Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Kelompok 5
Moderator : Ravif Ahmad Falah
Pemateri : Rahma Davina Khasanah
Riza Nadia Agustina
Shafira Layla Dewinta
Shintaro Luthfan Azka
Tika Wijayanti
1.Teks 1
Tantangan Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan

Persoalan permukiman kumuh di kota-kota besar seperti tak kunjung selesai. Berbicara tentang
permukiman kumuh pada dasarnya berkaitan dengan tiga hal yakni, kondisi fisiknya, kondisi
sosial ekonomi budaya, dan dampak dari kedua kondisi itu. Kondisi fisik berkaitan bangunan
rumah yang padat dengan kualitas buruk, jalan sempit atau becek, drainase tidak ada atau tidak
berfungsi, dan sampah tidak ditangani dengan baik. Kondisi sosial ekonomi masyarakatnya
terlihat dari pendapatannya rendah, norma sosial terlihat longgar, sikap dan perilaku yang apatis.
Kondisi tersebut dapat berakibat kondisi kesehatan yang buruk, sumber penyebaran penyakit,
sumber pencemaran, dan adanya perilaku menyimpang yang memiliki efek pada kehidupan
lainnya.

Bertolak dari kondisi itu, akhirnya permukiman kumuh dianggap sebagai penyakit kota.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menjadi faktor utama munculnya permukiman kumuh.
Permukiman kumuh juga dipicu oleh banyaknya penduduk miskin dan kurangnya perhatian
pemerintah, terutama dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk dan pelayanan publik yang
tidak memadai.

Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah penduduk di perkotaan akan mencapai 60%, dan pada
tahun 2050 mencapai 70%. Ada sekitar 450 kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 1
juta. Berkembangnya sejumlah kota yang menjadi pusat kegiatan di Indonesia menjadi daya tarik
tersendiri sehingga penduduk daerah sekitarnya akan datang untuk mencari pekerjaan di sana.
Jumlah urban dari tahun ke tahun makin meningkat. Mereka tidak memiliki keterampilan, latar
belakang sosial ekonominya beragam, bahkan kedatangannya tidak ada tujuan yang pasti.

Sistem perkotaan belum siap menerima, mengatur, dan mendayagunakan pendatang.


Meningkatnya jumlah urban berdampak pada kegiatan atau aktivitas majemuk dan tidak
menunjang sistem kegiatan perkotaan yang telah direncanakan. Tidak heran, akhirnya muncul
kantong-kantong kegiatan yang tidak sesuai dengan tata ruang perkotaan. Bahkan, akan muncul
berbagai permukiman kumuh.

Persoalan lain yang dihadapi pemerintah adalah terbatasnya anggaran yang mengakibatkan
keterbatasan fasilitas perumahan dan permukiman. Warga yang berada di kawasan permukiman
kumuh akan sulit memenuhi fasilitas perumahan yang memadai. Hal ini terjadi karena sebagian
besar penduduknya berpenghasilan rendah dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan demikian, mereka kurang mementingkan kebutuhan untuk perbaikan rumah atau tempat
tinggalnya.

Makin banyaknya permukiman kumuh di perkotaan tentu akan melahirkan kualitas hidup
masyarakat yang makin rendah. Kebakaran di permukiman seperti ini mudah terjadi karena
ketidakteraturan dan padatnya perumahan, tindak kriminal makin meningkat, sering terjadi
pelanggaran norma susila, sering terjadi banjir akibat saluran air tidak berfungsi. Penggusuran
permukiman kumuh yang selama ini dilakukan oleh pihak-pihak terkait tidak kurang begitu
menyelesaikan masalah. Cara ini dipandang kurang manusiawi. Selain itu, pemukim akan
kembali menempati ruang terbuka lain sehingga akan memunculkan permukiman kumuh baru.

Untuk menjawab persoalan tersebut, pemerintah perlu melakukan berbagai terobosan. Salah satu
yang dapat dilakukan adalah melakukan revitalisasi kawasan dan peningkatan kualitas
permukiman dengan menyedikan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Sejak awal
perencanaan sampai dengan operasi dan pemeliharaannya, masyarakat perlu dilibatkan.
Komunikasi efektif amat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan hunian yang kondusif.
Untuk itu, diperlukan manajemen pengelolaan kawasan agar mampu menciptakan komunikasi
yang efektif. Cara ini diharapkan mampu memberikan pembelajaran sehingga penghuni kawasan
kumuh akan mengubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat dengan mengedepankan
kesepakatan dan pematuhan pada aturan-aturan.
2.Teks 2
Strategi penanganan Kumuh
Strategi penanganan kumuh ada dua. Pertama, strategi yang bersifat umum dan strategi yang
bersifat khusus. Strategi umum dilakukan secara terpadu dan komprehensif dengan melibatkan
berbagai komponen kegiatan pengembangan kapasitas, pembangunan sosial, ekonomi, dan
infrastruktur permukiman. Hal yang dapat dilakukan di antaranya dengan penyediaan lahan
perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), memberikan fasilitasi
pembangunan perumahan swadaya, dan lainnya. Adapun strategi khusus menangani permukiman
kumuh yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pembangunan rumah susun yang diprioritaskan untuk masyarakat yang berada di permukiman
kumuh dengan tingkat kekumuhan tinggi dengan rumah tidak layak huni, kepadatan tinggi, tetapi
status lahannya hak milik. Pembangunan rumah susun ini dilengkapi dengan fasilitas pendidikan,
lapangan parkir, taman, tempat pembuangan sampah, dan tempat pertemuan.
2 Pembangunan rumah susun sewa yang diprioritaskan untuk mereka yang bermukim pada
kawasan kumuh di lahan ilegal, seperti di sekitar rel kereta api, bantaran sungai, sekitar
pembuangan sampah, dan pantai. Kawasan ini biasanya ditempati oleh para migran yang tidak
memiliki penghasilan tetap dengan pendapatan rendah.
3. Pembangunan rumah sederhana sehat yang diprioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah untuk melakukan kredit. Dengan begitu masyarakat dapat mengangsur sesuai
kemampuan dengan jangka waktu tertentu.
4. Program perbaikan kampung dengan melibatkan berbagai sektor. Pembangunan ini digunakan
utuk revitalisasi kampung tua. Perbaikan yang dilakukan di antaranya peningkatan infrastruktur,
terutama sanitasi agar permukiman ini tidak lagi banjir.
5. Pembongkaran rumah ilegal yang berada di bantaran sungai, kawasan lindung yang
mengganggu keindahan kota.

a. Penataan ulang kawasan dengan program konsolidasi lahan agar bisa dikembangkan menjadi
kawasan yang fungsional yang lebih strategis dan tidak sekadar tempat hunian.
b. Relokasi penduduk yang berada di kawasan kumuh karena tidak layak huni sehingga perlu
direhabilitasi. begitu masyarakat dapat mengangsur sesuai kemampuan dengan jangka waktu
tertentu.
4. Program perbaikan kampung dengan melibatkan berbagai sektor. Pembangunan ini digunakan
utuk revitalisasi kampung tua. Perbaikan yang dilakukan di antaranya peningkatan infrastruktur,
terutama sanitasi agar permukiman ini tidak lagi banjir.
5. Pembongkaran rumah ilegal yang berada di bantaran sungai, kawasan lindung yang
mengganggu keindahan kota.
a. Penataan ulang kawasan dengan program konsolidasi lahan agar bisa dikembangkan menjadi
kawasan yang fungsional yang lebih strategis dan tidak sekadar tempat hunian.
b. Relokasi penduduk yang berada di kawasan kumuh karena tidak layak huni sehingga perlu
direhabilitasi.

HASIL DISKUSI

TEKS 1
Penyebab:
1. Banyaknya penduduk miskin dan kurangnya perhatian dari Pemerintah
2. Tak terkendalinya pertumbuhan penduduk dan pelayanan publik yang tidak memadai
3. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah dan norma sosial yang terlihat longgar
AKIBAT
Permukiman kumuh pada dasarnya berkaitan dgn tiga hal yakni:

1. kondisi fisiknya: kondisi fisik berkaitan bangunan rumah yg padat dgn kualitas buruk, jalan
sempit dan becek, drainase tidak ada atau tidak berfungsi, dan sampah tidak di tangani dgn baik

2. kondisi sosial: masyarakatnya terlihat dari pendapatannya rendah, norma sosial terlihat
longgar, sikap dan perilaku yang apatis

3. Kondisi kesehatan: kondisi kesehatan yang buruk, sumber penyebaran penyakit, sumber
pencemaran dan adanya perilaku menyimpang yang memiliki efek pada kehidupan lainnya.

TEKS 2
Strategi penanganan :
1. Strategi Umum
Strategi umum dilakukan secara terpadu dan komprehensif dengan melibatkan berbagai
komponen kegiatan pengembangan kapasitas, pembangunan sosial, ekonomi, dan infrastruktur
permukiman.
Hal yang dapat dilakukan di antaranya dengan penyediaan lahan perumahan bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR), memberikan fasilitasi pembangunan perumahan swadaya, dan
lainnya.

2. Strategi Khusus
Adapun strategi khusus menangani permukiman kumuh yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Pembangunan rumah susun yang diprioritaskan untuk masyarakat yang berada di
permukiman kumuh dengan tingkat kekumuhan tinggi dengan rumah tidak layak huni, kepadatan
tinggi, tetapi status lahannya hak milik.
2. Pembangunan rumah susun sewa yang diprioritaskan untuk mereka yang bermukim pada
kawasan kumuh di lahan ilegal, seperti di sekitar rel kereta api, bantaran sungai, sekitar
pembuangan sampah, dan pantai.
3.Pembangunan rumah sederhana sehat yang diprioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah untuk melakukan kredit. Dengan begitu masyaraka dapat mengangsur sesuai kemampuan
dengan jangka waktu tertentu.
4.Program perbaikan kampung dengan melibatkan berbagai sektor. Pembangunan ini digunakan
untuk revitalisasi kampung tua Perbaikan yang dilakukan di antaranya peningkatan infrastruktur,
terutama sanitasi agar permukiman in tidak lagi banjir.
5.Pembongkaran rumah ilegal yang berada di bantaran sungai, kawasan lindung yang
mengganggu keindahan kota
a .Penataan ulang kawasan dengan program konsolidasi lahan agar bisa dikembangkan menjadi
kawasan yang fungsional yang lebih strategis dan tidak sekadar tempat hunian
b .Relokasi penduduk yang berada di kawasan kumuh karena tidak layak hun sehingga perlu
direhabilitasi

hambatan
1.pemerintah mengatakan dikarenakan dana yang dibuat tida memadai, persoalan itupun menjadi
salah satu hambatannya, tantangan lain yang juga dihadapi oleh pemerintah dalam menekan
angka pemukiman kumuh juga datang dari urbanisasi. Urbanisasi di Indonesia yang pesat telah
memberikan pengaruh terhadap peningkatan pemukiman kumuh. Selain itu,tingkat pendapatan
per kapita masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih rendah

2.hambatan selanjutnya adalah dikarenakan penduduk miskin dan kurangnya perhatian oleh
pemerintah terutama dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk dan pelayanan publik yg
juga tidak memadai membuat kurangnya atensi terhadap lingkungan tersebut

Nama kelompok Skor/jumlah


1 2 3 4 5 6
Aspek yang di nilai :
1.Kemampuan menyampaikan pendapat
2.Kemampuan memberikan argumentasi
3.Kemampuan memberikan keritik
4.Kemampuan mengajukan pertanyaan
5.Kemampuan menggunakan bahasa yang baik
6.Kelancaran berbicara
Pensekor :
A.Sangat baik
B.Baik
C.Cukup baik
D.Kurang naik
E.Tidak baik

Anda mungkin juga menyukai