan suatu
wilayah atau kota yang berkembang secara alami pada lokasi-lokasi yang dekat dengan
sumber daya alam yang digunakan manusia untuk hidup seperti sungai dan lahan pertanian
yang subur. Berkaitan dengan hal tersebut, umumnya permukiman jenis ini berkembang
secara sporadis di sekitar sumber daya alam tersebut. Untuk permukiman jenis yang kedua
adalah permukiman yang berkembang karena diciptakan oleh pengembang. Permukiman ini
dikembangkan pada lokasi-lokasi yang umumnya berada di pinggiran kota untuk
mengakomodir pertumbuhan pusat-pusat baru di pinggiran kota tersebut. Permukiman jenis
kedua ini juga dikembangkan untuk memeratakan perkembangan wilayah atau kota, serta
memenuhi kebutuhan perumahan penduduk.

Berkenaan dengan kedua jenis tersebut, dalam suatu wilayah atau kota, perkembangan
dari kawasan permukiman sangat rentan terhadap adanya perkembangan yang tidak
terkendali. Adanya permintaan perumahan yang cukup tinggi yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan lahan pengembangan kawasan permukiman yang memadai, menyebabkan
perkembangan kawasan permukiman ini menjadi salah satu pemberi sumbangan terhadap
terjadinya fenomena urban. Selain itu berbagai persoalan pembangunan juga banyak muncul
dari kawasan permukiman, yaitu perumahan liar dan permukiman kumuh, yang seringkali
berdampak lebih lanjut pada meningkatnya tingkat kesenjangan masyarakat, tingginya angka
kriminalitas, dan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.

Berkaitan dengan banyaknya persoalan pembangunan yang muncul dari


perkembangan kawasan permukiman, maka kawasan permukiman merupakan salah satu
kawasan yang perlu dilakukan penanganan secara khusus, namun dalam konteks keruangan,
penyelesaiannya tidak mungkin dilakukan secara bersamaan. Faktor luas kawasan
permukiman yang besar di suatu wilayah atau kota dan banyaknya persoalan yang muncul,
mengakibatkan tiap kawasan permukiman memiliki upaya penanganan yang berbeda-beda
bahkan terkadang bersifat sangat spesifik, disebabkan persoalan yang muncul memiliki
potensi dalam mempengaruhi keberlanjutan pembangunan wilayah atau kota, maka beberapa
bagian bahkan perlu ditangani terlebih dahulu atau diberikan prioritas penangan bila
dibandingkan dengan kawasan permukiman lainnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut
perlu adanya penanganan didasarkan pada skala prioritas kawasan atau yang lazim dikenal
penanganan kawasan permukiman prioritas.

Kawasan permukiman prioritas adalah bagian dari suatu wilayah administrasi


pemerintahan yang memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus yang menyebabkan
kawasan ini perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya.
Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan pemberian priotitas pada kawasan dengan
kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan capaian tujuan pembangunan
perkotaan secara keseluruhan. Adapun dalam konteks suatu wilayah atau kota, kawasan
permukiman prioritas tersebut dapat berupa:

 Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan atau
perdesaan yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani
dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan
perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.
 Kawasan permukiman yang dilengkapi/disertai dengan fungsi khusus dalam skala
pembangunan wilayah kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria ini
seperti kawasan pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan
sejenisnya.
 Kawasan perdesaan yang berada dipinggiran areal perkotaan, dan berfungsi sebagai
hinterland dan atau buffer/penyangga bagi kota induknya.
 Kawasan permukiman yang potensial terkena bencana (alam maupun konflik sosial) yang
perlu diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.
Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini, dalam konteks
pembangunan, perlu diwadahi dalam suatu Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas atau yang disebut dengan RPKPP. RPKPP ini adalah suatu rencana yang memuat
rencana aksi program strategis untuk penanganan persoalan permukiman dan pembangunan
infrastruktur keciptakaryaan. Adapun dalam pelaksanaannya RPKPP disusun berdasarkan
pada prioritas strategis pengembangan kota dan perlu mengacu pada Strategi Pengembangan
Kota (SPK), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) dan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)
yang ada. SPPIP dan RP4D ini menjadi acuan utama bagi penetapan kawasan yang akan
diprioritaskan dan dasar arahan bagaimana persoalan pembangunan yang terdapat pada
kawasan permukiman prioritas tersebut harus diselesaikan.

Menurut WHO, pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang


menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana lingkungan dari struktur tersebut
termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg diperlukan, perlengkapan yg berguna untuk
kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kelompok dan individu.

Menurut winslow, pemukiman merupakan suatu tempat untuk tinggal secara


permanen, berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berekreasi dan tempat
berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan psikologis, physiologis,
bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan.

Keadaan darurat atau dahulu dikenal sebagai staat van oorlog en beleg (SOB) yang
dalam bahasa Inggris disebut sebagai state of emergency adalah suatu pernyataan dari
pemerintah yang bisa mengubah fungsi-fungsi pemerintahan, memperingatkan warganya
untuk mengubah aktivitas, atau memerintahkan badan-badan negara untuk menggunakan
rencana-rencana penanggulangan keadaan darurat. Biasanya, keadaan ini muncul pada masa
bencana alam, kerusuhan sipil, atau setelah ada pernyataan perang.

Keadaan darurat adalah situasi yang menimbulkan risiko segera untuk kesehatan,
kekayaan hidup, atau lingkungan. Sebagian besar keadaan darurat memerlukan intervensi
mendesak untuk mencegah memburuknya situasi. Meskipun dalam beberapa situasi, mitigasi
mungkin tidak dapat dilakukan dan lembaga mungkin hanya dapat menawarkan perawatan
paliatif untuk akibatnya.
Untuk dapat didefinisikan sebagai keadaan darurat, insiden itu harus menjadi salah satu dari
berikut:

Segera mengancam jiwa, kesehatan, atau lingkungan.


 Telah menyebabkan hilangnya nyawa, mengancam kesehatan, kerusakan harta benda atau
kerusakan lingkungan
 Memiliki probabilitas tinggi meningkat menyebabkan bahaya untuk kehidupan, kesehatan,
properti atau lingkungan.

Darurat juga biasanya didefinisikan dalam ketetapan-negara sebagai suatu kondisi


dimana hidup, kesehatan atau properti dalam bahaya, dan prompt memanggil bantuan sangat
penting. Pada dasarnya pelayanan tanggap darurat sebagian besar bertujuan untuk melindungi
kesehatan manusia dan harta benda, serta dampak terhadap lingkungan. Keadaan darurat
merupakan suatu keadaan yang sulit dan terjadi tanpa diduga-duga yang memerlukan
penanganan segera untuk mengendalikan seperti keadaan semula.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemukiman darurat merupakan wilayah
yang ditempati oleh seseorang atau kelompok manusia dimana keadaannya memerlukan
penanganan yang segara untuk mengatasi keadaan yang sementara ataupun mendesak.
PEMUKIMAN BARU

 Pemukiman Baru (Real Estate)


Pemukiman semacam ini drencanakan pemerintah dan bekerja sama dengan pihak
swasta. Pembangunan tempat pemukiman ini biasanya dilokasi yang sesuai untuk suatu
pemukiman (kawasan pemukiman). ditempat ini biasanya keadaan kesehatan lingkunan
cukup baik, ada listrik, tersedianya sumber air bersih , baik berupa sumur pompa tangan
(sumur bor) atau pun air PAM/PDAM, sisetem pembuangan kotoran dan iari kotornya
direncanakan secara baik, begitu pula cara pembuangan samphnya di koordinir dan diatur
secara baik.

Selain itu di tempat ini biasanya dilengakapi dengan gedung-gedung sekolah (SD,
SMP, dan lain-lain) yang dibangun dekat dengan tempat tempat pelayanan masyarakat seperti
poskesdes/puskesmas, pos keamanan kantor pos, pasar dan lain lain. Jenis pemukiman seperti
ini biasanya dibangung dan diperuntukkan bagi penduduk masyarakat yang berpenghasilan
menengah ketas. rumah rumah tersebut dapat di beli dengan cara di cicil bulanan atau bahkan
ada pula yang dibangun khusus untuk disewakan. contoh pemukiman sperit ini adalah
perumahan IKPR-BTN yang pada saat sekarang sudah banyak dibangun sampai ke daerah-
daerah.
Untuk di daerah – daerah (kota kota ) yang sulit untuk mendapatkan tanah yang luas
untuk perumahan, tetapi kebutuhan akan perumahan cukup banyak, maka pemerintah bekerja
sama dengan pihak swasta membangun rumah tipe susun atau rumah susun (rumah
bertingkat) seperti terdapat di kota metropolitan DKI Jakarta. Rumah seperti ini ada yang
dapat dibeli secara cicilan atau disewa secara bulanan.

 Unsur-unsur Pemukiman
Penduduk / Warga / Perkumpulan Orang-orang atau manusia
Orang-orang yang berada di dalamnya terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan
saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus / kontinyu. Suatu daerah tempat
tinggal biasanya dipimpin oleh seseorang.

Rumah
Rumah adalah tempat berlindung dari segala macam gangguan yang dapat diisi oleh
keluarga yang merupakan unsur terkecil dari masyarakat.

Sarana Fisik
Sarana tersebut digunakan untuk mendukung aktivitas serta kepentingan penduduk
agar dapat terus berjalan dan hidup.

 Sarana Dan Prasarana


Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana
utama meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air limbah dan sampah, jaringan
pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan
sebagainya. Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang
menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan
kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari
jaringan primer yang melayani kebutuhan di dal am satu satuan lingkungan pemukiman.

Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk


penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Contoh sarana
lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan
dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan olah raga, pertamanan, pemakaman.
Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan
lingkungan pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan
pemadam kebakaran. Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional dan
berkelanjutan oleh suatu badan usaha.

 Persyaratan Perumahan dan Pemukiman

Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan, sehingga memungkinkan
penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukinan adalah ketentuan teknis


kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang
bermukim di perumahan dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan
pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan
perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat (Sanropie, 1992).

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut Keputusan


Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai
berikut :

 Lokasi
-Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah
longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
-Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau bekas
tambang;
-Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.
 Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
-Gas H2S dan NH secara biologis tidak terdeteksi;
-Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150g/m3
-Gas SO2 maksimum 0,10 ppm,
-Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

 Kebisingan Dan Getaran


-Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
-Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .
 Kualitas Tanah Di Daerah Perumahan Dan Pemukiman
-Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg,
-Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg,
-Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg,
-Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg.
 Prasarana dan sarana lingkungan
-Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang
aman dari kecelakaan,
-Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit,
-Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu
kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat,
jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan
mata,
-Tersedia cukup air bersih sepanj ang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
-Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan
kesehatan;
-Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan,
-Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat
hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
-Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
-Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi makanan
yang dapat menimbulkan keracunan.
 Vektor penyakit
-Indeks lalat harus memenuhi syarat;
-Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
JENIS-JENIS PEMUKIMAN BARU

 Perumahan KPR

Kredit Pemilikan Rumah yang disingkat menjadi KPR adalah suatu fasilitas kredit
yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:

 KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah
yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa : Subsidi meringankan kredit dan
subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur
tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat
diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam
memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

 KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan
KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga
dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan. Persyaratan KPR Secara umum
persyaratan dan ketentuan yang diperlakukan oleh bank untuk nasabah yang akan mengambil
KPR relatif sama. Baik dari sisi administrasi maupun dari sisi penentuan kreditnya. Untuk
mengajukan KPR, pemohon harus melampirkan:
-KTP suami dan atau istri (bila sudah menikah)
-Kartu Keluarga
-Keterangan penghasilan atau slip gaji.
-Laporan keuangan (untuk wiraswasta)
-NPWP Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 100 juta)
-SPT PPh Pribadi (untuk kredit di atas Rp. 50 juta).
-Foto kopi sertifikat induk dan atau pecahan (bila membelinya dari developer)
-Foto kopi sertifikat (bila jual beli perorangan)
-Foto kopi IMB Biaya Proses KPR

Pada umumnya fasilitas KPR pemohon akan dikenakan beberapa biaya, diantaranya:
biaya appraisal, biaya notaris, provisi bank, biaya asuransi kebakaran, biaya premi asuransi
jiwa selama masa kredit. Metode Perhitungan Bunga KPR Secara umum dikenal 3 metode
perhitungan bunga yaitu:

-Flat
-Effektif
-Annuitas Tahunan dan Bulanan.

Dalam prakteknya metode suku bunga yang digunakan adalah suku bunga effektif
atau annuitas. Keuntungan KPR − Nasabah tidak harus menyediakan dana secara tunai untuk
membeli rumah. Nasabah cukup menyediakan uang muka. − Karena KPR memiliki jangka
waktu yang panjang, angsuran yang dibayar dapat diiringi dengan ekspektasi peningkatan
penghasilan. Hal-hal yang perlu diperhatikan;

 Bila membeli rumah dari perorangan, pastikan bahwa sertifikat yang ada tidak bermasalah
danadaIMBsesuaidengankondisi bangunan yang ada.
 Bila membeli rumah dari Developer, pastikan bahwa Developer dimaksud telah mempunyai
ijin-ijin, antara lain :
-Ijin Peruntukan Tanah : Ijin Lokasi, Aspek Penata-gunaan lahan, Site Plan yang telah
disahkan, dsb.
-Prasarana sudah tersedia.
-Kondisi tanah matang.
-Sertifikat tanah minimal SHGB atau HGB Induk atas nama developer e. IMB Induk.
-Kenali reputasi penjual (perorangan atau developer).

Jangan melakukan transaksi jual beli di bawah tangan, artinya apabila rumah yang
akan dibeli masih dalam status dijaminkan di bank, maka lakukanlah pengalihan kredit pada
Bank yang bersangkutan dan dibuat akte jual beli di hadapan notaris. Jangan sekali-kali
melakukan transaksi pengalihan kredit “di bawah tangan”, artinya atas dasar kepercayaan saja
dan tanda buktinya hanya berupa kwitansi biasa, karena bank tidak mengakui transaksi yang
seperti ini.

Rumah sederhana tidak selalu indentik dengan rumah murah. Tetapi kalau rumah
murah mungkin bisa dipastikan rumah sederhana. Pengertian rumah sederhana tidak sesempit
apa yang kita bayangkan hanya dengan mengingat kata "sederhana". Bisa saja pada tampilan
luar sebuah rumah tampak seperti sederhana, tetapi pada bagian interior mewah dan
gemerlapan berisi perabot dan furnitur mewah.

Pengertian rumah sederhana dapat dilihat dari beberapa sisi diantaranya dari sisi
desain dan dari sisi pembiayaan & luasan rumah.
 Desain

Jika dilihat dari sisi desain, maka pengertian rumah sederhana akan menjadi luas.
Sebuah rumah berukuran besar dengan menerapkan desain rumah sederhana tetapi dengan
menggunakan bahan material mahal, maka pengertian sederhana tadi sudah berubah.
Pengertian dari sisi desain titik beratnya lebih kepada desain itu sendiri, soal kualitas bahan
yang digunakan itu fleksibel.. bisa material murah, material sedang, atau material mahal
mewah. Contoh material mewah : lantai granit original harga terpasang bisa di atas 1 juta
rupiah per m2, kemudian peralatan sanitair ada yang harganya diatas 25 juta rupiah per unit.
Material-material seperti itu bisa saja digunakan untuk desain rumah sederhana.
 Pembiayaan dan Luas Rumah
Pengertian rumah sederhana jika dilihat dari sisi pembiayaan minimal dengan
menggunakan bahan-bahan kelas ekonomi, maka pengertiannya bisa sebagai rumah
sederhana yang sesungguhnya.. apabila luas rumah tersebut tergolong rumah kecil, misalnya
rumah KPR BTN Type 21, atau jenis rumah-rumah murah lainnya. Tetapi jika luasan rumah
di atas 250 m2 dengan ukuran kamar tidur rata-rata 20 m2 (4 x 5 m), maka rumah tersebut
sudah bukan lagi rumah sederhana sesungguhnya, tetapi sebagai rumah sederhana dari sisi
desain.

Banyak orang kaya raya yang menyukai desain rumah sederhana, dengan mengambil
ide dari kesederhanaan rumah klasik tradisional, atau model-model rumah kuno dengan gaya
arsitektur bangunan jaman Belanda. Rumah-rumah gaya arsitektur Belanda bisa Anda
temukan di perumahan-perumahan pejabat, dengan luas bangunan di atas 300 m2 dan berdiri
di atas lahan lebih dari 500 m2. Bangunan-bangunan ruma seperti itu tampak sederana, tetapi
bukan ruma sederana dalam arti sebenarnya.
Merencanakan kebutuhan ruangan sebelum membangun rumah itu sangat penting
agar rumah yang kita bangun memenuhi dan sesuai dengan kebutuhan, serta rumah kita juga
harus memenuhi kriteria rumah sehat dan ideal. Rumah dikatakan sehat apabila memiliki
ruang terbuka hijau yang memadai, dan dikatakan ideal jika ruangan yang ada dapat
memenuhi kebutuhan penghuninya untuk berbagai kepentingan.

Bagi Anda yang memiliki cukup biaya serta memiliki lahan cukup luas, Anda dapat
merencanakan rumah sehat dan ideal dengan memiliki ruangan sesuai kebutuhan. Ruangan-
ruangan yang diperlukan dalam sebuah rumah yang perlu direncanakan, sebagai berikut :
 Ruang Tidur : ruang tidur sangat penting dan perlu dimiliki oleh setiap penghuni rumah
adalah ruang tidur. Sangat ideal jika setiap anggota keluarga masing-masing memiliki
ruang tidur berikut kamar mandi/wc.
 Ruang keluarga : adalah ruang publik tempat dimana semua anggota keluarga dapat
berkumpul. Ruang keluarga cukup satu dengan luas yang sesuai dengan jumlah anggota
keluarga. Ruang keluarga semakin luas semakin baik, sehingga apabila ada acara-acara
pertemuan keluarga atau pertemuan lainnya dapat menggunakan ruangan tersebut.
 Ruang tamu : ruang tamu yang terpisah akan lebih baik daripada yang bersatu dengan ruang
keluarga, sehingga jika ada tamu yang berkunjung tidak mengganggu anggota keluarga
yang lain.
 Ruang makan : ruang makan cukup satu dan sebaiknya ditempatkan berdekatan dengan
dapur. Di ruang makan kembali anggota keluarga berkumpul untuk makan bersama.
 Dapur : adalah ruangan yang memegag peranan sangat penting untuk melakukan
penyediaan hidangan keluarga. Memperlakukan kenyamanan dapur harus diutamakan
seperti ruang lainnya, terutama penerangan alami dan ventilasi.
 Kamar mandi/WC : sebaiknya setiap kamar tidur dilengkapi kamar mandi/wc, atau
minimum 2 kamar tidur 1 kamar mandi/wc. Keudian ada kamar mandi/wc untuk digunakan
umum (darurat), misalnya kalau ada tamu atau pembantu rumah tangga.
 Serambi : adalah tempat relax/santai bisa dibuat serambi depan dan serambi belakang.
Serambi sebaiknya menghadap ruang terbuka hijau/taman yang dapat memberikan kesan
betah jika relax duduk bersantai.
 Ruang cuci/jamur : ini penting sekali untuk diperhatikan, dengan memiliki ruang
cuci/jemur pakaian yang khusus.. rumah akan rapi tidak terkesan kumuh.
 Renovasi Rumah KPR-BTN Type 21/72 Posisi di Tengah

Merancang tata ruang rumah kopel KPR type kecil yang posisinya di tengah bukanlah
hal yang mudah, apalagi jika kebutuhan ruangan tidak terpenuhi walau dibuat 2 lantai.
Ruangan yang paling banyak diperlukan adalah ruang tidur. Posisi rumah kopel di tengah
hanya memiliki satu bilik ruang bebas, yakni hanya pada bagian depan. Sedangkan kedua
samping dan belakang sudah tembok rumah tetangga.

Pada posting kali ini saya ingin berbagi membantu Anda memberikan contoh tata
ruang/denah untuk rumah kopel kpr-btn type 72 yang posisinya di tengah. Dengan lebar lahan
bagian depan 6 m dan panjang ke belakang 12 m, bagaiman cara mengaturnya agar rumah
kita tetap mendapatkan sirkulasi udara serta pencahayaan yang cukup, sehingga rumah kita
tergolong rumah yang memenuhi persyaratan sebagai rumah sehat.

Dalam merancang tata ruang/denah untuk kondisi lahan seperti di atas, tentunya kita
harus bijak dalam mempertimbangkannya, sehingga tidak ada hal vital dikorbankan.
Pertimbangan pertama adalah pencahayaan dan sirkulasi udara (ventilasi). Ventilasi dan
sirkulasi udara hanya akan didapat dari ruang terbuka, sedangkan lahan di atas hanya
memiliki 1 sisi ruang terbuka yaitu bagian depan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka di bagian dalam mau tidak mau harus berani
mengorbankan space untuk ruang terbuka. Ini penting dan harus diupayakan. Lebih baik
mengorbankan satu space untuk ruang tidur dari pada mengabaikan faktor kesehatan. Sebab
solusi untuk memenuhi kamar tidur masih ada cara lain yang lebih bijak dari pada
mengorbankan ruang terbuka. Sebagai contoh, Anda punya anak 4 orang 2 orang wanita dan
2 orang pria. Anda berfikir ingin membuatkan seorang satu kamar tidur walaupun kecil
misalkan masing-masing 2 x 3 m. Berarti perlu lahan 4 x 2 x 3 m = 24 m2. Menurut saya itu
kurang bijak, jika melihat kondisi lahan seperti itu. Menurut saya Anda lebih baik membuat 2
buah kamar tidur anak dengan ukuran yang standard misalnya 3 x 3 m, sehingga memerlukan
lahan 2 x3 x 3 m = 18 m2. Sehingga ada selisih 6 m3 (2 x 3 m).. untuk ruang terbuka.

Mengapa saya berpendapat begitu? Alasannya adalah Anda bisa menempatkan putra-
putri Anda 2 orang setiap kamar yang sama-sama jenis kelaminnya. Ukuran kamar tidur 3 x 3
m adalah standard untuk rumak kpr. Agar kamar tidur terkesan luas maka Anda gunakan
tempat tidur bertingkat nomor 3, sehingga masih ada space untuk 2 bh meja belajar. Seperti
itulah kira-kira solusinya.Berikut ini adalah contoh gambar denah renovasi untuk rumah
kopel kpr-btn type 21/72 posisi di tengah, sengaja saya buatkan untuk anda (asli : bukan hasil
copy paste).
 Perumahan Baru Rumah Susun

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.

Jadi bisa dikatakan bahwa rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti
bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan perseorangan
dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan hunian. Secara mandiri
ataupun terpadu sebagai satu kesatuan sistem pembangunan.
Rumah Susun adalah bangunan yang dibangun untuk menampung sekumpulan
manusia yang terorganisir kedalam suatu wadah dengan pertimbangangan kehidupan manusia
hidup secara layak secara horizontal dan vertikal dengan sistem pengelolaan yang menganut
konsep kebersamaan. Kilasan saat ini adalah perihal Latar Belakang adanya bangunan
bertingkat, serta Sistem kepemilikan individual pada rumah susun.

 Latar Belakang adanya bangunan bertingkat.

Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan utama/primer yang harus


dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana
kebutuhan hidup, tetapi lebih jauh adalah proses bermukim manusia dalam rangka
menciptakan suatu tatanan hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
Pengaturan perihal perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh GBHN
(Garis Besar Haluan Negara) yang telah menekankan pentingnya untuk meningkatkan dan
memperluas adanya pemukiman dan perumahan yang layak baik seluruh masyarakat dan
karenanya dapat terjangkau seluruh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.
Untuk selanjutnya dalam rangka untuk peningkatan daya guna dan hasil guna tanah
bagi pembangunan perumahan dan pemukiman, serta meningkatkan efektifikas dalam
penggunaan tanah terutama pada lingkungan/daerah yang padat penduduknya, maka perlu
dilakukan penataan atas tanah sehingga pemanfaatan dari tanah betul-betul dapat dirasakan
oleh masyarakat banyak.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka mulai terpikirkan untuk melakukan


pembangunan suatu bangunan yang digunakan untuk hunian untuk kemudian atas bangunan
dimaksud dapat digunakan secara bersama-sama dengan masyarakat lainnya, sehingga
terbentuklah adanya rumah susun.

Pembangunan rumah susun adalah suatu cara yang jitu untuk memecahkan masalah
kebutuhan dari pemukiman dan perumahan pada lokasi yang padat, terutama pada daerah
perkotaan yang jumlah penduduk selalu meningkat, sedangkan tanah kian lama kian terbatas.
Pembangunan rumah susun tentunya juga dapat mengakibatkan terbukanya ruang kota
sehingga menjadi lebih lega dan dalam hal ini juga membantu adanya peremajaan dari kota,
sehingga makin hari maka daerah kumuh berkurang dan selanjutnya menjadi daerah yang
rapih,bersih, dan teratur.

Peremajaan kota telah dicanangkan oleh pemerintah melalui Instruksi Presiden


Nomor 5 Tahun 1990, tentang peremajaan pemukiman kumuh yang berada di atas tanah
negara. Menindaklanjuti dari Instruksi Presiden tersebut, maka pada tanggal 7 Januari 1993,
telah diterbitkan adanya surat edaran dengan Nomor: 04/SE/M/1/1993, yang
menginstruksikan kepada seluruh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan
Bupati/Walikotamadya Kepada Daerah Tingkat II untuk melaksanakan pedoman umum
penanganan terpadu atas perumahan dan pemukinan kumuh, yang antara lain dilakukan
dengan peremajaan dan pembangunan rumah susun.

Konsep pembangunan yang dilakukan atas rumah susun yaitu dengan bangunan
bertingkat, yang dapat dihuni bersama, dimana satuan-satuan dari unit dalam bangunan
dimaksud dapat dimiliki secara terpisah yang dibangun baik secara horizontal maupun secara
vertikal. Pembangunan perumahan yang demikian itu sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Landasan Hukum dari Pembangunan Rumah Susun adalah dengan adanya Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun, yang telah memberikan landasan
hukum bagi penyelenggaraan pembangunan rumah susun di Indonesia, serta adanya tiga
peraturan Menteri Dalam Negeri yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun
1975, tentang pendaftaran hak-hak atas tanah kepunyaan bersama dan pemilikan bagian-
bagian bangunan yang ada di atasnya serta penerbitan sertifikatnya.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1977 tentang penyelanggaraan tata
usaha pendaftaran tanah mengenai hak atas tanah yang dipunyai bersama dan pemilikan
bagian-bagian bangunan yang ada di atasnya, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
10 Tahun 1983,tentang tata cara permohonan dan pemberian izin penerbitan sertifikat hak
atas tanah kepunyaan bersama yang disertai dengan pemilikan secara terpisah bagian-bagian
pada bangunan bertingkat.

Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut telah memberikan landasan hukum untuk
dapat memiliki secara individu atas bagian-bagian dari bangunan di atas tanah yang dimiliki
bersama sebelum diterbitkannya Undang-undang rumah susun. Selain ketentuan di atas ada
ketentuan lain yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988, tentang rumah susun yang
telah diundangkan pada tanggal 26 April 1988.
 Sistem kepemilikan individual pada rumah susun

Sistem bangunan/gedung bertingkat yang ruang-ruangnya dapat dipakai secara


individual sudah lama dikenal dan dilaksanakan di berbagai kota-kota besar di Indonesia, di
mana pemegang hak atas tanah tersebut adalah sekaligus merupakan pemilik gedung.
Awalnya hanyalah ada hubungan sewa menyewa antara pemilik tanah dan sekaligus pemilik
bangunan dengan para pemakai dari ruang-ruang dalam bangunan/gedung bertingkat tersebut.

Dengan adanya Undang-undang Rumah Susun telah memperkenalkan untuk


kemudian menjalankan adanya lembaga kepemilikan baru sebagai hak kebendaanm yaitu
adanya hak milik satuan atas rumah susun (HMSRS) yang terdiri dari hak perorangan atas
unit satuan rumah susun dan hak atas tanah bersama, atas benda bersama, serta atas bagian
bersama, yang kesemuannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan-
satuan yang bersangkutan.

Konsep dasar yang melandasari dari HMSRS adalah berpangkal dari teori tentang
kepemilikan atas suatu benda, bahwa benda/bangunan dapat dimiliki oleh seseorang, dua
orang, atau bahkan lebih, yang dikenal dengan istilah pemilikan bersama. Pemilikan bersama
atas suatu benda/bangunan pada intinya dikenal adanya dua macam kepemilikan yaitu
kepemilikan bersama yang terikat dan kepemilikan bersama yang bebas.

Pemilikan bersama yang terikat yaitu adanya ikatan hukum yang terlebih dahulu ada
di antara para pemilik benda bersama, misalnya pemilikan bersama yang terdapat pada harta
perkawinan. Para pemilik bersama tidak dapat secara bebas melakukan pemindahan haknya
kepada orang lain tanpa adanya persetujuan dari pihak lainnya, atau selama suami dan isteri
masih dalam ikatan perkawinan tidak memungkinkan untuk melakukan pembagian ataupun
pemisahan harta perkawinan (kecuali adanya perjanjian kawin).
 Masalah Umum Kesehatan di Pemukiman Baru

Penyakit Penyebab Tindakan Preventif


Diare - Pemukiman terlalu padat - Menyediakan area yang
- Pencemaran air dan makanan cukup
- Sanitasi jelek - Pendidikan mengenai
kesehatan
- Membagikan sabun
pembersih
- Kesadaran kebersihan
makan dan pribadi
- Penyediaan air bersih dan
makanan yang cukup
Cacar - Pemukiman terlalu padat - Menyediakan area yang
- Vaksinasi tak jalan cukup
- Imunisasi untuk anak balita
Penyakit - Perumahan kumuh - Menyediakan area yang
pernapasan - Kurangnya selimut dan pakaian cukup
- Merokok di tempat umum - Perlindungan yang cukup
seperti pakaian yang layak
dan selimut yang memadai
- Memberantas tempat
berkembang biaknya nyamuk

Malaria - Tempat tinggal yang tidak kondusif


- Penyemprotan dan menjafa
untuk perkembang biakan nyamuk kebersihan lingkungan
- Penyediaan kelambu
- Penyediaan obat pencegah
yang aman untuk anak kecil
dan ibu hamil
Meningitis - Pemukiman yang terlalu padat - Standar minimal untuk
tempat tinggal yang layak
- Imunisasi sesuai dengan
anjuran dokter
Tuberculosse - Pemukiman yang terlalu padat - Standar minimal untuk
- Gagal gizi tempat tinggal yang layak
- Rentan terhadap virus TBC - Imunisasi
Typhoid - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Kesadaran kebersihan kurang tempat tinggal yang layak
- Kurangnya air bersih - Air bersih yang cukup
- Kurangnya sanitasi - Sanitasi yang memadai
- Kesadaran akan pentingnya
kebersihan
Cacingan - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Sanitasi tidak memadai tempat tinggal yang layak
- Sanitasi yang layak
- Memakai alas kaki
- Kesadaran akan kesehatan
individu
Scabies - Pemukiman yang padat - Standar minimal untuk
- Kurangnya kesadaran kesehatan tempat tinggal yang layak
diri - Cukup tersedianya air bersih
dan sabun pembersih
Xerophtalmia/- Diet yang tidak sesuai - Cukup mengkonsumsi
Kurang Vit.A- Disebabkan penyakit infeksi cacar makanan yang mengandung
air dan diare vitamin A
- Imunisasi untuk mencegah
penyakit tersebut
Anemia - Malaria, Cacingan, kurang zat besi
- Tindakan pencegah dari
dan folate sumber-sumber penyakit
- Mengatur pola makan
Tetanus - Luka yang tidak dirawat - P3K yang memadai
- Salah perlakukan: waktu
- Imunisasi bagi ibu hamil
melahirkan menyebabkan penyakit dan memberi peny.uluhan
tetanus tentang kebersihan gunting,
alat ukur
Hepatitis - Tidak Bersih - Penyediaan air bersih yang
- Pencemaran air dan makanan cukup
- Sanitasi yang memadai
- Tranfusi yang aman
STD / - Tidak bermasyarakat - Tes Syphilis selama
HIV - Kesalahan transfusi kehamilan
- Kurangnya informasi - Tes darah untuk Tansfusi
- Tindakan pencegahan
- Pendidikan kesehatan
- Penyediaan kondom
- Tidak berganti pasangan

 Aspek Lingkungan Pemukiman


Ada 2 (dua) aspek lingkungan pemukiman yang harus diperhatikan adalah fasilitas
lingkungan dan prasarana lingkungan.
 Fasilitas Lingkungan
-Fasilitas pendidikan
-Fasilitas kesehatan
-Perbelanjaan
- Rekreasi dan kebudayaan
- Olahraga
- Lapangan terbuka
 Prasarana lingkungan
-Jalan
-Saluran air minum
-Saluran air hujan
-Pembuangan sampah
-Jaringan listrik
-Masalah Pemukiman di Indonesia
-Pertumbuhan penduduk tinggi (2,4 juta pertahun )
-Penyebaran penduduk yg tidak seimbang dan merata
-Kondisi pemukiman dibawah standar kesehatan
-Pemukiman didaerah perkotaan
-Penggunaan tanah tidak terkendalikan
-Kebutuhan sarana tidak seimbang dengan pertumbuhannya.

 Kesimpulan
 Satuan lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan terstuktur yang
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
 Pemukiman darurat merupakan wilayah yang ditempati oleh seseorang atau kelompok
manusia dimana keadaannya memerlukan penanganan yang segara untuk mengatasi
keadaan yang sementara ataupun mendesak.
 Prasarana lingkungan pemukiman harus meliputi jaringan jalan, jaringan pembuangan air
limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan pengadaan air bersih, jaringan
listrik, telepon, gas, dan sebagainya.
 Penyakit yang sering menyerang di daerah pemukiman darurat adalah Penyakit yang
menyerang saluran pernapasan, kulit, Cacingan, Scabies, Xerophtalmia/ Kurang Vit.A,
Anemia, Tetanus, Hepatitis, STD /HIV

Anda mungkin juga menyukai