Anda di halaman 1dari 12

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Untuk Kegiatan:

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN


KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PEMERINTAH KABUPATEN MANDAILING NATAL


DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN
PERMUKIMAN SERTA PERTANAHAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
2023
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

URAIAN PENDAHULUAN
Latar Belakang Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan (PP No. 26 Tahun 2008). Kawasan permukiman
mendominasi kawasan perkotaan yang membangkitkan kegiatan dan terus mengikuti,
bahkan mengarahkan pengembangan kawasan lainnya dan akan mempengaruhi arah
pengembangan kota yang bersangkutan. Setiap kawasan fungsional yang
dikembangkan akan membutuhkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi
pertumbuhan penduduk yang beraktivitas di dalam kawasan yang tersebut.
Namun pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang tinggal di permukiman
yang tidak layak huni. Hal tersebut terjadi karena laju pertumbuhan penduduk tinggi
sedangkan jumlah lahan yang tersedia sangat terbatas, daya beli masyarakat terhadap
rumah semakin menurun akibatnya terjadi ketidak seimbangan antara jumlah
kebutuhan dan ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
sedangkan mereka butuh tempat tinggal yang dekat dengan pusat kegiatan. Selain itu
ditambah pula karena lemahnya pengawasan dan aturan pemerintah sehingga dengan
mudahnya masyarakat secara swadaya membangun hunian liar dan tidak layak huni.
Jika fenomena tersebut dibiarkan secara terus-menerus maka akan memicu
permasalahan seperti tidak meratanya penyediaan infrastruktur permukiman perkotaan,
tidak tersedianya lingkungan permukiman yang layak sehingga terjadi permukiman
kumuh.
Dalam rangka mengatasi permasalahan permukiman tersebut, pemerintah daerah
bersama dengan semua pemangku kepentingan pembangunan permukiman perlu
menentukan kawasan permukiman yang akan mendapatkan penanganan prioritas
sesuai dengan potensi dan tantangan yang dihadapi kawasan tersebut. Adapun kawasan
permukiman prioritas ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan pada penyusunan
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).
Kawasan permukiman prioritas merupakan kawasan permukiman perkotaan yang
memiliki karakteristik dan atau persoalan khusus sehingga menyebabkan kawasan
tersebut perlu diprioritaskan atau diberikan perhatian khusus dalam penanganannya.
Kesalahan mengantisipasi pola penanganan dan pemberian prioritas pada kawasan
dengan kebutuhan khusus tersebut akan berdampak terhadap proses dan capaian tujuan
pembangunan perkotaan secara keseluruhan. Dalam konteks suatu wilayah atau kota,
kawasan permukiman prioritas tersebut dapat berupa:
a. Kawasan permukiman dan lingkungan perumahan kumuh dalam areal perkotaan
yang memiliki nilai ekonomis dan atau strategis tinggi, yang apabila ditangani
dapat meningkatkan nilai kawasan serta memberikan manfaat bagi peningkatan
perekonomian wilayah atau kota yang bersangkutan.
b. Kawasan permukiman dengan fungsi khusus dalam skala pembangunan wilayah
kota atau wilayah yang lebih luas. Termasuk dalam kriteria ini seperti kawasan
pariwisata, kawasan konservasi kultural, kawasan agro industri, dan sejenisnya.
c. Kawasan permukiman potensi bencana (alam maupun konflik sosial) yang perlu
diselesaikan segera agar program lain dapat diselenggarakan pada waktunya.
d. Kawasan ‘peralihan’ di pinggiran areal perkotaan, yang berfungsi sebagai
hinterland atau penyangga bagi kawasan perkotaan. Pada umumnya kawasan
tersebut berubah menjadi kawasan permukiman baru yang perlu diperhatikan
perkembangannya. Hal ini akan terkait pada pemenuhan kebutuhan pelayanan
dasar permukiman perkotaan.
e. Penanganan terhadap kawasan permukiman prioritas ini perlu dituangkan dalam
suatu Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas atau yang disebut
dengan RPKPP. RPKPP ini adalah suatu rencana yang memuat rencana tindak
operasional (rencana aksi program) strategis untuk penanganan persoalan
permukiman dan pembangunan infrastruktur perkotaan, pada kawasan
permukiman prioritas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal
melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas yang
melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Serta Pertanahan
Kabupaten Mandailing Natal pada tahun anggaran 2023.

2. Maksud dan Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman


Tujuan Prioritas (RPKPP) untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan rencana aksi
program dalam penanganan permasalahan permukiman di Kabupaten Mandailing
Natal.
Tujuan pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) di Kabupaten Mandailing Natal adalah memberikan
pendampingan kepada pemangku kepentingan di tingkat daerah untuk dapat
menghasilkan rencana pembangunan permukiman prioritas dengan sinkronisasi
rencana program jangka menengah daerah, serta rencana pembiayaan yang di lengkapi
dengan rencana desain pada tahun pertama.

3. Sasaran Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran dari Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini adalah :
1. Terwujudnya peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kota/kabupaten dalam
penyusunan RPKPP sebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pembangunan
kawasan permukiman prioritas di kota/kabupaten;
2. Terwujudnya interaksi dan keterlibatan masyarakat dalam proses rencana
pembangunan kawasan permukiman prioritas melalui pendekatan berbasis
partisipasi masyarakat / community participatory approach (CPA);
3. Teridentifikasinya permasalahan, konsepsi penanganan dan program strategis
secara rinci pada kawasan permukiman prioritas
4. Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan yang bersifat
operasional pada kawasan permukiman prioritas yang dapat diacu oleh seluruh
pemangku kepentingan di kota/kabupaten .

4. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan ini adalah di wilayah Kabupaten Mandailing Natal.

5. Sumber Pelaksanaan Pekerjaan kegiatan ini dilakukan oleh SKPD Dinas Perumahan Rakyat
Pendanaan dan Kawasan Permukiman Serta Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan
kode DPA SKPD dan kode rekening 5.1.02.02.01.0029 dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 300.000.000, - (Tiga Ratus Juta Rupiah) bersumber dari APBD Kabupaten
Mandailing Natal Tahun Anggaran 2023

6. Nama dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal a/n Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Organisasi Permukiman Serta Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal yang beralamat di
Pengguna Kabupaten Mandailing Natal dengan nama Kegiatan Penyusunan Rencana
Anggaran Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Di Kabupaten Mandailing
Natal.
Pengguna Anggaran dalam kegiatan ini adalah Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Serta Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal.
DATA PENUNJANG
7. Data Dasar 1. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal
2. RPIJMD Kabupaten Mandailing Natal
3. RTRW Kabupaten Mandailing Natal
4. RDTR Kabupaten Mandailing Natal
5. Peta Dasar yaitu Peta Rupa Bumi Kabupaten Mandailing Natal dengan Skala
1:5.000-1:10.000
6. Data statistik-statistik Kabupaten Mandailing Natal.

8. Studi Terdahulu 1. Dokumen SPPIP (Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan)
2. RP2KP Kabupaten Mandailing Natal
3. Profil Kawasan Kumuh
4. RP3KP Kabupaten Mandailing Natal
5. Studi DED kawasan kumuh.

9. Landasan 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Hukum Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
10. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
13. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 69/1995 tentang Pedoman Teknis
Mengenai Dampak Lingkungan Proyek Bidang Pekerjaan Umum.
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 36/2016 tentang
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Badan Peningkatan
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sekretariat Badan Peningkatan
Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29/2018 tentang
Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang.
19. Perda Nomor 8 tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Mandailing Natal

RUANG LINGKUP
10. Lingkup Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Di
Kegiatan Kabupaten Mandailing Natal ini didasarkan untuk kawasan permukiman prioritas yang
terdapat di setiap kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota. Kawasan
permukiman prioritas ini dibagi dalam zona/blok penahapan penanganan sehingga
dapat ditentukan kawasan pembangunan Tahap 1 dengan mempertimbangkan
penanganan seperti :
- Memiliki urgenitas penanganan.
- Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota
- Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan kota
- Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota
- Memiliki dominasi permasalahan terkait bidang permukiman
- Memiliki dominasi penanganan melalui bidang permukiman.
Jumlah kawasan yang terpilih minimal 1 (satu) kawasan dengan luasan per kawasan
sesuai kesepakatan dengan pihak daerah yang dapat di sesuaikan dengan batas deliniasi
kawasan permukiman.
Secara lebih teknis, ruang lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Di Kabupaten Mandailing Natal ini adalah:
1. Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, termasuk di dalamnya melakukan
koordinasi tim untuk pelaksanaan kegiatan, kesepakatan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, sampai dengan
pengumpulan data informasi,
2. Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman
a. Melakukan review dan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program
pembangunan daerah berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah
tersedia dan dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah
daerah serta dokumen SPPIP yang telah dibuat.
b. Kajian mikro kawasan permukiman prioritas
c. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
d. Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
e. Pemetaan spasial potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.
3. Perumusan Penangangan Perencanaan Tahap I
Pengembangan Tahap 1 dengan luas 20-30 ha yang disesuaikan kesepakatan
daerah dengan merumuskan dan kriteria seperti:
a. Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
b. Kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1
c. Melakukan pemilihan dan penetapan kawasan pembangunan tahap 1
d. Melakukan perumusan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
berdasarkan pada kebutuhan kawasan yang telah disepakati bersama oleh
pemangku kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. Adapun kegiatan ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif yang
melibatkan semua pihak terkait
e. Diskusi partisipatif dengan masyarakat setempat untuk perumusan konsep
penanganan kawasan pembangunan tahap 1
f. Bersama dengan pemangku kepentingan kota dan kawasan melakukan
penyusunan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dengan
tingkat kedalaman informasi skala 1:1.000 dan menyepakatinya dalam suatu
diskusi.
g. Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1
h. Penyelenggaraan diskusi bersama dengan pemangku kepentingan kota dan
kawasan untuk merumuskan rencana penanganan kawasan pembangunan
tahap 1
i. Melakukan penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering
Design/DED) untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam kawasan
pembangunan tahap 1 yang meliputi permukiman dan infrastruktur
permukiman. Rencana detail desain tersebut
4. Finalisasi dan penyusunan Program Kegiatan (Aksi Program)

11. Keluaran Output dari Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP) Di Kabupaten Mandailing Natal adalah Buku Dokumen Rencana
Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dan
Matrix Program Kegiatan yang prioritas.

12. Peralatan, 1. Pengguna jasa akan menyediakan para stafnya untuk dilibatkan dalam membantu
material, pekerjaan ini.
personel dan 2. Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa dapat digunakan dan harus
fasilitas dari dipelihara oleh penyedia jasa.
Pengguna 3. Beberapa data hasil studi ataupun data lain yang pernah dilakukan oleh instansi
Anggaran pengguna jasa akan diberikan.
4. Akomodasi dan ruangan kantor berserta peralatan penunjang administrasi
perkantoran wajib disediakan oleh penyedia jasa sedangkan dana operasional atas
fungsionalisasi fasilitas tersebut dapat menggunakan dana pelaksanaan kegiatan
sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Pengguna jasa akan menyediakan kebutuhan lainnya yang diperlukan dalam proses
kegiatan ini.

13. Peralatan dan 1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
material dari yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
penyedia jasa 2. Beberapa peralatan minimal yang diprioritaskan dimiliki oleh penyedia jasa antara
Konsultansi lain komputer/laptop, printer, drone, dan gps.
3. Penyedia jasa wajib menyediakan berbagai referensi baik referensi kajian ilmiah
maupun peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan pelaksanaan
kegiatan
4. Penyedia jasa harus mampu menghadirkan ketua tim atau salah satu tenaga ahli
yang dikuasakan sebagaimana nama yang tercantum dalam dokumen penawaran
sebagai penyaji saat pembahasan laporan kemajuan

14. Lingkup Penyedia Jasa berwenang untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dari
kewenangan pengguna Jasa dalam rangka membantu terlaksananya kegiatan ini
penyedia jasa

15. Kualifikasi Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan persyaratan kualifikasi Penyedia Jasa
Penyedia Jasa Konsultansi Badan Usaha Konstrksi sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa merupakan Badan usaha yang memiliki NIB.
2. Penyedia Jasa memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Klasifikasi
PR102/AL002 Jasa Perencanaan Wilayah/Jasa Pengembangan Wilayah.
3. Memiliki Tenaga Ahli sesuai yang disyaratkan.
4. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT Tahunan) tahun
2022.
5. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan).
6. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, yang bertindak untuk dan
atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana; dan/atau
pengurus/pegawainya tidak berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti di luar tanggungan Negara.

16. Jangka waktu Untuk dapat menyelesaikan kegiatan Jasa Konsultansi Penyusunan Rencana
penyelesaian Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Di Kabupaten Mandailing
kegiatan Natal ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu 2,5 bulan sejak ditandatanganinya
Perjanjian Kontrak Kerja.
17. Personel 1. Team Leader, sebanyak 1 orang. Bertugas sebagai pimpinan proyek yang
bertanggungjawab penuh atas berlangsungnya pekerjaan dari awal hingga akhir
selesainya pekerjaan. Kompetensi Team Leader yang dipersyaratkan adalah S-1
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun
dan mempunyai sertifikat keahlian (SKK) Ahli Madya yang di terbitkan lembaga
yang berwenang (LPJK);
2. Ahli Perencanaan, sebanyak 1 orang. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal
S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun
dan mempunyai sertifikat keahlian (SKK) Ahli Muda yang di terbitkan lembaga
yang berwenang (LPJK).
3. Ahli Perumahan dan Permukiman, sebanyak 1 orang. Memiliki kualifikasi
pendidikan minimal S-1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Teknik
Arsitek/Teknik Sipil dengan pengalaman kerja minimal 2 Tahun dan mempunyai
sertifikat keahlian (SKK) Ahli Muda yang di terbitkan oleh lembaga yang
berwenang (LPJK).
4. Ahli Lingkungan, sebanyak 1 orang. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-
1 Teknik Lingkungan/Manajemen Lingkungan dengan pengalaman kerja minimal
2 tahun dan memiliki sertifikat di bidang Lingkungan.
5. Asisten Tenaga Ahli, sebanyak 1 orang. Bertugas membantu Tenaga Ahli
Perumahan dan Permukiman. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1/D-IV
Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota/Teknik Sipil/Teknik Arsitektur.
6. Operator GIS, sebanyak 1 orang. Bertugas membantu Tenaga Ahli untuk
membuat Pemetaan. Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1 Teknik
Geodesi/ Geografi.
7. Surveyor sebanyak 4 orang. Kualifikasi minimal SMA/SMK dengan
pengalaman kerja minimal 2 tahun.
8. Staf Administrasi dan Umum, sebanyak 1 orang, K ualifikasi minimal
SMA/SMK dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.

18. Jadwal Jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:


tahapan Bulan
NO KEGIATAN Bulan I Bulan II III
pelaksanaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Persiapan Awal Pekerjaan
2 Pengumpulan Data Awal
3 Laporan Pendahuluan
4 Persiapan Survei
5 Pengumpulan Data Lapangan
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Album Peta
8 Penyusunan Laporan Antara
9 Perbaikan
10 Laporan Akhir
19. Laporan Laporan Pendahuluan (Inception Report) berupa Buku Laporan Pendahuluan yang
Pendahuluan dibuat dalam rangka persiapan pekerjaan survei lapangan yang berisikan rencana
survei serta mengemukakan pula rencana kerja secara terinci. Laporan Pendahuluan
paling kurang berisi latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup wilayah
perencanaan dan keluaran yang diharapkan.
Laporan harus diserahkan sebanyak 5 buku laporan.

20. Laporan Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: Penyusunan Rencana
Antara Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) di Kabupaten Mandailing
Natal yang berisikan proses identifikasi data terhadap karakteristik wilayah
perencanaan, proses kajian dan analisa terhadap kondisi dan kebutuhan rehabilitasi
kawasan kumuh Kabupaten Mandailing Natal yang disajikan dalam bentuk uraian/teks
yang dilengkapi dengan peta, tabel, grafik, diagram dan sebagainya.
Laporan harus diserahkan sebanyak 5 buku laporan

21. Laporan Laporan Akhir, memuat tentang hasil akhir pekerjaan atau penyempurnaan dan
Akhir perbaikan dari laporan antara dan diserahkan selambat-lambatnya sebelum SPMK
berakhir.
Laporan ini diserahkan sebanyak 5 buku laporan dan flash disk sebanyak 3 unit

LAIN-LAIN
22. Produksi Semua kegiatan jasa Konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan dalam wilayah
Dalam Negeri Negara Republik Indonesia dalam hal ini di Kabupaten Mandailing Natal

23. Persyaratan Jika kerja sama dengan penyedia jasa Konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
Kerja sama kegiatan ini, maka persyaratan berikut harus dipatuhi:
1. Ada surat kerja sama antar pihak yang terlibat;
2. Tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan tetap ada di perusahaan yang
memenangkan pekerjaan penelitian ini.

24. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:


Pengumpulan 1. Diketahui pihak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Serta
Data Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal dalam hal ini PPK (Pejabat Pembuat
Lapangan
Komitmen) dengan menyampaikan surat rencana survei dan rencana mobilisasi
personil ke lapangan.
2. Menjaga kerahasiaan data kecuali mendapat ijin dari Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Serta Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal.

25. Ahli Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
Pengetahuan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan serta bersedia
mempresentasikan hasil pekerjaan kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Serta Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal sehingga hasil pekerjaan
dapat dimengerti dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai