Anda di halaman 1dari 28

K AWA S A N K A R T I N I

“ Wa t e r f r o n t B a c k y a r d s ”
K O TA B I N J A I

FEASIBILITY STUDY
INFRASTRUKTUR PENDUKUNG
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN

2019
K AWA S A N
KARTI NI
K O TA B I N J A I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas berkah dan


rahmat Allah SWT sehingga Laporan ini dapat
diselesaikan. Kami juga mengucapkan terima
kasih atas kepercayaan pengguna jasa kepada
Tim Penyusun untuk melaksanaan kegiatan
Feasibility Study (FS) Program Bantuan
Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) Kegiatan
Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis
Komunitas (PPMK).
Penanganan kumuh merupakan program yang
diamanahkan dalam RPJMN 2015-2019 untuk
dijalankan oleh Kementerian PUPR dengan me-
nempatkan PEMDA sebagai Nakhoda melalui
pendekatan kolaboratif para pemangku ke-
pentingan di daerah. Penanganan kumuh
dimaksud dilaksanakan secara skala kawasan di
kota prioritas, salah satunya adalah Kota Binjai.
Laporan ini menyajikan konsep penanganan
kumuh di Kawasan Kartini melalui pengem-
bangan “WATERFRONT BACKYARDS”.
Kami menyadari bahwa laporan yang disampai-
kan masih jauh dari kata sempurna, tak ada
gading yang tak retak. Untuk itu, saran
perbaikan agar tetap pada jalur regulasi yang
berlaku, sangat kami hargai.

i i
DAFTAR ISI
01. TUJUAN FS ................................................................. 1

02. PROFIL KOTA BINJAI………….............................. 2

03. KEBIJAKAN TATA RUANG KOTA ..................... 4

04. KEBIJAKAN EKONOMI........................................... 5

05. PROFIL DAN KEBIJAKAN


PENANGANAN KUMUH ....................................... 8

06. ANALISIS KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR... 16

07. USULAN INFRASTRUKTUR EKONOMI .......... 18

ii
TUJUAN FS
1. Mengidentifikasi kebutuhan infra-
struktur yang mendukung Potensi
Ekonomi yang akan dikembangkan
di Kawasan Kartini, Kelurahan
Kartini, Kecamatan Binjai Kota, Kota
Binjai.
2. Mengidentifikasi Infrastruktur yang
akan dibangun untuk mendukung
pengembangan ekonomi Kawasan
Kartini, Kelurahan Kartini,
Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai.

1
PROFIL KOTA BINJAI
Binjai adalah salah satu kota dalam
wilayah Provinsi Sumatra Utara,
Indonesia. Binjai terletak 22 km di
sebelah barat ibu kota provinsi Sumatra
Utara, Medan.

Batas Wilayah :
Utara : Kab. Langkat, Kab. Deli Serdang
Timur : Kab. Deli Serdang
Selatan: Kab. Langkat , Kab. DeliSerdang
Barat : Kab. Langkat

Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan


267.901 jiwa 133.692 jiwa 134.209 jiwa

2
Kawasan Sub Blok
PROFIL KELURAHAN Luas Kumuh : 16 Ha
Penduduk : 350 KK
KARTINI
Kelurahan Kartini
Luas Wilayah : 35 Ha
Penduduk : 3.616 jiwa
KK : 1.927
Lingkungan : 6 Lingkungan
Luas Flag 1 & 2 : 10 Ha 3
(Lingkungan 5 & 6) 1
Kelurahan Setia
Luas Wilayah : 35 Ha
Penduduk : 4.397 jiwa 2
Lingkungan : 6 Lingkungan
Luas Flag 2 : 6 Ha
(Lingkungan 5 & 6)

Batas Wilayah :
Utara : Kelurahan Pekan Binjai 1. Kelurahan 2. Kelurahan 3. Kawasan
Timur : Kelurahan Timbang Kartini Setia Sublok
Langkat
Selatan : Kelurahan Satria,
Rambung Timur
Barat : Kelurahan Binjai

3
Kawasan Kartini (Kelurahan Kartini dan Setia), merupakan Kawasan
Strategis Perdagangan dan Jasa dengan penataan utama sebagai tujuan
rekreaksi untuk mengurangi kepadatan Alun-alun Kota (Taman
Merdeka).

KELURAHAN KARTINI
TERHADAP STRATEGIS KOTA
4
ANALISIS KEBIJAKAN PEMDA TERHADAP
PRODUK UNGGULAN

Inpres No. 6/2007 : KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN SEKTOR RIIL DAN


PEMBERDAYAAN UMKM

Permerind No. 78/2007 : OVOP Peningkatan Efektifitas Pengembangan Industri Kecil


Dan Menengah Melalul Pendekatan Satu Desa Satu Produk (One Village One Product-
OVOP) Di Sentra

Misi RPJMD Tahun 2016-2021


1. Smart Government (Pemerintahan yg Cerdas)
2. Smart People (Sumber Daya Manusia yang berkualitas)
1 3. Smart Mobility (Optimalisasi produktifitas masyarakat)
4. Smart Economy and Smart Environment ( Ekonomi
berkelanjutan, inovatif dan kreatif)
5. Smart Living ( Kulitas standard hidup yg layak)

Perda RTRW Tahun 2011, Pengembangan Kawasan


Strategis
2 1. Kawasan Strategis Nasional Mebidangro (KSN)
2. Kawasan Strategis Kota

Pengembangan Kawasan
3 1. Pengembangan Kampung-Kampung Tematik yang
terdapat di 10 Kelurahan yang ada di Kota Binjai

5
KONSEP
PENGEMBANGAN
KAWASAN
KARTINI

VILLAGE
TOURISM RIVER

1. Terdapat ekologi Konsep Waterfront Backyards


bantaran sungai, adalah bantaran sungai
pohon bamboo,
kelapa, pisang Bangkatan yang selama ini
dan tanaman menjadi halaman belakang,
lainnya. terasing dan tidak diperdulikan,
2. Batasan-batasan dengan konsep ini akan menjadi
pada tapak yang
dapat
halaman belakang yang
dipertahankan menghadap ke depan air.
apa adanya
dengan sentuhan
seni yang Penjabaran dari konsep tersebut, maka
menarik. diperlukan penanganan sebagai berikut:
3. Berpotensi sebagai
Sabuk Hijau 1. Program Sungai Bersih.
2. Ruang Terbuka Publik.
4. Terdapat cerita 3. Sabuk Hijau.
sejarah lokal. 4. Interaksi Sosial.

6
RANTAI NILAI EKONOMI

Ke Kota
Medan

Ke Kab.
Keterangan : Langkat

Dari
Pusat Bahan Baku Kab.Deliserdang

Pusat Produksi
Pusat Pemasaran Dari Kab. Langkat
Pusat Distribusi
Alur Bahan Baku
Ke Kab.
Alur Pemasaran
Langkat

7
PROFIL DAN KEBIJAKAN
PENANGANAN KUMUH

Luas Kumuh
Berdasarkan SK
Walikota Binjai
No.
188-45-310/K/TAHUN
2017
501,13 Ha
Tersebar di 28
Kelurahan

SK Walikota Binjai
No.
188-45-310/K/TAHU
N 2017

8
NUMERIK KUMUH
KAWASAN KARTINI

Kumuh Ringan
9
 
 

 
 

3
2
1
No

10
 
 
 
BLOK

Limau

Kartini
Sundai

Sub Blok
Sub Blok
Sub Blok

Mencirim

 
 
Kecendrungan bertambahnya Luasan Kumuh

 
 

1
1
1

 
 
Wilayah Orientasi Perencanaan Kota

 
 

0
1
0

 
 
Memiliki Pengeruh Terhadap Pusat Kota

 
 

1
1
0

 
 
Kesiapan Masyarakat/Komunitas

 
 

1
1
1
KAWASAN KUMUH

 
 
Infrastruktur Primer/Skunder/Penghubung

 
 

1
1
1

 
 
Terkoneksi dengan Permukiman Kumuh

 
 

1
1
1
SKORING SUB BLOK

 
 
Status Lahan Sesuai RDTR/RTRW

 
 

1
1
1

 
 
Potensi Dampak Lingkungan dan Sosial

 
 

0
0
0

 
 

 
 

1
1
1
KontribusiPengurangan luas Kumuh Besar

 
 
Pekerjaan Konstruksi Tidak Bisa dengan

 
 

0
0
0
Swakelola

 
 

 
 

7
8
6
Jumlah Nilai
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN

s   Prioritas   Prioritas   Prioritas   Urutan Prioritas


III I IV
PENTAGONAL ASET
1. ASET ALAM 3. ASET MANUSIA
• Memiliki potensi alam yang • MBR umumnya bekerja sebagai
cukup besar yaitu pertanian. buruh, pedagang dan pengrajin
Memiliki skor 3.86. skala rumahan. Proses produksi
usaha MBR umumnya tradisional.
• Akses terhadap sumber daya
MBR memiliki keterampi-lan
yang ada belum maksimal
rendah dalam pengelolaan usaha.
sehingga manfaatnya masih
Memiliki skor 2.06.
rendah.
• Pelatihan telah ada, tetapi kualitas
2. ASET KEUANGAN pelatihan untuk meningkatkan
kapasitas keterampilan MBR dalam
• Tersedia lembaga keuangan,
pengelolaan usaha masih rendah.
tetapi akses MBR terhadap
pinjaman cukup baik.
4. ASET SOSIAL
Pendapatan MBR mayoritas
sudah UMR. Memiliki skor 3.31. • Tingkat solidaritas MBR cukup kuat
dan sudah ada yang berkelompok,
• Meskipun Akses pinjaman ke
dengan kualitas kelompok cukup.
lembaga keuangan cukup baik,
Memiliki skor 3.40.
tetap perlu ditingkatkan
terutama untuk permodalan. • Kelompok yang ada masih bersifat
informal dengan kegiatan yang
masih minim.

5. ASET FISIK
• Ketersediaan sarana infrastruktur
dasar, umumnya sudah memadai.
Sementara untuk sarana ekonomi
kurang memadai. Memiliki skor
3.76.
• Sarana ekonomi untuk menunjang
usaha dalam proses produksi dan
pemasaran, masih belum memadai
sehingga belum dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam
Keterangan pengelolaan usahanya
• Skor 0 – 1 : Sangat Lemah
• Skor 1 – 2 : Lemah
• Skor 2 – 3 : Cukup
• Skor 3 – 4 : Kuat
11
• Skor 4 – 5 : Sangat Kuat
RANTAI NILAI USAHA
SEKTOR UNGGULAN KHAS BINJAI
PRODUKSI TAHU

BAHAN PROSES
PENJUALAN
BAKU PEMBUATAN

Bahan baku utama Kedalai Kedelai direndam, digiling , Pasar dan dirumah
dan Ragi direbus, disaring dan dicetak

PRODUKSI OLAHAN KUE

BAHAN PROSES PRODUK


PENJUALAN
BAKU PRODUKSI JADI

1 2

Tepung, Tepung kemudian Produk Distributor :


kacang, masukkan bumbu dikemas 1. Dijual dirumah
santan, halus , telur , santan, dengan 2. Dijual Di Ke Galeri
telur garam, air, kacang menggunakan UMKM
dan digoreng plastik dan
ditempel lebel
PIRT
12
ANALISIS AKTIVITAS
DAN PRILAKU

1. Masyarakat Kelurahan Kartini


umumnya bekerja sebagai
Pengusaha rumahan ( 15 Orang)
dan PNS / ABRI ( 49 Orang),
Untuk pekerjaaan lainya
sebanyak 1633 Orang.
2. Akktivitas keseharian, dari pagi
hingga sore di tempat kerja dan di
petang atau malam hari,
umumnya berkumpul di kedai
kopi atau pusat kuliner.
3. Aktivitas di hari libur, umumnya
diisi dengan berkunjung ke lokasi
wisata di pusat kota (Tanah
Lapang Merdeka, Binjai Super
Mall) atau ke tempat wisata di
luar kota (umumnya ke Kota
Medan, dan Kabupaten langkat).
4. Prilaku masyarakat di kawasan,
umumnya terbuka dan mudah
menerima informasi baru serta
cukup peduli terhadap kebersihan
lingkungan.

13
ANALISIS SWOT
PENGEMBANGAN USAHA MASYARAKAT
DI KAWASAN KARTINI

External (Y)

Target

Existing

Internal (X)

Berdasarkan penilaian terhadap Pentagonal Aset dan Analisis SWOT,


maka diperlukan strategi untuk meningkatkan potensi, yaitu :
1. Peran Pemda untuk meningkatkan akses pengembangan usaha
berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD).
2. Peningkatan akses terhadap modal usaha.
3. Peningkatan kapasitas keterampilan dalam kewirausahaan, teknik
pembuatan dan inovasi produk, packaging, dan pemasaran.
4. Peningkatan pengorganisasian MBR melalui pengembangan
kelompok dan kelembagaan.
5. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur ekonomi untuk peningkatan
usaha di tingkat Kawasan.
SEKTOR UNGGULAN Oleh-oleh khas Binjai

KOMODITI Tahu Olahan kue

Jumlah pelaku 40 50

Omset awal usaha pertahun Rp. 252.000.000 Rp 392.400.000

Omset usaha setelah intervensi per


Rp.420.000.000 Rp 640.000.000
14 tahun

BC Ratio 1.13 1.45


PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR
PERMASALAHAN

• Permukiman Padat, Kawasan Perdagangan


• Terjadinya pendangkalan aliran Sungai, perumahan 1
yang menggunakan Sempadan Sungai (Setia),
Permukiman yang membelakangi aliran Sungai
• Belum Tersedia Prasarana perdagangan di kawasan
Perencanaan
• Pembuangan Limbah dan sampah yang langsung ke
Sungai
• Masih terdapat perumahan yang tidak layak 2
• Penggunaan Sumber air dari Sumur Gali
• Sistem Drainase tidak terhubung dengan Saluran
Primer
• Masih terdapat kondisi jalan yang rusak
• Belum ada sarana pemadam kebakaran

15
ANALISIS KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR EKONOMI
ISU PERMASALAHAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR

• Lahan kawasan merupakan


LAHA

permukiman dekat sungai Terdapat lahan milik Pemda


N

untuk pengembangan usaha

• Bangunan hunian pada Perlu fasilitas rumah


BANGUNA

permukiman padat dan produksi dan pemasaran


umumnya merangkap
produksi makanan
N

Perlu peningkatan
• Kondisi jalan rusak infrastruktur Permukiman
• Jalan belum memiliki sarana melalui peningkatan kualitas
penunjang jalan dan utilitasnya
• Kondisi Drainase tidak (lampu,pedestrian)
PRASARANA DAN

terpelihara/rusak
SARANA UMUM

• Banjir disekitar DAS Peningkatan Kualitas


Drainase lingkungan dan
Kelurahan Kartini dan
Penambahan/peninggian
Kelurahan setia
Turap penahan dinding
• Masyarakat membuang
sungai
limbah rumah tangga ke
sungai Peningkatan infrastruktur
• Warga belum punya Permukiman melalui
jamban/ septictank pembangunan IPA Komunal
• Sarana dan prasarana
Peningkatan infrastruktur
persampahan belum tersedia
Permukiman untuk sarana
dan prasarana persampahan
STRUKTUR
EKONOMI

• Berdasarkan pentagonal
INFRA

asset terdapat potensi


usaha ekonomi Perlu Infrastruktur
pendukung Ekonomi
• Belum ada infrastruktur di Skala Kawasan
ekonomi di Skala
(Pusat Kuliner dan Galeri
Kawasan 16
Oleh-Oleh Produk UKM)
INFRASTRUKTUR
EKONOMI:
1. Pasar Rakyat
2. Sarana dan
Prasarana
Pendukung
3. IPAL

ANALISIS SITE DARI


KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR
SKALA KAWASAN

1 Pintu Masuk Selatan 4 Spot Kuliner


(rencana lokasi BDC)
2 Area Plaza 5 Taman IPAL
17
3 Area Gym 6 Lahan parkir dan RTH
USULAN
INFRASTRUKTUR
KAWASAN

Kebutuhan infrastruktur pendukung ekonomi di kawasan Setia


dan Kartini, antara lain mencakup: Rumah Produksi (2 unit), Galeri
(2 unit), IPAL (2 unit), dan Sarana Prasarana pendukung.
Khusus di Kawasan Kartini, usulan infrastruktur pendukung
ekonomi adalah :
ESTIMASI
 JENIS VOL  BIAYA  SUMBER
NO KATEGORI   TAHUN
INFRASTRUTUR   (JUTA RP) DANA

Pusat Kuliner dan


1 Rasar Rakyat Galeri Oleh-Oleh 1 Unit 675 APBN 2020
Produk UKM
Pendukung
Infrastruktur :
Sarana dan
- Sarana Air
2 Prasarana 1 Unit 330 APBN 2020
Bersih
Pendukung
- Sanitasi/MCK
- Ruang Pengelola
         1.005    

Pemanfaat langsung :
90 pelaku usaha
Pusat Kuliner dan Galeri:
18 - Ukuran 150 m2
Usulan Infrastruktur : Hasil Indepth dan Wawancara Responden Tahun 2019
HASIL
ANALISIS
EKONOMI

Kegiatan Pembangunan
Infrastruktur BPM PPMK NSUP
KOTAKU dinilai layak dan NPV at 5% 4,170,244,400.00
bermanfaat, karena BCR at 5% 4.29
mempunyai tingkat benefit > 1 NPV at 12% 2,303,664,747.83
(B/C Ratio= 2.96) dari biaya BCR at 12% 2.96
investasi. Economic Internal Rate EIRR 64.88%
of Return > Discount Rate yang Pay Back Period 2 tahun 7 bulan
digunakan yaitu sebesar 12%
Sumber: Hasil analisis , 2019

ASUMSI PERHITUNGAN ANALISIS MANFAAT EKONOMI


PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BPM PPMK
• Asumsi-asumsi dihitung berdasarkan data-data investasi Infrastruktur BPM
PPMK-KOTAKU, Kota Binjai;
• Biaya untuk pengoperasian dan pemeliharaan per tahun diperkirakan 2% dari
jumlah pembiayaan dalam blok investasi;
• Masa Investasi 1 tahun;
• Umur ekonomi infrastruktur pariwisata yang berkisar 20 tahun;
• Nilai sisa fasilitas diperkirakan mencapai 30% pada akhir waktu implementasi
proyek;
• Faktor Konversi Standar yang digunakan adalah 0,913;
• Discount factor diukur pada tingkat suku bunga 5% dan 12%;

19
ANALISIS
KELEMBAGAAN PEMDA

OPD Koperasi UMKM/


Perdagangan/Perindustrian/
PUPR/Pariwisata
BKM/UPK
Kawasan Kartini Kolaborasi
Pengembangan Usaha (BDC)
Fasilitasi – Advokasi –
Intermediasi
KSM 2,
KSM 1
dst BKM/UPK KAWASAN

Kelembagaan pada Program Lembaga Usaha


KOTAKU
Kelembagaan pada PEMDA

1. KOLABORASI PENGEMBANGAN USAHA (BDC)


Lembaga di tingkat kota bertugas menjamin keberlangsungan,
keberlanjutan, pelayanan kepada KSM dan pelaporan rutin kepada
PEMDA dalam pengembangan Infrastruktur BPM PPMK KOTAKU.
Keanggotaan terdiri dari unsur PEMDA, Forum BKM, perwakilan
KSM dan stakeholders lainnya.
2. BKM/UPK KAWASAN
Melalui Lembaga Usaha yang dibentuk oleh Forum BKM/UPK di
kawasan, bertugas mengelola pengembangan Infrastruktur BPM
PPMK KOTAKU.
3. LEMBAGA USAHA
Sebagai wadah yang menaungi KSM dan Usaha Mikro, memiliki
legalitas formal dan bertugas untuk pengembangan usaha di
kawasan

20
TAHAPAN PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN
Tahapan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Lokal melalui
Infrastruktur Penghidupan Berkelanjutan, dilaksanakan mulai dari
Sosialisasi di Tingkat Kota setelah adanya penetapan SK Kementerian
PUPR tentang Daftar Lokasi Penerima BPM PPMK. Tahapan
pelaksanaan harus disinkronisasikan dengan pelaksanaan kegiatan di
Skala Kawasan dan dapat direncanakan sebagaimana tercantum dalam
tabel di bawah ini.
Bulan ke-
No Kegiatan (Tahapan Pelaksanaan) Pelaksana
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  PERSIAPAN                      
1 Sosialisasi Tingkat Kota                     Pendamping
2 Surat Komitmen PEMDA                     PEMDA
3 Sosialisasi Tingkat Kawasan                     Pendamping
4 Memorandum Program Koordinatif                     PEMDA
                         
  PERENCANAAN                      
5 Pembentukan Kolaborasi Pengembangan Usaha                     PEMDA
6 Kemitraan dan Kolaborasi                     PEMDA
7 Review RPLP dan RP2KPKP                     Pendamping
8 Capacity Building Kawasan                      
  a. Pengembangan Kelompok                     Pendamping
  b. Pengembangan Kelembagaan                     Pendamping
  c. Vokasi Inovasi Produk Olahan Kue                     Provider
  d. Vokasi Inovasi Produk Kuliner                     Provider
  e. Vokasi Infrastruktur                     Provider
9 Pembentukan KSM                     Pendamping
10 Pembentukan Lembaga Usaha Masyarakat                     PEMDA
11 Penyusunan Bisnis Plan Kelembagaan                     Pendamping
12 Roadmap Rencana Investasi dan DED                     PEMDA
13 Proposal Swakelola                     BKM/KSM
  PELAKSANAAN                      
14 Pelaksanaan Infrastruktur Ekonomi                     BKM/KSM
15 Pelaksanaan Pengembangan Usaha                     KSM
  KEBERLANJUTAN                      
16 Pembentukan KPP                     BKM
17 Keberlanjutan                     PEMDA/BKM

21
EMBAGIAN PERAN
KOLABORASI

1. KOTAKU :
- Desain Pengembangan Infrastruktur Ekonomi
- Fasilitasi BPM Infrastruktur Ekonomi sebagai Stimulan
- Fasilitasi Modul Vokasional Pengembangan Usaha
- Monitoring Evaluasi dan Pengendalian.

2. PEMDA :
- Fasilitasi kegiatan sosialisasi
- Fasilitasi penyusunan Roadmap Investasi dan DED
- Fasilitasi pembentukan Kolaborasi Pengembangan Usaha
- Fasilitasi bantuan peralatan, perizinan, permodalan, pemasaran dan
jejaring usaha.

2. Kolaborasi Pengembangan Usaha :


- Fasilitasi pembentukan Lembaga Usaha Masyarakat.
- Fasilitasi kolaborasi berbagai program/kegiatan.
- Fasilitasi vokasional pengembangan usaha.

4. BKM dan KSM :


- Berkontribusi dalam modal pengembangan usaha dan pemasaran
- Bertanggung jawab dalam pengembangan Lembaga Usaha
Masyarakat

22
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI

1. Infrastruktur yang dibutuhkan berupa pusat kuliner, gallery


oleh-oleh yang berlokasi di sekitaran Kawasan Kartini,
khususnya di dekat bantaran sungai.
2. Keterampilan pelaku usaha masih kurang, peralatan untuk
mengolah kedelai dan pembuatan kue masih terbatas dan
sederhana, sehingga diperlukan vokasi keterampilan
pengolahan kedelai dna olahan kue, pengemasan, sampai
pada pemasaran produk.
3. PEMDA agar melakukan fasilitasi dalam pengembangan
usaha dengan mendorong peningkatan akses terhadap SDA
dan Keuangan, serta fasilitasi peningkatan keterampilan
melalui program atau kegiatan di OPD terkait.
4. PEMDA agar melakukan fasilitasi dalam Pengembangan
Penghidupan Masyarakat Berkelanjutan, dengan tahapan
kegiatan : sosialisasi, pembentukan Kolaborasi
Pengembangan Usaha, pembentukan Lembaga Usaha
Masyarakat, penyusunan Bisnis Plan Kelembagaan, verifikasi
Proposal Swakelola, pelaksanaan pembangunan
infrastruktur ekonomi, pelaksanaan Pengembangan Usaha,
Monitoring Evaluasi dan Pengendalian.

23
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
JLN. PATTIMURA NO 20 KEBAYORAN BARU, JAKARTA SELATAN, INDONESIA - 12110
TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai