1. Latar Belakang
2. Tujuan danSasaran
3. Dasar Hukum
4. Lingkup Kegiatan
5. Sistematika Pembahasan
LAPORAN AKHIR I - 10
diselenggarakan dalam bentuk sinergitas antar pemangku
kepentingandan pendampingan pemerintah Sulawesi
Selatansecara berkelanjutan.Secara teknis dalam penyusunan
kegiatan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Propinsi Sulawesi Selatan, dimaksudkan untuk :
a. Tersedianya masukan teknis dari kegiatan Penyusunan
Kegiatan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman
Kumuh Propinsi Sulawesi Selatan
b. Penyambung lanjut (Bridging Tool) dari SPPIP/RP2KP,
RTRW dan RP4D kaitannya dengan kegiatan Identifikasi
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh Propinsi Sulawesi
Selatan
c. Kegiatan penjabaran lingkup tumpang tindih (Grey Area)
antara produk perencanaan kota makro dengan
perancangan kota secara terinci menuju kerancangan
mikro, khususnya pada kawasan permukiman kumuh yang
telah ditetapkan, sebagai lokasi sasaran.
d. Arahan Pokok untuk penempatan aktivitas dan penataan
infrastruktur keciptakaryaan antara lain; jaringan jalan,
jaringan utilitas, pola landsekap, unsur-unsur penunjang
kawasan permukiman kumuh diwujudkan.
b. Tujuan
Tujuan dalam kegiatan Penyusunan Identifikasi Revitalisasi
Kawasan Permukiman Kumuh (RKPK) Sulawesi Selatan (Kab.
Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Kab. Selayar)adalah
sebagai berikut :
Melakukan identifikasi potensi dan akar permasalahan
kawasan permukiman dalam penyajian suatu profil
kawasan permukiman kumuh Propinsi Sulawesi Selatan
LAPORAN AKHIR I - 11
Melakukan pendampingan terhadap penyusunan Dokumen
Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
melalui keterpaduan program semua sektor ke-Cipta
Karya-an, sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan
kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) yang
bersifat menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep
delivery system)
Menyusun strategi penanganan kumuh secara spasial dan
tipologi kawasan permukiman kumuh Propinsi Sulawesi
Selatan
Menyusun Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community
action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dengan kelompok
masyarakat (komunitas masyarakat BKM/KSM/CBO’s) untuk
dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman
kumuh di lingkungannya.
Merumuskan Rencana dalam kegiatan Identifikasi
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh sebagai bagian
dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan permukiman,
bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi lokal kawasan permukiman
Propinsi Sulawesi Selatan dengan memperhatikan
keserasian dengan alam sekitarnya.
Merumuskan program investasi pembangunan kawasan
permukiman kumuh sebagai acuan implementasi dari
skenario pengembangan kawasan permukiman Sulawesi
Selatan.
LAPORAN AKHIR I - 12
Terindentifikasinya kawasan permukiman kumuh dan
program strategis pada kawasan permukiman kumuh
(berdasarkan hasil SPPIP/RP2KP dan RPKPP).
Tersedianya instrumen penanganan persoalan
pembangunan yang bersifat operasional pada kawasan
permukiman kumuh yang dapat diacu oleh seluruh
pemangku kepentingan di Sulawesi Selatan.
Menyiapkan rumusan program rencana kawasan
permukiman kumuh untuk segera ditangani secara
bersama.
Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan kawasan
permukiman kumuh melalui penyiapan infrastruktur
kawasan yang lebih memadai kualitasnya sesuai strategi
penanganan yang akan dilakukan berdasarkan periode
waktu yang ditetapkan.
c. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Identifikasi
Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh (RKPK) Sulawesi
Selatan (Kab. Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Kab.
Selayar), adalah sebagai berikut :
Tersedianya Dokumen Perencanaan Kawasan Permukiman
Kumuh Perkotaan sebagai acuan penanganan kawasan
kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders),
pelaksanaan penyelenggaraan penanganan kawasan
permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas,
dan berkelanjutan (konsep delivery system).
Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan
tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan
penanganan kawasan kumuh oleh seluruh pelaku
LAPORAN AKHIR I - 13
Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community
action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas
Pemerintah Sulawesi Selatan dan masing-masing
Pemerintah Kabupaten dan kelompok masyarakat
(komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih
aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di
lingkungannya.
Tersusunnya Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman
Kumuh (RKPK) Sulawesi Selatan (Kab. Jeneponto, Bantaeng,
Bulukumba dan Kab. Selayar) sebagai bagian dari upaya
peningkatan fungsi dan peningkatan vitalitas kawasan
permukiman, yang dilakukan bersama masyarakat dan
semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
Menata kawasan permukiman kumuh untuk mengarahkan
jalannya pembangunan sejak dini
Menata Kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan
pemanfaatan ruang secara efektif, efisien, dan tepat guna
sesuai arahan SPPIP/RP2KP, RPKPP, RTRW dan RP4D.
Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan
pada kawasan permukiman kumuh berbasis kawasan yang
dapat diacu oleh seluruh pemangku kepentingan
Tersedianya rencana aksi program penanganan yang bersifat
strategis dan berdampak pada penyelesaian pembangunan
yang lebih luas, dan
Tersedianya acuan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya
dalam mengoptimalkan investasi pembangunan permukiman
dan infrastruktur keciptakaryaan yang dapat mendukung
dan mempercepat penanganan persoalan pembangunan
kawasan permukiman kumuh.
LAPORAN AKHIR I - 14
1.3 DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
b. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
c. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Permukiman
d. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1984 Tentang Jalan
e. Permen PU No. Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahandan Permukiman Kumuh
f. PP No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 28Tahun 2002 Bangunan Gedung
g. PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan
h. PP No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga
i. Perpres No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
j. Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan PerumahanRakyat
k. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis
Jalan Dan KriteriaTeknis Jalan
l. Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan SaranaPersampahan dalam Penanganan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah SejenisSampah Rumah Tangga
m. Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang standar pelayanan
minimal bidangpekerjaan umum dan penataan ruang
n. SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman KumuhNelayan
LAPORAN AKHIR I - 15
o. SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman KumuhDekat Pusat Kegiatan Sosial Ekonomi
p. SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman di Pusatkota
q. SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman Kumuh diPinggir Kota
r. SK. Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman KumuhPasang Surut
s. SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman KumuhDaerah Rawan Bencana
t. SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman Kumuh diTepi Sungai
u. SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Penanganan Lingkungan
Permukiman Kumuhyang Ditengarai Sebagai Permukiman
Bersejarah
v. SK Dirjen Perkim Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Susun
Sederhana Sewa(Rusunawa) Bertumpuh pada Komunitas Lokal.
LAPORAN AKHIR I - 16
Penyusunan rencana kerja tim, termasuk pembagian
peran tiap tenaga ahli dalam melibatkan partisipasi aktif
kelompok swadaya masyarakat.
Penyusunan desain survei mengenai revitalisasi kawasan
permukiman kumuh propinsi Sulawesi Selatan.
Penyiapan format-format kegiatan secara lengkap yang
dapat mengakomodasi tahapan perencanaan dalam
menunjang penyusunan profil kawasan mencakup fungsi
dan deliniasi struktur ruang kawasan permukiman
perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang
disepakati.
Penyiapan data profil kawasan kumuh dan dokumen
pendukung lainnya yang mengacu kepada SK Penetapan
kawasan kumuh.
b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan pengumpulan data,
mencakup :
Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap
teori, kebijakan, dan lesson learned, yang berkaitan
IdentifikasiRevitalisasi kawasan permukiman kumuh
Propinsi sulawesi Selatan yang mendapatkan bantuan.
Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder
terkait isu strategis, potensi, dan permasalahan
mengenai Identifikasi Revitalisasi kawasan permukiman
kumuh di Sulawesi Selatan yang mendapatkan bantuan.
Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya
Masyarakat dalam melakukan survei/pemetaan swadaya
di kawasan permukiman kumuh dan pengisian format
yang telah dilaksanakan pada tahap persiapan.
LAPORAN AKHIR I - 17
Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK
Penetapan kawasan kumuh, deliniasi kawasan dan
cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman
kumuh.
Membantu penyusunan SK Penetapan kawasan kumuh
yang sesuai dengan deliniasi kawasan dan cakupan
pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh
tersebut (optional).
Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa
narasumber utama yang memiliki kompetensi yang
terkait dengan Identifikasi Revitalisasi kawasan
permukiman kumuh di Sulawesi Selatan.
c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan
sekunder, meliputi :
Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen
perencanaan dan pengaturan/studi yang terkait seperti
Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP (RP2KP yang saat
ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup
kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan daerah dalam
penanganan kumuh
Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan
permukiman kumuh di kawasan terpilih, serta penetapan
sasaran output dan outcome.
Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif
Kelompok Swadaya Masyarakat dalam merumuskan metode
penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan yang
paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan
sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak
LAPORAN AKHIR I - 18
yang ditimbulkan dari dilaksanakannya/indikasi
implementasi program penanganan kumuh.
d. Tahap FGD (Fokus Group Discusion)
Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan
perkuatan Kelompok Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan berkaitan dengan
kegiatan Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
meliputi :
Pelaksanaan FGD dilakukan minimal 1 (satu) kali selama
masa pelaksanaan kegiatan Identifikasi Revitalisasi
Kawasan Permukiman Kumuh.
FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang
berkaitan dengan kebijakan, penetapan kawasan prioritas
kumuh, kesadaran terhadap lingkungan kumuh, dukungan
infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan pola
penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja
kelompok swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi
kegiatan.
Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas
pemangku kepentingan terhadap strategi dan indikasi
program/kegiatan penanganan kumuh dikawasan-kawasan
prioritas.
e. Tahap Perumusan
Tahap perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen
perencanaan dan menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan
Reguler sektor ke-CiptaKarya-an berupa:
Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman dalam upaya mengurangi luasan kumuh
Sulawesi Selatan.
LAPORAN AKHIR I - 19
Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor
ke-CiptaKarya-an dalam penanganan kawasan pemukiman
kumuh.
Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana
Aksi Komunitas (CAP) dalam penanganan kawasan
permukiman.
Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas
pemangku kepentingan dalam pencapaian kumuh 0%
hingga 2019.
Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan
pembiayaan tiap tahun.
f. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan
laporan mulai dari laporan pendahuluan, antara, draft laporan
akhir dan akhir, meliputi :
Melakukan diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan
penyusunan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Draft
Laporan Akhir dan Laporan Akhir dengan melibatkan
berbagai instansi terkait.
Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan
merupakan gambaran hasil rumusan dan analisis
data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei,
FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan
bersama Tim Teknis dan pihak terkait lainnya.
Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi
Dokumen Profil Perencanaan Kawasan Kumuh.
LAPORAN AKHIR I - 20
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dalam memahami substansi dalam
kegiatanIdentifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh
Sulawesi Selatan, maka penulisan ini dibagi ke dalam 6 (enam)
bab pembahasan, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan mengenai Latar Belakang
Identifikasi Revitalisasi Kawasan Permukiman Kumuh (RKPK)
Sulawesi Selatan, Maksud, Tujuan dan Sasaran Pekerjaan,
Dasar Hukum serta Lingkup Kegiatan.
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN PERENCANAAN
Bagian ini menjelaskan mengenai Kebijakan Spasial Plan,
Kebijakan Pembangunan Permukiman Kabupaten,
Karakteristik Kawasan Permukiman Kumuh.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Bagian ini menjelaskan mengenai Uraian Gambaran Umum
Kabupaten Bulukumba, Gambaran Umum Kabupaten
Kepulauan Selayar, Kabupaten Bantaeng dan Gambaran
Umum Kabupaten Jeneponto
BAB IV IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN PENENTUAN SKALA
PRIORITAS WILAYAH PERENCANAAN
Bagian ini menjelaskan mengenai Identifikasi Kawasan
Kumuh Kabupaten Bulukumba, Identifikasi Kawasan Kumuh
Kabupaten Kepulauan Selayar, Identifikasi Kawasan Kumuh
Bantaeng dan Identifikasi Kawasan Kumuh Jeneponto
BAB V KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN KUMUH
Bagian ini menjelaskan mengenai Konsep dan Strategi
Penanganan Kumuh Kabupaten Bulukumba, Konsep dan
Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten Kepulauan selayar,
LAPORAN AKHIR I - 21
Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh Kabupaten
Bantaeng, Konsep dan Strategi Penanganan Kumuh
Kabupaten Jeneponto
BAB V RENCANA AKSI
Bagian ini menjelaskan mengenai Rencana Aksi Wilayah
Perencanaan.
LAPORAN AKHIR I - 22