Anda di halaman 1dari 20

2016

KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA


PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
PERKOTAAN (RP2KPKP)

KAB. MAJENE
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
D I R E K T O R A T P E NG E M B A NG A N K AW A S A N P E R M U K IM A N
Jl. Pattim ura No. 20 Kebayoran Baru. Jakart a Selatan. 12110. Telp. 7 2797427

A. LATAR BELAKANG
1. Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target MDG’s telah berupaya keras menangani
perumahan dan permukiman kumuh perkotaan, bahkan zero kumuh sudah secara jelas
ditargetkan pada RPJMN 2015-2019 tepatnya ditahun 2019. Pencanangan zero kumuh
2019 telah diikuti dengan arah kebijakan dan strategi yang focus serta alokasi
anggaran yang memadai diawali di tahun pertama implementasi RPJMN 2015-2019.
Langkah awal dalam mengejar target zero kumuh 2019 sebenarnya telah dimulai oleh
Kementerian Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan
menyusun road map penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang
dilaksanakan secara kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta
pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

2. Menjamurnya kawasan (perumahan dan permukiman) kumuh di kota-kota di


Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang tinggi dimana
kehidupan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan
yang kurang beruntung karena sempitnya lapangan kerja di daerahnya. Bermukim di
kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu keterpaksaan
bagi kaum migran tak terampil yang harus menerima keadaan lingkungan
permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan minimal seperti
rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah serta masalah-
masalah lain seperti kepadatan dan ketidak teraturan letak bangunan yang berdampak
ganda baik yang berkaitan dengan fisik misalnya bahaya kebakaran maupun dampak
sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung meningkat dari waktu kewaktu.

3. Tidak semua kawasan-kawasan kumuh dihuni oleh kaum pendatang, dan tidak juga
seluruh penghuninya adalah kaum papa bahkan dibeberapa kawasan kumuh illegal
(squatters area) ternyata dikuasai oleh “land lord” yang memanfaatkan lahan sebagai
tempat usaha kontrakan rumah petak, dan ada pula komunitas yang punya alasan
tertentu bertahan dengan kondisi lingkungan yang tidak layak, ragam permasalahan
inilah yang harus ditemu kenali khususnya oleh pemerintah kota/kabupaten sendiri.

4. Dilihat dari sisi pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan


sebagai area permukiman yang tidak layak huni dengan kondisi bangunan yang tidak
teratur, memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas bangunan
serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan ruang para
permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang tidak sesuai
dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman, seperti muncul
kantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk kebutuhan ruang terbuka
hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya (squatters). Keadaan
demikian yang menunjukkan bahwa penghuninya kurang mampu untuk membeli dan
menyewa rumah di daerah perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggi,
sedangkan lahan kosong di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut
muncul dengan sarana dan prasarana kurang memadai, kondisi rumah yang kurang
baik dengan kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan, keselamatan

2
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
dan kenyamanan penghuni. Oleh karena itu permukiman yang berada di kawasan
SUTET, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan sempadan
situ/ danau merupakan permukiman kumuh.

5. Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama
yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya
penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan. Masalah yang sarat muatan
sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam kawasan-kawasan
permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak selesai ditangani
dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan
menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan
memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan
pemerintah dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan
warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang
bermukim di lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya
termasuk golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali
menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam
berbagai tatanan sosial masyarakat.

6. Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman


kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK
Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-
undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di
pasal VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan
pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar pemerintah
kota/kabupaten melakukan: (i) menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun Rencana Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dan (iii)
penetapan kawasan perumahan/permukiman kumuh di wilayahnya masing-masing.
Untuk mencegah menjadi kumuh kembali, dilakukan pengelolaan setelah penanganan
sehingga permukiman kumuh tidak mengalami penurunan kualitas permukiman.

B. PERMASALAHAN
7. Pelaksanaan zero kumuh dimulai tahun 2015 dan target nol persen harus dicapai pada
2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4 (empat) tahun dengan ragam persoalan
yang belum sepenuhnya terdeteksi secara baik diantaranya penetapan deliniasi
kawasan.

8. Secara random telah dilakukan verifikasi terhadap kawasan perumahan/permukiman


kumuh yang telah di tetapkan melalui SK Walikota/Bupati, ditemukan kondisi-kondisi
yang perlu justifikasi maupun analisis lanjut yaitu: (i) dalam suatu deliniasi tidak
keseluruhan kawasan berkategori kumuh melainkan hanya berupa spot-spot kumuh,
(ii) kawasan yang tidak memenuhi kriteria kumuh karena masih tergolong layak huni

3
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
hanya perlu beautifikasi (iii) kawasan kumuh yang masuk dalam kategori kumuh yang
berada diatas lahan yang bukan peruntukannya (squatters area ), (iv) kawasan kumuh
secara spatial menurut arahan tata ruang di luar kawasan perkotaan.

C. URAIAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN


KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KHUSUSNYA UNTUK
KUMUH
9. Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan ini perlu disusun dengan menempatkan prinsip peningkatan kapasitas pada
tataran operasional/implementasi melalui cara perkuatan yang lebih komprehensif
dan terintegrasi kepada seluruh pelaku (stakeholders), dengan tetap mengacu pada
beberapa dokumen perencanaan dan studi terkait penanganan permukiman kumuh
yang telah dihasilkan oleh Pemda, seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP.

10. Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan


disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut :

a. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan


tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang deliniasi dan indikatornya
ditetapkan melalui SK Bupati atau Walikota, yang direncanakan selesai dalam 5
tahun (sampai tahun 2019) atau tercapainya Kabupaten / Kota bebas kumuh.
b. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan
peningkatan kualitas permukiman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi
tugas dan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten.
c. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman
kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an
d. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan
wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan
pengurangan dan/atau penghapusan luasan permukiman kumuh perkotaan.
e. Perkuatan pemerintah kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses
penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni
dan berkelanjutan.
f. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok
masyarakat KSM/CBO’s/BKM) untuk lebih berperan dan memampukan diri dalam
menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui penyusunan rencana
aksi yang partisipatif (community action plan/CAP).
g. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan melalui mekanisme
pengelolan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota atau diselenggarakan secara
mandiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah
kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala kota.

D. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN


11. Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana
penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan yang difokuskan
pada pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan
sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan
4
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
program dan kegiatan yang terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat
dilaksanakan sendiri oleh pemerintah kota/kabupaten secara mandiri dan
berkelanjutan.

12. Tujuan pekerjaan penyusunan RP2KPKP kumuh ini adalah :

a. memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kebijakan dan


strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero
kumuh (100-0-100) pada tahun 2019,
b. agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama
dalam penyusunan RP2KPKP yang difokuskan pada penanganan permukiman
kumuh perkotaan,
c. agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten didalam
implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga
keberlanjutannya.

13. Sasaran

a. Tersedianya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas


Permukiman Kumuh Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan
kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran
penanganan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan
berkelanjutan (konsep delivery system).
b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan,
indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh
seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam
pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).
c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai
bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok
masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif
terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.
d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan
RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan
Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta adopsi rencana penanganan
kumuh kegiatan tahun pertama (2016) sebagai bagian dari RP2KPKP secara
keseluruhan

E. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


14. Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Provinsi Sulawesi Barat Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

F. SUMBER PENDANAAN
15. Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 800.000.000,00 (Delapan
ratus juta rupiah), termasuk PPN dibiayai APBN murni DIPA Satuan Kerja PKP Sulbar
Tahun Anggaran 2016.
5
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
G. LINGKUP KEGIATAN, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG, SERTA
ALIH PENGETAHUAN
16. Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi 8
tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliputi :
1) Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman
terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini.
2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli
dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat.
3) Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh perkotaan
di Kabupaten/Kota.
4) Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat
mengakomodasi tahapan perencanaan dalam menunjang penyusunan profil
kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur ruang kawasan permukiman
perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang disepakati.
5) Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung lainnya yang
mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan disertai detil data
statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator.

b. Tahap Survei
Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi :
1) Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap teori, kebijakan, dan
lesson learned, yang berkaitan dengan penanganan permukiman kumuh
perkotaan di Kabupaten/Kota penyusun RP2KPKP.
2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis,
potensi, dan permasalahan mengenai penanganan permukiman kumuh
perkotaan di Kabupaten/Kota yang mendapatkan bantuan.
3) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan
survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di permukiman kumuh
dan pengisian format yang telah dilaksanakan pada tahap persiapan.
4) Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan kawasan
kumuh perkotaan jika sudah memiliki SK, deliniasi kawasan dan cakupan
pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut. Jika belum
memiliki SK maka membantu penyusunan SK Penetapan kawasan kumuh
perkotaan yang sesuai dengan deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan
infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut.
5) Mempertajam profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan yang detail (by
name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan
infrastruktur menuruh indikator kekumuhan.
6) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber utama
yang memiliki kompetensi yang terkait dengan penanganan permukiman
kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota.
7) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang akan
terlibat dalam proses penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman
(fasilitator P2KKP bila ada / kelembagaan masyarakat lainnya).
6
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
8) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan
pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya
yang berpengaruh terhadap penyusunan desain kawasan dan DED untuk
pelaksanaan fisik

c. Tahap Kajian
Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi :
1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi,
permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan
permukiman perkotaan.
2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan dan
pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP
(RP2KP yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup
kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta
SK Bupati/Walikota tentang Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota.
3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman kumuh
di kawasan terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan sasaran
output dan outcome.
4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya
Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh
perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan
sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari
dilaksanakannya/indikasi implementasi program penanganan kumuh.
5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria,
indikator, parameter serta pembobotan sesuai dengan buku panduan.
6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
konsep rancangan dan detail desain, pra-rancangan arsitektur, pra-rancangan
penghijauan dan tata ruang luar, pra-rancangan struktur, pra-rancangan sistem
mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana
perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan pemerintah
kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial,
numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan)

d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)


Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok
Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan
dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh Perkotaan Perkotaan meliputi :
1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal 3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan
kegiatan ini.
2) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan
kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadaran terhadap
lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan
pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan kertas kerja kelompok
swadaya masyarakat, dan metode dokumentasi kegiatan.
7
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
3) Dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan lintas pemangku kepentingan
terhadap strategi dan indikasi program/ kegiatan penanganan kumuh di
kawasan-kawasan prioritas.

e. Tahap Perumusan
Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan,
meliputi:
1) Menyusun Rencana Kegiatan Pembangunan sektor ke-Cipta Karya-an berupa:
a) Strategi operasional penanganan kumuh perkotaan hingga 0% (melalui
pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman)
b) Kajian konsep dan merumuskan strategi teknis penanganan kumuh dari
aspek sosial, ekonomi dan analisa pembiayaan melalui analisa potensi
peningkatan kualitas kawasan.
c) Konsep penanganan permukiman kumuh secara tematik berdasarkan
kondisi kawasan, analisis keterkaitan antar kawasan, dan pola penanganan
pemukiman kumuh.
d) Skenario pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dalam
upaya mengurangi luasan kumuh kabupaten/ kota.
e) Strategi dan memorandum program keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an
dalam penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan disesuaikan
dengan konsep penanganan.
f) Kesinambungan antara rencana pemerintah dan Rencana Aksi Komunitas
(CAP) dalam penanganan kawasan permukiman.
g) Indikasi program investasi dan pembiayaan lintas pemangku kepentingan
dalam pencapaian kumuh 0% hingga 2019.
h) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
i) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan
1:1000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019.
j) Desain Kawasan permukiman kumuh pada kawasan prioritas.
2) Menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan Kumuh Tingkat Masyarakat (Perencanaan Partisipatif), berupa:
a) Susunan kelembagaan masyarakat sesuai kesepakatan pembentukan
kelembagaan.
b) Rumusan prioritas kebutuhan berdasarkan pemberdayaan masyarakat
dengan metode yang paling tepat dan implementatif bagi masyarakat.
c) Rencana Kerja Masyarakat dalam skala lingkungan.

f. Tahap Penyusunan Desain Teknis


Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan melalui :
1) Penyusunan peta rinci kawasan/site plan dengan tingkat kedetailan peta yang
cukup untuk menjelaskan detil konsep penanganan dan perencanaan
infrastruktur kawasan.
2) Pengambilan dokumentasi foto udara/film visual (air view) yang dapat
menggambarkan kondisi kawasan serta foto kondisi eksisting yang
disandingkan/digabungkan dengan desain rencana penanganan (visualisasi).

8
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan
(pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta strategi
keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an.
4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan
permukiman kumuh untuk jangka waktu tahun 2015-2019.
5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun.
6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000
untuk jangka waktu tahun 2015-2019.
7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan
perencanaan komponen infrastruktur dalam upaya meningkatkan kualitas
kawasan permukiman
8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di
kawasan prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan secara
detail dalam skala 1:50, 1:20 dan 1:10.
9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan,
konsep rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan
penghijauan dan tata ruang luar, rancangan struktur, rancangan sistem
mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan
rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas.
10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi
sosial, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb) terpenuji
dan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat.

g. Tahap Pembahasan Pleno


Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat
(Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah
dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga
Ahli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikan
pelaporan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah
dalam penyusunan pekerjaan ini.

h. Tahap Penyusunan Laporan


Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari
laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi :
1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan
Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan Akhir
dengan melibatkan berbagai instansi terkait.
2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil
rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei,
FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim
Teknis dan pihak terkait lainnya.
3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan dari finalisasi Dokumen Profil
Perencanaan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED permukiman kumuh.
4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing
komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya.

9
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting
permukiman kumuh (by name by address) beserta dokumentasi dan analisa
isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penanganan
permukiman kumuh.
6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi
biaya dan peran stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas kumuh
sesuai targetnya.

17. Lokasi kegiatan kajian, penyusunan, dan pembahasan laporan dilaksanakan di


Kabupaten Majene

18. Data dan Fasilitas Penunjang


a. Penyediaan oleh Pemberi Tugas
Data dan informasi yang terkait dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi Tugas
dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi atau masukan
awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin Pemberi Tugas. Data
tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus dikembalikan.
b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup materi yang
dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan peta yang
sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan.

19. Alih Pengetahuan


Dalam proses penyusunan pekerjaan ini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
Penyedia Jasa dalam tahapan alih pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa diharapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan
intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis
sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survei, dan
hasil rumusan pekerjaan ini.
b. Asistensi/diskusi yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum
pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan presentasi
setiap tahapan pelaporan.
c. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan
dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua
bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini.
d. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajari
dan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan pekerjaan dimaksud.

H. PENDEKATAN DAN METODOLOGI


Rangkaian pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif dan
konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk mendapatkan masukan dan aspirasi yang
tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai pekerjaan ini
10
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
dapat menghasilkan suatu rencana yang implementatif yang disepakati bersama oleh
berbagai pihak (birokrat, akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari komunitas dll).

Pendekatan dan Metodologi ini berkaitan dengan alur / proses/tahapan dalam lingkup
kegiatan yang telah diuraikan diatas.

I. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutuhkan waktu 6 (enam) bulan sejak SPMK
ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual.

J. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
a. Dokumen Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan yang berisikan strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi
kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh
seluruh pelaku, strategi pendanaan/investasi dan nota kesepakatan bersama bagi
semua pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu
berjalan (2015-2019).
b. Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang mengacu
pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi Komunitas
(community action plan).
c. Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan detail profil
dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.
d. Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan RP2KPKP.
e. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone).
f. Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario pelaksanaan
dan rumusan tahapan kegiatan.
g. Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar pemangku
kepentingan penanganan kumuh.
h. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3
dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).
i. Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan Tim
Teknis Kabupaten/Kota (CAP).
j. Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, denah,
tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi/Sipil untuk
fasilitas prioritas yang akan disusun, meliputi :
- Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan.
- Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
menyusun masterplan.
- Membuat konsep Desain Kawasan.
- Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan masukan
dan pendapat seluruh stakeholder.
- Rancangan dan detail arsitektur.
- Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
- Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar bangunan.
- Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta
uraian konsep dan perhitungan kontruksi.

11
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
- Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur,
gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen
kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya
- Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang sudah
ada.
- Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga
satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).
- Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar)
- Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan).
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

k. DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tiap komponen
infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB untuk kegiatan yang
siap dilelangkan pada tahun pertama.
l. Dokumen lelang:
- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE)
- Rincian Volume Pekerjaan (BQ)
- Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)
- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi

K. TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang
kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang terikat selama pelaksanaan
pekerjaan. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:

1) Ketua Tim (Team Leader)


Ketua Tim (Team Leader) yang dibutuhkan adalah seorang seorang lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (S-1)
Planologi/Arsitektur yang memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun dibidang
pengembangan wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki Sertifikat
Keahlian Tenaga Ahli.
Lingkup penugasannya adalah :
 Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja.
 Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim kerja
dan secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi
kerja.
 Merumuskan kerangka pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh terhadap
pekerjaan yang akan dihasilkan.
 Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain yang
terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam
penyelesaian pekerjaan.
 Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun
pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini

12
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
 Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta
pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
 Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai dengan
kondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan permukiman
kumuh.
2) Tenaga Ahli Infrastruktur Perkotaan Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal
Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai
pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta mempunyai
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan di bidang perumahan
dan permukiman khususnya penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih
diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Mengidentifikasi, memverifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting di
permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
 Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi perhitungan
pembangunan infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep
penanganan secara komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan
infrastruktur antar kawasan.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
 Membuat peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1000 untuk penanganan tahun
pertama dan skala 1:5000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019 serta DED
infrastruktur tersebut (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50 atau sesuai
kebutuhan).
 Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal
pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain
kawasan.

3) Tenaga Ahli Lingkungan Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata
Satu (S-1) Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman
profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian
Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan di bidang air minum, sanitasi dan
persampahan, pembangunan perumahan dan permukiman serta penanganan
permukiman kumuh perkotaan, akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan
penanganan permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai dengan
kebutuhan analisis kawasan.
 Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan
fisik dasar yang sesuai untuk penanganan permukiman kumuh perkotaan.

13
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
 Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang sanitasi dan
persampahan terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan.
 Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air minum dan
penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
 Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur penyediaan air minum
dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh
perkotaan.
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan bidang air minum
dan penyehatan lingkungan permukiman.

4) Tenaga Ahli Permukiman Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana
Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai
pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan di bidang
pembangunan perumahan dan permukiman, desain kawasan dan rancang bangun
bidang perumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh perkotaan
akan lebih diperhatikan.
Lingkup penugasannya adalah :
 Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan
konsep penanganan kawasan serta dukungan arsitektural penanganan
permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai kebutuhan analisis kawasan.
 Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman berdasarkan
kemampuan fisik dasar yang sesuai dengan kebutuhan penanganan permukiman
kumuh
 Melakukan analisis infrastruktur permukiman dalam menetapkan program sektor
bidang perumahan dan permukiman di kawasan terpilih.
 Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan permukiman serta
pola penanganannya.
 Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan kawasan serta
kajian dan rencana visual dan estetika kawasan (tapak, sirkulasi, tata hijau, site
furniture, dll).
 Menyusun desain kawasan permukiman kumuh beserta detail kelengkapan
desain.
 Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur permukiman (bidang
Ke-Cipta Karya-an)
 Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di
penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan.
 Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan permukiman kumuh
perkotaan (skala 1:100, 1:50, 1:10)

14
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi :

a) Asisten Pemberdayaan Masyarakat


Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan
Planologi/Sosiologi/Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar
6 (enam) OB. Tugasnya adalah membantu proses pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan dalam tiap tahapan.

b) Asisten Pemetaan dan GIS


Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan
Geodesi/Geografi/Teknik Sipil atau Perencanaan Wilayah Kota lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB. Tugasnya adalah
membantu memetakan potensi, masalah dan analisis kawasan dalam peta
perencanaan dan perancangan permukiman kumuh (skala 1:1000, 1:5000).

c) Surveyor
Surveyor yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil /
Geografi / Geodesi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah terakreditasi, sebanyak 5 orang, dengan jumlah Orang Bulan
sebesar 10 (sepuluh) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan
pendataan sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesuai arahan dari
Team Leader.

d) Estimator/ Quantity Surveyor


Estimator yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi, sebanyak 1 orang, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 2 (dua) OB.
Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran, perhitungan dan pendataan sesuai
dengan arahan dari Team Leader.

e) Tenaga Pendukung Lainnya


Tenaga pendukung lainnya meliputi : Sekretaris merangkap administasi, dengan
kebutuhan orang bulan sebanyak 6 OB, bertugas mengatur administrasi dan
pelayanan untuk mendukung kinerja tenaga ahli dan asisten dalam kelancaran
pelaksanaan tugasnya serta Drafter/Animasi 3D, dengan kebutuhan orang bulan
sebanyak 2 OB, bertugas memberikan visualisasi 2 Dimensi, sketch dan 3 Dimensi
sesuai dengan desain arsitektural dan konsep penanganan kawasan.

L. LAPORAN DAN SISTEM PEMBAHASAN


Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah:
1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan
pekerjaan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas

15
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan metodologi serta pendekatan
teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli dan jadwal penyelesaian pekerjaan.
Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim
teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat
diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil
diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan pendahuluan
kepada Pemberi Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi
pembahasan tersebut kedalam laporan.
2. Laporan Antara, dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan diserahkan 2,5 (dua
setengah) bulan atau 75 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari
pelaksanaan survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan,
rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen Perencanaan
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED
penanganan kawasan permukiman.
Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis
dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat diperoleh
satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan
dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan
berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan antara kepada Pemberi Tugas
dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut
ke dalam laporan.
3. Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai pelaksanaan cakupan hasil
kajian termasuk rekomendasi awal dari pelaksanaan kegiatan untuk pembahasan lebih
lanjut dengan pihak pemberi tugas. Informasi/data-data pendukung dari pelaksanaan
kegiatan dapat merupakan lampiran dari Laporan utama. Laporan Draft Final harus
diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga)
buku laporan.
4. Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan
pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada
akhir pelaksanaan pekerjaan.
Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis
dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait untuk memperoleh masukan
lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir dari pelaksanaan pekerjaan ini,
sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mampu menampung banyak
kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada Pemberi
Tugas dilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan
tersebut ke dalam laporan.
5. Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman, sebanyak 10 eksemplar
dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini merupakan
dokumen khusus yang berisikan tampilan umum hasil kajian, analisa dan kesepatan
strategi, program dan kegiatan penanganan kumuh kawasan permukiman terpilih.
sebagai bahan konsultasi publik pemerintah kab/ kota terhadap masyarakat.
16
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
6. Album Peta
7. Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Perkotaan, Desain kawasan dan DED Penanganan kawasan permukiman, sebanyak
10 eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan. Dokumen ini
merupakan dokumen khusus yang berisikan hasil kajian akademis dan kerangka materi
pengaturan yang terkait dengan kegiatan.
8. Dokumen Community Action Plan / Rencana Aksi Masyarakat
9. Dokumen visual (video kondisi eksisting, video drone, 3D visual perencanaan)

Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED Aksi Komunitas dimuat
kedalam CD sebanyak 10 (sepuluh) buah diserahkan bersamaan dengan penyerahan
Laporan Akhir.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan
pelaksanaan pekerjaan.
Kepala Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman
Provinsi Sulawesi Barat

TTD

MUH. NURDADJWI, ST., MT


NIP. 19740427 200604 1 021

Note : KAK (Kerangka Acuan Kerja) ini merupakan acuan Satker PKP Cipta Karya dalam melakukan
proses seleksi penyedia jasa Pendampingan Penyusunan RP2KPKP yang bersifat tidak mengikat
dan dimungkinkan untuk dilakukan perubahan teknis sesuai kebutuhan tanpa merubah
substansi proses pendampingan

17
Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016
TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KP-
KP)
BILL OF QUANTITY (BOQ)*

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN MAJENE
SATUAN KERJA/SNVT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN SULAWESI BARAT

HPS
No URAIAN VOLUME SATUAN
HARGA SATUAN JUMLAH

I BIAYA LANGSUNG PERSONIL


1 TENAGA AHLI
a. Team Leader (S1 PWK/Arsitektur) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
b. Ahli Lingkungan (S1 Teknik Lingkungan) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
c. Ahli Infrastruktur Permukiman (S1 Sipil) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
d. Ahli Permukiman (S1 Arsitektur) ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
I.1. Biaya Tenaga Ahli 24 OB Rp -

2 ASISTEN TENAGA AHLI


a. Asisten Pemberdayaan Masyarakat ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
b. Asisten Pemetaan dan GIS ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
I.2. Biaya Asisten Tenaga Ahli 12 OB Rp -

3 PERSONIL PENDUKUNG
a. Sekretaris ( 1 Org x 6 Bln ) 6 OB Rp -
b. Drafter/Animator 3D ( 1 Org x 2 Bln ) 2 OB Rp -
c. Estimator ( 1 Org x 2 Bln ) 2 OB Rp -
d. Surveyor * ( 5 Org x 2 Bln ) 10 OB Rp -
I.3. Biaya Personil Pendukung 20 OB Rp -
* Menyesuaikan jumlah kws. kumuh yg ada di SK
TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL Rp -

II BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL


1 BIAYA PERJALANAN
A. Koordinasi tingkat Provinsi (di ibukota provinsi) Rp -
• NARASUMBER PUSAT (TIM POKJA PUSAT)
- Tiket ( 2 Org x 1 Kl ) 2 OK Rp -
- Uang Harian ( 2 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 4 OH Rp -
- Akomodasi ( 2 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 2 OH Rp -
• NARASUMBER KAB/KOTA (TIM POKJA KAB/KOTA)
- Transport ( 1 Org x 1 Kl ) 1 OK Rp -
- Uang Harian ( 1 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 2 OK Rp -
- Akomodasi ( 1 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 1 OH Rp -
• TIM TENAGA AHLI PENDAMPING PENYUSUNAN RP2KPKP
- Transport ( 2 Org x 1 Kl ) 2 OK Rp -
- Uang Harian ( 2 Org x 1 Kl x 2 Hr ) 4 OK Rp -
- Akomodasi ( 2 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 2 OH Rp -

B. FGD (di Kab/ Kota) Rp -


• NARASUMBER PUSAT (TIM POKJA PUSAT)
- Tiket ( 2 Org x 3 Kl ) 6 OK Rp -
- Uang Harian ( 2 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 12 OH Rp -
- Akomodasi ( 2 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 6 OH Rp -
- Transportasi Lokal ( 2 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 6 OH Rp -
• NARASUMBER PROVINSI
- Transport (dari Provinsi ke Kota/Kab.) ( 1 Org x 3 Kl ) 3 OK Rp -
- Uang Harian ( 1 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 6 OK Rp -
- Akomodasi ( 1 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 3 OH Rp -
• NARASUMBER AKADEMISI/PRAKTISI/PEMERHATI PERMUKIMAN
- Transport (dari Provinsi ke Kota/Kab.) ( 1 Org x 3 Kl ) 3 OK Rp -
- Uang Harian ( 1 Org x 3 Kl x 2 Hr ) 6 OK Rp -
- Akomodasi ( 1 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 3 OH Rp -

C. Survei (Provinsi - lokasi) Rp -


- Transport Koordinator Tim (Satker PKP) ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH Rp -
- Transport Tim Pendamping Provinsi ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH Rp -
- Transport Tim Pendamping Kabupaten ( 1 Org x 6 Hr x 3 Kws ) 18 OH Rp -

D. Pembahasan Laporan Kegiatan (4 kali) Rp -


- Transport Lokal ke ibukota Provinsi ( 4 Org x 4 Kl ) 16 OK Rp -

E. Biaya Sosialisasi dan Pembahasan Pleno Rp -


- Tiket ( 4 Org x 2 Kl ) 8 OK Rp -
- Uang Harian ( 4 Org x 2 Kl x 3 Hr ) 24 OH Rp -
- Akomodasi ( 4 Org x 2 Kl x 2 Hr ) 16 OH Rp -
II.1. Biaya Perjalanan Rp -
HPS
No URAIAN VOLUME SATUAN
HARGA SATUAN JUMLAH
2 BIAYA PERTEMUAN
A. Koordinasi tingkat Provinsi (di ibukota provinsi) Rp -
- Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan
Honor Narasumber ( 5 Org x 1 Kl x 3 Jam ) 15 OJ Rp -
- Biaya Rapat/Pertemuan: Full Day ( 20 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 20 OH Rp -
- Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan
Uang Saku & Transport Rapat/Pertemuan ( 20 Org x 1 Kl x 1 Hr ) 20 OH Rp -
B. FGD (di Kab/ Kota) Rp -
- Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan
Honor Narasumber ( 4 Org x 3 Kl x 3 Jam ) 36 OJ Rp -
- Biaya Rapat/Pertemuan: Full Day ( 20 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 60 OH Rp -
- Belanja Uang honor Rapat/Pertemuan
Uang Saku & Transport Rapat/Pertemuan ( 20 Org x 3 Kl x 1 Hr ) 60 OH Rp -

C. Biaya Pembahasan Laporan Kegiatan (3 kali) Rp -


- Konsumsi ( 20 Org x 4 Kl x 1 Hr ) 80 OK Rp -
- Uang Saku dan Transport Peserta ( 20 Org x 4 Kl x 1 Hr ) 80 OH Rp -
II.2. Biaya Pertemuan Rp -

3 BIAYA KANTOR
a. ATK dan Komputer Supplies ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln Rp -
b. Komunikasi ( 1 Ls x 6 Bln ) 6 Ls/Bln Rp -
c. Sewa Kendaraan Roda 4 ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln Rp -
d. Sewa Kantor ( 1 Unit x 6 Bln ) 6 Unit/Bln Rp -
e. Sewa Alat (Theodolite, Drone, GPS, Video Camera, ( 1 LS ) 1 Ls Rp -
Kamera dll)
II.3. Biaya Kantor Rp -

4 BIAYA PELAPORAN DAN DATA


a. Laporan Pendahuluan ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks Rp -
b. Laporan Antara ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks Rp -
c. Laporan Draft Akhir ( 3 Eks x 1 Kl ) 3 Eks Rp -
d. Laporan Akhir ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks Rp -
e. Dokumen RP2KPKP ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks Rp -
f. Dokumen Laporan Bulanan ( 5 Eks x 6 Bln ) 30 Eks Rp -
g. Dokumen hasil penyelenggaraan kegiatan ( 5 Eks x 1 Kl ) 5 Eks Rp -
h. Pengadaan Data (dokumen dan peta) ( 1 LS ) 1 Ls Rp -
i. DED, RAB, Dokumen Lelang ( 1 LS ) 1 Ls Rp -
j. Album peta ( 4 Eks x 1 Kl ) 4 Eks Rp -
k. DVD Laporan ( 10 Eks x 1 Kl ) 10 Eks Rp -
l. Pengadaan Poster ( 20 Eks x 1 Kl ) 20 Eks Rp -
m. Pengadaan Banner ( 12 Eks x 1 Kl ) 12 Eks Rp -
n. Pengadaan leaflet ( 80 Eks x 1 Kl ) 80 Eks Rp -
II.4. Biaya Pelaporan dan Data Rp -

TOTAL BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL Rp -

TOTAL BIAYA LANGSUNG PERSONIL + NON PERSONIL Rp -

PPn 10% Rp -

TOTAL Rp -

Anda mungkin juga menyukai