Anda di halaman 1dari 32

PROGRAM KEMANDIRIAN MASYARAKAT

UNTUK PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT

DOKUMEN

RENCANA KERJA MASYARAKAT


BUDIDAYA TANAMAN PORANG, NENAS, JERUK LEMON DAN UBI KAYU
UNTUK PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT

GAMPONG PADANG PANYANG


KECAMATAN KUALA PESISIR
KABUPATEN NAGAN RAYA

TIM KERJA PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT


“MAKMUE BEUSARE”

DIREKTORAT PENGENDALIAN KERUSAKAN GAMBUT


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUPBLIK INDONESIA
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan
shalawat beriring salam atas Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga TK PPEG telah dapat
menyelesaikan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)dengan judul “BUDIDAYA TANAMAN
PORANG, NENAS, JERUK LEMON DAN UBI KAYU UNTUK PEMULIHAN
EKOSISTEM GAMBUT”.
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat gambut yang bertujuan
untuk meningkatkan potensi sumberdaya lokal, meningkatkan pengetahuan tentang
pengelolaan lahan gambut, dan meningkatkan pendapatan petani. Adapun manfaat kegiatan
ini yaitu untuk melatih masyarakat dalam pengelolaan lahan gambut, mengembangkan
potensi sumber daya lokal, meningkatkan pengetahuan mamsyarakat, meningkatkan
pendapat, membuka peluang kerja baru, menambah pengalaman dan kerja sama dalam
lingkup setempat.
Rencana kerja ini dibuat untuk mendapatkan sumbangan material untuk pembuatan
demplot yang akan menjadi percontohan untuk masyarakat setempat dalam pengelolaan
ekosistem gambut khususnya di Gampong Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan RKM ini masih banyak
kekurangan dari berbagai hal dan kelompok juga berharap saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan RKM ini kedepannya. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim TK
PPEG yang telah banyak membantu sehingga dokumen RKM ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Nagan Raya, 04Agustus 2021

TK-PPEG MAKMUE BEUSARE

ii
BERITA ACARA

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA


KECAMATAN KUALA PESISIR
KEUCHIK GAMPONG PADANG PANYANG
Jln. Keuchik Intan Kode Pos : 23661

BERITA ACARA

Pada hari ini Jum’at tanggal 30 Juli 2021 Jam 09.00 WIB yang bertempat di Kantor Desa
Gampong Padang Panyang, Kami telah mengadakan pertemuan untuk membuat Rencana
Kerja Masyarakat (RKM) untuk pemulihan ekosistem gambut. Kami yang berhadir dan
bertanda tangan dibawah ini :

No Nama Jabatan Tanda Tangan


1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
10.

Adapun hasil pertemuan tersebut adalah:


Terbentuknya Rencana Kerja Masyarakat (RKM) untuk pemulihan ekosistem gambut
dengan Judul “BUDIDAYA TANAMAN PORANG, NENAS, JERUK LEMON DAN UBI
KAYU UNTUK PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT”

Mengetahui,
Keuchik

iii

MAWARDI MAJID, S.P


DAFTARISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BERITA ACARA.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................2
1.3 Lokasi.............................................................................................................................2
1.4 Waktu.............................................................................................................................2

BAB II METODE PENYUSUNAN RKM DEMPLOT........................................................4


2.1 Sumber Data...................................................................................................................4
2.2 Tahap Pengumpulan Data Lapangan..............................................................................4
2.3 Teknik Pengumpulan Data Lapangan............................................................................4
2.4 Sukses Story Budidaya di Lahan Gambut.....................................................................6
2.5 Analisis Data dan Penentuan Komoditi..........................................................................6

BAB III RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA RINCI KEGIATAN........8


3.1. Inventarisasi Kebutuhan.................................................................................................8
3.2. Rencana Anggaran Biaya...............................................................................................9
3.3. Rencana Rinci Kegiatan...............................................................................................10
3.4. Analisa Usaha...............................................................................................................19
3.5 Organisasi Pelaksana Program.....................................................................................22

BAB IV PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN........................................................24


4.1. Strategi Pemanfaatan....................................................................................................24
4.2. Strategi Pemeliharaan dan Keberlanjutan....................................................................24
4.3. Strategi Pemasaran.......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang.
Lahan gambut merupakan lahan hasil akumulasi timbunan bahan organik yang berasal
dari pelapukan vegetasi yang tumbuh disekitarnya dan terbentuk secara alami dalam jangka
waktu yang lama. Menurut Wahyunto dan Subiksa (2011) Indonesia merupakan negara yang
memiliki areal gambut terluas di zona tropis, yakni mencapai 70%. Luas gambut Indonesia
mencapai 21 juta ha, yang tersebar di pulau Sumatera (35%), Kalimantan (32%), Papua
(30%) dan pulau lainnya (3%). Provinsi Riau memiliki lahan gambut terluas di Sumatera,
yakni mencapai 56,1% (Wahyunto dan Heryanto, 2005). Sedangkan di Provinsi Aceh luas
lahan lahan gambut yaitu 216.000 ha (INCAS, 2021)yang tersebar dibeberapa
Kabupaten/Kota seperti : Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh
Singkil, Kota Subulussalam dan Nagan Raya.
Nagan Raya merupakan Kabupaten yang memiliki luasan lahan gambut yang
diperkirakan mencapai 57.191 Ha (KLHK, 2019) yang sebagian dimanfaatkan untuk lahan
perkebunan besar dan perkebunan rakyat terutama ditanami kelapa sawit. Salah satu daerah
di Kabupaten Nagan raya yang terindikasi gambut yaitudi Gampong Padang Panyang
dengan luasan lahan gambut ± 300 Ha dari luas total wilayah. Data Gampong tahun 2019
menunjukkan Gampong Padang Panyang memiliki jumlah penduduk 1679 jiwa dimana
penduduk laki-laki sebanyak 764 jiwa dan perempuan 915jiwa. Adapun jumlah rumah
tangga sebanyak 386 KK dengan rata-rata jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa (BPS, 2019).
Pengelolaan lahan gambut di gampong ini belum cukup optimal, hal ini terlihat dari komoditi
yang diusahakan yaitu kelapa sawitdengan hasil produksiyang kurang maksimal dengan
indikasi selalu berbuah pasir, batang rebah dan daun kering. Masyarakat Gampong belum
memanfaatkan lahan gambut untuk budidaya beberapa komoditi yang memiliki potensi
peluang pasar yang cukup baik skala regional, nasional maupun internasional yang tentunya
dapat menambah pendapatan masyarakat setempat seperti Porang, Nenas, Lemon, dan Ubi
kayu.
Porang merupakan komoditi tanaman yang termasuk kedalam famili Araceae dan
merupakan tumbuhan semak (herba) dengan umbi tunggal di dalam tanah. Porang banyak
tumbuh di hutan karena hanya memerlukan penyinaran matahari 50-60 persen. Porang dapat
tumbuh baik pada tanah kering dan berhumus dengan pH 6-7. Umbi batangnya berada di
dalamtanah dan umbi inilah yang dipungut hasilnya. Saat ini masih terdapat kerancuan dalam
membedakan antara tanaman Porang (Amarphopallus muelleri blume), Suweg
(Amarphopallus companulatus) dan Walur (Amarphopallus variabilis) (Perhutani ,2007).
Penelitianterbaru membuktikan bahwa dari keempat jenis umbi-umbian tersebut porang
memiliki kandungan glukomanan tertinggi (35%). (Sumarwoto, 2005). Untuk itu umbi
porang saat ini banyak dicari orang karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Perhutani,
2007).Dikutip di Liputan6. com (2021) melalui Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian
Perindustrian Abdul Rochim mengungkapkan, porang merupakan komoditas ekspor yang
saat ini sangat potensial dikembangkan.Tanaman porang relatif mudah untuk ditanam di
semua jenis tanah di iklim tropis, dan tidak mudah terkena penyakit serta tidak rentan cuaca
ekstrim.
Selain itu, umbi porang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berfungsi sebagai bahan
baku berbagai macam industri. Seperti dalam industri makanan, olahan porang dan ekstrak
glukomanan selanjutnya digunakan dalam pembuatan mie shirataki, beras konnyaku, pasta
porang dan pengental, Tidak hanya itu industri kosmetik juga ikut serta dalam mengolah
porang untuk digunakan dalam pembuatan pembersih wajah, masker wajah dan bahan pengisi
dan pengikat tablet. Olahan porang juga dapat digunakan dalam industri kimia untuk bahan

1
pelapis atau coating, perekat dan pembuatan kertas. Permintaan global terhadap produk
turunan umbi porang sangat tinggi dengan pertumbuhan ekspor 2020 mencapai 23,35 persen.
Adapun tiga besar negara tujuan ekspor porang yakni China, Thailand dan Malaysia. Kinerja
ekspor tanaman porang tercatat sangat baik. Nilai ekspor pada 2020 lalu tercatat meningkat
Rp 1,42 triliun, naik dari 2018 yang hanya mencapai Rp 220 miliar.
Selain porang komoditi lain yang memiliki potensi pasar cukup baik yaitu Nenas.
Tanaman nenas termasuk salah satu jenis tanaman yang sangat toleran terhadap tingkat
keasaman yang tinggi yaitu pH antara 3 – 4, dan lahan Gambut dikategorikan cocok dengan
karakteristik yang dikehendaki tanaman nenas. Oleh sebab itu untuk pemulihan ekosistem
gambut tanaman nenas menjadi komoditi unggulan yang bisa dikembangkan. Selain itu dari
segi ekonomi nenas memiliki peluang pasar yang cukup luas dengan harga dikategorikan
terjangkau bagi konsumen dan tinggi bagi petani. Berdasarkan data BPS (2019), volume
ekspor nanas pada tahun 2018 mencapai 228.537 ton atau naik 8,80 persen dibandingkan
2017 yang hanya 210.046 ton. Pada Januari hingga Februari 2019, nilai ekspor nanas
mencapai 32.053 ton. Pemerintah menargetkan ekspor mencapai 30 persen.Dikutip di
Indonesiana.id (2019), Direktur Holtikultura Kementan Suwandi mengatakan kenaikan
volume ekspor ini disebabkan dukungan melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
Kementan saat ini menangani aspek mulai dari hulu sampai hilir, seperti membangun
kawasan buah, benih unggul, registrasi kebun, budidaya ramah lingkungan, pasca panen yang
baik dan sertifikasi rumah pengemasan hingga kemudahan pelayanan perkarantinaan. Alasan
lain pengembangan tanaman nanas di lahan gambut Selain memiliki potensi ekspor yang
menjanjikan, dari segi kesehatan juga nanas amat kaya gizi dan manfaat. Mengonsumsi nanas
baik untuk kesehatan, karena kandungan vitamin C dalam daging nanas berfungsi
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Nanas juga kaya serat dan enzim yang baik untuk
membantu pencernaan, meredakan peradangan dan memelihara kesehatan jantung.
Jeruk lemon merupakan komoditi hortikultura bernilai ekonomi tinggi. Buah jeruk
diminati selain karena kesegaran nya, juga kandungan serat serta berbagai nutrisi dan vitamin
yang bermanfaat bagi kesehatan. Usaha tani jeruk berpotensi untuk dikembangkan hingga
masa mendatang, dengan nilai kelayakan usaha (R/C rasio) 3,1–3,68 (Zuraida, 2012. Upaya
penambahan bahan amelioran untuk memperbaiki sifat tanah yang masam dikenal dengan
istilah ameliorasi (Dariah et al., 2013). Hasil penelitian (Prado et al., 2007) menunjukkan
bahwa pengapuran meningkatkan pH tanah, serta meningkatkan kandungan Ca dan Mg pada
tahan dan daun tanaman jeruk, dengan demikian potensi pengembangan jeruk lemon di lahan
gambut menjadi sangat besar dengan penerapan teknologi pertanian dalam pengelolaan lahan
untuk meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman jeruk lemon. Selain segi
pengelolaan lahan sudah mendukung, dari segi peluang pasarnya pun terbuka luas. Bahkan,
kualitas lemon dalam negeri tak kalah dengan produk impor.
Dikutip dalam agrofarm.co.id (2019) Pendiri Duta Farm, Sakir Nugraha mengakui,
bisnis hortikultura, khususnya jeruk lemon prospeknya cukup cerah dan peluang pasarnya
luas. Selama ini permintaannya cukup banyak, namun produksi jeruk lemon dari petani
belum mampu memenuhi tingginya permintaan tersebut.“Kita bisa mengisi pasar dalam
negeri sebesar 20%-nya saja sudah cukup bagus,” kata Nugi. Pendorong tingginya
permintaan yakni karena pertumbuhan kuliner dan perkembangan resto dan hotel di kota-kota
besar di tanah air cukup pesat, sehingga berdampak signifikan terhadap permintaan jeruk
lemon. Selain jeruk lemon tanaman lain yang cocok dibudidayakan dilahan gambut yaitu ubi
kayu.
Tanaman ubi kayu merupakan tanaman yang sangat efisiendalam menggunakan
sumberdaya air, hara dan cahaya. Dengan sifat seperti ini,tanaman ubi kayu dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik pada kondisilingkungan tanah dan iklim marjinal, dimana
tanaman lain tidak dapat berproduksidengan layak, bahkan mungkin sudah tidak dapat

2
tumbuh (Islami, 2015). Dengan karakteristik tanaman ubi kayu demikian tingkat keberhasilan
budidaya ubi kayu menjadi sangat tinggi dikarena tanaman ini sangat toleran dengan kondisi
lingkungan esktrim seperti dilahan gambut.Selain dari syarat tumbuh sudah cocok
dikembangkan dilahan gambut peluang pasar juga sangat penting diperhatikan untuk
meningkatkan pendapatan petani.
Dikutip dalam MEDIA INDONESIA (2020)Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati, mewakili Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
menyampaikan bahwa komoditas ubi kayu merupakan salah satu komoditas tanaman pangan
yang berkontribusi dalam pembangunan pertanian. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) pada tahun 2020 salah satu prioritas  dalam sasaran akses dan
kualitas konsumsi pangan adalah produksi umbi-umbian dengan target sampai tahun 2024
sebesar 25,5 juta ton. Umbi kayu menanggung beban 23 juta ton dari target tersebut. "Untuk
mencapai target tersebut tentunya pemerintah tidak mampu bekerja sendiri, perlu adanya
bantuan dan dukungan dari semua pihak agar target tersebut dapat tercapai," ungkap Gatut
Adapun target dari kementerian pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks)
komoditas pertanian termasuk komoditas Ubi Kayu, target tersebut di harapkan dapat
mendorong petani melakukan usaha di bidang pertanian. "Dari data yang diperoleh dari pusat
data pertanian dan badan karantina pertanian ekspor produk olahan dari komoditas ubi kayu
sudah mencapai beberapa negara di antaranya Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong,
Korea Selatan, dan Selandia Baru ini merupakan peluang bagi petani untuk melakukan usaha
budidayakomoditas ubi kayu," ujar Gatut.
Berdasarkan uraian tersebut empat komoditi diatas memiliki prospek yang cukup
potensial untuk dikembangkan di lahan gambut.

1.2. Tujuan
1. Untuk mengindentifikasi komoditi yang potensial untuk dibudidayakan pada lahan
gambut.
2. Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam membudidayakan tanaman semusim.
3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam pengolahan lahan gambut sebagai
lahan produktif.
4. Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah lahan gambut.

1.3. Lokasi
Program ini akan dilaksanakan di Gampong Padang Panyang Kecamatan Kuala
Pasisir Kabupaten Nagan Raya dengan luas lahan yang digunakan yaitu 1 Ha yang
merupakan lahan warga setempat. Adapun titik koordinat lahannya yaitu 4.021671ºN,
96.301479º E± 5.00 m 159º S.

1.4. Waktu
Kegiatan kemandirian masyarakat untuk pemulihan ekosistem gambut dilakukan
selama 3 (tiga) bulan, dimulai pada bulan Juni 2021 sampai dengan bulan Agustus 2021.
Rencanan pengolahan lahan dimulai 15 sampai 30 Juli 2021. Kemudian Penanaman akan
dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2021. Perkiraan waktu panen yaitu Maret 2022.

3
BAB II METODE PENYUSUNAN RKM DEMPLOT

2.1. Sumber Data


Sumber data dan informasi yang diperoleh untuk menunjang terlaksananya kegiatan
ini berasal dari studi lapang yang dilakukan dengan cara survei, observasi dan wawancara
langsung dengan perangkat Gampong serta masyarakat setempat. Survei dan observasi
dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk analisis baik berupa data
primer maupun data sekunder. Data pendukung lainnya berasal dari profil Gampong dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Gampong (RPJMG) tahun 2018 – 2020 dan Badan
Pusat Statistik (BPS) Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
Provinsi Aceh.

2.2. TahapanPengumpulan data lapangan


Tahapan pengambilan data pada proses Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
(IMAS) meliputi :
1. Konsolidasi dan Sosialisasi Program
Tahapan ini meliputi perkenalan, sosialisasi rencana kerja, gambaran umum tentang
masyarakat, gambaran umum tentang gambut, dan informasi lainnya terkait
pelaksanaan program.
2. Inventarisasi Data Komunitas
Data yang dikumpulkan berupa jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, luas
wilayah, luas lahan gambut, dan data pendukung lainnya.
3. Pembentukan Kelompok TK-PPEG
Tahapan pembentukan kelompok meliputi ikatan sosial dan penataan kelembagaan.
4. Pemetaan Sosial Berbasis Gambut
Memetakan perencanaan program dan lokasi program bersama kelompok TK-PPEG.
5. Transect Walk
Melakukan peninjauan langsung ke lapangan, inventarisasi masalah dan solusi pada
lahan gambut bersama kelompok TK-PPEG.
6. Rapid Technical Assessment
Mengenali detail profil lahan gambut terkait permasalahan, potensi dan solusi
bersama kelompok TK-PPEG.
7. Diagram Venn
Inventarisasi lembaga yang peduli gambut dan pemetaan koordinasi antar lembaga
maupun mitra kerja bersama kelompok TK-PPEG.
8. Opsi Program
Inventarisasi opsi program dan penentuan prioritas program (jangka pendek dan
jangka panjang) bersama kelompok TK-PPEG.

2.3. Teknikpengumpulan data lapangan


Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa
orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-

4
fakta yang tampak atau apa adanya. Ciri – ciri pada metode deskriptif adalah 1). Memusatkan
perhatian pada permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau permasalahan
yang bersifat aktual; 2). Menggambarkan fakta tentang permasalahan yang diselidiki
sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang seimbang; dan 3). Pekerjaan
peneliti bukan saja memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga
menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dan
implikasi dari suatu masalah.

Adapun Teknik yang dipakai dalam kegiatan ini sebagai berikut :


1. Pengamatan Observasi merupakan juga menjelaskan bahwa rekaman sistematis yang
terdiri dari unsur-unsur yang muncul dalam beberapa gejala dari objek penelitian.
Hasil akan dilaporkan dalam laporan disusun sesuai dengan aturan sistematis
(Sugiyono, 2013). Sedangkan menurut Arikunto (2010), observasi adalah pengamatan
langsung dari lingkungan fisik atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang
berlangsung yang mencakup semua kegiatan perhatian ke objek dengan menggunakan
alat penilaian sensorik. Atau suatu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja dan
sadar untuk mengumpulkan data dan melaksanakan prosedur yang sistematis dan
tepat.
2. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondenya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
(peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh)
maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna
dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2013).
3. Focus Discussion Group (FGD) adalah salah satu metode dasar untuk memberikan
kesempatan kepada peserta diskusi untuk memberikan pandangannya tentang suatu
topik. Kegiatan ini memungkinkan setiap peserta diskusi menyumbangkan perspektif
yang berbeda satu sama lain. FGD dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi
dalam rangka studi, memperbaiki rencana dan perencanaan untuk suatu program baru,
maupun mengevaluasi program yang sedang berjalan. Biasanya FGD terdiri dari 7
sampai 10 orang yang dipilih karena mereka memiliki suatu karakteristik tertentu
yang sama, yang terkait dengan topik yang akan didiskusikan. Jumlah peserta
ditentukan oleh dua aspek, harus cukup kecil sehingga setiap orang berkesempatan
mengemukakan pendapatnya, dan cukup besar untuk menampilkan keragaman
persepsi.
4. Peran fasilitator pada musyawarah warga ini sangat penting, karena harus mampu
mendistribusi informasi, mengatur diskusi yang adil, dan sekaligus menyusun
kesimpulan yang sesuai dengan aspirasi semua peserta. Musyawarah warga ini
dilakukan pada tahapan sosialisasi, pembentukan TK-PPEG , peta sosial, diagram
venn dan penetapan opsi program.
5. Menurut Sugiyono (2013) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

5
6. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.

2.4. Sukses Story Budidaya di LahanGambut


Lahan gambut di Kabupaten Nagan Raya pada umumnya banyak dimanfaatkan oleh
warga dalam budidaya tanaman perkebunan seperti kelapa sawit. Selain itu ada beberapa
komoditi lain yaitu ubi kayu, ubi jalar, pisang, jeruk nipis, dan nenas juga pernah
dibudidayakan di areal gambut tersebut. Keberhasilan dalam budidaya tanaman di lahan
gambut tidak terlepas dari penerapan teknik budidaya yang baik seperti analisis tanah,
pengolahan lahan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan pasca
panen yang baik. Salah seorang petani yang telah berhasil mengembangkan tanaman dilahan
gambut di Nagan raya yaitu Samsul bahri, beliau merupakan petani yang berasal dari
Gampong Kuala baro Kec. Kuala Pesisir Kab. Nagan Raya. Adapun Komoditi yang berhasil
dikembangkan yaitu ubi kayu dan ubi jalar dengan tingkat keberhasilan mencapai 90 %.

Gambar 1. Lahan Gambut yang telah berhasil dikembang sebagai sentral komoditi Ubi Kayu
di Kabupaten Nagan Raya

2.5. Analisis Data danPenentuan Komoditi


2.5.1 Analisis Data
Teknik analisis data adalah serangkaian kegiatan mengolah data yang telah
dikumpulkan dari lapangan menjadi seperangkat hasil baik dalam bentuk penemuan –
penemuan baru maupun dalam bentuk kebenaran hipotesa (Nawawi, 1991). Teknika analisis
data adalah unsur yang paling penting dalam penelitian, karena melakukan analisis maka data
tersebut menjadi bermakna dan berguna dalam memecahkan masalah serta dapat digunakan
dalam menjawab permasalahan penelitian (Erna & Mukhtar, 2000).Dari hasil observasi,
wawancara di rangkum kedalam suatu tulisan yang dapat menggambarkan kondisi eksisting
di lapangan.

6
2.5.2 Penentuan Komoditi
Penentuan komoditi dilakukan dengan cara analisis kesesuaian lahan yang dilakukan
langsung dilapangan, selain itu dilakukan kunjungan ke beberapa Desa gambut yang telah
berhasil mengembangkan komoditi pertanian. Setelah didapatkan beberapa informasi yang
kuat serta mendukung maka ditentukan 4 komoditi unggulan yang akan dikembangkan
dilahan demplot yaitu Porang, Nenas, Ubi kayu, dan Lemon.

2.5.3 Perkiraan Biaya Untuk 4 Komoditi


Adapun Perkiran anggaran budidaya setiap komiditi tersebut sebagai berikut :
Tabel 1. Perkiraan Biaya tanaman Porang, Nenas, Ubi Kayu, dan Jeruk Lemon.
No Nama Komoditi Anggaran
1. Bahan 31.660.000
2. Alat 11.900.000
3. Upah 8.000.000
4. Pemeliharaan 3.440.000
Total 55.000.000

7
BAB III RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN RENCANA RINCI KEGIATAN

3.1. InventarisasiKebutuhan
Tabel 2. Item yang dibutuhkanuntukpelaksanaandemplot.

No Intem yang diperlukan Keterangan


A BAHAN
1. Bibit Porang Bibit tanaman yang menjadi target percobaan di
2. Bibit Nenas lahan demplot untuk mengetahui tingkat toleran
3. Bibit Ubi Kayu terhadap ekosistem gambut
4. Bibit Jeruk Lemon
5. Bibit Sayuran
6. Dolomit Untuk meningkatkan pH tanah
7. Pupuk NPK Mutiara Pupuk Dasar yang digunakan untuk hara didalam
8. Pupuk Za tanah untuk tanaman
9. Pupuk Kandang
10. Tanah Aluvial Untuk menambah daya ikat akar tanaman supaya
tidak mudah rebah
11. Kayu Pagar Untuk menghambat hama yang masuk ke lahan
demplot
12. Paku Campuran Untuk membuat pagar
13. Pestisida Untuk pengendalian hama dan penyakit
B ALAT
1. Cangkul Untuk membalik dan mengemburkan tanah
2. Parang Untuk pembersihan lahan
3. Kereta Sorong Untuk mengankut bahan produksi dan hasil panen
4. Sekop Untuk pengolahan tanah
5. Palu Alat untuk membuat pagar
6. Garuk Untuk meratakan tanah
7. Gembor Untuk menyiram
8. Pompa Air Untuk menyediakan air dari kanal ke lahan
demplot
9 Sprayer Untuk penyemprotan
10. Gergaji kayu Untuk pembuatan pagar
11. Paranet Untuk melindungi bibit
12. Jaring waring Untuk pagar
13. Sepatu Untuk dipakai untuk keamanan kerja
14. Meteran Lahan Untuk pengukuran lahan dan bedengan
15. Terpal (6x8) Untuk alas penampungan air pada kolam
C. UPAH
1. Pembukaan/Pembersihan Lahan
3. Pengolahan Lahan Upah kerja tim pelaksana demplot
4. Penanaman
D. PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Tanaman 1 Pemeliaharaan tanaman disini lebih kepada

8
No Intem yang diperlukan Keterangan
2. Pemeliharaan Tanaman 2 pekerja yang bertindak dalam monitoring
tanaman.
3. Biaya ATK Untuk kelancaran proses administrasi

3.2. Rencana Anggaran Biaya


Tabel 3. Rincian biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan demplot 4 komoditi yang akan
dikembangkan.
HargaSatuan Jumlah
No Uraian Volume Satuan (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A BAHAN
1. Bibit Porang 1.000 Bibit 5.000 5.000.000
2. Bibit Nenas 2.100 Bibit 2.500 5.250.000
3. Bibit Ubi Kayu 3.100 Stek 500 1.550.000
4. Bibit Jeruk Lemon 256 Bibit 25.000 6.400.000
5. BibitSayuran 1 Paket 250.000 250.000
6. Dolomit 32 Sak 75.000 2.400.000
7. Pupuk NPK Mutiara 5 Sak 600.000 3.000.000
8. Pupuk Za 3 Sak 350.000 1.050.000
9. Pupuk Kandang 3 Truk 350.000 1.000.000
10. Tanah Aluvial 3 Truk 600.000 1.800.000
11. Kayu Pagar 135 Batang 16.000 2.160.000
12. Paku Campuran 1 Kotak 300.000 300.000
13. Pestisida 1 Paket 1.500.000 1.500.000
31.660.000
B ALAT
1. Cangkul 4 Buah 100.000 400.000
2. Parang 6 Buah 100.000 600.000
3. KeretaSorong 2 Buah 400.000 800.000
4. Sekop 4 Buah 50.000 200.000
5. Palu 2 Buah 55.000 110.000
6. Garuk 2 Buah 50.000 100.000
7. Gembor 6 Buah 60.000 360.000
8. Pompa Air 1 Buah 3.200.000 3.200.000
9 Sprayer 2 Buah 500.000 1.000.000
10. Gergaji kayu 2 Buah 75.000 150.000
11. Paranet 1 Gulung 1.600.000 1.600.000
12. Jaring waring 4 Gulung 400.000 1.600.000
13. Sepatu 12 Pasang 95.000 1.400.000
14. MeteranLahan 1 Buah 80.000 80.000
15. Terpal (6x8) 1 Lembar 300.000 300.000
11.900.000
C. UPAH

9
1. Pembukaan/ 30 OH 100.000 3.000.000
PembersihanLahan
3. Pengolahan Lahan 30 OH 100.000 3.000.000
4. Penanaman 20 OH 100.000 2.000.000
8.000.000
D. PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Tanaman 1 1 Paket 1.500.000 1.500.000
2. PemeliharaanTanaman 2 1 Paket 1.500.000 1.500.000
3. Biaya ATK 1 Paket 440.000 440.000
3.440.000
TOTAL 55.000.000

3.3. Rencana Rinci Kegiatan


Tahapan – tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam pembuatan demplot 4
komoditi yaitu:

3.3.1 Pertemuan awal dengan masyarakat


Pertemuan yang dilakukan oleh pihak Kementerian KLHK dalam hal ini berkerjasama
dengan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala memberikan informasi tentang maksud
dan tujuan dari kegiatan yaitu:
1. Untuk mensosialisasikan program kemandirian masyarakat untuk pemulihan ekosistem
gambut
2. Untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan pemulihan ekosistem
gambut
3. Untuk mengindentifikasi informasi terkait isu partisipasi, hambatan partisipasi dan
rekomendasi dari aparat Desa dan tokoh lainnya.
4. Menjelaskan rencana pembentukan TK-PPEG
5. Menjelaskan rencana kerja selama 3 bulan di Desa.

3.3.2 Pelatihan Fasilitator


Pelatihan fasilitator merupakan membina tenaga kerja lapangan yang terdiri dari 2
orang untuk setiap desa, dimana satu orang direkrut dari Akademisi yang berlatar belakang
pendidikan sesuai dengan program ini dan yang 1 lagi diambil dari pihak gampong.

3.3.3 Sosialisasi Program


Sosialisasi program kemandirian masayarakat dalam upaya pengendalian dan
pengelolaan untuk pemulihan ekosistem gambut. Kegiatan dilakukan oleh Fasilitator
gampong. Dalam hal ini, Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan dari program ini yaitu
melakukan pemulihan ekosistem gambut. Selain itu dibahas juga masalah program pemulihan
dengan pembuatan demplot untuk kegiatan budidaya tanaman dilahan gambut.

3.3.4 Pembentukan TK-PPEG


Pembentukan TK-PPEG yaitu untuk memudahkan kegiatan pengendalian dan
pengelolaan ekosistem gambut dilapangan.

3.3.5 Pemetaan Sosial dan Survey Lapangan


Pemetaan sosial dilakukan untuk mempelajari keadaan masyarakat menyangkut
kehidupan di lahan gambut, mempelajari akses keluarga miskin, kaya dan menengah terhadap

10
sarana tersebut, mengetahui dari keluarga kelas sosial apa (kaya, menengah, atau miskin)
anggota badan pengelola baik laki-laki maupun perenpuan yang bekerja dilahan gambut,
luasan lahan gambut, lokasi gambut, pemanfaatan lahan gambut, pemilik lahan gambut,
lokasi kebakaran, dan masalah lain disekitar lahan gambut. Kegiatan juga bertujuan untuk
mengetahui permasalahan tentang lahan gambut yang berada di setiap titik lokasi tujuan
program, sehingga diperoleh informasi tentang permasalahan lahan gambut dimasing-masing
desa yang kemudian dirumuskan dalam dokumen IMAS.

3.3.6 Perumusan Dokumen IMAS dan Pembahasan IMAS


Berdasarkan data dasar, pemasalahan yang dihadapi, potensi yang dimiliki, pilihan
opsi yang disepakati serta opsi pembiayaan, makan disusunlah Rencana Kerja Masyarakat
dengan tim TK PPEG serta menyepakati draft Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang
disusun lengkap dengan Detail Engineering Design (DED) lengkap dengan rencana anggaran
biayanya.

3.3.7 Penyelesaian Rencana Kerja Masyarakat (RKM)


Kegiatan ini dilakukan untuk finalisasi draft Rencana Kerja Masyarakat sesuai dengan
masukan yang diberikan masyarakat dalam rapat untuk diajukan kepada lembaga yang
berwenang. Dalam hal ini rencana kerja masyarakat yang diisulkan yaitu pembuatan demplot
yaitu Demplot budidaya tanaman porang, nanas, jeruk lemon dan ubi kayu. Berikut pada
point 3.3.8 dibahas tentang kegiatan demplot yang akan dilakukan.

3.3.8 Rencana Kegiatan Demplot


1. Kegiatan Demplot Budidaya Tanaman Porang
Tahapan kegiatan budidaya tanaman porang diuraikan sebagai berikut:
1) Pembersihan lahan
Tahapan pertama didalam budidaya tanaman porang secara intensif yaitu kegiatan
pembersihan lahan dari rumput-rumput yang tumbuh pada lahan. Tujuan dari kegiatan
pembersihan lahan yaitu membersihkan rumput rumput yang tumbuh dilahan sehingga
lahannya dapat ditanami bibit tanaman porang. Pembersihan lahan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu :

1. Pembersihan dengan manual.


Pembersihan dengan cara manual yaitu kegiatan membersihkan rumput-rumput
dengan memakai alat-alat dan tenaga seperti mencabuti rumput dengan tangan, memakai
sabit untuk membersihkan rumput, dan lain-lain. Proses pembersihan rumput dengan cara
manual harus dilakukan sampai akar-akar rumput mati atau tercabut. Setelah itu, rumput
dikumpulkan menjadi satu dan dikubur di dalam tanah agar rumput membusuk dan menjadi
pupuk untuk tanaman porang yang akan ditanam dilahan gambut.

2. Pembersihan dengan kimia atau Herbisida.


Pembersihan dengan kimia atau racun rumput yaitu kegiatan membersihkan rumput-
rumput yang ada dilahan dengan herbisida. Pembersihan dengan herbisida dilakukan dengan
cara rumput-rumput disemprot dengan bahan kimia yang bersifat sistemik agar rumput mati
sampai ke akar – akarnya sehingga tanah menjadi gembur. Jenis herbisida sistemik misalnya
herbisida Supremo , Ben UP, Round UP, dll. Setelah itu, rumput ditunggu sampai mengalami
kering dan mati. Rumput yang telah mati dan kering dikumpulkan menjadi satu dan dikubur
didalam tanah agar rumput membusuk serta menjadi tambahan pupuk tanaman porang yang
akan ditanam dilahan. Di dalam budidaya tanaman porang secara intensif sebaiknya kita

11
harus memilih obat yang mempunyai kandungan bahan kimia dengan kelebihan membashi
rumput sampai akarnya mati.

2) Penanaman
Tahap kedua adalah kegiatan penanaman bibit tanaman porang. Kegiatan penanaman
harus memperhatikan beberapa faktor secara bertahap. Faktor - faktor tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Waktu Penanaman
Bibit tanaman mempunyai waktu tanam berbeda antara satu dengan yang lain. Bibit
tanaman dari umbi dan bubil yang berukuran diameter 2,5 cm sebaiknya langsung ditanam
pada musim kemarau dan tidak perlu dipersemaikan terlebih dahulu. Disisi lain, biji, cabutan,
bubil berukuran kecil, stek daun dan stek umbi tidak dapat ditanam langsung ke lahan dan
memerlukan proses persemaian serta menunggu waktu yang sesuai untuk menanam bibit
tanaman tersebut ke lahan. Oleh karena itu, budidaya tanaman porang secara intensif harus
dilakukan dengan cara menanam bibit tanaman yang jenis, ukuran sama dan waktunya sesuai
dengan bibit tanaman.

b) Cara Penanaman
Cara penanaman umbi dilakukan dengan cara tunas pada umbi dibalik maupun tidak
dibalik dapat tumbuh tanaman porang. Menurut Suwarmoto (2005) mengatakan tunas umbi
dibalik dan tidak dibalik menghasilkan berat umbi yang sama pada tanaman ilesiles. Menurut
Suwarmoto (2005) cara penanaman biji, stek daun dan stek umbi harus disemaikan terlebih
dahulu agar terbentuk tanaman porang yang siap dipindahkan ke lahan. Tanaman porang dari
biji, stek daun dan stek umbi yang siap untuk ditanam ke lahan biasanya dinamakan dengan
cabutan tanaman porang. Cabutan tanaman porang dilakukan dengan cara penanaman
memasukkan akarnya secara utuh ke dalam lubang tanaman kemudian kita mentutup lubang
tersebut dengan tanah. Cabutan tanaman porang harus memperhatikan keutuhan akar dalam
memindahkan dan menanamanya ke lahan.

c) Lubang atau kedalaman tanah


Setelah kita mengetahui waktu penanaman dan cara penanaman yang sesuai dengan
bibit tanaman, kita membuat lubang atau kedalaman tanah untuk bibit tanaman ditanam.
Lubang atau kedalaman belum ditemukan berbagai sitasi atau referensi. Menurut informasi
hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang di Saradan, Madiun Jawa Timur pada
tanggal 29 Januari 2014, untuk mendapatkan lubang atau kedalaman tanah yang baik adalah
sesuai dengan ukuran bubil dan umbi yang digunakan untuk tanaman porang. Selain itu,
cabutan tanaman porang yang berasal dari biji, stek daun dan stek umbi ditanam pada lahan
dengan kedalaman tanah menutupi akarnya. Agar pembaca dapat memahami kegiatan
penanaman bahan tanaman dari umbi dan cabutan tanaman porang secara jelas

d) Jarak tanam
Jarak tanam merupakan tahap akhir di dalam kegiatan penanaman setelah waktu
tanam, lubang tanam dan cara penanaman terpenuhi. Jarak tanam yaitu jarak antara satu
lubang tanaman dengan lubang yang lain. Di dalam budidaya tanaman porang secara intensif
jarak tanam harus diatur agar kegiatan-kegiatan berjalan efektif dan efisien. Selanjutnya,
bubil menggunakan jarak tanam optimum 35-70 cm dan umbi menggunakan jarak tanam
optimum 35-90cm. Sedangkan biji, stek daun dan umbi belum ditemukan pustaka tentang
jarak tanam yang ideal dilapangan. Selain itu informasi hasil wawancara penulis dengan
petani tanaman porang di Saradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, untuk

12
bibit tanaman dari biji, stek daun dan stek umbi tidak digunakan dalam penanaman di lahan
dan cenderung dibuang karena waktu untuk tumbuh besar lebih lama dibandingkan bibit
tanaman porang dari bubil atau umbi. Oleh karena itu, dilapangan tidak ditemukan jarak
tanam ideal untuk biji, stek daun dan stek umbi. Dengan keadaan tanaman porang yang
menghasilkan katak atau bubil maka budidaya tanamanan porang secara intensif dapat
menggunakan jarak tanam awal dapat dirubah dan tidak dirubah.

3) Penyiangan
Tahap ketiga yaitu kegiatan penyiangan yang dilakukan setelah tanaman porang hidup
di lahan sampai tanaman porang siap panen. Rumput dapat menganggu pertumbuhan
tanaman porang sehingga umbi yang dihasilkan akan berkurang atau tidak akan
menghasilkan umbi. Selain itu, rumput-rumput selalu dapat tumbuh lagi setelah dilakukan
penyiangan serta rumput tumbuh pada dua masa silkus hidup dan masa dorman. Oleh karena
itu, kegiatan penyiangan selalu dilakukan secara rutin apabila rumput dapat tumbuh di sekitar
tanaman porang. Kegiatan penyiangan dapat digunakan cara seperti kegiatan pembersihan
lahan. Kegiatan penyiangan dengan cara manual dan kimia harus mematikan rumput sampai
akar kemudian rumput yang telah mati dan busuk diletakkan di pingir-pingir setiap tanaman
porang. Alasan peletakan rumput dipingir-pingir agar tanaman porang mendapatkan
tambahan pupuk dari rumput yang telah membusuk.

4). Pempupukan dan Penambahan Tanah Aluvial


Tahap keempat yaitu kegiatan pempupukan yang dilakukan pada saat tanaman porang
mengalami siklus vegetatif saja. Kegiatan pempupukan dilakukan sampai tanaman porang
siap panen. Menurut Suwarmoto (2004) mengatakan bahwa tanaman porang yang siap
dipanen harus mengalami tiga siklus vegetatif. Oleh karena itu, Budidaya tanaman porang
secara intensif menggunakan kegiatan pemupukan sebanyak tiga kali pada saat tanaman
porang mengalami siklus vegetatif. Kegiatan pempupukan harus dilakukan setelah kegiatan
penyiangan dengan manual atau kimia. Agar pupuk dapat digunakan oleh tanaman porang
secara keseluruhan dan tidak bersaing dengan rumput dalam mendapatkan pupuk untuk
pertumbuhannya. Kegiatan pempupukan penting karena pupuk mempunyai peranan penting
dalam meningkatakan hasil umbi. Selain itu, beberapa penelitian (Deptan, 1991; Sufiani,
1993; Kurniawan, 2012) untuk meningkatkan hasil umbi tanaman porang harus diperlukan
pupuk. Kegiatan pempupukan di dalam budidaya secara intensif harus memperhatikan dosis
atau ukuran pupuk yang diberikan ke tanaman porang. Dosis pupuk juga tergantung jenis
pupuk yang digunakan. Secara detail mengenai jenis pupuk yang sesuai dosisnya dapat
dipilih salah satu dan diuraikan sebagai berikut ;

1) Pupuk organik
Penelitian kurniawan (2012) menunjukkan bahwa pupuk dengan dosis 200 gram per
satuan luas 0,001 ha merupakan dosis yang efektif dan terbaik untuk meningkatkan bobot
umbi tanaman porang. Apabila kita mengunakan pupuk kandang harus mamakai dosis 200
gram atau dengan kata lain 2 ton per 1 ha.

2) Pupuk anorganik
Untuk menghasilkan tanaman porang dengan hasil umbi terbaik maka pupuk
anorganik yang digunakan yaitu NPK mutiara dan ZA.

3) Penambahan Tanah Aluvial


Perlakuan ini bertujuan untuk menambah daya ikat akar supaya naman tidak mudah
roboh.

13
5) Pendangiran
Kegiatan kelima adalah kegiatan pendangiran dengan cara membalikan dan
munumpukan tanah pada sekitar tanaman porang. Tujuan kegiatan pendangiran yaitu
mengemburkan tanah di sekitar tanaman dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah (aerase
tanah) dan memacu pertumbuhan tanaman porang. Apabila pertumbuhan tanaman porang
terpacu maka umbi yang dihasilkan akan lebih berat.
Kegiatan pendangiran dilakukan setelah kegiatan pempupukan dilakukan pada
tanaman porang. Proses kegiatan pendangiran yang dilakukan setelah kegiatan pempupukan
bertujuan pupuk yang disekitar tanaman porang dapat tertutup dengan tanah dari kegiatan
pendangiran. Pupuk yang tertutup dengan tanah mengakibatkan pupuk dapat terserap oleh
tanaman porang dan pupuk tidak tergerus hilang oleh angin atau ganguan yang lain. Kegiatan
pendangiran di dalam tanaman porang harus dilakukan dengan hati-hati agar akar-akar
tanaman porang tidak terganggu dan mati. akar-akar tanaman porang yang terganggu akan
menyebabkan kematian tanaman porang dan akhirnya umbi tidak dihasilkan. Misalnya, akar
tanaman terkena alat cangkul dalam pembalikan tanah dalam proses pendangiran maka akar
tersebut akan terganggu dan mati. Kegiatan pendangiran dilakukan pada tanaman porang
mengalami masa vegetatif. Hal tersebut menjadikan kegitan pendangiran dalam budidaya
tanaman porang dilakukan secara rutin selama tanaman porang mengalami masa pertama kali
vegetatif sampai siap panen.

6) Pemanenan
Kegiatan terakhir adalah kegiatan pemanenan dengan cara mengambil umbi yang
dihasilkan tanaman porang pada musim kemarau.

2. Kegiatan Demplot Budidaya Tanaman Nanas


Tahapan kegiatan budidaya tanaman Nanas dapat digolongkan menjadi 10 kelompok
tahapan kegiatan yaitu :
Tanaman nanas berasal dari negara Brasilia, tanaman ini memiliki beberapa ciri unik yaitu
daun panjang dan runcing serta buah bersisik, selain bentuk buah yang unik ternyata harga
jual nanas di Indonesia juga cukup tinggi oleh sebab itu banyak sekali petani yang ingin
memulai budidaya nanas namun takut mengalami kegagalan karena kurang pahamnya cara
menanam nanas yang benar.

1. Pemilihan Bibit Nanas Berkualitas Unggulan


Dalam budidaya nanas, proses pemilihan bibit merupakan faktor terpenting yang akan
menentukan hasil panen anda nantinya. Jika bibit yang anda gunakan memiliki kualitas
unggulan atau terbaik serta cara menanam nanas yang dilakukan sesuai dengan penjelasan
kami ini maka hasil yang diperoleh tidak akan mengecewakan, oleh karena pilihlah bibit yang
benar benar berkualitas unggulan dan terbaik.

Ciri ciri bibit nanas berkualitas nggulan yaitu daun tebal dan berisi, bebas dari serangan hama
dan penyakit, masa pertumbuhan seragam. Pada pemilihan bibit nanas anda bisa
menggunakan dua cara yaitu generatif dan vegetatif, dalam dua cara ini tentu terdapat salah
satu cara yang lebih efesien yaitu teknik vegetatif karena anda tidak memerlukan waktu lama
dalam proses budidaya dibandingkan dengan teknik generatif yang mengambil bibit langsung
ditunas nanas.

14
2. Pengolahan Lahan Tanam
Setelah bibit nanas siap, tahap selanjutnya dalam cara menanam nanas adalah
pengolahan lahan. Meskipun budidaya nanas dapat dilakukan dalam polybag ataupun pot,
namun disini kami akan menjelaskan cara pengolahan lahan tanam nanas menggunakan
bedengan atau lahan kosong disekitar area rumah anda. Sebelum memulai pengolahan lahan
pastikan lokasi yang anda pilih sudah memenuhi syarat tumbuh tanaman nanas diatas, agar
hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan.

Siapkan alat berupa cangkul dan sabit serta pupuk kandang kering. Lalu bersihkan lahan dari
rumput maupun tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan nanas. Setelah lahan sudah
bersihkan gembur tanah menggunakan cangkul dengan kedalam 30 cm, pada proses ini anda
bisa menambahkan pupuk kandang kering dengan perbandingan 3:1 agar kedua media tanam
tersebut tercampur rata. Langkah selanjutnya buatlah bedengan dengan lebar 80 sampai 120
cm dan ketinggian mencapai 40 cm. Namun untuk panjangnya bisa mengikuti kondisi lahan
anda atau berdasar jumlah tanaman nanas yang akan ditanam. Begitu bedengan siap, lakukan
pengecekan ph atau kadar keasaman tanah. Pastikan pH tanah mencapai 4,5 hingga 6,5
namun jika kadar keasaman tanah terlalu tinggi lakukan proses pengapuran terlebih dulu yang
bertujuan agar tanah menjadi stabil. Diamkan hingga satu minggu sampai bedengan benar-
benar siap ditanam.

3. Proses Penanaman Nanas


Pada langkah selanjutnya anda akan melakukan proses penanaman nanas, perlu
diingat penanaman nanas sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari
tanaman. Berikut cara menanam nanas yang baik dan benar, yaitu :Sebelum melakukan
penanaman nanas, buatlah lubang diarea bedengan dengan ukuran 30 X 30 X 30 cm serta
jarak antar tanaman mencapai 40 X 60 cm.Lalu buat juga drainase disekitar area bedengan
agar pengaliran air lancar dan bedengan tidak tergenang air saat masuk musim penghujan.
Tanam bibit nanas dengan kedalam mencapai 3 sampai 5 cm pada bagian pangkal. Setiap
lubang ditanam satu bibit nanas, tujuanya agar setiap tanaman mendapat asupan nutrisi dan
ruang pertumbuhan yang cukup. Setelah itu padatkan kembali tanah disekitar area penanaman
agar tanaman dapat tumbuh dengan kokoh. Langkah terakhir adalah penyiraman, lakukan
penyiraman begitu bibit nanas selesai ditanam agar kebutuhan akan air terpenuhi dan
penyerapan unsur hara dapat dilakukan dengan mudah.

4. Penyiraman
Pada umumnya tanaman nanas termaksud tumbuhan yang dapat bertahan dalam
kondisi yang panas maupun lokasi yang jarang mendapat asupan air. Namun jika anda
menginginkan hasil buah nanas yang berkualitas unggulan ada baiknya untuk melakukan
proses penyiraman agar penyerapan unsur hara dapat dilakukan secara maksimal. Lakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari tujuannya agar nanas lebih terangsang untuk berbuah,
penyiraman dilakukan seminggu sekali saja.

5. Penyulaman
Pada proses pemeliharaan tanaman nanas berikutnya adalah penyulaman, kegiatan
dilakukan untuk mengganti calon tanaman nanas yang mati namun hanya bisa dilakukan pada
bibit nanas berumur 1 minggu kebawah. Jika penyulaman dilakukan pada bibit nanas yang
berumur lebih dari seminggu akan beresiko mengalami pertumbuhan yang tidak seragam.

15
6. Penyiangan
Lahan tanaman nanas akan mudah terserang gulma atau tumbuh pengganggu lainnya,
sebab lahan akan menerima unsur hara yang tinggi sehingga merangsang gulma cepat
tumbuh. Oleh karena itu anda harus sering melakukan penyiangan agar lahan dan tanaman
nanas terhindari dari gulma seperti rumput.
7. Penggemburan
Proses pemeliharaan tanaman nanas yang satu ini cukup mudah, anda hanya perlu
melakukan pengemburan tanah disekitar area lahan atau bedengan lalu timbun disekitar
tanaman nanas agar tanaman lebih kokoh.

8. Pemupukan
Dalam proses pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tanaman nanas akan
unsur hara sehingga proses pertumbuhan dan pembuahan dapat dilakukan secara maksimal.
Pada proses pemupukan anda dapat melakukan 2 tahap yakni saat tanaman nanas berumur 2
sampai 3 bulan sejak awal penanam dan dilanjutkan pada tanaman yang berumur 3 sampai 4
bulan, lakukan pemupukan hingga tanaman nanas berbunga dan berbuah. Pupuk yang
digunakan yaitu mengandung nitrogen, kalium, fosfor serta unsur hara mikro.

9. Pengendalian Hama dan Penyakit


Pada kasus tanaman nanas diserang oleh hama dan penyakit dapat mengakibatkan
tumbuhan nanas megalami masalah pertumbuhan bahkan mati. Selain itu banyak sekali
petani pemula yang kurangnya pengetahuan mengenai pengendalian hama dan penyakit, oleh
karena itu mereka sering mengalami gagal panen. Pengendalian hama dilakukan dengan
penyemprotan agar hama dan penyakit dapat terkendali, penyemprotan bisa dilakukan dengan
menggunakan insektisida dan perendaman pangkal bibit menggunakan fungsida yang
bertujuan agar akar nanas tidak mudah busuk.

10. Proses Panen Nanas


Cara menanam nanas yang terakhir adalah panen, proses yang sangat ditunggu-tunggu
oleh petani Dalam proses panen bisa dilakukan dengan cara memotong tangkai buah
menggunakan pisau yang steril dan tajam, panen dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar
kualitas buah nanas terjaga atau tidak rusak. Panen dapat dilakukan sebanyak 3 periode yakni
25 % panen pertama, 50% panen kedua dan 25% panen ketiga.

3. Kegiatan Demplot Budidaya Tanaman Lemon


Tahapan kegiatan budidaya tanaman Jeruk Lemon yaitu :
1. Pengolahan tanah
Disiapkan lahan tanam, kemudian dicangkul dahulu tanahnya supaya gembur dan
ditambahkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Jika tanah keadaannya terlalu asam
ditambahkan dolomit pertanian. Kemudian dibuatlah lubang tanam sedalam 30 cm dan
pupuk NPK mutiara dengan dosis ajuran 250 kg/hektar. Dosis bisa disesuaikan dengan
kondisi lahan tanam, bila sudah cukup subur maka dosisnya dikurangi, dan jika telalu gersang
bisa ditambahkan.

2. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit bertujuan untuk memastikan kualitas dan kuantitas tanaman yang
akan ditanam memiliki sifat yang adaptif terhadap kondisi lingkungan lahan gambut dan
tahan terhadap kekeringan dan kemasaman tanah.

16
2. Penanaman
Penanam bibit dilakukan dengan jarak 3 x 3 m antar tanaman. Diusahakan agar sinar
matahari mengenai tanaman secara langsung tanpa ada halangan apapun. Disediakan lubang
yang mengelilingi tanaman sebagai tempat untuk pemupukan. Tanaman dilakukan
penyiraman air secara berkala setiap pagi dan sore hari selama 2 minggu berturut-turut.
Kemudian dijaga agar tanaman tidak mati, bila ada yang mati atau tidak tumbuh baik akan
diganti dengan yang baru.

3. Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan yaitu dilakukan pemupukan tanaman disebanyak 4 kali dalam
satu tahun dengan menggunakan pupuk NPK mutiara dan Penambahan pupuk ZA.
Dilakukan pemangkasan pada batang lemon agar pertunasan bisa terjadi dan tanaman bisa
cepat berbunga. Setiap ada tumbuhan liar atau gulma harus segera dibersihka agar nutrisi
terserap maksimal. Dijauhkan tanaman dari hama dan penyakit, jika tanaman terserang hama
dan penyakit maka digunakan pestisida dan obat sesuai dengan dosis dan anjuran yang
semestinya. Buah lemon sudah sangat dikenal sebagai buah yang memiliki banyak manfaat.
Selain berguna sebagai penyedap rasa makanan sebagai minuman seperti jenis tanaman
minuman, buah lemon juga baik untuk kesehatan dan membersihkan seiisi rumah. Karena
itulah, banyak orang yang membudidayakan pohon lemon karena buahnya telah menjadi
kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tanaman penghasil uang banyak. Sebelum mulai
menanam lemon, perlu diketahui jenis tanaman jeruk yang ada, yaitu jeruk manis dan asam.
Jeruk asam seperti lemon cenderung lebih mudah untuk dirawat daripada jeruk manis.
Setelah itu, untuk menanam lemon, digunakan pupuk yang baik sebagai pendukung
kesuburan tanaman.

4. Pemangkasan
Tidak semua ranting atau cabang yang tumbuh pada pohon lemon bisa menghasilkan
buah. Dalam pertumbuhannya, pohon lemon sering mengeluarkan cabang atau ranting air
yang justru menghabiskan energi tanaman. Ranting ini biasanya tumbuh di tengah-tengah
batang atau batang bawah. Ranting atau dahan ini sebaiknya dipangkas supaya tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman seperti cara merawat pohon durian yang sedang
berbunga. Selain mempertindah pohon, pemangkasan ini juga menghindari pembuangan
energi tanaman untuk pembuahan. Pemangkasan ini harus sering dilakukan dan jangan
menunggu terlalu lama sejak keluarnya ranting tersebut.

5. Pemanfaatan Pupuk
Pupuk yang dibutuhkan untuk membantu pembentukan bunga pada pohon lemon
adalah pupuk dengan kadar fosfor yang tinggi. Umumnya, pupuk fosfor terdapat pada pupuk
TSP atau pupuk majemuk NPK yang diberikan lewat akar dan dijaga jangan sampai tanaman
memiliki ciri-ciri kekurangan unsur hara NPK. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat
lubang melingkar disekitar pohon. Lalu dimasukan pupuk ke dalam lubang dan ditimbun
kembali. Kemudian tanah disiram agar pupuk larut dan meresap ke tanah. Selain itu, pupuk
juga bisa diberikan kepada daun. Pupuk daun yang digunakan berupa Gandasil B, Gandapan,
Foliar, Growmore, Hiponex, dan berbagai merek lainnya yang berkadar fosfor tinggi.
Pemberian pupuk dilakukan seminggu sekali. Penyemprotan dilakukan sampai tanaman
mengeluarkan bunga.

6. Melukai Batang Pohon

17
Melukai batang pohon sering dilakukan pada pohon manga yang tak kunjung berbuah
saat umurnya sudah melebihi 4 tahun. Cara ini akan diterapkan pada pohon lemon, tetapi
untuk melakukan teknik ini sebagai pilihan terakhir. Cara yang umum dilakukan untuk
melukai batang adalah dengan mengikat erat tanaman dengan kawat hingga kulit terluka dan
menembus batang kayu. Cara lainnya adalah dengan mengelupas kulit tanaman hingga
terlihat kambiumnya. Cara ini akan menyebabkan menghambatnya proses pengiriman
karbohidrat dari tanaman ke akar sehingga terjadi penimbunan karbohidrat pada batang,
ranting, dan daun. Penimbunan ini akan menyebabkan munculnya bunga dan buah. Tetapi
cara ini ada kekurangannya, yaitu adanya kemungkinan luka pada batang akan terinfeksi
penyakit seperti jamur, bakteri, dan virus CVPD.

4. Kegiatan Demplot Budidaya Tanaman Ubi Kayu


Tahapan kegiatan budidaya tanaman Ubi Kayu yaitu :
Tanaman Ubi Kayu (Manihot Esculenta Crantz) adalah salah satu tanaman yang
cukup mudah untuk dibudidayakan dan mempunyai banyak manfaat. Selain bagian umbi
batangnya, pada bagian daun juga dapat digunakan untuk dimakan sebagai lauk pauk. Selain
itu, banyak juga yang menggunakan tanaman ubi kayu ini sebagai bahan konsumsi pengganti
makanan pokok karena dilihat bahwa tanaman ubi kayu ini banyak mengandung karbohidrat.
Banyak mempergunaan ubi kayu sebagai bahan dasar olahan makanan seperti makanan tiwul,
getuk, bolu singkong, keripik singkong dan tape. Dalam bidang industri dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka. Walaupun ubi kayu termasuk salah satu
tanaman yang mudah di tanam, namun kita harus melakukan teknik yang benar dalam
budidaya agar mendapatkan hasil yang optimal. Karena begitu banyak bagian dari ubi kayu
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Inilah mengapa banyak yang tertarik dalam
membudidayakan ubi kayu serba guna tersebut.

1. Persiapan Lahan
Tujuan utama adalah memperbaiki struktur tanah dan mengurangi gulma. Pengolahan
tanah dilakukan pada saat musim kemarau, atau awal musim hujan saat kandungan air tanah
sekitar 75% dari kapasitas lapang. Persiapan lahan dilakukan dengan cara membalikkan tanah
kemudian dibuat bedengan dengan lembar 1 m X 25 m.

2. Bahan Tanam
Ubi kayu diperbanyak secara vegetatif dengan stek batang. Kualitas batang, panjang
dan diameter stek sangat menentukan daya tumbuh stek. Stek batang yang baik diperoleh dari
tanaman yang berumur 8–12 bulan, dari bagian pangkal hingga tengah batang. Ukuran
panjang stek 20–25 cm (10–12 mata tunas), dan diameter stek 2–3 cm. Stek dari batang
bagian pangkal dan tengah yang berumur 16–24 bulan kurang baik karena lambat bertunas.
Bahan tanam yang akan digunakan yaitu diperoleh dari petani di areal gambut yang sudah
terlihat berhasil dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan lahan
gambut.

3. Saat Tanam
Agar pertumbuhan ubi kayu bisa tumbuh subur dan maksimal, maka harus
menentukan lokasi dan iklim terlebih dahulu. Hal ini penting dalam menanam ubi kayu
adalah adanya iklim yang menunjang pertumbuhannya, dengan adanya intensitas curah hujan
yang baik. Umur 5–6 bulan adalah periode pertumbuhan cepat sehingga ketersediaan air
selama periode tersebut sangat menentukan pertumbuhan dan produktivitasnya. Oleh karena
itu, saat tanam perlu mempertimbangkan kecukupan air dalam periode pertumbuhan. Hasil

18
ubi kayu optimal bila curah hujan setidaknya 35 mm/10 hari dan terdistribusi rata selama
masa pertumbuhan tanaman. Kekurangan air menjelang akhir periode pertumbuhan sangat
menguntungkan karena terjadi proses akumulasi karbohidrat ke dalam umbi yang lebih baik,
sebaliknya bila air berlebih maka pertumbuhan vegetatif ubi kayu subur tetapi hasil umbi
berkurang.

3.3.9 Panen
Panen merupakan kegiatan yang dilakukan pada tanaman yang sudah masak secara
fisiologis dengan kriteria umur panen yang berbeda antara porang, nanas, jeruk lemon dan
nanas. Kondisi ini dapat disesuikan dengan komoditi yang di demplotkan.

3.3.10 Pasca Panen


Penanganan pasca panen dilakukan untuk menambah nilai ekonomi dari produk hasil
pertanian dengan berbagai inovasi yang telah ada seperti diolah menjadi tepung untuk umbi
porang, dibuat jus untuk buah jeruk lemon dan nanas dan dijadikan keriping singkong dari
ubi kayu dan berbagai olahan lainnya.

3.3.11 Monitoring
Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengecek dan melihat kendala/permasalahan
yang terdapat dilapangan dan dicarikan solusi penanganan.

3.3.12 Evaluasi
Kegiatan yang bertujuan untuk mengecek dan mengkaji ulang tentang proses yang
telah dilakuan apakah ada kekurangan atau tidaknya dari berbagai lini serta melaporkan
segala kendala dilapangan dan dicarikan solusinya untuk kedepannya.

3.4. Analisa Usaha


Adapun rincian biaya yang dibutuhkan untuk demplot, meliputi:
Tabel 4. Biaya sarana prasarana (input produksi)
HargaSatuan Jumlah
No Uraian Volume Satuan (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A BAHAN
1. Bibit Porang 1.000 Bibit 5.000 5.000.000
2. Bibit Nenas 2.100 Bibit 2.500 5.250.000
3. Bibit Ubi Kayu 3.100 Stek 500 1.550.000
4. Bibit Jeruk Lemon 256 Bibit 25.000 6.400.000
5. BibitSayuran 1 Paket 250.000 250.000
6. Dolomit 32 Sak 75.000 2.400.000
7. Pupuk NPK Mutiara 5 Sak 600.000 3.000.000
8. Pupuk Za 3 Sak 350.000 1.050.000
9. Pupuk Kandang 3 Truk 350.000 1.000.000
10. Tanah Aluvial 3 Truk 600.000 1.800.000
11. Kayu Pagar 135 Batang 16.000 2.160.000
12. Paku Campuran 1 Kotak 300.000 300.000
13. Pestisida 1 Paket 1.500.000 1.500.000
31.660.000

19
B ALAT
1. Cangkul 4 Buah 100.000 400.000
2. Parang 6 Buah 100.000 600.000
3. KeretaSorong 2 Buah 400.000 800.000
4. Sekop 4 Buah 50.000 200.000
5. Palu 2 Buah 55.000 110.000
6. Garuk 2 Buah 50.000 100.000
7. Gembor 6 Buah 60.000 360.000
8. Pompa Air 1 Buah 3.200.000 3.200.000
9 Sprayer 2 Buah 500.000 1.000.000
10. Gergaji kayu 2 Buah 75.000 150.000
11. Paranet 1 Gulung 1.600.000 1.600.000
12. Jaring waring 4 Gulung 400.000 1.600.000
13. Sepatu 12 Pasang 95.000 1.400.000
14. MeteranLahan 1 Buah 80.000 80.000
15. Terpal (6x8) 1 Lembar 300.000 300.000
11.900.000

3.4.2 Biaya produksi


Tabel 5. Biaya produksi
Volu Harga Satuan Jumlah
No Uraian Satuan (Rp) (Rp)
me
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A BAHAN
1. Bibit Porang 1.000 Bibit 5.000 5.000.000
2. Bibit Nenas 2.100 Bibit 2.500 5.250.000
3. Bibit Ubi Kayu 3.100 Stek 500 1.550.000
4. Bibit Jeruk Lemon 256 Bibit 25.000 6.400.000
5. Bibit Sayuran 1 Paket 250.000 250.000
6. Dolomit 32 Sak 75.000 2.400.000
7. Pupuk NPK Mutiara 5 Sak 600.000 3.000.000
8. Pupuk Za 3 Sak 350.000 1.050.000
9. Pupuk Kandang 3 Truk 350.000 1.000.000
10. Tanah Aluvial 3 Truk 600.000 1.800.000
11. Kayu Pagar 135 Batang 16.000 2.160.000
12. Paku Campuran 1 Kotak 300.000 300.000
13. Pestisida 1 Paket 1.500.000 1.500.000
1. Pembukaan/Pembersihan 30 OH 100.000 3.000.000
Lahan
3. Pengolahan Lahan 30 OH 100.000 3.000.000
4. Penanaman 20 OH 100.000 2.000.000
1. Pemeliharaan Tanaman 1 1 Paket 1.500.000 1.500.000
2. Pemeliharaan Tanaman 2 1 Paket 1.500.000 1.500.000
Total Biaya Produksi 42.660.000

20
3.4.3 Hitung R/C rasio (perbandingan pendapatan terhadap biaya produksi)
3.4.3 Analisis Produksi 4 Komoditi Demplot
3.4.3.1 Budidaya Tanaman Porang
Untuk penanaman 1.000 bibit maka total biaya produksi yaitu 12.575.000. Prediksi
Hasil untuk 1 ha porang diperkirakan mencapai 40 ton/ha. Namun untuk demplot budidaya
porang dengan target luas lahan yaitu 2500 m atau ¼ ha diperkirakan potensi hasil yaitu 10
ton. Untuk harga porang sekarang 1 kg yaitu 10.000/kg. Maka: Untuk Luasan lahan 2500 m
diperoleh hasil 10 ton umbi basah. Dengan hasil 10 ton umbi basah dengan harga 10.000
rupiah maka diprediksi pendapatan yaitu 100.000.000 juta rupiah.

3.4.3.2 Budidaya Tanaman Nanas


Untuk penanaman 2.100 bibit nanas maka total biaya produksi yaitu 12.825.000.
Prediksi Hasil untuk 1 ha nanas diperkirakan mencapai 20 ton/ha. Namun untuk demplot
budidaya nanas dengan target luas lahan yaitu 2500 m atau ¼ ha diperkirakan potensi hasil
yaitu 5 ton. Untuk harga nanas sekarang rata-rata 1 kg yaitu 5.000/kg. Maka: Untuk Luasan
lahan 2500 m diperoleh hasil 5 ton buah nanas segar. Dengan hasil 5 ton nanas segar dengan
harga 5.000 rupiah maka diprediksi pendapatan yaitu 25.000.000 juta rupiah.

3.4.3.2 Budidaya Jeruk Lemon


Untuk penanaman 256 batang bibit jeruk lemon maka diperkirakan total biaya
produksi yaitu 13.975.000. Prediksi Hasil untuk 1 per panen jeruk lemon diperkirakan
mencapai 6 ton/panen. Namun untuk demplot budidaya jeruk lemon dengan target luas lahan
yaitu 2500 m atau ¼ ha diperkirakan potensi hasil yaitu 6 ton/panen. Untuk harga jeruk
lemon sekarang rata-rata 1 kg yaitu 20.000/kg. Maka: Untuk Luasan lahan 2500 m diperoleh
hasil 6 ton jeruk lemon segar. Dengan hasil 6 ton jeruk lemon dengan harga 20.000 rupiah/kg
maka diprediksi pendapatan yaitu 120.000.000 juta rupiah.

3.4.3.3 Budidaya Ubi Kayu


Untuk penanaman 3.100 batang ubi kayu maka diperkirakan total biaya produksi
yaitu 9.125.000. Prediksi Hasil untuk 1 per panen ubi kayu diperkirakan mencapai 18 ton/ha.
Namun untuk demplot budidaya ubi kayu dengan target luas lahan yaitu 2500 m atau ¼ ha
diperkirakan potensi hasil yaitu 4.5 ton. Untuk harga ubi kayu sekarang rata-rata 1 kg yaitu
13.000/kg. Maka: Untuk Luasan lahan 2500 m diperoleh hasil 4.5 ton ubi kayu. Dengan hasil

21
4.5 ton ubi kayu dengan harga 13.000 rupiah/kg maka diprediksi pendapatan yaitu
58.500.000 juta rupiah.

Total Pendapatan = Porang + Nanas + Ubi kayu + Jeruk Lemon


= 100.000.000 + 25.000.000 + 58.500.000 + 120.000.000
= 303.500.000

Analisis R/C = Total pendapatan - Total biaya produksi


= 303.500.000 : 42.660.000
= 7,11

3.5. Organisasi Pelaksana Program

STRUKTUR ORGANISASI TK – PPEG MAKMUE BEUSARE GAMPONG PADANG


PANYANG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

TK-PPEG
MAKMUE BEUSARE

Ketua
Ujang Saripudin

Sekretaris Bendara
Ikbal Maulana Ikbal Septiansyah

ANGGOTA:
1. Abdul Rani
2. Fadil
3. Ridwan
4. Wandi
5. Nazar
6. Fahrul Razi22
7. Jamal
1. Tugas Personalia Tim Pelaksana ( Ketua, Anggota, Pembimbing)

Ketua:
 Memimpin Usaha
 Melakukan monitoring/control terhadap perkembangan usaha
 Menyusun anggaran tenaga kerja yang diperlukan
 Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja
 Mengarahkan anggota

Bendahara:
 Mencatat Segala Transaksi
 Menyusun anggaran dan belanja usaha
 Menyusun laporan keuangan

Anggota
 Melakukan monitoring lapangan
 Pemasaran

23
BAB IV PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN

4.1. Strategi Pemanfaatan


Strategi pemanfaatan hasil tanaman demplot kelompok TK-PPEG MAKMUE
BEUSARE yaitu (3D= Dipasarkan, Disosialisasikan dan Diolah):
1. Dipasarkan
Sebagian hasil tanaman demplot dijual untuk mendapatkan kembali modal dari kegiatan
demplot.
2. Didisosialisasikan kemasyarakat
Hasil yang telah didapatkan disosialisasikan kemasyarakat bahwa komoditi yang
dibudidayakan dalam demplot ini bisa dikembangkan secara luas di areal lahan gambut.
3. Diolah
Sebagian hasil dari 4 tanaman demplot di olah menjadi produk makanan seperti Keripik,
tepung dan makanan dan minuman.

4.2. Strategi Pemeliharaan dan Keberlanjutan


4.2.1 Strategi Pemeliharan
Strategi dalam pemeliharan tanaman demplot dimulai dari identifikasi permasalahan
lahan, Pemberian input yang sesuai dengan permasalahan, pengendalian hama dengan
pembuatan pagar keliling, Monitoring secara berkala untuk mengetahui kondisi tanaman, dan
manajemen air yang dilakukan secara optimal.
4.2.2 Keberlanjutan
Keberlanjutan kegiatan ini dilakukan dengan mengoptimalkan demplot ini secara
maksimal sehingga mendapat hasil produksi yang tinggi sehingga modal dapat balik dan bisa
dikembangkan lagi untuk tahap selanjutnya.

4.3. StrategiPemasaran
Manajemen pemasaran, kami memiliki strategi untuk menjangkau konsumen dengan
cara mempromosikan lewat media sosial, mulut ke mulut, stiker, poster, brosur dan kartu
nama serta bekerjasama dengan industri rumahan.
Tahap kegiatan promosi meliputi :
1. Tim pelaksana menyebarkan informasi secara langsung ke pasar untuk
meperkenalkan produk kami dan memberikan kejelasan dan meyakinkan
masyarakat bahwa produk kami lebih berkualitas dan juga memberikan selembar
brosur agar konsumen tertarik dengan produk kami.
2. Membuat spanduk ditempat yang kami anggap strategis.
3. Promosi dilakukan melalui jejaring sosial dan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Agrofarm.co.id. 2019. Prospek Budidaya Jeruk Lemon Cukup


Cerah.https://www.agrofarm.co.id/2019/07/1598. {Di akses tanggal 3 Agustus 2021.}

BPS. 2019. Statistik Tanaman Buah-buahan dan Sayuran Tahunan. Badan Pusat
Statistik.Jakarta.

Dariah, Ai, Jubaedah, Wahyunto, Pitono J. 2013. Pengaruh Tinggi Muka Air Saluran
Drainase, Pupuk dan Amelioran Terhadap Emisi CO2 Pada Perkebunan Kelapa Sawit
DiLahan Gambut. Jurnal Littri. 19 (2): 66–71.

Dikutip Liputan6. com (2021). Jadi Incaran Pasar Global, Intip Potensi Ekspor Tanaman
Porang. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4561376/jadi-incaran-pasar-global-intip-
potensi-ekspor-tanaman-porang.

Erna W, Mukhtar. 2000. Konstruksi Kearah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta: Avyrouz.

INCAS, 2021. Luas lahan Gambut Provinsi Aceh . http://incas.menlhk.go.id/id/data/aceh/

Indonesiana.id (2019),Indonesiana.id (2019), Melirik Potensi Buah Nanas.


https://www.indonesiana.id/read/133455/melirik-potensi-buah-nanas .

Islami, T. (2015). Ubi Kayu. Bandung. Graha Ilmu. Kartasasmita, G. (2005). Pengembangan
Ketahanan Pangan Berbasis Kearifan. Lokal. Bandung.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2019). Luas Lahan Gambut Desa
Potensi Kemandirian Aceh. Satuan Kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan. Jakarta.Biodiversitas Volume 6, Nomor 3, Halaman: 185-
190.

Media Indonesia (2020). Kementan Dukung Peluang Usaha Komoditas Ubi Kayu Terbuka
Lebar. Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/296260/kementan-dukung-
peluang-usaha-komoditas-ubi-kayu-terbuka-lebar.

Nawawi H. 1991. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.

Perhutani, 2007. Studi Tapak pada Pengelolaan Tanaman Porang. Laporan Penelitian. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani.

Prado RM, Natale W, Rozane DE. 2007. Soil-Liming Effects on the Development and
Nutritional Status of the Carambola Tree and Its Fruit-Yielding Capacity.
Communications in Soil Science and Plant Analysis. 38 (3–4): 493–511.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-19.


Bandung: Alfabeta.

25
Sumarwoto. 2005. Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume); Deskripsi dan Sifat-sifat
Lainnya .Jurnal Biodiversitas .Volume 6, Nomor 3. -Juli 2005: Hal: 185-190.

Wahyunto dan Subiksa, I. G. M. 2011. Genesis Lahan Gambut Indonesia . Balai Penelitian
Tanah. Bogor. 3-14 hal.

Zuraida, 2012. Usahatani Jeruk Mendukung Pendapatan Petani Pada Lahan Pasang Surut Di
Kalimatan Selatan. (Kasus Di Desa Barambai Muara Kec Marabahan Kab Barito
Kuala). SEPA : Vol. 9 No.1 September 2012 : 19 – 24.

26
Lampiran 1. Rencana Anggaran Biaya
HargaSatuan Jumlah
No Uraian Volume Satuan (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A BAHAN
1. Bibit Porang 1.000 Bibit 5.000 5.000.000
2. Bibit Nenas 2.100 Bibit 2.500 5.250.000
3. Bibit Ubi Kayu 3.100 Stek 500 1.550.000
4. Bibit Jeruk Lemon 256 Bibit 25.000 6.400.000
5. BibitSayuran 1 Paket 250.000 250.000
6. Dolomit 32 Sak 75.000 2.400.000
7. Pupuk NPK Mutiara 5 Sak 600.000 3.000.000
8. Pupuk Za 3 Sak 350.000 1.050.000
9. Pupuk Kandang 3 Truk 350.000 1.000.000
10. Tanah Aluvial 3 Truk 600.000 1.800.000
11. Kayu Pagar 135 Batang 16.000 2.160.000
12. Paku Campuran 1 Kotak 300.000 300.000
13. Pestisida 1 Paket 1.500.000 1.500.000
31.660.000
B ALAT
1. Cangkul 4 Buah 100.000 400.000
2. Parang 6 Buah 100.000 600.000
3. KeretaSorong 2 Buah 400.000 800.000
4. Sekop 4 Buah 50.000 200.000
5. Palu 2 Buah 55.000 110.000
6. Garuk 2 Buah 50.000 100.000
7. Gembor 6 Buah 60.000 360.000
8. Pompa Air 1 Buah 3.200.000 3.200.000
9 Sprayer 2 Buah 500.000 1.000.000
10. Gergaji kayu 2 Buah 75.000 150.000
11. Paranet 1 Gulung 1.600.000 1.600.000
12. Jaring waring 4 Gulung 400.000 1.600.000
13. Sepatu 12 Pasang 95.000 1.400.000
14. MeteranLahan 1 Buah 80.000 80.000
15. Terpal (6x8) 1 Lembar 300.000 300.000
11.900.000
C. UPAH
1. Pembukaan/PembersihanLahan 30 OH 100.000 3.000.000
3. Pengolahan Lahan 30 OH 100.000 3.000.000
4. Penanaman 20 OH 100.000 2.000.000
8.000.000
D. PEMELIHARAAN
1. Pemeliharaan Tanaman 1 1 Paket 1.500.000 1.500.000
2. PemeliharaanTanaman 2 1 Paket 1.500.000 1.500.000
3. Biaya ATK 1 Paket 440.000 440.000
3.440.000
TOTAL 55.000.000

27
Lampiran 2. Tahapan Kegiatan Pembuatan Demplot
Juni Juli Agustus
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pertemuan awal dengan
masyarakat
2. Pelatihan fasilitator
3. Sosialisasi Program
4. Pembentukan TK-PPEG
5. Pemetaan Sosial dan
Survey Lapangan
6. Perumusan Dokumen
IMAS dan Pembahasan
IMAS
7. Penyelesaian Rencana
Kerja Masyarakat (RKM)
8. Rencana Kegiatan
Demplot
9. Panen
10. Pasca Pasca
11. Monitoring
12. Evaluasi

28

Anda mungkin juga menyukai