(KAK)
Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di suatu kota dalam beberapa dekade ini, maka
pertumbuhan kebutuhan rumah untuk masyarakat juga akan mengalami peningkatan yang
pesat. Hal ini tentu menjadi suatu permasalahan pokok mendasar di kalangan masyarakat.
Untuk menanggapi masalah tersebut tentu masyarakat berusaha memperbaiki kondisi
permukimannya relatif besar. Akan tetapi karena berbagai keterbatasan dari tingkatan sosial
kemasyarakatan, penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dan
penyediaan tanah serta Prasarana Sarana Umum (PSU) seringkali mengakibatkan kondisi
permukiman yang tidak memenuhi syarat. Akibatnya di satu sisi telah berkembang pusat-pusat
kegiatan ekonomi, namun di sisi lain pertumbuhan kawasan kumuh dan tidak layak huni juga
semakin meningkat.
Dalam menyikapi kondisi permukiman tersebut, tentu pemerintah berkewajiban dalam
menciptakan iklim yang kondusif dalam suatu lingkungan hunian, mengupayakan inovasi-
inovasi percepatan pembangunan permukiman dan menjadi operator pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah mengisyaratkan bahwa pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman akan menjadi salah satu urusan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, Selain itu juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, terutama pada pasal 14 dan 15,
mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) di daerah.
Selain permasalahan mendasar terkait konsep perumahan di kalangan pemerintahan dan
institusi pelaksana di daerah, masih banyak kalangan yang belum memiliki gambaran jelas
terhadap arah pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di wilayah masing-masing
berdasarkan masalah dan potensi yang ada. Menyadari bahwa pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor dan hasilnya selain
menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat, juga mendorong terjadinya pertumbuhan
ekonomi.
Agar pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman berjalan optimal, tertib
dan terorganisasi, perlu disusun suatu skenario penyelenggaraan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman secara umum yang selanjutnya disebut sebagai Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Daerah (RP3KP).
Kedudukan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
di Daerah (RP3KP) dalam sistem perencanaan tata ruang wilayah adalah bahwa harus
berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berlaku. RP3KP merupakan
rencana detail/penajaman kawasan hunian yang dikaji dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten dan secara ideal perlu disusun di setiap daerah berdasarkan hasil kriteria dan
identifikasi pemerintah setempat, terutama pada daerah-daerah yang mempunyai
pertumbuhan cepat dan memerlukan pengendalian ketat atau khusus ( High Controll Zones).
Berdasarkan amanat Undang-Undang dan perlunya suatu pedoman rencana kawasan
permukiman yang dapat diacu oleh lintas sektor dalam melakukan pembangunan permukiman,
serta didorong oleh potensi dan permasalahan serta pertumbuhan Kota Palangka Raya, yang
dirasa perlu untuk melakukan penyusunan suatu rencana pembangunan kawasan permukiman
sehingga dapat terintegrasi dan selaras dengan dokumen RTRW yang telah ada. Maka
Pemerintah Kota Palangka Raya menuangkan perencanaan ini kedalam suatu Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) sebagai
tonggak pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Palangka Raya.
Data Penunjang
7. Data Dasar :
a. Dokumen RTRW Kota Palangka Raya
b. Dokumen RDTR di Kota Palangka Raya
c. Citra Satelit Resolusi Tinggi Kota Palangka Raya
d. Peta jaringan jalan Kota Palangka Raya
8. Standar Teknis
a. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
b. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 12 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
9. Studi-Studi Terdahulu : --
10. Referensi Hukum
a. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
c. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
d. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
e. Peraturan pemerintah No. 14 tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan
Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman di Daerah
g. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 34 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 38 Tahun 2015 tentang
Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum untuk Perumahan Umum
i. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman
Keserasian Kawasan Perumahan dan Permukiman
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01 Tahun 2014 tentang Standart Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
k. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 16 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standart Pelayanan Minimal Bidang Perumahan
Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02 Tahun 2016 tentang
Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
m Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 12 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota
n. Peraturan Daerah Kota Palangka Raya No. tahun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Palangka Raya Tahun
Ruang Lingkup
13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen : ---
14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi
a. Komputer, 4 unit
b. Printer, 2 unit
c. GPS Handheald, 3 unit
d. Kamera, 3 unit
15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
a. Penyedia Jasa diwajibkan merinci kegiatan agar dicapai keluaran yang sesuai dengan KAK
b. Penyedia Jasa wajib secara aktif melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Palangka Raya dan Pokja PKP dan dengan
instansi pemerintahan lokal di kecamatan dan desa/kelurahan
c. Melakukan pengumpulan data lapangan
d. Evaluasi dan analisa data lapangan
16. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Jangka waktu penyelesaian kegiatan adalah 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender sejak
dikeluarkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
17. Personil
Pendidikan & Jumlah
Posisi Kualifikasi
pengalaman SKA Orang Bulan
Tenaga Ahli :
Team Leader S2 Planologi – Ahli Bidang Tata Lingkungan, Sub 1 (satu)
1 th Madya Bidang Perencanaan Wilayah
dan Kota
Ahli Perumahan S1 Planologi – Ahli Bidang Tata Lingkungan, Sub 1 (satu)
dan Permukiman 5 th Muda Bidang Perencanaan Wilayah
dan Kota
Ahli Prasarana S1 Sipil – 5 th Ahli Bidang Sipil, Sub Bidang Teknik 1 (satu)
dan Sarana Muda Bangunan Gedung
Ahli Lingkungan S1 Teknik Ahli Bidang Tata Lingkungan, Sub 1 (satu)
Lingkungan – Muda Bidang Teknik Lingkungan
5 th
Ahli Pemetaan / S1 Ahli Bidang Sipil, Sub Bidang Ahli 1 (satu)
GIS Geodesi/Sipil – Muda Geodesi
5 th
Ahli Ekonomi S1 Ekonomi 1 (satu)
Pembangunan Pembangunan
– 5 th
Ahli Sosial S1 Sosial/FISIP 1 (satu)
Kemasyarakatan – 5 th
Ahli Hukum S1 Hukum – 1 (satu)
5 th
Tenaga Pendukung :
Drafter D3 – 3 th 4 (dua)
Surveyor D3 – 3 th 8 (tiga)
Administrasi D3 – 2 th 1 (satu)
Laporan
Hal-hal lain