1. Latar Belakang
Berbagai catatan dan basis data dari alur sejarah kebencanaan di Indonesia
mengungkapkan tingginya intensitas kejadian bencana yang terjadi dan juga dampak
kerugian yang timbul, baik itu besarnya jumlah korban jiwa maupun kerugian materil. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan suatu sistem penanggulangan
bencana yang komprehensif dan melibatkan semua pihak. Perubahan paradigma
penanggulangan bencana dari responsif menjadi preventif dengan penekanan pada
pengurangan risiko bencana menuntut keterlibatan semua pihak, baik pemerintah,
lembaga usaha dan juga masyarakat. Pelibatan masyarakat sebagai subjek dalam upaya-
upaya pengurangan risiko bencana (Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas,
PRBBK) sudah menjadi concern bersama baik di tingkat nasional maupun global.
Sesuai dengan mandat dalam Perka No.1 tahun 2012, Direktorat Pemberdayaan
Masyarakat BNPB sejak tahun 2012 telah menginisiasi suatu program yang bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas (ketangguhan) masyarakat pada daerah bencana agar
dapat lebih resilien menghadapi bencana. Program yang disebut dengan “Fasilitasi
Ketangguhan Masyarakat” pada tahun anggaran 2016 ini kembali akan
diimplementasikan di 100 desa yang tersebar di hampir seluruh wilayah kesatuan
Republik Indonesia. Dalam mendukung terlaksananya program ini, dipandang perlu
adanya tenaga pendamping masyarakat yang dapat membantu memfasilitasi masyarakat
desa dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan program di tingkat desa. Dengan
adanya pendamping (fasilitator) desa diharapkan pencapaian terhadap indikator-indikator
ketangguhan masyarakat sesuai dengan Perka tersebut dapat diraih secara maksimal.
1
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2016
Lampiran 1
3. Ruang Lingkup
ASPEK INDIKATOR
LEGISLASI 1 Kebijakan/Peraturan di Desa/Kel tentang PB/PRB
Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi
PERENCANAAN 2
Komunitas, dan/atau Rencana kontijensi
3 Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa
KELEMBAGAAN 4 Relawan Penanggulangan Bencana
5 Kerjasama antar pelaku dan wilayah
6 Dana tanggap darurat
PENDANAAN
7 Dana untuk PRB
8 Pelatihan untuk pemerintah desa
9 Pelatihan untuk tim relawan
PENGEMBANGAN
10 Pelatihan untuk warga desa
KAPASITAS
11 Pelibatan/partisipasi warga desa
12 Pelibatan Perempuan dalam tim relawan
13 Peta dan analisa risiko
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian
15 Sistem peringatan dini
PENYELENGGARAA 16 Pelaksanaan mitigasi struktural (fisik)
N
Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan
PENANGGULANGAN 17
masyarakat
BENCANA
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan
19 Pengelolaan sumber daya alam (SDA) untuk PRB
20 Perlindungan aset produktif utama masyarakat
4. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan mencakup 30 provinsi, 50 Kabupaten/Kota dan 110 desa yang tersebar di
seluruh indonesia. Para fasilitator fasilitasi ketangguhan masyarakat akan ditempatkan di
masing-masing desa sebanyak 2 (dua) orang yang akan mendampingi dan memfasilitasi
masyarakat. Lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
JUMLAH
No PROVINSI Kab/Kota
DESA
1 ACEH Kota Banda Aceh 2
Kab. Deli Serdang 2
Kab. Padang Lawas 2
2 SUMATERA UTARA
Kab. Tapanuli Selatan 2
Kab. Labuhan Batu Selatan 2
2
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2016
Lampiran 1
JUMLAH
No PROVINSI Kab/Kota
DESA
Kab. Pasaman 2
3 SUMATERA BARAT
Kab. Tanah Datar 2
Kab. Kampar 2
4 RIAU
Kab. Siak 3
Kota Jambi 2
5 JAMBI
Kab. Tanjung Jabung Timur 3
Kab. Banyuasin 2
6 SUMATERA SELATAN
Kab. Musi Banyuasin 3
7 BENGKULU kab. Kaur 2
8 LAMPUNG Kota Bandar Lampung 2
Kab. Pandeglang 2
9 BANTEN
Kab. Cilegon 2
Kab. Bandung Barat 2
10 JAWA BARAT Kab. Cianjur 2
Kota Bogor 2
Kab. Kendal 3
11 JAWA TENGAH
Kab. Jepara 3
12 DIY Kab. Sleman 3
Kab. Bangkalan 2
13 JAWA TIMUR
Kab. Nganjuk 2
Kab. Badung 2
14 BALI
Kab. Tabanan 2
3
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2016
Lampiran 1
JUMLAH
No PROVINSI Kab/Kota
DESA
Kab. Ketapang 2
Kab. Pulang Pisau 3
26 KALIMANTAN TENGAH
Kota Palangkaraya 2
Kab. Banjar 2
27 KALIMANTAN SELATAN
Kab. Kotabaru 3
Kota Samarinda 2
28 KALIMANTAN TIMUR
Kab. Kutai Timur 3
29 PAPUA Kab. Jayapura 2
30 PAPUA BARAT Kota Sorong 2
Waktu penempatan fasilitator di desa selama 6 (enam) bulan, dimulai bulan Juli sampai
dengan Desember 2016, sedangkan tempatnya adalah di lokasi desa tangguh di
kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam poin 4.
Tugas dan kewajiban fasilitator desa selama penugasan di desa antara lain:
4
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2016
Lampiran 1
Demikianlah kerangka acuan kerja ini disusun, semoga dapat dipergunakan oleh fasilitator
sebagai pedoman untuk pelaksanaan fasilitasi masyarakat menunju desa tangguh.
Yulianto, Ak., MM
5
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN
2016