Anda di halaman 1dari 151

PT.

MULTI KARYA INTERPLAN


Jasa Konsultansi Konstruksi dan Non Konstruksi
Komp. Jondul IV Blok NN. No.4 Parupuk Tabing Padang Telp.0751-40451

PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan
Pengembangan Perumahan Dan
Kawasan Permukiman
(RP3KP)
Kota Singkawang
Provinsi Kalimantan Barat

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG


Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan
Jalan A. Yani Nomor 74 Kota Singkawang
Sistematika
Pembahasan
PENDAHULUAN

TINJAUAN KEBIJAKAN

GAMBARAN UMUM

ANALISIS

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN


PERMUKIMAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN

INDIKASI PROGRAM

RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

01
PENDAHULUAN
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.

Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan


optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario
umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana
sektor terkait, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui,

Latar
dipedomani, dan disepakati bersama. Maka RP3KP (Rencana Pembangunan
dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman) adalah satu
dasar pengatasan yang bisa diandalkan.

Belakang Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kegiatan “Penyusunan Rencana


Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP) Kota Singkawang” sebagai salah satu langkah untuk menyamakan
persepsi dan meningkatkan peran pelaku pembangunan di daerah,
khususnya aparat pemerintah dalam rangka penyusunan skenario
pembangunan perumahan dan permukiman di daerah. Di samping itu,
kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu terwujudnya keterpaduan
prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga
dapat menciptakan permukiman yang responsive yang mendukung
kehidupan dan penghidupan bagi penghuninya.
Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud Tujuan Sasaran

• Terdokumentasikannya data dan informasi kinerja pihak-


• Menyusun RP3KP sebagai Untuk melakukan proses pihak terkait dalam proses penyusunan, penggunaan serta
pedoman dan skenario penyusunan RP3KP, substansi serta pemantauan RP3KP;
pemerintah daerah dalam penggunaan RP3KP termasuk • Tersusunnya analisis masalah-masalah yang memerlukan
menyelenggarakan kegiatan di identifikasi penataan keterpaduan penguatan agar praktek penyusunan RP3KP dapat mencapai
bidang perumahan dan prasarana dan sarana di bidang hasil yang optimal;
permukiman. perumahan dan permukiman • Tersusunnya dokumen yang dilengkapi dengan rekomendasi
• RP3KP sebagai suatu alat untuk sebagai suatu dokumen yang dan masukan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan
mewujudkan keterpaduan mengikat pihak-pihak terkait. teknis penyusunan RP3KP;
prasarana dan sarana untuk • Tersedianya data dasar perumahan dan permukiman yang
diperhitungkan sehingga masih dapat digunakan (valid)
mendukung kebijakan
sampai 20 tahun mendatang;
pengembangan kawasan
• Teridentifikasinya masalah perumahan dan permukiman
perumahan dan permukiman. (existing dan prediksi);
• Terakomodasikannya seluruh kebutuhan akan perumahan
dah permukiman yang dijamin oleh kepastian hukum,
terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah;
• Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan
peningkatan kawasan perumahan dan permukiman;
• Tersedianya informasi pembangunan perumahan dan
permukiman di daerah, sebagai bahan masukan bagi
penyusunan kebajikan pemerintah vertikal, penyusunan
rencana serta program oleh berbagai pihak yang

RP3KP
PENYUSUNAN berkepentingan..
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
METODOLOGI
Metode Pendekatan
• Pendekatan Top Down Planning
• Pendekatan Bottom Up Planning
• Pendekatan Perencanaan Pembangunan Wilayah (Regional Development Planning)
• Pendekatan Lingkungan (Berkelanjutan)
• Pendekatan Perencanaan Komprehensif
• Pendekatan Perencanaan Terintegrasi
• Pendekatan Keterpaduan Program
• Aspek Pengelolaan

Metode Pengumpulan Data Metode Analisis


1. Data Primer • Tinajauan Kebijakan
• Observasi Lapangan • Analisis Fisik Dasar
• Wawancara • Analisis Kependudukan
2. Data Sekunder • Analisis Kebutuhan Hunian
• Studi Literatur • Analisis Backlog Rumah
• Informasi dari media cetak(Koran, • Analisis Tambahan Kebutuhan Hunian
Majalah), Media Elektronik (Internet). • Analisis Kebutuhan Lahan Hunian
• Survey Instansional • Analisis Kebutuhan Layanan Sarana dan
Prasarana.
KERANGKA PIKIR
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

Keluaran Hasil

Keluaran utama (output) yang dihasilkan dari pekerjaan • Diperolehnya suatu landasan strategi penyelenggaraan dan pengelolaan
perumahan dan permukiman di daerah yang sesuai dengan kebutuhan
Rencana Pembangunan, Pengembangan Perumahan dan
terkini (prioritas) maupun antisipasi perkembangan wilayah;
Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Singkawang ini adalah
• Diperolehnya suatu arahan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan
berupa Perencanaan RP3KP yang siap digunakan sebagai dasar permukiman daerah yang selanjutnya dapat menjadi acuan dasar bagi
acuan dalam penyelenggaraan pembangunan dan penyiapan program-program dan kegiatan terkait bidang perumahan dan
pengembangan perumahan dan permukiman di daerah. permukiman;
• Diperolehnya dukungan stakeholder perumahan dan permukiman daerah
yang telah dilibatkan dalam proses sosialisasi dan identifikasi permasalahan
perumahan dan permukiman daerahnya;
• Diperolehnya gambaran kondisi perumahan dan permukiman daerah;
• Tersusunnya arahan-arahan ruang permukiman yang telah selaras
dengan arahan penatan ruang wilayah;
• Tersedianya kebijakan penanganan perumahan dan permukiman bagi
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (MBR).
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

02
TINJAUAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN TINGKAT NASIONAL

• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011


• Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2014
• Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2008
• Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 34 Tahun 2006
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2016
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2011
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.
2. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni.
3. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
4. Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan
permukiman.
5. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
6. Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan,
tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang
tidak memenuhi syarat.
7. Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai tempat
hunian.

RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
KEBIJAKAN TINGKAT DAERAH

• RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018


• RPJPD Kota Singkawang Tahun 2008-2027
• RPJMD Kota Singkawang Tahun 2013-2017
• RTRW Kota Singkawang Tahun 2013-2032
• RDTR Kota Singkawang Tahun 2012-2032
• Keputusan Walikota Singkawang Nomor 600 Tahun 2016
RPJP Kota Singkawang Tahun 2008-2027
Visi pembangunan Kota Singkawang tahun 2008-2027 adalah :
Visi dan Misi “Singkawang Maju, Sejahtera Berbasis Jasa, Perdagangan, Dan Agroindustri”.

Visi Kota Singkawang tersebut akan diwujudkan melalui 8 (delapan) Misi pembangunan
daerah sebagai berikut :
• Mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
• Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, kreatif, produktif, inovatif berbudaya
dan mandiri berlandaskan kepada nilai-nilai luhur Pancasila.
• Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur pemerintahan daerah untuk mendukung
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
• Mewujudkan perekonomian yang maju dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi
yang berkeadilan melalui peningkatan investasi, yang berbasis pada peningkatan
kegiatan jasa, perdagangan, dan agroindustri.
• Mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dalam rangka mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat miskin.
• Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan berkeadilan
dengan mempehatikan keseimbangan ekosistem.
• Mewujudkan infrastruktur yang memadai, penataan ruang dan pertanahan untuk
meningkatkan arus perdagangan barang dan jasa sekaligus mengembangkan
kepariwisataan.
• Mewujudkan budaya politik yang demokratis, serta keamanan dan ketertiban
masyarakat berbasis supremasi hukum.
RPJM Kota Singkawang Tahun 2013-2017
Visi dan Misi Visi Kota Singkawang untuk pencapaian pembangunan pada Tahun 2017 yaitu “
“Singkawang Aman, Nyaman, Maju Dan Sejahtera Berbasis Jasa,
Perdagangan Dan Agroindustri”.

Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kota Singkawang Tahun


2013 – 2017, dirumuskan 9 (sembilan) misi sebagai berikut :
• Memfasilitasi aktifitas ibadah masyarakat terutama dalam mewujudkan
masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• Memelihara, membangun dan menata fasilitas umum yang menjadi kebutuhan
dasar masyarakat (fasilitas pendidikan, kesehatan, pasar dan air bersih);
• Meningkatkan kemudahan usaha masyarakat berpenghasilan rendah;
• Melaksanakan pendistribusian, pemerataan dan penguatan ekonomi
kewilayahan;
• Melanjutkan pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam agar dapat
bermanfaat bagi masyarakat kota;
• Melanjutkan pemeliharaan, pembangunan dan penataan infrastruktur;
• Menjamin ketentraman, ketertiban dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pemerintahan kota;
• Memfasilitasi masyarakat dalam bidang kebudayaan, pariwisata dan olahraga
serta peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat;
• Reformasi birokrasi dan tatalaksana pemerintahan.
PETA RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KOTA SINGKAWANG
PETA RENCANA STRUKTUR RUANG DAN PUSAT-PUSAT PELAYANAN KOTA SINGKAWANG
PETA RENCANA JARINGAN PRASARANA KOTA SINGKAWANG
PETA RENCANA POLA RUANG KOTA SINGKAWANG
PETA KAWASAN STRATEGIS KOTA SINGKAWANG
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan strategis merupakan wilayah yang penataan
ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup wilayah terhadap ekonomi, sosial,
budaya dan/atau lingkungan. Berikut ini adalah Kawasan
Strategis yang ditetapkan dalam RTRW Kota Singkawang
Tahun 2013-2032 :
1) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi,
yang merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi
yaitu :
a. kawasan pusat Kota di Kecamatan Singkawang
Barat dan Singkawang Tengah;
b. kawasan muara Sungai Sedau di Kecamatan
Singkawang Selatan; dan
c. kawasan Nyarumkop – Bagak Sahwa di Kecamatan
Singkawang Timur.
2) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
tinggi yaitu :
a. kawasan peternakan dan pertanian terpadu di
Kecamatan Singkawang Selatan;
b. kawasan bandara di Kecamatan Singkawang
Selatan.
3) Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sosial yaitu
Kawasan permukiman Bukit Batu di Kecamatan
Singkawang Tengah dan Naram di Kecamatan
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Singkawang Utara.
REKOMENDASI PENGEMBANGAN PERUMAHAN
PADA KAWASAN STRATEGIS KOTA

Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sosial yaitu Kawasan permukiman Bukit Batu
di Kecamatan Singkawang Tengah dan Naram di Kecamatan Singkawang Utara.
Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya seperti:
• Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
• Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
• Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
• Tempat perlindungan peninggalan budaya;
• Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;
• Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;
• Hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan jatidiri maupun
penanda (focal point, landmark) budaya kota; dan/atau
• Kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan pembangunan kota.
PETA RENCANA POLA RUANG PERMUKIMAN KOTA SINGKAWANG
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

03
GAMBARAN UMUM
KONDISI
Kota Singkawang merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Kalimantan Barat
Geografis dan Administrasi yang terletak diantara 0044’55,85” - 01001’21,51” Lintang Utara dan 108051’47,6” -
Wilayah 109010’19” Bujur Timur.

Secara administratif, batas wilayah Kota Singkawang adalah :


Utara : Kab. Sambas
Selatan : Kab. Bengkayang
Barat : Laut Natuna
Timur : Kab. Bengkayang
Tabel Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di Kota Singkawang
No Kecamatan Ibukota Kecamatan Jumlah Kelurahan Luas Wilayah (Ha) Luas Terhadap Kota (%)
1 Singkawang Selatan Sedau 7 20.830,07 37,86
2 Singkawang Timur Nyarumkop 6 21.798,14 39,62
3 Singkawang Utara Sungai Butan 4 8.270,96 15,03
4 Singkawang Barat Pasiran 4 1.404,98 2,55
5 Singkawang Tengah Roban 5 2.719,59 4,94
Kota Singkawang 26 55.023,74 100,00
Sumber : Rencana Detail Tata Ruang Kota Singkawang Tahun 2012-2032

RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
KONDISI
Fisik Wilayah

Kondisi Ketinggian Kondisi Kemiringan


No kecamatan Luasan Ketinggian (Ha) Jumlah No kecamatan
Luasan Kemiringan (Ha)
Jumlah
0-200 mdpl 201-400 mdpl 401-600 mdpl 601-800 mdpl 801-900 mdpl >900 mdpl 0-2% 2-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%
1 Singkawang Selatan 19.589,76 838,01 344,23 53,84 4,24 0 20.830,07 1 Singkawang Selatan 8.152,51 6.695,55 301,07 457,79 326,52 4.896,75 20.830,07
2 Singkawang Timur 20.354,55 949,2 379,57 93,67 20,44 0,65 21.798,14 2 Singkawang Timur 7.979,48 7.862,82 2.591,2 815,07 0 2.549,59 21.798,14
3 Singkawang Utara 8.270,86 0 0 0 0 0 8.270,96 3 Singkawang Utara 8.270,96 0 0 0 0 0 8.270,96
4 Singkawang Barat 1.404,98 0 0 0 0 0 1.404,98 4 Singkawang Barat 1.306,01 35,78 0 0 0 63,18 1.404,98
5 Singkawang Tengah 2.719,59 0 0 0 0 0 2.719,59 5 Singkawang Tengah 2.419,04 221,53 0 0 0 79,02 2.719,59
Jumlah 52.339,74 1.787,21 723,80 147,51 24,68 0,65 55.023,74 Jumlah 28.128,00 14.815,68 2.892,27 1.272,86 326,52 7.588,54 55.023,74
KONDISI
Fisik Wilayah Kondisi Jenis Tanah Kondisi Curah Hujan
Kondisi jenis tanah yang terdapat di Kota Singkawang Rata-rata curah hujan di Kota Singkawang pada tahun
yaitu terbagi menjadi 5 (lima) jenis. Jenis tanah yang 2017 berkisar antara 59,0 - 235,0 milimeter. Rata-rata
dimiliki Kota Singkawang yaitu Organosol, Alluvial, curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan
Podsol, Latosol, dan PMK (Podsolik Merah Kuning). November mencapai 235,0 milimeter, sedangkan rata-
rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni,
Kondisi Penggunaan Lahan yaitu mencapai 59,0 milimeter. Pada tahun 2017,
jumlah hari hujan di Kota Singkawang berkisar antara
4 - 18 hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi
Tabel Penggunaan Lahan Kota Singkawang
pada bulan November mencapai 14 hari hujan dan
N0 Uraian Luas Area (Ha) Proporsi (%) jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Juni
1 Pemukiman 1.390,00 2,76 yang mencapai 4 hari hujan. Kota Singkawang
2 Perdagangan dan Jasa Komersial 105,50 0,21
3 Pemerintahan dan Fasilitas Umum 130,80 0,26 mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dimana
4 Terminal/ Pelabuhan/ Dermaga 4,30 0,01
5 Industri 10,10 0,02
pada tahun 2017 rata-rata berkisar 26,60 % sampai
6 Lapangan Olahraga/ Taman/ Ruang Terbuka 64,50 0,13 88,10 %.
7 Sawah 5.610,70 11,13
8 Perkebunan 20.159,20 40,00
9 Hutan Belantara 6.150,00 12,20
10 Hutan Cemara 67,50 0,13
11 Bakau/ Manggrove 726,30 1,44
12 Hutan Belukar 6.651,20 13,20
13 Alang-alang/ Semak Belukar 5.779,60 11,47
14 Rawa-rawa 3.028,90 6,01
15 Danau/ Sungai 521,40 1,03
Jumlah 50.400,00 100,00
Sumber: RTRW Kota Singkawang Tahun 2012-2032
Kondisi RTH Kota Singkawang
Jenis RTH publik yang diidentifikasi berdasarkan kondisi lapangan antara lain RTH Taman,Pemakaman,
Jalur Hijau Jalan, RTH Hutan Kota dan RTH Fungsi Tertentu. Hasil rekapitulasi menunjukkan RTH
publik eksisting sebesar 17.198% yang artinya belum memenuhi yang diisyaratkan 20% dari luas
kawasan perkotaan. Berikut Rekapitulasi RTH Eksisting di Kota Singkawang.

Sumber : RTRW 2013-2033.


Kondisi RTH Kota Singkawang
KONDISI
Fisik Wilayah

Kondisi Hidrologi Kondisi Rawan Bencana Alam


No DAS WS Sungai-Sungai yang Merupakan Saluran Drainase Primer Daerah rawan bencana alam yang ada di Kota Singkawang
Sungai Rasau, Sungai Setapuk Kecil, Sungai Setapuk Besar,
1 Selakau Sambas Sungai Semelagi Kecil, Sungai Senggang, Sungai Air Hitam, dan yaitu rawan bencana abrasi dan rawan bencana banjir.
Sugai Air Putih.
Sungai Cabang Tiga, Sungai Singkawang, Sungai Wie, Sungai Daerah rawan bencana alam abrasi berada di Kecamatan
2 Singkawang Sambas
Garam, dan Sungai Bulan.
3 Jamthang Mempawah Sungai Jamthang dan S. Sakok.
Singkawang Utara, Singkawang Tengah, Singkawang Barat
4 Sedau Mempawah Sungai Sedau. dan Singkawang Selatan. Sementara untuk daerah rawan
5 Merah Mempawah Sungai Merah.
Sungai Adung, Sungai Pangsek, Sungai Airmati, dan Sungai bencana alam banjir berada di Kecamatan Singkawang
6 Raya Mempawah
Seluang. Barat, Singkawang Tengah, Singkawang Utara dan
Singkawang Timur.
KONDISI
Kependudukan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel Jumlah Penduduk Kota Singkawang Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin (2017)
Jumlah Penduduk (Jiwa) No Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio
No Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 1 Singkawang Selatan 25.063 22.851 110
1 Singkawang Selatan 44.071 44.837 46.036 47.060 47.914 2 Singkawang Timur 11.732 10.504 112
2 Singkawang Timur 20.477 20.833 21.390 21.443 22.236 3 Singkawang Utara 12.747 12.631 101
3 Singkawang Utara 23.391 23.798 24.434 24.471 25.378 4 Singkawang Barat 27.269 26.799 102
4 Singkawang Barat 50.156 51.028 52.392 52.155 54.068
5 Singkawang Tengah 33.091 32.609 101
5 Singkawang Tengah 60.647 61.700 63.349 63.350 65.700
Jumlah 109.902 105.394 104
Jumlah 198.742 202.196 207.601 211.508 215.296

Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk

Tabel Kepadatan Penduduk Kota Singkawang


Luas Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
Kecamatan (Ha) 2013 2014 2015 2016 2017
Singkawang Selatan 20.830,07 3 3 3 3 3
Singkawang Timur 21.798,14 1 1 1 1 2
Singkawang Utara 8.270,96 3 3 3 3 4
Singkawang Barat 1.404,98 36 37 38 38 39
Singkawang Tengah 2.719,59 23 23 24 24 25
Kota Singkawang 55.023,74 4 4 4 4 4
KONDISI
Kependudukan Penduduk Berdasarkan Umur Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur (2017) Tabel Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan (2017)
Persentase Terhadapt Total No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk (%) 1 Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 19.769 21,94
0-4 11.243 10.725 21.968 10,20
2 Industri Pengolahan 8.318 9,23
5-9 10.453 9.988 20.441 9,49
10 - 14 10.456 9.847 20.303 9,43 3 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 18.734 20,79
15 - 19 10.776 10.315 21.091 9,80 4 Jasa Kemasyarakatan 25.703 28,52
20 - 24 9.050 8.753 17.803 8,27 5 Lainnya 17.599 19,53
25 - 29 8.633 8.119 16.752 7,78 Jumlah 90.123 100,00
30 - 34 8.029 7.549 15.578 7,24
35 - 39 7.779 7.146 14.925 6,93
40 - 44 7.166 6.555 13.721 6,37
45 - 49 6.467 6.063 12.530 5,82
50 - 54 5.874 5.422 11.296 5,25
55 - 59 4.668 4.692 9.360 4,35
60 - 64 3.442 3.423 6.865 3,19
65 - 69 2.483 2.636 5.119 2,38
70 - 74 1.741 1.937 3.678 1,71
75 + 1.642 2.224 3.866 1,80
Jumlah 109.902 105.394 215.296 100

Piramida Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur (2017)


KONDISI
Perekonomian Pada tahun 2017, struktur perekonomian Kota Singkawang masih didominasi oleh lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Lapangan usaha ini memberikan kontribusi
sebesar 19,80% terhadap keseluruhan perekonomian yang ditunjukkan pada PDRB harga berlaku tahun
tersebut. Berikut tabel PDRB Kota Singkawang.
Tabel Produk Domestik Regional Bruto Kota Singkawang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 822,23 921,03 1.006,07 1.093,32
Pertambangan dan Penggalian 305,61 365,45 394,50 429,97
Industri Pengolahan 920,42 1.008,16 1.144,02 1.266,51
Pengadaan Listrik dan Gas 6,21 7,74 10,18 11,77
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
24,74 26,34 26,93 29,78
Ulang
Konstruksi 1.071,78 1.291,06 1.378,53 1.492,32
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
1.338,70 1.476,14 1.614,48 1.785,45
Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 178,50 190,77 201,46 219,60
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 213,55 239,63 268,41 301,67
Informasi dan Komunikasi 182,62 197,65 226,50 260,36
Jasa Keuangan dan Asuransi 302,69 326,25 358,26 397,31
Real Estat 203,20 222,57 242,34 263,48
Jasa Perusahaan 48,16 52,15 56,44 60,41
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
404,27 464,69 532,65 588,54
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 436,85 465,50 501,69 537,94
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 104,50 115,95 127,45 136,05
Jasa lainnya 111,44 124,38 133,91 144,06
Produk Domestik Regional Bruto 6.675,48 7.495,46 8.223,80 9.018,55
KONDISI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Sebagian besar penduduk di Kota Singkawang
PELAYANAN menggunakan air bersih dari air hujan dan air sungai
AIR BERSIH karena masih terbatasnya jaringan PDAM.
Berdasarkan data dari PDAM Kota Singkawang, selama
tahun 2012 produksi air bersih adalah 2.932.403 m3
dan terdistribusi ke 12.505 pelanggan.

Cakupan Pelayanan PDAM Kota Singkawang


PETA CAKUPAN PELAYANAN PDAM
KONDISI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
Zona I : Merupakan area yang harus terlayani dengan
SANITASI sistem tidak langsung yaitu dari rumah
tangga ke Tempat Pengumulan Sementara
PERSAMPAHAN (TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir
(TPA) sampah. Serta pengembangan
system pengolahan sampah berbasis
masyarakat.

Zona II : Merupakan Area yang harus terlayani


dengan sistem langsung yaitu dari rumah
tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara
(TPS) baru ke Tempat Pengolahan Akhir
(TPA) sampah serta pengembangan system
pengolahan sampah dengan berbasis
masyarakat. cakupan layanan harus diatasi
dalam jangka menengah 5 (lima) tahun ke
depan.

Zona III :Merupakan area yang cukup padat. Adapun


kriteria kawasan yang cukup padat tersebut
adalah kawasan bisnis (CBD) dan tempat
umum yang harus terlayani secara penuh
100% (Full Coverage) serta penyapuan dan
ditangani dalam jangka waktu pendek
dengan sistem layanan langsung dari
sumber ke TPA serta wilayah permukiman
dengan sistem pelayanan tidak langsung
dengan cakupan > 70%.
KONDISI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
SANITASI AIR LIMBAH

Sistem setempat (sistem on-site) dimana air limbah langsung diolah ditempat
Sistem terpusat (sistem off-site) dengan mengalirkan air limbah domestik
melalui perpipaan menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
KONDISI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
SANITASI
AIR LIMBAH

Pengembangan sub sektor air limbah berdasarkan zona, yaitu:


Zona I : Merupakan area dengan tingkat resiko sangat rendah
(skor 1) dan perdesaan yang merupakan kawasan sedang yang
menggunakan gabungan dari sistem off-site dan sistem off-site
kepadatan sedang. Pengelolaan Limbah melalui STBM serta
penyediaan MCK ++., dan Sistem On-Site Setempat Individual dan
Setempat Komunal.

Zona II : Merupakan wilayah perkotaan dengan tingkat resiko


rendah (skor 2) kawasan ini di tangani dengan Pengelolaan Limbah
melalui STBM serta penyediaan MCK ++., Sistem Off-Site Terpusat.
Untuk Jangka Menengah, Sistem Off-Site Kepadatan Sedang.

Zona III :Merupakan wilayah perkotaan dengan resiko tinggi (skor 3)


dan resiko sangat tinggi (skor 4) kawasan ini di tangani dengan
Pengelolaan Limbah melalui STBM serta penyediaan MCK ++., dan
Sistem Off-Site Terpusat dan Off-Site Kepadatan Sedang.
KONDISI INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DRAINASE Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai
dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat Kota Singkawang,
Kecamatan Singkawang Selatan menempati posisi tertinggi maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah
dalam hal luas genangan (luas genangan lokal sebesar prioritas ini berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu kepada
1.250 Ha). Persoalan ini semestinya menjadi perhatian yang Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu Kepadatan Penduduk, tata guna
serius oleh Pemerintah Kota Singkawang, khususnya dan lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman), daerah genangan air
masyarakat pada umumnya, karena dampak dari genangan hujan serta tingkat resiko kesehatan. Pengembangan sub sektor drainase
air itu cukup signifikan bagi seluruh masyarakat termasuk berdasarkan zona, yaitu:
diantaranya dapat merusak infrastruktur drainase yang telah
dibangun. Zona I : Merupakan wilayah perkotaan zona 1 (satu) kawasan ini di
tangani dengan pengembangan jangka panjang dengan pengembangan
jaringan drainase, serta pengurangan genangan tahunan akibat banjir.
Zona II : Merupakan wilayah perkotaan diluar zona 1 (satu) kawasan ini
harus diatasi dalam jangka pendek dikarenakan dipengaruhi oleh wilayah
yang berdekatan dengan laut sehingga zona ini akan dipengaruhi ROB.
Sedangkan yang harus diatasi dalam jangka menengah ialah mengurangi
genangan tahunan akibat banjir.
Zona III : Merupakan kawasan padat serta kawasan bisnis (Central
Business District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka pendek
dikarenakan dipengaruhi oleh wilayah yang berdekatan dengan laut
sehingga zona ini akan dipengaruhi ROB. Sedangkan yang harus diatasi
dalam jangka menengah ialah mengurangi genangan tahunan akibat banjir.
RENCANA SISTEM JARINGAN
DRAINASE
PETA KAWASAN PERMUKIMAN EKSISTING KOTA SINGKAWANG
PETA KAWASAN TERBANGUN DAN NON TERBANGUN KOTA SINGKAWANG
KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS
KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS
Kawasan
Permukiman
Pusat Kota

• Kawasan pusat perkotaan di Kota Singkawang


terletak di Ibukota Kecamatan yaitu Kecamatan
Singkawang Barat.
• Ciri-ciri permukiman pusat Kota antara lain dapat
dilihat dari aspekk aktifitas uatama kegiatan di sekitar
kawasan tersebut merupakan aktifitas perdagangan
dan jasa, dekat dengan pusat pemerintahan, fasilitas
di sekitar permukiman lengkap, masyarakat yang
disekitar kawasan merupakan masyarakat heterogen
baik aktifitas maupun sukunya, serta memiliki
kepadatan yang cukup tinggi.
KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS
KAWASAN
PERMUKIMAN
NELAYAN

• Permukiman Nelayan berada di Jalan Yos Sudarso


Kawasan Kuala Kecamatan Singkawang Barat.
• Ciri permukiman nelayan yaitu mayoritas
permukimannya berorientasi ke pantai, letak
permukiman berada di sekitar muara sungai yang aman
dari gelombang air.
• Kegiatan Ekonomi masyarakat: Nelayan, Petani,
Pedagang, Produksi Ikan Asin, Buruh
KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS
Kawasan
Permukiman Militer

Kawasan pertahanan dan keamanan ini berada


di Kecamatan Singkawang Timur, merupakan
kawasan yang diperuntukkan untuk Mess dan
Pusat Latihan serta Perkantoran kemiliteran
Yonif 641.
KAWASAN PERMUKIMAN KHUSUS
Kawasan
Permukiman Tepi • Termukiman tepi sungai berada di
Kecamatan Singkawang Selatan
Sungai Kawasan Sedau.
• Permukiman dimana masyarakat
memanfaatkan sungai sebagai
sarana transportasi dan sumber daya
alam yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Ciri-ciri kawasan permukiman tepi
sungai letaknya berbatasan dengan
sungai, sungai dijadikan sebagai
pusat pertumbuhan kawasan
permukiman biasanya bentuk
perkembangannya linier karena
searah dengan jalur sungai, serta
permukiman mayoritas menghadap
ke sungai.
PETA PERUMAHAN TERATUR KOTA SINGKAWANG
PETA PERUMAHAN TERATUR KOTA SINGKAWANG

Perumahan Kowina 1

Perumahan Pucuk Merah Garden

Perumnas Roban
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

04
ANALISIS PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
ANALISIS
FISIK DASAR

Analisis Kesesuaian Lahan Analisis Keslah Budidaya Permukiman


Kesesuaian Lahan (Ha) Kesesuaian Lahan Permukiman (Ha)
No kecamatan Jumlah No kecamatan Jumlah
Kawasan Lindung Kawasan Budidaya Sesuai Tidak Sesuai
1 Singkawang Selatan 5.532,17 15.297,86 20.830,07 1 Singkawang Selatan 14.985,78 5.844,25 20.830,07
2 Singkawang Timur 8.534,8 13.263,33 21.798,14 2 Singkawang Timur 13.262,12 8.536,02 21.798,14
3 Singkawang Utara 928 7.342,96 8.270,96 3 Singkawang Utara 5.579,54 2.691,43 8.270,96
4 Singkawang Barat 94,71 1.310,27 1.404,98 4 Singkawang Barat 1.206,37 198,6 1.404,98
5 Singkawang Tengah 95,17 2.624,42 2.719,59 5 Singkawang Tengah 2.491,16 228,43 2.719,59
Jumlah 15.184,85 39.838,85 55.023,74 Jumlah 37.524,97 17.498,73 55.023,74
Proporsi (%) 27,60 72,40 100 Proporsi (%) 68,20 31,80 100
ANALISIS
Tabel Perhitungan Daya Dukung Kota Singkawang
DAYA DUKUNG WILAYAH No Kecamatan Kelayakan Fisik Luas (Ha) LPm (Ha) Jumlah Penduduk Tahun 2017 DDPm
Limitasi 5.440,44
1 Singkawang Selatan Kendala 403,8 8.991,468 47.914 72,17
Potensial 14.985,78
Limitasi 8.379,65
2 Singkawang Timur Kendala 156,37 7.957,272 22.236 137,63
Potensial 13.262,12
Limitasi 621,42
3 Singkawang Utara Kendala 2.070,01 3.347,724 25.378 50,73
Potensial 5.579,54
Limitasi 78,7
4 Singkawang Barat Kendala 119,9 723,822 54.068 8,36
Potensial 1.206,37
Limitasi 83,92
5 Singkawang Tengah Kendala 144,51 1.494,696 65.700 14,21
Potensial 2.491,16
Jumlah 55.023,74 22.514,982 215.296

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa di Kota Singkawang kecamatan yang
memiliki luas lahan yang dapat menampung penduduk paling besar (LPm) yaitu Kecamatan Singkawang
Selatan dengan luas 8.991,468 Ha. Sedangkan luas lahan yang dapat menampung penduduk paling kecil
(LPm) yaitu Kecamatan Singkawang Barat dengan luas 723,822 Ha. Sedangkan untuk daya dukung
permukiman (DDPm) di setiap kecamatan yang ada di Kota Singkawang menghasilkan nilai >1 yang
artinya bahwa setiap kecamatan di Kota Singkawang memiliki daya dukung permukiman tinggi,
sehingga masih mampu menampung penduduk untuk bermukim (membangun rumah). Oleh karena itu
Kota Singkawang merupakan kota yang layak dan sesuai untuk pembangunan dan pengembangan

RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan permukiman.
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
ANALISIS
DAYA TAMPUNG WILAYAH Daya tampung adalah kemampuan dari suatu wilayah untuk menerima dan menampung jumlah
penduduk optimal. Analisis daya tampung ini diperlukan sebagai bentuk responsif terhadap
dinamika pertumbuhan penduduk yang saat ini tidak terhindarkan.

Tabel Perhitungan Daya Tampung Kota Singkawang


No Kecamatan Daya Tampung Optimal (jiwa)
1 Singkawang Selatan 3.458.257
2 Singkawang Timur 3.060.489
3 Singkawang Utara 1.287.586
4 Singkawang Barat 452.389
5 Singkawang Tengah 934.185
Jumlah 9.192.906

Berdasarkan hasil analisis daya tampung diatas dapat disimpulkan bahwa kecamatan di Kota
Singkawang yang memiliki daya tampung penduduk optimal terbesar yaitu Kecamatan
Singkawang Selatan, hal tersebut sesuai dengan hasil analisis daya dukung permukiman dimana
Kecamatan Singkawang Selatan merupakan kecamatan dengan luas wilayah potensial terbesar di
Kota Singkawang, sehingga daya tampung optimal di Kecamatan Singkawang Selatan sebanyak
3.458.257 jiwa. Sedangkan untuk daya tampung penduduk optimal terkecil yaitu Kecamatan
Singkawang Barat, dilihat dari luas wilayah potensial Kecamatan Singkawang Barat kecamatan ini
merupakan kecamatan yang memiliki LPm terkecil di Kota Singkawang, sehingga daya tampung
optimal di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 452.389 jiwa.

RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman
ANALISIS
Kependudukan Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk

Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Singkawang


Grafik Perkembangan Proyeksi Jumlah Penduduk
Tahun 2017-2037
Kota Singkawang Tahun 2017-2037
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Singkawang Selatan 47.914 52.920 57.874 62.829 67.783
2 Singkawang Timur 22.236 24.165 26.229 28.293 30.357
3 Singkawang Utara 25.378 27.547 29.871 32.194 34.518
4 Singkawang Barat 54.068 58.226 62.701 67.177 71.652
5 Singkawang Tengah 65.700 71.178 77.056 82.934 88.812
Jumlah 215.296 234.037 253.732 273.428 293.123

Tabel Perbandingan Daya Tampung dengan Proyeksi Penduduk Kota Singkawang


Daya Tampung Optimal Jumlah Penduduk Proyeksi Tahun 2037
No Kecamatan
(jiwa) (jiwa)
1 Singkawang Selatan 3.458.257 67.783
2 Singkawang Timur 3.060.489 30.357
3 Singkawang Utara 1.287.586 34.518
4 Singkawang Barat 452.389 71.652
5 Singkawang Tengah 934.185 88.812
Jumlah 9.192.906 293.123

Berdasarkan hasil perbandingan antara daya tampung optimal penduduk Kota Singkawang dengan hasil
perhitungan proyeksi penduduk hingga tahun 2037 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kecamatan di
Kota Singkawang masih memiliki kemampuan untuk menampung penduduk hingga tahun 2037.
ANALISIS
Kependudukan Analisis Kepadatan Penduduk
Tabel Kepadatan Penduduk Kota Singkawang Tahun 2017-2037
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha)
Kecamatan Luas (Ha)
2017 2022 2027 2032 2037
Singkawang Selatan 20.830,07 3 3 3 4 4
Singkawang Timur 21.798,14 2 2 2 2 2
Singkawang Utara 8.270,96 4 4 4 4 5
Singkawang Barat 1.404,98 39 42 45 48 51
Singkawang Tengah 2.719,59 25 27 29 31 33
Kota Singkawang 55.023,74 4 5 5 5 6

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk Kota Singkawang tahun 2017-2037, untuk tingkat
kepadatan penduduk Kota Singkawang dari tahun 2017 sampai tahun 2037 mengalami peningkatan disetiap
tahunnya. Tingkat kepadatan penduduk Kota Singkawang tahun 2037 adalah sebesar 6 jiwa/Ha, dengan
penyebaran kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Singkawang Barat, yaitu sebanyak 51 jiwa/Ha.
Sedangkan penyebaran kepadatan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Singkawang Timur yaitu sebanyak 2
jiwa/Ha. Berdasarkan klasifikasi untuk tingkat kepadatan penduduk di perkotaan menurut SNI 03-1733-2004
tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, kepadatan penduduk di Kota Singkawang
termasuk kedalam kategori tingkat kepadatan penduduk rendah. Karena baik dari tingkat kepadatan penduduk
kota maupun kecamatan kepadatan penduduknya kurang dari 150 jiwa/Ha.
ANALISIS
Kecamatan Uraian 2017 2022 2027 2032 2037
Proyeksi Kebutuhan Didalam peraturan Undang-Undang Nomor 1 tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa) 47.914 52.920 57.874 62.829 67.783
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Jumlah Rumah Ideal (Unit) 9.583 10.584 11.575 12.566 13.557
Hunian menyebutkan bahwa dalam merencanakan
Singkawang Selatan
Mewah 1.597 1.764 1.929 2.094 2.259
pembangunan perumahan skala besar dengan hunian Unit Kebutuhan Sedang 3.194 3.528 3.858 4.189 4.519
berimbang meliputi rumah sederhana, rumah Sederhana 4.791 5.292 5.787 6.283 6.778
Total (Unit) 9.583 10.584 11.575 12.566 13.557
menengah, dan rumah mewah. Kemudian
Jumlah Penduduk (Jiwa) 22.236 24.165 26.229 28.293 30.357
Kementerian Perumahan Rakyat menetapkan Jumlah Rumah Ideal (Unit) 4.447 4.833 5.246 5.659 6.071
komposisi hunian berimbang dengan perbandingan Mewah 741 806 874 943 1.012
Singkawang Timur
1:2:3 antara rumah mewah, rumah menengah, dan Unit Kebutuhan Sedang 1.482 1.611 1.749 1.886 2.024
Sederhana 2.224 2.417 2.623 2.829 3.036
rumah sederhana, kemudian data yang digunakan
Total (Unit) 4.447 4.833 5.246 5.659 6.071
untuk menghitung jumlah kebutuhan rumah/hunian Jumlah Penduduk (Jiwa) 25.378 27.547 29.871 32.194 34.518
ideal adalah jumlah KK dengan asumsi 1 KK terdiri Jumlah Rumah Ideal (Unit) 5.076 5.509 5.974 6.439 6.904
dari 5 orang, karena 1 rumah diperuntukan untuk 1 Singkawang Utara
Mewah 846 918 996 1.073 1.151
KK. Unit Kebutuhan Sedang 1.692 1.836 1.991 2.146 2.301
Sederhana 2.538 2.755 2.987 3.219 3.452
Total (Unit) 5.076 5.509 5.974 6.439 6.904
Hasil perhitungan analisis proyeksi kebutuhan hunian Jumlah Penduduk (Jiwa) 54.068 58.226 62.701 67.177 71.652
di Kota Singkawang disamping menunjukkan bahwa Jumlah Rumah Ideal (Unit) 10.814 11.645 12.540 13.435 14.330
kebutuhan akan hunian disetiap tahunnya terus Singkawang Barat
Mewah 1.802 1.941 2.090 2.239 2.388
Unit Kebutuhan Sedang 3.605 3.882 4.180 4.478 4.777
meningkat hingga tahun 2037. Kebutuhan total
Sederhana 5.407 5.823 6.270 6.718 7.165
hunian di Kota Singkawang hingga tahun 2037 Total (Unit) 10.814 11.645 12.540 13.435 14.330
mencapai 58.625 unit. Jumlah Penduduk (Jiwa) 65.700 71.178 77.056 82.934 88.812
Jumlah Rumah Ideal (Unit) 13.140 14.236 15.411 16.587 17.762
Mewah 2.190 2.373 2.569 2.764 2.960
Singkawang Tengah
Unit Kebutuhan Sedang 4.380 4.745 5.137 5.529 5.921
Sederhana 6.570 7.118 7.706 8.293 8.881
Total (Unit) 13.140 14.236 15.411 16.587 17.762
Jumlah Penduduk (Jiwa) 215.296 234.037 253.732 273.428 293.123
Jumlah Rumah Ideal (Unit) 43.060 46.807 50.746 54.686 58.625
Mewah 7.177 7.801 8.458 9.114 9.771
Kota Singkawang
Unit Kebutuhan Sedang 14.353 15.602 16.915 18.229 19.542
Sederhana 21.530 23.404 25.373 27.343 29.312
Total (Unit) 43.060 46.807 50.746 54.686 58.625
ANALISIS
Backlog Hunian Analisis backlog hunian dilakukan untuk mengetahui selisih antara jumlah kebutuhan rumah ideal dengan jumlah
rumah eksisting dengan asumsi satu rumah untuk satu KK (1 KK = 5 jiwa). Dengan begitu dapat diketahui selisih
antara kebutuhan rumah ideal dengan jumlah rumah eksisiting di Kota Singkawang.

Tabel Perhitungan Analisis Backlog Hunian Kota Singkawang Tahun 2017


Jumlah Rumah Ideal 2017 Jumlah Rumah Eksisting Backlog Rumah
Kecamatan
(Unit) 2017 (Unit) 2017 (Unit)
Singkawang Selatan 9.583 3.929 5.654
Singkawang Timur 4.447 1.029 3.418
Singkawang Utara 5.076 4.755 321
Singkawang Barat 10.814 5.068 5.746
Singkawang Tengah 13.140 8.174 4.966
Jumlah 43.060 22.955 20.105

Dari hasil perhitungan backlog hunian Kota Singkawang tahun 2017 tersebut, didapatkan bahwa setiap
kecamatan di Kota Singkawang terdapat selisih antara jumlah rumah ideal dengan jumlah rumah eksisting
dimana jumlah rumah ideal belum terpenuhi secara keseluruhan dengan total backlog rumah di Kota
Singkawang sebanyak 20.105 unit. Backlog rumah terbesar di Kota Singkawang terdapat di Kecamatan
Singkawang Barat yaitu sebanyak 5.746 unit. Sedangkan backlog terkecil terdapat di Kecamatan Singkawang
Utara sebanyak 321 unit.
ANALISIS
Tambahan Kebutuhan Analisis tambahan kebutuhan hunian digunakan untuk mengetahui banyaknya jumlah rumah yang harus
ditambahkan di Kota Singkawang hingga tahun 2037 guna memenuhi kebutuhan hunian masyarakat Kota
Hunian Singkawang. Setelah menghitung proyeksi kebutuhan hunian dan backlog hunian, maka maka dapat dihitung
kebutuhan rumah total di Kota Singkawang hingga tahun 2037.
Tabel Perhitungan Analisis Tambahan Kebutuhan Hunian Di Kota Singkawang Hingga Tahun 2037
Jumlah Jumlah Backlog Jumlah Backlog Total
Rumah Rumah Rumah Rumah Rumah Penambahan Penambahan
Kecamatan Ideal (unit) Eksisting (unit) Ideal (unit) (unit) Rumah Hingga Rumah/Tahun
2017 (unit) 2017 2017 2037 2037 tahun 2037
a b c = a-b d e = d-a f = e+c g = f/20
Singkawang
9.583 3.929 5.654 13.557 3.974 9.628 482
Selatan
Singkawang
4.447 1.029 3.418 6.071 1.624 5.042 253
Timur
Singkawang
5.076 4.755 321 6.904 1.828 2.149 108
Utara
Singkawang
10.814 5.068 5.746 14.330 3.516 9.262 464
Barat
Singkawang
13.140 8.174 4.966 17.762 4.622 9.588 480
Tengah
Jumlah 43.060 22.955 20.105 58.625 15.564 35.669 1.787

Hasil perhitungan analisis tambahan kebutuhan hunian di Kota Singkawang diatas menunjukkan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan rumah ideal berdasarkan jumlah penduduk Kota Singkawang hingga tahun 2037, maka
total rumah yang harus dibangun yaitu sebanyak 35.669 unit dengan penambahan rumah pertahunnya sebanyak
1.787 unit. Total penambahan rumah terbanyak di Kota Singkawang hingga tahun 2037 yaitu terdapat di
Kecamatan Singkawang Selatan sebanyak 9.628 unit. Sementara total penambahan rumah terkecil yaitu terdapat
di Kecamatan Singkawang Utara sebanyak 2.149 unit.
ANALISIS
Kebutuhan Lahan Untuk menghitung kebutuhan lahan hunian mengacu kepada peraturan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebutkan bahwa dalam merencanakan pembangunan
Hunian perumahan skala besar dengan hunian berimbang meliputi rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah
mewah. Kemudian Kementerian Perumahan Rakyat menetapkan komposisi hunian berimbang dengan
perbandingan 1:2:3 antara rumah mewah (0,06 Ha), rumah menengah (0,04 Ha), dan rumah sederhana (0,02
Ha).
Total Kebutuhan Total Kebutuhan Daya Dukung
Kecamatan Jenis Rumah (Unit) Kebutuhan Lahan (Ha)
Hunian (Unit) Lahan (Ha) Permukiman (Ha)
Mewah 1.605 96,28
Singkawang
9.628 Sedang 3.209 128,37 320,93 8.991,47
Selatan
Sederhana 4.814 96,28
Mewah 840 50,42
Singkawang
5.042 Sedang 1.681 67,23 168,07 7.957,27
Timur
Sederhana 2.521 50,42
Mewah 358 21,49
Singkawang
2.149 Sedang 716 28,65 71,63 3.347,72
Utara
Sederhana 1.075 21,49
Mewah 1.544 92,62
Singkawang
9.262 Sedang 3.087 123,49 308,73 723,822
Barat
Sederhana 4.631 92,62
Mewah 1.598 95,88
Singkawang
9.588 Sedang 3.196 127,84 319,60 1.494,70
Tengah
Sederhana 4.794 95,88
Jumlah 35.669 35.669 1.188,97 1.188,97 22.514,98
ANALISIS KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Overlay antara Kawasan Permukiman


Eksisting dengan Rencana Pola Ruang
Permukiman

Kawasan Lahan Terbangun

Rencana Pola Ruang Permukiman

PETA KAWASAN PERMUKIMAN EKSISTING


TERHADAP POLA RUANG PERMUKIMAN
2

Kawasan Permukiman Eksisting


1
berada pada kawasan Pertanian Lahan
Kering
Kawasan Permukiman Eksisting
2
berada pada kawasan Pertahanan dan
Keamanan

PETA KAWASAN PERMUKIMAN EKSISTING


TERHADAP POLA RUANG
Kawasan Permukiman Eksisting
berada pada kawasan Peternakan
dan Pertanian Terpadu

PETA KAWASAN PERMUKIMAN EKSISTING


TERHADAP POLA RUANG
Overlay dari Peta Kawasan Permukiman
Eksisting dengan Pola Ruang Peruntukan
Permukiman

Menghasilkan Lahan Kosong Peruntukan


Permukiman yang sesuai dengan Kriteria
dan tidak berada pada lahan peruntukan
lainnya.

PETA POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN


PERMUKIMAN
ANALISIS
Kebutuhan Sarana Tabel Standar Sarana Pendidikan
Pendidikan Tingkat Pendidikan TK SD SMP SMA
Jumlah Penduduk Pendukung
1.250 1.600 4.800 4.800
(Jiwa)
Luas Lahan Minimum (m2) 500 2.000 9.000 12.500
Radius Pencapaian 500 m2 1.000 m2 1.000 m2 3.000 m2

Tabel Proyeksi Sarana Pendidikan Kota Singkawang Hingga Tahun 2037


2037
No Kecamatan Uraian
TK SD SMP SMA
Kebutuhan Ideal (Unit) 54 42 14 14
Eksisting (Unit) 9 26 9 5
1 Singkawang Selatan
Penambahan Fasilitas (Unit) 45 16 5 9
Luas Lahan (M2) 22.613 32.729 46.094 114.019
Kebutuhan Ideal (Unit) 24 19 6 6
Eksisting (Unit) 4 15 5 3
2 Singkawang Timur
Penambahan Fasilitas (Unit) 20 4 1 3
Luas Lahan (M2) 10.143 7.947 11.920 41.556
Kebutuhan Ideal (Unit) 28 22 7 7
Eksisting (Unit) 4 14 3 3
3 Singkawang Utara
Penambahan Fasilitas (Unit) 24 8 4 4
Luas Lahan (M2) 11.807 15.147 37.721 52.390
Kebutuhan Ideal (Unit) 57 45 15 15
Eksisting (Unit) 11 22 9 12
4 Singkawang Barat
Penambahan Fasilitas (Unit) 46 23 6 3
Luas Lahan (M2) 23.161 45.565 53.348 36.594
Kebutuhan Ideal (Unit) 71 56 19 19
Eksisting (Unit) 8 18 7 5
5 Singkawang Tengah
Penambahan Fasilitas (Unit) 63 38 12 14
Luas Lahan (M2) 31.525 75.016 103.523 168.782
ANALISIS
Kebutuhan Sarana Tabel Standar Sarana Kesehatan
Kesehatan Jenis Sarana
Jumlah Penduduk
Luas Lahan Minimum (m2)
Radius
Pendukung (Jiwa) Pencapaian
Klinik 30.000 3.000 4.000 m’
Puskesmas Pembantu 30.000 300 1.500 m’
Puskesmas 120.000 1.000 3.000 m’

Tabel Proyeksi Sarana Kesehatan Kota Singkawang Hingga Tahun 2037


2037
Kecamatan Uraian
Puskesmas Puskesmas Pembantu Klinik
Kebutuhan Ideal (Unit) 1 2 14
Eksisting (Unit) 2 4 4
Singkawang Selatan
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0 10
Luas Lahan (M2) 0 0 -
Kebutuhan Ideal (Unit) 0 1 6
Eksisting (Unit) 2 4 1
Singkawang Timur
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0 5
Luas Lahan (M2) 0 0 -
Kebutuhan Ideal (Unit) 0 1 7
Eksisting (Unit) 2 4 1
Singkawang Utara
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0 6
Luas Lahan (M2) 0 0 -
Kebutuhan Ideal (Unit) 1 2 14
Eksisting (Unit) 1 2 4
Singkawang Barat
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0 10
Luas Lahan (M2) 0 0 -
Kebutuhan Ideal (Unit) 1 3 18
Eksisting (Unit) 2 4 8
Singkawang Tengah
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0 10
Luas Lahan (M2) 0 0 -
ANALISIS
Tabel Standar Sarana Peribadatan
Kebutuhan Sarana Jenis Sarana Masjid Warga Masjid Lingkungan (Kelurahan)
Jumlah Penduduk Pendukung (Jiwa) 2.500 30.000
Peribadatan Luas Lahan Minimum (m2) 600 1.800
Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan sebagai berikut:
• katolik mengikuti paroki;
• hindu mengikuti adat; dan
• budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki lembaga.
Tabel Proyeksi Sarana Peribadatan Kota Singkawang Hingga Tahun 2037
2037
Kecamatan Uraian
Masjid Lingkungan Masjid Warga
Kebutuhan Ideal (Unit) 2 27
Eksisting (Unit) 29 29
Singkawang Selatan
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0
Luas Lahan (M2) 0 0
Kebutuhan Ideal (Unit) 1 12
Eksisting (Unit) 14 7
Singkawang Timur
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 5
Luas Lahan (M2) 0 3.000
Kebutuhan Ideal (Unit) 1 14
Eksisting (Unit) 23 26
Singkawang Utara
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 0
Luas Lahan (M2) 0 0
Kebutuhan Ideal (Unit) 2 29
Eksisting (Unit) 16 13
Singkawang Barat
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 16
Luas Lahan (M2) 0 9.600
Kebutuhan Ideal (Unit) 3 36
Eksisting (Unit) 42 28
Singkawang Tengah
Penambahan Fasilitas (Unit) 0 8
Luas Lahan (M2) 0 4.800
ANALISIS
Kebutuhan Sarana
Tabel Standar Sarana Ekonomi
Ekonomi Jenis Sarana Pasar Lingkungan
Jumlah Penduduk Pendukung (Jiwa) 30.000
Luas Lahan Minimum (m2) 10.000

Tabel Proyeksi Sarana Ekonomi Kota Singkawang Hingga Tahun 2037


2037
Kecamatan Uraian
Pasar Lingkungan
Kebutuhan Ideal (Unit) 2
Eksisting (Unit)
Singkawang Selatan
Penambahan Fasilitas (Unit)
Luas Lahan (M2) 20.000
Kebutuhan Ideal (Unit) 1
Eksisting (Unit)
Singkawang Timur
Penambahan Fasilitas (Unit)
Luas Lahan (M2) 10.000
Kebutuhan Ideal (Unit) 1
Eksisting (Unit)
Singkawang Utara
Penambahan Fasilitas (Unit)
Luas Lahan (M2) 10.000
Kebutuhan Ideal (Unit) 2
Eksisting (Unit)
Singkawang Barat
Penambahan Fasilitas (Unit)
Luas Lahan (M2) 20.000
Kebutuhan Ideal (Unit) 3
Eksisting (Unit)
Singkawang Tengah
Penambahan Fasilitas (Unit)
Luas Lahan (M2) 30.000
ANALISIS
Kebutuhan Air Bersih
Standar Kebutuhan Air Bersih

Tabel Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Singkawang Hingga Tahun 2037
Kebutuhan Air Bersih (Liter/Tahun)
Kecamatan Uraian
2037
Kebutuhan Air Domestik (Liter/Tahun) 2.968.912.920
Kebutuhan Air Non Domestik (Liter/Tahun) 445.336.938
Singkawang Selatan
Kebocoran (Liter/Tahun) 1.024.274.957
Kebutuhan Total (Liter/Tahun) 4.438.524.815
Kebutuhan Air Domestik (Liter/Tahun) 1.329.654.120
Kebutuhan Air Non Domestik (Liter/Tahun) 199.448.118
Singkawang Timur
Kebocoran (Liter/Tahun) 458.730.671
Kebutuhan Total (Liter/Tahun) 1.987.832.909
Kebutuhan Air Domestik (Liter/Tahun) 1.511.879.640
Kebutuhan Air Non Domestik (Liter/Tahun) 226.781.946
Singkawang Utara
Kebocoran (Liter/Tahun) 521.598.476
Kebutuhan Total (Liter/Tahun) 2.260.260.062
Kebutuhan Air Domestik (Liter/Tahun) 3.138.357.600
Kebutuhan Air Non Domestik (Liter/Tahun) 470.753.640
Singkawang Barat
Kebocoran (Liter/Tahun) 1.082.733.372
Kebutuhan Total (Liter/Tahun) 4.691.844.612
Kebutuhan Air Domestik (Liter/Tahun) 3.889.983.120
Kebutuhan Air Non Domestik (Liter/Tahun) 583.497.468
Singkawang Tengah
Kebocoran (Liter/Tahun) 1.342.044.176
Kebutuhan Total (Liter/Tahun) 5.815.524.764
Total Kota Singkawang 19.193.987.163
ANALISIS
Timbulan Air Limbah
Standar Timbulan Air Limbah

Tabel Proyeksi Timbulan Air Limbah Kota Singkawang Hingga Tahun 2037
Timbulan Air Limbah (Liter/Tahun)
Desa Uraian
2037
Grey Water (Liter/Tahun) 3.550.819.852
Singkawang Selatan Black Water (Liter/Tahun) 2.711.336
Total 3.553.531.188
Grey Water (Liter/Tahun) 1.590.266.328
Singkawang Timur Black Water (Liter/Tahun) 1.214.296
Total 1.591.480.624
Grey Water (Liter/Tahun) 1.808.208.049
Singkawang Utara Black Water (Liter/Tahun) 1.380.712
Total 1.809.588.761
Grey Water (Liter/Tahun) 3.753.475.690
Singkawang Barat Black Water (Liter/Tahun) 2.866.080
Total 3.756.341.770
Grey Water (Liter/Tahun) 4.652.419.812
Singkawang Tengah Black Water (Liter/Tahun) 3.552.496
Total 4.655.972.308
ANALISIS
Timbulan Sampah
Standar Timbulan Sampah

Tabel Proyeksi Timbulan Sampah Kota Singkawang Hingga Tahun 2037


Timbulan Sampah (m3/tahun)
Desa Uraian
2037
Timbulan Sampah Domestik (m3/tahun) 61.852,35
Singkawang Selatan Timbulan Sampah Non Domestik (m3/tahun) 18.555,71
Total 80.408,06
Timbulan Sampah Domestik (m3/tahun) 27.701,13
Singkawang Timur Timbulan Sampah Non Domestik (m3/tahun) 8.310,34
Total 36.011,47
Timbulan Sampah Domestik (m3/tahun) 31.497,49
Singkawang Utara Timbulan Sampah Non Domestik (m3/tahun) 9.449,25
Total 40.946,74
Timbulan Sampah Domestik (m3/tahun) 65.382,45
Singkawang Barat Timbulan Sampah Non Domestik (m3/tahun) 19.614,74
Total 84.997,19
Timbulan Sampah Domestik (m3/tahun) 81.041,32
Singkawang Tengah Timbulan Sampah Non Domestik (m3/tahun) 24.312,39
Total 105.353,71
ANALISIS
Kebutuhan Listrik
Standar Kebutuhan Listrik

Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik Kota Singkawang Hingga Tahun 2037


2037
Kecamatan Uraian
Min (watt) Max (watt)
Domestik 17.623.684 29.824.696
Non Domestik 3.524.737 5.964.939
Singkawang Selatan
PJU 1.762.368 2.982.470
Total 22.910.789 38.772.105
Domestik 7.892.924 13.357.256
Non Domestik 1.578.585 2.671.451
Singkawang Timur
PJU 789.292 1.335.726
Total 10.260.801 17.364.433
Domestik 8.974.628 15.187.832
Non Domestik 1.794.926 3.037.566
Singkawang Utara
PJU 897.463 1.518.783
Total 11.667.016 19.744.182
Domestik 18.629.520 31.526.880
Non Domestik 3.725.904 6.305.376
Singkawang Barat
PJU 1.862.952 3.152.688
Total 24.218.376 40.984.944
Domestik 23.091.224 39.077.456
Non Domestik 4.618.245 7.815.491
Singkawang Tengah
PJU 2.309.122 3.907.746
Total 30.018.591 50.800.693
Total 99.075.574 167.666.356
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

05
PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
KAWASAN PERUMAHAN YANG BERADA PADA DAERAH RAWAN BENCANA
KAWASAN PERUMAHAN YANG BERADA PADA DAERAH RAWAN BENCANA BANJIR
KAWASAN PERUMAHAN YANG BERADA PADA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN PERUMAHAN YANG BERADA PADA KAWASAN LINDUNG
KAWASAN
PERMUKIMAN KUMUH
Mengacu pada SK Walikota No. 600 tahun 2016
tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh di Kota Singkawang tertanggal 2
Maret 2016
KAWASAN TIPOLOGI
Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di dataran rendah. Dengan
NATUNA tingkat kepadatan yang tinggi sehingga kawasan ini juga masuk dalam kategori TIPOLOGI
sebagai kawasan perumahan di daerah rawan bencana kebakaran
Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di dataran rendah. Dengan KAWASAN
KUALA tingkat kepadatan yang tinggi sehingga kawasan ini juga masuk dalam kategori
sebagai kawasan perumahan di daerah rawan bencana kebakaran
Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di perbukitan dengan
kemiringan lereng >10%-40%.
KUMUH
JALAN
Dengan kondisi perbukitan yang beresiko tnggi terhadap longsor, kawasan jalan
TAMA
taman ini juga masuk dalam kategori tipoogi permukiman rawan bencana
longsor.
Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di dataran rendah. Dengan
KS TUBUN tingkat kepadatan yang tinggi sehingga kawasan ini juga masuk dalam kategori
sebagai kawasan perumahan di daerah rawan bencana.
Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di dataran rendah. Dengan
PERUMN
tingkat kepadatan yang tinggi sehingga kawasan ini juga masuk dalam kategori
AS
sebagai kawasan perumahan di daerah rawan bencana kebakaran.
Merupakan kawasa dengan tipologi perumahan dataran rendah tepi sungai.
letaknya berbatasan dengan sungai yang dijadikan sebagai pusat pertumbuhan
SEDAU
kawasan permukiman dengan bentuk perkembangannya linier karena searah
dengan jalur sungai, serta permukiman mayoritas menghadap ke sungai.
GG. Merupakan kawasan dengan tipologi perumahan di dataran rendah. Dengan
HAPPY tingkat kepadatan tinggi, berada dekat dengan pusat perdagangan dan jasa
PASAR (pasar turi) sehingga kawasan ini juga masuk dalam kategori sebagai kawasan
TURI perumahan di daerah rawan bencana kebakaran
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH
NATUNA GG
ABADI
KONDISI JALAN
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN
LINGKUNGAN

KONDISI BANGUNAN GEDUNG


KONDISI DREINASE LINGKUNGAN

KETIDAKHUBUNGAN DAN KUALITAS


KONSTRUKSI DREINASE
KETIDAKTERSEDIAAN DREINASE

KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN


RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH

KUALA
KONDISI DAN KUALITAS JALAN
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN
LINGKUNGAN

KONDISI PENYEDIAAN
AIR MINUM

KONDISI BANGUNAN GEDUNG


KONDISI DREINASE LINGKUNGAN KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH


RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH
JALAN TAMA
KONDISI JALAN
KONDISI KEPADATAN DAN BANGUNAN
LINGKUNGAN
KONDISI DREINASE LINGKUNGAN

KETIDAKHUBUNGAN DAN KUALITAS


KONSTRUKSI DREINASE

KONDISI PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH

JALAN KS
TUBUN
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN KONDISI DAN KUALITAS JALAN LINGKUNGAN

KONDISI PENYEDIAAN
AIR MINUM

KONDISI BANGUNAN GEDUNG


KONDISI DREINASE LINGKUNGAN KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

KETIDAKHUBUNGAN SALURAN
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH
PERUMNAS
ROBAN
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN KONDISI DAN KUALITAS JALAN LINGKUNGAN

KONDISI BANGUNAN GEDUNG


KONDISI DREINASE LINGKUNGAN KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

KETIDAKHUBUNGAN SALURAN
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH

SEDAU
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN KONDISI DAN KUALITAS JALAN LINGKUNGAN

KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM


KONDISI DREINASE LINGKUNGAN

KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

KETIDAKTERSEDIAAN DREINASE
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

KAWASAN KUMUH
GANG
HAPPY
PASAR TURI
KONDISI DAN KUALITAS
KONDISI KEPADATAN BANGUNAN
JALAN LINGKUNGAN
KONDISI DREINASE
KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
LINGKUNGAN

KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN


PENILAIAN PRIORITAS KAWASAN KUMUH
ANALISIS PENANGANAN KAWASAN KUMUH

Penanganan kawasan kumuh


1. PENCEGAHAN
pada dasarnya di sesuikan
Pola penanganan pencegahan untuk
dengan type kekumuhannya,
menghindari tumbuh dan berkembangnya
hal ini bertujuan agar tepat
perumahan dan permukiman kumuh baru,
sasaran dalam penanganan
terdiri atas:
kawasan kumuh.
a. Pengawasan dan Pengendalian : Kesesuaian
Berdasarkan UU No.1
terhadap perizinan, standar teknis dan
Tahun 2011 tentang
pemeriksaan sesuai dengan peraturan
Perumahan dan Kawasan
perundang-undangan
Permukiman, Pola
b. Pemberdayaan Masyarakat : Pelaksanaan
penanganan permukiman
melalui pendampingan dan pelayanan
kumuh yang dapat dilakukan
informasi
antara lain:
ANALISIS PENANGANAN KAWASAN KUMUH

2. PENINGKATAN KUALITAS
Pola penanganan peningkatan kualitas kawasan kumuh 3. PENGELOLAAN
terdiri atas: Pengelolaan pada kawasan kumuh
a. Pemugaran : Kegiatan memperbaiki, memulihkan yang telah ditangani agar tidak
kembali rumah serta prasarana, sarana, dan utilitas kembali kumuh, dilakukan dalam
umum ke bentuk aslinya, dilakukan untuk klasifikasi bentuk:
kumuh ringan dengan status lahan legal. a. Pemeliharaan : untuk rumah
b. Peremajaan : Kegiatan perombakan dan penataan dilakukan oleh setiap orang.
mendasar secara menyeluruh meliputi rumah dan Untuk prasarana, sarana dan
prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan utilitas umum dilakukan oleh
permukiman, dilakukan untuk klasifikasi kumuh berat pemerintah daerah dan/atau
dan kumuh sedang dengan status lahan legal. setiap orang
c. Pemukiman kembali : Kegiatan memindahkan b. Perbaikan: untuk rumah
masyarakat terdampak dari lokasi perumahan kumuh dilakukan oleh setiap orang.
atau permukiman kumuh yang tidak mungkin dibangun Untuk prasarana, sarana dan
kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang utilitas umum dilakukan oleh
dan/atau rawan bencana, dilakukan untuk klasifikasi pemerintah daerah dan/atau
kumuh berat, kumuh sedang, dan kumuh ringan dengan setiap orang
status lahan ilegal.
ANALISIS PENANGANAN KAWASAN KUMUH

Kawasan kumuh di Kota Singkawang pada umumnya merupakan kumuh ringan –


berat dimana kekumuhan terjadi diakibatkan oleh menurunnya kualitas bangunan
hunian (tidak layah huni) menurunnya kualitas lingkungan (pelayanan dan akses
terhadap sarana prasarana lingkungan rendah system pengelolaan sampah, system
pembuangan limbah cair, system drainase). Sesuai dengan typologi kekumuhannya,
maka dapat di tetapkan penangnannya yaitu sebagai berikut :

Lokasi Tingkat
No. Kawasan Kumuh Penanganan Prioritas
(Kecamatan) Kekumuhan
1. Natuna Gg Abadi Singkawang Barat Berat Peremajaan Tinggi
2. Kuala Singkawang Barat Sedang Peremajaan Sedang
3. Jalan Tama Singkawang Tengah Berat Peremajaan Tinggi
4. KS Tubun Singkawang Tengah Sedang Peremajaan Sedang
5. Perumnas Roban Singkawang Tengah Ringan Pemugaran Rendah
6. Sedau Singkawang Selatan Ringan Pemugaran Rendah
7, Gg Happy Pasar Turi Singkawang Barat Berat Permukiman Kembali Tinggi
PERMUKIMAN KEMBALI
Kegiatan memindahkan masyarakat
Kumuh Berat terdampak dari lokasi perumahan
Kumuh Sedang B kumuh atau permukiman kumuh yang
tidak mungkin dibangun kembali karena
Kumuh Ringan
tidak sesuai dengan rencana tata ruang
dan/atau rawan bencana, dilakukan
E untuk klasifikasi kumuh berat, kumuh
G sedang, dan kumuh ringan dengan
status lahan ilegal.
D
A PEREMAJAAN
Kegiatan perombakan dan penataan
C mendasar secara menyeluruh meliputi
rumah dan prasarana, sarana, dan
utilitas umum perumahan dan
permukiman, dilakukan untuk klasifikasi
kumuh berat dan kumuh sedang
dengan status lahan legal.

PEMUGARAN
F Pemugaran : Kegiatan memperbaiki,
Lokasi Tingkat
No Kawasan Kumuh Penanganan Prioritas memulihkan kembali rumah serta
(Kecamatan) Kekumuhan
A Natuna Gg Abadi Singkawang Barat Berat Peremajaan III prasarana, sarana, dan utilitas
B Kuala Singkawang Barat Sedang Peremajaan IV umum ke bentuk aslinya, dilakukan
C Jalan Tama Singkawang Tengah Berat Peremajaan II untuk klasifikasi kumuh ringan
D KS Tubun Singkawang Tengah Sedang Peremajaan V dengan status lahan legal.
E Perumnas Roban Singkawang Tengah Ringan Pemugaran VII
F Sedau Singkawang Selatan Ringan Pemugaran VI
G Gg Happy Pasar Turi Singkawang Barat Berat Permukiman Kembali I
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

06
STRATEGI
PENGEMBANGAN
PERUMAHAN DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

Visi Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan


Permukiman (PKP) Mewujudkan perumahan dan kawasan
permukiman yang Aman, Nyaman, Produktif, dan Berkelanjutan

MISI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PKP


1. Menangani permasalahan permukiman yaitu Backlog, Rumah Tidak
Layak Huni (RTLH), dan Kumuh
2. Mengembangkan pusat-pusat permukiman dan kawasan
pendukungnya ke dalam suatu sistem permukiman
3. Pengembangan sistem infrastruktur permukiman yang terintegrasi
dengan sistem kota
4. Mengembangkan kelembagaan yang dapat menjamin kepastian
kepemilikan hunian kepada masyarakat
5. Mengembangkan skema pembiayaan dalam pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman yang kreatif
STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Permasalahan Strategi Indikator
Pengembangan Permukiman Pemecahan Penataan
➢ Kepadatan ➢ Penataan ➢ Intensitas
• Mengurangi Luasan
bangunan/perumaha tatabangunan bangunan (KDB,
Permukiman Kumuh Sesuai SK n yang terlalu tinggi. dan KLB, GSB dan
Walikota sampai dengan tahun ➢ Lenyapnya taman- lingkungan. KDH) yang
2038. taman dan ruang ➢ Penambahan tertata.
terbuka. jaringan baru ➢ Lingkungan/aspe
• Meningkatkan kualitas
➢ Tidak mencukupinya dan k arsitektural
lingkungan permukiman untuk jaringan air bersih, peningkatan kawasan
mencegah timbulnya kawasan listrik dan pembuangan pelayanan berdasarkan
permukiman kumuh baru. air kotor. fasilitas. karateristik
➢ Berkurangnya tingkat lingkungan
• Mengurangi Rumah Tidak
pelayanan dan fasilitas perumahan.
Layak Huni secara bertahap umum seperti sekolah, ➢ Jaringan utilitas
sampai dengan tahun 2038. ➢ Tempat pertemuan dan pendukung
• Mengembangkan permukiman olah raga, rekreasi, dan terpenuhi.
lain-lain. ➢ Skala pelayanan
sesuai dengan tipologi (Pusat
➢ Hilangnya ciri-ciri khas fasilitas yang
Kota, Tepi Sungai, Nelayan, atau karakter spesifik merata
Perkebunan). dari daerah permukiman ➢ Keseluruh
• Mengembangkan pusat-pusat tertentu. kawasan
permukiman
permukiman.
STRATEGI PENANGANAN KAWASAN KUMUH
Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan
➢ Ketimpangan tampilan fisik bangunan. ➢ Revitalisasi ➢ Terfasilitasinya
➢ Munculnya bangunan- bangunan tidak permanen baru di badan jalan maupun kawasan kumuh prasarana dan sarana
di trotoar yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan dan kenyamanan dan dukungan PSD permukiman yang
pengguna jalan. kawasan dan rumah ➢ Layak huni dan
➢ Pemanfaatan daerah sungai oleh masyarakat untuk kegiatan ekonomi, yang layak huni serta terjangkau.
menjadikan terganggunya fungsi sungai secara maksimal. penyediaan
➢ Tidak adanya jarak antar bangunan yang mengakibatkan rumah menjadi tidak Rusunawa.
sehat. ➢ Pembangunan
➢ Kumuhnya permukiman akibat aktivitas kawasan yang terlalu berlebihan, prasarana sarana
sehingga menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan tidak serta fasilitas
nyaman untuk ditinggali. penunjang.
➢ Tidak berfungsinya saluran drainase kota di kawasan tersebut secara optimal. ➢ Peningkatan
kebersihan
➢ Sampah dan limbah akibat aktivitas warga yang tidak dikelola dengan baik.
lingkungan.
➢ Kurangnya sarana
➢ Peningkatan
➢ Prasarana juga kurang terpeliharanya sarana dan kenyamanan pengguna jalan.
kapasitas
➢ Pemanfaatan daerah sungai oleh masyarakat untuk kegiatan ekonomi, yang penanganan
menjadikan terganggunya fungsi sungai secara maksimal. permukiman
➢ Tidak adanya jarak antar bangunan yang mengakibatkan rumah menjadi tidak informal yang
sehat. progresif dan
➢ Kumuhnya permukiman akibat aktivitas kawasan yang terlalu berlebihan, terpadu.
sehingga menyebabkan lingkungan hunian menjadi tidak sehat dan tidak
nyaman untuk ditinggali.
➢ Tidak berfungsinya saluran drainase kota di kawasan tersebut secara optimal.
➢ Sampah dan limbah akibat aktivitas warga yang tidak dikelola dengan baik.
➢ Kurangnya sarana prasarana juga kurang terpeliharanya sarana
Rencana penanganan kawasan kumuh di Kota Singkawang dilakukan melalui konsep
TRIDAYA yaitu:
a. Pemberdayaan sosial kemasyarakatan, yaitu suatu proses untuk menyiapkan
masyarakat (individu maupun kelompok) dalam menyiapkan, melaksanakan dan
mengelola serta memelihara program.
b. Pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi, yang berbasiskan ekonomi keluarga
dan kelompok usaha bersama.
c. Pendayagunaan prasarana dan sarana lingkungan yang dilakukan secara
optimal agar dapat mendukung pilihan yang dikehendaki oleh masyarakat.
• Rencana penanganan kawasan kumuh melalui konsep TRIDAYA di Kota
Singkawang bertujuan untuk mengembalikan kualitas hunian yang layak dan
mencegah timbul/meluasnya kawasan kumuh baru. Pola penenganan yang
dilakukan dilakukan melalui :
a. PENCEGAHAN b. PENINGKATAN KUALITAS
Pola penanganan Pola penanganan peningkatan kualitas:
pencegahan: ✓ Pemugaran : Perbaikan, pembangunan
kembali menjadi permukiman layak huni
✓ Pengawasan dan
✓ Peremajaan : Mewujudkan permukiman
Pengendalian : Kesesuaian yang lebih baik guna melindungi
terhadap perizinan, standar keselamatan dan keamanan masyarakat
teknis dan pemeriksaan sekitar dengan terlebih dahulu
sesuai dengan peraturan menyediakan tempat tinggal bagi
perundang-undangan masyarakat
✓ Pemberdayaan Masyarakat : ✓ Program Aladin (Atap, lantai, dinding) /
Pelaksanaan melalui Rehabilitasi Rumah adalah program
pendampingan dan bantuan perbaikan rumah melalui
penyediaan material yang disesuaikan
pelayanan informasi
dengan kebutuhan perbaikan. Program ini
biasanya dilakukan melalui bantuan
stimulan dana bergulir yang dikelola oleh
masyarakat dan dapat direplikasikan untuk
kebutuhan masyarakat yang kebih luas.
RENCANA PENANGANAN KAWASAN KUMUH
Kawasan Lokasi Tingkat Rencana Penanganan
No. Prioritas
Kumuh (Kecamatan) Kekumuhan
1. Natuna Gg Abadi Singkawang Berat Tinggi Peremajaan:
Barat • Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ; Persampahan, Air
Limbah, Air bersih dan Infrastruktur jalan, drainase,
kelistrikan
• Penyediaan RTH
2. Kuala Singkawang Sedang Sedang Peremajaan
Barat • Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ; Persampahan, Air
Limbah, Air bersih dan Infrastruktur jalan, drainase,
kelistrikan
3. Jalan Tama Singkawang Berat Tinggi Peremajaan
Tengah • Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ; Persampahan, Air
Limbah, Air bersih dan Infrastruktur jalan, drainase,
kelistrikan
• Penyediaan RTH
4. KS Tubun Singkawang Sedang Sedang Peremajaan
Tengah • Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ; Persampahan, Air
Limbah, Air bersih dan Infrastruktur jalan, drainase,
kelistrikan
RENCANA PENANGANAN KAWASAN KUMUH
Kawasan Lokasi Tingkat Rencana Penanganan
No. Prioritas
Kumuh (Kecamatan) Kekumuhan
5. Perumnas Singkawang Tengah Ringan Rendah Pemugaran
Roban • Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ;
Persampahan, Air Limbah, Air bersih dan
Infrastruktur jalan, drainase, kelistrikan
6. Sedau Singkawang Selatan Ringan Rendah Pemugaran
• Perbaikan Rumah
• Peningkatan / Perbaikan / Pelayanan ;
Persampahan, Air Limbah, Air bersih dan
Infrastruktur jalan, drainase, kelistrikan
7, Gg Happy Singkawang Barat Berat Tinggi Permukiman Kembali
Pasar Turi • Relokasi permukiman
• Pembangunan Rumah
• Pembangunan dan Peningkatan /
Perbaikan / Pelayanan ; Persampahan, Air
Limbah, Air bersih dan Infrastruktur jalan,
drainase, kelistrikan
• Penyediaan RTH
STRATEGI PENATAAN KAWASAN SIAP BANGUN (KASIBA) DAN
LINGKUNGAN SIAP BANGUN (LISIBA)

Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan


➢ Belum terbentuknya ➢ Pengembangan Kasiba/Lisiba ➢ Akan terwujud
Badan Pengelola, yang ➢ Menyediakan perumahan pengembangan
akan menangani yang layak dan terjangkau, Kasiba/Lisiba dengan
kawasan tersebut sekaligus merupakan strategi penyediaan sarana dan
secara independen pembangunan permukiman di prasarana untuk
kawasan perkotaan sebagai mempercepat
upaya preventif tumbuhnya pertumbuhan kawasan
permukiman kumuh. tersebut.
➢ Terdapat lahan
permukiman siap
bangun.
➢ Terdapat prasarana
penunjang menuju
lokasi.
PETA K AWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN
ARAHAN PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN RUMAH
BARU

❖ Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman baru


a. Rencana Penyediaan, Pengemangan
swadaya diarahkan pada kawasan permukiman perkotaan
dan Pembangunan Rumah Baru
dan perdesaan yang bukan kawasan bencana, bukan
Swadaya
kawasan kehutanan (kecuali APL), bukan kawasan
Alokasi ruang untuk perumahan
pertanian berkelnajutan (kecuali pertanian lahan kering
swadaya yang dibangun sendiri oleh
yang tidak produktif) dan pada kelerengan 0 – 15 %.
masyarakat secara mandiri dengan
❖ Proporsi yang di gunakan adalah 1 : 3 ; 6 dengan luas
konsep Lingkungan Hunian Berimbang
kavling 600 m2 ; 400 m2 ; 200 m2 ;
sejalan mengikuti hirarki pusat-pusat
✓ Proporsi 1 rumah besar diarahkan pada
kegiatan/pelayanan Kota. Ruang untuk
hinterland/pinggiran di kawasan perkotaan dan pada
Perumahan Swadaya memiliki sebaran
hinterland/pinggiran kawasan permukiman
yang cukup beragam sesuai dengan
perdesaan.
tipologi jenis rumah yang akan
✓ Proporsi 3 ; rumah sedang diarahkan pada kawasan
dibangun pada kawasan perumahan
perkotaan (layer 2 / sub pusat kegiatan) dan
perkotaan dan perdesaan. Dengan
kawasan perdesaan (pusat kegiatan desa).
ketentuan sebagai berikut :
✓ Proporsi 6 ; rumah kecil diarahkan pada kawasan
perkotaan (dalam kota).
RENCANA PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN RUMAH
BARU

❖ Penyediaan system sarana dan prasaran (PSU) secara swadaya (individu atau komunal) atau di sediakan
oleh pemerintah (skala kawasan dan komunal).
❖ Ketentuan teknis
✓ Kawasan permukiman perkotaan
o Kelerengan 0 – 8 % ; Kepadatan tinggi (rumah/kavling kecil), KDB Maks 40%, KLB/Ketinggian
Bangunan 2 lantai, menggunakan teknologi bangunan tahan banjir dan dilengkapi system early
warning banjir dan jalur evakuasi bencana.
o Kelerengan 9 – 15 % ; Kepadatan sedang (rumah/kavling sedang), KDB maks 40 %,
KLB/Ketinggian Bangunan 2 Lantai, menggunakan teknologi bangunan tahan gempa dan teknologi
pematangan lahan “handal longsor, dilengkapi dengan system early warning banjir dan jalur
evakuasi bencana.
✓ Kawasan permukiman perdesaan
o Kelerengan 0 – 8 % ; Kepadatan sedang (rumah/kavling sedang), KDB Maks 40 %,
KLB/Ketinggian Bangunan 2 lantai, menggunakan teknologi bangunan tahan banjir dan dilengkapi
system early warning banjir dan jalur evakuasi bencana.
o Kelerengan 9 – 15 % ; Kepadatan rendah (rumah/kavling besar), KDB maks 40 %, KLB/Ketinggian
Bangunan 2 Lantai, menggunakan teknologi bangunan tahan banjir dan teknologi pematangan
lahan “handal longsor, dilengkapi dengan system early warning banjir dan jalur evakuasi bencana.
RENCANA PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN RUMAH
BARU

b. Rencana Pengembangan kawasan permukiman :


✓ Mengarahkan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sesuai
dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Singkawang
✓ Menyediakan bank lahan untuk pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman
✓ Mengembangkan kawasan siap bangun (site & services) bersama dengan
stakeholder terkait
✓ Mengoptimalkan lahan yang dimiliki pemerintah untuk penyediaan perumahan
formal bersifat vertikal.
Rencana
Penyediaan,
Pengembangan dan
Pembangunan
Perumahan Baru

Pertimbangan Alokasi Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan Baru :
✓ Lahan peruntukan permukiman sesuai
dengan Pola Ruang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Singkawang
✓ Tidak berada pada lahan peruntukan lain
✓ Mengelompok/Aglomerasi dengan
permukiman yang sudah ada
✓ Memiliki infrastruktur yang memadai seperti
jaringan jalan, listirk dll
✓ Tidak berada pada kawasan lindung
✓ Tidak berada pada kawasan rawan
bencana
STRATEGI PENATAAN PERMUKIMAN UNTUK MBR

Permasalahan Strategi Pemecahan Indikator Penataan


➢Keterbatasan kecukupan ➢Mewujudkan kualitas lingkungan ➢Layanan di bidang kesehatan,
pangan dan mutu pangan. masyarakat yang sejahtera. pendidikan dan usaha kerja
➢Terbatasnya akses layanan ➢Meningkatkan pelayanan fasilitas dan sangat terbuka untuk
kesehatan. akses transportasi. masyarakat dan mudah
➢Terbatasnya akses layanan dijangkau.
pendidikan. ➢Sumber Daya Alam dapat
➢Terbatasnya kesempatan dikelola dalam pemenuhan
kerja dan membuka usaha. kebutuhan pangan dan
➢Terbatasnya akses layanan peningkatan mutu pangan.
perumahan. ➢Lingkungan yang bersih
➢Terbatasnya akses hubungan
transportasi
➢Memburuknya kondisi
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup, dan
lemahnya partisipasi.
PENGEMBANGAN RUMAH VERTIKAL

Tanda Bukti
N
• Kebutuhan penyediaan perumahan tapak di Kota o.
Tanah Penguasaan & Jenis Rumah Susun
Singkawang sampai akhir tahun perencanaan Kepemilikan
1. Pemberian hak atas tanah SHM Rumah susun
(2037) masih sangat terpenuhi tanpa adanya terhadap tanah yang HGB umum
penyediaan rumah susun (hunian vertical) langsung dikuasai negara HGU Rumah susun
• Namun perlu direncanakan hunian vertical sebagai khusus
Rumah susun
antisipasi dalam pemenuhan kebutuhan akan negara
rumah. Rumah susun
• Rencana alokasi ruang untuk pembangunan rumah komersial
2. Rumah susun Sewa Sertifikat hak Rumah susun umum
vertikal (rusun) diarahkan pada wilayah-wilayah umum Rumah dan atas tanah dan/atau Rumah
yang sudah padat dan atau pada wilayah-wilayah susun khusus atau (sesuai susun khusus
dengan demand rumah sewa tinggi atau sebagai Rumah susun Perjanji dengan
negara Rumah an ketentuan
alternatif revitaisasi kawasan kumuh dan padat susun komersial Kerjasa peraturan
perkotaan. m perundang-
• Pembangunan perumahan vertikal ini diarahkan 3. Pendayagunaan Sewa undangan) Rumah susun umum
tanah wakaf Perjanji dan/atau Rumah
pada: an susun khusus
❑ Kecamatan Singkawang Barat Kerjasa
❑ Kecamatan Singkawang Tengah ma
RENCANA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Sarana Kesehatan • Sarana Peribadatan


Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan sarana kesehatan hingga Secara umum ketersediaan sarana peribadatan ini sudah
tahun 2037 di Kota Singkawang membutuhkan sarana kesehatan relative tersebar dan ada di setiap lingkungan perumahan
seperti 3 unit Puskesmas, 9 unit Puskesmas Pembantu, 59 unit Klinik. dan permukiman masayarakat baik di perkotaan maupun
Kesemua sarana kesehatan yang dibutuhkan tersebut nantinya secara di pedesaan. Sesuai dengan hasil kebutuhan sarana
bertahap dapat disediakan pada kawasan permukiman dan peribadatan yang dilakukan bagi kawasan perumahan
perumahan baru yang direncanakan. dan permukiman baru di Kota Singkawang ini hingga
akhir tahun 2037 didapatkan sebanyak 9 unit Masjid
Lingkungan, dan 118 unit Mesjid Warga. Untuk sarana
• Sarana Perekonomian
ibadah agama lain, direncanakan sebagai berikut:
Dari hasil analisis kebutuhan didapatkan bahwa hingga akhir tahun
• katolik mengikuti paroki;
2037 kebutuhan akan pasar lingkungan mencapai 9 unit. Rencana
• hindu mengikuti adat; dan
penyediaan sarana perdagangan dan jasa ini nantinya diarahkan pada
• budha dan kristen protestan mengikuti sistem
pusat-pusat kegiatan ekonomi dan jasa kawasan perumahan
kekerabatan atau hirarki lembaga.
permukiman baru baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan
pedesaan.

• Sarana Pendidikan
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan jumlah sarana pendidikan
di Kota Singkawang hingga tahun 2037, sesuai standar kebutuhan
sarana pendidikan, di Kota Singkawang harus tersedia sekolah TK
sebanyak 237 unit, SD 184 unit, SLTP 61 unit, SLTA 61 unit.
RENCANA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Prasarana Jaringan Jalan


Tipe geometric jalan yang di rencanakan dalam penanganan jalan perumahan dan kawasan permukiman terdiri dari 3
(tiga tipe) , yaitu sebagai berikut :
1. Tipe I (Lokal III/Lingkungan 1) :
- Perkerasan rabat beton (K.275)
- Lebar perkerasan 6,5 meter
- Kelengkapan : drainase kiri – kanan jalan pasangan batu kali
2. Tipe II (Lingkungan II) :
- Perkerasan rabat beton (K.275)
- Lebar perkerasan 3,5 meter
- Kelengkapan : drainase kiri – kanan jalan pasangan batu kali
3. Tipe III (Lingkungan II):
- Perkerasan rabat beton (K.275)
- Lebar perkerasan 1,5 meter
- Kelengkapan : drainase kiri – kanan jalan pasangan batu kali
RENCANA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Sistem Pengendalian Banjir (Dreinase, Sumur Resapan, Kolam Ditensi-Retensi)


Konsep penanganan/pengendalian banjir di Kota Singkawang direkomendasikan menggunakan gabungan metode struktur
dan metode non struktur melalui konsep ekodrain yaitu pengelolaan saluran drainase secara terpadu berwawasan
lingkungan meliputi rangkaian pengelolaan sejak dari sumber (hulu) sampai ke muara (hilir), melalui:
1. Memperbaiki/rehabilitasi saluran primer, skunder, dan tersier pada kawasan banjir yang diakibatkan oleh meluapnya
saluran pada saat hujan (saluran terputus atau tersedimentasi) serta mengganti dasar saluran dengan dasar
permeable (kelerengan 0 – 8 %).
2. Membangun badan air berupa kolam retensi pada kawasan banjir yang diakibatkan oleh air kiriman pada hulu sungai
atau run off dari atas bukit.
3. Reboisasi/penanaman tanaman berakal tunggal pada dataran tinggi (perbukitan) .
4. Normalisasi badan air utama (sungai).
5. Memperbaiki/rehabilitasi/merawat danau serta menempatkan petugas jaga.
6. Membuat sumur-sumur resapan komunal pada permuhan-perumahan lama dan mewajibkan perumahan baru untuk
membangun sumur resapan atau kolam retensi yang terintegrasi dengan system drainase primer dan skunder (susur
resapan dan kolam ditensi-retensi hanya pada kelerengan 0 – 8 %).
7. Menerapkan manajemen pengendali banjir dengan melibatkan masyarakat dan swasta melalui pembentukan
kelompok pemeliharaan saluran, sumur resapan, kolam retensi dan ponds.
8. Membuat system peringatan dini banjir pada kawasan bantaran sungai atau dataran banjir sungai.
RENCANA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Penyediaan Air Bersih/Air Minum


Berdasarkan tingkat kebutuhan pelayanan air minum hingga tahun 2037, perlu direncanakan peningkatan dengan total
pelayanan air bersih sebesar 19.193.987.163 lliter / tahun. Direncanakan setiap instalasi penyediaan air bersih dapat
melayani 100 – 150 KK dengan kapasitas 65.000 – 97.500 liter/hari (2.708,33 – 4.062,50 liter/jam) serta harus dapat
penyediakan air bersih pada debit puncak (30% (jam 06.00 – 08.00 dan jam 16.00 – 18.00) sebesar 812,50 – 1.218,75
liter/jam yang di pergunakan secara bersama oleh 100 – 150 KK. Maka rencana instalasi penyediaan air bersih komunal
adalah sebagai berikut :
1. Sistem Perpipaan Terlindungi Melayani 100 – 150 Rumah Tangga
2. Sumber Air Baku ; Air Tanah (Sumur Pompa ; Kedalaman 20 – 40 m) atau Air Permukaan (Sistem Bendung sungai atau
danau)
3. Instalasi pengolahan air sederhana (untuk sumber air baku permukaan)
4. Tangki Penampung/Reservoir (1 Tower 2 - 3 Tangki @ 1.000 liter)
5. Pipa Distribusi
6. Pipa Sambungan Rumah
7. Meteran Air
8. Sistem penyaluran Grafitasi atau pompa
RENCANA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

• Penyediaan Air Bersih/Air Minum


Rencana pengelolaan air limbah domestic di Kota Singkawang adalah dengan dua acara yaitu dengan system on site/system
individual yang diaplikasikan pada kawasan permukiman perdesaan (kepadatan ≤ 25 jiwa/ha) dan dengan system off
site/system komunal yang diaplikasikan pada kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan (kepadatan ≥ 26 jiwa/ha) dan
sangat di sarankan untuk kawasan padat/kumuh. System off site/system komunal merupakan sarana dan prasarana
pengolahan limbah domestic (black water) yang digunakan secara bersama (komunal) yaitu berupa MCK Komunal yang di
lengkapi septictank (on-site) dan system pengolahan limbah (septictank) komunal (off-site) yang melayani 50 – 75 rumah
tangga atau rumah.

• Pengelolaan Sampah
Rencana pengelolaan sampah Kota Singkawang adalah dengan dua acara yaitu dengan system individual yang diaplikasikan
pada kawasan permukiman perdesaan dan dengan system komunal/kawasan yang diaplikasikan pada kawasan perkotaan.
Konsep yang di terapkan adalah zero waste dengan prinsip 3R Reduce, Reuse, dan Recycle.

Sistem Penanganan dan Pengelolaan Infrastruktur Persampahan

Pengelolaan Dan Pengelolaan Dan Tempat Pengolahan Pewadahan


Penanganan Sampah Penanganan Sampah Sampah 3R (TPS 3R)
Perdesaan Perkotaan
MEKANISME PENGENDALIAN

A. Proses Perizinan
Proses perizinan terhadap upaya pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan rencana pemanfaatan ruang
dan pengelolaan yang sudah ada. RP3KP harus menjadi acuan dalam pemberian izin pemanfaatan lahan
perumahan dan kawasan permukiman yang dilakukan instansi / individu di Kota Singkawang.

B. Proses Pengawasan C. Pelaporan Penyelenggaraan


Proses pengendalian penguasaan, penggunaan Laporan pendirian perumahan memuat materi
dan pemanfaatan lahan yang dilaksanakan melalui sebagai berikut:
pengawasan yang diwujudkan melalui superviisi 1. Perkembangan perolehan Izin Mendirikan
dan penertiban oleh pemerintah, dengan melibatkan Bangunan (IMB);
lembaga pada tingkat terendah, serta peran aktif 2. Perkembangan pembangunan konstruksi rumah;
masyarakat, yang diatur melalui suatu mekanisme 3. Catatan mengenai permasalahan yang
pengawasan serta pengendalian pembangunan dan memerlukan penanganan cepat, dan potensi
pengembangan. masalah yang harus diantisipasi.
MEKANISME PENGENDALIAN

D. Proses Penertiban
Proses penertiban langsung maupun tak langsung dengan menerapkan sanksi serta aplikasi sistem
disinsentif jika penggunaan lahan tidak sesuai dengan rencana pemanfaatan dana perencanaan kawasan
perumahan dan kawasan permukiman. Proses penertiban pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman disusun dengan prosedur sebagai berikut:
1. Melalui proses pemeriksaan lapangan oleh instansi/lembaga terkait di Kota Singkawang terhadap
pelaksanaan pembangunan perumahan. Hasil pemeriksaan ini kemudian dilaporkan kepada
bupati oleh instansi/lembaga terkait;
2. Konfirmasi temuan lapangan dengan dokumen hasil pengawasan yang ada, seperti laporan
pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan perumahan, laporan pengaduan, serta produk
perencanaan lainnya yang digunakan sebagai acuan pembangunan;
3. Perumusan kebijakan tindak lanjut berupa penertiban melalui mekanisme pengendalian yang
ada, serta pengadaan rencana penangangan terhadap masalah yang muncul.
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Kebutuhan Institusi Koordinasi Pembangunan Rekomendasi Keanggotaan


Penanggung jawab kegiatan ini pada dasarnya adalah unit kerja Koordinator :
yang menangani urusan perumahan dan permukiman pada • Bappeda Kota
tingkatan propinsi dan atau kota/kabupaten. Lembaga yang Anggota :
terbentuk beradasarkan kesepakatan bersama dari Pemerintah • PU-Ciptakarya
Kota Singkawang, bisa Institusi yang dibentuk khusus • BPLHD
(Pokjanis/BP4D/BKP4K, dll) atau lebur pada institusi yang ada saat • Dinas Koperasi dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah
ini sebagai forum koordinasi pembangunan masyarakat Kota • Dinas Kesehatan
Singkawang (Forum Kota/TKPRD,dll). • DPRD
Tugas Pokok : • BPN dan Tata Ruang Institusi Perguruan Tinggi
• Menyiapkan rumusan dan/atau menetapkan kebijakan dan • LSM/AKPPI
program penanganan perumahan dan permukiman tingkat Kota • BKM Bidang Perumahan
Singkawang. • Perumnas/Pengembang/AsosiasiPengusaha Perumahan
• Menyelenggarakan penyelesaian permasalahan dalam • Dll
pengembangan perumahan dan permukiman bersama-sama
masyarakat.
• Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian
pembangunan serta pengelolaan perumahan dan permukiman
agar sesuai dengan RTRW Kota dan atau RP3KP Kota
Singkawang.
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN

Perluasan Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan


Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman yang mengacu pada suatu kerangka penataan ruang wilayah di Kota
Singkawang diharapkan dapat berlangsung secara tertib, terorganisasi dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan
kebutuhan serta ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

➢ Identifikasi sumber pembiayaan di Kota Singkawang


Berdasarkan beberapa ketentuan hukum yang menyangkut masalah pembiayaan pembangunan dan peraturan perundanagan
otonomi daerah ditetapkan sumbersumber pendapatan daerah berasal dari:
• Pendapatan Asli Daerah :
• Pajak daerah.
• Retribusi daerah.
• Bagian laba usaha daerah.
• Lain-lain PAD yang sah.
• Dana Perimbangan, , terdiri dari :
• Bagian daerah dari penerimaan PBB, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, dan penerimaan dari sumber daya alam.
• Dana alokasi umum.
• Dana alokasi khusus.
• Pinjaman daerah, baik dari sumber dalam negeri dan/atau sumber luar negeri dengan persetujuan DPRD.
• Lain-lain Penerimaan Yang Sah.
Penerimaan daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah yang ketentuanketentuan pokoknya diatur sesuai peraturan
perundang-undangan dan pembentukannya diatur dengan Peraturan Daerah. Sehubungan dengan itu perlu adanya kesempatan yang
cukup luas bagi Pemerintah Kota Singkawang dalam memilih, menetapkan dan mengendalikan perusahaan daerahnya.
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN

➢ Peningkatan Penerimaan Daerah


Peningkatan penerimaan daerah dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan volume/nilai bagi sumber penerimaan yang telah ada
dan memungkinkan untuk itu atau berusaha untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru sejauh masih dimungkinkan oleh
perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka meningkatkan penerimaan daerah, beberapa cara yang dapat ditempuh
Pemerintah Kota Singkawang, yaitu :
• Mengumpulkan dana dari pajak-pajak dan restribusi daerah yang tidak bertentangan atau diperbolehkan oleh peraturan atau
perundang-undangan yang berlaku.
• Pemerintah Kota dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar uang atau bank atau pinjaman dalam negeri maupun luar
negeri.
• Ikut ambil bagian dalam pendapatan pajak sentral (pusat) yang dipungut di daerah.
• Pemerintah Kota dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah propinsi atau pemerintah pusat.

➢ Peningkatan Pendapatan Asli Daerah


Komponen utama dari pendapatan asli daerah adalah pajak daerah dan retribusi daerah. Dua komponen lainnya yaitu bagian
laba usaha daerah dan lain-lain pos PAD yang sah umumnya masih memberikan kontribusi yang masih relatif kecil. Oleh karena
itu, peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) akan tetap ditentukan oleh meningkatnya penerimaan pajak daerah dan restribusi
daerah.

Selain pajak daerah, komponen yang juga mempunyai peranan yang sangat berarti dalam meningkatkan pendapatan asli daerah
seperti yang telah dijelaskan didepan adalah retribusi daerah. Beberapa jenis retribusi daerah yang dapat diintensifkan
pemungutannya oleh Pemerintah Kota antara lain yaitu retribusi ijin bangunan, retribusi ijin tempat usaha, parkir, terminal dan
pendapatan pasar.
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN

➢ Pemanfaatan Dana Perimbangan


Sumber-sumber yang diperoleh dari bagian dana perimbangan di wilayah Kota Singkawang meliputi, sebagai berikut :
• Bagi hasil pajak.
• Bagi hasil bukan pajak.
• Dana alokasi umum yaitu dari dana alokasi umum.
• Dana alokasi khusus.

➢ Pemanfaatan Sumber-sumber Pinjaman


Dalam usaha meningkatkan kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan daerah telah dikembangkan penyediaan dana
dari sumber pinjaman. Pinjaman tersebut terutama dimaksudkan untuk membiayai investasi yang bersifat self financing atau
dapat mengembalikan pinjaman dari hasilnya sendiri. Dalam pelaksanaan pembangunan, Pemerintah Kota dapat
memanfaatkan sumber dana tersebut, misalnya untuk menyediakan/memperluas jaringan air minum dengan tetap
memanfaatkan tenaga ahli milik sendiri yang pada gilirannya juga akan meningkatkan pendapatan. Sebagian pendapatan yang
diperoleh tersebut dapat dipergunakan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.

➢ Pemanfaatan Sumber-sumber Penerimaan Lainnya


Sumber-sumber penerimaan lainnya sebagai salah satu penerimaan Pemerintah Kota terdiri dari penerimaan dari pemerintah
atasan (propinsi). Sebagai negara kesatuan yang menganut asas dekonsentrasi, desentralisasi dan perbantuan maka
penerimaan dari pemerintah atasan akan tetap mewarnai penerimaan Pemerintah Kota. Perubahan hanya akan terjadi dalam
bentuk jumlah/besarnya penerimaan yang dapat diberikan pada daerah dan perbandingan antara penerimaan tersebut dengan
pendapatan asli daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut antara lain adalah karena situasi keuangan
negara atau meningkatnya kemampuan daerah yang tercermin dalam peningkatan pendapatan asli daerahnya.
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN

Sumber Pembiayaan Alternatif


Alternatif sumber pembiayaan non-pemerintah daerah yang umumnya menjadi andalan
dalam pembangunan perumahan & permukiman adalah pendanaan oleh swasta melalui
pasar perumahan. Dalam hal ini, developer perumahan akan terlibat dalam pembangunan
sekaligus pemasaran perumahan kepada konsumen secara langsung. Karenanya,
diperlukan dukungan atmosfir pasar perumahan yang kondusif, dimana persaingan antar
pengembang berlangsung secara sehat, terbuka dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Untuk itu, diperlukan instrumeninstrumen pendukung pasar perumahan, berupa:
• Prosedur keterlibatan developer / pengembang dalam pasar perumahan.
• Regulasi pasar perumahan yang mengatur aspek-aspek seperti pelaksanaan
pembangunan, model pembiayaan, pemasaran, serta proses pengelolaan perumahan.
• Skema pembiayaan perumahan dari lembaga keuangan / perbankan bagi pembangunan
perumahan oleh swasta / melalui mekanisme pasar perumahan.
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN

Pengembangan Pola Pembiayaan

Masyarakat yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di Kota Singkawang, berkaitan dengan
pembiayaan, ada 2(dua) golongan yaitu:

• Masyarakat Berpenghasilan Menengah Ke Bawah.


Dalam hal ini awalnya pemerintah menunjuk Bank Tabungan Negara (BTN) untuk menjadi wadah bagi pembiayaan proyek
pembangunan perumahan dan permukiman rakyat dengan memberikan fasilitas Kredit Pemilikian Rumah (KPR).
• Masyarakat Berpenghasilan Menengah Ke Atas.
Karena permintaan pasar yang terus meningkat maka Bank Tabungan Negara (BTN) juga menyediakan fasilitas KPR bagi kelompok
masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, serta juga didirikannya suatu Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yaitu PT. Papan
Sejahtera yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah, Bank Indonesia, dan REI.

Bagi Kota Singkawang, pola pembiayaan pembangunan, disamping mengikuti pola pembiayaan yang sudah baku, juga dapat
dikembangkan melalui:
• Pinjaman kredit, apabila selama ini dari BTN, maka Kota Singkawang dapat mencobakan melakukan kerjasama dengan BPD Sumbar.
Dimana pola peminjaman biaya pembangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan pengembalian dari masyarakat
sendiri.
• Membuka akses terhadap PNM (Pemodalan Nasional Madani).
• Dikembangkannya suatu kegiatan usaha di bidang pembangunan perumahan melalui kegiatan koperasi di bidang perumahan.
• Melakukan ‘up grade” atu meningkatkan kapasitas kemampuan BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), sehingga dana yang selama ini
hanya digunakan untuk peningkatan ekonomi diarahkan pula bagi sumber pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman.
REKOMENDASI
Penanganan Permukiman Khusus Pusat Kota
Penanganan permukiman khusus pusat kota diarahkan agar tidak terjadinya
kepadatan bangunan dan krisis lahan seperti di Kecamatan Singkawang Barat dan
Kecamatan Singkawang Tengah. Karena Karakteristik pusat kota didominasi oleh
perdagangan dan jasa, dan sebagai pusat kegiatan sehingga kebutuhan akan
perumahan selalu meningkat dan lahan terbatas. Maka, rekomendasi
permukiman khusus pusat kota yaitu :
• Menetapkan kawasan pemerintahan kota, kawasan komersial dan jasa yang
memiliki jangkauan pelayanan regional sebagai bagian darikawasan strategis;
• Menata jaringan prasarana dan simpul transportasi darat dalam rangka
menjaga kelancaran lalu lintas lokal dan regional di kawasan pusatkota;
• Menata kawasan terbangun khususnya kegiatan komersial terutama yang
berada pada jalan arteri dan kolektor;
• Mengendalikan kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi;
• Mengembangkan sistem jaringan drainase yang efektif dan efisien
dalamrangka menghindari terjadinya banjir;
• Dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah diarahkan menggunakan jenis
hunian vertikal (rumah susun); dan
Ilustrasi Hunian Vertikal (Rumah Susun)
• Menyediakan RTH yang memadai sebagai unsur pengikat sosialmasyarakat
kota.
REKOMENDASI
Penanganan Permukiman Khusus Nelayan

Penanganan permukiman khusus nelayan diarahkan


untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
ketersediaan rumah yang layak huni, akses air bersih,
serta lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat.
Berikut rekomendasi penanganan permukiman khusus
nelayan :
• Sarana hunian: rumah tipe 58 m², 2 lantai
(Berdasarkan Program Kementerian PUPR tentang
Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA));
• Prasarana dan utilitas lingkungan: jalan lingkungan,
pedestrian air bersih, sanitasi berwawasan
lingkungan, drainsase dan listrik; dan
• Sarana sosial: masjid, ruang serba guna, lapangan
olah raga dan tempat bermain.
Ilustrasi Permukiman Khusus Nelayan
Fungsi perumahan sebagai tempat bekerja yang di
lengkapi dengan
• Tempat menyimpan perlengkapan menangkap ikan
• Ruang bersama untuk memperbaiki perlengkapan
menangkap ikan
• Ruang bersama untuk menjemur ikan
REKOMENDASI
Penanganan Permukiman Khusus Militer

Fungsi dari zona pertahanan dan keamanan merupakan kawasan yang


diperuntukkan untuk Mess dan Pusat Latihan serta Perkantoran kemiliteran.
Rekomendasi penanganan permukiman khusus militer meliputi :
• Mempertahankan perkantoran dan instalasi pertahanan dan keamanan yang ada;
• Pengembangan buffer zone instalasi pertahanan dan keamanan dengan kegiatan
sekitarnya;
• Mengamankan kawasan perkantoran dan instalasi pertahanan dan keamanan
sesuai dengan rencana tata ruang pertahanan keamanan;
• Pengembangan kawasan pertahanan dan keamanan ditetapkan tersendiri oleh
instansi terkait; dan
• Ketentuan untuk pengembangan kawasan hanya berkaitan dengan ketentuan
tata letak bangunan seperti GSB, dan ketinggian bangunan.
REKOMENDASI
Penanganan Permukiman Khusus Tepi Sungai

Rekomendasi penanganan permukiman khusus tepi sungai yaitu sebagai beriut :


• Untuk mencegah terjadinya berkembangnya permukiman di tepi sungai maka
diterapkan peraturan peraturan seperti disinsentif
• Membangun tanggul di tepi sungai didekat permukiman.
• Perlu adanya Pembangunan khusus taman-taman (Ruang Terbuka Hijau) atau
jalur hijau disepanjang tepi sungai dekat dengan permukiman.
• Melakukan peremajaan dengan membangun rumah susun.

Ilustrasi Jalur Hijau atau RTH Tepi Sungai Ilustrasi Rusun Tepi Sungai
REKOMENDASI PENGEMBANGAN PERUMAHAN
PADA KAWASAN STRATEGIS KOTA

1. Kawasan Strategis Perkotaan Nyarumkop-Bagak. Dimana tujuan pengembangan kawasan strategis ini
berdasarkan sudut kepentingan ekonomi. Membuat petunjuk teknis sebagai panduan operasionalnya
yaitu berupa Peraturan Zonasi. Peraturan Zonasi ini diharapkan menjadi aturan dalam pemanfaatan
ruang sehingga menjamin pembangunan yang akan dilaksanakan dapat mencapai standar kualitas
lokal minimum. Manfaat Peraturan Zonasi :
❑ Meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai
❑ Meningkatkan pelayanan terhadap fasilitas yang bersifat publik
❑ Menjaga keseimbangan kehidupan masyarakat
❑ Mendorong pengembangan ekonomi
2. Kawasan Strategis kawasan permukiman Bukit Batu di Kecamatan Singkawang Tengah dan Kawasan
Strategis kawasan permukiman Naram di Kecamatan Singkawang Utara, merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan social budaya seperti :
❑ Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
❑ Tempat perlindungan peninggalan budaya
❑ Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan
REKOMENDASI PERMASALAHAN DEVIASI
PERUMAHAN EKSISTING TERHADAP RENCANA

Kawasan Permukiman yang Berada Permukiman yang terdapat pada kawasan


pada Daerah Rawan Bencana : lindung:
• Menerapkan teknologi bangunan • KDB maks 20 %, KLB / Ketinggian bangunan 2
tahan banjir dan dilengkapi system lantai, penggunaan lantai penutup tanah yang
early warning banjir dan jalur porositas/meresapkan air dan wajib membuat
evakuasi bencana. sumur-sumur resapan.
• Mengembangkan jaringan drainase • Rekonstruksi bangunan dengan penggunaan
dan pengendalian banjir di Teknologi Pematangan lahan “handal longsor”
perumahan dan kawasan (pada kelerengan 9 – 15 %).
permukiman; • Perbaikan/renovasi harus mendapatkan izin dan
• KDB Maks 20 % & KLB/Ketinggian persyaratan ketat.
Bangunan 2 lantai • Dupayakan merelokasi dan bagi yang tidak dapat
• Penanaman tanaman berakar tunggal di relokasi di perlukan aturan khusus/izin khusus
• Membuat sumur resapan, kolam agar fungsi kawasan hutan/pertanian lahan basah
distensi atau kolam retensi, dan / perkebunan tetap terjaga.
membangun system jaringan • Dilarang membangun dan mengembangkan
drainase dengan konsep eko drain perumahan / kawasan perumahan yang baru.
REKOMENDASI
PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN POLA
RUANG

Berikut rekomendasi penanganan untuk permukiman yang tidak sesuai


dengan pola ruang yaitu :
• Hanya diperuntukkan untuk para petani yang memang bertani di
kawasan pertanian tersebut (Khusus untuk permukiman yang berada
pada peruntukan pertanian pada pola ruang).
• Tidak membangun dan mengembangkan perumahan baru.
• Adanya pengawasan dan pengendalian dari pemerintah melalui
organisasi petani.
RP3KP
PENYUSUNAN
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan
Perumahan Dan Kawasan Permukiman

07
INDIKASI PROGRAM
PROGRAM STRATEGI PENGEMBANGAN

Di wilayah perencanaan terdapat beberapa kegiatan pembangunan yang perlu


diprioritaskan untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan kawasan.
Direncanakan dalam kurun waktu per-5 tahun yaitu dari tahun 2018 – 2037 yang
dilakukan secara bertahap sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Adapun dalam pelaksanaan implementasi rencana dilakukan beberapa tahap
perencanaan, yaitu :
• Tahap Konsolidasi dan Perbaikan : Tahun 2018 s/d 2022
Merupakan tahapan persiapan yaitu proses pematangan rencana sebagai peraturan
daerah, sosialisasi, serta pelaksanaan rencana yang bersifat mendesak dan
memungkinkan untuk dilaksanakan pembangunan.
• Tahap Ke-2 : Tahun 2022 s/d 2027
Merupakan tahap pelaksanaan rencana pembangunan yang diprioritaskan dan
pembangunan strategis lanjutan.
• Tahap Ke-3 : Tahun 2027 s/d 2032
Merupakan tahapan lanjutan dari tahap pembangunan sebelumnya terutama
pengembangan prasarana dan sarana penunjang.
• Tahap Ke-4 : Tahun 2032 s/d 2037
Merupakan tahapan lanjutan dari tahap pembangunan sebelumnya terutama
pengembangan prasarana dan sarana penunjang.
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai