1. Rumah merupakan bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset
bagi pemiliknya
2. Perumahan kumuh merupakan perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi
sebagai tempat hunian
3. Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasaran, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan
4. Permukiman kumuh merupakan permukiman yang tidak layak huni, karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi dan kualitas
bangunan serta sarana prasarana yang tidak memenuhi syarat
Non Fisik : Dasar perumusan kriteria dan indikator dari gejala kumuh
perilaku masyarakat dalam proses identifikasi lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh.
kepastian bermukim
CIRI-CIRI PERMUKIMAN KUMUH :
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Kriteria permukiman kumuh terdapat dalam Laporan Akhir Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman,
Depkimpraswil :
2. KOTAKU bermaksud untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan kumuh,
dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku
kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan
partisipasi masyarakat.
Secara garis besar pencapaian tujuan diukur dengan indikator “outcome” sebagai berikut:
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur dan pelayanan perkotaan pada
kawasan kumuh sesuai dengan kriteria kumuh yang ditetapkan (a.l drainase; air
bersih/minum; pengelolaan persampahan; pengelolaan air limbah; pengamanan kebakaran;
Ruang Terbuka Publik);
2. Menurunnya luasan kawasan kumuh karena akses infrastruktur dan pelayanan perkotaan
yang lebih baik;
3. Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan yaitu Pokja PKP di tingkat kota/kabupaten untuk
mendukung program KOTAKU; dan
4. Penerima manfaat puas dengan kualitas infrastruktur dan pelayanan perkotaan di kawasan
kumuh.
(Tahap setelah
pelaksaaan
lapangan
dilakukan)
Pola Penanganan
Tidak hanya mengatasi kekumuhan yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru. Cakupan
kerja penanganan kumuh dalam Program KOTAKU berdasarkan kondisi kualitas permukiman yang ada dapat dibedakan
menjadi tiga pola penanganan yang mengacu kepada Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, yaitu:
1. Pencegahan
Tindakan pencegahan kumuh meliputi pengelolaan dan pemeliharaan kualitas perumahan dan permukiman, serta
dengan pencegahan tumbuh dan berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru.
2. Peningkatan Kualitas
Peningkatan kualitas perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dilaksanakan melalui pola-pola penanganan,
antara lain pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali
3. Pengelolaan
a. Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas perumahan dan permukiman secara
berkelanjutan;
b. Pengelolaan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya;
c. Pengelolaan oleh masyarakat difasilitasi oleh pemerintah daerah baik dukungan pendanaan untuk pemeliharaan
maupun penguatan kapasitas masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan; dan
d. Pengelolaan oleh pemerintah daerah dengan berbagai sumber pendanaan.
Lokasi Program kotaku dilaksanakan di 269 kota/kabupaten di 34 Propinsi di
seluruh Indonesia. Cakupan lokasi program berdasarkan kategori kegiatan adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan peningkatan kualitas permukiman dilaksanakan di seluruh kawasan
teridentifikasi kumuh yang diusulkan kabupaten/kota. Khusus untuk perbaikan
infrastruktur tingkat kota (infrastruktur primer dan sekunder), dukungan
investasi dari pemerintah pusat hanya akan diberikan kepada kota/kabupaten
terpilih, yang memenuhi kriteria tertentu.
Selain itu, tahun 2015 juga memiliki program unggulan berupa kerjasama
peningkatan SPAM Perdesaan melalui pelibatan mahasiswa KKN Tematik dan
Rencana Pembangunan SPAM Kampus akan dilaksanakan di Universitas Gajah
Mada (UGM) sebagai Pilot Project. SPAM (pengolahan air, jaringan distribusi
hingga Fasilitas water tap (air minum) )
Pemanfaatan Kran Air Minum
dari PAMSIMAS di Sulteng
Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 di bidang Cipta Karya untuk
mengurangi kawasan kumuh 0 persen. masih ada 12
persen kawasan kumuh sedangkan pada tahun 2015
lebih dari 33 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di
permukiman kumuh
1. Pertama, untuk kawasan kumuh di atas tanah legal (slum area) akan dilihat apakah
termasuk kumuh ringan, sedang atau berat.Terhadap kawasan kumuh sedang sampai
berat akan dilakukan peremajaan kawasan (urban renewal), yaitu dengan perbaikan
atau peningkatan kualitas lingkungannya, dan tidak perlu dibangun Rusunawa.
2. Penanganan kawasan kumuh di atas tanah illegal (Squatter) seperti di bantaran sungai
atau pinggiran rel, maka Rusunawa dijadikan suatu solusi
SAMPAH
Kegiatan 3R Sampah: Antara Teknis Teknologis dan Sinergitas
Untuk mewujudkan Kegiatan 3R , salah satu upaya penerapan yang dilakukan
Kementerian Pekerjaan Umum adalah
melalui penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS
3R) berbasis masyarakat, yang diarahkan kepada konsep Reduce (mengurangi),
Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle(daur ulang). Sejak tahun 2007 hingga
tahun 2013, Kementerian Pekerjaan Umum telah memfasilitasi pembangunan TPS
3R yang berperan sebagai stimulan di 439 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia,
dengan tingkat keberfungsian 38 %.
Dengan pendekatan tersebut, maka kuantitas sampah yang harus ditangani di TPA
sampah menjadi semakin kecil, sehingga memperpanjang umur teknis TPA
sampah.
Pengolahan sampah tidak hanya menghasilkan kompos padat, tetapi juga
menghasilkan kompos cair dan gasbio, dimana pada tanggal 21 Februari 2014) telah
didapatkan hasil dari pengolahan sampah berupa gas bio. Gas bio yang dihasilkan ini
juga dapatdijadikan sumber energi alternatif sebagai substitusi sebagian dari
kebutuhan energi berbasis bahan bakar fosil.
SANITASI
PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
3
Permukiman
Permen PUPR No. 02 Tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan
4
Permukiman Kumuh